• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode Rasio Keuangan Pada Perusahaan Semen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik (Per

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Metode Rasio Keuangan Pada Perusahaan Semen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik (Per"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN

METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus

Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di BEI)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Dan Bisnis Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

GURUH HARYO WICAKSONO

B 100 050 052

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ABSTRAKSI

Dalam menjalankan usahanya PT Semen Gresik (Persero) Tbk tidak lepas dari masalah keuangan, karena berhasil tidaknya perusahaan tergantung pada kondisi keuangan perusahaan yang disusun dalam laporan keuangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan PT Semen Gresik (Persero) Tbk yang meliputi kondisi umum kinerja keuangan perusahaan, rasio keuangan berguna untuk mengevaluasi posisi dan operasi keuangan perusahaan dan dilakukan perbandingan laporan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya kemudian dibandingkan dengan rasio rata-rata industri dari perusahaan sejenis yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis perbandingan antara rasio perusahaan dengan rasio keuangan rata-rata industri. Rata-rata industri diperoleh dari perhitungan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan sejenis yaitu PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk dan PT. Holcim Indonesia. Dengan metode tersebut dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan berada di atas atau di bawah rata-rata industri.

Dari hasil analisis data yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dibandingkan dengan rata-rata industri ditinjau dari rasio keuangan yaitu dari rasio likuiditas keseluruhan kinerja keuangan tahun 2007-2009 dikatakan baik ditinjau dari rasio likuiditasnya karena kemampuan kewajiban jangka pendek perusahaan telah terpenuhi. Dari rasio aktivitas selama tiga tahun rasio perusahaan selalu berada di atas rasio industri berarti kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sumberdananya sudah optimal. Ditinjau dari solvabilitas berada di bawah rata-rata industri sehingga kinerja keuangan perusahaan sudah baik, dikarenakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek lebih optimal. Ditinjau dari rasio profitabilitas perusahaan telah mempergunakan aset, penjualan dan modalnya berkaitan dengan laba yang diperoleh perusahaan dengan efisien.

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan dunia usaha di era globalisasi ini membuat persaingan antar

perusahaan pun semakin meningkat. Seperti Indonesia sebagai Negara berkembang,

kebutuhan semen sangat vital terhadap pertumbuhan ekonomi, bahkan pertumbuhan

kebutuhan semen secara rata-rata, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan Produk

Domestik Bruto (PDB). Dalam hal ini persaingan antara produsen semen di Indonesia

pun semakin meningkat setelah didera krisis selama beberapa tahun lalu, terutama

perusahaan-perusahaan semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Salah satu

perusahaan semen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah PT Semen Gresik

(Persero) Tbk merupakan salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang

memproduksi berbagai jenis semen bermutu, termasuk produk semen khusus.

Dalam menjalankan usahanya PT. Semen Gresik (Persero) Tbk tidak lepas dari

masalah keuangan, karena berhasil tidaknya perusahaan tergantung pada kondisi

keuangan perusahaan yang disusun dalam laporan keuangan. Kondisi keuangan

perusahaan disajikan dalam bentuk laporan keuangan.

Laporan keuangan berisi informasi penting untuk masyarakat, pemerintah,

pemasok dan kreditur, pemegang saham, manajemen perusahaan. Analisis dari laporan

keuangan bersifat relatif karena didasarkan pengetahuan dan menggunakan rasio.

Laporan finansial memberikan ihktisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan,

di mana neraca mencerminkan nilai aktiva, utang, dan modal sendiri pada saat tertentu,

dan laporan laba rugi mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode

(5)

B. TUJUAN PENELITIAN

Untuk menganalisis kinerja keuangan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, maka

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui kinerja keuangan

PT. Semen Gresik (Persero) Tbk ditinjau dari rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas,

dan profitabilitas sudah baik apabila dibandingkan dengan rasio rata-rata industri

sejenis tahun 2007-2009.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses

akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas

tersebut (Ridwan dan Inge, 2003).

Dalam Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia bahwa laporan keuangan adalah neraca

dan perhitungan laba rugi serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam

lampiran-lampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana. Pada

umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan

perubahan modal, di mana neraca menunjukkan jumlah aktiva, hutang, dan modal dari

suatu perusahaan pada tanggal tertentu, laporan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil

yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya selama periode tertentu, dan laporan

perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan yang menyebabkan

(6)

B. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

dalam pengambilan keputusan ekonomi.

C. Manfaat Laporan Keuangan

Laporan keuangan bagi perusahaan pada mulanya hanyalah sebagai alat penguji

dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya

sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menuntukan atau

memulai posisi finansial perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisis tersebut

pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan.

Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan

masyarakat, karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para pemakainya

dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Dengan membaca laporan

keuangan dengan tepat, seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut

lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan dapat menghasilkan keuntungan

baginya.

Para pemakai laporan keuangan beserta kegunaannya dapat dilihat dari penjelasan

berikut (Harahap, 2006):

1. Pemegang Saham

2. Investor

3. Analisis Pasar Modal

(7)

5. Karyawan dan Serikat Pekerja

6. Instansi Pajak

7. Pemberi Dana

8. Supplier

9. Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi

10. Lembaga Konsumen

11. Lembaga Swadaya Masyarakat

12. Peneliti atau Akademisi

D. Bentuk-bentuk Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu

perusahaan pada saat tertentu, dalam perusahaan biasanya terdapat laporan neraca,

laporan laba rugi.

Bagian-bagian laporan keuangan adalah:

1. Neraca (Balance Sheets)

Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal

dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Menurut Hanafi (2004) Neraca

dibagi ke dalam dua bagian: sisi kiri yang menyajikan asset yang dimiliki oleh

perusahaan, dan sisi kanan yang menyajikan sumber dana yang dipakai untuk

memperoleh asset tersebut.

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi adalah laporan mengenai penghasilan, biaya laba atau rugi

(8)

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Pemikiran

Rasio-rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas yang mencakup kemampuan

likuiditas jangka perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap

utang lancarnya. Rasio aktivitas artinya mengukur keefektifan perusahaan dalam

penggunaan sumber-sumber dananya. Rasio solvabilitas artinya mengukur

kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio rentabilitas

yaitu ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat

penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Setelah diketahui hasil dari perhitungan

rasio-rasio keuangan tersebut kemudian dilakukan perbandingan antara rasio

perusahaan dengan rasio industri. Dari perhitungan dan perbandingan tersebut rasio

perusahaan berada pada posisi di atas atau di bawah rata-rata industri sehingga dapat

diketahui baik atau tidak baiknya kinerja keuangan pada PT. Semen Gresik (Persero)

Tbk.

B. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data ICMD

(Indonesian Capital Market Directory) tahun 2010. Data yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah PT. Semen Gresik (Persero) yang termasuk perusahaan semen

dan perusahaan-perusahaan semen yang sejenis yang terdaftar di BEI (Bursa Efek

Indonesia) data tesebut berupa laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) tahun

(9)

Nama-nama perusahaan semen sejenis yang terdaftar di BEI antara lain:

1.PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk

2.PT. Holcim Indonesia Tbk

C. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis perbandingan antara rasio

perusahaan dengan rasio keuangan rata-rata industri. Rata-rata industri diperoleh dari

perhitungan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan sejenis yaitu PT. Indocement

Tunggal Prakasa Tbk dan PT. Holcim Indonesia Tbk.

Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka perusahaan dengan

melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya. Utang dalam hal

ini merupakan kewajiban perusahaan.

Lancar Hutang

Lancar Aktiva

Ratio Current

(Hanafi,2004)

2. Rasio Aktifitas

Rasio ini melihat seberapa besar efisiensi penggunaan aset oleh perusahaan.

Rasio ini melihat seberapa besar dana tertanam pada aset tertentu cukup besar,

sementara dana tersebut mestinya bisa dipakai untuk investasi pada aset lain yang

(10)

a.

Analisis Solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik

kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

a.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan

(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.

(11)

c.

Sendiri Modal

Bersih Laba

Equity on

Return

(Hanafi, 2004)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Perhitungan Rasio Keuangan Rata-rata Industri Tahun 2007-2009

Rata-rata industri yaitu gabungan dari beberapa perusahaan dalam bidang yang

sama. Cara menghitung rata-rata industri adalah menjumlahkan tiap-tiap rasio

keuangan masing-masing perusahaan semen (PT Semen Gresik, PT. Indocement

Tunggal Prakasa, PT. Holcim Indonesia) kemudian dibagi tiga. Adapun

perhitungan rata-rata industri sebagai berikut:

3

) PT.Holcim Indocement

PT. Gresik Semen

(PT. Keuangan

Rasio  

Dari perhitungan rata-rata industri tahun 2007-2009 lebih ringkasnya dibuat dalam

(12)

2. Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan

Adapun perhitungan rasio keuangan perusahaan sebagai berikut:

a. Rasio Likuiditas

Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan Current Ratio (CR)

perusahaan dengan rata-rata industri tahun 2007 CR sebesar 1,60 kali yang

berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar dalam perusahaan dijamin dengan 1,60

kali aktiva lancar. Bila dibandingkan rata-rata industri sebesar 1,93 kali posisi

CR perusahaan berada di bawah rata-rata industri. Pada tahun 2008 CR

perusahaan mengalami kenaikan menjadi 1,73 kali apabila dibandingkan

dengan rata-rata industri sebesar 1,98 kali dapat dikatakan bahwa CR masih

berada di bawah rata-rata industri. Tahun 2009 CR perusahaan naik menjadi

2,84 kali apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 2,07 kali dapat

(13)

kenaikan kinerja keuangan dinyatakan baik karena kemampuan perusahaan

memenuhi hutang lancarnya dibanding rata-rata industri sudah likuid.

b. Rasio Aktifitas

1. Inventory Turnover (IT) atau Perputaran Persediaan

Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan Inventory Turnover (IT)

perusahaan dengan rata-rata industri tahun 2007 IT perusahaan sebesar 4,29

kali bila dibandingkan rata-rata industri sebesar 5,39 kali bahwa

perusahaan berada di bawah rata-rata industri. Pada tahun 2008 IT

perusahaan turun menjadi 4,46 kali apabila dibandingkan dengan rata-rata

industri sebesar 4,79 kali dapat dikatakan bahwa IT berada di bawah

rata-rata industri. Tahun 2009 IT perusahaan mengalami peningkatan menjadi

5,26 kali bila dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 5,72 kali dapat

dikatakan IT di bawah rata-rata industri.

2. Total Assets Turnover (TAT) atau Perputaran Total Aktiva

Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan Tatal Assets Turnover

(TAT) perusahaan dengan rata-rata industri. Pada tahun 2007 TAT

perusahaan sebesar 0,91 kali bila dibandingkan rata-rata industri sebesar

0,56 kali bahwa perusahaan berada di atas rata-rata industri. Pada tahun

2008 TAT perusahaan meningkat menjadi 1,03 kali apabila dibandingkan

dengan rata-rata industri sebesar 0,66 kali dapat dikatakan bahwa TAT

berada di atas rata-rata industri. Tahun 2009 TAT perusahaan mengalami

peningkatan menjadi 1,16 kali bila dibandingkan dengan rata-rata industri

(14)

c. Rasio Solvabilitas

1. Debt Ratio(DR) atau Rasio Hutang

Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan Debt Ratio (DR)

perusahaan dengan rata-rata industri tahun 2007 DR sebesar 0,44 kali bila

dibandingkan rata-rata industri sebesar 0,56 kali bahwa perusahaan berada

di bawah rata-rata industri. Pada tahun 2008 DR perusahaan turun menjadi

0,38 kali apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 0,53 kali

dapat dikatakan bahwa DR berada di bawah rata-rata industri. Pada tahun

2009 DR perusahaan mengalami penurunan menjadi 0,26 kali apabila

dibandingkan dengan rasio industri sebesar 0,44 kali artinya DR

perusahaan berada di bawah rata-rata industri.

2. Debt to Equity Ratio(DER) atau Rasio Hutang terhadap Ekuitas

Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan Debt to Equity Ratio

(DER) perusahaan dengan rata-rata industri. Tahun 2007 DER sebesar 0,81

kali bila dibandingkan rata-rata industri sebesar 1,47 kali bahwa

perusahaan berada di bawah rata-rata industri. Pada tahun 2008 DER

perusahaan turun menjadi 0,62 kali apabila dibandingkan dengan rata-rata

industri sebesar 1,49 kali dapat dikatakan bahwa DER berada di bawah

rata-rata industri. Tahun 2009 DER perusahaan mengalami penurunan

menjadi 0,35 kali apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar

(15)

d. Rasio Profitabilitas

1. Gross Profit Margin (GPM) atau Marjin Laba Kotor

Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan Gross Profit Margin

(GPM) perusahaan dengan rata-rata industri. Untuk tahun 2007 GPM

perusahaan sebesar 0,34 kali bila dibandingkan rata-rata industri sebesar

0,25 kali bahwa perusahaan berada di atas rata-rata industri. Pada tahun

2008 GPM perusahaan naik menjadi 0,38 kali apabila dibandingkan dengan

rata-rata industri sebesar 0,33 kali dapat dikatakan bahwa GPM berada di

atas rata-rata industri. Tahun 2009 GPM perusahaan tetap sebesar 0,38 kali

apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 0,31 kali dapat

dikatakan GPM di atas rata-rata industri.

2. Return on Investment (ROI)

Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan Return on Investment

(ROI) perusahaan dengan rata-rata industri tahun 2007 ROI perusahaan

sebesar 7,63% bila dibandingkan rata-rata industri sebesar 0,58% bahwa

perusahaan berada di atas rata-rata industri. Pada tahun 2008 ROI

perusahaan mengalami kenaikan 13,73% apabila dibandingkan dengan

rata-rata industri sebesar 5,39% dapat dikatakan bahwa ROI berada di atas

rata-rata industri. Tahun 2009 ROI perusahaan mengalami kenaikan

menjadi 17,28% apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar

8,65% dapat dikatakan ROI di atas rata-rata industri.

3. Return on Equity (ROE)

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perbandingan Return on Equity

(16)

sebesar 13,97% bila dibandingkan rata-rata industri sebesar (2,77%) bahwa

perusahaan berada di atas rata-rata industri. Pada tahun 2008 ROE

perusahaan naik menjadi 22,43% apabila dibandingkan dengan rata-rata

industri sebesar 5,81% dapat dikatakan bahwa ROE berada di atas rata-rata

industri. Tahun 2009 ROE perusahaan naik menjadi 23,56% apabila

dibandingkan dengan rata-rata industri sebesar 13,93% dapat dikatakan

ROE di atas rata-rata industri.

KESIMPULAN

1. Rasio Likuiditas

Kinerja keuangan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk tahun 2007 dan 2008

dilihat dari rasio likuiditas dengan menggunakan Current Ratio ternyata

hasilnya di bawah dari rata-rata industri. Untuk tahun 2009 Current Ratio

perusahaan lebih baik dibandingkan rata-rata industri. Secara keseluruhan

kinerja keuangan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk tahun 2007-2009 dikatakan

baik ditinjau dari rasio likuiditasnya karena kemampuan kewajiban jangka

pendek perusahaan telah terpenuhi.

2. Rasio Aktifitas

Untuk tahun 2007 Inventory Turnover perusahaan berada di bawah

rata-rata industri. Tahun 2008 Inventory Turnover perusahaan berada di bawah

rata-rata industri. Untuk tahun 2009 Inventory Turnover mengalami kenaikan tetapi

masih berada di bawah rata-rata industri. Dilihat dari Total Asset Turnover

selama tahun 2007 sampai dengan 2009 berada di atas rata-rata industri.

(17)

sampai dengan 2009 dikatakan baik karena selama tiga tahun rasio perusahaan

selalu berada di atas rasio industri berarti kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan sumberdananya sudah optimal.

3. Rasio Solvabilitas

Kinerja keuangan dilihat dari rasio solvabilitas untuk tahun 2007 sampai

dengan 2009 di tinjau dari Debt Ratio perusahaan di bawah rata-rata industri,

sedangkan Debt to Equity Ratio perusahaan juga berada di bawah rata-rata

industri. Ditinjau dari rasio solvabilitas selama tahun 2007, 2008, 2009 bahwa

solvabilitas perusahaan di bawah rata-rata industri sehingga kinerja keuangan

perusahaan sudah baik, dikarenakan kemampuan perusahaan untuk membayar

semua hutangnya, baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek

lebih optimal bila dibanding rata-rata industri sejenis.

4. Rasio Profitabilitas

Kinerja keuangan dilihat dari rasio profitabilitas tahun 2007 sampai

dengan 2009 Gross Profit Margin berada di atas rata-rata industri. Return on

Investment dan Return on Equity perusahaan tahun 2007 sampai dengan 2009

berada di atas rata-rata industry. Ditinjau dari rasio profitabilitas selama

periode 2007 sampai 2009, perusahaan telah mempergunakan aset, penjualan

dan modalnya berkaitan dengan laba yang diperoleh perusahaan dengan

(18)

SARAN

1. Perusahaan harus menjaga tingkat likuiditasnya agar tetap memenuhi

kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya, dengan cara menjaga nilai

aktiva lancar harus lebih besar daripada jumlah hutang lancarnya.

2. Dari aspek aktivitas sudah optimal namun perusahaan perlu meningkatkan

penjualan baik penjualan dalam negeri maupun ke luar negeri agar dalam

menggunakan sumberdananya lebih efektif.

3. Solvabilitas PT. Semen Gresik (Persero) Tbk pada Debt Ratio dan Debt to

Equity Ratio sudah solvabel tetapi masih perlu ditingkatkan lagi dengan cara

menambah modal baik dari modal sendiri maupun modal saham dalam

kegiatan usaha dan sebisa mungkin untuk mengurangi jumlah hutang.

4. Perusahaan harus lebih memaksimalkan tingkat profitabilitasnya yang

diperoleh dengan cara memaksimalkan seluruh aktiva yang dimiliki

perusahaan agar laba yang diperoleh perusahaan dapat digunakan untuk

melunasi kewajiban jangka pendeknya dan digunakan untuk pengembangan

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir. 2001. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Agus Muqorobin. 2004. Manajemen Keuangan. UMS. Surakarta

Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi . Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Brigham, E.F dan Houston, J.F. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga. Google.

http://ptsemengresik.wordpress.com/2007/12/17/profile-pt-semen-gresik-persero-tbk-2/ diakses 21 Januari 2014.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Mamduh M. Hanafi. 2004. Manajemen Keuangan. UGM Yogyakarta.

Martono dan Agus Harjito. 2004. Manajemen Keuangan. Cetakan Keempat. Yogyakarta: Ekonisia.

Munawir.1997. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Ketujuh. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Suad Husnan. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian. 2001. Manajemen Keuangan Satu. Jakarta: Prehallindo.

Referensi

Dokumen terkait

Proyek pembangunan Hotel Santika Banyuwangi ini merupakan salah satu langkah yang dapat memudahkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, juga dapat memajukan

Bagaimanapun setiap individu mampu mengangkat peribadi SQ tersendiri bergantung kepada keperluannya sendiri.Secara umum, seseorang boleh meraih SQnya tersendiri

Lipid atau lemak penting sekali untuk berfungsinya sel dan digunakan sebagai sumber energi, pelindung badan, pembentukan air, agar lemak itu dapat diangkut dalam peradaran

untuk berlari mengejar bola tersebut agar bisa terjangkau dan bisa dihentikan. 5) Bila bola sudah datang mendekat maka segera lakukan gerakan mengangkat salah satu

Dengan demikian, penelitian ini dapat dikatakan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masyjui (2005) yang menyatakan terdapat hubungan positif antara

Hal ini dikarenakan produktivitas tinggi serta harga jual yang ditetapkan juga tinggi (harga premium) sehingga dapat menutupi tingginya biaya yang dikeluarkan. Komoditas

Memberikan panduan yang dapat membantu masyarakat Indonesia untuk memiliki dan membaca mengenai jajan pasar Kabupaten Tolitoli mulai dari bahan-bahan yang

“K egiatan mahasiswa baru diawali dengan pengenalan kultur akademik Fakultas Teknik UNY sehingga diharapkan para mahasiswa baru dapat me mahami cara belajar pada level