• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh lingkungan fisik dan antrian pelayanan terhadap kepuasan konsumen : studi kasus pada bengkel motor ``Ahass 2592 Monza Prima`` Gejayan, Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh lingkungan fisik dan antrian pelayanan terhadap kepuasan konsumen : studi kasus pada bengkel motor ``Ahass 2592 Monza Prima`` Gejayan, Yogyakarta."

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ABSTRAK

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN ANTRIAN

PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

Studi Kasus Pada Bengkel Motor “AHASS 2592 MONZA PRIMA”

Gejayan, Yogyakarta

DEWI ARLEN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2009

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh : 1) lingkungan fisik terhadap antrian pelayanan, 2) antrian pelayanan terhadap kepuasan konsumen, 3) lingkungan fisik terhadap kepuasan konsumen, 4) lingkungan fisik dan antrian pelayanan terhadap kepuasan konsumen.

Penelitian ini dilaksanakan pada bengkel motor “AHASS 2592 MONZA PRIMA” Gejayan, Yogyakarta. Sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 89 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Teknik data yang digunakan adalah regresi sederhana, regresi berganda, korelasi sederhana dan korelasi berganda dengan menggunakan program SPSS 12.

(2)

viii

ABSTRACT

THE EFFECT OF PHYSICAL ENVIRONMENT AND SERVICE QUEUE TOWARD CONSUMER’S CONTENTMENT

A Case Study of a Machine Shop “AHASS 2592 MONZA PRIMA” Gejayan, Yogyakarta

DEWI ARLEN

SANATA DHARMA UNIVERSITY 2009

The aim of this study is to know whether there is some effects resulted between: 1)physical environment towards service queue, 2) service queue towards consumer’s contentment, 3) physical environment towards consumer’s contentment, 4) physical environment and service queue toward consumer’s contentment.

The study was conducted at a machine shop “AHASS 2592 MONZA PRIMA” Gejayan, Yogyakarta. The samples of this study were 89 people using purposive sampling as the technique. The data collection methods which were used are observation, interview, questionnaire and documentation. The writer used some techniques to collect the data; they are simple regression, doubled regression, simple correlation, doubled correlation which used SPSS 12 programme.

(3)

i

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN ANTRIAN

PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

Studi Kasus Pada Bengkel Motor “AHASS 2592 MONZA PRIMA” Gejayan, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

DEWI ARLEN

O11334131

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

ii

SKRIPSI

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN ANTRIAN

PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

Studi Kasus Pada Bengkel Motor “AHASS 2592 MONZA PRIMA” Gejayan, Yogyakarta

OLEH:

DEWI ARLEN

O11334131

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing

(5)

iii

SKRIPSI

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN ANTRIAN

PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

Studi Kasus Pada Bengkel Motor “AHASS 2592 MONZA PRIMA”

Gejayan, Yogyakarta

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Dewi Arlen

011334131

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 15 Agustus 2009

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si ………

Sekretaris L. Saptono, S.Pd., M.Si ………

Anggota Drs. FX. Muhadi., M. Pd ………

Anggota S. Widanarto, P., S.Pd., M.si ………

Anggota Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si ………

Yogyakarta, 15 Agustus 2009

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(6)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak

memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang sudah disebutkan

dalam bagian dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Agustus 2009 Penulis

(7)
(8)

vi

PERSEMBAHAN DAN MOTTO

PERSEMBAHANKU:

Penuh Syukur SKRIPSI ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan

Sahabatku

Papa dan Mama tercinta, terimakasih doa dan

dukungan selama ini

Kedua adikku paul dan edi

Ibu susi dan titin terimakasih untuk semuanya

MOTTOKU:

Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN

(Yeremia 17:7)

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan ALLAH dari awal sampai akhir

(Pengkhotbah 3:11)

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik

(Evelyn Underhill)

Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit setiap kali kita jatuh

(9)

vii

ABSTRAK

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN ANTRIAN

PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

Studi Kasus Pada Bengkel Motor “AHASS 2592 MONZA PRIMA”

Gejayan, Yogyakarta

DEWI ARLEN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2009

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh : 1) lingkungan fisik terhadap antrian pelayanan, 2) antrian pelayanan terhadap kepuasan konsumen, 3) lingkungan fisik terhadap kepuasan konsumen, 4) lingkungan fisik dan antrian pelayanan terhadap kepuasan konsumen.

Penelitian ini dilaksanakan pada bengkel motor “AHASS 2592 MONZA PRIMA” Gejayan, Yogyakarta. Sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 89 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Teknik data yang digunakan adalah regresi sederhana, regresi berganda, korelasi sederhana dan korelasi berganda dengan menggunakan program SPSS 12.

(10)

viii

ABSTRACT

THE EFFECT OF PHYSICAL ENVIRONMENT AND SERVICE QUEUE TOWARD CONSUMER’S CONTENTMENT

A Case Study of a Machine Shop “AHASS 2592 MONZA PRIMA” Gejayan, Yogyakarta

DEWI ARLEN

SANATA DHARMA UNIVERSITY 2009

The aim of this study is to know whether there is some effects resulted between: 1)physical environment towards service queue, 2) service queue towards consumer’s contentment, 3) physical environment towards consumer’s contentment, 4) physical environment and service queue toward consumer’s contentment.

The study was conducted at a machine shop “AHASS 2592 MONZA PRIMA” Gejayan, Yogyakarta. The samples of this study were 89 people using purposive sampling as the technique. The data collection methods which were used are observation, interview, questionnaire and documentation. The writer used some techniques to collect the data; they are simple regression, doubled regression, simple correlation, doubled correlation which used SPSS 12 programme.

(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan rahmat dan

serta kasihnya kepada penulis selama penyusunan skripsi ini sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul Pengaruh Lingkungan Fisik dan Antrian

Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Studi Kasus pada bengkel motor

“AHASS 2592 MONZA PRIMA” Jalan Gejayan Santren no.35 B Sleman,

Yogyakarta. Tujuan dari penyusunan skripsi ini untuk melengkapi syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak dibantu dan dibimbing oleh

berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi., M. Pd., selaku Dosen Pembimbing yang dengan

sabar memberikan bimbingan, arahan, saran dan kritik kepada penulis dalam

(12)

x

5. Bapak Drs. Mulyadi, M.M., selaku pimpinan Bengkel Motor “AHASS 2592

MONZA PRIMA” yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian di bengkel tersebut.

6. Kedua orang tuaku, papa dan mama yang selalu memberikan semangat dan

doa.

7. Kedua adikku Paul dan Edi atas segala doanya dan untuk ibu Susi dan Kristin

terimakasih untuk semuanya.

8. Teman-teman nomadenku: Wawat bersaudara Ri2n n Lia. Muji QQ,

Srimedia, Pujo Mikohidup bersama kalian membuat hidupku lebih berwarna

dan menarik. Kalian ada dimana sekarang??Kapan kita melancong lagi??? I

love u guys!!!!!

9. Teman-teman “SS” 01: QQ, Saritem, Ver-ver, Ekle, Sulis bersama kalian

aku jadi tambah stress. I miss u guys!!!!!

10. Teman-teman seperjuangan untuk ujian pendadaran Susi, Cipi, Linda dan

Iswanakhirnya lewat juga semuanya.

11. Teman-teman sebenteng dan setanah airku yang terakhir kutempati: Kenny,

Nana, Titin, Kristin, Veni, Agnes, Anin, Santi, Ipin terima kasih untuk

semua dukungannya dan doa kalian untukku.

12. Untuk Vagrant cinta dan persahabatanku terima kasih untuk hadir dalam

kehidupan Usrox. Membawa begitu banyak inspirasi untuk hidup Usrox.

(13)

xi

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat memberikan

kesempurnaan pada skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi

semua yang membacanya.

Penulis

(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...v

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ...vi

ABSTRAK ...vii

ABSTRACT ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR GAMBAR...xvi

DAFTAR TABEL...xvii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Batasan Masalah...3

C. Rumusan Masalah ...3

D. Tujuan Penelitian ...4

E. Manfaat Penelitian ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...5

A. Kerangka Teori...5

1. Kepuasan Konsumen...5

(15)

xiii

b) Metode Pengukuran Konsumen...8

c) Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa...9

2. Sistem Antrian...11

a) Pengertian Antrian ...15

b) Teori Antrian...16

3. Lingkungan ...17

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan...20

C. Kerangka Berpikir...22

D. Paradigma Penelitian...24

E. Hipotesis Penelitian...24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...25

A. Jenis Penelitian...25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...25

C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ...25

D. Populasi dan Sampel Penelitian ...28

E. Teknik Pengumpulan Data...28

F. Metode Pengujian Instrumen ...29

1. Analisis Validitas ...29

2. Analisis Reliabilitas ...32

G. Teknik Analisis Data...33

1. Rumusan Hipotesis dan Pengujian Hipotesis...33

a) Rumusan Hipotesis ...33

(16)

xiv

2. Analisis Regresi ...35

3. Analisis Korelasi ...36

4. Uji Prasyarat...38

a) Uji Normalitas...38

b) Uji Linieritas ...39

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...40

A. Sejarah Perusahaan dan Lokasi Perusahaan ...40

B. Struktur Organisasi ...41

C. Personalia Perusahaan ...44

1. Jumlah Karyawan ...44

2. Pembagian Jam Kerja...45

3. Penarikan Karyawan ...45

4. Tata Tertib Kerja ...47

D. Jasa danSparepartyang Ditawarkan ...48

E. Promosi...49

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...50

A. Deskripsi Data...50

1. Karakteristik Responden ...50

a) Jenis Kelamin...50

b) Usia ...51

c) Pekerjaan...52

B. Analisis Data ...53

(17)

xv

2. Analisis Korelasi ...56

3. Uji Prasyarat...58

a) Uji Normalitas...58

b) Uji Linieritas ...58

C. Pembahasan...59

BAB VI PENUTUP...68

A. Kesimpulan ...68

B. Saran ...70

DAFTAR PUSTAKA...71

DAFTAR LAMPIRAN...73

1. Kuesioner ...73

2. Surat Ijin Penelitian ...77

3. Surat Keterangan Penelitian ...78

4. Data Hasil Kuesioner...79

5. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas...87

6. Regresi ...96

7. Korelasi ...104

8. Uji Normalitas...106

9. Uji Linieritas ...109

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Antrian ...11

Gambar 2.2 Antrian Tunggal, Pelayan Tunggal...13

Gambar 2.3 Antrian Tunggal, Pelayan Ganda Sejajar ...13

Gambar 2.4 Antrian Tunggal, Pelayan Ganda Seri ...14

Gambar 2.5 Antrian Tunggal, Pelayan Ganda ...14

Gambar 2.6 Antrian Tunggal, Pelayan Ganda ...15

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner...27

Tabel 3.2 Butir Pertanyaan yang tidak Valid ...30

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Validitas ...31

Tabel 3.4 Hasil Perhitungan Reliabilitas ...33

Tabel 4.1 Jumlah Karyawan ...45

Tabel 5.1 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...50

Tabel 5.2 Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia ...51

Tabel 5.3 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan...52

Tabel 5.4 Hasil Pengujian Normalitas ...58

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak perusahaan yang didirikan dengan satu tujuan yang sama.

Tujuannya adalah untuk memperoleh laba seoptimal mungkin untuk

kesejahteraan perusahaan nantinya. Laba merupakan selisih antara pendapatan

dan biaya. Pendapatan merupakan penerimaan perusahaan yang antara lain

berasal dari hasil penjualan barang atau jasa yang diproduksi selama satu

periode tertentu. Sumber pendapatan berasal dari penjualan barang dan jasa

yang diproduksi, bunga bank, dan lain-lainnya. Sedangkan biaya merupakan

pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan barang dan jasa

sebagai contohnya biaya gaji, biaya produksi dan sebagainya.

Selain itu dalam rangka untuk memperoleh laba perusahaan, ada dua

faktor yang mempengaruhi laba yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal merupakan pengaruh yang dapat dikendalikan oleh

manajemen, yaitu segala sesuatu mengenai pemborosan dalam perusahaan.

Misalnya pemborosan biaya produksi. Faktor eksternal merupakan pengaruh

yang tidak dapat dikendalikan oleh manajemen, yaitu konsumen atau

pelanggan yang menikmati hasil yang telah diproduksi oleh perusahaan.

Sejalan dengan berdirinya berbagai perusahaan, produk yang

ditawarkan semakin bervariasi. Perusahan semakin gencar dalam

menawarkan produk-produk yang telah diproduksinya. Dalam hal ini

(21)

perusahaan lebih menaruh perhatian besar pada kepuasan konsumen atau

pelanggan. Perusahaan lebih memikirkan apakah barang dan jasa yang telah

diproduksinya layak untuk dinikmati oleh konsumen atau tidak. Oleh karena

itu banyak perusahaan yang menfokuskan diri pada masalah bagaimana

mempekerjakan dan melatih calon-calon tenaga kerja jasa yang terampil,

berpengetahuan dan menarik. Saat ini pendekatan tersebut tidaklah cukup.

Konsumen tidak hanya menghendaki kualitas, tetapi juga meminta kecepatan.

Makin besar porsi waktu bekerja, membuat waktu senggang konsumen

berkurang, mereka tidak lagi toleran menunggu di antrian dalam waktu yang

lama. Hal ini mendorong penilaian yang tinggi terhadap ‘kualitas waktu’.

Antrian jasa sering kita jumpai untuk tempat-tempat tertentu, yang

mana konsumennya banyak sampai berderet-deret. Sebagai contoh antrian

nasabah dibank, antrian mahasiswa menunggu konsultasi dengan dosen,

antrian konsumen disalon, antrian konsumen yang ingin mereparasi mobil atau

motornya, antrian pembelian tiket transportasi baik udara, darat dan laut dan

lain sebagainya. Bagi banyak konsumen, menunggu untuk dilayani merupakan

sebuah pengalaman yang negatif. Maka, kecepatan pelayanan merupakan

atribut jasa yang menjadi sangat penting. Oleh karena itu, penting untuk

memahami variabel apa yang mempengaruhi persepsi menunggu. Untuk

membentuk pengalaman antri yang positif, perusahaan perlu mengelola

(22)

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Lingkungan

Fisik Dan Antrian Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen”.

B. Batasan Masalah

1. Pembahasan mengenai kepuasan konsumen yang menerima pelayanan

dalam antrian.

2. Aspek lingkungan fisik meliputi apa saja yang dilihat, didengar, dicium,

dan dirasakan oleh konsumen seperti musik, temperatur, wewangian,

dekorasi, hiburan, dan sebagainya.

3. Antrian adalah menunggu untuk mendapatkan pelayanan. Pengalaman

antri dapat dilihat dari bagaimana persepsi konsumen terhadap waktu antri.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah persepsi konsumen tentang lingkungan fisik mempunyai pengaruh

terhadap antrian pelayanan?

2. Apakah persepsi konsumen tentang antrian pelayanan mempunyai

pengaruh terhadap kepuasan konsumen?

3. Apakah persepsi konsumen tentang lingkungan fisik mempunyai pengaruh

terhadap kepuasan konsumen?

4. Apakah persepsi konsumen tentang lingkungan fisik dan antrian pelayanan

(23)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah persepsi konsumen tentang lingkungan fisik

mempunyai pengaruh terhadap antrian pelayanan.

2. Untuk mengetahui apakah persepsi konsumen tentang antrian pelayanan

mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen.

3. Untuk mengetahui apakah persepsi konsumen tentang lingkungan fisik

mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen.

4. Untuk mengetahui apakah persepsi konsumen tentang lingkungan fisik dan

antrian pelayanan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dimaksud dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan bagi perusahaan dalam memperhatikan kebutuhan

konsumen dalam antrian pelayanan.

2. Bagi Penulis

Memperoleh pengalaman mengenai pengaruh lingkungan fisik dan

antrian pelayanan terhadap kepuasan konsumen.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan bagi

pihak-pihak yang membutuhkan dan diharapkan dapat menambah referensi

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Kepuasan Konsumen atau Pelanggan

a. Pengertian Kepuasan Konsumen

Sudah menjadi pendapat umum bahwa jika konsumen merasa puas

dengan produk atau jasa, mereka akan cenderung akan terus membeli atau

menggunakannya serta memberitahu orang lain tentang pengalaman

mereka yang menyenangkan dengan menggunakan produk atau jasa

tersebut. Jika mereka tidak dipuaskan, mereka cenderung akan beralih ke

barang atau jasa yang lain serta mengajukan keberatan kepada produsen

dan bahkan menceritakannya kepada konsumen lainnya (J. Paul. Peter

dan Jerry C. Olson, 2000 : 157). Tidak ada gunanya menghasilkan produk

atau jasa yang berkualitas kalau tidak dapat menciptakan dan

mempertahankan pelanggan. Mempertahankan pelanggan berarti

mengharapkan pelanggan melakukan pembelian ulang atas produk dan

jasa pada saat kebutuhan yang sama muncul dikemudian hari.

Konsumen yang melakukan pembelian ulang atas produk atau jasa

yang dihasilkan perusahaan adalah pelanggan dalam arti yang sebenarnya.

Untuk menciptakan pembelian ulang sudah barang tentu perusahaan harus

memberikan kepuasan kepada pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa

kepuasan pelanggan merupakan faktor kunci bagi konsumen dalam

(25)

melakukan pembelian ulang. Memberikan kepuasan kepada pelanggan

hanya dapat diperoleh kalau perusahaan memperhatikan apa yang

diinginkan oleh pelanggan. Memperhatikan apa yang diinginkan

pelanggan berarti kualitas produk dan jasa pelayanan yang dihasilkan

ditentukan oleh pelanggan. Semua usaha yang dilakukan perusahaan

diarahkan untuk menciptakan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Dari kenyataan di atas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan

faktor yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan untuk bertahan

dalam persaingan yang semakin tinggi (Zulian Yamit, 2002 : 77-78).

Bila kita bicara mengenai kepuasan pelanggan, kita bicara

mengenai kreativitas. Kreativitas memungkinkan organisasi jasa

menangani dan memecahkan masalah-masalah yang sedang maupun yang

akan dihadapi dalam praktik bisnis sehari-hari. Untuk mewujudkan dan

mempertahankan kepuasan pelanggan, organisasi jasa harus melakukan

empat hal. Pertama, mengidentifikasi siapa pelanggannya. Kedua,

memahami tingkat harapan pelanggan atas kualitas. Ketiga, memahami

strategi kualitas layanan pelanggan. Dan keempat, memahami siklus

pengukuran dan umpan balik dari kepuasan pelanggan (Tjiptono, 1997:

129).

Kepuasan pelanggan sendiri tidak mudah didefinisikan. Ada

berbagai macam pengertian yang diberikan oleh para pakar (Tjiptono dan

Diana, 2003 : 102-103) diantaranya adalah Day (dalam Tse dan Wilton,

(26)

terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan

sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang

dirasakan setelah pemakaiannya. Wilkie (1990) mendefinisikannya

sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman

konsumsi suatu produk atau jasa. Engel, et al. (1990) menyatakan bahwa

kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli di mana alternatif yang

dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan,

sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan. Sedangkan Kotler (1994) menandaskan bahwa kepuasan

pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan

kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada

dasarnya pengertian kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara

harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan karena pelanggan adalah

orang yang menerima hasil pekerjaan seseorang atau suatu organisasi,

maka hanya merekalah yang dapat menentukan kualitasnya seperti apa dan

hanya mereka yang dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan

mereka. Kalau kinerja dibawah harapan, pelanggan kecewa. Kalau kinerja

sesuai harapan, pelanggan puas. Kalau kinerja melebihi harapan,

pelanggan sangat puas, senang atau gembira. Harapan mereka dibentuk

oleh pengalaman pembelian terdahulu, komentar teman dan kenalannya.

Kunci untuk membentuk fokus pada pelanggan adalah menempatkan para

(27)

mereka untuk mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka

memuaskan para pelanggan (Tjiptono dan Diana, 2003 : 103-104).

b. Metode Pengukuran Kepuasan

Menurut Kotler (Tjiptono, 2004 : 148-150) ada 4 metode untuk

mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:

1). Sistem Keluhan dan Saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (customer-oriented) perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan

mereka. Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang

diletakkan di tempat-tempat strategis (yang mudah dijangkau atau

sering dilewati pelanggan), menyediakan kartu komentar (yang bisa

diisi langsung ataupun yang bisa dikirimkan via pos kepada

perusahaan), menyediakan saluran telepon khusus (customer hot lines), dan lain-lain.

2). Survei kepuasan pelanggan

Umumnya banyak penelitian kepuasan pelanggan dilakukan dengan

menggunakan metode survai, baik melalui pos, telepon, maupun

wawancara pribadi. Melalui survai, perusahaan akan memperoleh

tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan

(28)

3). Ghost Shopping

Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang

(ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu

ghost shopper tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai

kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan

pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut.

4). Lost Customer Analysis

Metode ini sedikit unik. Perusahaan berusaha menghubungi para

pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih

pamasok. Yang diharapkan adalah akan diperolehnya informasi

penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini sangat bermanfaat bagi

perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka

meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

c). Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa

Dalam perkembangannya, yaitu pada tahun 1988, Parasuraman dan

kawan-kawan dalam bukunya Fandy Tjiptono (2004:70) menemukan

bahwa sepuluh dimensi yang ada dapat dirangkum menjadi lima dimensi

pokok. Kelima dimensi pokok tersebut meliputi:

(29)

2). Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

3). Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan

tanggap.

4). Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf ; bebas dari bahaya,

resiko, atau keragu-raguan.

5). Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan

(30)

2. Sistem Antrian

Konsumen tiba dengan laju tetap atau tidak tetap untuk

memperoleh pelayanan pada fasilitas pelayanan. Bila konsumen yang tiba

dapat masuk ke dalam fasilitas pelayanan, maka itu akan segera ia

lakukan. Tetapi kalau harus menunggu, maka mereka akan membentuk

satu antrian sehingga tiba waktunya untuk dilayani. Dari penjelasan di

atas, sistem antrian dapat digambarkan seperti pada diagram berikut ini

( P. Siagian, 1987 : 391) :

sistem antrian

saluran pelayanan

pertibaan berangkat

xx

(output) (output)

xx

(input) pelayan

Fasilitas pelayanan antrian

langganan

x x

x

x

(31)

Berdasarkan uraian di atas, maka sistem antrian dapat dibagi atas dua

komponen yaitu :

1) Antrian yang memuat konsumen yang memerlukan pelayanan

(pembeli, orang sakit, mahasiswa, dan lain-lain).

2) Fasilitas pelayanan yang memuat pelayan dan saluran pelayanan

(pompa minyak dan pelayan, loket bioskop dan lain-lain).

Terdapat banyak sistem antrian dan masing-masing dapat

dibedakan sesuai dengan tingkah lakunya seperti di bawah ini ( P. Siagian,

1987 : 392) :

a. Sumber adalah kumpulan orang atau barang dari mana satuan-satuan

datang atau dipanggil untuk pelayanan.

b. Proses masukan adalah suatu proses pembentukan suatu bentuk antrian

akibat pertibaan satuan-satuan orang atau barang.

c. Mekanisme pelayanan

Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan,

yaitu ( P. Siagian, 1987 : 393):

1) Tersedianya pelayanan

Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat.

2) Kapasitas pelayanan

Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah

(32)

3) Lamanya pelayanan

Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani

seseorang langganan atau satu-satuan.

Berdasarkan ketiga sifat-sifat ini dan kombinasi dari padanya

membentuk bermacam-macam bentuk sistem antrian, diantaranya

( P. Siagian, 1987 : 393-395) :

(a) Antrian Tunggal, pelayan tunggal.

Sistem antrian

Pertibaan keberangkatan

X x

(input) (output)

(b) Antrian tunggal, pelayan ganda sejajar.

Sistem antrian

Fasilitas

x

Antrian x

x xxx

O

O

O

keberangkatan pertibaan

x

fasilitas antrian

x xxx

(33)

(c) Antrian tunggal, pelayan ganda dalam seri.

x x x

input output

(d) Antrian tunggal, pelayan ganda.

xxx

O

xxx

O

xxx

O inkfin

x

x

x x output

input output

x x x

xxx

O

xxx

O

xxx

(34)

(e) Antrian ganda, pelayan ganda.

1. Pengertian Antrian

Suatu antrian dapat terjadi dimana-mana seperti antrian nasabah di

bank, antrian mahasiswa menunggu konsultasi dengan dosen, antrian

konsumen di salon, antrian konsumen yang ingin mereparasi mobil atau

motornya, antrian pembelian tiket transportasi baik udara, darat, dan laut,

dan lain sebagainya. Antrian merupakan masalah umum, apabila ada

konsumen berderet menunggu untuk dilayani maka disitu ada sistem

antrian. Konsumen yang datang dapat mengetahui berapa lama harus

menunggu untuk dilayani. Hal ini akan menguntungkan konsumen karena

waktu menunggu dapat digunakan konsumen untuk menyelesaikan

pekerjaan lainnya. Definisi antrian menurut P. Siagian (1987 : 390) adalah

suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari

satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Antrian disini dapat diartikan

sebagai orang yang menunggu pelayanan. xxx

xxx

O

O

O x

x

x

x x

x Input

(35)

Ketepatan dalam menentukan fasilitas, yang mungkin hanya

membutuhkan sedikit biaya, sering dapat mengurangi ketidaknyamanan

konsumen dalam antrian, atau bahkan membuatnya senang dan puas.

Perubahan yang dilakukan di lingkungan antrian dapat membuat

pengalaman mengantri yang positif, karena konsumen yang berdiri di

barisan mempunyai sesuatu yang dapat mengisi waktu mereka. Waktu

yang terisi akan berlalu lebih cepat dibanding waktu yang kosong. Karena

persepsi waktu menunggu dalam antrian sangat berpengaruh pada

kepuasan konsumen maka perusahaan perlu melakukan usaha-usahanya

untuk membentuk persepsi menunggu dalam antrian yang positif.

2. Teori Antrian

Perintis analisis teori antrian adalah A. K. Erlang seorang insinyur

yang bekerja pada perusahaan telpon Denmark. Teori ini mulai

dikembangkan tahun 1920 an untuk memprediksi pelayanan telpon.

Sekarang teori ini juga diterapkan untuk menganalisis antrian yang ada

dalam kehidupan sehari-hari. Secara ekonomis antrian yang panjang akan

berpengaruh pada dedikasi perusahaan. Apabila hal ini terjadi biasanya

konsumen enggan untuk ikut mengantri, maka tidak jarang konsumen

berpindah atau mencari perusahaan lain yang antriannya tidak begitu

banyak, kemungkinan juga pengantri yang sudah datang pergi

meninggalkan perusahaan. Kejadian semacam ini tentunya merugikan

(36)

3. Lingkungan

Arti lingkungan (environment) yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia yang ditulis oleh J. Paul. Peter dan Jerry C. Olson, 2000 : 3,

adalah suatu karakteristik fisik dan sosial dari dunia eksternal konsumen,

termasuk di dalamnya objek fisik (produk dan toko), hubungan keruangan

(lokasi toko dan produk di toko), dan perilaku sosial orang lain (siapa yang

berada disekitar dan apa yang mereka lakukan). Lingkungan dapat

dianalisis dalam dua tingkat yaitu makro dan mikro. Termasuk dalam

lingkungan makro adalah faktor lingkungan umum yang berskala besar seperti iklim, kondisi ekonomi, sistem politik, fisik lingkungan secara

umum (tepi pantai, gunung, padang rumput). Lingkungan mikro adalah aspek fisik dan sosial yang lebih nyata dari lingkungan sekitar seseorang

seperti lantai yang kotor, pelayan yang ramah, udara yang panas, atau

orang-orang sekitar. Lingkungan memiliki dua aspek yaitu (J. Paul. Peter

dan Jerry C. Olson, 2000 : 4-8) :

a. Lingkungan Sosial

Berdasarkan definisi umum, yang termasuk dalam lingkungan sosial

adalah semua interaksi sosial antara dan diantara masyarakat.

Konsumen dapat berinteraksi langsung dengan orang lain.

b. Lingkungan fisik

Termasuk dalam lingkungan fisik adalah semua aspek fisik non

manusia dalam lingkungan di mana perilaku konsumen terjadi.

(37)

(nonspatial). Elemen ruang antara lain semua jenis objek fisik (termasuk produk dan merek) disamping negara, kota, toko, dan desain

interior. Elemen non ruang antara lain faktor tak nyata seperti

temperatur, kelembaban, penerangan, tingkat kebisingan dan waktu.

Bitner (1992), mengungkapkan bahwa ada hubungan antara

lingkungan fisik dengan perilaku konsumen. Lalu ia membuat suatu

kerangka teoritis mengenai hubungan itu dengan mengklasifikasikan

lingkungan fisik ke dalam tiga kelompok, yaitu ambient conditions, spatial layout/function, dan sign, symbol and artifacts. Lingkungan fisik diproporsikan dapat menimbulkan respon konsumen yang positif atau

negatif. Respon positif konsumen ditunjukkan dengan ketertarikan,

membeli, kembali lagi, dan tetap loyal sedangkan respon negatif

ditunjukkan dengan perilaku sebaliknya.

Dimensi lingkungan fisik merupakan suatu campuran yang

kompleks dan mencakup semua faktor fisik yang dapat dikontrol oleh

perusahaan untuk meningkatkan atau memperbaiki tindakan-tindakan

karyawan atau konsumen. Seperti yang disebutkan diatas Bitner (1992)

membagi lingkungan fisik menjadi tiga dimensi berikut :

1) Ambient conditions

Mencakup karakteristik-karakteristik latar belakang lingkungan seperti

(38)

2) Spatial layout and functionality

Spatial layout menunjukkan cara bagaimana mesin, peralatan, furniturediatur serta ukuran, bentuk item-item tersebut, dan hubungan spatial diantaranya. Functionality menunjukkan kemampuan item-item tersebut untuk memfasilitasi kinerja dan pencapaian tujuan.

3) Sign, syimbol, and artifacts

Sign biasa digunakan sebagai label (seperti nama perusahaan, nama departemen), untuk penunjuk arah (contoh masuk, keluar), dan untuk

mengkomunikasikan aturan perilaku (seperti dilarang merokok,dan

lain-lain). Termasuk di dalamnya kualitas material yang digunakan

dalam konstruksi, pemasangan sertifikat dan foto di dinding, penutup

lantai, dan sebagainya.

Elemen-elemen lingkungan fisik dapat dikatakan mempunyai peran

strategis dalam manajemen jasa (Bitner,1992) :

1. Lingkungan fisik merupakan sebuah paket serupa dengan paket

produk, dalam menyampaikan citra, memberikan kegunaan potensial,

dan kualitas jasa relatif.

2. Lingkungan fisik mempunyai peran fasilitator dengan membantu

kemampuan konsumen dan karyawan dalam melakukan aktivitasnya.

3. Lingkungan fisik dapat melayani sebagai pembeda dalam segmen

pasar, memposisikan organisasi, dan menyampaikan kekhususan yang

(39)

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian sebelumnya dengan judul “ Pengaruh Lingkungan Fisik

Pada Antrian Pelayanan Di Front Office Bank” pada tahun 2003 yang

ditulis oleh Kurniati lulusan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

yaitu :

1. Persepsi konsumen terhadap lingkungan fisik mempunyai pengaruh

yang positif terhadap persepsi konsumen atas waktu menunggu

diantrian.

Penelitian ini membuktikan bahwa pada Antrian Pelayanan Di Front

Office Bank yang digunakan dalam penelitian ini, persepsi konsumen

terhadap lingkungan fisik signifikan berpengaruh positif .

2. Persepsi konsumen akan waktu antri mempunyai pengaruh positif

terhadap kepuasan akan pelayanan.

Penelitian ini membuktikan bahwa pengalaman mengantri yang

merupakan beban konsumen untuk melakukan pembelian jasa

mempunyai pengaruh yang positif yang signifikan terhadap kepuasan

konsumen.

3. Ada Perbedaan waktu menunggu dalam antrian yang dipersepsikan

konsumen dengan waktu antri aktual.

Pengalaman mengantri yang positif terjadi ketika konsumen merasa

bahwa mereka menunggu sampai mendapat pelayanan lebih sebentar

(40)

Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan signifikan

antara waktu antri menurut konsumen dengan waktu antri aktualnya.

Ada juga penelitian yang lain dengan judul “ Pengaruh Lingkungan

Fisik Pada Antrian Pelayanan“. Penelitian dilakukan di 5 (lima) cabang

Bank “X” yang berlokasi di Yogyakarta. Pada tahun 2002 yang ditulis

oleh Dwinita laksmidewi, Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta. yaitu :

1. Persepsi konsumen tentang lingkungan fisik mempunyai pengaruh

positif terhadap persepsinya mengenai waktu antrian.

Pada 2 (dua) dari 5 (lima) cabang Bank yang diteliti yang digunakan

dalam penelitian ini , persepsi konsumen terhadap lingkungan fisik

signifikan berpengaruh positif.

2. Persepsi konsumen tentang waktu antri mempunyai pengaruh positif

terhadap kepuasannya mengenai pelayanan.

Pengalaman mengantri, yang merupakan beban konsumen untuk

melakukan pembelian jasa Bank, mempunyai pengaruh positif yang

signifikan terhadap kepuasan konsumen.

3. Ada perbedaan waktu menunggu dalam antrian yang dipersepsikan

konsumen dengan waktu antri aktual

Di semua lokasi penelitian belum terjadi pengalaman antri yang

positif. Hal itu berarti konsumen merasa bahwa mereka menunggu

sampai mendapat pelayanan ternyata lebih lama daripada yang mereka

(41)

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh lingkungan fisik terhadap antrian pelayanan

Lingkungan fisik yang menyenangkan diharapkan dapat mengurangi stres

konsumen karena harus menunggu hingga layanan service selesai. Konsumen yang berada didalam antrian mempunyai sesuatu yang dapat

mengisi waktu mereka. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mendesain

lingkungan fisik semenarik mungkin dengan ketepatan dalam menentukan

fasilitas, maka akan tercipta pengalaman antri yang positif yang dirasakan

konsumen.

2. Pengaruh antrian pelayanan terhadap kepuasan konsumen

Antrian pelayanan juga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen karena

merupakan hal yang dinilai konsumen adalah kecekatan dalam melayani.

Dalam hal ini konsumen merasa bahwa semakin cepat dilayani maka

semakin baik dan sebaliknya. Jika konsumen merasa ia tidak lama

menunggu maka berarti ia memang tidak lama menunggu, berapapun

lamanya waktu menunggu yang sebenarnya.

3. Pengaruh lingkungan fisik terhadap kepuasan konsumen

Lingkungan fisik juga berpengaruh terhadap kepuasan pelayanan karena

ketika konsumen akan mengkonsumsi jasa, ia berharap mendapatkan

layanan yang memuaskan dari perusahaan yang dipilihnya. Maka cara

manajemen dalam memuaskan para konsumennya adalah pengelolaan

lingkungan fisik dan dapat mendesain lingkungan fisiknya sebaik mungkin

(42)

merasa nyaman dalam antrian. Kepuasan dan ketidakpuasan pada jasa

akan memberikan tanda perilaku selanjutnya. Apabila konsumen puas,

maka ia akan menunjukkan kemungkinan untuk kembali menggunakan

jasa yang sama.

4. Pengaruh lingkungan fisik dan antrian pelayanan mempunyai pengaruh

terhadap kepuasan konsumen

Lingkungan fisik yang dibuat semenarik mungkin sehingga konsumen

yang berada didalam antrian tidak merasa bosan dalam mengantri

membawa dampak yang baik bagi kepuasan konsumen itu sendiri.

Semakin nyaman konsumen dalam antrian berarti konsumen itu merasa

bahwa lingkungan fisik nyaman dalam mengantri. Sehingga menimbulkan

kepuasan pada konsumen itu. Semua itu akan memberikan dampak yang

lebih pada perusahaan yaitu konsumen itu akan terus datang dan

menggunakan jasa yang sama. Dengan begitu akan bertambahnya

langganan dan pemasukan juga akan bertambah.

D. Paradigma Penelitian

Paradigma jalur

Keterangan:

X1 : Lingkungan fisik X2 : Antrian pelayanan Y : Kepuasan konsumen

X1

X2

(43)

Dari gambar terlihat bahwa, konsumen yang berada dalam lingkungan

fisik (X1), tidak bisa langsung mencapai kepuasan konsumen(Y). tetapi bila

konsumen masuk dalam antrian pelayanan (X2) maka konsumen tersebut akan

dapat langsung mencapai kepuasan konsumen.

E. Hipotesis Penelitian

1. Persepsi konsumen tentang lingkungan fisik berpengaruh positif terhadap

antrian pelayanan.

2. Persepsi konsumen tentang antrian pelayanan berpengaruh positif terhadap

kepuasan konsumen.

3. Persepsi konsumen tentang lingkungan fisik berpengaruh positif terhadap

kepuasan konsumen.

4. Persepsi konsumen tentang lingkungan fisik dan antrian pelayanan

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang penulis lakukan adalah dengan studi kasus yaitu

peneliti mengadakan pengamatan, wawancara, dan dokumentasi dalam

pengumpulan data. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik

dan antrian pelayanan terhadap kepuasan konsumen di Bengkel Motor “Ahas

Monza” Gejayan. Kesimpulan yang akhirnya diperoleh hanya berlaku untuk

perusahaan yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bengkel Motor “AHASS 2592 MONZA PRIMA”

Jalan Gejayan Santren no.35 B Sleman, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari - Maret tahun 2008.

C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah lingkungan fisik (x1) : merupakan apa yang konsumen rasakan (melihat,

mendengar, mencium, dan merasa) terhadap lingkungan fisik di tempat ia

mengantri. Variabel ini diukur dengan tiga indikator yaitu : Ambient

(45)

conditions, spatial layout and fucntionalitydansign, syimbol and artifacts. Variabel dalam penelitian ini adalah antrian pelayanan (x2). Variabel ini

diukur melalui waktu antrinya. Waktu antri yaitu merupakan waktu

menunggu dalam antrian yang konsumen pikirkan / rasakan. Waktu antri

aktual yaitu merupakan waktu menunggu dalam antrian yang sebenarnya

terjadi. Variabel ini terletak diantara variabel bebas dan terikat.

2. Variabel terikat(dependent variable)dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen (y).

Variabel pengaruh lingkungan fisik dan antrian pelayanan terhadap

kepuasan konsumen diukur menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang.

Adapun skor tiap jawaban dari setiap pertanyaan mempunyai ukuran dari

sangat setuju sampai sangat tidak setuju adalah :

a. Sangat setuju skor 5

b. Setuju skor 4

c. Netral skor 3

d. Tidak setuju skor 2

e. Sangat tidak setuju skor 1

Untuk mengukur kepuasan konsumen dalam antrian pelayanan yang akan

diteliti dan diperoleh dari responden melalui kuisioner. Berikut ini adalah

(46)

Tabel 3.1

Kisi-kisi kuisioner kepuasan konsumen

Dimensi Indikator Nomor Butir Jumlah

Kepuasan konsumen

1. Service berkala kelipatan 4000 km paket service ringan

2. Service berkala kelipatan 8000 km paket service lengkap

1. Antrian Pelayanan 2. Suasana

1. Ambient condition a. Temperatur b. Suara c. Musik

2. Spatial layout and functionality

a. Furniture b. Dekorasi c. Peralatan d. Tempat duduk

3. Sign, symbol, and artfacts a. Papan petunjuk

b. Papan aturan c. Penampilan

D. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang terlibat dalam

antrian yang benar-benar sebagai konsumen Bengkel Motor “AHASS

2592 MONZA PRIMA” dan bukan orang suruhan.

2. Sampel Penelitian

(47)

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiono, 2001: 78). Jumlah sampel penelitian 89 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah (Anto Dajan : 1986,32):

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan

mendengar secara langsung objek yang diteliti. Kegiatan observasi ini

dilakukan untuk melihat secara langsung keadaan Bengkel Motor

“AHASS 2592 MONZA PRIMA”.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara bertanya

langsung kepada orang yang diwawancarai. Metode ini digunakan untuk

mengumpulkan data tentang kepuasan konsumen yang ditujukan kepada

para konsumen dan pihak yang berkepentingan di Bengkel Motor

“AHASS 2592 MONZA PRIMA”.

3. Kuesioner

Kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan yang diserahkan kepada

responden untuk diisi. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data

tentang identitas konsumen (jenis kelamin, umur, pekerjaan), data tentang

sikap konsumen terhadap pelayanan jasa dan data tentang kepuasan

(48)

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah penelitian yang bersumber pada tulisan, tempat, dan

kertas atau orang. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang

berhubungan dengan gambaran umum Bengkel Motor “AHASS 2592

MONZA PRIMA”.

F. Metode Pengujian instrumen

1. Analisis Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan sesuatu instrument. Untuk mengukur validitas kuisioner

digunakan rumus korelasi produk moment :

 

rxy = koefisien korelasi

X = total skor dari seluruh item Y = total skor dari seluruh item n = total responden

Jika rxy > r tabel dengan taraf signifikan = 5 % maka butir pertanyaan

tersebut dinyatakan valid. Tetapi jika rxy < r tabel dengan taraf signifikan

(49)

Untuk mengetahui validitas kuesioner terlebih dahulu dilakukan

pengujian validitas terhadap 30 responden.

Dari hasil analisis butir-butir pertanyaan yang telah dilakukan

dengan program computer SPSS versi 12.0, ternyata ada beberapa butir

pertanyaan pada variabel kepuasan konsumen service berkala kelipatan 2000 Km, 4000 Km, 8000 km, antrian pelayanan dan lingkungan fisik

yang tidak valid. Butir pertanyaan yang tidak valid yaitu :

Tabel 3.2

Butir pertanyaan yang tidak valid

Butir Pertanyaan Nilai r hitung

1 - 0,114

2 0

3 - 0,234

4 0,098

10 - 0,184

11 0,031

12 0,067

15 0,202

17 0,035

25 0,029

26 0,118

27 0,190

33 0,244

34 0,049

r table dengan taraf signifikansi 5 %, derajat kebebasan n-2 atau 30-2=28

sebesar 0,239. Maka perlu diadakan pengujian validitas lagi dengan

meniadakan butir-butir yang tidak valid. Maka jumlah butir pertanyaan

(50)

Tabel 3.3

Hasil Perhitungan Validitas

Variabel Butir

pertanyaan

r hitung r tabel Keterangan

Kepuasan konsumen - service berkala

kelipatan 4000 km

- service berkala kelipatan 8000

Antrian Pelayanan 29

30

- Spatial layout and functionality

- Sign, symbol, and artifacts

Hasil pengujian validitas ulang yang dilakukan terhadap semua butir

(51)

2. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sejauh mana suatu

instrumen dapat dipercaya atau tidak dan bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Untuk mengukurnya digunakan analisis Alpha Cronbach :

r = reliabilitas instrumen n = banyaknya butir pertanyaan

2

t

 = varian total

2

i

 = jumlah varian butir

Rumus varian yang digunakan :

n

n = Jumlah responden

X = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Untuk menentukan apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak

maka digunakan pedoman sebagai berikut :

 Jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 5% maka instrumen

dikatakan reliabel.

 Jika rhitung < rtabel dengan taraf signifikansi 5% maka instrumen

(52)

r tabel dengan taraf signifikansi 5 %, derajat kebebasan n-2 atau 30-2=28

sebesar 0,239. Hasil pengujian reliabilitas untuk semua variabel yang

diujikan dinyatakan reliabel kecuali variabel kepuasan konsumen pada

service berkala 2000 km dinyatakan tidak reliabel karena r hitungnya < r

table atau – 0,170 < 0,239. Hasil pengujian reliabilitas disajikan dalam

tabel 3.4 dibawah ini:

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Reliabilitas

Variabel r hitung r tabel Keterangan

Kepuasan konsumen - service berkala

kelipatan 4000 km

- service berkala kelipatan 8000 km

0,917

0,789

0,239

0,239

Reliabel

Reliabel

Antrian Pelayanan 0,735 0,239 Reliabel

Lingkungan Fisik 0,844 0,239 Reliabel

G. Teknik Analisis Data

1) . Rumusan Hipotesis dan Pengujian Hipotesis

a. Rumusan Hipotesis

Untuk menguji hipotesis 1, 2 dan 3 digunakan analisis regresi

sederhana dan untuk hipotesis 4 diuji dengan regresi berganda.

(53)

1. Hipotesis pertama

0

H : Persepsi konsumen tentang lingkungan fisik tidak berpengaruh

terhadap antrian pelayanan.

1

H : Persepsi konsumen tentang lingkungan fisik berpengaruh

terhadap antrian pelayanan.

2. Hipotesis kedua

0

H : Persepsi konsumen tentang antrian pelayanan tidak berpengaruh

terhadap kepuasan konsumen.

1

H : Persepsi konsumen tentang antrian pelayanan berpengaruh

terhadap kepuasan konsumen.

3. Hipotesis ketiga

0

H : Persepsi konsumen tentang lingkungan fisik tidak berpengaruh

terhadap kepuasan pelayanan.

1

H : Persepsi konsumen tentang lingkungan fisik berpengaruh

terhadap kepuasan pelayanan.

4. Hipotesis keempat

0

H : Persepsi konsumen tentang lingkungan fisik dan antrian

pelayanan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

1

H : Persepsi konsumen tentang lingkungan fisik dan antrian

(54)

b. Pengujian Hipotesis

Nilai kritis dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dapat

ditentukan dengan mengunakan tabel distribusi normal dengan

memperhatikan tingkat signifikansi (α) dan banyaknya sampel yang

digunakan (Algifari : 2000, 70). Nilai kritis dengan taraf signifikansi 5 %,

n = 89 responden, k = 3 variabel yang ada.

2). Analisis Regresi

Analisis regresi adalah hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan

dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan

fungsional antara variabel-variabel. Digunakan analisis regresi

dimaksudkan untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel terikat, bila

dua atau lebih variabel bebas dimanipulasi. Dalam hal ini di ujikan pada

hipotesis 1, 2, dan 3. Rumus yang digunakan untuk menguji variabel bebas

dan terikat adalah Regresi Sederhana adalah :

Y = a + b1X1

Dan untuk menguji hipotesis ke 4 menggunakan rumus Regresi Berganda :

Y = a + b1X1+ b2X2

Keterangan :

Y = Variabel terikat (Kepuasan Konsumen) X1 = Lingkungan Fisik

X2= Antrian Pelayanan a = Konstanta

(55)

Untuk menguji signifikasi persamaan regresi digunakan uji F sebagai

berikut (Sudjana : 1996, 355):

F =

JKreg = jumlah kuadrat-kuadrat regresi JKres = jumlah kuadrat-kuadrat residu n = ukuran sampel

k = variabel bebas

Rumus JKreg dan JKres yang digunakan:

JKreg = a1  x1 i yi + a2  x2 i yi +…..+ ak  xk i yi

JKres =  (Yii)2

3). Analisis Korelasi

Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan

dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak

hubungan itu (Suharsimi Arikunto : 1997, 239). Korelasi diujikan pada

hipotesis 1, 2 dan 3. Sedangkan hipotesis ke 4 menggunakan korelasi

ganda. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis 1, 2 dan 3

menggunakan korelasi product moment (Sugiono, 2001:182) :

(56)

Keterangan

rxy= koefisien korelasi

X = total skor dari seluruh item Y = total skor dari seluruh item n = total responden

Menguji kesignifikanan koefisien korelasi product moment dengan

membandingkan thitung dengan ttabel pada taraf signifikan titik kritis yang

dicari pada tabel distribusi t dengan taraf signifikansi α = 0,05 dengan

derajat kebebasan n-2 dimana n=jumlah pasangan data. Dengan

menggunakan rumus t sebagai berikut (Sugiono, 2001:190) :

2

r = koefisien korelasi

n = jumlah subjek yang diteliti

 jika thitung < ttabel maka Ho diterima, maka variabel bebas tidak

berpengaruh terhadap variabel terikat

 jika thitung > ttabel maka Ho ditolak, maka variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel terikat

Sedangkan rumus untuk menguji hipotesis 4 menggunakan rumus korelasi

ganda (Sugiono, 2001:190) :

(57)

Keterangan

R 2

1x

x

y = Korelasi antara variabel x1 dengan x2 secara bersama-sama

dengan variabel y

ryx1 = Korelasi Product moment antara x1dengan y

ryx2 = Korelasi Product moment antara x2dengan y

rx1x2 = Korelasi Product moment antara x1dengan x2

untuk menguji signifikansi koefisien korelasi ganda dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

Fh=

R2 = Koefisien korelasi ganda yang telah ditemukan k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah anggota sampel

Fh = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel

4). Uji prasyarat

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak.

Adapun uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Chi Kuadrat(Sugiono, 2001:226) yaitu :

χ2

= Chi kuadrat

fo = Frekuensi yang diobservasi

(58)

b. Uji linieritas

Pengujian linieritas dilaksanakan untuk ada tidaknya hubungan linier

antara variabel bebas dengan variabel terikatnya. Adapun rumus yang

digunakan untuk pengujian dilakukan dengan uji F adalah sebagai

berikut (Sudjana,1996:332) :

e

F = Nilai F untuk garis regresi S2TC = varians tuna cocok

S2e = varians kekeliruan

JK(TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK(E) = jumlah kuadrat kekeliruan

Berdasarkan hasil perhitungan, selanjutnya Nilai F tabel dibandingkan

dengan F hitung dengan taraf signifikan 5%. Nilai F hitung diperoleh

dari perhitungan SPSS 12.0. Jika F hitung< nilai F tabel maka hubungan

(59)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan dan Lokasi Perusahaan

Bengkel AHASS MONZA PRIMA 2592 resmi berdiri pada tanggal 4

Juli 2002 merupakan sebuah bengkel sepeda motor resmi Honda yang

beralamat di Jalan Gejayan Santren no.35 B Sleman, Yogyakarta. Bengkel

Ahass Monza Prima menawarkan jasa service sepeda motor Honda dan sparepartsepeda motor Honda. Pemilik memilih bidang usaha bengkel sepeda motor resmi Honda karena usaha ini memiliki prospek masa depan yang cerah

sehubungan dengan meningkatnya penjualan sepeda motor di Astra dan kota

Yogyakarta sebagai kota pelajar yang mayoritas penduduknya merupakan

pelajar yang menuntut ilmunya dan kebanyakan memiliki kendaraan jenis

sepeda motor.

Pada tahun 2002 Ahass Monza Prima memiliki karyawan sejumlah

enam orang. Satu orang di bagian kasir, satu orang di bagian service advisor yang juga merangkap sebagai mekanik, satu orang sebagai koordinator

mekanik yang juga merangkap sebagai mekanik dan tiga orang lainnya adalah

mekanik. Jumlah mekanik disesuaikan dengan jumlahbikeliftdan kunci pada saat itu. Pada saat itu Ahass Monza Prima belum mempekerjakan cleaning service sehingga semua karyawan yang ada juga melakukan pekerjaan kebersihan.

(60)

Jam kerja saat itu masih sangat sederhana. Karyawan diharuskan mulai

bekerja pada pukul 09.00-16.00 dengan jam istirahat pada pukul 12.00-13.00

secara bersamaan. Fasilitas yang ada pada saat itu juga masih sangat

sederhana. Perusahaan hanya memberikan fasilitas ruang tunggu yang ada

tanpa adanya AC dan televisi. Sehubungan dengan meningkatnya penjualan, pada tahun selanjutnya Ahass Monza Prima menambah bikelift dan kunci sebanyak lima unit dan perusahaan juga menambah mekanik sebanyak lima

orang. Selain itu, Ahass Monza Prima mulai memberikan fasilitas ruang

tunggu yang lebih nyaman yang dilengkapi dengan adanyaACdan televisi. Pada tahun 2004, Ahass Monza Prima mulai melayani jasa pencucian

mobil dan sepeda motor. Tahun 2005, merupakan tahun yang sangat sibuk

bagi Ahass Monza Prima. Penjualan mengalami peningkatan yang cukup

tinggi, padahal Ahass Monza Prima masih harus melayani jasa cuci mobil dan

sepeda motor pada saat itu. Dengan meningkatnya penjualan, Ahass Monza

Prima menambah jumlah karyawan sebanyak dua orang sebagai kasir, dua

orang sebagai cleaning service, dan dua orang sebagai mekanik. Pada tahun 2006, Ahass Monza Prima tidak lagi melayani jasa cuci mobil dan sepeda

motor dengan alasan terlalu sibuk dan kurang menguntungkan bagi

perusahaan.

B. Struktur Organisasi

Dalam usaha mencapai tujuannya, perusahaan perlu menyusun suatu

(61)

wewenang dan tanggung jawab serta dapat memperjelas arus informasi atasan

kepada bawahannya dan sebaliknya. Dengan adanya struktur diharapkan para

karyawan memahami dan mengerti perannya dalam perusahaan. Satu hal yang

perlu diperkirakan di dalam menentukan struktur organisasi adalah

kemungkinan terjadinya perubahan di dalam badan usaha yang bersangkutan

pada masa akan datang. Struktur organisasi suatu perusahaan harus disusun

sedemikian rupa untuk kemungkinan terjadinya perubahan atau perkembangan

perusahaan.

Adapun struktur perusahaan Ahass Monza Prima dapat dilihat pada

gambar berikut :

Gambar 4.1

Struktur Perusahaan Ahass Monza Prima

Pemilik

Pimpinan

Koordinator Mekanik

Service Advisor

Kasir

Mekanik

Cleaning Service Cleaning Service

(62)

Adapun penjelasan mengenai tugas-tugas struktur perusahaan sebagai

berikut :

1. Pemilik

Ahass Monza Prima merupakan perusahaan persekutuan yang

dimiliki oleh dua orang. Pemilik berkewajiban mengawasi jalannya

perusahaan dan berhak memberikan keputusan atas segala sesuatu yang

berhubungan dengan jalannya perusahaan.

2. Pimpinan

Salah satu pemilik dari Ahass Monza Prima merangkap sebagai

pimpinan. Pimpinan wajib membuat perencanaan, mengawasi jalannya

perusahaan, menggaji pegawai dan mengelola perusahaan secara

keseluruhan. Dalam melaksanakan perencanaan pimpinan harus memiliki

persetujuan dari pemilik terlebih dahulu.

3. Kasir

Bagian kasir memiliki tangung jawab atas keluar dan masuknya

uang, melayani bagian sparepart, dan membuat laporan-laporan (laporan keuangan, laporan pengeluaran, dan laporansparepart).

4. Service Advisor

Service advisor hanya terdiri dari satu orang saja. Service advisor bertugas melakukan pengecekan dan penganalisaan atas kerusakan sepeda

(63)

5. Koordinator Mekanik

Koordinator mekanik hanya terdiri dari satu orang saja.

Koordinator mekanik bertugas melakukanfinal checkdan mengkoordinasi pekerjaan para mekanik. Final check adalah aktivitas pengecekan ulang yang dilakukan oleh koordinator mekanik saat sepeda motor telah selesai

diperbaiki.

6. Mekanik

Sebagian besar karyawan Ahass Monza Prima merupakan

mekanik. Mekanik bertugas memperbaiki kerusakan sepeda motor yang

sebelumnya telah dianalisa oleh service advisor. Setelah selesai memperbaiki kerusakan, sepeda motor tersebut akan diberikan pada

koordinator mekanik untuk dilakukanfinal check.

C. Personalia Perusahaan

Dari berbagai aspek di dalam suatu perusahaan, aspek karyawan

memberikan peran sangat penting dan mempengaruhi kinerja perusahaan,

Khususnya pada bengkel Ahass Monza Prima yang bergerak dibidang jasa.

Segala aktivitas perusahaan berhubungan erat dengan karyawan.

1. Jumlah Karyawan

Dalam suatu perusahaan, karyawan merupakan asset yang penting

bagi kelangsungan hidup perusahaan khususnya perusahaan yang bergerak

dibidang jasa seperti Ahass Monsa Prima. Jumlah karyawan pada bengkel

(64)

Tabel 4.1

Jumlah Karyawan Ahass Monsa Prima

Jabatan Jumlah

Kasir 3 orang

Service Advisor 1 orang Koordinator Mekanik 1 orang

Mekanik 10 orang

Cleaning Service 2 orang

Jumlah karyawan 17 orang

2. Pembagian Jam Kerja

Jam kerja karyawan merupakan waktu yang diperlukan oleh

karyawan untuk bekerja sampai selesai. Jam kerja yang belaku di Ahass

Monza Prima untuk semua jabatan adalah sebanyak 7 jam dan jam

istirahat selama 1 jam. Ahass Monza Prima dibuka setiap hari senin

sampai dengan sabtu pukul 08.00-16.00. Tiap hari raya bengkel Ahass

Monza Prima tutup.

3. Penarikan Karyawan

Proses penerimaan karyawan pada Ahass Monza Prima didasarkan

pada kebutuhan karyawan saat itu. Dalam mencari karyawan, perusahaan

memasang iklan lowongan kerja di surat kabar. Sedangkan kriteria

(65)

adalah tingkat kejujuran, kerajinan, ketrampilan, pendidikan, tanggung

jawab dan inisiatif .

Adapun syarat-syarat yang ditentukan oleh Ahass Monza Prima

untuk menjaring karyawan yang sesuai bagi perusahaan antara lain sebagai

berikut :

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan untuk bagian kasir minimal lulusan dari SMA,

sedangkan tingkat pendidikan untuk karyawan selain kasir minimal

lulusan STM.

b. Umur

Ahass Monza Prima tidak memberikan batasan umur, akan tetapi

sebagian besar karyawan dari Ahass Monza Prima memiliki umur

berkisar 20-40 tahun.

c. Jenis Kelamin

Perusahan mengharuskan jenis kelamin perempuan untuk menduduki

jabatan kasir. Sedangkan karyawan selain bagian kasir harus berjenis

kelamin laki-laki. Pertimbangan ini dikarenakan perusahaan

menganggap bahwa perempuan lebih cocok melakukan tugas-tugas

yang berkaitan dengan kasir. Sedangkan karyawan selain bagian kasir

(66)

d. Keadaan Fisik

Diharapkan calon karyawan Ahass Monza Prima harus sehat secara

fisik maupun jasmani. Karyawan yang sehat baik secara fisik maupun

jasmani dapat memperlancar jalannya perusahaan.

4. Tata Tertib Kerja

Dalam menjalankan perusahaan, perlu adanya aturan-atuaran yang

harus ditaati oleh semua karyawan dan telah disepakati oleh karyawan

pada saat akan masuk kerja. Tata tertib kerja disusun dengan maksud agar

terwujudnya kelancaran dalam menjalankan perusahaan. Adapun

aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Semua karyawan pada Ahass Monza Prima diharuskan datang tepat

waktu. Tiga kali keterlambatan akan diberikan sanksi berdasarkan

kebijakan pimpinan saat itu.

b. Para karyawan harus bersikap sopan di dalam perusahaan baik

terhadap konsumen, pimpinan maupun terhadap teman sekerja.

c. Para karyawan tidak diperbolehkan mengalihkan tugasnya kepada

karyawan lain tanpa sepengetahuan atasan.

d. Dilarang menerima tamu-tamu pribadi selama masih dalam jam kerja,

kecuali mendapatkan ijin dari atasannya.

e. Menaati dan mengikuti petunjuk-petunjuk kerja yang diberikan oleh

(67)

f. Di waktu kerja karyawan dilarang membuat keributan dalam bentuk

apapun.

g. Dilarang membawahandphonedan membawa uang disaat kerja. h. Dilarang merokok di area tempat kerja.

i. Bilamana ada keperluan dan karyawan yang bersangkutan harus

meninggalkan pekerjaan, maka ia harus meminta ijin dahulu kepada

para petugas yang telah ditunjuk secara tertulis dan meminta

persetujuan dari atasan.

j. Jika ada halangan seperti sakit dan karyawan tidak dapat masuk kerja

maka paling lambat selang dua hari karyawan yang bersangkutan

diwajibkan memberitahukan kepada pimpinan dengan disertai surat

dokter yang sah.

D. Jasa danSparepartDitawarkan

Dalam menjalankan usahanya, Ahass Monza Prima menawarkan jasa

dan sparepart Honda kepada konsumen. Adapun jasa yang ditawarkan oleh Ahass Monza Prima adalah sebagai berikut :

1. Paket ganti oli plus

2. Paketserviceringan 3. Paketservicelengkap

(68)

yang ditawarkan oleh Ahass Monza Prima seperti ganti ban, ganti rantai, ganti

kampas rem, kabel rem, busi, kabelspeedometerdan lain-lain.

E. Promosi

Promosi merupakan kegiatan memperkenalkan produk atau jasa,

meyakinkan dan menunjukkan kelebihan dari produk atau jasa kepada

pembeli. Selama ini, Ahass Monza Prima telah melakukan promosi berupa

brosur, potongan hargasparepart, pemberian harga khusus (enam kaliservice lengkap gratis satuservicelengkap), sponsor acara tertentu dan kegiatan amal. Promosi perlu dilakukan agar masyarakat mengenal produk dan jasa sehingga

(69)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Karakteristik Responden

Penelitian dilaksanakan di Bengkel Motor Ahass Monza Prima

2592 yang melibatkan 89 orang konsumen sebagai responden. Data

penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner, kuesioner ini di

sebar kepada setiap konsumen yang dipilih yang mana memakai jasa

service di Bengkel Motor Ahass Monza Prima. Dalam hal ini responden yang terlibat memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Jenis Kelamin

Tabel 5.1

Pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin

Dari tabel 5.1 diatas dapat diketahui responden yang

menggunakan jasa service bengkel motor Ahass Monza Prima 2592 adalah laki-laki sebanyak 52 orang atau 58,43 % dan perempuan

sebanyak 37 orang atau 41,57 %. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa dari 89 orang, ternyata responden yang menggunakan jasa No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Laki-laki 52 58,43 %

2. Perempuan 37 41,57 %

Jumlah 89 100 %

Gambar

Gambar 2.1Sistem Antrian....................................................................................11
Tabel 3.1
Tabel 3.2Butir pertanyaan yang tidak valid
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada prinsipnya provinsi yang layak mendapat prioritas adalah provinsi yang dapat memenuhi 2 kriteria yaitu : (1) peluang peningkatan produksi akibat peningkatan luas panen

UIN Maliki Malang merupakan salah satu Perguruan Tinggl Agama lsl観 yang menggunakan sistem penyelenggttOan pendidikan tinggi integratif yaitu sistem pendidiktt dan tradisi di

Sosial skill atau ketrampilan sosial sangat dibutuhkan dan harus dimiliki oleh seorang pustakawan, mengingat pustakawan adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan

Sesuai ketentuan Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pasca Kualifikasi dengan metode pelelangan umum BAB III E.32.1 Pembuktian Kualifikasi terhadap peserta yang

Paket Pengadaan ini terbuka untuk penyediaan barang/jasa yang terdaftar pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi periyaratan.. Pelaksanaan

Dosis pupuk organik cair daun lamtoro 500 L Ha -1 menunjukkan hasil yang terbaik pada setiap variabel pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah

Hasil dari penelitian tersebut adalah strategi pembentukan karakter peduli lingkungan yang dilakukan melalui kegiatan rutin, keteladanan kepala sekolah/dewan guru, peraturan

Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dalam Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat (IUPHHBK-HKm) adalah izin usaha yang diberikan untuk