• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH TINGKAT RELIGIUSITAS, PENDAPATAN, dan PENGETAHUAN SEDEKAH TERHADAP KEPUTUSAN BERSEDEKAH di KOIN NU-CARE LAZISNU (Studi Kasus NU-Care Lazisnu Lowokwaru Kota Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENGARUH TINGKAT RELIGIUSITAS, PENDAPATAN, dan PENGETAHUAN SEDEKAH TERHADAP KEPUTUSAN BERSEDEKAH di KOIN NU-CARE LAZISNU (Studi Kasus NU-Care Lazisnu Lowokwaru Kota Malang)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH TINGKAT RELIGIUSITAS, PENDAPATAN, dan PENGETAHUAN SEDEKAH TERHADAP KEPUTUSAN BERSEDEKAH

di KOIN NU-CARE LAZISNU

(Studi Kasus NU-Care Lazisnu Lowokwaru Kota Malang)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh:

Ahmad Bayu Fadillah 175020500111007

JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2021

(2)

Judul: Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas, Pendapatan, dan Pengetahuan Sedekah Terhadap Keputusan Bersedekah di Koin NU-Care

Lazisnu (Studi Kasus NU-Care Lazisnu Lowokwaru Kota Malang)

Ahmad Bayu Fadillah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Email: ahmadbayufadillah6@gmail.com

ABSTRAK

Kemiskinan merupakan sebuah permasalahan yang diperhatikan di Indonesia dan perlunya upaya penekanan atau pengentasan kemiskinan terutama oleh pemerintah.

Hal ini ditunjukkan tingkat kemiskinan menurut BPS Statistik meunjukkan sekitar 9,78% pada tahun 2020. Berbagai macam gerakan filantropi yang dilakukan oleh beberapa organisasi masyarakat seperti LAZISNU, LAZISMU, dan lain-lain, turut andil dalam membantu pemerintah untuk menekan tingkat kemiskinan, sehingga peneliti memilih salah satu organisasi tersebut yakni NU-CARE Lazisnu Lowokwaru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat religiusitas, pendapatan, dan pengetahuan sedekah terhadap keputusan bersedekah di Koin NU-Care Lazisnu.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis regresi logistik. Teknik dari pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa variabel tingkat religiusitas, pendapatan, dan pengetahuan sedekah secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan bersedekah di Koin NU-Care Lazisnu Lowokwaru Kota Malang.

Kata Kunci: Kemiskinan, Religiusitas, Pendapatan, Pengetahuan Sedekah

A. PENDAHULUAN

Kemiskinan merupakan suatu permasalah yang perlu diperhatikan di Indonesia, hal ini perlu upaya khusus pemerintah dalam penanggulanan kasus kemiskinan. Upaya penekanan kemiskinan dan kesadaran yang masih kurang dilakukan pemerintah menunjukkan suatu kegagalan dalam menegoisasi persoalan kemiskinan. kemiskinan mempunyai dampak dalam berbagai masalah ekonomi, sosial, dan politik di tengah- tengah masyarakat. Menurut survey dari BPS Statistik menunjukkan bahwa kemiskinan di Indonesia pada maret 2020 sebesar 9,78%, meningkat 0,56% pada September 2019.

Jumlah penduduk miskin pada maret 2020 sebesar 26,42 juta orang, kasus ini meningkat sebesar 1,63 juta orang terhadap September 2019. Sedangkan tingkat kemiskinan di Kota Malang sebesar 4,44% pada tahun 2020, hal ini meningkat sebesar 0,37% pada tahun 2019.

Kemiskinan agregat menjadi acuan dalam menunjukkan perbandingan dan jumlah penduduk miskin yang masih dibawah garis kemiskinan. Angka kemiskinan agregat yang digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan bangsa. Perhitungan kemiskinan menggunakan pendekatan kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar.

Melalui pendekatan ini, kemiskinan dapat dipandang sebagai ketidakmampuan ekonomi dari segi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan dasar.

(3)

Berbagai macam lembaga filantropi yang turut andil dalam membantu pemerintah seperti LazisNU, LazisMU, Baznas, dan lain-lain, yang memiliki peran sebagai menjaring atau menyalurkan kekayaan seseorang atau kelompok kepada orang yang membutuhkan. Apabila dalam pelaksanaannya suatu lembaga filantropi dengan mengedepankan prinsip yang modern dan mengikuti perkembangan zaman dalam praktiknya, maka diharapkan dalam meningkatkan output, pembuka lowongan pekerjaan yang dapat menyerap tenaga kerja, pemerataan penghasilan atau pendapatan masyarakat yang bertujuan untuk pengurangan tingkat kemiskinan.

Sedekah merupakan amalan sunnah yang bernilai kebaikan dengan tujuan saling berbagi sebagian harta yang dimilikinya sebagai fungsi pemerataan ekonomi, kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Sedekah dan infak sering disebutkan dalam al-qur’an sebagai salah satu bentuk piutang kepada Allah, dimana Allah sendiri akan membalasnya berlipat ganda dan mendapatkan pahala sebagai bentuk apresiasi kepada hambanya dan penolong di hari kiamat kelak.

Pemahaman individu mengenai agama atau tingkat religiusitas merupakan suatu bentuk pengabdian terhadap agama. Timbulnya motivasi seseorang untuk berinfak ketika idividu memahami pentingnya menyisihkan harta untuk berbagi kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan penelitian Rismantari (2020) mendapatkan hasil bahwa religiusitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan muzakki dalam membayar zakat melalui Basnas Kota Kediri.

Selain religiusitas pendapatan juga turut andil dalam mempengaruhi seseorang untuk menyisihkan hartanya, dalam agama islam dijelaskan bahwa ketika individu sudah merasa tercukupi, maka diwajibkan untuk mensedekahkan hartanya untuk orang lain.

Sejalan dengan Omaida (2019), hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa variabel pendapatan berpengaruh signifikan terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ.

Disamping religiusitas dan pendapatan, pengetahuan juga menjadi salah satu faktor penting, karena semakin baik pengetahuan seseorang akan menjadikan semakin sadar seseorang efek yang dirasakan oleh munfiq maupun orang yang menerimanya dan dijadikan dorongan untuk menunaikan sedekah. Penelitian Bashor (2020), menyatakan bahwa variabel pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa berInfak dan sedekah dikarenakan apabila seseorang akan melakukan sedekah dan infak akan memahami dan mendalami terlebih dahulu mulai dari sisi kebermanfaatan, hukum, dan lembaga yang berwenang dalam menyalurkan infak dan sedekah.

B. KAJIAN PUSTAKA

Konsumsi

“Konsumsi diartikan sebagai penggunaan barang atau jasa yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia” (Rosyidi,1996). Nurhadi (2020) menegaskan,

“mengkonsumsi merupakan sebuah aktivitas manusia memakai atau menggunakan suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Kualitas serta jumlah barang ataupun jasa dapat mencerminkan kemakmuran atau kepuasan konsumen tersebut. Sebaliknya semakin rendah kualitas suatu barang atau jasa yang dikonsumsi, maka tingkat kepuasan semakin rendah”.

Prinsip Konsumsi dalam Islam

(Arif Hoetoro, n.d.) berpendapat bahwa “teori perilaku konsumen adalah bagaimana cara seseorang memilih barang atau jasa yang dikonsumsi, jumlahnya, dan kepuasan yang didapatkannya”. Islam menetapkan bahwa manusia wajib mengkonsumsi barang yang

(4)

atau jasa yang halal dan baik (thayyib). Dr. Muhammad Sharif Chaudhry (2012) menjelaskan ada tiga prinsip dasar konsumsi dalam islam, yaitu prinsip halal, prinsip kebersihan dan menyehatkan, dan prinsip kesederhanaan.

Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan tak lepas dari permasalahan pemerataan pendapatan antar penduduk atau rumah tangga yang terbagi menjadi dua segi, yakni pertama upaya peningkatan taraf hidup masyarakat yang masih berada dibawah garis kemiskinan.

Kedua, pemerataan pendapatan yang secara menyeluruh dengan cara mempersempit perbedaan tingkat pendapatan antar rumah tangga (Suhendra et al., 2021). Menurut Retnosari (2006) distribusi pendapatan memiliki dua konsep dalam pengukurannya, yaitu konsep ketimpangan absolut dan konsep ketimpangan relative. Ketimpangan absolut adalah sebuah konsep dalam pengukuran ketimpangan menggunakan parameter nilai mutlak. Sedangkan ketimpangan relative adalah pengukuran ketimpangan distribsusi pendapatan dengan memperbandingkan pendapatan yang diterima seseorang dengan pendapatan yang diterima oleh mayarakat secara menyeluruh.

Distribusi Kekayaan Menurut Islam

Rozalinda (2017), menyatakan bahwa distribusi pendapatan menurut islam adalah penyaluran harta yang dimiliki pribadi atau umum kepada yang berhak menerimanya yang bertujuan untuk memberdayakan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sesuai dan diatur oleh syariat. Apabila distribusi kekayaan dimasyarakat tidak adil atau tidak merata, maka kedamaian dimasyarakat harus dikorbankan dan terbentuknya konflik antara si kaya dan si miskin yang dapat menimbulkan revolusi berdarah. Terciptanya kemakmuran tidak akan bisa hidup dalam kemiskinan, oleh karena itu distribusi kekayaan yang merata dan adil amatlah sangat penting demi terciptanya sebuah kemakmuran, kedamaian, dan kebahagiaan (Dr. Muhammad sharif Chaudhry, M.A., LLB., 2012)

Faktor yang Mempengaruho Bersedekah Religiusitas

Agama adalah sesuatu yang tidak lepas dengan rasa sosial, sehingga representasi tentang religiusitas yang ada merupakan sebuah interpretasi kolektif dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada dimasyarakat. Adat yang sudah terlahir dan mengakar ditengah masyarakat bertujuan untuk mempertahankan dan penanaman mental kembali dikelompok masyarakat tersebut. Dengan kondisi seperti itu, jika keimanan dalam suatu individu sudah mulai memudar atau bahkan hilang, maka agama itupun dengan berjalannya waktu akan mulai pudar bahkan bisa menghilang (Dr. Rr. Suhartini, 2013).

Pendapatan

Soekartawi menerangkan bahwa pendapatan akan dipengaruhi seberapa banyak barang yang dikonsumsi, masih sering dijumpai apabila pendapatan naik maka nilai dari kualitas suatu barang atau jasa juga turut diperhatikan. Seperti, sebelum mengalami tambahan pendapatan mobil yang dipakai setiap hari merupakan kualitas grade C, sedangkan setelah mengalami penambahan pendapatan maka ingin mengupgrade keinginan menjadi kualitas grade B atau bahkan A. Dasar pendapatan adalah upaya timbal balik yang dirasakan oleh produsen dari hasil produksinya. Dari setiap faktor produksi seperti tanah akan mendapatkan hasil dari sewa tanah, pekerjaan akan memperokeh balas jasa berupa gaji atau upah dan tenaga kerja ahli yang menekuni bidang tertentu mendapat balas jasa dari perolehan laba (Dr. Yusuf al-Qaradhawi, n.d.).

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan sesuatu khasanah kekayaan yang dirasakan secara tidak langsung atau langsung oleh manusia yang turut andil dalam mewarnai kekayaan

(5)

kehidupan manusia. Sukar apabila dalam kehidupan tidak diimbangi dengan pengetahuan, sebab pengetahuan menjadi jawaban atas berbagai macam permasalahan- permasalahan dalam kehidupan. Pengetahuan manusia berasal dari Allah dan mengajari manusia dengan kalamnya terhadap apa yang tidak diketahuinya. Manusia dilahirkan tanpa ilmu, maka Allah memberikan pendengaran agar manusia dapat memepelajari suatu ilmu melewati pendengaran, diberi penglihatan agar manusia bisa mendapatkan ilmu dengan melihat suatu kenyataan, dan manusia diberikan akal dan hati supaya dapat memperoleh ilmu proses pemahaman dan penalaran (Nasution, 2016). Pengetahuan pada hakikatnya adalah segenap apa yang diketahui tentang suatu objek tertentu, yang didalamnya juga mengandung suatu dasar ilmu, dan dapat disimpulkan bahwa ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia seperti halnya seni dan agama (Suriasumantri, 2010).

Sedekah

Asal mula kata sedekah ketika ditasrifkan sesuai kaidah berasal dari kata kerja fa’il yaitu قدص قدصي اقدص اقدصت ةقدص . Kata “ قدص” mempunyai beberapa arti yaitu benar dan lurus. Dalam peraturan BAZNAS No. 2 tahum 2016, sedekah berarti pemberian materi atau non materi yang dikeluakan oleh seseorang atau suatu lembanga yang bertujuan untuk kemaslahatan umum.

Yang Berhak Menerima Sedekah

Imam an-Nawawi menjelaskan siapa saja yang berhak menerima sedekah dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarah Al-Muhdzab diantaranya:

a. Sanak famili

“Ulama sepakat bahwa sedekah kepada sanak famili, kerabat lebih utama daripada sedekah kepada orang lain. Hadis-hadis yang menyebutkan hal tersebut sangat banyak dan terkenal.” (An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab, [Darul Fikr], juz 6, hal 238).

b. Keluarga, orang terdekat, orang lain

“Menurut sahabat-sahabat kami, disunnahkan pada sedekah yang sunnah, zakat, kaffarah untuk diterimakan kepada sanak kerabat jika memang mereka adalah orang yang masuk kategori mustahiq zakat. Jika mereka masuk kategori tersebut, lebih utama daripada diberikan kepada orang lain.” (An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab, [Dârul Fikr], juz 6, halaman 220).

C. METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan sebuah cara ilmiah yang bertujuan memperoleh data dengan tujuan dan maksud tertentu. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif adalah sebuah metode penelitian yang berlandaskan kepada filsafat positivisme, yang bertujuan untuk meneliti pada sampel atau populasi tertentu. Dalam metode ini teknik pengambilan sampel dilakukan secara random, pengumpulan data dengan menggunakan instrumen penelitian, dan analisis data bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono, 2012) dalam buku (Dr. Sandu Siyoto, SKM & M. Ali Sodik, 2015).

Waktu dan Tempat Penelitian

Penlitian ini dilakukan pada 09 juli 2021 sampai 15 juli 2021 yang berlokasi di daerah Lowokwaru Kota Malang di NU Care-Lazisnu. Dalam penentuan lokasi penelitian mempertimbangkan bahwa Lazisnu NU-Care Lowokwaru menerapkan konsep 3S (Sedekah Sedino Sewu) yang sesuai dengan penelitian yang akan

(6)

dilaksanakan. Pemilihan tempat penelitian di daerah lowokwaru bertujuan memperoleh data primer yang harus didapatkan secara langsung dari sumbernya dengan menyebarkan kuesioner untuk mengetahui keabsahan data.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang mencangkup subyek atau obyek dan karakteristik yang sudah sesuai dengan ketentuan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Dr. Sandu Siyoto, SKM & M. Ali Sodik, 2015). Sesuai dengan permasalah penelitian diatas, maka yang menjadi populasi adalah masyarakat wilayah Lowokwaru yang berafiliasi dengan NU-Care Lazisnu. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yakni teknik dengan pengambilan sampel sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu dari bagian atau anggota populasi (Kurniawan &

Puspitaningtyas, 2016). Dikarenakan dalam penelitian ini populasi tidak diketahui, maka target dalam penentuan sampel menggunakan teknik Roscoe. yakni salah satu kriteria layak diteliti dengan sampel minimal 30 sampai 500. Sehingga dalam penelitian ini mengambil sampel sebanyak 50 dengan syarat apabila dirasa pada penelitian ini belum sanggup untuk menggambarkan hasilnya hingga dapat diambil responden lebih dari 50 ilustrasi.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data primer dan sekunder seperti jurnal, artikel, internet, dan studi literatur sebagai data pendukung. Sedangkan data primer yang dimaksudkan yaitu kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada responden.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner. Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner ini, merupakan sebuah pernyataan yang menyangkut fakta dan pendapat menurut responden, skala likert sebagai pengukuran sikap, pendapat terhadap fenomena sosial. Jawaban dari pengisian kuesioner yang menggunakan skala likert yakni data bersifat ordinal. Supaya data dapat diolah maka diperlukan, maka dirubah data tersebut dirubah menjadi data interval.

Method of Successive (MSI) adalah metode transformasi data bersifat ordinal menjadi data interval dengan cara merubah proporsi yang kumulatif setiap peubah (Setia Ningsih, 2019)

Metode Analisis

Metode analisis data harus sesuai dengan maksud tujuan penelitian. Dalam penelitian ini maksud dan tujuan adalah untuk mengetahui loyalitas masyarakat muslim Lowokwaru dalam mengeluarkan hartanya untuk bersedekah. Untuk menempuh tujuan tersebut digunakan analisis regresi logistik, bertujuan untuk mengetahui suatu hubungan antara variabel independent dan dependent. Sebelum data diolah, ada beberapa uji tahapan yang harus dilaksanakan diantaranya:

1. Uji Validitas dan Reabilitas

Dalam hasil penelitian yang memiliki kriteria validitas tinggi jika test tersebut sesuai dengan fungsi ukurnya, atau bisa dikatakan mendapatkan hasil yang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan digunakannya tes tersebut. Uji validitas bertujuan untuk mengukur hasil yang sah atau valid apakah sudah sesuai dengan kuesioner atau tidak. Kuesioner dapat dikatakan valid apabila pertanyaaan yang diajukan dalam kuesioner mampu menjelaskan sesuatu yang diukur dalam kuesioner tersebut (Ghozali, 2009). Uji reabilitas adalah sebagai alat yang digunakan untuk mengukur ketepatan konsistensi dari sebuah instrumen penelitian yang digunakan pada gejala yang sama. Suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel apabila tingkat konsistensinya sesuai dengan standarisasi

(7)

instrumen yang digunakan bisa dipercaya atau menghasilkan skor yang relatif tidak berubah-rubah meskipun pengujiannya dilakukan dalam situasi berbeda (Muhyiddin, Tarmizi, & Yulianita, 2017). Penentuan hasil uji reliabilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha, apabila nilainya lebih besar dari 0,60, maka alat ukur dalam penelitian bisa dikatakan reliabel.

2. Analisis Regresi Logistik

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi logit. Model regresi logit ialah model regresi non-linear yang menciptakan suatu persamaan dimana variabel dependen bersifat kategorikal. kategori sangat dasar dari model tersebut menciptakan binary values semacam angka 0 dan 1. Angka yang dihasilkan mewakilkan sesuatu jenis tertentu yang dihasilkan dari penghitungan probabilitas terbentuknya jenis tersebut.

Berikut adalah model regresi dalam penelitian ini:

𝑙𝑛 ( 𝜌𝑖

1 − 𝜌𝑖) = 𝛽𝑜+ 𝛽1𝑅𝑖+ 𝛽2𝑃𝑖+ 𝛽2𝑃𝑆𝑖 Keterangan:

β0 : Konstanta P : Pendapatan R : Religiusitas

PS : Pengetahuan sedekah

Kemudian terdapat beberapa tahap uji yang dilakukan diantaranya:

1. Uji kelayakan model (Goodness of Fit) 2. Uji keseluruhan model (Overal Model Fit) 3. Uji wald

4. Uji Nagelkerke R-Square

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden Penelitian

Data yang diperoleh dari penelitian ini dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 50 responden. Responden yang mengisi kuesioner ini adalah munfiq yang bersedekah di NU-Care Lazisnu Lowokwaru Kota Malang. Untuk karakteristik responden yakni berdomisili lowokwaru, usia, dan jenis kelamin.

Hasil Analisis Data Uji Validitas

Berikut adalah hasil dari uji validitas:

Variabel No.

Item

rhitung rtabel Validitas rhitung

> rtabel

Signifikansi Validitas Sig <

0.05

Religiusitas

X1.1 0.678 0.279 Valid 0.000 Valid

X1.2 0.708 0.279 Valid 0.000 Valid

X1.3 0.699 0.279 Valid 0.000 Valid

X1.4 0.621 0.279 Valid 0.000 Valid

X1.5 0.682 0.279 Valid 0.000 Valid

X1.6 0.744 0.279 Valid 0.000 Valid

X1.7 0.538 0.279 Valid 0.000 Valid

X1.8 0.626 0.279 Valid 0.000 Valid

X1.9 0.433 0.279 Valid 0.002 Valid

X1.10 0.497 0.279 Valid 0.000 Valid

X1.11 0.689 0.279 Valid 0.000 Valid

(8)

X1.12 0.687 0.279 Valid 0.000 Valid

Pengetahuan Sedekah

X3.1 0.731 0.279 Valid 0.000 Valid

X3.2 0.864 0.279 Valid 0.000 Valid

X3.3 0.798 0.279 Valid 0.000 Valid

X3.4 0.589 0.279 Valid 0.000 Valid

X3.5 0.654 0.279 Valid 0.000 Valid

X3.6 0.813 0.279 Valid 0.000 Valid

X3.7 0.903 0.279 Valid 0.000 Valid

X3.8 0.762 0.279 Valid 0.000 Valid

Sumber: Data diolah, 2021

Dalam uji validitas diatas menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% dan derajat bebas 50 (N-2) maka didapatkan nilai rtabel sebesar 0.279. hasil dari tabel 4.6 menyatakan bahwa semua item religiusitas memiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel

atau nilai sig. <0.05. Hal ini mendapatkan kesimpulan bahwa semua item pertanyaan atau seluruh instrumen yang digunakan dalam variabel dinyatakan valid.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjukkan tingkat kemantapan, keajegan dan ketepatan suatu alat ukur atau uji yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran relatif konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang. Dari uji tersebut mendapatkan nilai cronbach alpha variabel religiusitas dan pengetahuan sedekah sebagai berikut:

Variabel Cronbach α Reliabilitas

Cronbach α > 0.60

Religiusitas 0.860 Reliabel

Pengetahuan Sedekah 0,895 Reliabel

Sumber: Data diolah, 2021

Berdasarkan hasil dari uji reliabilitas nila cronbach alpha variabel lebih dari 0.60, yang berarti bahwa variabel pada penelitian ini adalah reliabel. Reliabilitas berarti dapat dipercaya, yang artinya bahwa seluruh instrumen dapat memberikan hasil yang tepat dan mempunyai ketepatan dari hasil pengukuran terbukti bahwa alat ukur tersebut dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Uji Kelayakan Model

Apabila nilai dari Hosmer and Lemeshow Test lebih besar dari 0,05 berarti dalam model tersebut dapat diterima dan cocok dengan penelitian tersebut. Untuk hasil dari Hosmer and Lemeshow Test akan dijelaskan sebagai berikut:

Sumber: Data diolah, 2021

Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai dari dari statistik Hosmer and Lemeshow Test dengan nilai Chi-Square sebesar 2,501 atau nilai signifikansi sebesar 0,962 > 0,05.

Dalam hal ini menyatakan model regresi yang dipakai dalam penelitian ini layak dipakai untuk analisis selanjutnya, yang berarti bahwa model tersebut mampu memprediksi nilai dari observasinya.

Hosmer and Lemeshow Test

2.501 8 .962

Step 1

Chi-square df Sig.

(9)

Uji Keseluruhan Model (Overal Model Fit)

Uji ini dapat dilihat dari perbedaan dari nilai -2LL antara model yang hanya terdiri konstanta saja dengan variabel yang terdiri dari konstanta dan variabel independen yang mengikuti arus dari distribusi chi square dengan derajat kebebasan.

Perbandingan Nilai -2LL Awal dengan Nilai -2LL Akhir

Sumber: Data diolah, 2021

Tabel diatas menunjukkan nilai dari -2 Log Likelihood Block Number = 0 adalah 65,342, dan nilai dari –2 Log Likelihood Block Number = 1 adalah 33,600. Dalam model tersebut diperlihatkan nilai dari -2 Log Likelihood Block Number = 0 menunjukkan adanya penurunan dari nilai -2 Log Likelihood Block Number = 1, yang artinya bahwa model tersebut lebih baik atau bisa disebut model dihipotesiskan fit dengan data yang ada, dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak.

Uji Nagelkerke R-Square

Nilai Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda.

-2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

33.600 0.470 0.644

Sumber: Data diolah, 2021

Berdasarkan hasil Tabel 4.10 uji regresi logistik diperoleh nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,644 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 64,4%, sedangkan sisanya sebesar 35,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa Variabel bebas memberikan pengaruh sebesar 64,4% terhadap variabel terikat.

Uji Signifikansi Simultan

Berikut adalah hasil uji signifikansi model secara simultan:

Chi-

square df Sig.

Step 31.742 3 0.000

Block 31.742 3 0.000

Model 31.742 3 0.000

Sumber: data diolah, 2021

Pada tabel tersebut diperoleh nilai peluang chi square 0,000 ≤ α 0,05 perhitungan ini menunjukkan bahwa variabel Tingkat Religiusitas, Tingkat Pendapatan, dan Pengetahuan Sedekah berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Keputusan Bersedekah atau hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti diterima.

Uji Koefisien Regresi Logistik

Dalam uji ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari setiap variabel independent terhadap variabel dependent secara parsial yang akan dijelaskan sebagai berikut:

(10)

Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik

Variabel bebas B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

X1 0.239 0.093 6.627 1 0.010 1.270

X2 1.278 0.580 4.857 1 0.028 3.590

X3 0.187 0.089 4.390 1 0.036 1.206

Constant -15.685 4.504 12.127 1 0.000 0.000

Sumber: Data diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 4.14 di atas, hasil pengujian menghasilkan model regresi sebagai berikut:

Y= -15,685 + 0,239 X1 + 1,278 X2 + 0,187 X3

Berdasarkan model regresi yang terbentuk, hasil pengujian terhadap hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. H1 : Tingkat Religiusitas berpengaruh terhadap Keputusan Bersedekah Variabel Tingkat Religiusitas menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 0,239 dengan signifikansi (p) sebesar 0,010. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α=5% maka hipotesis H0 ditolak. Artinya variabel tingkat religiusitas memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan bersedekah

b. H2 : Tingkat Pendapatan berpengaruh terhadap Keputusan Bersedekah Variabel Tingkat Pendapatan menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 1,278 dengan signifikansi (p) sebesar 0,028. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α=5% maka hipotesis H0 ditolak. Artinya variabel pendapatan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan bersedekah

c. H3 : Pengetahuan Sedekah berpengaruh terhadap Keputusan Bersedekah Variabel Pengetahuan Sedekah menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 0,187 dengan signifikansi (p) sebesar 0,036. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α=5% maka hipotesis Ho ditolak. Artinya variabel pengetahuan sedekah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan bersedekah.

Pembahasan

Dalam penelitian ini terdapat 50 responden yang bertempat tinggal di daerah Lowokwaru Kota Malang. Dengan kriteria responden berusia 25 tahun sampai 50 tahun yang didominasi rentang 25 tahun sampai 30 tahun sebesar 28%. Penghasilan dari responden pada kisaran Rp. 2.500.000 sampai Rp. 3.500.000 sebesar 36%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat religiusitas, pendapatan, dan pengetahuan sedekah terhadap keputusan bersedekah di NU-Care Lazisnu Lowokwaru.

Hasil regresi menyatakan bahwa hasil dari nilai signifikansi variabel secara keseluruhan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti variabel tingkat religiusitas, pendapatan, dan pengetahuan sedekah berpengaruh signifikan terhadap keputusan bersedekah yang artinya H1 diterima dan H0 ditolak.

Pengaruh tingkat religiusitas terhadap keputusan bersedekah

Variabel tingkat religiusitas diukur dengan 12 macam pertanyaan dengan landasan 3 indikator, tingkat religiusitas menurut Caroline (1999) dalam (Thontowi, 2000) ada lima aspek yaitu 1) aspek iman, 2) aspek islam, 3) aspek ihsan, 4) aspek ilmu, 5) aspek amal.

Hasil dari regresi menyatakan bahwa tingkat religiusitas secara parsial (individual) berpengaruh signifikan terhadap keputusan bersedekah. Nilai dari uji wald sebesar

(11)

6,627 dengan nilai signifikansinya 0,010 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sebagai batas nilai. Sedangkan, nilai koefisien regresi (B) pada variabel religiusitas dengan Exp (B) sebesar 1,270, nilai tersebut dapat diartikan bahwa variabel religiusitas apabila mengalami kenaikan sebesar 1 unit maka akan mempengaruhi peluang dari keputusan munfiq dalam melaksanakan sedekah melalui NU-Care Lazisnu Lowokwaru meningkat sebesar 1,270. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis 1: “Tingkat religiusitas berpengaruh terhadap keputusan bersedekah masyarakat muslim lowokwaru” diterima.

Berdasarkan hasil tersebut, variabel religiusitas yang diukur melalui beberapa indikator yang diuraikan dalam bab 2, dapat disimpulkan bahwa semakin mendalami ilmu agama seseorang muslim dapat menguak fakta-fakta yang ada di masyarakat yang tak terlepas dengan rasa kepekaan sosial. Dalam keberlangsungan hidup seseorang muslim tidak lepas dari faktor keimanan, faktor ihsan (hubungan manusia dengan tuhan), dan faktor amal. Dalam hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanu Wa Ta’ala dalam QS. Al-Imron 112 yang menyatakan bahwa “..Mereka diliputi kehinaan dimana saja berada, kecuali dengan memegang teguh tali agama dan tali (perjanjian) dengan manusia..”. Thouless (1971), menyatakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi religiusitas seseorang, diantaranya (1) faktor pendidikan, (2) faktor pengalaman, (3) faktor kehidupan, dan (4) faktor intelektual.

Hasil dari penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rismantari (2020) mendapatkan hasil bahwa religiusitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan muzakki dalam membayar zakat melalui Basnas Kota Kediri. Artinya, bahwa semakin tingginya tingkat religiusitas seseorang muslim, agama sebagai penentu perilaku dan tujuan hidup seseorang. Faktor religiusitas tak terlepas dari kebiasaan seseorang yang mengajarkan bagi pemelukya untuk taat dan berbuat baik, termasuk didalamnya menyangkut ekonomi seperti mengeluarkan zakat.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian lain yang dilakukan oleh (Syafitri et al., 2021) dengan hasil penelitiannya bahwa faktor religiusitas secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan membayar zakat, infak, dan shadaqah.

Menurut. Dalam penelitian ini bahwa tingkat religiusitas dipengaruhi oleh keyakinan seseorang yang menyakini sebagian harta yang dimiliki atau diperoleh ada hak orang lain, wajib dikeluarkan dalam bentuk zakat maupun yang bersifat sunnah seperti infak dan sedekah. Selain itu keyakinan yang kuat terhadap konsekuensi yang diperoleh apabila tidak mengeluarkan kewajiban berzakat.

Pengaruh Pendapatan terhadap Keputusan Bersedekah

Dalam peraturan BAZNAS No. 2 tahum 2016, sedekah berarti pemberian materi atau non materi yang dikeluakan oleh seseorang atau suatu lembanga yang bertujuan untuk kemaslahatan umum. Yang berarti bahwa sedekah tidak diukur berdasarkan besarnya materi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam menunaikan sedekah melainkan sebuah niat dan keikhlasan dalam melaksanakannya.

Secara parsial (individual) berpengaruh signifikan terhadap keputusan bersedekah.

Nilai dari uji wald sebesar 4,857 dengan nilai signifikansinya 0.028 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sebagai batas nilai. Sedangkan, hasil dari uji regresi logistik memperoleh nilai koefisien regresi (B) variabel pendapatan dengan Exp (B) 3,590, yang berarti bahwa setiap kenaikan 1 rupiah maka akan mempengaruhi peluang dari keputusan munfiq dalam menunaikan sedekah melalui NU-Care Lazisnu Lowokwaru meningkat dengan nilai sebesar 3,590. Apabila dalam penelitian ini variabel lain tidak mengalami sebuah perubahan maka semakin tinggi nilai dari pendapatan dapat mempengaruhi munfiq dalam keputusan menunaikan sedekah di NU-Care Lazisnu Lowokwaru

(12)

semakin tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis 2: “Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap keputusan bersedekah masyarakat muslim lowokwaru” diterima.

Nilai dari koefisien pendapatan menghasilkan nilai yang positif, sehingga seseorang munfiq memiliki pendapatan yang tinggi atau diberikan kesempatan memiliki harta yang berlebih memilih untuk menunaikan sedekah melalui NU-Care Lazisnu Lowokwaru. Dalam kitab Al-Kasysyaf mustakhlafina fihi berarti harta yang dimiliki manusia adalah milik Allah, Allah menurunkan manusia dibumi sebagai khalifah yang salah satu tugasnya untuk mengelola hasilnya untuk dinikmatinya, akan tetapi jangan sampai melupakan harta yang dimiliki untuk dinafkahkan kepada jalan Allah dan ringanlah tangan dalam urusan itu. Variabel pendapatan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa semakin tingginya pendapatan seseorang dapat menjadikan pengingat bahwa ada hak fakir miskin dalam harta yang diimilikinya, sehingga dapat memotivasi seseorang dalam menunaikan sedekah di NU-Care Lazisnu, meskipun ada beberapa responden yang lebih memilih untuk langsung bersedekah kepada orang yang berhak menerimanya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamidah (2020), hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa variabel pendapatan berpengaruh signifikan positif. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh seseorang maka akan mempengaruhi muuzakki dalam membayar zakat melalui Lembaga Amil Zakat. Yang berarti bahwa muzakki telah mempertimbangkan tingkat pendapatan dalam meraih keputusan untuk menunaikan membayar zakat melalui Lembaga Amil Zakat.

Penelitian ini didukung dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Omaida (2019), hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa variabel pendapatan berpengaruh signifikan terhadap keputusan muzakki di Kota Malang dalam menunaikan zakat maal melalui BAZNAS/LAZ. Dalam penelitian ini faktor utama penentu dari konsumsi adalah pendapatan, yang berarti bahwa seacara keseluruhan pengeluaran individu untuk konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan. Begitu sebaliknya dengan mengeluarkan zakat maal yang harus sesuai dengan kriteria, dimana seseorang muslim yang memiliki harta berlebih atau sudah sesuai dengan nishabnya maka wajib untuk mengeluarkan zakat maal. Zakat maal merupakan perilaku konsumsi dalam islam, adanya sebagian hak harta yang dimiliki diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, karena hal tersebut merupakan sebuah tujuan dari perilaku konsumsi islam.

Pengaruh Pengetahuan Sedekah terhadap Keputusan Bersedekah

Hasil dari regresi menyatakan bahwa pengetahuan sedekah secara parsial (individual) berpengaruh signifikan terhadap keputusan bersedekah. Nilai dari uji wald sebesar 4,390 dengan nilai signifikansinya 0,036 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sebagai batas nilai. Sedangkan, hasil uji regresi logistik memperoleh nilai koefisien regresi (B) variabel pengetahuan sedekah dengan Exp (B) 1,206, yang berarti bahwa setiap kenaikan 1 unit maka akan mempengaruhi peluang dari keputusan munfiq dalam menunaikan sedekah melalui NU-Care Lazisnu Lowokwaru meningkat dengan nilai sebesar 1,206. Dalam hal ini berarti pengetahuan sedekah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan munfiq dalam menunaikan sedekah di NU-Care Lazisnu Lowokwaru. Semakin mendalami pengetahuan sedekah, munfiq lebih mempertimbangkan faktor pengetahuan sedekah dalam mengambil keputusan untuk menunaikan sedekah di NU-Care Lazisnu Lowokwaru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis 3: “Pengetahuan bersedekah berpengaruh terhadap keputusan bersedekah masyarakat muslim lowokwaru” diterima.

(13)

Dalam penelitian ini menghasilkan bahwa variabel pengetahuan sedekah berpengaruh signifikan terhadap keputusan menunaikan sedekah di NU-Care Lazisnu Lowokwaru. Bisa dibuktikan dengan beberapa indikator yang menggambarkan variabel pengetahuan sedekah seperti memahami lebih dalam pengetahuan sedekah, mengetahui hukum dari sedekah, dan manfaat dari melakukan sedekah terhadap kehidupan sosial.

Apabila seseorang muslim semakin baik dalam memahami agama maka tentunya akan membuat terdorongnya seseorang dalam menunaikan sedekah tanpa adanya keterpaksaan dan tanpa melihat faktor-faktor yang membuat ragu dalam menunaikan ibadah. Karena pada dasarnya menunaikan sedekah adalah melatih sebuah kepekaan terhadap kehidupan sosial masyarakat, dimana seseorang melatih rasa belas asih kepada orang-orang yang membutuhkannya dan dapat mendorong dalam pengentasan kemiskinan minimal dilingkungan sekitarnya.

Hal ini sesuai dengan penelitian Bashor (2020), menyatakan bahwa variabel pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa berInfak dan sedekah dikarenakan apabila seseorang akan melakukan sedekah dan infak akan memahami dan mendalami terlebih dahulu mulai dari sisi kebermanfaatan, hukum, dan lembaga yang berwenang dalam menyalurkan infak dan sedekah. Penlitian ini menyatakan bahwa pengetahuan seseorang tak lepas dari faktor pendidikan formal dan hubungan yang sangat erat. Begitu sebaliknya orang yang tidak menempuh pendidikan tidak mutlak mempunyai pengetahuan yang rendah juga, dalam meningkatkan pengetahuan tidak didapatkan melalui pendidikan formal saja, melainkan juga diperoleh dari pendidikan non formal.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabel mana sajakah yang mempunyai pengaruh pada Keputusan Bersedekah. Dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah variabel tingkat religiusitas, pendapatan, dan pengetahuan sedekah terhadap Keputusan Bersedekah. Data untuk penelitian ini dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner melalui media online dan secara langsung kepada masyarakat di lowokwaru.

Berdasarkan pada penghitungan analisis regresi Logistik dan dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat diketahui kesimpulannya sebagai berikut:

1. Nilai dari uji Wald sebesar 6,627 dengan nilai signifikansinya 0,010 yang berarti lebih kecil dari 0,05 sebagai batas nilai. Artinya, variabel religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan bersedekah di Koin NU-Care Lazisnu.

Karena dalam kehidupan bersosial masyarakat islam tak dapat lepas dari faktor keimanan, faktor ihsan (hubungan manusia dengan tuhan), dan faktor amal.

Semakin mendalami ilmu agama seseorang muslim dapat menguak fakta-fakta yang ada dalam masyarakat dan tak terlepas dengan kepekaan sosial.

2. Nilai uji Wald sebesar 4,857 dengan nilai signifikansinya 0,028. Artinya.

pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan bersedekah di Koin NU-Care Lazisnu Lowokwaru, karena semakin tinggi pendapatan seseorang dapat menjadikan pengingat bahwa ada hak fakir miskin dalam harta yang dimiliki.

3. Nilai uji wald sebesar 4,390 dengan nilai signifikansinya 0,036. Artinya, pengetahuan sedekah berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan bersedekah di Koin-Care Lazisnu Lowokwaru. Hal ini menjadi dasar bahwa pengetahuan seseorang munfiq dalam melaksanakan sedekah. Semakin mendalami

(14)

pengetahuan sedekah, maka munfiq akan merasakan pentingnya dan manfaat dari bersedekah.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga maupun bagi pihak-pihak lain. Adapun saran yang diberikan, antara lain:

1. Bagi masyarakat diharapkan dapat melatih kepekaan sosial dengan menyisihkan sedikit rezekinya, karena prinsip berbagi dalam agama islam memiliki peranan yang penting dalam pemerataan kesejahteraan dan turut andil membantu pemerintah dalam pengentasan kemiskinan.

2. Diharapkan pihak NU-Care Lazisnu Lowokwaru Kota Malang dapat mempertahankan serta meningkatkan sosialisasi secara intensif terhadap keunggulan program dari Koin NU. Upaya tersebut dilakukan agar masyarakat lebih memahami dan mengetahui lembaga NU-Care LAZISNU, sehingga dapat menambah pengetahuan terhadap berbagai macam programnya serta model penyalurannya. .

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ridwan Osman@Hussin, Zaharah Hussin, A. M. S. (2019). Religious Factors Analysis of Charitable Practice among Islamic Students: Application of Delphi Fuzzy Techniques. Al-Hikmah, 11(1), 97–117.

Angka kemiskinan kota malang. (2020). Malangkota.Bps.Go.Id.

Arif Hoetoro. (n.d.). Ekonomi Mikro Islam. UB Press.

Badan Pusat Statistik. (2020). BERITA Profil Kemiskinan di Jawa Timur 2020.

40, 1–8.

Bashor, M. Z. I. (2020). ( Studi Kasus Mahasiswa Ekonomi Islam Universitas Brawijaya Malang ) SKRIPSI Disusun Oleh : Mukhammad Zulkifli

IkhzaBashor JURUSAN ILMU EKONOMI.

BPS Indonesia. (2020). STATISTIK Profil Kemiskinan di Indonesia. Profil Kemiskinan Di Indonesia Maret, 07(56), 1–12.

Dr. Muhammad sharif Chaudhry, M.A., LLB., P. D. (2012). Sistem Ekonomi Islam Prinsip Dasar (Edisi Pert). Prenadamedia Grub.

Dr. Rr. Suhartini. (2013). Religiusitas Kaum Profesional Muslim dalam

Perspektif Teori Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Teori Dekonstruksi Derrida di Kota Surabaya.

Dr. Sandu Siyoto, SKM, M. K., & M. Ali Sodik, M. a. (2015). Dasar Metodologi Penelitian Dr. Sandu Siyoto, SKM, M.Kes M. Ali Sodik, M.A. 1. Dasar Metodologi Penelitian, 1–109.

Dr. Yusuf al-Qaradhawi. (n.d.). Norma dan Etika Ekonomi Islam (Zainal Arifin

(15)

Lc. (Ed.)). Maktabah Wahbah.

Hamidah, D. nur. (2020). Pengaruh Pendapatan, Penegtahuan Zakat dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Muzakki dalamMembayar Zakat di Lembaga Amil Zakat (Studi Masyarakat Kota Malang). Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis - Universitas Brawijaya, 3(1), 1–8.

Kurniyanti, N., Rochaeni, S., & Ichdayati, L. I. (2019). Pengaruh Kesadaran, Persepsi Dan Preferensi Konsumen Terhadap Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Lokal Studi Kasus Kawasan Industri Di Jakarta Utara.

Agribusiness Journal, 11(1), 42–61. https://doi.org/10.15408/aj.v11i1.11833 Maulidah. (2013). Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pendapatan Dan Konsumsi

Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa Timur. Pendidikan Dan Kewirausahaan, 3(1), 227–240.

Nasrullah, M. (2015). Islamic Branding, Religiusitas Dan Keputusan Konsumen Terhadap Produk. Jurnal Hukum Islam, 13(2), 79.

https://doi.org/10.28918/jhi.v13i2.487

Nizar, M. (2017). Ekonomi Mikro dan Makro Prespektif Islam. 1–211.

Nofiaturrahmah, F. (2018). Penanaman Karakter Dermawan Melalui Sedekah.

ZISWAF : Jurnal Zakat Dan Wakaf, 4(2), 313.

https://doi.org/10.21043/ziswaf.v4i2.3048

Nurul Hidayah, SE, M. A. (n.d.). ALOKASI PENDAPATAN DAN LITERASI KEUANGAN Studi Kasus pada Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 32.

Omaida, R. R. (2019). MENUNAIKAN ZAKAT MAAL MELALUI BAZNAS / LAZ ( Studi Pada Rumah Tangga Muslim Di Kota Malang ). Jurnal Ilmiah

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis - Universitas Brawijaya.

Rismantari, L. S. (2020). “Pengaruh Faktor Religiusitas, Pendapatan, Pengetahuan, Dan Pelayanan Terhadap Keputusan Muzakki Dalam Membayar Zakat Melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Kediri.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis - Universitas Brawijaya, 8(2).

Sugiyono, P. D. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (D. I.

Sutopo (Ed.)).

Syafitri, O. Y., Wildan, N., Huda, N., & Rini, N. (2021). Tingkat Religiusitas dan Pendapatan: Analisis Pengaruh Terhadap Keputusan Membayar Zakat, Infaq dan Shadaqah. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(1), 34.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini bahwa strategi yang digunakan oleh NU-Care LAZISNU kabupaten Banyumas sama dengan yang dilakukan oleh NU-Care LAZISNU pusat namun dari setiap

penambah dana zakat.  Jika diterima dalam bentuk kas, diakui sebesar jumlah diterima tetapi jika dalam bentuk non kas sebesar nilai wajar aset.. Zakat yang diterima diakui

Dengan demikian Ho 3 yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama dari variabel tingkat religiusitas dan media promosi terhadap pengetahuan

a. Kurangnya pengetahuan masyarakat/muzaki tentang zakat profesi. Hal ini menjadi satu masalah yang sangat fatal jika masyarakat tidak mengetahui akan adanya zakat profesi. Menjaga

5 (lima) indikator kinerja yang terdapat dalam sasaran strategis tersebut adalah indikator jumlah rekomendasi hasil analisis dan evaluasi hukum yang dimanfaatkan sebagai

Dalam rangka memeriahkan HUT Paroki SanMaRe yang ke-3, akan diadakan bazar pada hari Minggu, 25 Agustus 2013, bazar terbuka bagi seluruh umat. Bagi yang berminat membuka

[r]

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) meyakini pembangunan jalan tol ruas tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan target yakni pada 2018 kendati pembebasan lahan baru mencapai 40%