PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BUDIDAYA SAYUR ORGANIK DAN IKAN LELE DALAM EMBER SERTA DIVERSIFIKASI OLAHANNYA
COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH ORGANIC VEGETABLE CULTIVATION AND CATFISH IN BUCKETS AND ITS PROCESSED DIVERSIFICATION
Muhammad Syahril1*, Ainul Mardiyah2, Hanisah3, Dolly Sojuangan Siregar4
1,2,3,4
Fakultas Pertanian, Universitas Samudra, Langsa – Aceh
*Penulis Korespondensi: [email protected]
ABSTRAK
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Teknologi budidaya tersebut berfokus pada kelestarian lingkungan dan wawasan lingkungan yang berkelanjutan. Pengabdian masyarakat berbasis pertanian organik dapat dilaksanakan di Gampong Paya Bujok Tunong dengan 144 rumah tangga pertanian, 53 diantaranya merupakan usaha pertanian hortikultura.
Metoda yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah: (1) Sosialisasi pentingnya pemanfaatan pekarangan selama pandemi Covid-19; (2) Mentransfer Ilmu Pengetahuan yang berkaitan dengan teknologi budidaya tanaman dan lele organik pada lahan pekarangan; (3) Melakukan pengolahan hasil pertanian organik sehingga lebih bernilai ekonomi;
(4) Melakukan kegiatan pendampingan pada saat pelaksanaan kegiatan; dan, (5) melakukan evaluasi kegiatan. Ibu-ibu PKK di Gampong Paya Bujok Tunong melalui kegiatan PKM Unsam dapat diberdayakan melalui pemanfaatan pekarangan dengan penananman sayuran organik dan lelele organik. Untuk mengoptimalkan pendapatan dilakukan juga dipersifikasi olahan hasil panen menjadi kue bawang dan bakso ikan lele dan pendampingan serta sumbangan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung.
Kata kunci: Pangan, Organik, Pertanian, Perikanan
ABSTRACT
Organic farming is an agricultural cultivation technique that relies on natural ingredients without the use of synthetic chemicals. The cultivation technology focuses on environmental sustainability and sustainable environmental insights.
Community service based on organic farming can be carried out in Paya Bujok Tunong Village with 144 farming households, 53 of which are horticultural farming businesses. The methods used in this service are: (1) Socializing the importance of using yards during the Covid-19 pandemic; (2) Transferring knowledge related to organic plant and catfish cultivation technology in yards; (3) Processing organic agricultural products so that they have more economic value; (4) Carry out mentoring activities during the implementation of activities; and, (5) evaluate activities. PKK women in Paya Bujok Tunong Village through PKM Unsam activities can be empowered by utilizing the yard by planting organic vegetables and organic catfish. To optimize revenue, diversification of processed yields into onion cakes and catfish meatballs was also carried out, as well as assistance and donations to various supporting facilities and infrastructure.
Keywords: Food, Organic, Agriculture, Fisheries
PENDAHULUAN
Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik yaitu menyediakan produk- produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan (Mayrowani, 2012). Secara umum, istilah pertanian organik tidak asing lagi bagi masyarakat, tetapi masih banyak kalangan masyrakat yang belum mengetahui tentang teknis pertanian organik. Pertanian organik merupakan teknologi budidaya yang memiliki orientasi pada pemanfaatan bahan-bahan lokal (alami) tanpa menggunakan bahan kimia hasil sintesis pabrik kimia seperti pupuk kimia, pestisida kimia, pakan kimia (Tandisau &
Herniwati, 2011). Teknologi budidaya itu berfokus pada kelestarian lingkungan dan wawasan lingkungan yang berkelanjutan (Sutariati et al., 2018).
Luas lahan pertanian khusunya hortikultura di Provinsi Aceh mencapai 530.638 hektare dan yang baru ditanami hanya sekitar 2.563 hektar; sementara selebihnya masih lahan tidur (USK & ACIAR 2021).
Sementara itu, Kota Langsa memiliki luas panen hortikultura berupa cabe 8 ha, cabai rawit 1 ha, kangkung 12 ha, dan semangka 26 ha (BPS, 2021). Gampong Paya Bujok Tunong sendiri memiliki luas 1578 km2
dengan jumlah penduduk 8830 jiwa dengan jumlah perempuan 4432 jiwa dengan RT usaha pertanian sebanyak 144 tumah tangga dari total 1521 rumah tangga. Dari 144 rumah tangga pertanian, 53 diantaranya merupakan usaha pertanian hortikultura (BPS, 2021).
Gampong Paya Bujok Tunong sendiri terletak di Kecamatan Langsa Baro - Kota Langsa. Peluang pengembangan pertanian organik tidak menutup kemungkinan bagi semua kalangan khususnya kaum ibu di Gampong Paya Bujok Tunong. Oleh sebab itu, langkah pertama masyarakat harus memahami konsep pertanian organik secara benar dan bagaimana menghasilkan suatu produk pertanian organik. Kebanyakan mansyarakat pernah mendengar pertanian organik, namun belum tahu proses pertanian itu sebenarnya. Jika pemahaman tersebut telah benar, masyarakat dapat menjadi produsen bagi pertanian organik dan proses pertaniannya pun dapat dilakukan dengan cara yang benar.
Budidaya pertanian organik diantara nya sayuran dan ikan secara organik sangat penting diterapkan di masyarakat, khususnya di tengah situasi pandemi sekarang yang tentunya mengurangi pendapatan ekonomi masyarakat. Melihat pandemi corona belum dapat dipastikan apakah setiap elemen dapat mengamankan pangan khususnya berupa sayur dan lauk pauk, maka upaya mengelola dan tetap memproduksi komoditi pangan
adalah langkah yang tepat untuk dilakukan.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat ketahanan pangan melalui pemanfaatan pekarangan rumah dengan budidaya sayur dan ikan lele organik.
Pemanfaatan lahan pekarangan milik masyarakat sebagai alternatif menjanjikan bagi terlaksananya kegiatan itu. Kegiatan pertanian yang mengandalkan pupuk kimia dan pestisida kimia dapat menjadi alasan mengapa pertanian secara organik perlu dikembangkan. Pupuk organik diperoleh dari pupuk kandang dan juga dari pupuk organik cair (POC) dari limbah kotoran lele.
Pekarangan yang luas ataupun sempit tidak menjadi masalah bagi pengembangan program pertanian organik tersebut. Beberapa teknik untuk memaksimalkan penggunaan lahan pekarangan melalui penanaman sayuran organik yaitu menggunakan polybag, pot-pot, atau tong untuk pemeliharaan sayuran dan ikan secara organik. Melalui pengembangan budidaya pangan secara organik maka peluang warga masyarakat untuk memperoleh bahan pangan yang lebih sehat menjadi lebih tinggi, dan juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khusunya pelaku kegiatan melalui pengolahan diversifikasi pangan pasca panen dari hasil pertanian organik tersebut.
Ibu-ibu rumah tangga di Gampong Paya Bujok Tunong menjadi sasaran bagi pengembangan pertanian organik ini. Ibu-ibu
rumah tangga tersebut sebagian besar berprofesi hanya sebagai ibu rumah tangga tanpa memiliki kerja sampingan. Mereka berkeinginan secara mandiri dapat menambah kebutuhan pangan keluarga berupa sayuran dan lauk pauk yang sehat dan bergizi, serta menambah pemasukan keluarga.
Namun demikian, mereka mempunyai kendala seperti ketersediaan pengetahuan, dana dan sarana dalam menerapkannya.
Budidaya tanaman sayuran dan ikan oganik dapat menjadi salah satu alternatif kegiatan yang dapat dikembangkan oleh mereka.
Sarana dan prasarana berupa benih sayuran dan benih ikan, polybag, ember dan pupuk organik akan diberikan oleh Tim Pengabdi sebagai langkah pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM).
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan program ini akan dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya adalah:
(1) Sosialisasi pentingnya pemanfaatan pekarangan selama era pandemi Covid-19;
(2) Mentransfer ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teknologi budidaya tanaman dan lele organik pada areal lahan pekarangan;
(3) Melakukan pengolahan hasil pertanian organik sehingga bisa lebih bernilai ekonomi;
(4) Melakukan kegiatan pendampingan pada saat pelaksanaan kegiatan, dan (5) Melakukan evaluasi kegiatan.
Gambaran iptek yang akan ditransfer kepada mitra dapat dilihat pada bagan di Gambar 1.
Gambar 1. Gambaran Iptek bagi Mitra
Kegiatan PKM atau pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan secara intensif dan partisipatif agar tercapai kemandirian dari komunitas pertanian sayur dan lele organik. Program PKM diawali dengan kunjungan ke masyarakat/kelompok sasaran sesuai dengan kebutuhan program secara teoritis dan metodologis.
Pada langkah ini tim pengabdi tidak langsung menetapkan permasalahan utama, kebutuhan dan solusi, tetapi hasil identifkasi dibicarakan dan didiskusikan terlebih dahulu bersama mitra dan mendengarkan serta melakukan analisis atas masukan-masukan yang diberikan. Dari masukan-masukan terkait dengan masalah yang teridentifikasi itu ditetapkan prioritas masalah dan solusinya.
Evaluasi pelaksanaan PKM akan dilakukan secara berkala selama pelaksanaan hingga berakhirnya program. Kegunaan terpenting dari proses evaluasi yang dilakukan adalah untuk menjamin agar kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan atau ditetapkan, serta untuk mengukur pencapaian output dari pengabdian. Evaluasi akan dilakukan oleh tim PKM dan juga LPPM dan PM Universitas Samudra.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan PKM tentang pemberdayaan masyarakat Gampong Paya Bujok Tunong melalui pemanfaatan pekarangan dengan budidaya sayur organik dan ikan lele dalam ember serta diversifikasi olahannya ini telah dilaksanakan pada bulan Juli hingga September tahun 2021. Kegiatan ini dilaksanakan di Gampong Paya Bujok Tunong Kota Langsa, dengan mitra Kelompok ibu ibu rumah tangga. Hasil dari setiap tahapan kegiatan PKM adalah sebagai berikut.
Survey
Pada bulan Juni tahun 2021 Tim Pengabdi melakukan survey ke Gampong Paya Bujok Tunong Kota Langsa. Survey dilakukan bertepatan dengan adanya pandemi Covid-19. Hasil survey mendapati bahwa terdapat terdapat beberapa ibu rumah yang setiap harinya berada dirumah tanpa ada
Sosialisasi kegitan pertanian organik di pekarangan rumah.
penerapan pelatihan dan pendampingan budidaya sayuran dan ikan organik Mitra Ibu – ibu rumah tangga yang
bertaraf ekonomi rendah
Pelatihan budidaya sayuran dan lele organik, serta penyediaan sarana dan prasarana
Pelatihan dipersifikasi olahan lele organik Evaluasi program, Kesimpulan
pekerjaan tambahan atau penghasilan tambahan. Beberapa dari ibu-ibu yang telah di survey memiliki rumah dengan setiap rumah memiliki pekarangan yang cukup luas.
Ketika terjadi penyebaran pandemi Covid-19 dan adanya anjuran Pemerintah agar setiap orang “dirumah saja”, berakibat perekonomian keluarga menurun sementara kebutuhan pangan harus tetap terpenuhi.
Untuk itu, perlu sentuhan dari ahli yang berasal dari perguruan tinggi dalam bentuk kegiatan PKM dalam upaya meningkatkan pendapatan keluarga melalui pemanfaatan pekarangan rumah yang dimiliki.
Focus Group Discussion (FGD)
Setelah melakukan survey, Tim PKM melakukan kegiatan FGD dengan ibu-ibu rumah tangga yang tertarik dengan budidaya sayuran dan lele organik. Hasil diskusi dengan peserta menyimpulkan bahwa masyarakat sangat tertarik untuk melakukan budidaya sayuran organik berupa cabe, terong, tomat, kangkung dan budidaya lele organik. FGD dilakukan pada bersamaan dengan sosialisasi kegiatan pada tanggal 10 Juli 2021.
Hasil FGD memperoleh bahwa kelompok tani akan melakukan pemanfaatan pekarangan rumah melalui budidaya sayuran organik. Bentuk pemanfaatan itu dengan cara membudidayakan sejumlah jenis tanaman hortikultura ditambah dengan budidaya ikan
lele organik dalam ember sekaligus kotorannya dapat bermanfaat sebagai pupuk bagi tanaman organik. Budidaya hortikultura dilakukan agar tetap berkelanjutan. Untuk itu, perlu dilakukan pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) untuk starter pembuatan media tanam untuk setiap periode tanam dengan kualitas kesuburan yang bagus. Hasil FGD juga memperoleh bahwa ibu-ibu peserta kegiatan bersedia dalam mengelola hasil kegiatan berupa lele organik untuk dibuat menjadi kue bawang dan bakso ikan lele.
Hasil Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat Gampong Paya Bujok Tunong melalui budidaya sayuran organik dan lele organik dan diversifikasi olahannya dilakukan mulai dari bulan Juli sampai dengan September 2021. Pelatihan budidaya sayuran organik dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2021, sementara pelatihan budidaya lele organik dalam ember dilakukan pada tangga 25 Juli.
Pelatihan budidaya sayuran organik meliputi pelatihan pembuatan pupuk organik cair, pembuatan kompos untuk media tanam yang baik, materi tentang budidaya cabe, tomat, terong, bayam, kangkung secara organic (Gambar 1). Sementara itu, materi tentang budidaya iken lele meliputi teknik budidaya lele seperti kesesuaian pada tebar dengan polume air, pencucian air dan
pemberian pakan (Gambar 2). Selain itu diberikan juga materi tentang pengelolaan diversifikasi pangan ikan lele menjadi kue bawang dan baksi ikan lele (Gambar 3).
Gambar 1. Pelatihan budidaya sayuran organik dan lele organik
Teknologi budidaya hortikultura yang disampaikan meliputi teknologi peningkatan hasil, teknologi hidroponik, aeroponik, vertikultur dan budidaya hortikultura secara organik. Selain pemaparan berbagai teknologi budidaya tanaman hortikultura, juga dipaparkan bahaimana cara membuat pupuk organik cair menggunakan mikro organisme lokal (MOL). Pembuatan pupuk organik cair menggunaan bahan berupa tempe, tape, yakult, gula tebu, dan dedak.
Gambar 2. Hasil segar dari kegiatan PKM
Gambar 3. Pembuatan kue bawang dan bakso dari olahan lele
Gambar 4. Kegiatan Monev PKM Pada akhir kegiatan dilakukan proses monitoring dan evaluasi oleh LPPM dan PM Universitas Samudra beserta Mitra dan Tim Pengabdi (Gambar 4).
SIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pengabdian, kelompok ibu-ibu PKK di Gampong Paya Bujok Tunong melalui kegiatan PKM Unsam dapat diberdayakan melalui pemanfaatan pekarangan dengan penanaman sayuran dan lele organik. Untuk mengoptimalkan tingkat pendapatan, dilakukan juga diversifikasi olahan hasil panen menjadi kue bawang dan bakso ikan lele serta pendampingan dan sumbangan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada LPPM dan PM Universitas Samudra yang telah memberikan dukungan pendanaan bagi kegiatan pengabdian ini. Terima kasih juga disampaikan kepada masyarakat Gampong Paya Bujok Tunong Kecamatan Langsa Baro – Kota Langsa atas partisipasinya dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2021. Kecamatan Langsa Baro dalam Angka 2021. Kota Langsa: Badan Pusat Statistik.
BPS. 2021. Kota Langsa dalam Angka 2021.
Kota Langsa: Badan Pusat Statistik.
Herniawati, P. 2018. “Prinsip Dasar Pengembangan Pertanian Organik”.
Buletin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara. No. 5.
Mayrowani, H. 2012. “Pengembangan Pertanian Organik di Indonesia”. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 30(2), 91- 108.
Sutariati, G.A., Safuan. L.O., & Muhidin, H.
R. 2018. “Pengembangan Sayuran Organik pada Lahan Pekarangan untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat di Kota Kendari”. Abdimas, 22(2), 161- 166.