• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intoksikasi Metanol.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Intoksikasi Metanol."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Intoksikasi Metanol

A.A.Ayu Yuli Gayatri, Dewi Dian Sukmawati, Md Susila Utama, IK. Agus Somia, Tuti Parwati Merati

Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi

Bagian/SMF Penyakit Dalam FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar

Pendahuluan

Metanol merupakan salah satu jenis alkohol yang toksik, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol, carbinol atau spiritus adalah senyawa kimia dengan rumus CH3OH( sering disingkat MeOH). Pada keadaan udara atmosfer senyawa ini berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar dan dengan bau yang khas sangat mirip, tapi sedikit lebih manis daripada etanol (alkohol minuman). Zat ini digunakan sebagai bahan pelarut, anti beku, bahan bakar dan sebagai aditif bagi etanol industri.1,2,3 Dari penelitian metanol ditemukan dalam jus buah alami, namun dalam kadar non toksik. Metanol juga dapat dihasilkan pada fermentasi minuman- minuman beralkohol atau non alkohol, seperti contohnya dalam Bir dengan kadar yang masih aman yaitu 6-27 mg/L. Metanol itu sendiri sebenarnya bukan bahan toksik, namun hasil metabolismenya yang berbahaya. Masalah muncul bila kadar metanol tinggi dalam suatu minuman sehingga menimbulkan akumulasi hasil metabolik yaitu asam Format yang dapat menimbulkan gejala toksik.3,4

Intoksikasi metanol akhir-akhir ini mejadi perhatian serius di bidang toksikologi dunia. Kejadian luar biasa intoksikasi metanol meningkat dari konsumsi minuman beralkohol yang tidak berlabel resmi atau produksi rumah tangga yang mudah didapat tempat-tempat penjualan minuman beralkohol yang ilegal dengan harga yang jauh lebih murah dibanding minuman beralkohol yang berlabel. Beberapa nama umum untuk

minuman yang mengandung metanol meliputi Hooch/Moonshine (USA), Chang’aa/Kumi

-kumi (Kenya), tonto/waragi (Uganda), tuak/tapai (Malaysia), samagon (Rusia), talla (Ethiopia).1 Toksisitas metanol sebenarnya mudah diatasi bila dapat diketahui lebih dini dan mendapat penanganan tepat oleh karena volume distribusinya yang rendah, tidak berikatan dengan protein dan merupakan bahan yang mudah didialisa. Dosis toksik metanol yaitu 15-500 ml dalam 40% campuran hingga 60-600 ml pada metanol murni. 1,2,3

Epidemiologi

(2)

usaha bunuh diri.1 Risiko intoksikasi metanol dapat meningkat pada individu dengan kadar tetrahidrofolat hati yang rendah sehingga berpengaruh pada kecepatan metabolisme format. Di RSUP Sanglah Denpasar dilaporkan 44 kasus intoksikasi metanol dalam periode 23 Mei – 6 Juni 2009, tiga orang diantaranya meninggal saat tiba di Rumah Sakit, sedang 14 orang lainnya meninggal karena asidosis metabolik berat. 5

Siapa saja yang berisiko Intoksikasi Metanol?

Secara umum minuman yang mengandung metanol dijual dengan harga murah, sehingga terjangkau bagi populasi masyarakat dengan penghasilan rendah khususnya orang-orang yang mengalami ketergantungan alkohol. Wisatawan juga berisiko intoksikasi metanol karena dalam suasana liburan umumnya mencari tempat hiburan dengan minuman-minuman beralkohol. Di daerah dengan sumber daya yang terbatas sering tidak tersedia pelayanan kesehatan yang efektif untuk menegakkan diagnosis dini dan terapi medis untuk penanganan intoksikasi metanol sehingga mempunyai konsekuensi morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

Patofisiologi

[image:2.595.69.538.488.665.2]

Metanol dapat menimbulkan bahaya intoksikasi karena hasil metabolitnya. Setelah diminum segera diserap melalui straktus gastrointestinal kemudian didistribusikan ke dalam cairan tubuh dan mencapai kadar puncak dalam darah sekitar 30 menit sampai dengan 60 menit. Metanol dapat juga diserap melalui kulit atau traktus respiratorius, namun cara penyerapan ini sangat jarang menimbulkan intoksikasi. Eliminasi metanol dari tubuh manusia melalui mekanisme oksidasi menjadi formaldehida, asam format dan CO2 seperti gambar berikut 6:

Gambar 1. Metabolisme Metanol 6

(3)

paruh formaldehid ini sekitar 1.5 menit. 6 Selanjutnya asam format ini dioksidasi menjadi karbondioksida dan air. Proses metabolisme tahap akhir ini tergantung pada keberadaan folat dan terjadi dalam periode waktu yang sangat lambat. Tubuh manusia memiliki keterbatasan kemampuan detoksifikasi asam format sehingga akan menyebabkan terjadinya akumulasi dan mencetuskan asidosis. Dosis toksik metanol bervariari secara individual. Kadar dalam darah lebih dari 500mg/L berhubungan dengan gejala toksik yang berat dan kadar diatas 1500-2000 mg/L dapat mengakibatkan kematian. Bila tidak mendapat penangan yang tepat. 7

Gejala dan tanda klinis

Gejala dan tanda toksik metanol tidak segera muncul setelah mengkonsumsi minuman beralkohol, namun ada periode latent sampai metanol dimetabolisme dan menimbulkan akumulasi asam format mencapai kadar toksik. Dalam beberapa jam pertama setelah minum minuman dengan metanol tersebut akan timbul gejala lemas, sakit kepala, mual-muntah, nyeri abdomen dan vertigo. Kemudian selanjutnya dapat terjadi gangguan pernafasan dan hiperventilasi, gangguan pengelihatan (70.96%), bahkan kebutaan pada beberapa kasus yang berat, akut abdomen (67.74% kasus), abnormalitas neurologi berupa konfusi,( 45.16%) stupor sampai dengan koma. Pernafasan Kussmaul, gangguan fungsi jantung dan hipotensi dapat terjadi akibat asidosis. 3,4,6,7

Kebutaan akibat intoksikasi metanol diawali dengan pengelihatan kabur, berlanjut dengan timbulnya skotoma dan akhirnya menimbulkan kebutaan. Walaupun dengan penanganan yang segera diberikan kebutaan ini masih merupakan skuele yang sering terjadi. Pada pemeriksaan ditemukan refleks pupil yang lambat, dilatasi pupil dan konstriksi lapangan pandang. Gejala pada mata ini dapat terjadi tanpa adanya kelainan pada pemeriksaan funduskopi. Pada beberapa kasus, dari pemeriksaan funduskopi dapat ditemukan edema retina atau hiperemi pada diskus optik. Efek kerusakan pada mata ini biasanya terjadi 6-24 jam setelah konsumsi metanol. Atropi optik dapat dilihat pada stadium lanjut (kebutaan permanen). Mekanisme yang mendasari kerusakan pada mata ini adalah akumulasi formaldehid yang merusak fosforilasi oksidatif dari retina dan asam format yang secara langsung merusak diskus optik.1

(4)

Diagnosis 5,9

Diagnosis didapatkan dari anamnesis, gejala dan tanda klinis tersebut diatas dan disertai denga hasil pemeriksaan laboratoris sebagai berikut;

1. Asidosis metabolik

2. Peningkatan anion gap

3. Peningkatan osmolal gap

4. Pemeriksaan metanol serum dan atau as format serum positif.

Pengukuran kadar metanol dalam darah sangat penting untuk konfirmasi diagnosis intoksikasi metanol dan mungkin bermanfaat dalam menilai respon terhadap terapi yang diberikan. Kadar metanol dalam darah diukur dengan cara gas chromatography pada laboratorium tertentu dan memerlukan waktu dari beberapa jam sampai hitungan hari. Pada keadaan yang tidak dapat dilakukan pengukuran kadar metanol dalam darah, penilaian terhadap anion gap dapat sangat bermanfaat. Asidosis metabolik dengan anion gap yang tinggi adalh khas untuk intoksikasi metanol.

Pada evaluasi perlu pemeriksaan analisa gas darah serial, pemeriksaan glukosa darah, elektrolit, pemeriksaan foto dada, funduskopi, dan MRI kepala.3,10

Diagnosis Banding 9

1. Intoksikasi obat : salisilat, ibuprofen, paraldehid, etilen glikol, isoniasid, arsenik, preparat besi.

2. Tanpa riwayat minum metanol meliputi ketoasidosis diabetik, pankreatitis, neprolitiasis, perdarahan subarahnoid, meningitis.

Penatalaksanaan 1,2,7,11

Prinsip utama penanganan intoksikasi metanol adalah mencegah berlanjutnya metabolisme metanol, koreksi abnormalitas metabolik dan terapi suportif. Metabolisme dapat dihambat dengan pemberian alkohol atau Fomepizole. Terapi suportif meliputi; koreksi asidosis dengan sodium bicarbonat, intubasi dan ventilasi mekanik serta eleminasi ekstrocorporeal melalui hemodialisis. Langkah langkah penatalaksanaan adalah sebagai

berikut;

1. Stabilisasi, meliputi: pembebasan jalan nafas, perbaikan fungsi jalan nafas (ventilasi dan oksigen) dan perbaikan sistem sirkulasi darah

2. Resusitasi cairan yang agresif pada jam pertama penanganan

(5)

pasien sebelumnya dipasang NGT untuk mencegah aspirasi atau dengan intubasi endotrakeal. Activated Charcoal dapat diberikan : 240 ml cairan dengan 30-50 g (0.5-1 g/kg BB) setiap 4 jam per oral/enteral

4. Pemberian Etanol infus dipertimbangkan pada pasien yang dicurigai mengkonsumsi metanol >20mg/dl. Etanol bersifat kompetitif inhibitor bagi alkohol dehidrogenase dengan afinitas 10-20 kali lebih besar pada alkohol dehidrogenase dibandingkan metanol. Hal ini dapat menunda waktu paruh metanol hingga 40 jam. Konsentrasi etanol dalam darah harus dipertahankan 100-150 mg/dl, melalui pemeriksaan etanol serum secara berkala. Selain melalui jalur parenteral, etanol dapat diberikan secara oral namun hanya pada pasien sadar dengan kelemahannya adalah variabilitas absorpsi etanol dan fluktuasi etanol dalam darah serta dapat menimbulkan gastritis. Kelemahan pemberian etanol parenteral adalah timbulnya tromboflebitis. Antidote lainnya adalah fomepizole/4-metilprizol yang bekerja mirip dengan etanol dan memeiliki kemampuan inhibitor yang lebih kuat daripada etanol namun tidak menimbulkan sedasi berat serta mempunyai waktu paruh yang lebih lama. Dosis 20 mg/kg berat badan perhari.

5. Diuresis paksa atau bila tersedia sarana hemodialisis merupakan pilihan yang lebih baik terutama bila pH< 7.2 dan tidak memberikan respon yang baik pada terapi, keadaan gagal ginjal, gangguan visual atau konsentrasi metanol dalam darah > 50 mg/dl.

6. Koreksis asidosis dengan pemberian sodium bikarbonat jika pH darah kurang dari 7.2

7. Pemberian asam folat 50 mg iv setaip 4-6 jam selama beberapa hari, sangat penting mengingat metabolisme asam format menjadi karbondioksida dan air tergantung dari ketersediaan asam folat dalam tubuh.

8. Hipotensi diberikan cairan IV yang adekuat, dapat dipertimbangkan pemberian dopamin dengan dosis 2-5 mcg/kg BB/menit dan dapat dititrasi bila perlu.

Prognosis

Prognosis yang buruk bila terjadi asidosis metabolik berat.6 Kematian umumnya akibat gagal nafas, gangguan fokal susunan saraf pusat.2,3

Daftar Pustaka

1. WHO 2007. WHO Expert Committe on Problems Related to Alcohol Consumption.

2. Jeffrey A. Krut, Ira Kurtz, 2008. In: Toxic Alcohol Ingestions: Clinical Festures, Diagnosis and Management. Clin J Am Soc Nephrol 3 p 200-225

(6)

4. England AG, Landry DR, 2001. In Toxicity Alcohols. Emedicine Journal. Vol. 2. No. 5. Available from http//www.emedicine.com/emerg/topic19.htm

5. Hildebrand Hanoch Victor*, Yenny Kandarini**, I Wayan Sudhana**, I Gde Raka Widiana**Jodi S. Loekman**, Ketut Suwitra**2010 Clinical Manifestations of Methanol Intoxication in Sanglah General Hospital, Denpasar, Bali

6. Zakharov S, Pelclova D, Urban P, Navratil T, Diblik P Kuthan P, et al.Czech mass methanol outbreak 2012: Epidemiology, challenge and clinical fitures. Clinical toxicology 2014;1-12

7. Susan B Masters. Alkohol. In: Betram G Katzung in Farmakologi Dasar dan Klinik. Penerjemah dan Editor Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Buku 2 Edisi 8. Penerbit Salemba Medika,2002.p.58-81

8. Likosky D, 2001. In : Rutchik JS, Talavera, Galves-Jimenes, N,et al. Editors. Methanol. Emedicine Journal. Vol.2. No. 11. Available from http//www.emedicine.com

9. Motoki Fujita et al, 2003. In : Methanol Intxication : Differential Diagnosis from Anion Gap- increased Acidosis. Advanced Medical Emergency and Critical Care Center, Yamagucy University Hospital, Internal Medicine Vol. 4 p. 750-754

10. Barbera N, Indorato F, Spitaleri A, Bosco A, Carpenteri M, Busardo F, et al. A Singular Case of survival after acute methanol poisioning: toxicological and neuroimeging findings. The American journal of forensic medicine and patology 2014;35(4):253-5

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

Gambar

Gambar 1. Metabolisme Metanol 6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

[r]

Faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham menurut Weston dan Brigham (1993:26-27) adalah proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat resiko dari

Pemodal yang merupakan Perseroan yang telah mendapatkan izin usaha dari OJK untuk menyelenggarakan dan mengelola Dana Perlindungan Pemodal dalam hal ini adalah PT Penyelenggara

Dalam penelitian ini, intervensi sikap kerja dengan pemberian makanan ringan disela-sela jam kerja dapat menurunkan kelelahan kerja karena pemberian makanan

Dapat dilihat bahwa stabilitas dinamis yang dihasilkan oleh setiap campuran yang tidak menggunakan aspal modifikasi polimer EVA akan menghasilkan nilai stabilitas

Hasil uji yang telah di hasilkan pada bab sebelumnya menunjukkan bahwa faktor iklim suhu yang terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Pilolodaa dengan penyakit diare yang

Menurut Kotler dan Armstrong yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2012:62) Promosi (promotion) adalah suatu unsur yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk