Nama : I Wayan Budi Darmawan NIM : 135020307111030 No. Urut : 21
Ringkasan Eksekutif
Sesi 1 Judul Skandal Korporasi dan Akuntan Penulis Gugus Irianto
Jurnal Lintasan ekonomi Volume XX, Nomor 2 Sesi 2
Tujuan Mengetahui berbagai dimensi perhatian untuk membangun citra akuntan yang terpercaya berkaca pada kejadian masa lalu
Deskripsi Integritas para akuntan professional sedang dicurigai dan dipertanyakan oleh publik. Maraknya peristiwa runtuhnya perusahaan-perusahaan raksasa di Amerika seperti Enron, WorldComp, Global Crossing Ltd, dll pada tahun 2001 yang lalu telah menjadi bukti besar bagaimana integritas akuntan professional dipertanyakan. Runtuhnya berbagai perusahaan besar tersebut dipicu tidak lain oleh terkuaknya skandal korporasi seperti manipulasi pembukuan, penggelapan pajak, penipuan sekuritas, insider-trading. Dari beberapa sebab tersebut, manipulasi pembukuan merupakan pemicu terbesar runtuhnya perusahaan-perusahaan tersebut. Manipulasi pembukuan ini terjadi pastinya karena terdapat campur tangan dari akuntan yang merupakan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pembukuan dan jelas menyebabkan nama baik akuntan tercoreng di mata publik yang berujung pada kesimpulan bahwa manipulasi pembukuan merupakan mega kolusi dari beberapa pihak yang memiliki andil terhadap perusahaan-perusahaan tersebut. Benar bahwa akuntan memang ikut ambil andil dalam manipulasi tersebut (baik langsung maupun tidak langsung), tapi masih banyak pihak lain yang juga harus dipertimbangkan seperti top manajemen, investor, ataupunn berbagai pihak lain yang memiliki kepentingan dalam terjadinya skandal manipulasi tersebut.
Fakta menunjukkan bahwa tidak sedikit skandalyang melibatkan berbagai pelaku bisnis sesungguhnya bukan ha1 yang baru. Menariknya, benih-benih periiaku demikian sudah tersemaikan sejak berada di lingkungan pendidikan. Nuansan-ya beragam, dari perilaku atau tindakan yang tidak etis (ethical misconduct) sampai dengan kasus pelanggaran hukum.
tersebut, perusahaan tidak hanya di denda secara finansial, tetapi juga dituntut untuk mematuhi sanksi hukum yang telah diputuskan. Kasus manipulasi pembukuan di perusahaan tersebut juga terjadi di Indonesia, BAPEPAM telah menjatuhkan sanksi kepada berbagai pihak baik kepada perorangan maupun lembaga yang berbentuk badan hukum yang melakukan kecurangan. Berdasarkan fenomena tersebut maka fokus utama yang dikedepankan adalah pencegahan, agar kasus-kasus tersebut tidak lagi terulang di masa depan.
Diantara berbagai faktor penyebab terjadinya penuntutan terhadap akuntan, expectation gap merupakan salah satunya. Expectation gap itu sendiri merupakan perbedaaan harapan antara auditor dengan pemakai laporan keuangan dalam memandang tanggung jawab auditor dalam mendeteksi dan melaporkan terjadinya kecurangan yang dilakukan manajemen. Terdapat keterbatasan peran auditor dalam mendeteksi kecurangan, hal ini dikarenakan auditor tugas profesionalnya berdasarkan standar profesinya yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pemakai laporan keuangan. Untuk menutupi keterbatasan tersebut maka diterbitkanlah Statement Auditing Procedure yang mencoba melindungi profesi akuntan. Hal ini juga diadopsi oleh Indonesia melalui IAI, ikatan akuntan Indonesia. Pembentukan standar-standar baru yang ada bertujuan untuk memperkecil expectation gap, karena jika expectation gap tesebut terus berkembang, maka akan sampai masa dimana kompetensi auditor akan dipertanyakan.
Jika ditinjau lebih mendalam ke masa lalu, sesungguhnya profesi akuntansi sangat menjunjung tinggi nilai-nilai etis moral dan agama. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan Luca Pacioli, Bapak Akuntansi Modern dan Profesor Matematika yaitu, mencari keuntungan yang optimal adalah hal yang wajar dalam bisnis, tetapi tujuan tersebut sebaiknya dicapai dengan mempertimbangkan amanat-amanat Tuhan. Bahkan juga harus mnginternalisasikan dan menghadirkan-Nya dalam proses pencatatan transaksi bisnis tersebut. Konsep yang dikatakan oleh Luca Pacioli tersebut sekarang sudah mulai dilupakan oleh para pelaku bisnis dan akuntan. Para pelaku bisnis sekarang ini, hanya mengutamakan keuntungan tanpa merujuk pada nilai-nilai moral etisnya. Seharusnya para pelaku bisnis dan akuntan tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip yang dianut Luca Pacioli untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam dunia bisnis.
Organisasi profesi akuntan memiliki peran yang penting dalam menetapkan segala jenis peraturan dan petunjuk-petunjuk bagi seluruh akuntan dalam praktiknya di lapangan. Sesungguhnya segala arahan yang telah ditetapkan sudah mencukupi tapi semuanya akan kembali lagi kepada bagaimana integritas para akuntan professional bertindak di lapangan.
Di sisi lain, peran pendidikan juga tidak kalah penting dalam proses pembentukan karakter, dasar, serta integritas bagi setiap insan muda. Proses pendidikan tidaklah selalu sempurna tetapi kesempurnaan itu perlu dimaksimalkan untuk meminimalisir karakter-karakter menyimpang. Pendidikan adalah salah satu cara yang paling ampuh dalam pembentukan karakter. Jadi, saat proses pendidikan sudah tepat dan efektif maka integritas diri dari masing-masing insan muda itu akan terbentuk dengan sendirinya. Lesson
learned