• Tidak ada hasil yang ditemukan

anak yang kurang mengembangkan diri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "anak yang kurang mengembangkan diri"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK TINGKAT SEKOLAH DASAR

Disusun oleh :

Adetya Windiastri (1405115204)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kami sampaikan kepada semua pihak terutama teman-teman yang telah membantu baik moril maupun spirituil sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan lancar dan baik. selaku dosen bidang studi

Dengan segala kerendahan hati, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan prestasi. Akhir kata, semoga makalah ini dapat menjadi amal ibadah kami dalam mengemban amanah Allah SWT dan berguna untuk teman-teman semua.

Samarinda, 25 Desember 2015

Penyusun,

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

DAFTAR ISI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...2

C. Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Pertumbuhan 1. Pengertian Pertumbuhan ... 3

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan ...3

3. Ciri-Ciri Pertumbuhan Secara Umum ... 4

4. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar ...4

B. Perkembangan 1. Pengertian Perkembangan ... 6

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan ... 6

3. Ciri-Ciri Perkembangan Secara Umum ... 7

C. Perkembangan Pada Peserta Didik Sekolah Dasar 1. Perkembangan Fisik ... 7

2. Perkembangan Intelek ... 9

(4)

4. Perkembangan Minat Anak Sekolah Dasar ...12

5. Perkembangan Bahasa ... 13

6. Perkembangan Sosial ... 15

D. Peranan Kelompok dan Permainan ... 16

E. Penyesuaian Sosial ... 18

F. Penyesuaian Diri Pada Anak Sekolah Dasar ... 19

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 21

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia merupakan usaha yang terus berlangsung dan berkembang. Seiring dengan perkembangannya, studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia telah menjadi sebuah disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan bagaimana proses perkembangan dan pertumbuhan manusia baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Sampai dengan saat ini kajian mengenai perkembangan dan pertumbuhan manusia telah banyak menunjukkan manfaat yang signifikan. Dan salah satu manfaat dari berkembangnya disiplin ilmu tentang perkembangan manusia ini adalah pendidikan. Dan jika kita berbicara pendidikan tentunya unsur yang mutlak ada ialah manusia itu sendiri. Nah, dalam hal ini kajian ataupun teori-teori mengenai perkembangan dan pertumbuhan manusia sangat dibutuhkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan ialah usaha sadar orang dewasa / pendidik untuk membantu membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak kearah

kedewasaan. Definisi pendidikan diatas mengisyaratkan bahwa agar setiap pendidik baik orang tua maupun guru memahami benar hakikat pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat membimbing atau mengarahkan mereka kearah kedewasaan yang diharapkan.

A. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan? 2. Apa ciri-ciri pertumbuhan?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan?

4. Apa saja karakteristik anak didik SD?

5. Apa yang dimaksud dengan perkembangan?

(6)

7. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan?

8. Apa saja perkembangan pada peserta didik Sekolah Dasar?

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan. 2. Untuk mengetahui ciri-ciri pertumbuhan.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.

4. Untuk mengetahui karakteristik peserta didik SD.

5. Untuk mengetahui pengertian perkembangan.

6. Untuk mengetahui ciri-ciri perkembangan.

7. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi perkembangan.

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

A. PERTUMBUHAN

1. Pengertian Pertumbuhan Istilah pertumbuhan diartikan sebagai “perubahan– perubahan yang bersifat kuantitatif yang menyangkut aspek fisik jasmaniah,” seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada organ-organ dan struktur organ fisik sehingga anak semakin bertambah umurnya semakin besar dan semakin tinggi badannya. Jadi pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, volume, serta jumlah sel yang ditandai dengan pertambahan panjang, berat, dan tinggi makhluk hidup yang bersifat irreversibel (tidak dapat kembali ke bentuk semula) dan kuantitatif (dapat diukur). Pertumbuhan sering disebut juga sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik. Dalam pertumbuhan, macam-macam bagian tubuh itu mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Misalnya saja, pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung lambat pada kanak-kanak tapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya pertumbuhan susunan syaraf pusat berlangsung paling cepat pada masa kanak-kanak, kemudian menjadi lambat pada akhir masa kanak-kanak dan berhenti pada masa pubertas. Contoh pertumbuhan adalah bertambah tinggi, bertambah berat badan dan tumbuhnya kelenjar-kelenjar sex.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

a. Faktor Sebelum Lahir Peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus, keracunan sewaktu berada dalam kandungan dan lain-lain.

b. Faktor Ketika Lahir Pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan.

(8)

d. Faktor Psikologis Bayi ditinggalkan oleh ibu, ayah, atau kedua orang tuanya. Anak tersebut mengalami kehampaan psikis, kering dari perasaan sehingga mengakibatkan kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah.

3. Ciri-ciri Pertumbuhan Secara Umum

a. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain.

b. Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.

c. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.

d. Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.

4. Karakteristik Anak Didik Sekolah Dasar Menurut Nasution (1993 : 44) masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga sebelas atau duabelas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya anak masuk sekolah dasar dan dimulainya sejarah baru dalam

kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap dan tingkah lakunya. Masa usia sekolah dianggap oleh Suryobroto (1990 : 119) sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Tetapi dia tidak berani mengatakan pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar. Pada masa keserasian

bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya, masa ini dapat diperinci menjadi dua fase, yakni :

(9)

a) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.

b) Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional.

c) Adanya kecenderungan memuji sendiri.

d) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu dirasainya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.

e) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting.

f) Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki nilai yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

2. Masa Kelas Tinggi Sekolah Dasar Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini antara lain adalah sebagai berikut :

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.

b. Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar.

c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus.

d. Pada umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya.

(10)

B. PERKEMBANGAN

1. Pengertian Perkembangan Perkembangan yang dimaksud diatas merupakan istilah dalam pengertian umum yang diartikan sebagai: “serangkaian perubahan dalam susunan yang berlangsung secara teratur, progresif, jalin-menjalin dan terarah kepada kematangan atau kedewasaan“.

Perkembangan secara khusus diartikan sebagai “perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia,” seperti halnya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan, dan sebagainya, sehingga dengan perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah banyak pengetahuan dan kemampuannya juga semakin baik sifat sosialnya, moral, keyakinan agama dan sebagainya.

Sehingga perkembangan anak sering kali diibaratkan dengan

mekar-berkembangnya kuncup bunga yang belum ada gunanya, yang kemudian mekar membesar jadi sekuntum bunga, harum baunya, dan berwarna indah.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

a. Faktor Herediter (warisan sejak lahir, bawaan)

b. Faktor Lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan

c. Kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis, dan

(11)

3. Ciri-ciri Umum Perkembangan

a. Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin. b. Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal. c. Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.

d. Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian

perkembangan yang berbeda. Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di mana tahapan perkembangan harus melewati tahap demi tahap (Narendra, 2002).

C. Perkembangan Anak Sekolah Dasar

1. Perkembangan Fisik Perkembangan fisik peserta didik usia SD/MI meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan. Perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan lemak. Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak menentukan ketrampilan anak bergerak. Pertumbuhan dan perkembangan mempengaruhi cara memandang dirinya sendiri dan orang lain, yang berdampak dalam melakukan penyesuaian dengan dirinya dan orang lain. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik Pertumbuhan fisik peserta didik usia SD/MI lebih lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa sebelumnya (masa bayi dan TK awal) dan sesudahnya (masa puber dan remaja). Jadwal waktu pertumbuhan fisik tiap anak tidak sama, ada yang berlangsung cepat, sedang atau lambat. Banyak faktor yang

mempengaruhi perkembangan fisik anak antara lain:

1. Pengaruh keluarga

(12)

menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan anak tersebut. Lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada tinggi tubuh.

c. Jenis Kelamin Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan anak perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun.

d. Gizi dan kesehatan Anak yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggi tubuhnya dan relatif lebih cepat mencapai masa puber dibandingkan dengan anak yang bergizi kurang. Anak yang sehat dan jarang sakit biasanya mempunyai tubuh sehat dan lebih berat dibanding dengan anak yang sering sakit.

e. Status sosial dan ekonomi Fisik anak dari kelompok ekonomi rendah cenderung lebih kecil dibandingkan dengan keluarga ekonomi cukup atau tinggi. Keadaan status ekonomi mempengaruhi peran keluarga dalam memberi makan, gizi dan pemeliharan kesehatan serta kegiatan pekerjaan yang dilakukan anak.

f. Gangguan Emosional Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenalin yang berlebihan. Hal ini menyebabkan berkurangnya hormon pertumbuhan pada kelenjar pituitary, akibatnya anak mengalami keterlambatan perkembangan memasuki masa puber. Bagi anak usia SD atau MI, reaksi yang diperlihatkan orang lain terutama oleh teman-teman sebayanya terhadap ukuran dan proporsi tubuhnya mempunyai makna penting. Apabila ukuran-ukuran dan proporsi tubuh anak berbeda jauh dengan teman sebayanya anak akan merasa kelainan, tidak mampu dan rendah diri.

(13)

Dengan adanya beberapa kecerdasan tiap individu, maka memungkinkan

terjadinya kecerdasan ganda (multiple intelligence), sehingga perlu diadakannya semacam tes untuk mengetahui tingkat intelegensi tiap individu yang biasa disebut dengan IQ (Intelligence Quotient). IQ merupakan hasil bagi usia mental dengan usia kronologis atau kalender dikalikan seratus. Dengan berpegang pada satuan ukuran IQ, maka kecerdasan dikategorikan dalam tabel berikut

(Sukmadinata, 2003):

IQ Kategori

140-…… Genius

130-139 Sangat cerdas

120-129 Cerdas

110-119 Di atas normal

90-109 Normal

80-89 Di bawah normal

70-79 Bodoh

50-69 Debil

25-49 Imbecil ……..

-25 Idiot

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan intelek peserta didik usia SD atau MI, antara lain:

(14)

2. Intelegensi mempengaruhi kemampuan anak untuk mengerti dan memahami sesuatu. 3. Kesempatan belajar yang diperoleh anak.

4. Tipe pengalaman yang didapat anak secara langsung akan berbeda jika anak mendapat pengalaman seara tidak langsung dari orang lain atau informasi dari buku.

5. Jenis kelamin karena pembentukan konsep anak laki-laki atau perempuan telah dilatih sejak kecil dengan cara yang sesuai dengan jenis kelamin.

6. Kepribadian pada anak dalam memandang kehidupan dan menggunakan suatu kerangka acuan berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan. Dalam perkembangan intelek, dapat juga terjadi kendala dan berbahaya yang mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan, di antaranya:

1. Kelambanan perkembangan otak yang dapat mempengaruhi kemampuan bermain dan belajar di sekolah serta penyesuaian diri dan sosial anak, yang dikarenakan oleh tingkat kecerdasan di bawah normal dan kurangnya mendapat kesempatan memperoleh pengalaman.

2. Konsep yang salah yang disebabkan oleh informasi yang salah, pengalaman terbatas, mudah percaya, penalaran yang keliru, dan imajinasi yang sangat berperan, pemikiran tidak realistis, serta salah menafsirkan arti. Kesulitan dalam membenarkan konsep yang salah dan tidak relistik. Hal ini biasanya berkenaan dengan konsep diri dan sosial yang bisa membingungkan anak. 3.

Perkembangan Afektif Industry vs litferioriry/Produkttvltns (6;0 – 11 ;00) Anak mulai mampu berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut peraturan yang ada. Dimensi psikososial yang rnuncul pada masa ini adalah: sense of industry, sense of inferiority Anak didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan dengan benda-benda yang praktis. dan mengerjakannya sampai selesai sehingga

(15)

Pada usia sekolah dasar ini dunia anak bukan hanya lingkungan rumah saja melainkan mencakup juga lembaga-lembaga lain yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan individu. Pengalaman-pengalaman sekolah anak mempengaruhi industry dan inferiority anak. Anak dengan IQ 80 atau 90 akan mempunyai pengalaman sekolah yang kurang memuaskan walaupun sifat indtistri dipupuk dan dikembangkan di ruitiah. Ini dapat menimbulkan rasa inferiority (rasa tidak mampu). Keseimbangan industry dan inferiority bukan hanya

bergantung kepada orang tuanya, tetapi dipengaruhi pula oleh orang-orang dewasa lain yang berhubungan dengan anak itu.

4. Perkembangan Minat Anak SD Meichati (1975) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif, dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas. Secara operasional, Lilawati (1988) mengartikan minat adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap suatu kegiatan sehingga mengarahkan anak untuk melakukan kegiatan tersebut dengan kemauan sendiri. Sinambela (1993) mengartikan minat adalah sikap positif dan adanya rasa ketertarikan dalam diri anak terhadap suatu aktivitas tertentu. Jadi dapat diartikan bahwa minat adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik, dan cenderung senang terhadap suatu aktivitas sehingga mereka mau melakukan aktivitas tersebut dengan kemauannya sendiri. Minat terdiri dari dua aspek, yaitu :

1. Aspek kognitif, berupa konsep positif terhadap suatu obyek dan berpusat pada manfaat dari obyek tersebut.

2. Aspek afektif, nampak pada rasa suka atau tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap obyek tersebut. Minat pada anak dipengaruhi oleh dua faktor :

1. Faktor personal, merupakan faktor-faktor yang ada pada diri anak itu (meliputi usia, jenis, kelamin, intelegensi, sikap, dan kebutuhan psikologi).

(16)

lapangan, kami dapat menyimpulkan bahwa minat pada anak SD pada pada sesuatu umumnya tergantung pada beberapa hal, yaitu:

1. Kemauan anak terhadap kegiatan tersebut (meskipun ada dorongan yang besar dari orang-orang tertentu, misalnya orang tua, kalau dia tidak mempunyai keinginan yang tinggi terhadap kegiatan tersebut dia tidak akan melakukan kegiatan tersebut)

2. Karakter masing-masing anak.

3. Suasana hati / keinginan hati (mood) Minat anak SD terhadap suatu kegiatan lebih tergantung pada pengaruh teman sebayanya. Mereka lebih cenderung “ikut-ikutan“ dalam melakukan suatu kegiatan (pengaruh lingkungan). Pada dasarnya mereka lebih mempunyai minat yang tinggi kepada suatu aktivitas yang menarik perhatian mereka dan yang memberi kesenangan pada mereka. Anak sekolah dasar kurang begitu tertarik kepada hal-hal yang menimbulkan kebosanan dan kejenuhan.

5. Perkembangan Bahasa Bahasa merupakan media komunikasi yang

digunakan untuk menyampaikan pesan, pendapat, perasaan dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati bersama, kemudian kata dirangkai berdasarkan urutan membentuk kalimat yang bermakna dan mengikuti aturan atau tata bahasa yang berlaku dalam suatu komunitas atau masyarakat, bahasa dapat dibedakan menjadi 3, yaitu bahasa lisan, bahasa tulis, dan bahasa isyarat. Keterampilan dalam berbahasa memiliki 4 aspek atau ruang lingkup, yaitu:

a) Keterampilan mendengarkan

b) Keterampilan berbicara

c) Keterampilan membaca

(17)

petunjuk, denah, pengumuman, berita, dan konsep materi pelajaran. Keterampilan berbicara meliputi kemampuan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara lisan mengenai perkenalan, tegur sapa,pengenalan benda, fungsi anggota tubuh, kegiatan bertanya, percakapan, berita, deklamasi, memberi tanggapan, pendapat/saran, dan diskusi. Keterampilan membaca meliputi ketrampilan memahami teks bacaan melalui membaca intensif dan sekilas. Keterampilan menulis meliputi kemampuan menulis permulaan, dikte, mendeskripsikan benda, mengarang, menulis surat, undangan, dan ringkasan paragraf. Faktor Kendala dalam Mempelajari Ketrampilan Berbahasa Meskipun pada umumnya pula perkembangan keterampilan berbahasa anak sama, namun tetapada perbedaan individual.berikut ini adalah beberapa faktor penyebab perbedaan tersebut:

1. Kesehatan Anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara dibandingkan dengan anak yang kurang sehat, sebab perkembangan aspek aspek motorik dan aspek mental berbicaranya lebih baik sehingga lebih siap untuk belajar berbicara.

2. Kecerdasan Anak yang memiliki kecerdasan tinggi, akan belajar berbicara lebih baik dan memiliki penguasaan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan berpikir.

3. Jenis kelamin Anak perempuan lebih dalam belajar bahasa daripada anak laki-laki, baik dalam pengucapan, kosa kata maupun keseringan berbahasa.

4. Keluarga Semakin banyak jumlah anggota keluarga akan semakin sering anak mendengar dan berbicara. Demikian pula anak pertama lebih baik

perkembangan berbicaranya karena orang tua lebih banyak memiliki waktu untuk berbicara dan berbahasa.

5. Keinginan dan Dorongan Komunikasi Semakin kuat keinginan dan dorongan untuk berkomunikasi dengan orang lain terutama teman sebaya, akan semakin kuat pula usaha anak untuk berbicara dan berbahasa.

(18)

6. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Tuntutan sosial pada perilaku sosial anak tergantung dari

perbedaan harapan dan tuntutan budaya dalam masyarakat tempat anak tumbuh kembangkan tugas perkembangannya. Dalam belajar hidup bermasyarakat diperlukan tiga proses dalam bersosialisasi, yaitu:

1. Belajar berperilaku yang dapat diterima sosial.

2. Memainkan peran sosial yang dapat diterima

3. Perkembangan sikap sosial. Jika peserta didik tidak mampu melakukan 3 proses sosialisasi diatas maka peserta didik tersebut berkembang menjadi orang yang nonsosial, asosial, dan anti sosial. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan peserta didik melakukan sosialisasi adalah sebagai berikut:

1. Kesempatan dan waktu untuk bersosialisai dengan orang lain.

2. Kemampuan berkomunikasi dengan kata-kata yang dapat dimengerti peserta didik maupun orang dewasa lain.

3. Motivasi peserta didik untuk mau belajar bersosialisasi.

(19)

Sedangkan peserta didik kelas 5 atau 6 kadang-kadang sudah mengalami masa puber. Pada masa ini seorang peserta didik mengalami perubahan fisik sensual yang pesat. Sehingga seorang anak cenderung menarik diri dari kelompoknya, kurang dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Juga terjadi kemunduran minat untuk bermain dan melakukan aktifitas kelompok serta cenderung bersikap antisosial.

D. Peranan Kelompok dan Permainan Pada masa anak akhir, kelompok atau geng anak memegang peranan penting dalam perkembangan social. Jika pada masa anak awal terbentuk kelompok bermain yang terbentuk secara spontan, informal dan sementara, maka kelompok yang terbentuk pada masa anak akhir mempunyai struktur yang lebih tegas dan formal. Ada yang menjadi pemimpin dan pengikut. Mereka melakukan beberapa aktivitas seperti bermain, hiburan, minat dan hoby, bahkan kadang mencoba menggangu orang lain. Kelompok pada masa anak akhir merupakan usaha anak untuk menciptakan suatu masyarakat yang sesuai bagi pemenuhan kebutuhannya. Pengaruh kelompok terhadap sosialisasi anak dilakukan dalam hal :

1. Membantu anak bergaul dengan teman sebaya dan berperilaku yang dapat diterima secara social dan kelompoknya.

2. Membantu anak mengembangkan kesadaran yang rasional dan skala nilai untuk melengkapi atau mengganti nilai orang tua yang sebelumnya cenderung diterima anak sebagai kata hati yang otoriter.

3. Mempelajari sikap social yang pantas melalui pengalamannya dalam menyukai orang an cara menikmati kehidupan serta aktivitas kelompok.

4. Membantu kemandirian anak dengan cara memberikan kepuasan emosional melalui persahabatan dengan teman-teman sebaya. Permainan atau bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir, dilakukan dengan sukarela tanpa ada

(20)

anak tidak hanya memperoleh kesenangan tetapi mereka juga dapat mempelajari sesuatu. Permainan atau bermain mempunyai empat manfaat yaitu :

1. Latihan fungsi baik fungsi motorik maupun kognitif.

2. Sarana sosialisasi, anak dapat belajar bekerjasama dan saling tolong

menolong dalam bermain. 3. Mengukur kemampuan terutama untuk permainan yang dilombakan.

4. Menempa emusi/sikap melalui kegiatan untuk mentaati aturan permainan dan bersikap sportif.

E. Penyesuaian Sosial

Penyesuaian sosial berarti keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok paa khusunya. Anak yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajari berbagai ketrampilan seperti kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Di bawah ini adalah beberapa criteria penyesuaian social yang baik.

1. Ketrampilan nyata Perilaku social anak sesuai dengan standar kelompok dan memenuhi harapan kelompok.

2. Penyesuaian diri terhadap berbagai kelompok Anak dapat menyesuaikan diri bukan hanya dalam kelompoknya sendiri, tetapi juga dengan kelompok

lainnya.

3. Sikap sosial Anak menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain serta ikut berpartisipasi dan berperan dalam kelompok serta kegiatan social.

(21)

Penerimaan atau penolakan teman kelompok akan berdampak pada perkembangan aspek-aspek lainnya seperti emosi, konsep diri, dan kepribadiannya. Pada masa anak akhir, ada teman biasa yang hanya memenuhi kebutuhan anak untuk berada dalam kelompoknya, teman bermain yang dapat melakukan aktivitas bermain bersama-sama, dan teman akrab yang memungkinkan anak dapat berkomunikasi melalui pertukaran ide, rasa percaya, meminta nasehat dan berani mengkritik. Jumlah teman peserta didik usia SD sangat bervariasi, tetapi seiring bertambah usia maka jumlah temanpun semakin banyak. Pemilihan teman biasanya terjadi karena adanya kesamaan sifat, minat, nilai-nilai dan kedekatan geografis/lokasi. Pergantian teman dapat terjadi karena perubahan minat, mobilitas social, atau perpindahan likasi tempat tinggal. Melalui pergantian teman, anak dapat belajar hal-hal yang penting dalam perkembangan sosial.

F. Penyesuaian Diri Pada Anak Sekolah Dasar

Penyesuaian diri pada anak sekolah dasar terlihat dalam proses sosialisasi, anak menunjukkan perilaku sesuai aturan-aturan sosial yang ditentukan. Anak pun mulai membutuhkan teman dekat. Yaitu teman sebagai orang yang dapat membantu jika dibutuhkan. Umumnya teman dekat ini adalah kelompok sebayanya. Kelompok sebaya dapat sebagai model dalam berperilaku, di mana anak cenderung meniru perilaku kelompoknya. Jika mempunyai teman

berperilaku sesuai tuntutan masyarakat, anak pun akan mengikutinya. Berbagai karakteristik dari kelompok sebaya menunjukkan bahwa kelompok sebaya memiliki keunikan tersendiri yang mungkin tidak dijumpai di kelompok yang lain. Hal ini pula yang membuat anak sebagai anggota kelompok dapat mempelajari pola-pola perilaku anggota kelompoknya.

Meskipun kelompok sebaya merupakan hal yang diutamakan dalam perkembangan seorang anak, namun peran guru maupun orang tua tetap

(22)

lingkungan Dalam menyesuaikan diri dengan kelompoknya, anak pun belajar tentang peran jender. Adanya peran yang berbeda, membuat adanya aturan bagi anak laki-laki dan perempuan.

Proses perkembangan jender dalam diri seseorang sebenarnya bisa dikarenakan faktor biologis, kemampuan kognitif dan sosial. Namun dari kesemuanya itu justru lingkungan sosiallah misalnya bagaimana interaksi dan pengalaman anak dengan orang tua, pengaruh dari guru, teman sebaya, media masa, pelajaran, dan lain-lain yang paling berperan dalam perkembangan jender. Walaupun kenyataan menunjukkan bahwa peran jender tidak bisa diabaikan di lingkungan masyarakat, namun sebagai orang tua maupun guru hendaknya dapat mengajarkan pada anak bahwa peran tersebut dapat berganti karena semua itu sangat tergantung dari kebutuhan, situasi, minat dan keterampilan yang dimiliki.

(23)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan, pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal.

Sedangkan Sifat dan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan adalah dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain.

Faktor pendukung pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah pertumbuhan fisik, kecerdasan, sosial, bahasa, bakat khusus, sikap nilai dan moral, dan interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan. Perkembangan anak sekolah dasar meliputi:

1) perkembangan fisik yang dipengaruhi oleh keluarga, jenis kelamin, status ekonomi dan sosial, gizi dan kesehatan, dan gangguan emosional.

2) perkembangan intelektual.

3) perkembangan afektif.

4) pekembangan minat anak SD minat ada dua yaitu minat kognitif dan minat afektif.

5) perkembangan bahasa meliputi keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.

(24)
(25)

DAFTAR PUSTAKA

http://zhuldyn.wordpress.com/materii-lain/perkembangan-peserta-didik/ perkembangan-berpikir-anak-sd/

http://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-perkembangan.html http://master-spink.blogspot.com/2011/07/makalah-pertumbuhan-dan-perkembangan.html

Referensi

Dokumen terkait

Harga Netto Apotek (HNA) Obat Generik adalah harga jual persatuan kemasan franko unit pelayanan kesehatan Kabupaten/Kota dan Apotek, termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar

Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem distribusi bahan ajar tidak terpusat alternatif 2, yaitu sistem yang menempatkan percetakan dan gudang di

 Sel mikroba secara kontinyu berpropagasi menggunakan media segar yang masuk, dan pada saat yang bersamaan produk, produk samping metabolisme dan sel dikeluarkan dari

Struktur pasar yang oligopoli cenderung menciptakan perilaku kolusif diantara perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang besar. Konsumsi terbesar komoditi kelapa sawit, khususnya

PTT = ini adalah fitur tombol * dan # untuk mengendalikan PTT bila posisi di ON ini bisa digunakan dan sebaiknya matikan VOX, tapi bila posisi di OFF kita tidak bisa menggunakan

Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan

Forceps merupakan alat yang terdiri dari 2 keping yang saling berhadapan yang dapat dikontrol (dijepitkan dan dilepaskan) yang digunakan untuk menjepit atau memegang

Adanya Water Holding Capacity (WHC) atau daya ikat air oleh protein daging yang dapat juga mengikat air dari buah pepaya muda yang digunakan menyebabkan kadar air