• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVENTARISASI PABRIK GULA DAERAH ISTIMEW (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INVENTARISASI PABRIK GULA DAERAH ISTIMEW (1)"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

INVENTARISASI PABRIK GULA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

“Jejak-Jejak Manis di Vorstenlanden”

Disusun oleh:

Divisi Penelitian, Penalaran Ilmiah, dan Pengabdian Masyarakat

Himpunan Mahasiswa Arkeologi

JURUSAN ARKEOLOGI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GADJAH MADA

(2)

ii

(3)

iii KATA PENGANTAR

Yogyakarta dengan segala keistimewaannya memang tidak akan pernah membosankan untuk ditapaki. Nostalgia akan kejayaannya di masa lampau sebagai penghasill gula di pulau Jawa pun membawa kami menapaki puing-puing saksi bisu kejayaan tersebut. Bukan dalam jangka waktu yang sebentar pula untuk merekam jejak kejayaan pabrik gula di wilayah Yogyakarta ini. Di mulai pada tanggal 3 Januari 2015 dan berakhir pada tanggal 15 November 2015, hampir genap satu tahun kami merekam kejayaan gula di Yogyakarta.

Kegiatan menyenangan ini kami namakan “Inventarisasi Pabrik Gula Daerah

Istimewa Yogyakarta, Jejak-Jejak Manis di Vorstenlanden”, sebuah kegiatan yang berada di bawah rangkulan divisi Penelitian, Penalaran Ilmiah, dan Pengabdian Masyarakat (P3M), Himpunan Mahasiswa Arkeologi. Segala tawa dan wawasan yang kami dapatkan tidak akan kami lupa untuk berterimakasih pada Sang Pencipta yang membuat segala hal ini ada. Begitu pula ucapan terimakasih kami persembahkan pada:

1. Jurusan Arkeologi beserta seluruh staf pengajarnya, terimakasih telah memberikan dukungan dan ilmu yang menghasilkan banyak hal. Ternyata Arkeologi bukan hanya soal alat batu dan candi.

2. Himpunan Mahasiswa Arkeologi, terimakasih karena telah memaklumi segala polah tingkah divisi kami yang kadang bekerja tidak sesuai deadline dan perintah. Ternyata kita mampu melewati satu tahun pengabdian ini, semoga seluruh warganing HIMA bisa mendapatkan manfaat dari kegiatan ini.

3. Narasumber kami di lapangan, terimakasih untuk tukang parkir, pedagang, anak sekolah, pak dan bu tani, juga banyak orang yang telah bersedia membantu kami menemukan puing-puing pabrik gula yang tersebar di Yogyakarta. Banyak yang kami lupa wajah dan namanya, namun semoga segala bentuk terimakasih kami bisa kalian terima, entah dengan jalan seperti apa.

(4)

iv

foto-foto kegitan invetarisasi ini, tapi kalian selalu menjadi bagian dari canda dan tawa yang kami lalui.

5. Segelintir Warganing HIMA yang ikut bermain bersama kami di acara inventarisasi ini. Banyak yang bilang inventarisasi ini cuma main-main, makan bayar sendiri, bensin bayar sendiri. Tapi kalian tetap ikut jalan-jalan bersama kami, terimakasih untuk mereka yang pernah ikut acara ini yaitu Wastu, Unggul, Ambon, Fairuz, Senna, Farid, Dita, Lilin, Fiqi, Wiji, Hastika, dan Niam.

6. Komunitas Roemah Toea, terimakasih telah memperkenalkan kepada kami keasyikan meyusuri tinggalan kolonial di daerah istimewa ini. Semoga setiap kegiatan yang kalian lakukan selalu memberi manfaat bagi kemajuan negeri. Ucapan terimakasih yang mendalam adalah utuk satu kompi pasukan P3M 2015, terimakasih karena telah bersedia bekerja keras dan mengesampingkan ego untuk seluruh kegiatan yang kita lalui satu tahun ini. Terimakasih untuk Lengkong Sanggar Ginaris yang telah bersedia menjadi koordinator dalam acara inventarisasi ini. Terimakasih pula untuk anggota divisi P3M lain, Asrofah Afnidatul Khusna, Grizzly Akbar Rizkyka Ananda, Galih Irwan Maulana, Yenny Marlinda Adiati, Dina Nur Oktaviana, Fayeza Shasliz Arumdhati, Gabriella Ayang Zetika, Abdillah Irfan, Hammam Aulia, Tri Yustiana Dewi, JMV Hanindyo PY, dan Maulana Ainul Yaqin. Kapan-kapan ayo kita main lagi...

Satu tahun bekerja bersama kalian bukanlah moment yang membosankan. Setiap akhir minggu kita bekumpul untuk kegiatan ini, sepertinya akan ada banyak akhir minggu yang akan kita rindukan. Semoga kita bisa dipertemukan lagi dalam semangat pengabdian pada ibu pertiwi. Selamat berkarya anggota baru divisi P3M, P3M 2016, semoga kalian selalu

guyub, rukun, dan berbahagia.

Akhirnya tinggal satu kalimat penutup yang bisa terucap. Semoga apa yang telah kami buat bermanfaat, segala masukan atas hasil Inventarisasi Pabrik Gula Daerah Istimewa Yogyakarta dari segala kalangan pun sangat kami harapkan.

Terimasih.

Yogyakarta, Desember 2015

(5)

v

DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH, DAN SIMBOL xii

(6)

vi

16.PG Medari 38

17.PG Cebongan 40

18.PG Demakijo 42

19.PG Sedayu 43

BAB III KESIMPULAN 44

(7)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : PG Randugunting pada peta tahun 1925. Gambar 2.2 : Lokasi PG Randugunting sekarang.

Gambar 2.3 : PG Randugunting ketika masih beroperasi. Gambar 2.4 : Sisa pagar rumah dinas PG Randugunting. Gambar 2.5 :Tiang pancang dari batangan besi rel lori. Gambar 2.6 : Dudukan cerobong asap tampak dari uar. Gambar 2.7 : Dudukan cerobong asap tampak dalam. Gambar 2.8 : PG Kalasan pada peta peta tahun 1925. Gambar 2.9 : Lokasi PG Kalasan sekarang.

Gambar 2.10 : Salah satu rumah dinas yang masih terlihat arsitektur aslinya.

Gambar 2.11 : Bekas pabrik gua yang kini dijadikan gudang penyimpanan tembakau. Gambar 2.12 : PG Bantul pada peta tahun 1925.

Gambar 2.13 : Lokasi PG Bantul sekarang.

Gambar 2.14 : Bangunan pabrik gula Bantul pada awal abad 20.

Gambar 2.15 : Lubang saluran pembuangan limbah yang terletak di seberang sawah. Gambar 2.16 : Selokan yang masih berfungsi hingga kini, nampak struktur bata yang

berusia tua.

Gambar 2.17 : PG Barongan pada peta tahun 1925. Gambar 2.18 : Lokasi PG Barongan sekarang.

Gambar 2.19 : PG Barongan ketika masih beroperasi. Gambar 2.20 : Sisa rel lori lori yang teah tertutupi jaan aspal. Gambar 2.21 : Selokan yang masih bertahan sampai sekarang.

(8)

viii

Gambar 2.24 : PG Sewugalur pada peta tahun 1925. Gambar 2.25 : Lokasi PG Sewugalur sekarang.

Gambar 2.26 : PG Sewugalur ketika masih beroperasi.

Gambar 2.27 : Rumah dinas yang teah ditetapkan pemerintah sebagai cagar budaya. Gambar 2.28 : Rumah dinas yang kini masih dipakai sebagai rumah tempat tinggal.

Gambar 2.29 : Rumah dinas yang kondisinya telah rusak walaupun bagian temboknya masih berdiri kokoh.

Gambar 2.30 : Salah satu makam yang masi memiiki nisan. Gambar 2.31 : PG Sendangpitu pada peta tahun 1925. Gambar 2.32 : Lokasi PG Sendangpitu sekarang.

Gambar 2.33 : Lokasi pabrik gua yang diperkirakan berada di area yang sekarang menjadi lapangan.

Gambar 2.34 : Saluran air yang masih dipergunakan hingga sekarang. Gambar 2.35 : Puing-puing tembok pabrik di samping lapangan. Gambar 2.36 : PG Rewulu pada peta tahun 1925.

Gambar 2.37 : Lokasi PG Rewulu sekarang.

Gambar 2.38 : Gapura yang menjadi penanda memasuki wilayah bekas PG Rewulu. Gambar 2.39 : Saluran air yang dahulu diduga sebagai saluran pembuangan lembah. Gambar 2.40 : Sebuah struktur yang berada di tengah area kebun warga.

Gambar 2.41 : Sebuah struktur yang berada di tengah area persawahan. Gambar 2.42 : PG Kedatonpleret pada peta tahun 1925.

Gambar 2.43 : Lokasi PG Kedatonpleret sekarang.

Gambar 2.44 : PG Kedatonpleret ketika masih beroperasi. Gambar 2.45 : Lapangan yang dahulu merupakan pabrik gula.

Gambar 2.46 : Selokan yang merupakan bekas sauran pembuangan limbah pabrik. Gambar 2.47 : Puing-puing beton di sebelah timur laut lapangan.

(9)

ix

Gambar 2.49 : PG Pundong pada peta tahun 1925. Gambar 2.50 : Lokasi PG Pundong sekarang.

Gambar 2.51 : Salah satu sisa pagar rumah di bagian beakang SMA Negeri 1 Pundong. Gambar 2.52 : SMA Negeri 1 Pundong yang dahulu merupakan rumah dinas administeur. Gambar 2.53 : PG Gondangipuro pada peta tahun 1925.

Gambar 2.54 : Lokasi PG Gondangipuro sekarang. Gambar 2.55 : Sisa dinding pagar pabrik.

Gambar 2.56 : Kompleks rumah dinas yang sekarang menjadi lapangan. Gambar 2.57 : PG Padokan pada peta tahun 1925.

Gambar 2.58 : Lokasi PG Padokan sekarang.

Gambar 2.59 : PG Padokan ketika masih beroperasi. Gambar 2.60 : PG Madukismo yang masih beroperasi.

Gambar 2.61 : Lahan bekas PG Padokan kini menjadi rumah dinas PG Madukismo. Gambar 2.62 : PG Gesikan pada peta tahun 1925.

Gambar 2.63 : Lokasi PG Gesikan sekarang.

Gambar 2.64 : Puing-puing bangunan pabrik dengan ukuran besar dan kini dimanfaatkan untuk lahan menanam pohon jati.

Gambar 2.65 : PG Wonocatur pada peta tahun 1925. Gambar 2.66 : Lokasi PG Wonocatur sekarang.

Gambar 2.67 : Bangunan pabrik gua yang saat ini dipakai sebagai museum Dirgantara. Gambar 2.68 : Struktur bekas dudukan cerobong asap pabrik gula Wonocatur.

Gambar 2.69 : PG Kleci pada peta tahun 1925. Gambar 2.70 : Lokasi PG Kleci sekarang.

Gambar 2.71 : Bangunan pabrik sudah berubah menjadi SMK Negeri 1 Godean. Gambar 2.72 : PG Beran pada peta tahun 1925.

(10)

x

Gambar 2.75 : Lapangan Beran yang dahulu merupakan bagian dari PG Beran. Gambar 2.76 : Okasi rumah dinas yang kini menjadi kompeks kantor pemerintahan. Gambar 2.77 : PG Medari pada petahun 1925.

Gambar 2.78 : Lokasi PG Medari sekarang.

Gambar 2.79 : Rumah dinas yang sekarang dijadikan markas Kodim 0732/Seman masih jelas terihat arsitektur aslinya.

Gambar 2.80 : Kompleks PT GKBI yang menempati bekas ahan PG Medari.

Gambar 2.81 : SMP Negeri 1 Seman yang menempati bekas rumah dinas PG Medari. Gambar 2.82 : PG Cebongan pada peta tahun 1925.

Gambar 2.83 : Lokasi PG Cebongan sekarang.

Gambar 2.84 : Gudang penyimpanan barang yanng menempati bakas lahan PG Cebongan. Gambar 2.85 : PG Demakijo pada peta tahun 1925.

(11)

xi DAFTAR TABEL

(12)

xii DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH, DAN SIMBOL

Administrateur : Administrator

AU : Angkatan Udara.

Chemist : Ahli kimia

Koramil : Komando Rayon Miiter

Machinist : Masinis

No. : Nomor

PG : Pabrik Gula

Polsek : Kepolisian Sektor

SD : Sekolah Dasar

SMA : Sekolah Menengah Atas SMK : Sekolah Menengah Kejuruan SMP : Sekolah Menengah Pertama.

Societiet : Masyarakat

VOC : Verenigde Oost Indische Compagnie.

Vorstenlanden : Wilayah kerajaan Surakarta dan Yogyakarta. :

Merah pada peta : Lokasi yang diintrepetasikan sebagai letak pabrik gula. Kuning pada peta : Lokasi yang diintrepetasikan sebagai kompleks rumah dinas.

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Munculnya pabrik-pabrik gula di daerah Vorstenlanden tidak dapat dipisahkan dari penerapan kebijakan Tanam Paksa atau cultuurstelsel yang diterapkan oleh pemerintah Hindia-Belanda pada tahun 1830. Kebijakan cultuurstelsel ini bertujuan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemerintah kolonial Belanda setelah VOC dibubarkan.

Meskipun banyak rakyat pribumi yang sengsara akibat pelaksanaan cultuurstelsel

yang pelaksanaanya cenderung menyimpang, namun kebijakan ini juga memberi dampak positif. Dampak positif yakni diperkenalkannya jenis tanaman perkebunan yang memiliki nilai komersial yang tinggi. Salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam adalah tanaman tebu yang dalam pengolahannya akan menghasilkan gula.

Di Eropa, permintaan akan gula sangatlah tinggi. Melihat peluang ini, maka pemerintah kolonial Belanda membangun banyak pabrik gula di Pulau Jawa. Keberadaan pabrik gula di pulau Jawa semakin banyak setelah tahun 1870, dimana kebijakan

cultuurstelsel digantikan dengan kebijakan Agrarische Wet sehingga perusahaan swasta dapat menanam berinvestasi di Hindia-Belanda. Salah satu jenis usaha yang paling diminati adalah perkebunan tebu dan termasuk industri pengolahanya. Tercatat ada beberapa perusahaan besar yang terlibat usaha ini seperti Internatio, Koloniale Bank, Ong Tiong Ham Concern hingga raja pribumi seperti Mangkunegaran IV.

(14)

2

Salah satu wilayah di Pulau Jawa yang paling banyak dibangun pabrik gula adalah

Vorstenlanden yang terdiri dari wilayah Karesidenan Yogyakarta dan Surakarta. Relief berupa dataran rendah dan tanah vulkanik yang subur dari gunung berapi di sekitar menjadi alasan mengapa banyak terdapat pabrik gula di Vorstenlanden yang dimiliki oleh perusahaan swasta seperti Cultuur Maatschapij de Vorstenlanden, Internationale Crediet en Handels Vereeniging Rotterdam dan Koloniale Bank. Kurang lebih terdapat 19 pabrik gula di Yogyakarta dan 15 pabrik gula di Surakarta.

Di kompleks pabrik gula, selain bangunan pabrik, juga dibangun beberapa fasilitas pendukung lain. Fasilitas pendukung seperti rumah dinas pegawai dari tingkat

administrateur, machinist ,chemist, hingga pegawai rendahan, kantor administrasi, lalu bangunan societiet untuk hiburan, emplasemen lori (kereta pengangkut tebu), hingga saluran pembuangan limbah.

Berdirinya pabrik gula di wilayah Yogyakarta ini bukan berarti hanya sekedar memiliki peran sebagai sebuah kegiatan memproduksi gula saja. Banyak kejadian, banyak fenomena sosial muncul sebagai kelanjutan dari keberadaan pabrik gula ini. Bisa diartikan positif ataupun negatif mengikuti sudup pandang mana kita melihatnya. Salah satu peristiwa di sekitar tahun 1873-1882, industri gula di Yogyakarta mengalami masa sulit ketika para buruh melakukan pemogokan akibat minimnya upah. Puncak pemogokan terjadi pada bulan Oktober 1882, ketika Broce W.J. de Ruyter de Wildt dari pabrik gula Barongan melarikan diri ke kota karena pabrik dan rumah mereka dirusak oleh buruh. Situasi kembali kondusi setelah tuntutan buruh dipenuhi.

Fenomena lain yang justru jauh berbeda terjadi di Gondanglipuro , Ganjuran, Bantul, terdapat seorang pimpinan pabrik gula bernama Ir.Julius Schmutzer yang peduli dengan kondisi masyarakat sekitar. Tuan Julius Schmutzer mendirikan beberapa sekolah, di antaranya Standaardschool di Ganjuran dan ikut bagian dalam pendirian Rumah Sakit Elizabeth Ganjuran dan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Selain itu, beliau juga mendirikan sebuah gereja yang saat ini dikenal sebagai Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran di sebelah barat pabrik gula Gondanglipuro.

(15)

3

Akhir kejayaan pabrik gula di Vorstenlanden berakhir pada tahun 1949, ketika hampir semua pabrik gula di Vorstenlanden dibumihanguskan dan dihancurkan oleh para pejuang agar tidak jatuh ke tangan Belanda sewaktu Agresi Militer Belanda II. Kini, tinggal satu pabrik gula yang masih eksis di Yogyakarta, yakni Pabrik Gula Madukismo dan itupun dibangun pada tahun 1955 serta berdiri di bekas lahan Pabrik Gula Padokan.

Banyak kisah sejarah mewarnai perjalanan pabrik gula di Yogyakarta. Banyak pula fenomena sosial yang muncul seiring mengepulnya cerobong asap kesembilan belas pabrik gula yang dahulu berdiri tegap ini. Bagaimana kabar pabrik megah-megah tersebut kini? Masihkah cerobong asapnya berdiri tegap, masihkah ada tembok tebal yang memantulkan suara mesin pabrik, masihkah ada rel kereta yang menyisakan bekas gesekan dengan roda lori yang penuh tebu hasil angkutan dari kebun? Akan ada sebuah perjalanan yang menyenangkan dan berarti bila kita mau mencari kabar terkini dari kesembilan belas pabrik gula di ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, maka inventarisasi yang akan dilakukan di Yogyakarta didasari oleh permasalahan pokok sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi pabrik-pabrik gula di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini?

2. Komponen apa saja yang masih dapat ditemui pada sisa-sisa bangunan pabrik gula tersebut?

C. TUJUAN

1. Melakukan inventarisasi terhadap pabrik gula di wilayah Yogyakarta.

2. Peninjauan kembali dan atau pembaharuan data keadaan pabrik gula di Yogyakarta. 3. Mendokumentasikan dan mempublikasikan hasil inventarisasi kepada publik.

4. Masyarakat tahu tentang peninggalan Arkeologis yang berupa pabrik-pabrik gula peninggalan Belanda di Yogyakarta dan mengetahui pentingnya menjaga Cagar Budaya

Keluaran:

(16)

4

D. STRATEGI PENELITIAN

1. Nama kegiatan : Inventarisasi Pabrik Gula Daerah Istimewa Yogyakarta 2. Tema : Peninjauan dan dokumentasi peninggalan kolonial 3. Bentuk kegiatan

Inventarisasi ini ditekankan pada pengumpulan dan pendokumentasian data arkeologis bangunan pabrik gula daerah Yogyakarta beserta unsur-unsur lingkungan terdekat, sehingga sifatnya deskriptif dengan menitikberatkan pengumpulan data dalam dua dimensi, yaitu:

 Dimensi bentuk : meliputi jenis, ukuran, kondisi, dan aspek kontekstual data.  Dimensi ruang : meliputi posisi atau keletakan data secara geografis, pola

distribusinya, dan kondisi lingkungannya

Kegiatan inventarisasi yang akan dilaksanakan ini memiliki beberapa rangkaian kegiatan yang terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu ;

a. Kegiatan persiapan

 Pembentukan tim inti dan pematangan proposal.

 Pra survei ke lokasi untuk penjajakan akomodasi, transportasi, logistik, perijinan, dan pertimbangan lapangan untuk penentuan strategi survei.

 Pengurusan ijin dan akomodasi.  Studi kepustakaan.

 Permohonan kerjasama.  Koordinasi Tim.

 Persiapan checklist, peta survei, dan instrumen inventarisasi. b. Kegiatan inventarisasi

Menggunakan instrumen berupa checklist, peta survei, dan peralatan pemetaan yang terdiri atas alat ukur, kompas, kamera, dan peralatan penggambaran. Data yang dikumpulkan berupa kondisi bangunan pabrik gula beserta komponennya, kondisi rumah dinas, akses jalan, saluran air serta unsur-unsur lingkungan di sekitarnya, dengan merekam aspek bentuk dan ruang.

c. Kegiatan pengolahan data dan publikasi  Analisis data arkeologis dan spasial.  Pembuatan laporan dan naskah publikasi.

(17)

5

bersifat populer. Sedangkan laporan inventarisasi yang bersifat ilmiah akan dikeluarkan satu sekali setelah tahapan inventarisasi selesai, dengan waktu penyusunan laporan selama 2 bulan.

4. Pembagian wilayah

Untuk mempermudah dalam penginventarisasian pabrik gula di daerah Yogyakarta, maka wilayah persebarannya pun di bagi ke dalam 4 sektor, yaitu:  Sektor Barat: Sedayu, Rewulu, Demakiso, Kleci, Sendang Pitu.

 Sektor Selatan: Sewugalur, Bantul, Gesikan, Barongan, Pundong, Bambang Lipuro, Preled, Padokan.

(18)

6 dan Dukuh Mbabrik, Desa Tamanan, Sleman.

Gambar 2.1.PG Randugunting pada peta tahun 1925

(sumber: maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.2 Lokasi PG Randugunting sekarang

(sumber: google.co.id/maps).

b. Akses :

Dari jalan menuju pintu masuk candi Prambanan,lurus terus ke utara.

c. Deskripsi :

Secara keseluruhan, bangunan pabrik beserta fasilitas pendukungya sudah hilang. Struktur bangunan yang masih tersisa tinggal struktur dudukan cerobong asap dan pagar rumah dinas. Struktur dudukan cerobong memiliki bentuk denah persegi dengan ruang bagian dalam memiliki bentuk denah bundar.

Gambar 2.3 PG Randugunting ketika masih beroperasi

(19)

7

Bahan materi penyusun terbuat dari batu-bata dan campuran mortar.

Kemudian, berdasarkan peta lama tahun 1925, PG ini memiliki 13 rumah dinas di sebelah timur pabrik, namun sekarang tidak ada yang tersisa selain struktur pagar rumah dinas yang berada di tepi jalan. Bahan penyusun terbuat dari batu-bata dan campuran mortar. Panjang,lebar,dan tinggi struktur masing-masing sekitar 6,94 m x 0,5 m x 0,6 m. Lokasi kompleks rumah dinas berada di sebelah barat pabrik. Jalur-jalur lori sudah lenyap. Tapi di pinggir jalan, terdapat sebuah tiang pancang yang terbuat dari batangan besi rel lori.

d. Lingkungan sekarang :

Lingkungan sekitar situs sudah menjadi pemukiman warga.

Gambar 2.4 Sisa pagar rumah dinas PG Randugunting.

Gambar 2.5 Tiang pancang dari batangan besi rel roli.

(20)

8

2. PG KALASAN

a. Lokasi Administratrif :

Desa Tanjungtirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman.

Gambar 2.8 PG Kalasan pada peta tahun 1925

(sumber : maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.9 Lokasi PG Kalasan sekarang (sumber:

google.co.id/maps).

b. Akses :

Dari jalan arah menuju Berbah,lurus terus hingga pertigaan dengan pohon besar di tengah pertigaan,lalu belok ke kanan menuju SMP Negeri 1 Berbah.

c. Deskripsi :

Keberadaan bangunan Pabrik sudah lama hilang dan di kemudian waktu, bekas lokasi berdirinya pabrik kini dijadikan gudang tembakau yang masih aktif beroperasi. Meskipun bangunan pabrik sudah tidak ada, tapi kompleks rumah dinas pabrik masih berdiri. Dari 9 bangunan rumah dinas yang dulu pernah berdiri tersisa 8 bangunan rumah dinas. Bekas rumah dinas ini ada yang masih dimanfaatkan sebagai tempat tinggal, sekolah (SMP Negeri 1 Berbah), kantor polisi (Polsek Berbah), dan Koramil.

Bangunan rumah dinas ini terdiri dari dua bagian, yaitu bangunan utama dan bangunan tambahan. Bangunan utama memiliki bentuk denah persegi dengan atap berbentuk pelana. Di bagian tengah,terdapat sebuah teras yang ditutup dengan material kayu dan kaca. Material bangunan terdiri dari batu kali untuk pondasi, batu-bata dan mortar di bagian dinding ,dan genting di bagian atap.

(21)

9

d. Lingkungan sekarang :

Lingkungan situs saat ini sudah menjadi pemukiman warga.

Gambar 2.10 Salah satu rumah dinas yang masih terlihat arsitektur aslinya .

(22)

10

3. PG BANTUL

a. Lokasi Administratif :

Desa Trirenggo, Kecamatan Bantul, Kabupaetn Bantul .

Gambar 2.12 PG Bantul pada peta tahun 1925 (sumber

: maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.13 Lokasi PG Bantul sekarang (sumber:

google.co.id/maps).

b. Akses :

Berada di sekitar area SD Negeri Bantul Timur dan Kejaksaan Negeri Bantul. c. Deskripsi :

Bangunan pabrik sudah hilang dan di bekas lokasi berdirinya sudah ada bangunan baru berupa sekolah dan berbagai bangunan pemerintahan. Berdasarkan data peta lama, kompleks rumah dinas berada di sebelah barat pabrik. Saat ini tidak ada satupun bangunan asli yang masih tersisa. Satu-satunya tersisa dari PG Bantul adalah lubang saluran pembuangan limbahberbentuk persegi panjang dan memiliki kedalaman sekitar 5 meter. Gambar 2.14 Bangunan pabrik gula Bantul pada awal abad

(23)

11

d. Lingkungan sekarang :

Lingkungan situs saat ini menjadi kompleks perumahan dan fasilitas umum

Gambar 2.13 Wilayah rumah dinas PG Bantul yang beralih

fungsi menjadi rumah dinas dan fasilitas umum.

Gambar 2.14 Sawah yang dahulu merupakan

ladang tebu.

Gambar 2.15 Lubang saluran pembuangan limbah yang terletak

di seberang sawah.

Gambar 2.16 Selokan yang masih berfungsi

hingga kini, nampak struktur bata yang

(24)

12

4. PG BARONGAN

a. Lokasi Administratif :

Dusun Barongan, Desa Sumberagung, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul.

Gambar 2.17 PG Barongan pada peta tahun 1925

(sumber : maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.18 Lokasi PG Barongan sekarang (sumber:

google.co.id/maps).

b. Akses :

Area bekas pabrik gula berada di desa Barongan yang berada disebelah utara Kampung Wisata Cokrodiningratan (Utara Jalan Bakulan Imogiri), berada di sekitar area persawahan di selatan Balai Desa Sumberagung.

c. Deskripsi :

Bangunan PG Barongan sudah hilang dan saat ini menjadi lahan terbuka dan hanya tinggal struktur beton yang tersebar di permukaan tanah. Sementara itu, berdasarkan peta lama, kompleks rumah dinas berada di sebelah sealatan pabrik dan rumah dinas administrateur berada di sebelah

barat. Kompleks rumah dinas ini sudah menjadi sawah.

Gambar 2.19 PG Barongan ketka masih beroperasi

(25)

13

d. Lingkungan sekarang :

Lingkungan pabrik saat ini menjadi lahan terbuka yang tidak dapat ditanami dengan tanaman padi. Sedangkan selokan dan jembatan jaman Belanda kini berada di pemukiman warga

Gambar 2.20 Sisa rel lori yang telah tertutupi

jalan aspal.

Gambar 2. 21 Selokan yang masih bertahan

sampai sekarang.

(26)

14

(27)

15

5. PG SEWUGALUR

a. Lokasi Administratif :

Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo.

Gambar 2.24 PG Sewugalur pada peta tahun

1925 (sumber: maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.25 Lokasi PG Sewugalur sekarang (sumber:

google.co.id/maps).

b. Akses :

Rumah dinas berada di sekitar Jalan Sewugalur, tepatnya disekitar Kantor Kepala Desa Karangsewu.

c. Deskripsi :

Bangunan pabrik sudah hilang dan hanya tinggal menyisakan struktur cerobong yang kini berada di belakang rumah warga dan saluran air. Diperkirakan bangunan pabrik sekarang terletak di sekitar lapangan depan PKU Muhamaddiyah Sewugalur.

Meskipun bangunan pabrik sudah hilang, namun kompleks bangunan rumah dinas pegawai pabrik masih tersisa hingga sekarang. Bangunan rumah dinas ini berada Gambar 2.26 PG Sewugalur ketika masih beroperasi

(28)

16

di sebelah timur dan di sebelah selatan pabrik. Di sebelah timur,terdapat 6 rumah dinas. Dari 6 rumah dinas yang berada di timur,terdapat satu rumah yang sudah mengalami kerusakan parah akibat gempa. Sementara rumah lainnya masih dihuni hingga sekarang.

Selain bangunan rumah dinas yang masih tersisa, terdapat pula tinggalan berupa makam Belanda. Terletak di pinggir desa, makam ini berdampingan langsung dengan sawah dan dibatasi oleh tembok makam. Terdapat 8 makam disini. Dengan salah satu

makam masih menyisakan nisan yang bertuliskan “Ruhe Sanet Maria Arabella June

Mann. Geb 20 November (...). Overl 24 Aug (us...)”1.

d. Lingkungan sekarang :

Lingkungan bekas PG Sewugalur kini telah menjadi pemukiman warga.

Gambar 2.27 Rumah dinas yang telah

ditetapkan pemerintah sebagai cagar budaya..

Gambar 2.28 Rumah dinas yang kini masih

dipakai sebagai hunian tempat tinggal..

(29)

17

Gambar 2.29 Rumah dinas yanng kondisinya

telah rusak, walaupun bagian temboknya masih

berdiri kokoh

Gambar 2.30 Salah satu makam yang masih

(30)

18

6. PG SENDANGPITU

a. Lokasi Administratif :

Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman.

Gambar 2.31 PG Sendangpitu pada peta tahun 1925 (sumber:

maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.32 Lokasi PG Sendangpitu sekarang

(sumber: google.co.id/maps).

b. Akses :

Dari pasar Godean,lurus terus ke barat hingga perempatan lampu merah Gedongan, lalu belok ke kanan.Lurus terus hingga Balai Desa Sendangrejo yang berada di kiri jalan. Lokasi pabrik gula berada di lapangan seberang Balai Desa.

c. Deskripsi :

Bangunan pabrik sudah hilang dan saat ini sudah menjadi lapangan dan hanya menyisakan sebuah struktur dari batu-bata dan beton yang berada di sebelah timur lapangan. Struktur ini bentuknya memanjang utara-selatan. Struktur ini memiliki tinggi sekitar 1,95 m,lebar sekitar 5,44 m dan panjang sekitar 40 m. Lalu di sebelah barat daya lapangan, terdapat sebuah struktur pondasi yang terbuat dari batu kali, beton, dan batu bata pula yang diindentifikasi sebagai bekas bangunan pabrik atau rumah dinas.

(31)

19

d. Lingkungan sekarang :

Menjadi lapangan, kantor pemerintahan, dan rumah warga.

Gambar 2.33 Lokasi pabrik gula yang diperkirakan berda di area yang sekarang menjadi lapangan.

Gambar 2.34 Saluran air yang masih

dipergunakan hingga sekarang.

Gambar 2.35 Puing-puing tembok pabrik di

(32)

20

7. PG REWULU

a. Lokasi Administratif : Desa Sidomulyo, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.

Gambar 2. 36 PG Rewulu pada peta tahun 1925

(sumber : maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.37 Lokais PG Rewulu sekarang (sumber:

google.co.id/maps).

b. Akses : (tidak menemukan salah satu penunjuk jalan yang mencolok)

c. Deskripsi :

Bangunan pabrik sekarang hanya tersisa beberapa struktur pondasi dari beton yang salah satunya memiliki dimensi panjang, tinggi, dan lebar masing-masing 169 cm x 66 cm x 124,5 cm. Selain itu, di sekitar situs ditemukan beberapa fitur berupa sisa – sisa material bongkaran pabrik. Selanjutnya di tengah situs terdapa sebuah saluran yang kemungkinan besar merupakan saluran pembuangan limbah pabrik di masa lalu.

Sementara itu, untuk kompleks rumah dinas menurut data peta tahun 1925, terdapat 3 bangunan rumah dinas. Namun sekarang bangunan rumah dinas PG Rewulu sudah hilang dan menjadi lahan sawah. Kompleks rumah dinas ini berada di sebelah selatan.

d. Lingkungan sekarang :

(33)

21

Gambar 2.38 Gapura yang menjadi penanda memasuki wilayah bekas PG Rewulu.

Gambar 2.39 Saluran air yang dahulu diduga sebagai saluran pembuangan limbah.

Gambar 2.40 Sebuah struktur yang berada di area kebun warga.

(34)

22

8. PG KEDATON PLERET

a. Lokasi Administratif :

Desa Kauman, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul.

Gambar 2.42 PG Kedatonpleret pada peta tahun 1925

(sumber: maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.43 Lokasi PG Kedatonpleret sekarang

(sumber: google.coid/maps).

b. Akses :

Berada di sebelah Timur Bank BRI Cabang Pleret. c. Deskripsi :

Bangunan pabrik saat ini sudah hilang dan menjadi tanah lapang di sebelah selatan Bank BRI Cabang Pleret. Di sebelah timur laut lapangan,terdapat beberapa bongkahan beton yang sebagian terpendam tanah.Sementara itu di sebelah selatan lapangan,terdapat bekas saluran pabrik. Bongkahan beton ini merupakan bekas bongkaran bangunan pabrik gula. Berdasarkan data peta topografi tahun 1925, kompleks rumah dinas berada di sebelah utara pabrik. Bangunan rumah dinas saat ini sudah tidak ada dan berganti menjadi pemukiman warga. Sementara itu bekas rumah administreur PG Kedaton Plered saat ini menjadi jalan.

(35)

23

Bekas bangunan pabrik sekarang menjadi lapangan, sedangkan rumah dinas beralih fungsi menjadi pemukiman warga.

Gambar 2.45 Lapangan yang dahulu merupakan

area pabrik gula.

Gambar 2.46 Selokan yang merupakan bekas

saluran pembuangan limabah pabrik.

Gambar 2.47 Puing-puing beton di sebelah timur

laut lapangan.

Gambar 2.48 Dahulu jalan ini merupakan area

(36)

24

9. PG PUNDONG

a. Lokasi Administratif :

Desa Srihandono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul.

Gambar 2.49 PG Pundong pada peta tahun 1925 (sumber : maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.50 Lokasi PG Pundong sekarang ( sumber: google.co.id/maps).

b. Akses :

Untuk menuju ke situs pabrik gula,dari jalan Parangtritis,ke selatan. Lalu belok kiri menuju sebuah jalan yang mengarah ke kompleks Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas yang berada di kanan jalan.

c. Deskripsi :

Bangunan pabrik sudah hilang dan saat ini berganti menjadi kompleks Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas. Sementara itu bagian rumah dinas administrateur sudah menjadi SMA Negeri 1 Pundong dan hanya menyisakan beberapa pagar bagian belakang.Beberapa rumah dinaslain yang berada di sebelah barat sudah menjadi Koramil, Puskesmas,dan Kantor Kecamatan Pundong.Lokasi kompleks rumah dinas ini berada di sebelah barat laut pabrik.

d. Lingkungan sekarang :

(37)

25

Gambar 2.51 Salah satu sisa pagar rumah dinas yang masih tersisa di bagian belakang SMA Negeri 1

Pundong

(38)

26

10.PG GONDANGLIPURO

a. Lokasi Administratif :

Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul.

Gambar 2.53 PG Gondangipuro pada peta

tahun 1925 (sumber : maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.54 Lokasi PG Gondanglipuro sekarang

(sumber: google.co.id/maps).

b. Akses :

Lokasi situs pabrik gula berada di sebelah timur Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran.

c. Deskripsi :

Bangunan Pabrik sudah tidak ada dan saat ini sudah menjadi pemukiman. Bagian pabrik yang masih tersisa hanya bagian dinding pagar yang berada di sebelah timur pabrik. Sementara itu berdasarkan data pada peta lama,kompleks rumah dinas berada di sebelah selatan pintu masuk menuju kompleks Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran. Saat ini sudah tidak ada yang tersisa. Sebagian menjadi pemukiman dan sekolah dasar,s ebagian lagi menjadi tanah lapang. Berdasarkan data peta lama,kompleks rumah dinas berada di sebelah barat daya pabrik.

d. Lingkungan sekarang :

(39)

27

Gambar 2.55 Sisa dinding pagar pabrik. Gambar 2.56 Kompleks rumah dinas yang

(40)

28 11.PG PADOKAN

a. Lokasi Administratif :

Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.

Gambar 2.57 PG Padokan pada peta tahun 1925 (sumber

: maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.58 Lokasi PG Padokan sekarang

(sumber: google.co.id/maps).

b. Akses :

Dari Ringroad Selatan,belok ke arah kompleks PG Madukismo.

c. Deskripsi :

Bangunan pabrik yang asli sudah hilang dan sudah berganti menjadi kompleks PG Madukismo. Berdasarkan data peta lama, kompleks rumah dinas PG Padokan berada di sebelah barat dan saat ini menjadi kompleks rumah dinas PG Madukismo.

d. Lingkungan sekarang :

Menajdi komplek Pabrik Gula Madukismo yang masi beroperasi sampai sekarang. Gambar 2.59 PG Padokan ketika masih beroperasi

(41)

29

Gambar 2.60 PG Madukismo yang masih

beroperasi.

Gambar 2.61 Lahan bekas PG Padokan kini

(42)

30 12.PG GESIKAN

a. Lokasi Administratif :

Desa Wijirejo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul .

Gambar 2.62 PG Gesikan pada peta tahun 1925 (sumber

: maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.63 Lokasi PG Gesikan sekarang

(sumber: google.co.id/maps)

b. Akses :

Dekat dengan Kantor Lurah Desa Wijirejo. c. Deskripsi :

Bangunan Pabrik Gula Gesikan sudah tidak ada lagi dan hanya meninggalkan bekas berupa stuktur pondasi beton dengan ukuran yang lumayan besar (terdapat di gambar). Bangunan pabrik ini menjadi puing-puing dikarenakan pengeboman. Stuktur ini berada di sebelah timur lapangan yang dahulunya merupakan emplasemen lori. Sementara itu,kompleks rumah dinas sudah tidak ada lagi dan saat ini sudah menjadi kantor desa Wijirejo.

d. Lingkungan sekarang :

(43)

31

Gambar 2.64 Puing-puing bangunan pabrik dengan ukuran besar dan kini

(44)

32

13.PG WONOCATUR

a. Lokasi Administratif :

Desa Wonocatur, Kecamatan Bangutapan, Bantul.

Gambar 2.65 PG Wonocatur pada peta tahun 1925

(sumber : maps.library.leiden.edu).

Gambar 2. 66 Lokasi PG Wonocatur sekarang

(sumber: google.co.id/maps).

b. Akses :

Dari pertigaan Janti ke selatan meneluri jalan Ring Road timur, lalu kiri jalan ada petunjuk arah menuju Museum Dirgantara.

c. Deskripsi :

Bangunan pabrik masih berdiri dan saat ini digunakan sebagai Museum Dirgantara. Pabrik ini menjadi satu-satunya pabrik gula yang tidak dibom saat serangan Jepang. Di sebelah utara, terdapat sisa struktur dudukan cerobong. Rumah dinas masih tersisa di selatan dan barat pabrik. Kondisi rumah dinas sebagian besar sudah mengalami perombakan.

d. Lingkungan sekarang :

(45)

33

Gambar 2.67 Bangunan Pabrik Gula yang saat ini dipakai sebagai museum Dirgantara.

(46)

34 14.PG KLECI

a. Lokasi Administratif :

Desa Kowanan, Kelurahan Sidoagung, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.

Gambar 2. 69 PG Kleci pada peta tahun 1925

(sumber: maps.library.leide.edu).

Gambar 2. 70 Lokasi PG Kleci sekarang (sumber:

google.co.id/maps).

b. Akses :

Dari perempatan pasar Godean,belok ke utara, lurus hingga ada papan petunjuk ke SMK Negeri 1 Godean di kiri jalan.

c. Deskripsi :

Bangunan pabrik sudah hilang dan di bekas lokasi bangunan pabrik kini berdiri SMK Negeri 1 Godean. Bekas rel lori ataupun rumah dinas pun tidak ditemukan sama sekali didaerah ini. Begitu pula warga sekitar juga sudah tidak tahu-menahu megenai keberadaan bekas pabrik gula ini

d. Lingkungan sekarang :

(47)

35

(48)

36 15.PG BERAN

a. Lokasi Administratif :

Desa Beran, Kecamatan Tridadi, Kabupaten Sleman.

Gambar 2.72 PG Beran pada peta tahun 1925

(sumber : maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.73 Lokasi PG Beran sekarang (sumber:

google.co.id/maps).

b. Akses :

Barat lapangan Denggung dari jalan Magelang.

c. Deskripsi :

Bangunan pabrik saat ini sudah tidak ada dan saat ini menjadi bagian selatan lapangan Beran. Sementara itu kompleks rumah dinas saat ini sudah menjadi bangunan pemerintahan Kabupaten Sleman.

Gambar 2.74 PG Beran ketika masih beroperasi

(sumber: troppenmuseum.nl).

d. Lingkungan sekaranng :

(49)

37

Gambar 2.75 Lapangan Beran yang dahulu merupakan

bagian dari PG Beran.

Gambar 2.76 Lokasi rumah dinas yang kini menjadi

(50)

38 16.PG MEDARI

a. Lokasi Administratif :

Jalan Magelang, Dusun Medari, Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman.

Gambar 2.77 PG Medari pada peta tahun 1925

(sumber : maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.78 Lokasi PG Medari sekarang (sumber:

google.co.id/maps).

b. Akses :

Lokasi situs pabrik gula berada di pinggir jalan Magelang-Yogyakarta. Jika dari arah Yogyakarta,pabrik gula berada di kanan jalan, 75 meter dari Kodim Sleman.

c. Deskripsi :

Bangunan pabrik saat ini sudah tidak ada lagi, saat ini sebagian lahan bekas pabrik menjadi bagian kompleks PT GKBI.Walaupun bangunan pabrik sudah tidak ada, namun rumah dinas administrateur hingga saat ini masih berdiri dengan baik dan saat ini digunakan sebagai SMP Negeri 1 Sleman. Di sebelah timur SMP Negeri 1 Sleman, juga terdapat sebuah bangunan rumah dinas yang saat ini digunakan sebagai markas militer yaitu Kodim 0732/Sleman. Bentuk rumah dinas ini masih terlihat arsitektur aslinya. d. Lingkungan sekarang :

(51)

39

Gambar 2.79 Rumah dians yang sekarang dijadikan markas Kodim 0732 Sleman,

masih jelas terlihat arsitektur aslinya

Gambar 2.80 Kompleks PT GKBI yang menempati bekas

lahan PG Medari.

Gambar 2.81 SMP Negeri 1 Sleman yang menempati

(52)

40

17.PG CEBONGAN

a. Lokasi Administratif :

Kelurahan Cebongan, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.

Gambar 2.82 PG Cebongan pada peta tahun 1925 (sumber : maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.83 Lokasi PG Cebongan sekarang (sumber: google.co.id/maps).

b. Akses :

Lokasi situs pabrik gula berada di dekat perempatan Cebongan.Jika dari arah timur, lokasi situs pabrik gula berada di kiri jalan.

c. Deskripsi :

Bangunan pabrik dan rumah dinas saat ini sudah tidak ada dan saat ini menjadi pemukiman. Di atas lahan bekas PG Cebongan kini berdiri pula gudang penyimpanan barang milik Indomaret. Berdasarkan data pada peta lama,kompleks rumah dinas berada di selatan pabrik dan tidak ada bangunan asli yang tersisa.

d. Lingkungan sekarang :

(53)

41

(54)

42 18.PG DEMAKIJO**)

a. Lokasi Administratif :

Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.

b. Akses :

(belum diketahui, karena belum disurvei lapangan langsung)

c. Deskripsi :

Bangunan Pabrik saat ini sudah tidak ada lagi dan menjadi kompleks militer. Sementara itu, kompleks rumah dinas yang berada di sebelah utara, saat ini menjadi tempat tinggal perwira militer.

d. Lingkungan sekarang :

(belum diketahui, karena belum disurvei lapangan langsung) Gambar 2.85 PG Demakijo pada peta tahun 1925

(sumber : maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.86 Lokasi PG Demakijo sekarang

(55)

43 19 PG SEDAYU**)

a. Lokasi Administratif :

Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman.

Gambar 2.87 PG Sedayu pada peta tahun 1925 (sumber : maps.library.leiden.edu).

Gambar 2.88 Lokasi PG Sedayu sekrang (sumber: google.co.id/maps).

b. Akses :

(belum diketahui, karena belum disurvei lapangan langsung)

c. Deskripsi :

(belum diketahui, karena belum disurvei lapangan langsung) d. Lingkungan sekarang :

(56)

44 BAB III

KESIMPULAN

Dari data-data inventarisasi di atas,dapat disimpulkan bahwa tidak ada lagi pabrik gula peninggalan Belanda di Yogyakarta yang masih aktif. Hal ini berbeda dengan daerah Karesidenan Surakarta yang masih memiliki 3 pabrik gula peninggalan Belanda yang masih aktif. Dalam hal ini PG Padokan pun tetap dianggap telah tidak beroperasi lagi, sebab operasional sekarang yang mengatas namakan PG Madukismo sendiri merupakan sebuah bangunan baru yang dibangun tahun 1955 di lokasi PG Padokan dahulu. Jadi PG Madukismo bukanlah merupakan kelanjutan dari PG Padokan, dalam artian bukanlah pabrik yang sama namun dengan pergantian nama.

Dari ke 19 bangunan pabrik gula di Yogyakarta,hanya ada satu kompleks pabrik gula yang bangunan pabrik dan kompleks rumah dinasnya masih utuh, yakni Pabrik Gula Wonocatur. Karena masih digunakan untuk keperluan militer, maka terjadi banyak penambahan. Pabrik ini kini kita kenal ebagai Museum Dirgantara.

(57)

45

No. Nama Pabrik Lokasi

Kondisi Sekarang

Fungsi Sekarang

Pabrik Rumah Dinas Sarana

Prasarana lain

1 PG Randugunting

(58)

46

No. Nama Lokasi Kondisi Sekarang Fungsi Sekarang

Pabrik Rumah Dinas Sarana

(59)

47

No. Nama Lokasi Kondisi Sekarang Fungsi Sekarang

Pabrik Rumah Dinas Sarana

7 PG Rewulu kini berada di area

persawahan. tersisa puing beton di

sebeah timur jalan raya di desa

(60)

48

No. Nama Lokasi Kondisi Sekarang Fungsi Sekarang

Pabrik Rumah Dinas Sarana

10 PG Gondanglipuro

Desa Sumbermulyo, pagar di pinggir jalan.

(61)

49

No. Nama Lokasi Kondisi Sekarang Fungsi Sekarang

Pabrik Rumah Dinas Sarana

13 PG Wonocatur

Tidak ada yang tersisa telah menjadi SMK GKBI di tanah bekas

(62)

50

Tabel 3.1 Rangkuman hasil inventarisasi Pabrik Gula Daerah Istimewa Yogyakarta.

No. Nama Lokasi Kondisi Sekarang Fungsi Sekarang 18 PG Demakijo**) Kecamatan Godean,

Kabupaten Sleman. 19 PG Sedayu**) Kecamatan Godean,

(63)

51 DAFTAR PUSTAKA

Adrisijantiromli, Inajati dan Anggraeni, ed. 2009. Mosaik Pusaka Budaya Yogyakarta. Ed. Rev. Yogyakarta: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta.

Google.co.id/maps

Maps.library.leiden.edu

Kitlv.nl

Troppenmuseum.nl

Gambar

Gambar 2.2 Lokasi PG Randugunting sekarang
Gambar 2.4 Sisa pagar rumah dinas PG
Gambar 2.14 Bangunan pabrik gula Bantul pada awal abad ke -20 (sumber Troppenmuseum.nl)
Gambar 2.16 Selokan yang masih berfungsi
+7

Referensi

Dokumen terkait