• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA P"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

i PROGRAM SWARA BU DESA (SWADAYA MASYARAKAT BUNGKUTOKO

DALAM PENGELOLAAN SAMPAH) UNTUK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI KELURAHAN BUNGKUTOKO KECAMATAN

ABELI KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA BIDANG KEGIATAN :

PKM PENGABDIAN MASYARAKAT DIUSULKAN OLEH :

NUR RAHMI K1A114036 (ANGKATAN 2014)

APRIADIN LA ODE DANE K1A114093 (ANGKATAN 2014)

HABRI TRI SAKTI K1A114017 (ANGKATAN 2014)

INDAH KURNIATI K1A114080 (ANGKATAN 2014)

WA ODE HEDIYATI MAHARANI K1A115121 (ANGKATAN 2015)

UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

(2)
(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

1.4 Luaran ... 3

1.5 Manfaat ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ... 4

BAB III METODE PELAKSANAAN ... 5

3.1 Deskripsi Program ... 5

3.2 Waktu Pelaksanaan ... 5

3.3 Tempat Pelaksanaan ... 5

3.4 Sasaran Dan Jumlah ... 5

3.5 Sistematika Pelaksanaan ... 6

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 9

4.1 Anggaran Biaya ... 9

4.2 Jadwal Kegiatan ... 9

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Data Bank Dunia menyebutkan bahwa produksi sampah padat Indonesia mencapai 151.921 ton per hari. Hal ini berarti, setiap penduduk Indonesia membuang sampah padat rata-rata 0,85 kg per hari yang membuktikan bahwa negara kita yang memiliki sistem sanitasi perkotaan yang rendah. Hal ini merupakan masalah utama di Indonesia, diperkirakan hanya 60% sampah yang diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Secara sistematis, data tersebut tidak bisa diperhitungkan akibat jumlah truk pengangkut sampah yang menuju ke TPA tidak terdistribusi dengan baik. Peningkatan laju timbunan sampah perkotaan yang mencapai 2-4%/tahun, bila tidak diikuti dengan ketersediaan sarana dan prasarana persampahan yang memadai, maka akan berdampak pada pencemaran lingkungan (Nirmalasari,2014;BPS, Tahun 2012).

Permasalahan pengelolaan sampah pada kota-kota besar di Indonesia pada umumnya semakin kompleks. Kondisi ini dikarenakan kemampuan infrastruktur pengelolaannya sudah tidak sesuai dengan jumlah yang dihasilkan per harinya. Salah satu permasalahannya adalah pengangkutan sampah dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), seperti terbatasnya jumlah truk, waktu angkut dan kondisi truk yang sudah tidak memadai. Proses pengumpulan sampah merupakan kontributor terbesar dalam biaya pengelolaan sampah. Rute pengumpulan sampah adalah faktor penentu biaya pengelolaan sampah (Lisye,2009;Sigit,2005).

(5)

permasalahan di sektor ini, khususnya untuk pembangunan lima tahun kedepan. Harus diakui bahwa keterbatasan anggaran pemerintah merupakan faktor utama yang menyebabkan belum maksimalnya pencapaian upaya pemerintah tersebut (Pokja Sanitasi kendari, 2013).

Menurut hasil analisis studi EHRA (Environmental Health Risk Assesment) Kota Kendari pada tahun 2012 dengan metode mengumpulkan sampah lalu dibuang ke TPS sangat rendah terutama pada Kecamatan Abeli yang mencapai 16,2%. Di samping itu metode membakar sampah juga cukup tinggi terutama pada Kecamatan Abeli. Selain membakar sampah, metode membuang sampah ke laut pada beberapa kawasan cukup dominan terutama pada Kecamatan Abeli yang mencapai 18,7%. Untuk frekuensi pengambilan sampah rumah tangga, menurut data dari wilayah kerja pengangkutan truk sampah Dinas Kebersihan Kota Kendari, Kecamatan Abeli mencapai persentase 40% tidak pernah mendapat pengambilan sampah rumah tangga dan belum ada jumlah dari pengambilan sampah pada beberapa kali dalam seminggu (BPS, Tahun 2012).

Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi penyebab gangguan dan ketidakseimbangan lingkungan terutama di Kelurahan Abeli. Sampah organik dan anorganik yang menumpuk ataupun yang berserakan menimbulkan kesan kotor dan kumuh, sehingga nilai estetika pemukiman dan kawasan disekitar sampah terlihat sangat rendah. Bila di musim hujan, sampah padat dapat memicu banjir dan demam berdarah, jika di buang ke laut dapat menyebabkan rusaknya ekosistem yang ada di tempat tersebut terlebih di wilayah pesisir dan hal yang terburuk dapat menyebabkan kematian (Tobing, 2005).

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat pentingnya pengelolaan sampah organik dan anorganik? 2. Bagaimana mencegah dan menurunkan angka produksi sampah yang

berlebihan dengan cara pengelolaan sampah organik dan anorganik? 3. Bagaimana mengurangi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan

sekitar yang berkaitan dengan sampah?

1.3Tujuan

1. Tujuan Umum

Pemberdayaan swadaya masyarakat dalam pengelolaan sampah organik dan anorganik di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Tujuan Khusus

(6)

b) Mengurangi angka produksi sampah yang berlebihan dengan cara pengelolaan sampah organik dan anorganik.

c) Menciptakan mahasiswa kedokteran yang aktif sebagai penyuluh untuk meningkatkan kesehatan masyarakat setempat.

1.4Luaran

Luaran yang diharapkan dari ini adalah:

1. Terbentuknya relawan/Volunteer dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo dalam pengelolaan sampah organik dan anorganik.

2. Terbentuknya Minggu Bersih Abeli (MiSi A) dalam pemanfaatan pengelolaan sampah organik dan anorganik di Desa Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

3. Terbentuknya Green Spot dalam pemanfaatan limbah sampah rumah tangga menjadi suatu produk yang bermanfaat di Desa Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

1.5Manfaat

1. Bagi Institusi

a) Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dalam salah satu pelaksanaan tridharma perguruan tinggi Universitas Halu Oleo b) Sebagai suatu aspek yang penting dalam menciptakan suatu

program desa binaan keluarga besar Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.

2. Bagi Mahasiswa

a) Menerapkan ilmu pengetahuan kedokteran yang telah dimiliki dan diperoleh selama berada di bangku perkuliahan.

b) Menciptakan karakter dari mahasiswa mengenai tingkat kepedulian kesehatan masyarakat khususnya dalam pengelolaan sampah organik dan anorganik.

3. Bagi Masyarakat

a) Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pentingnya manfaat dari pengelolaan sampah organik dan anorganik. b) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ikut berperan aktif

(7)

BAB II

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Kelurahan Bungkutoko, Kabupaten Kendari, Propinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Abeli. Wilayah Kelurahan Bungktoko secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, sebagian besar wilayahnya berada di pesisir Pantai, Kelurahan Bungkutoko terdiri dari 12 RT, 3 RW dan seorang lurah. Jarak tempuh Kelurahan Bungkutoko ke Kota Kendari mencapai 19,7 Km atau sekitar 38 menit perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor. Kelurahan Bungkutoko mempunyai luas 1,58 atau 4% dari luas keseluruhan wilayah Kecamatan Abeli.

Jumlah penduduk Kelurahan Bungkutoko terdiri dari 1.647 Jiwa (laki-laki 836 jiwa dan perempuan 811 jiwa) dengan rata-rata jiwa per kepala keluarga (KK) adalah 4. Mayoritas penduduknya menggantungkan hidupnya melalui usaha nelayan. Potensi laut Kelurahan Bungkutoko menjadi salah satu sumber peningkatan perekonomian dan pendapatan masyarakat. Selain itu Kelurahan Bungkutoko dengan potensi sumberdaya yang ada sekarang dapat dikembangkan menjadi potensi pariwisata dan industri budidaya pantai. Kelurahan Bungkutoko memiliki hutan bakau sekitar 2 ha untuk dikembangkan menjadi wisata hutan bakau.

Fasilitas prasarana umum yang ada di Kelurahan Bungkutoko yakni Pos Kamling 2 unit dengan personilnya 10 orang hansip, Puskesmas Pembantu 1 Unit, Posyandu 3 Unit, Mesjid 3 Unit dan Sekolah Dasar 2 Unit.

Masalah-masalah yang dihadapai oleh masyarakat Kelurahan Bungkutoko yakni :

1. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan bagaimana cara pengelolaan sampah organik dan anorganik yang baik.

2. Sarana dan prasarana kesehatan yang kurang. Di kelurahan Bungkutoko terdapat 1 Unit Puskesmas Pembantu dan 3 Unit Posyandu serta tenaga kesehatan yang masih sangat kurang.

3. Banyaknya anak usia sekolah yang putus sekolah di Kelurahan Bungkutoko karena kurangnya fasilitas pendidikan. Di kelurahan tersebut hanya terdapat 2 unit sekolah dasar sehingga mayoritas pendidikan masyarakat hanya sampai tamatan Sekolah Dasar. Gedung SMP dan SMA terletak di desa lain yang jaraknya cukup jauh, sehingga sebagian anak lebih memilih untuk bekerja.

(8)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Deskripsi Program

Program Swadaya Masyarakat Bungkutoko dalam Pengelolaan Sampah adalah implementasi nyata mahasiswa dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi masyarakat. Upaya yang diprakarsai dengan pembuatan tong sampah organik dan anorganik di rumah penduduk menjadi langkah awal program ini. Para relawan yang tersebar di rumah penduduk memberikan sosialisasi tentang PHBS dan cara memilah sampah. Penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dari dokter, gerakan relawan/volunteer sampah serta partisipasi aktif seluruh penduduk sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat setempat.

3.2 Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini selama tiga bulan yakni bulan Maret – Mei tahun 2017.

3.3 Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan Kegiatan PKM-Pengabdian Masyarakat ini bertempat di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.4 Sasaran dan Jumlah

(9)

3.5 Sistematika Pelaksanaan

Bagan Sistematika Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan program kreativitas mahasiswa yang sesuai dengan bagan di atas lebih rinci dapat dilihat pada penjelasan sebagai berikut:

a. Survei Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengobservasi dan mendapatkan informasi tentang kondisi masyarakat di daerah tempat kegiatan akan berlangsung. Informasi tersebut dapat berupa lokasi, permasalahan pengelolaan sampah yang dihadapi, kebiasaan masyarakat dan keadaan sosioekonomi masyarakat setempat.

OBSERVASI/SURVEI

IDENTIFIKASI MASALAH

PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA

PELAKSANAAN KEGIATAN

PENYULUHAN MINGGU BERSIH

ABELI (MISI A)

GREEN SPOT

(10)

b. Identifikasi Masalah

Kurangnya pengetahuan akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan bagaimana cara pengelolaan sampah organik dan anorganik yang baik.

c. Persiapan Sarana dan Prasarana

Kegiatan ini dimaksudkan untuk merencanakan kebutuhan yang akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan baik sarana dan prasarana. Persiapan ini tetap memperhatikan target yang ingin dicapai dalam program pengabdian masyarakat tanpa mengabaikan kebutuhan masyarakat secara umum. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan yaitu berupa flip chart, brosur edukasi, poster publik dan alat peraga yang berhubungan dengan proses pengelolaan sampah utuk prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

d. Pelaksanaan Kegiatan 1) Penyuluhan

 Manajemen Sampah

Memisahkan sampah yang tergolong sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun, sedangkan sampah jenis anorganik pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol kaca, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

 Pembuatan pupuk cair

Bahan pembuatan pupuk organik cair, yaitu sisa-sisa sayuran dan makanan dari sampah rumah tangga 1 kg, gula merah 200 gr, bioaktivator atau EM4 5 ml, dan air 3 liter. Alat yang digunakan yaitu ember atau wadah lain untuk membuat pupuk cair, karung beras/goni/plastik/nila, atau lainnya sebagai tempat bahan pupuk cair, penutup /plastik hitam atau tutup lain, tali pengikat dan batu untuk pemberat.

(11)

Proses Pembuatan Pupuk Cair

 Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.

2) Minggu Bersih Abeli (MiSi A)

Kegiatan ini dilakukan setiap hari minggu setelah penyuluhan kepada masyarakat dilakukan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat.

3) Green Spot

Green Spot (disebut juga rumah hijau dan rumah tanaman) adalah sebuah bangunan di mana terdapat tanaman yang dibudidayakan. Green Spot berisi tanaman yang dibudidayakan pada pot yang terbuat dari gelas atau botol plastik yang diolah sesuai dengan kreativitas masyarakat setempat sebagai wadah untuk penanaman sayur ataupun tanaman lainnya dengan menggunakan hasil pupuk cair organik yang telah dibuat. Alat dan bahan yang digunakan adalah : botol plastik bekas, gunting, tali nilon. Cara pembuatannya : siapkan satu botol plastik bekas, setelah itu potong tengah dan samping menggunakan gunting, buat lubang di sekitar potongan botol plastik itu kemudian buat gantungan di atas potongan botol itu, isi tanah dan tanam sayuran yang ingin di tanam.

e. Monitoring dan Evaluasi

(12)

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

1.1Anggaran Biaya

Ringkasan anggaran biaya dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1. Peralatan Penunjang 265.000,00

2 Bahan Habis Pakai 9.670.000,00

3. Perjalanan

Kendari-Bungkutoko (daerah masyarakat sasaran)

1.050.000,00

4. Lain-lain : administrasi, publiksai dan laporan

1.170.000,00

Jumlah 12.155.000,00

1.2Jadawal Kegiatan

No. Kegiatan

Bulan

1 2 3

1. Observasi 2. Persiapan

Sarana dan Prasarana 3. Pelaksanaan

Kegiatan 4. Monitoring

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

Sewa LCD Alat Sosialisasi 1 265.000,00 265.000,00

Subtotal (Rp) 265.000,00

2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi

Pemakaian Kuantitas

Harga Satuan

(Rp) Jumlah (Rp)

Konsumsi Peserta Konsumsi 100 Orang 25.000,00 2.500.000,00

Konsumsi Pemateri Konsumsi 3 Orang 35.000,00 105.000,00

Konsumsi

Relawan/Volunteer

Konsumsi 100 Orang 20.000,00 2.000.000,00

Honor Pemateri Honor 3 orang 250.000,00 750.000,00

Flip Chart Alat Peraga 3 buah 175.000,00 525.000,00

Brosur Edukasi Sebagai media

informasi

100 lembar

25.000,00 2.500.000,00

Poster Publik Sebagai media

informasi

2 buah 100.000,00 200.000,00

Seminar Kit Alat Tulis 100 paket 10.000,00 1.000.000,00

Ember Yang

Bioaktivator atau EM4 Alat Pembuatan

1 bungkus 10.000,00 10.000,00

Tali Nilon Alat

Pembuatan Green Spot

1 gulung 10.000,00 10.000,00

Skop Kecil Alat

(21)

3. Perjalanan

Subtotal (Rp) 1.050.000,00

4. Lain-lain

Dokumentasi Cetak foto

kegiatan

20 buah 20.000,00 400.000,00

(22)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Kedokteran Minggu

ke-1

Kedokteran Minggu

ke-2

Kedokteran Minggu

(23)
(24)
(25)

Lampiran 6. Denah Lokasi Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Siaran Radio Mondulasi Nada Titian Inspirassi Jaya 106 FM Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, dapat disimpulkan bahwa prosedur penerimaan kas sudah hampir

Tahap segmentasi karakter ini akan mensegmen citra-citra karakter dari citra hasil prapengolahan yang selanjutnya akan dilakukan proses pengurusan citra agar citra

Fusarium jenis tersebut juga telah dilaporkan terdapat dalam gubal gaharu yang terbentuk secara alami, sehingga isolat Fusarium oxysporum yang diisolasi dari

Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi: usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,

Berikut tips dan triknya agar pengikut Facebok Fans Page Anda tetap betah menerima postingan dari Anda. Buatlah postingan yg terjadwal, Postingan yg terlalu sering bs membuat

Fenomena sikap otoritarianisme atau berfatwa atas nama agama dan Tuhan dalam pemikiran Islam, menurut Abou El Fadl, banyak terjadi sebagaimana dibuktikan dalam penelitiannya

Sedangkan, implementasi KM di MedcoEnergi, dapat dilihat dari (1) Leadership, faktor kepemimpinan yang mendukung secara penuh aktivitas KM; (2) Knowledge sharing,

Indikator yang digunakan dalam mengukur kepemimpinan kepala sekolah antara lain berkaitan dengan kemampuan kepala sekolah bekerja sama dengan para guru, pengambilan