• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VII SMPN 2 TANJUNG JABUNG TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VII SMPN 2 TANJUNG JABUNG TIMUR"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Maryam*

*Dosen tetap Prodi Pendidikan Agama islam STAI Muara Bulian Stai_muarabulian@yahoo.co.id

Abstract

PAI teachers should be able to choose a learning medium that is compatible with PAI materials to be taught. Harmony between the media with the subject matter is important to stimulate students to generate motivation to learn and help in understanding the material, so that will improve student achievement. LKS is a teaching material that is commonly used in schools. The use of LKS can help students in the learning process, because the subject matter contained in the LKS is a material that has been summarized from some relevant books, making it easier for students to learn the subject matter and the time required to learn also more effective. The utilization of LKS teaching media is very practical, because it is notrequire electricity and the price is also affordable so that in pelosokpun area can use it. Efforts of teachers to teach students occur in school and outside school. The learning efforts in the school include the following: (i) organizing the discipline of learning in school, (ii) fostering the discipline of learning in every opportunity, (iii) fostering socially disciplined learning, and (iv) fostering orderly learning of the school environment.

Keywords, teaching materials, Effectiveness

Abstrak

(2)

dan diluar sekolah. Upaya pembelajaran disekolah meliputi hal-hal berikut (i) menyelenggarakan tertib belajar disekolah, (ii) membina disiplin belajar dalam setiap kesempatan, (iii) membina belajar tertib pergaulan, dan (iv) membina belajar tertib lingkungan sekolah.

Kata Kunci, Bahan ajar, Efektifitas

A. Pendahuluan

Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang

berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hayat. Selain itu,

pendidikan sangat mempengaruhi manusia dalam hal berfikir dan

berperilaku dimana pikiran dan perilaku tersebut akan membentuk sebuah

individu yang berkarakter. Pendidikan yang sering dijumpai yaitu

pendidikan pada sebuah pelembagaan pendidikan melalui sekolah dan

kelompok belajar.

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, karena

manusia saat dilahirkan tidak mengetahui suatu apapun, Pendidikan

merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari hidup dan kehidupan

manusia. Sebagaimanapun sederhana komunitas manusia memerlukan

pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dan komunitas

tersebut akan di tentukan oleh aktivitas pendidikan di dalamnya. Sebab

pendidikan secara alami sudah merupakan kebutuhan hidup manusia.1 Menurut Jalaluddin.2 Bagi manusia yang hidup di lingkungan masyarakat yang masih sederhana pendidikan di lakukan oleh para orang

tua. Pendidikan akan di nilai rampung bila anak mereka sudah menginjak

usia dewasa, siap untuk berumah tangga dan mampu mandiri setelah

menguasai sejumlah keterampilan praktis sesuai dengan tuntutan dan

kebutuhan hidup di masyarakat di lingkunganya. Makin sederhana

masyarakatnya, makin sedikit tuntutan akan keterampilan yang perlu di

kuasai.3

1

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rdar Jaya Offset, 2013),hal. 28 2

Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2001),hal. 65-66 3

(3)

Hampir semua orang di kenai pendidikan dan melaksanakan

pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan

manusia. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan

manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka juga akan

mendidik anak-anaknya. Begitu pula disekolah dan diperguruan tinggi,

para siswa dan mahasiswa dididik oleh guru dan para dosen. Pendidikan

adalah khas milik dan alat mansia. Tidak ada makhluk lain yang

membutuhkan pendidikan. 4

Bagi manusia yang hidup di lingkungan masyarakat yang masih

sederhana pendidikan di lakukan oleh para orang tua. Pendidikan akan di

nilai rampung bila anak mereka sudah menginjak usia dewasa, siap untuk

berumah tangga dan mampu mandiri setelah menguasai sejumlah

keterampilan praktis sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan hidup di

masyarakat di lingkunganya. Makin sederhana masyarakatnya, makin

sedikit tuntutan akan keterampilan yang perlu di kuasai.5

Mendidik secara insting segera diikuti oleh mendidik yang

bersumber dari pikiran dan pengalaman manusia. Manusia mampu

menciftakan cara-cara mendidik karena perkembangan pikirnya.

Demikianlah makin lama makin banyak ragam cara mendidik orang tua

terhadap annak-anaknya. 6

Islam merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

dan merupakan agama yang lengkap. Kelengkapan ini dapat dilihat dari

sumber utamanya Al-Quran yang isinya mencakup keseluruhan hidup

manusia, diantaranya masalah aqidah, syari’ah dan akhlak. Semua umat

Islam yang beriman harus mempunyai ilmu pengetahuan tentang Islam

yang memadai, agar derajat mereka diangkat oleh Allah SWT.

Sebagaimana Allah SWT berfirman:

4

Made Pidarta, Landasan Pendidikan, ( Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2009), hal. 1 5

Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011),hal. 15

6

(4)



pengetahuan beberapa derajat. ” (QS.Al-Mujadalah: 11)7

Pengetahuan tentang Islam yang harus dimiliki oleh umat Islam

adalah sebagai bekal untuk beramal ibadah kepada Allah SWT dan

menjalankan kehidupan dimuka bumi ini. Baik sebagai khalifatullah

maupun sebagi „Abdullah.

Sebagai khalifatullah, manusia harus memiliki bekal pengetahuan

dan keterampilan yang memadai mengenai masalah penghidupan dunia,

sehingga dapat memungsikannya secara maksimal. Sedangkan sebagai

hamba Allah, harus memiliki bekal ilmu agama untuk dapat mengabdikan

dirinya kepada Allah SWT dengan benar. Jika seorang muslim dapat

membekalkan dirinya dengan ilmu pengetahuan dan sekaligus dapat

mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari, maka ia akan menjadi

seorang muslim yang kaffah (utuh).

Islam sebagai agama Allah di bawa oleh Nabi Muhammad SAW.

sebagai kelanjutan dan penyempurna agama yang dibawa oleh para nabi

sebelumnya. Adapun firman Allah SWT.dalam (QS. Al-Baqarah {2}:132)



Artinya: “Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak

-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (

QS.Al-Baqarah {2}:132)8

(5)

Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan karakter

manusia. Sebagai suatu proses, pendidikan tidak hanya berlangsung

pada suatu saat saja. Akan tetapi proses pendidikan harus berlangsung

secara berkelanjutan.9 Pendidikan merupakan proses yang amat penting di dalam kehidupan individu dan masyarakat.10

اَنَثَّدَح

نع

َلوُس َر َّنَأ َرَمُع ِنْب ِ َّللَّا ِدْبَع ْنَع ٍراَنٌِد ِنْب ِ َّللَّا ِدْبَع ْنَع ٍكِلاَم ْنَع َةَمَلْسَم ُنْب ِ َّللَّا ُدْبَع

ِساَّنلا ىَلَع يِذَّلا ُرٌِمَ ْلْاَف ِهِتٌَِّع َر ْنَع ٌلوُئْسَم ْمُكُّلُك َو ٍعاَر ْمُكُّلُك َلََأ َلاَق َمَّلَس َو ِهٌَْلَع ُ َّللَّا ىَّلَص ِ َّللَّا

ٌةٌَِعا َر ُةَأ ْرَمْلا َو ْمُهْنَع ٌلوُئْسَم َوُه َو ِهِتٌَْب ِلْهَأ ىَلَع ٍعاَر ُلُجَّرلا َو ْمُهْنَع ٌلوُئْسَم َوُه َو ْمِهٌَْلَع ٍعاَر

ْمُكُّلُكَف ُهْنَع ٌلوُئْسَم َوُه َو ِهِدٌَِّس ِلاَم ىَلَع ٍعاَر ُدْبَعْلا َو ْمُهْنَع ٌةَلوُئْسَم ًَِه َو ِهِدَل َو َو اَهِلْعَب ِتٌَْب ىَلَع

ِهِتٌَِّع َر ْنَع ٌلوُئْسَم ْمُكُّلُك َو ٍعاَر

(

يراخب هاور

)

Artinya: Ibn umar r.a berkata : saya telah mendengar rasulullah saw bersabda : setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungan jawab) darihal hal yang dipimpinnya.

(HR.Bukhori)11

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

9

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: KALAM MULIA, 2013), Hal. 432. 10

Hery Noer Aly & Munzier, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta Utara: Friska Agung Insani, 2003), hal. 197

(6)

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.12

Meskipun demikian, karena sekolah merupakan lembaga yang

dalam kegiatan-kegiatan nya secara langsung menangani subjek yang di

kenai sasaran tujuan pendidikan, maka titik berat pembicaraan tentang

ruang lingkup sistem penjaminan mutu eksternal melalui

akreditasi pendidikan pada umunya di tekankan pada kegiatan-kegiatan

yang menyangkut sekolah seperti kepemimpinan kepala sekolah,

supervisi terhadap guru-guru, bimbingan terhadap siswa, sarana

prasarana yang menunjang dan sebagainya.13

Sebagai perencanaan pengajaran, seorang guru diharapkan

mampu untuk merencanakan kegiatan belajar-mengajar secara efektif.

Untuk itu ia harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang

prinsip-prinsip balajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajr-mengajar,

seperti merumuskan tujuan, memilih bahan, memilih metode, menetapkan

evaluasi, dan sebagainya.14

Bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar, yaitu segala

bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang

digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar sehingga tercifta lingkungan dan suasana yang

memungkinkan siswa untuk belajar. bahan ajar menjadi informasi, alat,

dan teks yang tidak hanya dibutuhkan oleh siswa tetapi juga diperlukan

guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Menurut Wina Sanjaya, Bahan ajar yang disebut juga dengan materi

pembelajaran ( Learning Materials), merupakan bagian terpenting dalam

proses pembelajaran, sebab materi pembelajaran merupakan inti dari

12

Nanang Fattah, Analisis Kebijakan Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2013),hal. 38-39

13

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 8-9

14

(7)

kegiatan pembelajaran,. Keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan

Oleh seberapa banyak siswa menguasai materi pembelajaran.15

Penulis mengembangkan bahan ajar yang ada dengan tujuan; (1)

Menyediakan bahan ajar yang disesuaikan dengan tuntutan kurikulum

dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang

sesuai dengan karakterristik dan setting atau lingkungan sosial siswa, (2)

Membantu siswa dalam memproleh alternatif bahan ajar disamping buku-

buku teks yang terkadang sulit diperoleh dan sulit dicari, (3) Memudahkan

guru dalam pembelajaran.

Sedangkan keunggulan dan manfaat dari bahan ajar yang akan

dikembangkan yakni: (1) Di Peroleh bahan ajar yang sesuai tuntutan

kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan siswa, (2) Tidak lagi tergantung

dengan buku paket yang terkadang sulit untuk diproleh, (3) menambah

khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar,

(4) Bahan ajar ini akan membangun komunikasi pembalajaran yang

efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan lebih percaya kepada

gurunya.

Rossi dan Breidle mengungkapkan bahwa media pembelajaran

adalah seluruh alat dan bahan yang dapat di pakai untuk mencapai tujuan

pendidikan seperti radio, televisi, buku, Koran, majalah, dan sebagainya,

menurut rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan

program untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.16

Media pendidikan adalah alat yang digunakan dalam rangka lebih

mengoptimalkan interaksi antara guru dan siswa dalam proses

pembelajaran di kelas. Media juga dapat membantu siswa ketika ada

ketidakjelasan materi yang disampaikan guru. Guru PAI harus bisa

memilih media pembelajaran yang serasi dengan materi PAI yang akan

diajarkan. Keserasian antara media dengan materi pelajaran penting

15

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakrta: Kencana Prenada Media Graoup, 2008), hal. 141

16

(8)

untuk merangsang siswa agar dapat membangkitkan motivasi belajar

serta membantu dalam memahami materi, sehingga akan meningkatkan

prestasi belajar siswa. Salah satu cara yang dilakukan guru untuk

memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran khususnya

materi pelajaran PAI adalah guru menggunakan dan memanfaatkan

bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS).

LKS merupakan bahan ajar yang sudah umum dipergunakan di

sekolah. Penggunaan LKS dapat membantu siswa dalam proses

belajarnya, karena materi pelajaran yang terdapat di LKS adalah materi

yang sudah diringkas dari beberapa buku yang relevan, sehingga

memudahkan siswa untuk mempelajari materi pelajaran dan waktu yang

diperlukan untuk belajar

juga lebih efektif. Pemanfaatan media ajar LKS sangatlah praktis, sebab

tidak

memerlukan listrik dan harganya juga terjangkau sehingga di daerah

pelosokpun dapat memanfaatkannya.

Berkenaan dengan pemilihan LKS ini, secara umum masalah yang

dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi kedalaman, ruang lingkup,

urutan penyajian, perlakuan terhadap materi pembelajaran. Masalah lain

yang berkenaan dengan LKS adalah memilih sumber dimana LKS itu

didapatkan.ada kecenderungan sumber LKS dititikberatkan pada buku.

Bukupun tidak harus satu macam dan tidak harus sering berganti.

Berbagai buku yang dipilih. Termasuk masalah yang sering di hadapi guru

berkenaan dengan LKS adalah guru memberikan LKS atau materi

pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mandalam atau terlalu

dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi LKS yang

(9)

Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi setiap berganti semester

atau ganti tahun ganti buku.17

LKS sebagai media pembelajaran dimana didalamnya terdapat

beberapa latihan soal. Hal ini dapat membiasakan siswa agar sering

melatih

otaknya untuk berfikir terkait dengan materi pelajaran yang telah dipelajari

sebelumnya. Sehingga, secara tidak langsung memudahkan guru dalam

mengajar karena para siswanya sudah bisa belajar secara mandiri yaitu

dengan cara mengerjakan soal- soal yang telah tersedia di LKS. Untuk

dapat mempelajari isi buku ajar atau bahan cetak lain yang dipakai

sebagai bagaian yang terpadu dalam mata ajar, sementara itu, lembar

kerja mengarahkan siswa untuk dapat mempelajari bab-bab dalam buku

ajar dan menyediakan latihan yang harus dikerjakan, pertanyaan yang

harus dijawa, dan kegiatan lainya, Ujian Swaperiksa atau tugas untuk

menerapkan bahan yang dipelajari mengakhiri telaah setiap bab. Setelah

menyelsaikan semua tugas, siswa seharusnya menjadi lebih siap untuk

mengikuti tugas yang diberikan dalam kelas yang menuntut tidak saja

pemahaman, tetapi juga penerapan buku ajar.18

Guru pun mesti menyadari bahwa siswa yag hadir di kelasnya

adalah siswa dengan keragaman latar belakang. Siswa-siswa yang duduk

dibangku di kelas adalah orang-orang yang berbeda orientasi, tujuan,

minat, bakat, kondisi sosial ekonomi, dan keluarga. Para siswa pun

memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada siswa yang hanya bisa belajar

jika dalam kelompok, ada yang hanya mampu belajar sendiri, ada yang

bisa belajar lebih baik bila satu mata pelajaran, tetapi lemah pada mata

pelajaran lain. siswa yang ada dikelas pun sudah memiliki pengalaman

belajar dan pengalaman tersebut membentuk persepsinya atas mata

17

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 38

18

(10)

pelajaran. Semua faktor tersebut akan berpengaruh pada bagaimana

siswa membentuk sikap dalam berkomunikasi.19

Upaya guru membelajarkan siswa terjadi disekolah dan diluar

sekolah. Upaya pembelajaran disekolah meliputi hal-hal berikut (i)

menyelenggarakan tertib belajar disekolah, (ii) membina disiplin belajar

dalam setiap kesempatan, (iii) membina belajar tertib pergaulan, dan (iv)

membina belajar tertib lingkungan sekolah. Disamping penyelenggaraan

tertib yang umum tersebut. maka secara individu tiap guru menghadapi

anak didiknya. Upaya pembelajaran tersebut meliputi (i) pemahaman

tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar, (ii) pemanfaatan

penguatan berupah rupiah, kritik, hukuman secara tepat guna, (iii)

mendidik cinta belajar.20

Mata pelajaran Pendidikan Agam Islam itu seluruhnya terliput

dalam lingkup: Al-Qur’an dan Hadits, Keimanan, akhlaq, dan Fiqh/ibadah,

sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup pendidikan Agama Islam

mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan

hubungan manusia allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makluk

lainya maupun lingkungnya. Permasalahan yang sering dihadapi oleh

guru khususnya guru PAI mengenai penggunaan dan pemanfaatan LKS

yaitu guru harus pandai menjelaskan materi yang belum tertulis dalam

LKS. Guru harus menyiapkan buku referensi lain yang sesuai dengan

materi dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan

penggunaan dan pemanfaatan LKS.

Berdasarkan hasil Grand tour Di SMPN 2 Tanjung Jabung

Timur, Peneliti menemukan permasalahan sebagai berikut:

1. Dalam belajar PAI di kelas hanya menggunakan, bahan ajar LKS atau

tidak menggunakan sumber lain. Tidak hanya di sekolah saja, siswa

dalam belajarnya di rumah juga tidak menggunakan buku referensi

19

Yosal Iriantara, Kominikasi Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 75

20

(11)

lain Padahal, materi yang ada dalam LKS hanya berupa rangkuman

materi. Sehingga, pemahaman siswa terkait materi PAI kurang.

Mengingat waktu pembelajaran PAI di kelas hanya 90 menit

per-minggu sedangkan materi PAI cukup banyak.

2. Kurangnya pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh guru SMPN 2

Tanjung Jabung Timur mengenai Pemanfaatan LKS. Dimana jumlah

guru PAI yang terdiri dari 2 orang tidak pernah mengikuti pendidikan

dan pelatihan mengenai pemanfaatan LKS, dimana dalam kegiatan

pembelajaran guru dan siswa bingung memanfaatkan LKS dengan

baik sehingga nilai siswa rendah di bawah nilai KKM.

Dengan demikian, LKS merupakan komponen yang tidak boleh

diabaikan dalam pengajaran, sebab LKS termasuk kegiatan inti dalam

proses pembelajaran. Pemanfaatan LKS yang bagus akan sangat

membantu keefektifan proses pembelajaran dan menyampaikan pesan

serta isi pembelajaran. LKS Juga dapat membantu siswa untuk

meningkatkan pemahaman, penyajian data yang menarik dan terpecaya,

bahkan diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berangkat dari penjelasan di atas terutama mengenai

permasalahan yang terkait dengan penggunaan LKS di SMPN 2 Tanjung

Jabung Timur pada mata pelajaran PAI, maka peneliti memandang perlu

untuk mengadakan penelitian tentang manfaat dari penggunaan LKS

ditinjau dari segi efektivitasnya terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan temuan inilah penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Penggunaan Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa

(LKS) untuk meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tanjung Jabung

(12)

B. Pembahasan

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan Ajar atau Learning material merupakan bahan ajar

pembelajaran yang secara langsung digunakan untuk kegiatan

pembelajaran.21 Materi ajar yang dikemas sebagai penyajiannya berupa deskripsi yakni berisi tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip, norma yakni

berkaitan dengan aturan, nilai dan sikap serta seperangkat tindakan/

keterampilan motorik. Dengan demikian, bahan pelajaran pada dasarnya

berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan dan keterampilan yang

berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan

proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang mengandung

pesan verbal dan non verbal untuk diketahui dan dipahami oleh penerima

pesan. Pesan verbal adalah menggunakan kata-kata, baik lisan maupun

tulisan yang terdiri dari kalimat yang tersusun, berfaedah, dan memberi

suatu makna. Sedangkan non-verbal dapat berupa gerakan tubuh,

karakteristik fisik, pra linguistik, gelagat dan sebagainya.22

Lembar kerja siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk

melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar

kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek

kongnitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek

pembelajaran dalam bentuk eksperimen atau demonstrasi.23 Lembar kegiatan siswa (LKS) memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang

harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam

upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil

belajr yang harus ditempuh.

21

Udin syaifuddin, Inovasi pendidikan, (Bandung: Alfabeta,2010), hal. 214 22

Martinis Yamin Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik.( Gaung Persada Press:2009), hal.175

23

(13)

Menurut Winkel, bahan ajar adalah suatu paket pengajaran yang

memuat pedoman bagi guru dan bahan pengajaran yang disampaikan

pada peserta didik. Dalam pengertian ini paket bahan ajar merupakan

paket ajar yang diperuntukkan bagi kegiatan pembelajaran yang bersifat

klasikal.24 Kemudian Hamdani juga mengemukakan bahan ajara adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis yang

digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan

kegiatan belajar mengajar sehingga tercifta lingkungan atau suasana

yang memungkinkan siswa untuk belajar. bahan ajar secara garis besar

terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari

siswa dalam rangka mencapai sntar kompetensi yang telah ditentukan.25 Kemudian Harjanto menambahkan bahan ajar adalah bahan-bahan

atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan

guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar mempunyai

struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan tujuan intruksional yang

akan dicapai, memotivasi siswa untuk belajar, mengantisipasi kesukaran

belajar siswa sehingga menyediakan bimbingan bagi siswa untuk

mempelajari bahan tersebut, memberi latihan-latihan, menyediakan

rangkuman, dan secara umum berorientasi pada siswa secara individual

(learner oriented).26

Menurut Andi Prastowo bahan ajar merupakan segala bahan (baik

informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang

menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta

didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan

perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajran.27 Selanjutnya Oemar Hamalik mengungkapkan bahwa bahan ajar bukanlah semata

berarti semua uraian yang tertera dalam buku sumber atau sumber

24

Winkel, Psikologi Pengajaran,( Jakarta : Gramedia.2007), hal.472

25

Hamdani, Strategi belajar mengajar, (Bandung: Pustaka setia, 2011), hal 120 26

Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta : Rineka cipta, 2011), hal. 51 27

(14)

tercetak lainnya, melainkan memiliki klasifikasi tertentu yang kemudian

dipilih oleh guru untuk disajikan dalam perencanaan agar dapat mencapai

tujuan pengajaran yang telah ditentukan.28

Kilpatrick menjelaskan bahwa pembelajaran disekolah seharusnya

purposeful (memiliki maksud yang jelas) dan tidak abstrak atau bahwa

pembelajaran yang purposeful itu dapat diselesaikan dengan

sebaik-baiknya dan memerintah anak-anak dalam kelompok kecil untuk

menangani proyek-proyek yang mereka miati dan mereka pilih sendiri.29

2. Fungsi dan Tujuan Bahan Ajar

Penggunaan bahan ajar berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan

siswa yang akan mengarahkan semua aktivitas dalam proses

pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang harusnya

diajarkan guru kepada siswa, dan dipelajari serta dikuasai siswa. bahan

ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan

hasil pembelajaran.

Bahan ajar dalam operasionalnya bertujuan untuk:

a. Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu.

b. Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar

c. Memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

d. Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.30

Bahan ajar memiliki fungsi strategis bagi proses pembelajaran yang

dapat membantu guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga

guru tidak terlalu banyak menyajikan materi. Disamping itu, bahan ajar

dapat menggantikan sebagai peran guru dan mendukung pemebelajaran

individual. Hal ini akan memeberi dampak positif bagi guru, karena

sebagian waktunya dapat dicurahkan untuk membimbing belajar siswa.

28

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta : Bumi aksara, 2005), hal. 139

29

Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Kontruktivistik, ( Jakarta: Anggota IKAPI, 2012), hal. 11

30

(15)

Mengajar juga menangani satu set tujuan, untuk kelompok tertentu, pada

titik tertentu pada tahun ajaran, sumber daya tertentu dan dalam jangka

waktu tertentu yang berdampak untuk mengembangkan keterampilan

siswa dan strategi untuk belajar.31Secara spesifik, fungsi bahan ajar bagi pendidikan antara lain: menghemat waktu dalam mengajar, menjadi guru

sebagai fasilitator, meningkatkan pembelajaran lebih efektif dan interatif,

pedoman bagi guru untuk mengarahkan aktivitas pembelajaran dan

sebagai alat evaluasi pencapaian atau penugasan hasil pemebalajaran.

Selain itu, juga sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan

mengarahkan aktivitas pembelajarannya.

Segala informasi yang didapat dari sumber belajar disusun dalam

bentuk bahan ajar, membuka wacana dan wahana baru bagi siswa karena

materi ajar yang disampaikan adalah sesuatu yang baru dan menarik.

Keberadaan bahan ajar juga menyediakan pilihan, pilihan bahan ajar yang

dimaksud tidak hanya terpakum oleh satu sumber, melainkan dari

berbagai sumber belajar yang dapat dijadikan suatu acuan dalam

penyusunan bahan ajar. sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran

akan mudah karena bahan ajar disusun sendiri dan disampaikan dengan

cara yang bervariatif. Dengan berbagai jenis bahan ajar yang bervariatif

diharapkan kegiatan pembelajaran tidak menoton, hanya terpaku oleh

satu sumber buku, atau hanya didalam kelas.

Fungsi materi dalam proses pemeblajaran adalah a) sebagai bahan

yang digunakan dalam proses pembelajaran, b) menambah dan

memperluas pengetahuan siswa, c) menjadi dasar pengetahuan kepada

siswa untuk pembelajaran lebih lanjut, d) sebagai sarana untuk

mengembangkan keterampilan belajar, e) membangun kemampuan untuk

31

(16)

melakukan penilaian kepada para siswa atas hasil pembelajaran yang

dicapai.32

Berdasarkan dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa

pengembangan bahan ajar al-qur’an hadis adalah Materi ajar yang

dikemas sebagai penyajiannya berupa deskripsi tentang fakta-fakta dan

prinsip-prinsip, normal yakni berkaitan dengan aturan, nilai dan sikap serta

seperangkat tindakan/ keterampilan motorik. Dengan demikian, bahan

pelajaran pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan

dan keterampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta,

konsep, prinsif dan proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu

yang di arahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun yang menjadi indikator dari pengembangan bahan ajar di

atas adalah: 1) bahwa seseorang guru yang menyusun sendiri bahan

ajarnya dan memilih tema atau topik yang sesuai dengan kebutuhan

peserta didik, ketersediaan bahan ajar lembar Kerja siswa (LKS) ,

kemudahan penggunaan dan daya jangkauannya. 2) mempermudah

siswa dalam pembelajaran pendidikan agama islam.

3. Efektifitas Pembelajaran

Belajar adalah kegiatan yang memerlukan kosentrasi tinggi. Tempat dan lingkungan belajar yang nyaman memudahkan peserta didik

untuk berkosentrasi. Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat,

peserta didik akan mendapatkan hasi yang lebih baik dan dapat

menikmati proses belajar yang peserta didik lakukan.

Hutabarat (1986) lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang

terdapat di tempat belajar . sedangkan Nasution ( 1993) lingkungan

belajar yaitu lingkungan alami dan lingkungan sosial. Lingkungan alami

seperti keadaan suhu, kelembaban udara, sedangkan lingkungan sosial

32

(17)

dapat terwujudnya manusia dan representatifnya maupun berwujud

hal-hal lain. 33

Kedudukan guru dalam kegiatan pembelajaran sangat strategis

dan menentukan. Strategis karena guru akan menentukan kedalaman

dan keluasan materi pelajaran, sedangkan bersifat menentukan karena

guru yang membuat siswa mengerti bahan pelajaran yang akan disajikan

kepada mereka. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan

tugas guru ialah kinerjanya di dalam merencanakan/merancang,

melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran.

Peningkatan dan pengembangan mutu guru tersebut meliputi

berbagai aspek antara lain kemampuan dalam menguasai kurikulum

dalam materi pelajaran, kemampuan dalam menggunakan metode dan

sarana dalam proses pembelajaran, melaksanakan hasil belajar, dan

kemampuan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, disiplin

dan komitmen guru terhadap tugas. Tujuan utama diterapkannya

program peningkatan mutu pendidikan semakin meningkat, dengan

demikian, diklat merupakan upaya pengembangan sumber daya manusia

yang bertujuan untuk memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan

dan kesanggupan menjalankan tugas-tugas sesuai dengan

kewajibannya.34

Kepala sekolah memiliki peran yang sangat strategis dalam

menciptakan guru yang profesional karena guru profesional memerlukan

pemimpin dan kepemimpinan kepala sekolah yang profesional. Sebagai

seorang supervisor, kepala sekolah diharapkan mampu meningkatkan

keterlibatan guru secara individu dalam rangka membangun kualitas

sekolah yang bermutu, memadaukan informasi yang ada di lingkungan

sekolah, strategi pencapaian tujuan manajemen pendidikan yang

33

Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Anggota IKAPI, 2013),hal. 264

34

(18)

diterapkan, cara dan sistem kerja, serta kinerja, denggan cara yang

proposional, menyeluruh, dan berkelanjutan, dan mengaktualkan

kemampuan profesional guru.35

Sebagaian dari mereka lebih suka guru mereka mengajar dengan

cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu meraka bisa

membaca untuk di kemudian mencoba memahaminya. Akan tetapi,

sebagain siswa lebih suka gurunya mengajar dengan cara

menyampaikanya secara lisan dan mereka mendengarkanya untuk dapat

memahaminya. Sementara itu, ada siswa yangbih suka membentuk

kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut

pelajaran tersebut.36

Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam taksonologi

Bloom. Seringkali disebut juga aspek ingatan (recall). Dalam jenjang

kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenal atau

mengetahui adanya konsep, fakta dan istilah-istilah, dan lain sebaigainya

tanpa harus mengerti atau dapat menggunakan kata-kata operasional

sebagai berikut : menyebutkan, menunjukkan, mengenal, mengingat

kembali, menyebutkan defenisi, memilih, dan menyatakan. 37

4. Pendidikan Agama Islam (PAI)

Sistem persekolahan di Indonesia merupakan subsistem dari

sistem pendidikan nasional. Karena itu, keberadaan sekolah adalah

sebagai lembaga yang menyelenggarakan kebijakan pendidikan nasional

atau kebiajakan dinas kebudayaan pendidikan kabupaten/kota dalam

spectrum kekuasaan dan kewewenangan Kepala Sekolah.

Sekolah sebagai subtansi sosial berfungsi dalam mengintekrasikan

semua sebsitem yang ada didalamnya. Baik penyususnan tujuan sekolah,

maupun penggunaan pengetahuan untuk menjalankan tugas sekolah

35

Donni Juni Priansa, Menjadi Kepala Sekolah dan Guru Profesional, (Bandung: Pustaka Setia,2017), hal. 60

36

Hamzah B.Uno,Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarat: PT Bumi Aksara, 2006),hal. 180

37

(19)

yaitu pengajaran dan pembelajaran sesuai dengan tuntutan keperluan

masyarakat sebagai suatu keunikan. Di dalamnya diberlakukan

pengetahuan tentang pendidikan, psikologi, komunikasi, bahasa dan lain

sebagainya bagi pelaksanaan tugas pembelajaran. 38

Minimal pembelajaran PAI dikatakan efektif jika: pengetahuan dan

keterampilan siswa meningkat, perubahan sikap dan perilaku yang positif,

serta meningkatnya partisipasi, serta peningkatan interaksi kultural. Hal

ini penting untuk dimaknai bahwa keberhasilan yang dilakukan oleh guru

dan siswa ditentukan oleh efektivitasnya dalam upaya pencapaian

kompetensi belajar.39 Kefektifan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat diukur melalui: a) Kecermatan penguasaan kemampuan atau

perilaku siswa, b) Kecepatan untuk kerja sebagai bentuk hasil belajar, c)

kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang harus ditempuh, d)

kuantitas hasil akhir yang dapat dicapai, e) tingkat retensi belajar.

Sedangkan efisiensi pembelajaran dapat diukur dengan rasio antara

keefektifan dengan jumlah waktu yang sedang dan dengan daya tarik

pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa

keinginan untuk terus belajar.40 Ciri pembelajaran yang efektif diantaranya: a) peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap

lingkungannya melalui observasi, membandingkan, menemukan

persamaan dan perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi

berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan, b) guru menyediakan

materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pembelajaran, c)

aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian, d) guru

secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntutan kepada

peserta didik dalam menganalisis informasi, e) orientasi pembelajaran

penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berfikir, f)

38

Martnis Yamin, Standar Kinerja Guru, ( Jakarta: Gaung Persada, 2010), hal. 63 39

Daryanto, Media Pembelajaran,(Yogyakarta: Gava Media, 2010), hlm.57 40

(20)

guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan

tujuan dan gaya pembelajaran guru.41

Adapun indikator yang menunjukkan pembelajaran efektif, yaitu:

1. Pengorganisasian pembelajaran dengan baik

2. Komunikasi secara efektif

3. Penguasaan dan antusiasme dalam mata pelajaran

4. Sikap positif terhadap peserta didik

5. Pemberian ujian dan nilai yang adil

6. Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran

7. Hasil belajar peserta didik yang baik

.

C. Kesimpulan

Bahan ajar merupakan seperangkat informasi yang mengandung

pesan verbal dan non verbal untuk diketahui dan dipahami oleh penerima

pesan. Pesan verbal adalah menggunakan kata-kata, baik lisan maupun

tulisan yang terdiri dari kalimat yang tersusun, berfaedah, dan memberi

suatu makna. Sedangkan non-verbal dapat berupa gerakan tubuh,

karakteristik fisik, pra linguistik, gelagat dan sebagainya.42

Lembar kerja siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk

melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar

kerja siswa dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek

kongnitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek

pembelajaran dalam bentuk eksperimen atau demonstrasi.43 Lembar kegiatan siswa (LKS) memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang

harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam

41

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran (landasan dan aplikasinya) ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008), hlm.289

42

Martinis Yamin Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik.( Gaung Persada Press:2009), hal.175

43

(21)

upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil

belajr yang harus ditempuh.

Bibiliografi

Anonim, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2002)

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005)

Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif (Yogyakarta : Diva Press, 2011)

Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011)

Departemen Agama RI,Al-Quran dan Terjemanya (Surabaya: Karya Agung 2006)

Hery Noer Aly & Munzier, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta Utara: Friska Agung Insani, 2003)

Hamzah B.Uno, Propesi Pendidikan, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011)

Hamdani, Strategi belajar mengajar, (Bandung: Pustaka setia, 2011)

Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta : Rineka cipta, 2011)

Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2001)

Made Pidarta, Landasan Pendidikan, ( Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2009)

Mudjiono, Beajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: PT.Rineka Cifta, 2013)

Martinis Yamin Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik.( Gaung Persada Press:2009)

Martnis Yamin, Standar Kinerja Guru, ( Jakarta: Gaung Persada, 2010)

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 201 1

(22)

Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Konstrutivistik, (Jakarta: Anggota IKAPI, 2012)

Misbah Munir, Peningkatan Profesionalisme Guru di Madrasah, (Jurnal,2016)

Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru,(Jakarta:Gaung Persada,2010)

Nanang Fattah, Analisis Kebijakan Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2013)

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010)

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rdar Jaya Offset, 2013)

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta; PT. Rineka Cifta, 2003)

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010)

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta : Bumi aksara, 2005)

Yosal Iriantara, Kominikasi Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013)

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakrta: Kencana Prenada Media Graoup, 2008)

Referensi

Dokumen terkait

merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur”. Butir soal yang tidak valid sebaiknya digugurkan dengan

merupakan keadaan awal algoritma sedang keadaan akhir dari aksi yang. terakhir dikerjakan merupakan keadaan

[r]

Demikianlah Berita Acara Pembukaan (download) file II penawaran pekerjaan Pembuatan Geo Data Base Infrastruktur Perkotaan dan Perdesaan Bidang Keciptakaryaan ini

Namun demikian, mineral- mineral lempung di alam tidak selalu dalam keadaan murni, sering didampingi dengan zat pengotor ( impurities ), sehingga hal ini menjadi suatu kerugian

( 9) Penguj i TA adalah dosen dengan j abat an fungsional m enur ut bidang k eahlian yang sesuai dengan bidang t ugas akhir yang diuj i. ( 10) Kelulusan TA dit et apk an m

Panas bumi merupakan sumber energi dan dikategorikan sebagai energi bersih, ramah lingkungan dan dalam pemanfaatannya sebagai energi terbarukan memerlukan

ABOUT ME HUB KAMI ARSIP BLOG IKLAN JUAL BELI Cari Tempat Jual Beli Notebok Bekas Jakarta Terima Beli Notebook bekas Iklan Jual Beli Laptop Second Bursa Notebook Toko Jual Beli