Contoh penerapan Interaksi Simbolik:
1. Menciptakan realitas. Maksudnya adalah bahwa kita terlibat dalam negosiasi dengan yang lain untuk menyatakan identitas kita dan gambaran situasi.
2. Penelitian bermakna. Mead menyaranan penelitian dengan cara observasi pasrtisipasi. Menurutnya, untuk memahami kuda, maka kita mencium seperti kuda makan dari tempatnya, dan tidur di kandang, seperti itulah yang dikatakan observasi partisipan.
3. Menyamakan dengan yang lain. Seperti cerita pendek yang isinya menceritakan seorang anak kecil yang memiliki kekuarangan dalam dirinya. Kemudian kekuarangannya tersebut dijadikan bahan ejekan bagi orang banyak. Respon yang negatif ini berangsur-angsur mengurangu kepercayaan dirinya dalam pergaulan sehari-hari dan akhirnya anak kecil ini menganggap dirinya tidak memiliki nilai dan tidak ada artinya.
4. Penamaan. Kita sering mendengar seseorang memiliki julukan atau dijuluki oleh orang lain seperti bodoh, jelek, negro, hitam, dan lain-lain. Penamaan atau istilah yang seolah mengecap diri seseorang memang benar-benar menyakitkan hati.
5. Nubuat dengan dipenuhi diri sendiri. Ketika kita melihat diri kita dalam cermin, maka ketika itu pula kita mengumpulkan setiap sudut pandang orang lain yang melihat siapa diri kita. Atau yang biasa kita sebut dengan mengkoreksi diri. Maka kita akan melihat atau setidaknya mengetahui bagaimana orang lain mengecap atau menyebut diri kita sesuai dengan karakter yang kita miliki.
6. Manipulasi simbol. Seringkali simbol digunakan untuk menunjukkan identitas suatu organisasi atau perseorangan. Dalam penerapan ini, simbol digunakan dalam sebuah komunitas masyarakat. Seperti simbol partai yang menyuarakan pembangunan bagi rakyat miskin.