• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengulasan Karya Sastra Junichiro Taniza

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengulasan Karya Sastra Junichiro Taniza"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

S2B - Inriani Mustika Lamtiur Sianipar - 2012420031 6/3/2013

Pembahasan mengenai salah satu karya sastra yang ditulis sejak zaman pertengahan sastra di Jepang hingga kontemporer.

Pengulasan Karya Sastra

Junichiro Tanizaki - “The

Key”

(2)

I. Kata Pengantar

Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena oleh rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga tugas ini dapat diselesaikan. Terutama kepada Ibu Tatat Haryati, M.Si, yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.

Pada kesempatan ini penulis mencoba membahas mengenai karya sastra Junichiro Tanizaki yang berjudul “The Key” ( ). Minimnya informasi yang bisa penulis dapatkan mengenai karya sastra ini, membuat tantangan tersendiri bagi penulis untuk dapat menjelaskannya dengan baik. Untuk hal inilah, penulis mencoba mengambarkannya dengan cara menjelaskan terlebih dahulu perkembangan sastra yang terjadi di Jepang.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala kerendahan hati penulis memohon agar diberikan masukan yang dapat membangun dan memberi hasil yang lebih baik dimasa depan.

Jakarta, 13 Juni 2013 Penulis,

(3)

DaftarIsi

I Kata Pengantar ... 2

II Pendahuluan ... 4

III Isi a. Latar belakang penulis ... 5

b. Latar belakang cerita ... 6

c. Sinopsis ... 7

d. Kutipan cerita ... 10

e. Analisa ... 13

IV Penutup a Simpulan ... 15

b Sumber ... 16

(4)

I. Pendahuluan

Kesusastraan adalah bentuk ekspresi dari suatu masyarakat yang memiliki nilai keterkaitan dengan budaya yang ada pada masyarakat itu sendiri. Hal ini dapat terlihat dari adanya perkembangan budaya yang mempengaruhi karya sastra. Setelah era Edo berakhir dan berganti menjadi era Meiji, perkembangan sastra di Jepang memasuki zaman sastra modern. Sastra Jepang pada era ini banyak terpengaruh sastra Eropa. Tidak sedikit karya sastra barat yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang dan latar cerita pada sastra jepang mulai bergeser ke arah Barat. Perkembangan dalam bidang kebudayaan ini mempengaruhi sudut pandang sastrawan Jepang dalam menulis karya sastra.

Pada periode awal Meiji, banyak sastrawan menuliskan karya mereka dengan sudut pandang orang pertama bahkan, terkadang nama dari tokoh utama tidak disebutkan. Selain itu, masa ini juga sering disebut sebagai masa Bungaku Joryu atau era Sastra Perempuan, yang membuat karakter utama wanita dalam karya sastra biasanya ditonjolkan. Beberapa aliran kesusastraan baru di Jepang muncul pada zaman pencerahan ini akibat dari pengadopsian karya-karya sastra Eropa. Beberapa aliran tersebut adalah aliran realisme, aliran Pseudoklasik, aliran Romantisme, aliran Naturalisme, aliran Shirakaba (Humanisme) dan aliran Tanbiha atau yang sering disebut sebagai aliran Estetisme.

Salah satu penulis yang ada pada era modern dengan aliran

Tanbiha adalah Junichiro Tanizaki yang memasukan unsur kecantikan wanita dengan menonjolkan keindahan wanita yang terkesan aneh. Tanizaki terkenal dengan karya sastra yang melukiskan pemeran wanita lemah lembut dan tidak berdaya tetapi, menyembunyikan kekuatan dan suatu keindahan yang misterius.

(5)

II. Isi

Bab ini membahas mengenai latar belakang sastrawan yang menulis karya sastra berjudul “The Key” ( ), Junichiro Tanizaki. Selain itu bab ini akan dilengkapi dengan ulasan mengenai latar belakang cerita, sinopsis, kutipan, dan analisa karya sastra ini.

a. Latar belakang penulis

Junichiro Tanizaki adalah salah seorang sastrawan Jepang yang berkarya sejak 1909 dengan prosa yang bergaya erotisme dengan sado masokisme dan bertema femme fatale. Dalam beberapa cerita yang ditulis oleh Tanizaki, tergambar kehidupan pribadi penulis era Meiji ini. Selain prosa yang diterbitkan di media cetak saat itu, Tanizaki juga menulis skenario untuk drama dan film format hitam putih. Tanizaki yang banyak terinspirasi dari karya-karya penulis Eropa seperti, Edgar Allan Poe, Charles Baudelaire, dan Oscar Wilde memulai karirnya sebagai penulis novel pada 1910 dengan karya pertamanya “The Tatoo” (Shisei).

Tanizaki yang lahir di Nihonbashi, Tokyo terobsesi dengan budaya barat yang saat itu masuk ke Jepang setelah masa penutupan diri Jepang dari dunia Luar (era Bakufu) berakhir. Penulis yang karyanya mengangkat sisi kewanitaan yang lemah lembut tetapi, memiliki kekuatan tersendiri yang tersembunyi dibalik gaya elgan ini, banyak menceritakan kisah yang terinspirasi oleh kehidupan pribadinya, di mana Istri Junichiro sendiri berselingkuh dengan temannya. Pada karya sastra Tanizaki terdapat unsur

(6)

Salah satu karya Tanizaki, “The Key” ( ), yang dipublikasikan di Jepang 1956 dan diterjemahkan pada 1971 oleh Howard Hibbert telah diangkat ke layar perak di Italia dengan judul La Chiave yang rilis pada 1983. Popularitas dan banyak penghargaan didapatkan Tanizaki melalui karya-karya sastranya yang sempat mendapatkan banyak kontroversi pada zaman itu.

Gaya penulisan Tanizaki yang dibumbui dengan penggambaran pesona perempuan yang dibalut erotisme dan sadisme membuat banyak orang mengkritik karya sastranya. Meskipun mendapat pertentangan dari banyak orang, Tanizaki yang akhirnya meninggal 30 Juli 1965 akibat serangan jantung ini, dianggap sebagai salah seorang sastrawan Jepang terbaik abad 20 karena karya sastranya yang dapat terus dinikmati hingga puluhan tahun. Kini, karya sastra Tanizaki, baik prosa, esai hingga naskah drama dan film yang ditulisnya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing. Untuk menghormati Tanizaki, pemerintah Jepang membuka sebuah museum yang diberi nama Museum Sastra Tanizaki Junichiro, yang terletak di Ashiya prefektur Ise.

b. Latar belakang cerita

Cerita ini digambarkan dalam dua buah buku harian dari Suami dan Istri yang saling menceritakan isi hati dan keinginan mereka. Latar pada zaman Meiji yang diangkat penulis menceritakan bagaimana sepasang suami istri paruh baya ini, mencoba untuk menceritakan keluh kesah dalam pernikahan mereka saat itu, tanpa bisa langsung menyatakannya pada pasangan mereka.

(7)

menantu yang bekerja sebagai guru sekolah, Kimura. Suami-Istri paruh baya ini tidak memiliki hubungan komunikasi yang baik seperti pada pasangan umumnya. Suami yang begitu mencintai Istrinya yang kolot ini, memutuskan untuk menuliskan seluruh isi hatinya dalam sebuah buku harian. Di sisi lain, sang istri yang tidak menyukai penampilan fisik suaminya, diam-diam memiliki buku harian, sama seperti Suaminya. Dalam buku hariannya, Sang Istri menuliskan tentang perasaan cintanya pada Kimura, dan kebenciannya pada sang Suami.

c. Sinopsis

Pada malam tahun baru, Sang suami memutuskan untuk tidak berpura-pura dalam menuliskan seluruh perasaannya pada sang istri secara jelas di buku hariannya. Sang Suami menceritakan tentang kegelisahannya saat melihat Ikuko, Istrinya, terlalu memperhatikan Kimura, calon menantu mereka. Ikuko yang berusia 44 tahun biasanya bersikap tak acuh terhadap pria, tidak bersikap demikian pada Kimura. Ikuko bahkan ikut menemani kencan Kimura, dan Toshiko. Hal ini dianggap berlebihan oleh sang Suami, dan membuat sang Suami cemburu.

(8)

Suatu hari Kimura meminjamkan kamera polaroid pada sang Suami. Ketika Ikuko mabuk, sang Suami pun menggunakan kesempatannya untuk mengabadikan tubuh istrinya dengan kamera polaroid yang dipinjamkan Kimura. Ikuko yang selalu memanggil nama Kimura saat mabuk, tidak lagi membuat sang Suami cemburu. Sang Suami merasa bahagia saat melihat Ikuko mendapatkan kepuasan karena, Sang suami yang berprofesi sebagai profesor ini mengetahui perasaan Istrinya yang membenci dirinya, dan dianggap tidak lagi bisa memuaskan kebutuhan hubungan suami-istri untuk pasangannya. Sang suami menuliskan semua hal yang dirasakannya dalam buku harian.

Tidak puas dengan hasil foto kamera polaroid, sang Suami memotret tubuh telanjang Istrinya dengan kamera analog yang menggunakan film rol. Intensitas kedatangan Kimura ke rumah mereka pun semakin sering. Setiap kali Ikuko mabuk, sang Suami memotret tubuh tanpa busana Istrinya itu dengan berbagai pose. Sang suami meminta Kimura untuk mencetak hasil foto yang ada pada kamera analog, dan membayangkan reaksi Kimura saat melihat foto-foto tersebut.

(9)

Saat Toshiko marah, Ikuko berdalih bahwa sang Suami memaksanya mabuk. Ikuko mengatakan pada Toshiko, sebagai Istri yang baik, Ikuko tidak mampu menolak keinginan Suaminya itu. Ikuko tidak ingin disalahkan dan melimpahkan semua kesalahan pada sang Suami. Ikuko sendiri diam-diam mulai menyadari cintanya pada Kimura, dan berkeinginan untuk berhubungan intim dengan calon menantunya. Ikuko menyadari pria yang bersamanya adalah Suaminya sendiri, tetapi dirinya selalu membayangkan sosok Kimura yang bercinta dengannya.

Kejadian demi kejadian terjadi hingga Ikuko dan Kimura semakin dekat, dan berselingkuh. Akan tetapi, sang Suami berpura-pura tidak tahu akan apa yang terjadi antara Istri dan calon menantunya. Toshiko yang sebenarnya cemburu melihat kedekatan sang Ibu, berusaha mengerti situasi yang dihadapi sang Ibu. Toshiko juga membantu keduanya untuk lebih sering bertemu.

Tekanan darah tinggi, usia yang telah tua, kebiasaan minum minuman keras, dan menghentikan diet yang disarankan dokter, sang Suami terserang stroke. Ikuko semakin yakin Suaminya tidak akan menyalahkan dirinya atas perselingkuhan yang dilakukannya dengan calon menantunya karena sang Suami tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis Istrinya. Selama kurang lebih satu minggu sang Suami mengalami stroke. Saat itu sang Suami menyebutkan mengenai buku harian mereka. Ikuko terus berpura-pura tidak memiliki buku harian, walaupun dirinya yakin Suaminya pernah membaca buku harian milik Ikuko. Di sisi lain, sang Suami mengira Ikuko pernah diam-diam membaca buku hariannya.

(10)

hariannya telah dibaca oleh sang suami, dengan bantuan Toshiko. Untuk mengamankan rahasia hatinya yang selalu ditulis di buku hariannya, Ikuko berhenti menulis buku hariannya selama beberapa hari.

Tidak lama setelah membaca buku harian Ikuko, sang Suami meninggal dunia. Ikuko memutuskan untuk membaca dan membandingkan buku harian miliknya dan milik Suaminya. Ikuko menyadari bahwa dirinya seringkali tidak menuliskan isi hatinya yang sesungguhnya dalam buku hariannya, sementara sang Suami dengan jelas mengungkapkan bahwa dirinya begitu mencintai sang Istri. Bahkan dalam buku harian tersebut, sang Suami juga menyatakan seluruh keinginannya untuk melihat Istrinya bahagia meskipun harus berselingkuh dengan pria lain. Setelah kematian sang Suami, Toshiko dan Kimura memutuskan untuk menikah dan Ikuko tinggal bersama mereka. Mereka pun hidup bersama.

d. Kutipan cerita

(11)

--“(1 Januari) Tahun ini Aku memutuskan untuk menulis dengan bebas tentang topik yang sebelumnya, aku ragu-ragu bahkan untuk menyebutkannya di sini. Aku selalu menghindari cerita tentang hubunganku dengan Ikuko, karena takut jika diam-diam dia membaca buku harianku dan merasa tersinggung. Tapi kali ini, Aku ingin agar istri ku dapat membaca buku harian ini.” --

Di awal bagian dari novel ini, diceritakan bagaimana sang Suami menceritakan dengan jelas isi hatinya dalam sebuah buku harian. Hal ini dikarenakan kebiasaan suami-istri yang menghindar untuk membicarakan hubungan mereka secara langsung. Sang Suami tidak lagi merasa takut untuk membiarkan Istrinya yang mungkin saja sudah pernah melihat isi dari buku hariannya. Dituliskan juga sang Suami mengatahui bahwa sang Istri sudah mengetahui keberadaan buku hariannya. Sang Suami sengaja menuliaskan perasaannya dalam buku harian itu dan tidak peduli jika sang Istri membacanya.

Di sisi lain, Ikuko, sang Istri juga memiliki buku harian dan menuliskan bahwa dirinya sebenarnya mengetahui tentang buku harian sang Suami dan hari itu sang Istri menemukan kunci buku harian sang Suami tergeletak di depan rak buku dekat vas bunga. Sang Istri berpikir sang suami membiarkan kunci itu tergeletak begitu saja agar dirinya bisa membuka buku harian itu dan membacanya. Namun, sang Istri memilih untuk tidak melihat isi tulisan dalam buku harian sang suami. Sang Istri sendiri menyembunyikan buku hariannya agar tidak diketahui sang suami. Hal ini terdapat pada kutipan buku harian sang Istri pada 4 Januari yang berada di bawah.

(12)

Pada tulisan dalam buku harian sang Suami berikutnya menceritakan tentang kecurigaan sang suami akan sikap Kimura pada Istrinya.

(1 7 )

--“(7 Januari) Untuk beberapa waktu saya merasa Toshiko menjauh dari Kimura. Mungkin hal itu dikarenakan perhatian Kimura pada Ibunya. Hal itu juga sempat membuat saya curiga. Akan tetapi, saya mengira itu dikarenakan diri saya yang terlalu cemburu.” –

(13)

Kejadian selanjutnya terjadi pada 28 Januari saat Ikuko yang terlalu banyak mengkonsumsi Brandy ditemukan pingsan dalam ofuro. Saat itu, sang Suami meminta Kimura untuk membantunya mengangkat tubuh Ikuko yang tanpa busana ke dalam kamar. Sang Suami bahkan meminta Kimura untuk membantunya menyeka tubuh bagian atas Ikuko yang masih basah.

Sejak kejadian pada 28 Januari itu, Ikuko semakin sering menyebutkan nama Kimura saat mabuk. Hal itu justru membuat sang Suami merasa bergairah. Hubungan antara Kimura dan Ikuko pun semakin dekat dan memungkinkan mereka untuk berselingkuh.

e. Analisa

(14)

Istrinya untuk berselingkuh dengan calon menantu mereka karena hal itu membuatnya bergairah.

Penggambaran tokoh utama yang merasa bergairah saat Istrinya memanggil nama pria lain adalah salah satu ciri dari cerita yang betemakan masokisme ini. Pada cerita ini tokoh utama wanita digambarkan lemah lembut dan elegan seperti kebanyakan wanita tradisional Jepang, tetapi menyimpan rahasia dalam hatinya. Salah satu keinginan tersembunyi sang istri adalah berselingkuh dengan calon menantunya. Selain itu dalam buku hariannya, sang Istri tetap membohongi dirinya sendiri saat mengetahui sang Suami adalah orang yang diam-diam mengeksplorasi tubuhnya saat mabuk. Buku harian sang Istri lebih banyak menceritakan tentang perasaan tidak suka sang istri pada suaminya yang berwajah pucat, khayalannya mengenai kimura, dan keinginannya untuk bercinta dengan kimura. Selain itu, sang istri juga menceritakan bagaimana perasaannya terhadap orang-orang di sekitarnya seperti, anaknya Toshiko. Namun, sebagian besar hal yang dituliskan sang istri tidak menggambarkan secara jelas dan jujur mengenai perasaannya. Bebeda halnya dengan buku harian sang suami yang dituliskan secara terbuka dan jujur, dengan harapan agar sang istri dapat mengetahui isi hati sang suami.

(15)

Penggambaran adegan yang menonjolkan erotisme wanita diangkat dalam “The Key” ( ) seperti dalam karya-karya Junichiro Tanizaki yang lain. Tidak hanya menceritakan erotisme dalam karyanya, Tanizaki juga mengangkat masalah sosial di mana banyak dari pasangan suami-istri yang enggan untuk berkomunikasi mengenai masalah pribadi mereka. Hubungan suami-istri pun akhirnya tidak berjalan dengan lancar.

Pada cerita yang berjudul “The Key” ( ) masalah sosial seperti pergeseran gaya berbusana wanita yang memasuki era modern juga diangkat. Selain itu, novel ini juga menyinggung mengenai kebiasaan masyarakat era tersebut yang masih mempercayai pengobatan tradisional ketimbang ilmu kedokteran untuk menyembuhkan penyakitnya.

III. Penutup

The Key adalah salah satu karya sastar modern yang terpegaruh budaya barat. Cerita bergenre Masokisme yang dibalut penggambaran erotis mengenai wanita elagan yang lemah lembut akan tetapi, memiliki kekuatan tersendiri. Novel ini ditulis dalam huruf Katakana pada bagian buku harian sang Suami dan Hiragana untuk bagian sang Istri, Ikuko.

a. Simpulan

(16)

Walaupun penggambaran penyebab dari masalah yang terjadi dalam cerita tidak begitu jelas, karya sastra ini mengangkat beberapa masalah sosial. Tanizaki menggambarkan situasi yang serius yang ditambahkan dengan adanya konflik batin pada tokoh utama wanita. Novel yang diterjemahkan pada 1971 oleh Howard Hibbett ini menceritakan kisah cinta yang tragis untuk sang Suami yang rela membiarkan Istrinya berselingkuh dengan calon menantunya.

Singkatnya, nilai yang dapat diambil dari cerita ini adalah pentingnya komunikasi anatar suami dan istri. Karena dalam cerita ini jelas diceritakan bagaimana Ikuko dan Suaminya yang hampir tidak pernah membicarakan hal tentang hubungan mereka. Keduanya digambarkan introvert dan tidak membagi perasaan dan pemikiran mereka satu sama lain secara terbuka.

b. Sumber

Hibbert, Howard. 1971 “Junichiro Tanizaki - The Key”. Tuttle Publishing "The Key" by Junichiro Tanizaki, http://www.examiner.com/article/book-review-the-key-by-junichiro-tanizaki-a-half-price-find, 02/06/2013 – 19:46 Junichiro Tanizaki “ The Key”

ht t p:/ / shinsho.shueisha.co.jp/ column/ aikake/ 060609/ 04/ 06/ 2013 -17:00

an a.k.a inriani sianipar

(17)

a. Judul : “The Key” ( )

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis uji Anova taraf 5% menjelaskan bahwa lahan di bawah tegakan tanaman serbaguna seperti pada komoditi aren, durian dan karet tidak memberi pengaruh

hidden impunity ). Karena hasil penyelidikan Komnas HAM menjaring 32 calon tersangka, hasil penyidikan.. Kejaksaan Agung menegaskan 22 calon terdakwa, namun saat diajukan

Karena proses pendataan yang dipakai di PT.Kharisma Prima Abadi sela ma ini masih menggunakan proses manual dan menggunakan Microsoft Office Excel, maka penulis ingin membuat

Dengan nilai tingkat keakuratan selisih tersebut sistem kontrol dapat menstabilkan tetesan infus, sedangkan dengan nilai tingkat keberhasilan pengiriman data

Adanya ancaman pidana terhadap orang yang melanggar aturan mengenai larangan melakukan perbuatan yang dirumuskan dalam undang-undang adalah sebagai ciri dari suatu tindak

Suara gamelan merupakan perlakuan jenis musik terbaik karena musik gamelan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang, lebar daun dan tinggi tanaman, sedangkan untuk

organisasi BUMDes Harapan Barokah, haruslah melakukan terobosan-terobosan atau kebijaksanaan (Policy) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejateraan anggota khususnya dan

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis preferensi konsumen dan pola konsumsi responden terhadap atribut produk minuman sari buah kemasan tetrapack yang dianalisis