• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksistensi Ruang Publik Perkotaan Studi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Eksistensi Ruang Publik Perkotaan Studi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Eksistensi Ruang Publik Perkotaan: Studi Kasus di Taman Kandaga

Puspa, Cilaki, Bandung

Petrick (Pendidikan Sosiologi B 2014, 4815142570)

Email: Patrick.dayoh@gmail.com

Abstrak

Studi ini ingin menjelaskan tentang eksistensi taman Kadaga Puspa sebagai ruang publik perkotaan di Kota Bandung. Taman Kandaga puspa sudah ada sejak era kolonial dan memiliki nilai historis yang tinggi bagi perjalanan kota Bandung. Sebagai ruang publik, taman Kandaga Puspa berhasil menjadi perpustakaan bunga serta sarana hiburan warganya untuk melepas penat dari aktivitas sehari-hari. Akan tetapi tak lama setelah diresmikan, taman ini tidak terawat akibat karena tidak adanya kesepakatan antara pemerintah dan pihak pengelola.

Pengantar

Tulisan ini ingin memaparkan tentang eksistensi taman Kandaga Puspa sebagai ruang publik perkotaan di kota Bandung. Topik bahasan ini sangat menarik bagi penulis karena sejak dahulu Bandung memang telah dikenal sebagai kota yang sangat memperhatikan keberadaan taman kota. Inilah yang menyebabkan julukan Kota Kembang menjadi sangat identik dengan ibu kota provinsi Jawa Barat ini. Saat ini saja, dalam salah satu program kerjanya walikota Bandung dengan sangat serius membenahi tata ruang dan keindahan kota, salah satunya dengan membuat taman tematik. Taman tematik merupakan salah satu program pemerintah kota Bandung untuk merevitalisasi taman-taman kota dengan memberikan berbagai tema untuk beberapa taman kota.

Sejauh ini, Dinas Pemakaman dan Pertamanan kota Bandung telah membuat 13 taman tematik dari target 21 taman yang akan ditematikkan dalam periode 2013-2018.1

Taman-taman ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti wifi, tempat duduk, toilet dan lain-lain. Sehingga taman kota dapat menjadi tujuan wisata yang murah meriah bagi masyarakat kota. Tidak hanya itu, taman juga menjadi sarana bermain, berkumpul dengan teman, keluarga dan kerabat. Tanpa menghilangkan ataupun mengurangi fungsinya sebagai

(2)

paru kota, taman kota di Bandung telah menjadi tujuan wisata bagi warganya yang ingin menghilangkan kejenuhan dari aktivitas sehari-hari.

Dari ke-13 taman yang ditematikkan, taman Kandaga Puspa merupakan salah satu yang menjadi destinasi pengunjung. Bagi masyarakat sekitar, taman ini lebih akrab dipanggil taman Cilaki. Selain lokasinya yang berada di jalan Cilaki, taman ini juga dahulunya merupakan salah satu dari tiga taman yang termasuk dalam Tjilakiplein yaitu program tata kota yang digagas sejak era kolonial. Awalnya taman cilaki ini tidak difungsikan sebagai taman, melainkan sebagai jalur hijau dan hutan kota. Ini dapat dilihat dari susunan pohonnya yang tidak teratur. Namun sejak diresmikan sebagai taman Kandaga Puspa pada tanggal 30 Desember 2013, taman ini menjadi lebih rapih dan indah dengan dihiasi beragam jenis bunga.

Pada awal peresmiannya, taman Kandaga Puspa sangat diminati pengunjung karena suasananya yang nyaman dan pemandangannya yang indah. Terlebih lagi taman ini memiliki potensi menjadi taman edukasi karena disetiap tanaman terdapat papan nama yang menjelaskan nama umum dan nama latinnya. Sehingga pengunjung bisa berjalan-jalan sekaligus menambah wawasan flora mereka. Akan tetapi ketika penulis berkunjung ke taman kandaga puspa pada tanggal 31 Oktober 2015 lalu, hal-hal tersebut diatas sama sekali tidak dijumpai lagi oleh penulis. Tanaman warna-warni yang dulu menghiasi taman ini kini tak terlihat lagi dan hanya segelintir pengunjung yang dapat dijumpai disana. Hal ini merupakan akibat dari tidak adanya kepastian dari pemerintah terkait arah pembangunan taman Kandaga Puspa. Bahkan beberapa waktu belakangan terdengar kabar bahwa taman ini hendak ditutup karena akan dibangun bendungan di wilayah tersebut.

Sistematika Penulisan

Tulisan ini dilengkapi oleh beberapa data pendukung yang akan dibagi kedalam bebeberapa sub pokok pembahasan. Pertama, menjelaskan tentang suatu pengantar terkait revitalisasi taman kota di Bandung dan sebuah gambaran umum terkait inti permasalahan penelitian.

Kedua, menjelaskan tentang sejarah singkat dan profil lengkap taman Kandaga Puspa. Pada bagian ini penulis akan menjelaskan awal terbentuknya taman Kandaga Puspa dan menggambarkan kepada pembaca mengenai kondisi taman Kandaga Puspa saat ini. Ketiga,

(3)

Kandaga Puspa yang menyebabkan taman ini terbengkalai dan kelima adalah penutup yang akan memberikan kesimpulan terkait apa yang dibahas dalam tulisan ini.

Dalam memperoleh data yang mendukung tulisan ini, penulis melakukan wawancara mendalam kepada pengelola taman, pedagang, pengunjung, dan warga sekitar taman Kandaga Puspa. Selain itu penulis juga melakukan kajian pustaka, terutama pada karya tulis sejenis guna mempertajam analisa dalam tulisan ini. Untuk mempermudah pembaca, penulis juga menyertakan gambar-gambar dan bagan. Diharapkan pembaca dapat menikmati dan tidak menemui kesulitan dalam memahami tulisan ini.

Profil Taman Kandaga Puspa

Taman Kandaga Puspa berada di Jl. Citarum No. 23 A, Bandung Wetan, Bandung, Jawa Barat. Taman ini berbatasan langsung dengan taman Lansia di sisi Utara dan taman Cibeunying di sisi Selatan. Sedangkan di sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Cisangkuy dan SMAN 20 Bandung di sebelah Barat. Lokasi ini sangat mudah diakses oleh masyarakat karena lokasinya yang hanya sekitar 500 meter dari Gedung Sate yang menjadi ikon kota Bandung. Tercatat setidaknya ada dua angkutan perkotaan atau angkot yang melewati taman ini. Yang pertama angkot tujuan Riung-Dago dan yang kedua angkot tujuan Cicaheum-Ledeng. Selain itu, taman ini kadang menjadi daerah alternatif kegiatan karena taman lansia terlalu ramai sedangkan taman kandaga puspa relatif lebih sepi pengunjung.

Gambar 1.

Taman Kandaga Puspa Melalui Citra Satelit

Sumber: maps.google.com (2015)

(4)

“Taman ini mah udah lama, dari zaman Belanda, taman Cilaki namanya. Taman yang di depan itu (taman lansia) sama yang dibelakang (taman cibeunying) dulu dipanggilnya ya sama aja taman Cilaki juga”2

Taman ini merupakan bagian dari Tjilakiplein3 yang digagas Belanda kala itu. Dari Gambar 1 diatas bisa dilhat bahwa Tjilakiplein terbagi menjadi tiga segmen yaitu segmen utara berada di antara jalan Diponegoro dan jalan Cimanuk (taman lansia). Segmen tengah berada di antara jalan Cimanuk dengan jalan Citarum (taman kandaga puspa). Dan Segmen selatan berada di antara jalan Citarum dengan jalan Ciliwung (taman cibeunying atau pet park). Awalnya, taman ini hanya merupakan jalur hijau dan hutan kota. Sempat cukup lama terbengkalai, tempat ini menjadi sangat kumuh dengan pohon-pohon besar yang tidak terawat. Kesan ini diperparah dengan banyaknya tunawisma yang mendiami kawasan ini. Akhirnya setelah taman ini direvitalisasi menjadi taman Kandaga Puspa, kesan negatif tersebut lambat laun mulai berkurang. Pemilihan nama kandaga puspa pun bukan tanpa alasan. Kata“Kandaga” yang berasal dari bahasa Sunda yang berarti tempat atau wadah dan “Puspa” yang berarti bunga memberikan arti bahwa taman ini adalah wadah dari segala jenis bunga. Keberadaan taman ini juga sekaligus menyiratkan tujuan untuk menegaskan kembali identitas Bandung sebagai “Kota Kembang”.

Ide untuk merevitalisasi taman kandaga puspa awalnya muncul dari para mahasiswa pecinta tanaman dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Didasarkan pada kecintaan mereka terhadap tanaman, mereka bersama dengan komunitas pedagang tanaman hias di sekitar jalan Cilaki memberikan konsep tentang perpustakaan bunga yang kemudian disetujui oleh pemerintah daerah Melalui Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung dan Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung. Tak lama berselang, tepatnya pada tanggal 30 Desember 2013 walikota Bandung yaitu Ridwan Kamil meresmikan taman Kandaga puspa ini dengan mempercayakan pengelolaan taman kepada para mahasiswa tersebut.

Menurut penuturan pengelola taman yang sempat diwawancarai oleh penulis, di lahan satu hektare ini terdapat kurang lebih 10 ribu jenis tanaman. Diantara tanaman-tanaman tersebut terdapat juga tanaman langka seperti Pinsettia, Kalanchoe, Amarillis, Rhododendron, dan lain-lain. Seluruh koleksi tanaman-tanaman hias yang ada di taman ini sepenuhnya milik

2 Wawancara penulis dengan Bapak Erusman (78 tahun) pada tanggal 31 Oktober 2015 pukul 11.37 WIB

(5)

komunitas pecinta tanaman mahasiswa Universitas Padjadjaran dan komunitas pedagang tanaman hias di jalan Cilaki. Kebanyakan tanaman-tanaman tersebut didatangkan langsung dari daerah asalnya untuk dibudidayakan di taman ini. Keberadaan tanaman-tanaman tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, terlebih lagi bagi mereka yang menyukai tanaman hias.

Fasilitas di taman kandaga puspa juga terbilang cukup lengkap. Disini terdapat wifi yang disediakan pemerintah kota Bandung. Tentu hal ini menjadi daya tarik bagi kaum muda yang tak bisa dipisahkan dari jejaring sosial dan media internet. Tak jarang taman ini menjadi tempat bagi kaum muda untuk berkumpul, mulai dari yang mengerjakan tugas sekolah, berdiskusi dengan teman, hingga yang hanya sekedar menikmati kesejukan taman. Disini juga tersedia banyak tempat duduk yang terletak di sepanjang jalan yang ada di dalam area taman ini. Fasilitas lain seperti tempat sampah, toilet, dan mushola juga tersedia disini. Akan tetapi ada satu hal yang berbeda di taman ini. Ketika sampai di pintu masuk, pengunjung langsung dihadapkan dengan tata tertib taman, buku tamu dan sebuah kotak donasi.

Gambar 2.

Kotak Donasi di Taman Kandaga Puspa

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

(6)

mandiri dalam mengelola taman kandaga puspa ini. Meskipun begitu, pihak pengelola tetap berkomitmen untuk mengurus taman meskipun tanpa bantuan pemerintah.

Kerangka Konseptual

Pembangunan dan pengembangan Ruang Terbuka Hijau merupakan salah satu kebutuhan yang dirasakan mendesak oleh pemerintah dan masyarakat Kota Bandung. Hal ini terkait dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan terwujudnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai sarana dalam mendukung hidup sehat yang ekonomis, aman, dan sekaligus memberikan pendidikan masyarakat dibidang pengelolaan lingkungan dan pelestarian sumber daya alam.

Secara umum ruang terbuka publik di perkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemik maupun introduksi) guna mendukung manfaat ekologis, sosial-budaya dan arsitektural yang dapat memberikan manfaat ekonomi (kesejahteraan) bagi masyarakatnya.4 Ruang terbuka

non-hijau dapat berupa ruang terbuka yang diperkeras maupun ruang terbuka biru (RTB) yang berupa permukaan sungai, danau, maupun areal-areal yang diperuntukkan sebagai genangan retensi. Secara fisik RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami yang berupa habitat liar alami, kawasan lindung dan taman-taman nasional, maupun RTH non-alami atau binaan yang seperti taman, lapangan olah raga, dan kebun bunga. Secara ekologis RTH dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara, dan menurunkan temperatur kota. Bentuk-bentuk RTH perkotaan yang berfungsi ekologis antara lain seperti sabuk hijau kota, hutan kota, taman botani, sempadan sungai dll. Secara sosial-budaya keberadaan RTH dapat memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi, dan sebagai tetenger kota yang berbudaya. Bentuk RTH yang berfungsi sosial-budaya antara lain taman-taman kota, lapangan olah raga, kebun raya, TPU dan sebagainya.

RTH perkotaan mempunyai manfaat kehidupan yang tinggi. Berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaannya (fungsi ekologis, sosial, ekonomi, dan arsitektural) dan nilai estetika yang dimilikinya (obyek dan lingkungan) tidak hanya dapat dalam meningkatkan kualitas lingkungan dan untuk kelangsungan kehidupan perkotaan tetapi juga dapat menjadi nilai

4 Widyastama, R. Jenis Tanaman Berpotensi untuk Penghijauan Kota. Yogyakarta,

(7)

kebanggaan dan identitas kota. Untuk mendapatkan RTH yang fungsional dan estetik dalam suatu sistem perkotaan maka luas minimal, pola dan struktur, serta bentuk dan distribusinya harus menjadi pertimbangan dalam membangun dan mengembangkannya. Karakter ekologis, kondisi dan ke-inginan warga kota, serta arah dan tujuan pembangunan dan perkembangan kota merupakan determinan utama dalam menentukan besaran RTH fungsional ini.

Taman Kandaga Puspa Sebagai Ruang Publik

Seperti apa yang penulis sampaikan diawal, kebutuhan akan ruang publik khususnya RTH merupakan salah satu kebutuhan yang mendesak bagi masyarakat kota. Di ruang publik terbuka atau taman, warga dapat bersosialisasi melalui berbagai kegiatan seperti olahraga, bercengkrama, rekreasi, diskusi dan lainnya. Dengan kata lain taman dapat menjadi tempat wisata yang dekat dengan masyarakat tanpa harus menguras banyak biaya.

Gambar 3.

Masyarakat Yang Berkunjung ke Taman Kandaga Puspa

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

(8)

Gambar 4.

Aliran sungai Yang Melintasi Taman Kandaga Puspa

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

Arie Chandra selaku pengelola taman mengatakan bahwa dengan adanya taman ini akan menjadi trendmark, karena setiap kota harus mempunyai simbol, begitupun kota Bandung. Beliau mengharapkan dengan dibangunnya taman ini akan menggunggah kesadaran warga Bandung terhadap julukan The City of Flower yang bukan hanya sekedar nama.

Pengunjung bisa berkunjung ke taman ini dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Akan tetapi pada pukul 10.00 WIB hanya satu pintu saja yang dibuka, yaitu pintu depan yang berada di jala Citarum. Perbaikan pada fasilitas juga masih akan dilakukan, rencananya petugas akan memasang dekorasi lampu di area taman, sehingga akan berlaku jam malam untuk pengunjung yang ingin datang ke taman ini. Lampu yang digunakan pun harus lampu khusus, karena tanaman merupakan makhluk hidup yang juga membutuhkan tidur di malam hari.

(9)

tanaman ini sudah tergolong langka karena sudah jarang ditemukan di Indonesia. Taman ini mempunyai sepuluh tanaman anggrek yang ditanam di sini.

Perjalanan di sekitar taman yang cukup luas ini tidak henti-hentinya menyuguhkan keindahan yang memanjakan mata, banyak pengunjung yang sengaja datang mampir hanya untuk jalan-jalan atau sekedar duduk merilekskan tubuh. Bunga berwarna merah tampak mendominasi di setiap area taman Kandaga Puspa. Suasana di taman tidak terasa panas, tingginya pohon-pohon yang tumbuh melindungi kepala kita dari panasnya terik matahari. Untuk berkeliling taman, kita bisa menelusuri jalan setapak dan melihat berbagai macam tanaman berwarna-warni dari jenis yang berbeda. Hampir di setiap tanaman, akan ada tulisan yang menempel dibatang tanaman dan menjelaskan informasi mengenai tanaman tersebut. Jadi akan banyak ilmu yang pengunjung dapatkan ketika mereka datang kesini untuk melihat tanaman.

Jalan setapak yang terbentang di sepanjang taman, terbagi dua oleh aliran sungai yang panjang. Di pertengahan taman terdapat sebuah jembatan berwarna merah yang terlihat memperkaya estetika taman. Banyak pengunjung yang bergaya di depan kamera secara bergantian untuk memotret keindahan taman dengan latar jembatan yang memiliki panjang sekitar 5 meter tersebut. Pemandangan di taman ini memang membuat nyaman pengunjung untuk berlama-lama tinggal di taman. Bukan hanya menikmati sejuknya taman dari penatnya kota Bandung yang mulai panas, taman ini dilengkapi juga fasilitas kursi untuk beristirahat. Beberapa kursi kecil berwarna orange banyak tersebar di area taman, pengunjung yang lelah biasanya akan duduk santai sambil menikmati pemandangan alam. Terlihat beberapa pasangan anak muda yang sedang asik mengobrol dan bersenda gurau duduk di kursi tersebut. Selain itu terdapat juga sebuah taman kecil dengan empat buah tempat duduk berwarna hitam membentuk lingkaran, di tengah empat kursi tersebut terbangun sebuah lahan berbentuk lingkaran dengan bunga tapak dara berwarna-warni yang tumbuh mekar. Biasanya tempat ini menjadi favorit pengunjung yang datang beramai-ramai bersama teman atau keluarga.

(10)

juga tersebar di sini, tempat sampah yang menggunakan kantong kresek tersebut terbuat dari bahan tapioka sehingga dapat dengan cepat terurai. Tempat sampah ramah lingkungan tersebut terdiri dari dua warna. Plastik berwarna hijau untuk sampah organik dan warna putih untuk sampah non organik. Taman ini juga menyediakan toilet untuk pengunjung, sehingga pengunjung tidak perlu khawatir jika ingin buang air saat berada di taman.

“Beberapa bulan yang lalu pernah berkunjung kesini, belum kayak gini, ga ada bunga-bunga, terus pagar-pagar gak ketata, pas udah lama gak kesini lagi, kaget pas kesini lagi banyak bunga-bunga udah keren bangetlah,”5

Biasanya Ahmad sering datang ke taman Cilaki berkumpul bersama teman-teman sekolahnya untuk mengerjakan tugas bersama. Ahmad merasa di kota Bandung sulit menemukan ruang hijau yang benar-benar bisa membuatnya nyaman untuk merefleksikan otak dari banyaknya tugas sekolah. Sebagai warga Bandung Ahmad merasa semakin betah tinggal di kota Bandung.

Taman Kandaga Puspa seolah-olah menghidupkan kembali suasana sejuk yang mulai punah, keberadaannya berfungsi sebagai jantung kota Bandung yang penuh dengan polusi kendaraan dan pembangunan kota saat ini. Kota Bandung kini memiliki perpustakaan bunga, taman tematik ini perlahan merubah pemikiran banyak orang untuk menjadikan Bandung sebagai Kota Sehat. Dengan begitu, Kota Bandung akan kembali dipenuhi dengan bunga-bunga yang menarik dan menjadi objek wisatawan.

Terbengkalainya Taman Kandaga Puspa

Sebelum berkunjung ke taman Kandaga Puspa untuk melakukan penelitian lapangan, penulis melakukan pencarian informasi melalui media internet. Sangat menarik bahwa yang penulis temukan di internet adalah sisi-sisi positif taman kandaga puspa. tak ada satupun website yang membahas sisi negatif taman ini. Akan tetapi, ketika penulis terjun langsung ke lapangan, penulis dibuat terkejut dengan kondisi nyata yang ada disana. Tak ada bunga

warna-warni, yang ada hanya tumpukan dedauan kering. Sungai yang mengalir di

tengah-tengah taman kini tak sebersih saat penulis melihatnya di internet. Beberapa kantong kresek berisi sampah, dibiarkan di buang di atas aliran sungai. Sampah juga berserakan di sepanjang jalan tempat pengunjung lewat, yang paling banyak adalah sampah daun-daun kering. Tanaman yang berjejer di jalan taman ini juga banyak yang kering dan mat

(11)

Gambar 5.

Kondisi Taman Kandaga Puspa yang Tidak Terawat

Sumber: Dokumentasi Pribadi (2015)

Dari gambar diatas bisa kita lihat betapa sangat disayangkan, Taman Kandaga Puspa yang sebelumnya dipenuhi dengan tanaman dan bunga-bunga yang indah, kini sedikit tidak terawat, beberapa tanaman banyak yang kering dan dibiarkan mati begitu saja, tanpa ada perawatan secara teratur.

Akan tetapi hal tersebut justru menambah rasa ingin tahu penulis terhadap taman ini. Selanjutnya penulis menemui Bapak Dadang Rohimat selaku Koordinator lapangan Taman kandaga puspa untuk memastikan kondisi ini. Beliau mengakui bahwa taman ini agak tidak terawat, dan beliau pun mau berbagi sedikit informasi kepada penulis terkait kondisi yang terjadi di taman kandaga puspa. Menurut Bapak dadang, kondisi ini terjadi akibat tidak adanya kepastian dari pemerintah kepada pihak pengelola. Sejak diresmikan 30 Desember 2013 pengelolaan taman ini dipercayakan kepada mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran dibawah naungan Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung serta Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung. Setelah kontrak pertama satu tahun terakhir telah berakhir, hingga kini pemerintah tidak juga meberi kepastian kepada mereka. Pihak pengelola sebenarnya sudah melayangkan surat beberapa kali kepada pemerintah kota Bandung, namun sayangnyasurat tersebut tidak digubris sama sekali.

”kami disini juga masih menunggu kepastian. Kalau begini terus, kamipun mau bubar. Mahasiswa punya masa depan, saya juga punya keluarga kan. Ngapain nongrong disini terus”6

Tanpa adanya bantuan dana dari pemerintah Pak Dadang mengakui sangat sulit untuk memelihara tanaman-tanaman di Taman ini, apalagi tanaman-tanaman tersebut termasuk

(12)

tanaman yang langka. oleh sebab itu tanaman-tanaman langka tersebut dibawa kembali oleh mahasiswa Universitas Padjadjaran agar tetap mendapat perawatan. Itulah sebabnya mengapa di taman ini tidak ada lagi tanaman-tanaman hias yang beranekaragam. Sebelum taman ini terbengkalai, di pintu-pintu masuk taman ini terdapat buku tamu disertai kolom komentar. Akan tetapi sekarang tidak disediakan lagi karena banyaknya komentar-komentar negatif yang datang dari masyarakat.

Beberapa dampak yang ditimbulkan dari terbengkalainya taman kandaga puspa salah satunya adalah taman ini menjadi semakin sepi akibat banyak pengunjug yang tidak puas dengan pelayanan di taman ini. Taman ini menjadi terlihat kumuh dengan datangnya para tunawisma yang kembali ke wilayah ini pasca tak terurusnya taman kandaga puspa. Ini Sedikit mencoreng nama baik Bandung, apalagi lokasi taman ini tidak jauh dari pusat pemerintahan Jawa Barat yang ada di jalan Diponegoro yaitu Gedung Sate .

Penutup

Uraian diatas telah sedikit memberikan gambaran mengenai Taman Kandaga Puspa di jalan Cilaki, Bandung. Salah satu ruang terbuka hijau yang telah ada sejak era kolonial dan tetap dipertahankan dalam upaya menegaskan kembali Bandung sebagai Kota Kembang. Perjalan taman kandaga puspa dari dulu hingga sekarang telah melewati tiga fase. Yang pertama Tjilakiplein di era kolonial, lalu lama-kelamaan masyarakat lebih mengenal taman ini sebagai Taman Cilaki hingga direvitalilasi menjadi Kandaga Puspa atau Pustaka Bunga terhitung sejak 30 Desember 2013.

Gambar 6.

Perubahan Nama Taman Kandaga Puspa

Sumber: Pengamatan lapangan (2015)

(13)

Daftar Pustaka

Suryanti, titian.1993. Fungsi Ruang Terbuka untuk Kesehatan Manusia di Lingkungan Pemukiman Padat. Jakarta: UI press

Budihardjo, Eko dan Sudanti Hardjohubojo. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan. Bandung : Penerbit Alumni.

Widyastama, R. 1997. Jenis Tanaman Berpotensi untuk Penghijauan Kota. Yogyakarta: Karnisius

http://www.asiamaya.com/taman-kandaga-puspa

Gambar

Gambar 1.Taman Kandaga Puspa Melalui Citra Satelit
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak, Ruang umum (public space) di perkotaan merupakan sebuah ruang yang dapat digunakan sebagai aktifitas oleh masyarakat umum, ruang public dapat berupa taman

Maka dalam penelitian yang telah di analisa secara objektif, penulis menganalisis kebutuhan dengan menggunakan alat bantu penjualan barang berbasis Barcode untuk memudahkan

Pendapat Lasa HS pemasaran informasi merupakan penekatan yang terencana untuk mengidentifikasi dan mendapat dukungan pemustaka.Dalam hal ini perpustakaan harus

Nilai tersebut akan hangus jika mahasiswa tidak melakukan perbaikan hingga pengumpulan hardcover ke perpustakaan pada batas tanggal yang sudah ditetapkan pada berita

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) tingkat kemampuan guru dalam meningkatkan kemampuan guru mengelola proses pembelajaran guru mata pelajaran IPS kelas

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir Ners ini dengan judul

1) Pencatatan jumlah surat masuk dan keluar yang telah diolah pada hari itu. 2) Mengecek surat masuk yang belum mendapat disposisi dari pimpinan. 3) Memastikan tidak ada surat

Indonesia. Namun daya saing IKM Indonesia di pasar internasional tergolong rendah. Salah satu kegiatan penguatan IKM adalah pengembangan klaster IKM, dimana salah satu komoditi