• Tidak ada hasil yang ditemukan

live is advanture makalah keterampilan b (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "live is advanture makalah keterampilan b (1)"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

live is advanture

Minggu, 26 April 2015

makalah keterampilan bertanya

KETERAMPILAN BERTANYA

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada matakuliah Micro Teaching

Dosen pengampu

Drs. Erdi Indra, M.Pd.I

Disusun oleh

KELOMPOK 6

DIAN FITRI FADILA

KHALIDA SOPHIA

RIMA NUR ATIKA

ZAINAL

(2)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

AULIAURRASYIDIN

(3)

KETERAMPILAN BERTANYA

Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembalajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan efektif dan efesien.1[1] Salah satu keterampilan dasar tersebut adalah keterampilann dasar bertanya. Bertanya dikatakan keterampilan karena dengan bertanya seorang guru maupun siswa bisa melaksanakan proses pembelajaran. Akan tetapi ada cara yang dilakukan untuk melaksanakan keterampilan bertanya dengan baik.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pada umumnya guru tidak berhasil menggunakan teknik bertanya secara efektif. Keterampilan bertanya menjadi penting jika dihubungkan dengan pendapat yang mengatakan “berfikir itu sendiri adalah bertanya”.2[2] Untuk mengetahui bagaimana keterampilan bertanya yang baik dan efektif berikut akan kami paparkan dengan jelas tentang keterampilan bertanya.

1. Pengertian Keterampilan Bertanya

Pengertian keterampilan bertanya secara etimologis bertanya diuraikan menjadi dua suku kata yaitu “terampil” dan “tanya”. Menurut kamus bahasa Indonesia “bertanya” berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenal. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan.

Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berfikir.3[3] Dan kemampuan mengemukakan pendapat/gagasan/jawaban.4 [4]

1[1]Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 33.

(4)

Sedangkan kata “terampil” memiliki arti “cakap dalam penyelesaian tugas ataupun mampu dan cekatan”. Dengan demikian keterampilan bertanya secara sederhana dapat diartikan dengan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain atau pihak yang menjadi lawan bicara.

Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya, guru selalu melibatkan/menggunakan Tanya jawab dalam pengajarannya. Keterampilan Bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban / balikan dari orang lain .5[5] hampir semua proses evaluasi, pengukuran, penilaian dan pengujian dilakukan dengan pertanyaan.

Jadi, keterampilan bertanya adalah suatu kemampuan seorang guru dalam meminta keterangan siswa ataupun sebaliknya untuk mendapatkan informasi dalam pelaksanaan pengajaran.

Dalam proses belajar mengajar bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan tekhnik penyampaian yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa.6[6] Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Oleh karena itu dalam setiap proses pembelajaran, model pembelajaran apapun yang digunakan bertanya merupakan kegiatan yang selalu merupakan bagian yang tak

3[3]J.J.Hasibuan, dkk, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009),hlm.62

4[4]Didie Supriadie dan Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 155.

5[5]Nur Hamiyah dan Muhammad Jauhar, Strategi Belajar-Mengajar Di Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2014 ), hlm. 239.

(5)

terpisahkan. Mengingat begitu pentingnya peranan bertanya dalam proses pembelajaran, maka setiap guru harus memiliki keterampilan ini, untuk menjamin kualitas pembelajaran.

Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru, keterampilan ini merupakan salah satu kunci untuk meningkatakan mutu dan kebermaknaan pembelajaran. Dengan demikian setiap guru harus terampil dalam mengembangkan pertanyaan. Pertanyaan dalam pembelajaran bukan hanya untuk mendapatkan jawaban atau informasi dari pihak yang ditanya. Jauh lebih luas dari itu adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.7 [7]

2. Jenis-jenis Pertanyaan yang baik

Pertanyaan dapat menjadi alat guru untuk merangsang kegiatan berfikir siswa. Guru juga dapat menggunakan jawaban siswa untuk mengecek aktifitas pengajarannya yang sedang berlangsung. Tentu saja pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tertulis demikian pula dengan jawabannya. Pertanyaan dan jawaban yang tertulis kiranya bersifat formal dan pada umumnya mirip dengan latihan yang sama dari pada tanya jawab lisan yang berlangsung cepat

Pertanyaan juga dapat berfungsi sebagai pengatur, guru harus mendorong siswa agar menjawab pertanyaan dengan suara yang nyaring dan tidak mengulangi jawaban siswa kecuali jika memang perlu atau jika siswa tersebut merupakan kasus khusus. Pertanyaan juga dapat membentuk pribadi siswa, namun hal itu tergantung pertanyaan yang diajukan gurunya.8 [8]

Dilihat dari maksudnya, pertanyaan terdiri dari:

7[7]Dadang sukirman, dkk, Pembelajran Mikro, (Bandung: Upi Press, 2006), hlm.177.

(6)

1. Pertanyaan perintah (Compliance Question)

Adalah pertanyaan yang mengandung unsure suruhan dengan harapan agar siswa dapat mematuhi perintah yang di ucapkan.

2. Pertanyaan retoris (Rhetorical Question)

Adalah jenis pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban dari siswa, akan tetapi kita sendiri yang menjawabnya.

3. Pertanyaan mengarahkan atau menuntut (Prompting Question)

Adalah pertanyaan yang ditunjukan untuk menuntun proses berfikir siswa, dengan harapan siswa dapat memperbaiki atau menemukan jawaban yang lebih tepat dari jawban sebelumnya.

4. Pertanyaan menggali (Probing Question)

Pertanyaan yang diarahkan untuk mendorong siswa agar dapat menambah kualitas dan kuantitas jawaban.9[9]

Dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan bisa terdiri dari pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi. menurut taksonomi Bloom :

1. Pertanyaan Pengetahuan (Knowledge Question)

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang memiliki tingkat kesukaran yang paling rendah, karena hanya mengandalkan kemampuan mengingat fakta atau data, oleh sebab itu dinamakan juga pertanyaan yang menghendaki agar siswa dapat mengungkapkan kembali (Recall Question).

2. Pertanyaan Pemahaman (Comprehension Question)

Dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan, pertanyaan pemahaman lebih sulit dibandingkan dengan pertanyaan jenis pertama, oleh sebab pertanyaan ini tidak hanya sekedar mengharapkan siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang diingatnya, akan tetapi pertanyaan yang mengharapkan kemampuan siswa untuk memperjelas gagasan.

3. Pertanyaan Aplikatif (Application Question)

(7)

Adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban agar siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya.

4. Pertanyaan Analisis (Analysis Question)

Adalah pertanyaan yang menghendaki agar siswa dapat menguraikan suatu konsep tertentu.

5. Pertanyaan Sintesis (Synthesis Question)

Pertanyaan jenis ini menghendaki agar siswa dapat membuat semacam ringkasan melalui bagan dari suatu kajian materi pembelajaran.

6. Pertanyaan evaluasi (Evaluation Question)

Adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu.10[10]

Jenis pertanyaan menurut luas sempitnya sasaran 1. Pertanyaan sempit (Narrow Question)

Pertanyaan ini membutuhkan jawaban yang tertutup (convergent) yang biasanya kunci jawabannya yang tersedia.

1) Pertanyaan sempit informasi langsung. Pertanyaan ini menuntut murid untuk mengingat atau menghapal informasi yang ada.

2) Pertanyaan sempit memusat. Pertanyaan ini menuntut murid agar mengembangkan idea tau jawabannya dengan cara menuntutnya melalui petunjuk tertentu.

2. Pertanyaan luas (Broad Question)

Adalah pertanyaan yang jawabannya yang mungkin lebih sari satu, sebab pertanyaan in belum mempunyai jawaban yang spesifik, sehingga masih bersifat terbuka.

1) Pertanyaan luas terbuka (Open and Question). Pertanyaan ini memberi kesempatan kepada murid untuk mencari jawabannya menurut cara dan gayanya masing-masing.

(8)

2) Pertanyaan luas menilai (Valuing Question). Pertanyaan ini meminta murid untuk mengadakan penilaian terhadap aspek kognitif maupun sikap. Pertanyaan ini efektif bila guru menghendaki murid untuk merumuskan pendapat, menentukan sikap, dan tukar menukar pendapat/perasaan terhadap suatu isu yang ditampilkan.11[11]

Para ahli percaya pertanyaan yang baik, memiliki dampak yang positif terhadap siswa diantaranya:

1. Dapat meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran.

2. Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu sendiri pada hakikatnya bertanya.

3. Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa, serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban.

4. Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas.12[12]

Dasar – dasar Pertanyaan yang Baik 1. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa

2. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan 3. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu .

4. Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan

5. Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata

6. Berikan respons yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya

7. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar .

11[11]Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran Cet.VII, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm.121-123.

(9)

3. Tujuan Keterampilan Bertanya

1. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu .

2. Memusatkan perhatian siswa –siswi terhadap pokok bahasan 3. Mendiagnosis Kesulitan belajar

4. Mengembangkan Active Learning

5. Memberi kesempatan peserta didik mengasimiloasi informasi 6. Mendorong peserta didik untuk mengeluarkan Pendapat 7. Menguji dan mengukur hasil belajar .13[13]

4. Teknik Bertanya

Pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan dengan tepat merupakan suatu alat komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa .Karena itu seyogyanya guru menguasai berbagai teknik bertanya. Selain itu guru juga hendaknya mendengarkan dengan sunguh-sungguh apa yang dikemukakan siswa, kemudian memberikan tanggapan yang positif terhadapnya. Penguasaan berbagai teknik bertanya harus disertai dengan keinginan dan kemampuan untuk mendengarkan dengan baik, dilandasi sikap terbuka dan positif .

Penguasaan teknik bertanya merupakan suatu wahana penunjang terlaksananya cara belajar siswa aktif. Dalam mengajukan pertanyaan dapat digunakan teknik sebagai berikut :

1. Guru bertanya kepada semua siswa, lalu memberikan giliran kepada seseorang

2. Siswa memberikan jawaban yang tepatdan dapat mendorong siswa lainnya untuk memberikan tanggapan dan mengajukan pertanyaan

(10)

3. Setelah beberapa tanggapan dan jawaban siswa, guru mengemukakan pertanyaan lagi dan akhirnya siswa bersama guru membuat kesimpulan jawaban .

Selain itu dapat pula digunakan teknik sebagai berikut :

1. Semua siswa dalam kelas secara serentak memberikan tanggapan terhadap pertanyaan

2. Pertanyaan ditujukan kepada seluruh kelas, kemudian beberapa siswa diminta untuk menjawab

3. Masing-masing siswa ditanya secara langsung

4. Dengan cara berkompetisi sehat, misalnya antara siswa wanita dengan laki-laki, atau antara kelompok pertama dengan kelompok kedua, dan seterusnya.14[14]

Beberapa petunjuk teknis

1. Tunjukkan keantusiasan dan Kehangatan

2. Berikan waktu secukupnya kepada siswa untuk berpikir 3. Atur lalu lintas bertanya jawab .

4. Hindari pertanyaan ganda

Meningkatkan Kualitas Pertanyaan 1. Berika pertanyaan secara berjenjang

2. Gunakan pertanyaan – pertanyaan untuk melacak15[15]

Kebiasaan yang perlu dihindari

1. Jangan mengulang-ulang pertanyaan bila siswa tidak mampu menjawabnya. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya perhatian dan partisipasi siswa .

14[14]Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: PT.Gramedia, 1985), hlm.72-73.

(11)

2. Jangan mengulang-ulang jawaban siswa. Hal ini akan membuang-buang waktu, siswa tidak memperhatikan jawaban dari temannya karena menungu komentar dari guru.

3. Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan untuk menjawabnya. Hal ini membuat siswa frustasi dan mungkin ia tidak mengikuti pelajaran dengan baik.

4. Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serentak karena guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab benar dan siapa yang menjawab salah serta menutup kemungkinan berinteraksi selanjutnya.

5. Menentukan siapa siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan pertanyaan akan menyebabkan siswa yang tidak ditunjuk untuk menjawab tidak memikirkan jawaban pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dahulu kerpada seluruh siswa, baru kemudian guru menunjuk salah seorang untuk menjawabnya .

6. Pertanyaan ganda: Guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang sifatnya ganda ,menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. contoh : Apa yang menyebabkan terjadinya turun hujan dan bagaimana akibatnya bila turun hujan ?16[16]

Prinsip-prinsip pokok keterampilan bertanya yang harus diperhatikan guru antara lain:

1. Berikan pertanyaan secara hangat dan antusis kepada siswa di kelas. 2. Berikan waktu berfikir untuk menjawab pertanyaan

3. Berikan kesempatan kepada yang bersedia menjawab terlebih dahulu

4. Tunjuk peserta didik untuk menjawab setelah diberikan waktu untuk berfikir 5. Berikan penghargaan atas jawaban yang diberikan.17[17]

16[16]Moh .Uzer Usman, Op.Cit., hlm.76 -77.

(12)

6. Keterampilan Bertanya Dasar

Menurut John. I. Bolla dalam proses pembalajaran setiap pertanyaan baik berupa kalimat tanya atau suruhan, yang menuntut respon siswa, sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir, dimasukkan pertanyaan. Pendapat serupa dikemukakan oleh G.A. Brown dan R.Edmonson dalam Siti Julaeha, pertanyaan adalah segala pertanyaan yang menginginkan tanggapan verbal (lisan).

Merujuk pada dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang diajukan tidak selalu dalam rumusan kalimat Tanya, melainkan dalam bentuk suruhan atas pertanyaan, selain itu dimaksudkan adanya respon siswa.

1. Tipe dan syarat-syarat bertanya

Adapun Tipe dan bentuk pertanyaan sangat beragam, penggunaan dalam bentuk setiap pertanyaan bergantung pada tujuan yang diharapkan, tipe pertanyaan yaitu:

a. Pertanyaan yang menuntut fakta-fakta, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan atau melatih daya ingat siswa terhadap sesuatu yang pernah dipelajarinya.

b. Pertanyaan yang menuntut kemampuan yang membandingkan,, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan atau melatih daya fakir analisis dan sintesis.

c. Pertanyaan yang menuntut kemampuan memperkirakan, yaitu pertanyan untuk mengembangkan atau melatih kemampuan atau membuat perkiraan-perkiraan.

d. Pertanyaan yang menuntut kemampuan analisis, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan dan melatih kemampuan daya analisis.

e. Pertanyaan yang menuntut pengorganisasian, yaitu pertanyaan untuk mengembangkan atau melatih kemampuan berfikir secara teratur.

f. Pertanyan yang tidak perlu dikemukakan jawabannya, yaitu pertanyaan untuk memberikan penegasan atau meyakinkan tentang sesuatu kepada siswa, pertanyaan ini digolongkan dengan pertanyan retorika yang tidak perlu mendapatkan jawaban.18[18]

2. Komponen Keterampilan Bertanya Dasar

a. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat.

(13)

Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat difahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.

b. Pemberian acuan.

Kadang-kadang guru perlu memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan.

c. Pemusatan kearah jawaban yang diminta

Pemusatan dapat dikerjakan dengan cara memberikan pertanyaan yang luas (terbuka) kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan yang sempit.

d. Pemindahan giliran.

Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari satu siswa, karena jawaban siswa benar atau belum memadai.

e. Penyebaran.

Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya dalam pembelajaran, guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak.

f. Pemberian waktu berfikir

Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu untuk berfikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab.

g. Pemberian tuntunan

Bila siswa itu menjawab salah atau tidak bisa menjawab pertanyan, guru hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa itu agar dapat menemukan sendiri jawaban yang benar19[19]

7. Keterampilan Bertanya Lanjut

Keterampilan bertanya dasar adalah pertanyaan pertama atau pembuka untuk mendapatkan keterangan atau informasi dari siswa. Utnuk menindak lanjuti pertanyaan pertama diikuti oleh pertanyaan berikutnya atau disebut dengan pertanyaan lanjut.

(14)

Dengan demikian pertanyaan lanjut adalah kelanjutan dari pertanyaan pertama (dasar) yaitu mengorek atau mengungkapkan kemampuan berfikir yang lebih dalam dan komperehensif dari pihak yang diberi pertanyaan (siswa). Keberhasilan mengembangkan kemampuan berfikir yang dilakukan melalui bertanya lanjut banyak dipengaruhi oleh hasil pembelajaran yang dikembangkan melalui pengggunaan pertanyaan dasar20[20]

Kemampuan bertanya lanjut sebagai kelanjutan dari bertanya dasar lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berfikir, memperbesar partisipasi dan mendorong lawan bicara agar lebih aktif dan kritits mengembangkan kemampuan berfikirnya. Melalui bertanya lanjut setiap siswa dirangsang untuk aktif berfikir melakukan berbagai aktifitas belajar, sehingga proses dan hasil pembelajaran akan lebih dinamis dan berkualitas. Oleh karena itu bagi setiap calon guru atau para guru keterampilan menerapkan bertanya dasar maupun lanjut harus dilatih dan dikembangkan sehingga akan menjadi daya kekuatan utnuk menunjang kemampuan sebagai tenaga guru yang lebih professional.

1. Tujuan dan Manfaat Bertanya Lanjut

Tujuan dan manfaat dari keterampilan bertanya dasar masih relevan dan berlaku pula untuk kepentingan bertanya lanjut. Namun, untuk kepentingan bertanya lanjut, tujuan dan manfaat itu lebih luas lagi dan ada hal-hal yang belum terjangkau oleh tujuan dan manfaat dari pertanyaan lanjut yang dimaksud yaitu memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengatasi masalah atau mengembangkan kemampuan berfikir secara lebih tajam analitis dan komperehensif. Lebih spesifik tujuan dan manfaat dari bertanya lanjut adalah:

a. Mengembangkan kemampuan berfikir siswa untuk menemukan, mengorganisasi atau menilai atas informasi yang diperoleh.

(15)

b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam membentuk dan mengungkapkan pertanyaan-pertanyan yang didasarkan atas informasi yang lebih lengkap dan relevan.

c. Mendorong siswa untuk mengembangkan dan memunculkan ide-ide yang lebih kreatif dan inovatif.

d. Memberi kesempatan untuk melakukan proses pembelajaran kepada hal-hal yang lebih analitis, rumit dan kompleks.

Keuntungan yang dapat diambil dari pemberian waktu berfikir siswa, antara lain:

a. Respon siswa cenderung lebih panjang, kelimatnya lebih lengkap, menunjukan kepercayaan diri.

b. Proses belajar mengajar cenderung berubah dari guru sentries ke pembicaraan antarsiswa tentang perbedaan respon yang diberikan.

c. Guru punya waktu untuk mendengarkan dan berfikir

d. Siswa yang kurang partisipasi menjadi lebih partisipasi.21[21]

2. Komponen-komponen yang termasuk dalam keterampilan bertanya lanjut: a. Terjadinya Pengubahan tuntunan tingkat kognitif pertanyaan: untuk

mengembangkan kemampuan berfikir siswa diperlukan pengubahan tuntunan tingkat kognitif pertanyaan.

b. Pengaturan urutan pertanyaan: pertanyaan yang diajukan haruslah mempunyai urutan yang logis.

c. Penggunaan pertanyaan pelacak. Melacak yaitu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa yang berkaitan dengan jawaban yang dikemukakan, keterampilan melacak perlu untuk dimiliki oleh guru.

d. Peningkatan terjadinya interaksi.22[22]

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberi pertanyaan

21[21]Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2010), hlm. 107.

(16)

a. Sebelum memberi pertanyaan hendaknya guru sudah mengetahui jawaban yang dimaksud, sehingga jawaban yang menyimpang dari siswa akan segera dapat diketahui dan diatasi.

b. Guru harus mengetahui pokok masalah yang ditanyakan dan memberi pertanyaan sesuai dengan pokok yang dibahas.

c. Hendaknya guru memberi pertanyaan dengansikap hangat dan antusias agar murid berpartisipasi dalam proses belajar mengajar, maka guru harus menunjukkan sikap yang baik diwaktu bertanya dan menerima jawaban dari siswa. Ada beberapa sikap yang perlu diperhatikan guru dalam bersikap diwaktu bertanya atau menerima jawaban.

a) Menunjukkan gaya, ekspresi wajah, posisi badan dan gerakan badan yang baik dan tepat diwaktu memberi pertanyaan dan menerima jawaban.

b) Memberi penguatan bagi siswa yang menjawab dengan benar.

c) Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan cara yang simpatik.

d) Apabila guru tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan yang diajukan siswa hendaknya tidak langsung menjawab dengan berbelit-belit atau menjawab dengan sekedarnya.

e) Menerima jawaban siswa dengan menggunakan sebagai tolak uraian selanjutnya. Hal ini penting untuk mengaitkan bahan yang dibahas dengan materi yang sudah dimiliki siswa berdasarkan jawaban itu.

d. Hendaknya guru menghindari beberapa kebiasaan yang tidak perlu, yang bisa merugikan siswa dalam proses belajarnya.23[23]

4. Kelemahan dan kelebihannya Kelamahannya

a. Mudah menjurus kepada hal yang tidak dibahas.

b. Bila guru kurang waspada pedebatan beralih kepada sentiment pribadi. c. Tidak semua anak mengerti dan bisa mengajukan pendapat.

Kelebihannya

(17)

a. Mempererat hubungan keilmuan antara guru dan siswa.

b. Melatih anak-anak mengeluarkan pendapatnya secara merdeka, sehingga pelajaran akan lebih menarik.

c. Menghilangkan verbalisme, individualisme dan intelektaulisma.24[24]

DAFTAR PUSTAKA

Asril, Zainal. 2012. Micro Teaching. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

J.J.Hasibuan, dkk. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Marno dan M. Idris. 2010. Strategi dan Metode Pengajaran Cet.VII. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Munsyi, Abdul Kodir, dkk. 1981. Pedoman Mengajar Bimbingan Praktis untuk

Calon Guru. Surabaya: Al – Ikhlas.

Nur Hamiyah dan Muhammad Jauhar. 2014. Strategi Belajar-Mengajar Di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Popham, W. James, dkk. 2003. Tekhnik mengajar secara sistematis. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Purwati, Eni, dkk. 2009. Micro Teaching. Surabaya: Lapis PGMI.

Putra, Udin. S Winata, dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana.

---. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Semiawan, Conny. 1985. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT.Gramedia.

(18)

Seri Manajemen Sekolah Bermutu, Model-Model Pembelajaran. Rajawali Pers. Soetomo. 1993. Dasar – Dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha

Nasional.

Sukirman, Dadang, dkk. 2006. Pembelajran Mikro. Bandung: Upi Press.

Supriadie, Didie dan Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2008. Menjadi Guru yang professional (edisi kedua),

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Diposkan oleh rima nuratika di 02.44

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru

Posting Lama

Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

rima nuratika

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

 ▼ 2015 (6)

(19)

 makalah keterampilan bertanya  cerpen SMA

 RPP IPA SD

(20)

BLOG PUTU SRI UTAMI

Sabtu, 16 Mei 2015

makalah keterampilan dasar

memberikan penguatan

(21)

Keterampilan dasar mengajar merupakan kemampuan yang bersifat khusus yang harus dimiliki tenaga pengajar agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien, dan profesional25[1]. Keterampilan dasar

mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan peranya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efesien. Salah satu keterampilan dasar mengajar guru yang tidak boleh dilupakan adalah keterempilan dalam memberi penguatan.26[2]

A. Pengertian Keterampilan Memberi Penguatan

Penguatan berasal dari kata kuat yang berarti kukuh, teguh, tahan, dan awet, mendapat awalan pe dan akhiran –an menjadi penguatan yang berarti perbuatan mengukuhkan, meneguhkan, mempertahankan dan mengawetkan.27

[3] Secara tradisional, Penguat dianggap sebagai sebuah stimulasi atau perangsang28[4]

Keterampilan memberi penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respon baik verbal ataupun non verbal, yang diberikan guru terhadap tingkah laku siswa untuk memberikan umpan balik atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi dan memotivasi siswa yang lain untuk berbuat hal yang sama seperti siswa yang diberikan penguatan tadi.29[5]

25[1] Didi Supriadie dan Deni Darmawan, Komunikasi Pembelajaran,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012).h.154

26[2] Zainal Aqib, Membangun Prefesionalisme Guru Dan Pengawas Sekolah,

(Bandung:Yrama Widya, 2007).h.61

27[3] W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka,1984).h.529

28[4] B.R.HERGENHAHN, dan MATTHEW, theories of learning(teori belajar),

(Jakarta:prenada media group.2008),ed 7.h.119

(22)

Keterampilan memberikan penguatan juga diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali, dimaksudkan untuk membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar-mengajar.30[6]

Ada pula pendapat lain, Keterampilan memberikan penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberika penguatan karena “penguatan merupakan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan penampilannya, serta dapat meningkatkan perhatian.31[7]

Selain itu, Keterampilan memberikan penguatan merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk prilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku diwaktu yang lain32[8]

Dapat penulis simpulkan bahwa pemberian penguatan adalah segala bentuk respon positif atau negatif yang diberikan oleh guru baik yang bersifat verbal ataupun nonverbal terhadap tingkah laku siswa yang baik sehingga menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku yang baik tersebut dan menghilangkan perilaku yang kurang baik.

B. Tujuan Pemberian Penguatan

Ada beberapa tujuan pemberian penguatan didalam kelas yang diambil dari beberapa referensi, diantaranya :

30[6] JJ. Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2008).h.84

31[7] IG.A.K Wardani dkk,Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM),

(Jakarta:Universitas Terbuka,2001).h.25

(23)

a. Meningkatkan perhatian siswa dan membangkitkan motivasi siswa

Melalui penguatan yang diberikan oleh guru terhadap perilaku belajar siswa, siswa akan merasa diperhatikan oleh gurunya, dengan demikian perhatian siswa pun akan semakin meningkat seiring dengan perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada siswanya. Apabila perhatian siswa belajarnya35[11]. Untuk memudahkan belajar harus ditunjang oleh

kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan memberikan respon-respon (penguatan) yang akan semakin mendorong keberanian siswa untuk mencoba, bereksplorasi dan terhindar dari perasaan takut salah dalam belajar. c. Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa

Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah dan perasaan-perasaan negatif yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses pembelajaran harus dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negatif dalam belajar, yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa.

d. Memelihara iklim kelas yang kondusif

Suasana kelas yang menyenangkan, aman dan dinamis akan mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal.36[12] Melalui penguatan yang dilakukan

oleh guru, suasana kelas akan lebih demokratis, sehingga siswa akan lebih

33[9] Sudarwan, Danim, Pengembangan Profesi Guru:Dari Pra-Jabatan, Induksi, Ke Professional Madani,(Jakarta: prenada media group.2011).h.119

34[10] Wina Sanjaya, op. cit, h.23

35[11] Aria,Djalil,dkk. Pembelajaran Kelas Rangkap,(Jakarta:universitas

terbuka.2002),cet 4.h 2.36

(24)

bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba dan melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya. Untuk memelihara iklim kelas dapat dilakukan dengan cara menanggapi dengan penuh kepekaan yang mengganggu PBM, memeratakan perhatian, mengurangi keteganagan dengan humor,dll

C. Komponen Pemberian Penguatan

Komponen pemberian penguatan yang bisa diberikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yaitu dengan penguatan verbal dan nonverbal.

a. Penguatan Verbal

Penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata- kata, baik pujian dan penghargaan atau kata- kata koreksi37[13]. Melalui kata- kata

itu siswa akan merasa tersanjung dan berbesar hati sehingga ia akan merasa puas dan terdorong untuk lebih aktif belajar.

Penguatan verbal paling mudah digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Diantara bentuk penguatan verbal adalah :

 Pujian, adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan alat

motivasi yang positif38[14]. Guru menggunakan pujian sebagai bentuk

penguatan untuk menyenangkan perasaan anak didik sehingga merasa diperhatikan oleh guru serta bertujuan agar tingkah laku yang sudah baik frekuensinya dapat berulang bahkan ditingkatkan, namun pemberian pujian tidak pula berlebihan. contoh pujian yang wajar misalnya ketika guru mengajukan sebuah pertanyaan dan kemudian siswa menjawab dengan tepat guru memberi pujian dengan kata- kata, “bagus!”, “tepat sekali”, “benar”, atau memakai kalimat, ”wah, hebat kamu”, wah, kamu anak pintar”, “seratus untuk kamu”, “kalian bisa meniru pekerjaan tina, pekerjaannya rapi”, dll. Begitu pula ketika jawaban siswa kurang sempurna, guru mesti pula memberi pujian seperti, “ hampir tepat…”, “yah, bagus ada jawaban yang lain?”, dll. Pujian semacam ini dimaksudkan agar siswa kembali terdorong untuk

37[13] Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, (Jakarta :Rineka Cipta,2005), cet 2.h.289

(25)

menyempurnakan jawabannya, penguatan ini disebut penguatan tak penuh39[15].

 Hukuman, adalah bentuk reinforcement yang negatif namun bersifat mendidik

dan diperlukan dalam proses pembelajaran. Apabila diberikan secara tepat dapat menghadirkan sebuah stimulus yang menyebabkan subyek melakukan sesuatu yang berbeda40[16]. Tujuannya untuk mengurangi/menghilangkan

frekuensi tingkah laku yang kurang baik. Misalnya ketika siswa membuat perbuatannya. Contoh “ Tono, coba jelaskan kembali penjelasan ibu tadi “, “ kalau masih ada yang ribut, ibu keluarkan dari kelas”, dll.

b. Penguatan non verbal

Penguatan non verbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat41[17]. Bentuk penguatan non verbal adalah :

 Mimik dan gerakan badan

39[15]Eni Purwati,dan Zumrotul Mukaffa, Micro Teaching,( Surabaya: Aprinta,2009).h.7-12

40[16] Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, (Jogjakarta:Ar-ruzz Media.2010),cet v.h.80

41[17] Eddy Noviana, dkk. Bahan Ajar Kajian dan Pengembangan Pembelajaran

IPS SD,(Pekanbaru: Cendikia Insan.2010).h108

(26)

Gerak mendekati dapat ditunjukkan guru dengan cara melangkah mendekati siswa, berdiri di samping siswa atau kelompok siswa, bahkan dalam situasi tertentu duduk bersama siswa atau kelompok siswa. Tujuan gerak mendekati adalah memberikan perhatian, menunjukkan rasa senang akan pekerjaan siswa, bahkan juga memberi rasa aman kepada siswa. Bentuk penguatan ini biasanya dipakai bersama-sama dengan penguatan verbal, artinya ketika guru mendekati siswa, guru mengucapkan kata-kata tertentu sebagai penguatan tambahan.

 Sentuhan

Penguatan dalam bentuk sentuhan yaitu dilakukan dengan adanya kontak fisik antara guru dengan siswa. Sentuhan seperti menepuk-nepuk bahu, atau pundak siswa, menjabat tangan siswa atau mengangkat tangan siswa yang menang, mengelus anggota badan tertentu yang dianggap tepat. Jika sentuhan dilakukan dengan tepat, dapat merupakan penguatan yang efektif bagi siswa. Namun, jenis penguatan ini harus dipergunakan dengan penuh kehati-hatian dengan mempertimbangkan berbagai unsur misalnya, kultur, etika, moral, umur, serta jenis kelamin siswa.

 Kegiatan yang menyenangkan

Pada dasarnya siswa akan menjadi senang jika diberikan kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang menjadi kegemarannya atau sesuatu yang memungkinkan dia berprestasi. Oleh karena itu, kegiatan yang disenangi siswa dapat digunakan sebagai penguatan.

Misalnya, siswa yang dapat menyelesaikan masalah matematika lebih dahulu diberi kesempatan untuk membantu temannya yang kesulitan, dengan demikian, siswa akan merasa dihargai dan akan semakin menambah keyakinan, kepercayaan diri untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

 Pemberian simbol atau benda/hadiah

Penguatan dapat pula diberikan dalam bentuk simbol atau benda tertentu. Simbol dapat berupa tanda cek (), komentar tertulis pada buku siswa, tanda bintang, berbagai tanda dengan warna tertentu misalnya hijau, kuning, ungu, atau merah. Atau dengan pemberian angka sebagai symbol/hasil aktivitas belajar siswa Sedangkan benda yang digunakan sebagai penguatan adalah benda-benda kecil yang harganya tidak terlalu mahal tetapi berarti bagi siswa. Misalnya pensil atau buku tulis, bintang, dan benda-benda kecil lainnya.

(27)

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian penguatan ialah guru harus yakin bahwa siswa akan menghargainya dan menyadari akan respon yang diberikan guru. Pemberian penguatan dapat dilakukan pada saat berikut43[19] :  Siswa memperhatikan guru, memperhatikan kawan lainnya dan benda yang

menjadi tujuan belajar.

 Siswa sedang belajar, mengerjakan tugas dari buku, membaca, dan bekerja di

papan tulis.

 Menyelesaikan hasil kerja.

 Bekerja dengan kualitas kerja yang baik (kerapian, ketelitian, keindahan, dan

mutu materi).

 Perbaikan pekerjaan.

 Ada kategori tingkah laku (tepat, tidak tepat, verbal, fisik, dan tertulis),

 Tugas mandiri (perkembangan pada pengarahan diri sendiri, mengelola tingkah

laku sendiri, dan mengambil inisiatif kegiatan sendiri).

E. Model Pemberian Penguatan

Ada tiga model dalam pemberian penguatan diantaranya sebagai berikut 44[20]:

a. Penguatan seluruh kelompok Sebenarnya penguatan tersebut digunakan untuk menghindari penggunaan penguatan negatif dan pemberian kritik.

c. Penguatan perorangan

Penguatan perorangan merupakan pemberian penguatan secara khusus, misalnya menyebutkan kemampuan, penampilan, dan nama siswa yang bersangkutan.

43[19]Kunandar. Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan Sukses dalam Sertifikasi Guru(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2007).h.57

(28)

D. Prinsip Pemberian Penguatan

Ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan seorang guru dalam memberikan penguatan, diantaranya sebagai berikut :

a. Kehangatan dan keantusiasan

Kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan respon yang diberikan oleh guru terhadap prilaku belajar siswa harus mencerminkan perasaan senang dan dilakukan dengan sungguh-sungguh. Misalnya dengan mimik muka yang gembira, suara yang meyakinkan atau sikap yang memberi kesan bahwa penguatan yang diberikan memang sungguh-sungguh. Dengan kata lain penguatan harus memberikan kesan positif, dimana siswa yang menerima penguatan akan merasa senang dan puas, sehingga akan lebih mendorong siswa untuk belajar lebih giat lagi. Dengan demikian tidak terjadi kesan bahwa guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan karena tidak disertai kehangatan dan keantusiasan

b. Kebermaknaan

Agar setiap pemberian penguatan menjadi efektif, maka harus dilaksanakan pada situasi dimana siswa mengetahui adanya hubungan antara pemberian penguatan terhadap tingkah lakunya dan melihat bahwa itu sangat bermanfaat. Sering pemberian penguatan secara verbal menjadi tidak efektif atau bahkan menjadi salah terhadap seorang siswa, karena guru menggunakan kalimat “pekerjaan mu bagus” siswa merasa curiga dan bahkan merasa diejek, karena ia sadar pekerjaannya tidak bagus. Akibatnya pemberian penguatan menjadi tidak bermakna, karena guru kurang hangat dan antusias. Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi penguatan. Dengan demikian penguatan itu bermakna baginya.

c. Menghindari penggunaan respon yang negatif

(29)

d. Penggunaan bervariasi

Pemberian penguatan seharusnya diberikan secara bervariasi baik komponennya maupun caranya, dan diberikan secara hangat dan antusias. Penggunaan cara dan jenis komponen yang sama, misalnya guru selalu menggunakan kata-kata ”bagus” akan mengurangi efektifitas pemberian penguatan, pemberian penguatan juga akan bermanfaat bila arah pemberiannya bervariasi, mula-mula keseluruhan anggota kelas, kemudian kekelompok kecil, akhirnya ke individu, atau sebaliknya dan tidak berurutan.

e. Berikan penguatan dengan segera

Penguatan perlu diberikan segera setelah muncul respon atau tingkah laku tertentu. Penguatan yang ditunda pemberiannya tidak akan efektif lagi dan kurang bermakna.

f. Sasaran penguatan

Sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas. Misalnya memberikan penguatan kepada siswa tertentu, kepada kelompok siswa, ataupun kepada seluruh siswa secara utuh, misalnya : “Wah Ibu bangga benar dengan kedisiplinan Semester II ini”.

g. Pemilihan waktu penguatan45[21]

Timing atau pemilihan waktu dalam memberikan penguatan juga harus diperhatikan oleh guru. Contoh, ketika pembubaran kelas lebih awal pada saat siswa sedang ribut akan menjadi bentuk penguatan perilaku yang kurang tepat. Siswa menjadi beranggapan bahwa ketika mereka ribut sebelum jam pelajaran berakhir membuat mereka dipulangkan lebih awal.

E. Kelebihan dan Kelemahan Pemberian Penguatan

(30)

Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat, namun juga memiliki kelemahan dalam penggunaannya, antara lain46[22]:

1. Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.

2. Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.

3. Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.

4. Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.

5. Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.

Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada guru yang memberikan penguatan. Apabila guru tersebut sesuai dalam memberikan penguatan, maka proses pembelajaran akan tercapai secara maksimal

Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal. Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-menerus dapat mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal,2007. Membangun Prefesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah.

Bandung: Yrama Widya

Baharuddin dan Nur Wahyuni, Eka,2010. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media

B.R.HERGENHAHN,danMATTHEW,2008.Theories Of

Learning(TeoriBelajar)Jakarta:Prenada Media Group

Danim, Sudarwan,2011. Pengembangan Profesi Guru:Dari Pra-Jabatan, Induksi, Ke Professional Madani. Jakarta: Prenada Media Group

Djalil, Aria.dkk.2002, CET 4. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Universitas Terbuka

Djamarah, Syaiful Bahri,2005,cet 2. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta : Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain ,Aswan,2006. Strategi Belajar Mengajar .Jakarta: Rineka Cipta

(32)

Hasibuan, JJ, 2008 . Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA

Kunandar. 2007.Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Majid, Abdul, 2012. Belajar dan Pembelajaran PAI. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Nata, Abuddin,2009,Ed 1,cet 2. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Noviana, Eddy. Dkk,2010. Bahan Ajar Kajian dan Pengembangan Pembelajaran IPS SD. Pekanbaru: Cendikia Insan

Poerwadarminta, W.J.S,1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Purwati, Eni dan Mukaffa, Zumrotul ,2009. Micro Teaching. Surabaya: Aprinta

Sanjaya,Wina,2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta:Kencana Prenada Media

Sardiman, 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers

Supriadie, Didi dan Darmawan, Deni, 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Uzer Usman,Moh,2008,cet ke 22. Menjadi Guru Profesioanal. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA

Wardani,IG.A.K,dkk, 2001. Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM). Jakarta:Universitas Terbuka

(33)

Diposkan oleh PUTU SRI UTAMI DEWI di 03.00

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru

Posting Lama

Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Mengenai Saya

PUTU SRI UTAMI DEWI

Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

 ▼ 2015 (6)

o ▼ Mei (6)

 RPP IPA KELAS V  makalah pencak silat  gambar kartun berzakat

 makalah keterampilan dasar memberikan penguatan  makalah administrasi

 MAKALAH TAMADUN

(34)
(35)

February 17, 2017 03:48:24 AM Menu

 About

 Contact

 More

 Menu

 Twitter

 Facebook

 Google+

 Rss

 Linkedin

 Dribbble

 Pinterest

InterJog.inc

Menu

(36)

 About

 Archive

 Comments

 With Sub Menu

 Error 404

Search What's New?

02:03 AM KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Home » »Unlabelled » Ketrampilan memberi penguatan dalam pembelajaran

Ketrampilan memberi penguatan dalam

pembelajaran

A+A-PrintEmail

Text to sea

(37)

interjog inc Link Author

Title: Ketrampilan memberi penguatan dalam pembelajaran Author: interjog inc

Rating 5 of 5 Des:

Keterampilan Memberikan Penguatan

A. Hakikat Penguatan

(38)

pemacu untuk berusaha meningkatkan prestasi atau berbuat yang terbaik dalam hidupnya.

Keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk respons yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya atau responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan koreksi. Melalui keterampilan penguatan (reinforcement) yang diberikan guru, maka siswa akan merasa terdorong untuk memberikan respon setiap muncul stimulus dari guru, atau siswa akan berusaha menghindari respon yang dianggap tidak bermanfaat. Penguatan juga berguna untuk mendorong siswa memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan kerjanya.

Pujian atau respons positif yang diberikan oleh guru atau siswa yang telah menunjukan prestasi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, anak akan merasakan bahwa perbuatannya dihargai, dan dengan demikian akan menjadi motivator untuk terus berusaha menunjukan prestasi terbaiknya. Akan tetapi bagi yang menerima pujian, apalagi bagi anak akan merasa senang karena apa yang ditunjukkannya mendapat tempat dan merasa diakui. Anak butuh pengakuan terhaap sesuatu yang dilakukannya, adanya pengakuan akan menimbulkan dampak positif terhadap proses pembelajaran.

Penguatan hanya terbatas pada pemberian balikan terhadap respons-respons yang betul, yang tampak dari jawaban siswa sendiri. Dengan penguatan tadi, siswa dapat memisahkan mana yang betul dan dapat dilanjutkan, dan mana ynag salah dan tidak perlu dilanjutkan.

Oleh karena itu guru harus melatih dengan berbagai jenis penguatan dan membiasakan diri untuk menerapkannya dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran tidak hanya sekedar berisi sajian materi untuk dikuasai oleh anak, akan tetapi bermuatan nilai-nilai edukatif untuk membentuk pribadi-pribadi yang baik yang selalu saling menghargai.

B. Tujuan dan Manfaat Penguatan

(39)

tertentu, secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi terhadap kepercayaan diri siswa.

Adapun tujuan dari pemberian penguatan alam pembelajaran antara lain adalah : 1. Meningkatkan perhatian siswa; bahwa melalui penguatan yang diberikan oleh guru

terhadap perilaku belajar siswa, siswa akan merasa akan merasa diperhatikan oleh gurunya. Dengan demikian perhatiansiswapun akan semakin meningkat seiring dengan perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada siswanya.

2. Membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa; apabila perhatian siswa

semakin baik, maka dengan sendirinya motivasi belajarnyapun akan semakian baik pula. Upaya memelihara dan membangkitkan motivasi belajar tersebut, yaitu melalui penguatan.

3. Memudahkan siswa belajar; bahwa tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran

bertujuan untuk memudahkan siswa belajar. Untuk memudahkan belajar harus ditunjang kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan memberikan renpon-respon (penguatan) yang akan semakin mendorong keberanian siswa untuk mencoba, bereksporasi dan terhindar dari perasaan takut salah dalam belajar.

4. Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa; rasa percaya diri merupakan modal

dasar dalam belajar. Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah dan perasaan-perasaan negative yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses pembelajaran harus dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-perasaan negative dalam belajar, yaitu melalui pemberian penguatan atau respon yang diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar siswa.

5. Memelihara iklim kelas yang kondusif; suasana kelas yang menyenagkan, aman,

dan dinamis, akan mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal. Melalui penguatan yang dilakukan oleh guru, suasana akan lebih demokratis sehingga siswa akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat, mencoba, dan melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya. Hal ini tentu saja sebagai dampak dari adanya respon yang mengirigi terhadap proses dan hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.

C. Komponen Keterampilan Penguatan

(40)

belakang, tujuan, dan sifat tugas. Pemberian pengguatan harus bermakna bagi siswa. Beberapa komponen keterampilan memberikan penguatan ialah sebgai berikut.

1. Penguatan Verbal

Penguatan verbal dapat berupa kata-kata berupa kalimat yang di ucapkan guru. Contoh: “baik”, “bagus”, “tepat”, “saya sangat menghargai pendapatmu”, “pikiranmu sangat cerdas”, dan lain-lain.

2. Pengguatan Non Verbal

Pengguatan non verbal meliputi antara lain: a. Penguatan gestural

Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerak wajah dan anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. Misalnya mengangkat alis, tersenyum, tepuk tangan, anggukan tanda setuju, menaikkan ibu jari “jempol”, dan lain-lain. b. Penguatan dengan cara mendekati

Penguatan ini dikerjakan dengan cara mendakati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekarjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya, guru duduk dalam kelompok diskusi, berdiri disamping siswa. Seiring kegiatan guru mendakati siswa diberikan untuk memperkuat penguatan yang bersifat verbal. c. Penguatan dengan sentuhan

Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa, seringkali untuk anak-anak masih kecil, guru mengusap rambut kepala siswa.

d. Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan

Penguatan ini dapat berupa meminta siswa membantu temannya apabila dia selesai mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan tepat, siswa diminta memimpin kegiatan, dan lain-lain.

e. Penguatan berupa tanda dan benda

Penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan bermacam-macam simbol penguatan untuk menunjang tingkah laku siswa yang positif. Bentuk penguatan ini antara lain: komentar tertulis pada buku pekerjaan, pemberian perangko, mata uang koleksi, bintang, permen, dan lain sebagainya.

f. Penguatan berupa simbol atau benda

Misalnya (V), komentar tertulis pada buku siswa, kartu bergambar, bintang plastik, lencana, dan benda-benda lain yang tidak terlaalu mahal harganya tetapi mempunyai arti simbolik.

g. Penguatan tidak penuh

(41)

penuh.Penggunaan kedua bentuk penguatan itu dimaksudkan untuk mendorong siswa agar mau belajar lebih giat lagi dan lebih bermakna.

D. Kelebihan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran

Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain.

1) Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.

2) Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.

3) Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.

4) Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.

5) Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.

Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada guru yang memberikan penguatan. Apabila guru tersebut sesuai dalam memberikan penguatan, maka proses pembelajaran akan tercapai secara maksimal.

E. Kelemahan Dalam Pemberian Penguatan Dalam Pembelajaran

Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal. Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-menerus dapat mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.

Posted by interjog inc

Share to: Share

0Share

(42)

About Author

interjog inc

The part time Blogger love to blog on various categories like Web Development, SEO Guide, Tips and Tricks, Android Stuff, etc including Linux Hacking Tricks and tips. A Blogger Template Designer; designed many popular themes.

 Facebook

 Twitter

 Google+

 Pinterest

Advertisement

Next

faktor-faktor penentu tindak komunikatif, contoh dari setiap faktor tindak komunikatif

Previous

PUISI CINTA TAK SAMPAI

Recent Posts

(43)

SASTRA INDONESIA LAMA BERDASARKAN BENTUKNYA

27Nov20160

SASTRA INDONESIA LAMA BERDASARKAN BENTUKNYAA. PROSA LAMA1. DongengDongeng adalah prosa cerita yang i...Read more »

27Nov20160

JENIS-JENIS PARAGRAF BERDASARKAN BENTUKNYAJenis-jenis paragraf berdasarkan bentuknya dapat dibedakan...Read more »

Ni cerita gokil. sejarah perjuangan hidup gua. lucu abisssssssssss itu gak lucu. bisa buat materi stand up comedy

19Oct20151

Ma, Gua Sarjana CacinganHalo gays. Gua punya cerita. Jadi gini, orang-orang itu ketika melihat gua s...Read more »

Statistik

20May20151

(44)

KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

20May20151

KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARANA. Pengertian belajar dan Pembelajaran1. ...Read more »

Aliran-aliran Feminis

20May20151

Aliran-aliran FeminisMenurut Tong (2010: 2) menjelaskan ragam usaha feminis ke dalam berbagai aliran...Read more »

1. 1

2. 2

 Previous

 Next

Post a Comment

komentar yang sopan sopan saja

Emoticon

Click to see the code!

(45)

Subscribe to: Post Comments (Atom)

 RADIO OTW

 post a coment

 Unordered List

post a coment

Your_TagName

(46)

followers

Powered by Blogger | Distributed By Gooyaabi Templates InterJog.inc © 2017. All Rights Reserved.

Punjab Press v5.0 Template

Designed by Harman Singh Hira @ Design Devta

(47)

Referensi

Dokumen terkait