STRATEGI CINA DALAM MENJAMIN SUPLAI ENERGI
DARI KAZAKSHTAN
Mega Selvia1 Nim. 0902045084
Abstract
Energy issues to human survival is a major issue which became the world. Chinese government realized that the energy for China is very important. China effort to seek energy supplies to meet energy needs. China see Kazakhstan as a country favorable to supply energy for China. China entry into Kazakhstan through investment gained from the purchase of shares by CNPC. And than proceed with the construction of transnational oil pipeline. Chinese strategy in ensuring effective energy supply. This can be seen from the relations between China and Kazakhstan are good and benefit.
Keywords : China, Energy Supply, CNPC
Pendahuluan
Permasalahan energi bagi kelangsungan hidup manusia merupakan masalah besar yang dihadapi oleh hampir seluruh dunia pada masa kini. Berkurangnya cadangan energi dalam jumlah besar pada masa kini membuat hampir seluruh dunia memberi perhatian khusus terhadap masalah keamanan energi. Menurut IEA (International
Energy Agency) pada tahun 2004 dalam laporan dua tahunannya, mengatakan
Tabel 1.1 Persentase Top 10 Negara Konsumsi Energi Dunia pada 2004
No. Nama Negara Persentase
1. Amerika Serikat 22,8%
2. China 13,6%
3. Rusia 6,5%
4. Jepang 5%
5. India 3,7%
6. Jerman 3,2%
7. Canada 3%
8. Prancis 2,6%
9. Inggris 2,2%
10. Korea Selatan 2,1%
Sumber: IEA (International Energy Agency), http//www.kamusilmiah. Com/lingkungan/meneropong-konsumsi-energi-dunia-bagian-pertama di akses tanggal 17 Januari 2014.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, konsumsi energi Cina juga meningkat. Kebutuhan Cina akan energi jelas sangat besar melihat dari banyaknya jumlah penduduk dan industri yang ada di negara ini. Sementara produksi energi domestik yang ada tidak bisa lagi untuk memenuhi jumlah konsumsinya. Hal ini tentu saja mengancam keamanan energi Cina, yang mengharuskan Cina mengambil suplai energi dari banyak negara penyuplai energi (dalam:.http://ekonomi.kompasiana.com di akses tanggal 13 Januari 2014). Kebutuhan energi minyak Cina dapat dilihat dari suplai beberapa negara dibawah ini.
Tabel 1.2 Sumber Suplai Minyak Cina dari berbagai Negara (2010)
No. Nama Negara Ribu Barrel /
Hari
%
1. Saudi Arabia 893 19
2. Angola 788 16
3. Iran 426 9
4. Oman 317 7
5. Russia 284 6
6. Sudan 252 5
7. Irak 225 5
8. Kuwait 197 4
9. Kazakshtan 184 4
10. Brazil 151 3
11. Libya 142 3
12. Lain-lain 922 19
Sumber : IEA International Energy Agency (2010), China’ s Energy Security, hal.20
40% dan dari negara lain (Brazil 3%, Angola 16%, Libya 3%, dan Sudan 5%, Kuwait 4%, Russia 6%, Kazakhstan 4%, lain-lainnya 19%) sebanyak 60%. Melihat dari cadangan energi minyak yang ada di Kazakhstan sebesar 30 triliun barrel dan merupakan cadangan terbesar yang ada diwilayah Kaspia serta nilai persentase suplai minyak Kazakhstan ke Cina pada tabel maka dapat diprediksi keamanan suplai energi Cina dari wilayah Kazakhstan akan terjamin setidaknya sampai 2020.
Kerangka Dasar Teori dan Konsep Teori Kebijakan Luar Negeri
Kebijakan luar negeri (foreign policy) merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibentuk oleh para pembuat keputusan suatu negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya. Dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam kepentingan. Menurut Rossenau kebijakan luar negeri adalah all the attitudes and activities throught which organized nation
societies seeks to cope with and benefit from internasional environment (menurut
Rossenau), semua sikap dan aktifitas yang melalui itu masyarakat nasional yang terorganisasi berusaha untuk menguasai dan mengambil keuntungan dari lingkungan internasional (T.May Rudy 2002:27).
Secara umum kebijakan luar negeri (foreign policy), merupakan suatu perangkat formula nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan kepentingan nasional di dunia internasional (DR. Anak Agung Banyu Perwita dan DR. Yayan Mochammad Yani,2006:47).Selanjutnya kebijakan luar negeri juga didefinisikan adalah pola perilaku yang diwujudkan oleh suatu negara sewaktu memperjuangkan kepentingan nasionalnya dalam hubungannya dengan negara lain (Padmo Wahjono dan Nazaruddin Syamsudin,2011:499).Negara tidak dapat dipisahkan dengan kepentingan nasional suatu negara. Tujuan suatu negara dalam melakukan kebijakan luar negeri ataupun dalam pengambilan keputusan berdasarkan kepentingan nasional negara tersebut.
Konsep Keamanan Energi ( Energy Security )
Menurut Daniel Yergin konsep energy security meliputi dua dimensi. Pertama, dimensi keindependenan suatu negara untuk memenuhi energi suatu negara yang bersumber dari sumber daya domestik. Kedua, dimensi interdependensi global dimana pemenuhan energi setiap negara tak lepas dari pasokan energi dunia yang berasal dari negara pemasok yang kaya akan sumber minyak dan gas. Dari dua dimensi ini jelas bahwa energy security bukan hanya isu domestik suatu negara melainkan sudah menjadi isu global dunia. Serta bisa mempengaruhi stabilitas internasional secara ekonomi, politik ataupun sosial. dimensi-dimensi yang berkembang dari keamanaenergi adalah keamanan fisik, akses ke sumber energi, sistem, dan iklim investasi (Daniel Yergin,2006:78).
Tabel 1.3 Rangkuman Konsep keamanan energi Willrich bagi negara
Jaminan bagi pasokan energi
yang cukup untuk
memungkinkan ekonomi nasional untuk berfungsi pada perilaku yang dapat diterima secara politik. keamanan energi dengan cara memperkuat jaminan dari pasokan asing. Tindakan
tersebut mencakup
penggolongan hasil bumi dan
tingginya saling
ketergantungan melalui perluasan investasi dan bantuan perkembangan industri.
3.Tindakan untuk meningkatkan keamanan energi dengan cara meningkatkan cadangan
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriftif, yaitu menggambarkan strategi Cina dalam menjamin suplai energi dari Kazakshatan bedasarkan data-data yang konkrit. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Yaitu, data-data yang didapat dari buku-buku, skripsi, media elektronik, maupun sumber yang didapat dari media internet yang merupakan hasil analisa yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Untuk mendapatkan data yang jelas dan akurat dalam penulisan ini serta guna menunjang obyektifitas hasil penelitian maka penulis menggunakan teknik studi kepustakaan(library research) dengan mencari dan mengumpulkan data sekunderyang bersumber pada buku, artikel, situs internet, dan sebagainya. Teknik analisa data yang digunakan adalah kualitatif dengan metode analisis isi yang menjelaskan dan menganalisa data hasil penelitian yang telah dibaca dan dirangkum dari sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang diteliti kemudian menyajikan hasil dari penelitian tersebut dalam suatu penelitian.
Hasil Penelitian
Puluhan tahun yang lalu, Cina punya jejak kaki yang kecil sekali dalam ekonomi global dan pengaruh yang sama kecilnya di luar batas negeri itu, kecuali di beberapa negara yang mempunyai hubungan politik dan militer yang dekat dengannya. Sekarang, Cina merupakan kekuatan ekonomi yang luar biasa pusat industri manufaktur di dunia, penyedia dana paling terkemuka, investor utama di seantero dunia dari Afrika sampai Amerika Latin, serta sumber riset dan pengembangan utama yang semakin luas. Pemerintah Cina berada di puncak cadangan devisa yang mencengangkan-lebih dari US$ 2 triliun. Tidak ada satu pun bisnis di mana pun di dunia yang tidak merasakan dampak pengaruh Cina, baik sebagai pemasok barang-barang yang murah maupun, yang lebih mengancam lagi, sebagai pesaing yang maha tangguh.
Tabel 1.1:Beberapa contoh Daerah Industri di Cina
4. Shanxi Batu Bara 261,2 miliar ton
5. Sinchuan Gas Alam 11,7 miliar ton
6. Heilongjiang Minyak Mentah 46,7 juta ton
7. Jilin Jagung 18,1 juta ton
Sumber: Bagus Darhmawan, Cermin dari China.2006, kompres, Press, Bandung.
Dari tabel diatas dapat dilihat daerah-daerah industri yang ada di Cina antara lain, yang pertama, di Provinsi Guangdong industri yang berkembang adalah industri listrik nasional, tv warna, AC, dan mobile phone. Dengan persentase masing-masing sebesar 9%,49%,43%, dan 32%. Kedua, provinsi Jiangsu dengan industri baja terbesarnya sebanyak 29%. Ketiga, Shandong dengan kapas 16%, Kacang 2,6 juta ton, apel 6,6 juta ton, dan semen 123,6 juta ton. Yang Keempat, Shanxi dengan industri batu bara sebesar 261,2 miliar ton. Kelima, Sinchuan dengan industri gas alam sebanyak 11,7 miliar ton. Selanjutnya yang keenam, industri minyak mentah di Heilongjiang sebesar 46,7 juta ton dan terakhir industri jagung di Jilin sebesar 18,1 juta ton. Industri-industri ini yang juga mempengaruhi kebutuhan energi di Cina yang membuat Cina membutuhkan suplai energi dari negara lain (Bagus Darmawan,2006:87-116).
Hambatan Cina Dalam Menjamin Suplai Energi Dari Kazakhstan. 1. Ancaman Keamanan Perbatasan Cina-Kazakhstan.
Seperti yang diketahui jalur transnasional pipa minyak yang melewati batas negara rentan terjadi pembajakan. Pembajakan bisa dari kelompok separatis atau pemberontakan maupun terorisme yang mau mengambil keuntungan tersendiri dari strategi pipa minyak. Jika terjadi hal yang demikian jelas akan menganggu atau menghambat Cina untuk menjamin suplai energinya.
tindak kekerasan. Selain munculnya kelompok radikal atau three evil forces di wilayah ini, tindak kejahatan lain juga semakin berkembang termasuk perdagangan narkoba.
Ancaman keamanan di Asia Tengah membuat pemerintah Cina lebih waspada, kondisi geografis yang berdekatan serta adanya kedekatan historis dan budaya antara bangsa Uyghur dan muslim Turki di Xinjiang dengan Asia Tengah menjadi perhatian pemerintah. Kondisi Xinjiang telah menjadi perhatian pemerintah Cina karena munculnya kelompok separatis East Turkistan Islamic Movement (ETIM) dan sejumlah bentrokan antar etnis di daerah ini membuat pemerintah perlu bekerjasama dengan Asia Tengah. Hal ini dikarenakan tidak menutup kemungkinan bahwa kelompok separatis di Xinjiang mendapat dukungan dan bantuan dari kelompok lainnya di Asia Tengah.(dalam: http://www.re-tawon.com/2011/10/perang-sipil-tajikistan-ketika-negeri.htmldi akses tanggal 20 Juli 2016.)
2. Persaingan dengan negara Kepentingan.
Ada banyak negara yang mempunyai kepentingan di Kaspia sumber minyak Kazakhstan. Antara lain Amerika Serikat dan Rusia. Kedua negara ini jelas menjadi hambatan bagi Cina untuk meperkuat pengaruhnya di Kazakhstan. Karena melihat dari segi ekonomi kedua negara ini juga memepunyai kekeuatan ekonomi yang besar. Kekuatan Amerika dan Rusia tidak bisa dianggap biasa oleh Cina kedua negara akan menghambat terjaminnya suplai energi minyak Cina dari Kazakhstan yang sumber minyaknya berada di laut Kaspia.
3. Resiko tingginya Biaya pembangunan pipa.
Bertepatan dengan krisis finansial keuangan dan penurunan harga minyak dunia membuat perekonomian Kazakhstan menjadi semakin sulit. Akhirnya, pada bulan Februari 2009, Bank Pembangunan Cina (Cina Develoopment Bank) menandatangi kesepakatan dengan pemerintah Kazakhstan sebagai ganti pembelian 50 % saham Mangistaumunaigaz (MMG). Kesepakatan ini juga memastikan pembiayaan pembangunan pipa sepanjang 3000 km yang menyalurkan minyak dari Kazakhstan ke Cina. Bersamaan dengan itu, Cina mengumumkan pinjaman sebesar US$ 5 miliar lainnya untuk Bank Pembangunan Kazakhstan. Secara keseluruhan terdapat pinjaman sebesar 10 miliar dolar AS dari Cina ke Kazakhstan dalam rangka mengamankan minyak bernilai US$ 5 miliar dan investasi gas. Ini adalah contoh sederhana dan langsung dari penggunaan pinjaman luar negari China untuk membuka peluang investasi Cina di Kazakhstan sekaligus menjamin keamanan dan perlindungan investasi jangka panjang.
Strategi Cina Dalam Menjamin Suplai Energi Dari Kazakhstan 1. Kebijakan Go Out Policy Cina.
Going Out Policy kebijakan Cina sedang mengalami upgrade besar dirancang
pada pergantian abad, kebijakan mendorong perusahaan Cina, didukung oleh cadangan devisa negara, untuk memperoleh aset dan memperluas bisnis di luar negeri (dalam:http://www.huffingtonpost.comdi akses tanggal 30 Juli 2016.”) Kebijakan Go Out Policy ditujukan oleh Cina untuk mencari ruang baru bagi perusahaan dalam memperluas bisnisnya. Sebagai contohnya Kazakhstan menjadi salah satu target dengan beberapa keuntungan bagi Cina. Kebijakan ini terfokus pada pembelian sebagaian asset maupun ekuitas perusahaan kilang minyak. Sehingga dengan kebijakan ini bisa menekan eksplorasi di kilang minyak yang baru. Kerja nyata kebijakan ini terkait dengan suplai energi Cina dari Kazakhstan adalah Implementasi go out policy adalah akuisisi saham Aktobemunaigaz (AMG) sebesar 60% yang kemudian saham ini jatuh ke CNPC. Tawaran ini mengalahkan tawaran Rusia dan Amerika Serikat dengan janji investasi pembangunan pipa minyak Kazakhstan-Cina.
Cina masuk ke Kazakhstan dimulai dengan akuisisi saham Aktobemunaigaz oleh CNPC (China National Petroleum Corporation). Perusahaan ini adalah perusahaan minyak besar milik Cina pada tahun 1997. Tidak hanya di
Aktobemunaigaz akuisisi atau investasi saham CNPC, akuisisi ini berlanjut pada Usenmunaigaz pada 1997, Buzachi North Field pada 2003, Petrokazakhstan di
Investasi imerupakan strategi utama banyak negara untuk mengamankan terjaminnya suplai energinya. Strategi investasi Cina tidak hanya di Kazakhstan saja. Diketahui investasi diladang minyak Amerika juga dilakukan Cina yang tedapat di Sudan. Cina juga beinvestasi di lading minyak Peru pada tahun 1993. Investasi keluar ini terus berkembang di banyak negara kawasan antara lain Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tengah. Di Asia Tengah, cadangan terbesar minyak terdapat diwilayah Kaspia. Di wilayah Kaspia, Cina menjalin kemitraan strategis dalam sektor energi minyak dengan Kazakhstan disebabkan Kazakhstan merupakan pemain penting dalam sektor energi di Kaspia. Kazakhstan juga menjadi kunci utama akses cadangan minyak di Kaspia dengan berbagai faktor strategis lainnya. Kemitraan strategis energi Cina di Kazakhstan ini telah dirintis semenjak tahun 1997 melalui perusahaan nasional negara, CNPC (dalam:http://www.cnpc.com.cn, di akses tanggal 23 April 2015).
2. Cina membangun Jalur pipa Minyak.
Kebijakan luar negeri Cina beranggapan bahwa salah satu strategi keamanan energi dapat dicapai apabila Cina mengalihkan jalur rute transfer minyak dari jalur laut kejalur darat. Strategi kebijakan ini ialah membuat pipa transnasional yang menyalurkan suplai dari negara pengekspor minyak ke Cina. Pembangunan ini juga merupakan implementasi dari keuntungan strategis daratan Cina yang berbatasan langsung dengan Kazakhstan sebagai negara penyuplai energi. Berikut adalah peta gambaran pipa minyak Cina dan Kazakhstan.
Gambar 1.1 Peta pipa minyak Cina dan Kazakhstan. Sumber: cnpc.com.cn
Pipa minyak Cina-Kazakhstan memiliki jarak 1,384 mil, dari pelabuhan Atrayu
dibagian utara Kazakhstan barat ke Alashankou Cina kawasan Xinjiang, dengan kapasitas minyak 240,000 miliar barrel ton/hari. Dilihat dari peta minyak diatas minyak di Kaspia di ambil dari Atrayu, kemudian dilanjutkan dengan pipa ke Kenkiyak, kemudian dari Kenkiyak diteruskan ke Kumkol, dari Kumkol pipa minyak dilanjutkan ke Atasu yang langsung menuju Alashankou di wilayah Xinjiang di Cina.
3. Cina membentuk SCO (Shanghai Cooperation Organization)
Dengan bergabung dalam SCO, pemerintah Cina bisa menjamin pasokan energinya dari negara anggota SCO yang lain. Bagi pemerintah Cina keberadaan organisasi SCO dibutuhkan untuk menjaga pengaruhnya di Asia Tengah. Kebijakan nasional Cina mengutamakan hubungan yang harmonis dengan dengan Kazakhstan. Cina ingin memberdayakan anggota SCO yang lain untuk bersama sama memerangi gerakan fundamentalisme dan ekstrimisme islam di Asia Tengah. Kerjasama energi dalam SCO Energy Club akan memudahkan Cina mendapatkan pasokan energi minyak melalui jalur pipa dari Kazakhstan (dalam: http://etd.repository.ugm.ac.id di akses tanggal 2 Juli 2015).
Masuknya Cina ke SCO membuat Cina juga mendominasi kawasan asia Tengah selain negara kepentingan lainnya. Sehingga Cina bisa dengan mudah mengontrol sumber-sumber minyak yang ada diwilayah ini khususnya Kazakhstan. Kazakhstan menjadi srategi utama dengan beberapa keuntungan bagi Cina melalui dominasi Cina di SCO (dalam:www.kompasiana.com diakses tanggla 14 agustus 2015). Salah satu tujuan masuknya Cina sebagai anggota SCO adalah semakin mudahnya control Cina terhadap sumber minyak Kazakhstan dan semakin mudah dalam melakukan kerjasama dengan Kazakhstan, terbukti hingga sekarang kerjasama minyak, kerjasama trasnportasi, hingga kerjasama perdagangan terus dikembangkan oleh keduanya. Cina dan Kazakhstan
sama-sama diuntungkan dengan adanya SCO (dalam:
http://eurodialogue.eu/Kazakhstan-plays-active-role-in-promotion-of-SCO-development-Chinese-expert-Qu-Xing&prev=search. Di akses tanggal 12 Agustus 2015).
Cina juga memiliki kepentingan yang strategis dibawah SCO. Tujuan dari negara ini adalah untuk melawan pasukan teroris dan memperkenalkan ke dunia internasional stabilitas kawasan tersebut, juga untuk memperkuat hubungan politik dan ekonomi dengan negara-negara Asia Tengah. Tetapi pada saat yang sama, sementara Cina ingin meningkatkan kerjasama energi dengan negara negara kawasan Asia Tengah(dalam: http://repository.unri.ac.id di akses tanggal 2 Juli 2015).
Kesimpulan
Dari penulisan ini penulis mendapat kesimpulan bahwa strategi Cina dalam menjamin suplai energi cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari hubungan Cina dan Kazakhstan yang masing-masing mendapatkan keuntungan timbale-balik. Cina mendapatkan suplai energi dari Kazakhstan sebanyak 5%, nilai ini membantu Cina dalam industri meskipun Cina masih harus menyuplai energi dari negara penyuplai liannya seperti negara-negara Timur Tengah.
berlangsung secara berkelanjutan bearti sumber minyak pun akan habis. Oleh sebab itu muncul berbagai strategi yang dilakukan untuk menjamin keamanan ketersediaan energi minyak tersebut.
Strategi Cina dalam menjamin suplai energi merupakan bentuk kebijakan luar negeri Cina dalam menjamin keamanan suplai energinya yang direalisasikan melalui investasi kemudian diimplementasikan melalui perusahaan milik negara CNPC (China National Petroleum Corporation), yang dibuktikan dengan dibangunnya pipa minyak transnasional.
Daftar Pustaka Buku
Darhmawan, Bagus, 2006, Cermindari China, Bandung, Kompress, press.
Kynge, James, 2007, Rahasia Sukses Ekonomi Cina, Edisi terjemahan, Mizan Pustaka, Bandung.
Rudy, T. May, 2002, Studi Strategis, RefikaAditama, Bandung.
Mochammad Yani, Yanyan dan Anak Agung Banyu Perwita, 2006, Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional, Remaja Rosdakarya, Bandung
Taniputera, Ivan, 2009, History of China, Jogjakarta, Ar-Ruzz Media. .
Wahjono, Padmo dan Nazaruddin Syamsudin,2011, Pengantar Ilmu Politik, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Wibowo, Priyanto, 2008, Perubahan Sosial Cina tahap Pertama : Mao dan Pedesaan
(1949-1959), Jakarta,Wedatama Widya Sastra.
Website
“Kazakhstan Plays active role in Promotion of SCO Development Chinese Expert Qiu
Xing” terdapat pada http://eurodialogue.eu/Kazakhstan-plays-active-role-in-promotion-of-SCO-development-Chinese-expert-Qu-Xing&prev=search. Di akses tanggal 12 Agustus 2015
“China National Petroleum Corporation (2007), CNPC History : Major Events” , terdapat padahttp://www.cnpc.com.cn, di akses tanggal 23 April 2015.
“Daniel Yergin, Ensuring Energy Security,” 2006, hal. 78 di akses melalui
books.google.co.id padatanggal 20 Februari 2015.”
“ Jalan Cina Mendominasi Asia Tengah” terdapat pada www.kompasiana.com
diakses tanggla 14 agustus 2015.
“Kepentingan Cina dan Rusia dalam SCO”,terdapat pada
http://etd.repository.ugm.ac.id di aksestanggal 2 Juli 2015.
“Kerjasama Pemerintah Rusia Dan Cina Dalam Menguasai Energi di Asia Tengah” , terdapat pada http://repository.unri.ac.iddi akses tanggal 2 Juli 2015.
“Penjelasan mengenai Rute pipa minyak”, terdapat di http;//www.cnpc.com.cn
diakses pada tanggal 24 April 2015.