• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1 KONDISI FISIK DASAR - DOCRPIJM 8a2ffcd834 BAB VIBAB 6 PROFIL KOTA KEDIRI FIX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "6.1 KONDISI FISIK DASAR - DOCRPIJM 8a2ffcd834 BAB VIBAB 6 PROFIL KOTA KEDIRI FIX"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 6

PROFIL KOTA KEDIRI

6.1

KONDISI FISIK DASAR

Secara geografis, Kota Kediri terletak di antara 111,05 derajat-112,03 derajat Bujur Timur dan 7,45 derajat- 7,55 derajat Lintang Selatan dengan luas 63,404 km2. Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%. Secara administratif, Kota Kediri terbagi menjadi 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren dan terdiri dari 46 Kelurahan, berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol

 Sebelah Selatan : Kec. Kandat, Kec. Ngadiluwih, dan Kec. Ringin Rejo

 Sebelah Timur : Kec. Wates dan Kec. Gurah

 Sebelah Barat : Kec. Grogol dan Kec. Semen

Wilayah Kota Kediri, secara administratif terbagi menjadi 3 wilayah kecamatan, yaitu : 1. Kecamatan Kota, dengan luas wilayah 14,900 Km² terdiri dari 17 Kelurahan

2. Kecamatan Pesantren, dengan luas wilayah 23,903 Km² tediri dari 15 Kelurahan 3. Kecamatan Mojoroto, dengan luas wilayah 24,601 Km² tediri dari 14 Kelurahan

Tabel 6.1

Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan dan Kelurahan Kota Kediri Tahun 2013

(2)

Bujel 1,826

(3)
(4)
(5)

6.2

DEMOGRAFI (KEPENDUDUKAN)

6.2.1 Jumlah Penduduk

Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kediri, per September 2014 jumlah penduduk Kota Kediri adalah sebesar 279.245 jiwa. Berdasarkan data demografi di atas, Kota Kediri dapat diklasifikasikan dalam kelompok kota sedang, dimana menurut kriteria BPS mengenai kelas kota, kota sedang adalah kota dengan jumlah penduduk antara 100.000 - 500.000 jiwa. Jumlah penduduk Kota Kediri per Kelurahan Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 6.2

(6)

No Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah Luas Wilayah (km2) Kepadatan (jiwa/km2) Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kediri, 2014

Jumlah penduduk Kota Kediri mulai tahun 2005–2014 tertera pada Tabel 6.3. Perkembangan penduduk Kota Kediri dari tahun ke tahun selama kurun waktu 2005-2014 mengalami fluktuasi. Peningkatan jumlah penduduk tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu mencapai14,55%. Meningkatnya pertumbuhan penduduk pada tahun tersebut lebihbanyak disebabkan karena faktor urbanisasi, dengan amenity yang dimiliki oleh Kota Kediri khususnya dalam pemberian layanan kebutuhan dasar masyarakat yaitu peningkatan kualitas derajat kesehatan dan layanan pendidikan yang secara tidak langsung telah mendorong arus urbanisasi penduduk ke Kota Kediri.

(7)

peningkatan karena faktor kelahiran dan mutasi penduduk dari luar daerah. Rata – rata prosentase laju pertumbuhan penduduk di Kota Kediri per tahun pada tahun 2005 - 2014 adalah sebesar 1,9%.

Tabel 6.3

Jumlah Penduduk per Kecamatan Kota Kediri 2005-2014

No Tahun Mojoroto Kecamatan Kota Pesantren Jumlah Laju Pertumbuhan (%)

1 2005 86.303 85.349 69.601 241.253 -

Sumber: Kota Kediri Dalam Angka, 2014; Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kediri, 2014 6.2.2 Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan jenis kriteria tertentu, yang umumnya berdasarkan usia dan jenis kelamin penduduk. Berdasarkan jenis kelamin, komposisi penduduk Kota Kediripada tahun 2014 terdapat pada Tabel 6.2. Berdasarkan Tabel 6.2 diketahui bahwa jumlah penduduk Kota Kediri pada tahun 2014 terdiri 140.370 jiwa penduduk laki – laki dan 138.875 penduduk perempuan. Berdasarkan angka sex ratio, yaitu ratio atau perbandingan jumlah penduduk laki-laki terhadap perempuan dikali 100. Angka sex ratio penduduk Kota Kediri pada tahun 2014 adalah 101,1%.

6.2.3 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk yang menempati sejumlah luasan wilayah. Kepadatan penduduk yang digunakan adalah kepadatan penduduk yang dihitung berdasarkan jumlah penduduk per luasan lahan terbangun pada tiap distrik di Kota Kediri. Kepadatan penduduk per kelurahan di Kota Kediri pada tahun 2014 tertera pada Tabel 6.2.

(8)

kawasan Kecamatan Kota merupakan pusat perdagangan dan jasa yang ada di Kota Kediri. Untuk terus mendorong pemerataan perkembangan laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, Pemerintah Kota Kediri telah melakukan upaya-upaya penyebaran pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di sejumlah kawasan.

Gambar 3.12. Demografi Kota Kediri

GENDER

KEPADATAN

(jiwa/km2)

JUMLAH

(9)

6.2.4 Struktur Umur Penduduk

Ditinjau dari struktur umurnya, penduduk Kota Kediri tergolong penduduk “menengah” (intermediate). Hal ini diperlihatkan oleh panjang batang piramida untuk kelompok umur 25-29, 30-34 dan 35-39 tahun yang lebih panjang dari kelompok umur lainnya, khususnya pada kelompok umur 30-34. Jumlah penduduk usia produktif (usia 15 – 64 tahun) Kota Kediri pada tahun 2014 relatif tinggi yaitu sekitar 70,08% (195.702 jiwa) dibandingkan dengan besaran penduduk pada usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas yang hanya 7,06% (63.829 jiwa) dan 22,86% (19.714 jiwa). Tingginya jumlah penduduk usia produktif Kota Kediri ini tentu menjadi modal dasar pembangunan di Kota Kediri. Piramida penduduk Kota Kediri Tahun 2014 dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13. Piramida Penduduk Kota Kediri Tahun 2014 6.2.5 Tingkat Pendidikan

(10)

pembangunan. Tabel komposisi penduduk Kota Kediri menurut jenjang pendidikan pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11. Penduduk Kota Kediri Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO. JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH

1 Strata III 52

2 Strata II 1.485

3 Diploma IV / Strata I 23.025

4 Akademi/Diploma III/Sarjana Muda 5.038

5 Diploma I / II 2.606

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kediri

6.2.6 Ketenagakerjaan

Penduduk usia kerja adalah penduduk yang produktif pada usia 15 tahun ke atas sedangkan angkatan kerja merupakan penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja. Jumlah angkatan kerja ini akan terukur dalam tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) yang merupakan perbandingan jumlah penduduk usia kerja yang bekerja dan pengangguran terhadap jumlah penduduk usia kerja.

Kondisi ketenagakerjaan Kota Kediri dan jumlah pencari kerja di Kota Kediri menurut pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 3.12 danTabel 3.13. Jumlah pencari kerja pada tahun 2012 yang tercatat pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Pemerintah Kota Kediri bila dirinci menurut jenjang pendidikan yang ditamatkan terbanyak adalah tamat SMA mencapai 704 orang, sedangkan yang paling rendah adalah tamat SD sebanyak 7 orang (yang tidak tamat SD nihil). Sedangkan penempatan kerja pada tahun 2012, lulusan SMA paling banyak diterima kerja yaitu sebanyak 290 orang atau sebesar 73,79% dan lulusan Perguruan Tinggi yang diterima kerja sebanyak 61 orang atau sebesar 15,52%.

Tabel 3.12Kondisi Ketenagakerjaan Kota Kediri Tahun 2012

JENIS DATA 2010 2011 2012

Penduduk Usia Kerja 220.668 212.828 207.065

(11)

JENIS DATA 2010 2011 2012

Pencari Kerja Terdaftar 2.244 1.368 1.225

Penempatan 691 366 393

Permintaan/ Lowongan 1.119 1.383 642

Jumlah Penganggur 12.210 11.844 10.878

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) 9,09 8,47 7,85 Upah Minimum Kota (UMK) (Rp) 906.000 975.000 1.037.500

Sumber: Kota Kediri dalam Angka 2013, BPS Kota Kediri, 2014

Tabel 3.13. Banyaknya Pencari Kerja Menurut Jenis Jenis Pendidikan yang Ditamatkan di Kota Kediri Tahun 2012

No Jenjang Pendidikan Pencari Kerja Penempatan

1. Tidak Tamat SD - -

Sumber: Kota Kediri dalam Angka 2013, BPS Kota Kediri, 2014

6.3

KONDISI TOPOGRAFI

Kota ini berjarak ±128 km dari Surabaya, Ibu Kota Provinsi Jawa Timur. Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%.

Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kec. Kota dan Kec. Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m).

Berdasarkan topografinya Kota kediri dapat dibagi dalam 4 golongan, yaitu :

 Ketinggian 0 meter – 100 meter dpl membentang seluas 32,42 % dari luas wilayah;

 Ketinggian diatas 100 meter – 500 meter dpl memebentang seluas 53,83 % dari luas wilayah;

 Ketinggian diatas 500 meter – 1.000 meter dpl memebentang seluas 9,98 % dari luas wilayah;

 Ketinggian diatas 1000 meter dpl memebentang seluas 3,73 % dari luas wilayah. Tabel 6.3

Administrasi Kota Kediri

(12)

Kelurahan Lingkungan RW RT

1 MOJOROTO 14 36 93 425

2 KOTA 17 20 98 467

3 PESANTREN 15 29 117 464

JUMLAH 46 85 308 1.356

(13)
(14)
(15)
(16)

Kemiringan tanah sangat berpengaruh terhadap jenis penggunaan lahan yang mungkin ada. Secara umum kita mengenal empat jenis tingkat kemiringan lahan yaitu datar, bergelombang, agak curam dan sangat curam. Lahan datar dapat digunakan untuk penggunaan lahan jenis apapun, sedangkan lahan dengan kemiringan yang sangat curam hanya digunakan untuk kawasan lindung saja. Kemiringan tanah rata-rata di wilayah Kota Kediri dapat dibagi 4 kelas, yaitu :

 Tanah datar dengan kemiringan antara 0 % - 2 % seluas 58,66 % dari luas wilayah;

 Tanah agak miring dengan kemiringan diatas 2 % - 15 % seluas 21,13 % dari luas wilayah;

 Tanah kemiringan diatas 15 % - 40 % seluas 6,33 % dari luas wilayah;

 Tanah terjal dengan kemiringan diatas 40 % seluas 13, 88 dari luas wilayah. Untuk sebaran luasannya dapat dilihat pada tabel berikut :

(17)

10 Kemasan 15,60 - - - 15,60

Sumber: Kota Kediri dalam Angka 2014, BPS Kota Kediri, 2014

Dari Kondisi Kemiringan yang beragam maka akan muncul penggunaan lahan yang sangat kompleks. Mulai dari kawasan lindung sampai dengan permukiman dan penggunan lahan lainnya. Dengan kemiringan 0 – 2 % digunakan untuk kawasan permukiman atau perkotaan, 2 – 15 % digunakan untuk berbagai fasilitas, 15 – 40 % digunakan sebagai kawasan lindung lainnya sedangkan > 40 % mutlak digunakan sebagai kawasan lindung dan tidak boleh boleh ada bangunan di atasnya.

(18)

6.3.1 Jenis dan Kedalaman Efektif Tanah

Jenis tanah yang terdapat di suatu tempat dapat mempengaruhi jenis penggunaan lahan yang mungkin diusahakan diatasnya. Ditinjau dari jenis tanahnya, Kota Kediri dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu :

 Regosol coklat kekelabuan seluas 77.397 Ha atau 55,84 % merupakan jenis tanah yang sebaian besar ada di wilayah Kota Kediri tersebar di kecamatan Kepung, Puncu, Ngancar, Plosoklaten, Wates, Gurah, Mojoroto, Kandangan, Kandat, Kras Papar, Purwoasri, Pagu, Plemahan, Kunjang dan Gampengrejo.

 Aluvial kelabu coklat seluas 28.178 Ha atau 20,33 % merupakan jenis tanah yang dijumpai di Kecamatan Ngadiluwih, Kras, Semen, Mojo, Grogol, Papar, Tarokan dan Kandangan.

 Andosol coklat kuning, regosol coklat kuning, litosol seluas 4.408 Ha atau 3 %, dijumpai didaerah ketinggian diatas 1000 dpl seperti Kecamatan Kandangan, Grogol, Semen dan Mojo.

 Mideterania coklat merah, grumosil kelabu seluas 13.556 Ha atau 9,78 % terdapat di Kecamatan Mojo, Semen, Grogol, Tarokan, Plemahan, Mojoroto dan Kunjang.

Luasan menurut jenis tanahnya secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6.5

Jenis Tanah Kota Kediri

No. Jenis Tanah Ha Luas %

1 Regosol Coklat Kelabuhan 82.255 59.3449

2 Alluvial Kelabu Coklat 29.95 21.60817

3 Andosol 4.684 3.379387

4 Gromosol Kelabu 5.709 4.118899

5 Litosol 16.007 11.54865

Jumlah 138.605 100

Sumber: Penjelasan data pembangunan Kota Kediri Keterangan kondisi tanah :

 Tanah Regosol coklat kelabu merupakan tanah dengan bahan induk abu/ pasir vulkan masam yang bertekstur kasar dengan kadar pasir lebih dari 60%. Tanha ini sesuai untuk pengunaan hutan primer dan sekunder, semak belukar, palawija dan rerumputan;

(19)

Tanah jenis ini cukup sesuai sampai sangat sesuai untuk penggunaan padi tadah hujan dan padi sawah, kebun pekarangandan rumput, tebu, kopi, dan karet;

 Tanah Andosol merupakan tanah yang umumnya berwarna hitam yang mempunyai horison kambik banyak mengandung bahan amorf atau lebih dari 60% terdiri dari abu vulkanik vitrik cinders atau bahan pyroklastik;

 Tanah Gromosol adalah tanah dengan kadar liat lebih dari 30% bersifat mengembang dan mengerut, jika musim kering tanah keras dan retak-retak karena mengerut, kalau basah lengket atau mengembang. Tanah ini seseuai untuk penggunaan vegetasi campuran;

 Tanah Litosol merupakan tanah mineral yang ketebalannya 20 cm atau kurang, dibawahnya terdapat batuan keras yang terpadu.

Dengan jenis-jenis tanah tersebut diatas Kota Kediri mempunyai Kedalaman efektif tanah yang berfariasi yaitu lebih dari 90 cm, 90 sampai 60 cm, 60 sampai 30 cm dan kurang dari 30 cm.

Karakteristik wilayah Kota Kediri menurut kondisi menurut kondisi geologi dibagi menjadi 3 daerah yaitu :

 Bagian barat sungai Brantas merupakan perbukitan lereng Gunung Wilis dan Gunung Klotok sebagian besar merupakan daearah yang kurang subur,

 Bagian tengah merupakan dataran rendah yang sangat subur melintas Sungai Brantas dari selatan ke utara yang membelah wilayah Kota Kediri,

 Bagian timur merupakan perbukitan yang membentang dari Gunung Argowayang dibagian Utara dan Gunung Kelud dibagian Selatan.

6.3.2 Klimatologi

Kondisi klimatologi di Kota Kediri dapat diindikasikan pada 3 variabel yaitu:

 Curah Hujan

Curah hujan merupakan salah satu indikasi wilayah untuk mengetahui kondisi tanah suatu wilayah. Keadaan cuaca ini mempengaruhi semua kegiatan pembangunan.

 Intensitas hujan

(20)

Pada tahun 2013 jumlah hari hujan di Kota Kediri menjadi 114 hari, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 79 hari. Disamping itu curah hujan mengalami peningkatan dari 2.149 mm pada tahun 2012 menjadi 2.782 mm pada tahun 2013.

Pada tahun 2013 jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 510 mm dan bulan Pebruari sebesar 349 mm, sedangkan pada dua tahun sebelumnya (tahun 2012 dan tahun 2011) curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari 2012 dan Maret 2011 masing-masing 572 mm dan 604 mm. Pada tahun 2013 hujan tidak terjadi pada bulan Agustus s.d. September, dan pada tahun 2012 hujan tidak terjadi pada bulan Juli s.d. September, sedangkan pada tahun 2011 hujan tidak terjadi pada bulan Juni s.d. September 2010.

Tabel 6.6

Jumlah Hari Hujan, Curah Hujan dan rata-rata Curah Hujan Kota Kediri Tahun 2011-2013

Bulan Rata-rata Hari Hujan Kecamatan Tahun 2013 (mm) Jumlah Curah Hujan di 3 Rata-rata Curah Hujan (mm) 2011 2012 2013 Mojoroto Kota Pesantren 2011 2012 2013

Sumber: Kota Kediri Dalam Angka, 2013, BPS Kota Kediri, 2014

6.3.3 Hidrologi

Kondisi hidrologi di Kota Kediri selain sangat dipengaruhi oleh keadaan curah dan hari hujan yang merupakan aspek klimatologis juga sangat ditentukan oleh keberadaan sumber air dan sungai yang melintasi wilayah Kota ini.

(21)

Tabel 6.7

Sumber: Kota Kediri dalam angka 2014, BPS Kota Kediri, 2014

Kota Kediri dilalui beberapa sungai yang mengalir menuju Sungai Brantas di Kecamatan Kota sebagai saluran primer. Kecamatan Mojoroto memiliki banyak sumber mata air, yaitu 7 sumber dan yang memiliki debit paling besar adalah sendang (0-60 liter/detik). Potensi ini bisa mendukung kebutuhan air bersih penduduk sehari-hari seperti masak, cuci dan mandi.

Kecamatan Pesantren memiliki 14 sumber mata air dan yang memiliki debit paling besar adalah mata air Banteng (10 – 112 liter/detik). Potensi ini sangat mendukung pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk sehari-hari seperti memasak, mencuci dan mandi. Kedalaman air sumur di kecamatan Pesantren berkisar antara 6 – 9 meter, yang paling dangkal (6 meter) berada pada Kelurahan Bawang, Tempurejo dan Ketami.

6.4

TATA GUNA LAHAN

(22)

Tabel 6.8

Jenis Penggunaan Lahan Kota Kediri Tahun 2012

No Jenis Penggunaan Lahan (Ha)

Kecamatan

Jumlah Mojoroto Kota Pesantren

1. Permukiman 800,081 938,820 984,298 2.723,199

2. Persawahan 711,995 352,921 1.105,587 2.170,503

3. Tegalan 190,224 61,929 282,145 534,298

4. Tanah Kosong 44,080 19,600 0,000 63,680

5. Hutan 350,360 0,000 1,200 351,560

6. Lain-Lain 192,790 116,730 187,240 496,760

Jumlah 2.460,000 1.490,000 2.390,000 6.340,000

Sumber: Kota Kediri dalam Angka Tahun 2013, BPS 2014

Penggunaan lahan utama di Kota Kediri terbagi atas pemukiman, persawahan, tegala, tanah kosong, hutan, dan lain - lain. Secara umum, peruntukkan lahan di Kota Kediri didominasi oleh kawasan permukiman dengan prosentase sebesar 43% atau setara dengan 2.723,2 ha sedangkan peruntukkan lahan yang memiliki prosentase paling kecil adalah tanah kosong, yaitu sebesar 63,68 Ha atau 1%.

6.4.1 Sarana Peribadatan

(23)

sifat konsumtif masyarakat Kediri. Banyaknya perguruan tinggi swasta dan pondok pesantren menarik banyak pendatang yang secara tidak langsung ikut menggairahkan perekonomian kota ini.

Fasilitas peribadatan yang ada di Kota Kediri terdiri dari masjid, langgar, gereja, pura dan wihara dengan distribusi yang merata pada masing-masing kecamatan. Jumlah terbesar yaitu Masjid, langgar, dan Mushola sebesar 353 unit, mengingat mayoritas penduduk Kota Kediri adalah beragama Islam. Adapun jumlah fasilitas peribadatan lainnya yang ada di Kota Kediri, yaitu; fasilitas peribadatan Gereja sebanyak 36 unit, fasilitas peribadatan Pura/Vihara 8 unit. Adapun untuk persebaran masing-masing fasilitas ibadah yang ada di Kota Kediri dapat dilihat padat tabel :

Tabel 6.9

Jumlah Tempat Peribadatan di Kota Kediri

Kecamatan Masjid Musholla Jenis Sarana Peribadatan Gereja Pura Vihara Klenteng

Kecamatan Mojoroto 69 205 8 2 0 2

Kecamatan Kota 52 124 21 - - -

Kecamatan Pesantren 65 144 12 - - -

Sumber : RP3KP, 2012

6.4.2 Sarana Perkantoran

Kegiatan pemerintahan tentunya didukung oleh keberadaan fasilitas perkantoran sebagai wadah melaksanakan kegiatan untuk sealu berkoordinasi baik dalam instansi maupun anta instansi dalm memajukan suatu wilayah. Kota Kediri dalam memperlancar kegiatan pembangunan dan pelayanannya kepada mayarakat terdapat bebarapa fasilitas perkantoran yang antara lain yaitu kantor kecamatan 3 unit, kantor Kepala Desa 37 unit, kantor pembantu Gubernur 1 unit, kantor Pemerintahan Kota 1 unit, Untuk pendistribusiannya lebih jelas dapat dilihat pad tabel failitas pendidikan.

6.4.3 Sarana Kesehatan

Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga bagi manusia, karenanya berbagai sarana kesehatan yang menunjang sangat dibutuhkan oleh manusia. Saat ini berbagai sarana kesehatan telah dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, posyandu dan sebagainya.

(24)

Tabel 6.10

Jumlah Sarana Kesehatan di Kota Kediri

Kecamatan

Jenis Sarana Kesehatan

Rumah Sakit RS Bersalin Pengobatan Puskesmas Balai Puskesmas Pembantu Praktek Dokter Apotek

Mojoroto 6 2 2 3 9 31 17

Kota 2 12 - 3 7 50 30

Pesantren 2 8 - 3 10 2 -

Sumber : RP3KP, 2012

6.4.4 Sarana Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi masyarakat dan negara. Karena dengan pendidikan dapat terbentuk manusia-manusia yang cerdas dan mampu membangun negaranya. Saat ini berbagai jenis fasilitas pendidikan baik formal berupa sekolah ataupun non formal seperti kursus keterampilan telah banyak ditemukan. Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan kualitas masyarakat melalui pendidikan.

Begitu juga di Kota Kediri, menurut tabel yang ada, disana telah banyak dibangun sekolah- sekolah yang tersebar di semua kecamatan yang ada. Jenis sarana pendidikan yang ada yaitu TK, SD, SLTP, SMU, SMK, MI, MTs, MA dan Pesantren. Sekolah SD merupakan jenis fasilitas pendidikan yang paling banyak dijumpai di Kota Kediri, yaitu sebanyak 140 unit dengan jumlah terbanyak di Kecamatan Mojoroto dan Kecamatan Kota. Untuk SLTP, sebanyak 34 unit terdapat di Kota Kediri, sedangkan SMU dan SMK 40 Unit ada di Kota Kediri dan yang paling mendominasi fasilitas pendidikan SMU di Kecamatan Mojoroto, dan perguruan tinggi di Kota Kediri ada 7. Lebih jelasnya mengenai jumlah sarana pendidikan menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6.11

Jumlah Sarana Pendidikan di Kota Kediri

Kecamatan TK SD Jenis Sarana Pendidikan Formal SMP SMA SMK Perguruan

(25)

Sarana perdagangan yang terdapat di Kota Kediri berupa pasar. Sarana ini terletak merata di Kota Kediri, paling banyak terletak di Kecamatan Mojoroto. Lebih lengkapnya mengenai keberadaan sarana pasar Kediri menurut kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 6.12

Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa di Kota Kediri

Kecamatan

Jenis Sarana Perdagangan dan Jasa Pasar

Lingkungan Pasar Kota Toko Supermarket/ Minimarket

Restoran/

Keberadaan fasilitas olah raga sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Kota Kediri berupa Lapangan sepak bola 213 unit, bulu tangkis 80 unit, lapangan volley 327 unit, lapangan tenis16 unit, tenis meja 322 unit, lapangan basket 9 unit dan gedung olah raga 13 unit.

6.5

SISTEM TRANSPORTASI

6.5.1 Sarana Transportasi

Dalam pemenuhan kebutuhan transportasi tersedia 2 jenis sarana transportasi, yaitu sarana transportasi jalan raya dan kereta api.

A. Sarana Transportasi Jalan Raya

Dalam rangka menciptakan keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib, maka dibangun dan diselenggarakan terminal. Berdasarkan jenis angkutannya, di Kota Kediri terminal dibagi menjadi 2 macam yaitu terminal penumpang dan terminal barang.

1. Terminal Penumpang

(26)

Daftar Terminal dan Sub Terminal Kota Kediri

No. Nama Lokasi Jenis Tipe

1 Tamanan Jl. Semeru Terminal A

2 Tempurejo Ds. Tempurejo Terminal C

3 Terminal Lama Jl. DI. Panjaitan Pangkalan

4 Selomangleng Selomangleng Pangkalan

5 Mrican Jl. Gatot Subroto Pangkalan

6 Manisrenggo Pangkalan

7 Pasar Banjaran Jl. Sutami Pangkalan

8 Blabak Ds. Blabak Pangkalan

9 Bawang ds. Bawang Pangkalan

10 Ngronggo Jl. Kapten Tendean Pangkalan

Sumber : Penyusunan Dokumen Tataran Transportasi Lokal Kota Kediri 2. Terminal Barang

Terminal barang yang ada lebih berfungsi untuk tempat istirahat truk-truk barang. Terminal barang berada di lahan bekas terminal lama. Lokasi terminal barang tersebut dikenal dengan nama PPMB (Plataran Parkir Mobil Barang).

B. Sarana Transportasi Kereta Api (KA)

Jalur Kereta Api yang terdapat di wilayah Kediri merupakan jalur tunggal yang menghubungkan Kabupaten Jombang dengan Kabupaten Blitar dan hanya terdapat 1 stasiun Kereta Api di wilayah Kota Kediri.

6.5.2 Prasarana Transportasi A. Prasarana Jalan

Wilayah Kediri dan sekitarnya dilalui jaringan jalan Arteri Primer dari Utara ke Sekatan yang menghubungkan Kabupaten Jombang dan Kabupaten Tulungagung. Jaringan jalan Kolektor Primer di wilayah Kediri menghubungkan Kabupaten Nganjuk dengan Kabupaten Blitar. Sampai saat ini transportasi moda jalan melayani kebutuhan transportasi di Kota Kediri. Jaringan jalan yang ada adalah Jalan Nasional, Jalan Propinsi, Jalan Kota dan Jalan Lokal.

(27)

Panjang Jalan Dirinci Menurut Jenis Permukaan, Kondisi dan Kelas Jalan (Km), 2006-2012

Gambar

Gambar 6.1 Peta Orientasi Kota Kediri
Tabel 6.2
Tabel 6.3
Gambar 3.12. Demografi Kota Kediri
+7

Referensi

Dokumen terkait