• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOLAHAN DATA ENGINERING PERSIAPAN SIMULASI RESERVOIR. Oleh: Joko Pamungkas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGOLAHAN DATA ENGINERING PERSIAPAN SIMULASI RESERVOIR. Oleh: Joko Pamungkas"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

PENGOLAHAN DATA ENGINERING

PERSIAPAN SIMULASI RESERVOIR

Oleh: Joko Pamungkas

Referensi Utama:

(2)

SISTIMATIKA

1. Data Produksi dan Tekanan

Format Data

Plot Data ProduksiBubble Map

Plot Data Tekanan 2. Data Scal

Data Input (Format)End Point data Scal

Normalisasi Relative Permeability CurveRekontruksi Relative Permeability

Kurva Relative Permeability untuk Fracture 3. Data PVT

Data (Format)Analisa DataPerhitungan

4. Penentuan Rock Region Data Swi

Data Permeabilitas 5. Mekanisme Pendorong

(3)

SISTIMATIKA

1. Data Produksi dan Tekanan

Format Data

Plot Data Produksi

Bubble Map

Plot Data Tekanan

2. Data Scal

Data Input (Format)

End Point data Scal

Normalisasi Relative Permeability Curve

Rekontruksi Relative Permeability

Kurva Relative Permeability untuk Fracture

3. Data PVT

Data (Format)

Analisa Data

Perhitungan

4. Penentuan Rock Region

Data Swi

Data Permeabilitas

(4)

1. Data Produksi dan Tekanan

Dalam mengolah data produksi hal-hal yang perlu disiapkan :

Data yang tersedia. • Data Sumuran :

Total jumlah sumur, Status sumur (jumlah sumur masih produksi, jumlah sumur sudah shutin atau abandon dan jumlah sumur injeksi dll)

Jelaskan penyebab status sumur yang sudah shutin atau

abandon dalam bentuk matrik.

• Sejarah komplesi untuk tiap-tiap sumur.

• Data produksi per sumur, per reservoar/lapisan dan

lapangan.

• Data tes sumur dan summary hasil analisa well testing • Data tekanan

• Data laporan sumur (well report) termasuk masalah-

masalah sumur seperti kepasiran dll

• Data artificial well (sumur flowing, pompa termasuk

(5)

1. Data Produksi dan Tekanan

(Format Data)

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

Contoh data produksi untuk lapangan :

GOR DATE OIL WATER GAS WATER GAS OIL WATER GAS WATER GAS WC

bopd bwpd mscfpd bwpd mscfpd mstb mstb mmscf mstb mmscf % Active Total Active Total

DATA PRODUKSI

WELL

PRODUCER INJECTION stb/

scf PRODUCTION INJECTION CUMULATIVE PROD. CUM. INJEC.

Contoh data produksi per sumur :

GOR GLR

WELL DATE OIL WATER GAS LIQUID OIL WATER GAS WC WOR bopd bwpd mscfpd blpd mstb mstb mmscf % mmscf

WELL DATE WATER GAS WATER GAS bwpd mscfpd mstb mmscf stb/ scf INJECTION DATA PRODUKSI stb/ scf PRODUCTION CUMULATIVE PROD.

DATA INJEKSI

(6)

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

Buat Plot sejarah produksi untuk Lapangan :

Ø Grafik 1 => Sumbu Y1 : Oil rate, Y2 : WC dan Sumbu X : Date dan Grafik 2 => Jika jumlah sumur producer lebih dari 20 sumur plot Sumur aktif vs Date dan apabila jumlah sumur kurang dari 20 sumur buatkan barchart sumur active vs Date.

Ø Grafik 1 => Sumbu Y1 : Liquid rate, Y2 : GLR dan Sumbu X : Date dan Grafik 2 => Pressure vs Date

Ø Grafik 1 => Sumbu Y1 : Np & Wp, Y2 : Gp dan Sumbu X : Date dan Grafik 2 => Pressure vs Date

Ø Plot Sumbu Y1 : GOR, Y2 : WOR dan Sumbu X : Date

Ø Jika lapangan sudah ada injeksi water misalkan: Grafik 1 => Sumbu Y1 : Oil rate & Injection rate, Y2 : WC dan Sumbu X : Date dan Grafik 2 => Jika jumlah sumur injector lebih dari 20 sumur plot Sumur injeksi aktif vs Date dan apabila jumlah sumur kurang dari 20 sumur buatkan barchart sumur injeksi active vs Date.

Note :

o Grafik 1 dan grafik 2 dalam lembar yang sama, usahakan skala sumbu x untuk kedua grafik tsb harus sama.

o Semua data pressure harus sudah di konversi pada suatu datum.

1. Data Produksi dan Tekanan

(Plot Data Produksi)

(7)

Contoh Sejarah produksi dengan barchart sumur aktif : WC belum ditampilkan Grafik 1 Grafik 2 Sumur Aktif

1. Data Produksi dan Tekanan

(Plot Data Produksi)

(8)

Buat Plot sejarah produksi untuk Sumuran :

Ø Grafik 1 => Sumbu Y1 : Oil rate, Y2 : WC dan Sumbu X : Date dan Grafik 2 => plot barchart sejarah komplesi vs Date

Ø Grafik 1 => Sumbu Y1 : Liquid rate, Y2 : GLR dan Sumbu X : Date dan Grafik 2 => Pressure vs Date (Jika ada)

Ø Grafik 1 => Sumbu Y1 : Np & Wp, Y2 : Gp dan Sumbu X : Date dan Grafik 2 => Pressure vs Date (Jika ada)

Ø Plot Sumbu Y1 : GOR, Y2 : WOR dan Sumbu X : Date

Note :

o Grafik 1 dan grafik 2 dalam lembar yang sama, usahakan skala sumbu x untuk kedua grafik tsb harus sama.

o Semua data pressure harus sudah di konversi pada suatu datum.

1. Data Produksi dan Tekanan

(Plot Data Produksi)

(9)

Contoh Sejarah produksi dengan barchart lapisan yg di komplesi : WC belum ditampilkan Grafik 1 Grafik 2 Skala pada sumbu X belum sama

1. Data Produksi dan Tekanan

(Plot Data Produksi)

(10)

Buat bubble map produksi dengan frekwensi Np tiap-tiap 5 tahun jika lapangan telah berproduksi lebih dari 10 tahun atau per 2.5 tahun jika lama produksi dibawah 10 tahun dan akhir produksi :

Bubble map untuk Kumulatif Oil dan overlay dengan :

Peta HPT (So x H x Por) pada total lapangan dan lapisan yang paling dominan produksinya.

Peta Facies pada lapisan yang paling dominan produksi oil.

Peta iso permeability pada lapisan yang paling dominan produksi oil.

Peta rock region pada lapisan yang paling dominan produksi oil.

Peta struktur dan telah dibatasi contact.

Bubble map untuk Kumulatif Water dan overlay dengan :

Peta HPT (So x H x Por) pada total lapangan dan lapisan yang paling dominan produksinya.

Peta Facies pada lapisan yang paling dominan produksi water.

Peta iso permeability pada lapisan yang paling dominan produksi water.

Peta rock region pada lapisan yang paling dominan produksi water.

Peta struktur dan telah dibatasi contact.

1. Data Produksi dan Tekanan

(Bubble Map)

(11)

Ø Bubble map untuk Pressure (jika data mencukupi) dan overlay dengan :Peta HPT (So x H x Por) pada total lapangan dan lapisan yang paling

dominan produksinya.

Peta Facies pada lapisan yang paling dominan produksi water.

Peta iso permeability pada lapisan yang paling dominan produksi oil.

Peta rock region pada lapisan yang paling dominan produksi oil.

Peta struktur dan telah dibatasi contact.

Ø Jika ada, bubble map untuk Kumulatif Water/Gas Injeksi dan overlay dengan :

Peta iso permeability pd lapisan yang paling dominan produksi oil.

Peta Facies pada lapisan yang paling dominan produksi oil.

Peta struktur dan telah dibatasi contact.

1. Data Produksi dan Tekanan

(Bubble Map)

(12)

Hydrocarbon Pore Volume (HCPV)

1. Data Produksi dan Tekanan

(Bubble Map)

(13)

Overlay Peta Top Struktur

dan Buble Map Np Overlay Peta Buble Map Npdan Oil Cut

1. Data Produksi dan Tekanan

(Bubble Map)

(14)

Perbandingan Distribusi Water Cut Sebelum (kiri) dan Sesudah (kanan) Injeksi Air

1. Data Produksi dan Tekanan

(Bubble Map)

(15)

Perilaku Tekanan Reservoir

1. Data Produksi dan Tekanan

(Plot Tekanan)

(16)

SISTIMATIKA

1. Data Produksi dan Tekanan

Format Data

Plot Data Produksi

Bubble Map

Plot Data Tekanan

2. Data Scal

Data Input (Format)End Point data Scal

Normalisasi Relative Permeability CurveRekontruksi Relative Permeability

Kurva Relative Permeability untuk Fracture

3. Data PVT

Data (Format)

Analisa Data

Perhitungan

4. Penentuan Rock Region

Data Swi

Data Permeabilitas

(17)

2. Data SCAL (INPUT DATA)

Format Data Scal (Water-Oil Relative Permeability), sbb :

Sumur Sample Ka Por Swc Kro@ Swc Krw@ Sor Sor Number (mD) (frac.) (frac.) (frac.) (frac.) (frac.)

Sumur X-1 - 605.75 0.258 0.2370 0.8600 0.3600 0.364 Sumur X-2 19 116.00 0.253 0.2890 0.7400 0.2330 0.343 20 28.00 0.220 0.3640 0.6290 0.1840 0.348 21 2.20 0.170 0.4800 0.4045 0.1160 0.295 Sumur X-3 29 4162 0.277 0.2090 0.7640 0.3090 0.424 23 B 1743 0.261 0.2230 0.7400 0.2990 0.412 16 236 0.215 0.2600 0.7288 0.2910 0.404

RINGKASAN W ATER-OIL RELATIVE PERMEABILITY DATA Contoh

Sumur Sample Ka Por Swc Sor Slr Kro@Swc Krg@Slr

Number (mD) (frac.) (frac.) (frac.) (frac.) (frac.) (frac.)

Sumur X 29 4162 0.277 0.094 0.352 0.446 0.605 0.286 23 B 1743 0.261 0.117 0.328 0.445 0.618 0.352 16 236 0.215 0.203 0.269 0.472 0.583 0.263

RINGKASAN GAS-OIL RELATIVE PERMEABILITY DATA

CONTOH

(18)

2. Data SCAL (End Point data Scal)

Pengolah data scal dimulai dari pengumpulan data yang ada, kemudian menentuka korelasi hubungan parameter satu dengan parameter yang lain. Korelasi ini akan menentukan flow fluida didalam model simulasi.

Jika data scal cukup banyak end point dapat dipisahkan per facies atau per reservoar/formasi.

Jika data-data scal lebih dari 2 data dapat dibuat hubungan :Water-Oil Relative Permeability

Swc vs log (Permeabilitas) atau Swc vs Permeabilitas

Swc vs Sor

Swc vs Kro@Sor

Swc vs Krw@Swc

Gas-Oil Relative Permeability

Swc vs Slr

Slr vs Kro@Swc

(19)

2. Data SCAL (End Point data Scal)

Gas-Water Relative Permeability untuk Lapangan Gas

Swc vs Permeability

Swc vs Krg@Swc

Swc vs Krw@Sgr

(20)

2. Data SCAL

End Point data Scal (Water-Oil Relative Permeability) Contoh hubungan Swc vs Permeabilitas.

Facies A

Facies B

Contoh Hubungan Swc vs K, tergambar bahwa kurva

mempunyai trend yang sama secara lapangan. Tidak perlu dipisahkan baik secara facies atau formasi/reservoar.

Contoh Hubungan Swc vs K, Trend kurva yang tidak sama, harus

dipisahkan secara facies.

(21)

Contoh hubungan Sor vs Swc, Kro@Swc vs Swc, Krw@Sor vs Swc

2. Data SCAL

(22)

Contoh hubungan Slr vs Swc, Kro@Swc vs Slr, Krg@Slr vs Slr

2. Data SCAL

(23)

Contoh Plot Swc vs K, Sgr vs Swc, Krg@Swc vs Swc, Krw@Sgr vs Swc

2. Data SCAL

(24)

2. Data SCAL

(Normalisasi Relative Permeability Curve)

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

Pada umumnya kurva relatif permeabilitas mempunyai bentuk yang berbeda pada suatu lapangan yang sama, untuk menentukan bentuk kurva yang akan digunakan, dapat dilakukan dengan cara normalisasi.

Jika data scal cukup banyak dan trend dari normalisasi berbeda secara facies atau per reservoar/formasi, maka normalisa agar dipisahkan.

Persamaan sederhana dalam menentukan normalisasi :Water-Oil Relative Permeability

Sw* = (Sw - Swc) / (1 – Swc – Sor)

Krow* = Krow / Krow@Swc

Krw* = Krw@Sorw

Gas-Oil Relative Permeability

Sg* = (Sg – Sgc) / (1 – Sgc – Swc – Sorg)

Krg* = Krg / Krg@Slr

(25)

2. Data SCAL

Normalisasi Relative Perm. Curve (Water-Oil System)

Contoh Normalisasi kurva Relative permeability.

Trend dari beberapa data hampir sama, maka tidak perlu dipisahkan baik secara facies atau formasi/reservoar.

Contoh Normalisasi Relative Permeability. Trend yang tidak sama, harus dipisahkan

(26)

2. Data SCAL

(27)

Contoh hasil Normalisasi untuk Lapangan Gas

2. Data SCAL

(28)

2. Data SCAL

Rekontruksi Relative Permeability (Water-Oil System)

Contoh Hasil Rekontruksi dengan 5 jenis kurva relatif permeabilitas untuk berbagai Swc, Kro, Krw dan Sor (Lapangan Minyak)

(29)

Contoh Hasil Rekontruksi dengan 5 jenis kurva relatif permeabilitas untuk berbagai Swc, Krg, Krw dan Sgc (Lapangan Gas)

2. Data SCAL

(30)

2. Data SCAL

Relative Permeabilitas untuk Fracture

Dari data Pc menunjukkan Swc adalah fungsi dari permeabilitas. Dengan menggunakan korelasi maka Permeabilitas di fracture dapat ditentukan, sehingga swc di fracture dapat dihitung.

(31)

2. Data SCAL

Capillary Pressure J-Function

Untuk mengolah Capillary Pressure dapat dilakukan berbagai cara : 1). Dengan Metode J-Funtion 2). Normalisasi Pc

Hal-hal yang perlu diperhatian dalam pembuatan J-Funtion / Normalisasi Pc :

Pisahkan berdasarkan Facies/ flow unit (jika data mendukung)

Jika bentuk kurva scatter pisahkan/kelompokkan.

0 Sw * 1.0 J(Sw )

(32)

SISTIMATIKA

1. Data Produksi dan Tekanan

Format Data

Plot Data Produksi

Bubble Map

Plot Data Tekanan

2. Data Scal

Data Input (Format)

End Point data Scal

Normalisasi Relative Permeability Curve

Rekontruksi Relative Permeability

Kurva Relative Permeability untuk Fracture

3. Data PVT

Data (Format)Analisa DataPerhitungan

4. Penentuan Rock Region

Data Swi

Data Permeabilitas

(33)

3. Data PVT

(Analisa Fluida Reservoar)

Masalah dalam pengolahan PVT :

1. Jumlah lapisan banyak, tetapi data PVT hanya pada lapisan tertentu,

bagaimana mengambil/membuat PVT pada lapisan yang tidak ada data ?? 2. Data PVT lebih dari satu sample, mana yang mau diambil ??

Ada Data PVT Ada Data

PVT Data PVT

(34)

Pengolahan Data PVT untuk kasus 1 dapat dilakukan, sbb :Buatkan tabel PVT semua parameter-parameter data PVTCari hubungan beberapa parameter dengan cara plot :

Kedalaman vs Tek.Saturasi (Pb)

Pb vs T, Pb vs Rs, Pb vs Bo@Pb (Bob), Pb vs Sg(gas) dan Pb vs API

Tentukan datum untuk masing-masing lapisan

Dari masing-masing datum akan diperoleh Tekanan Saturasi (Pb)

Dari Pb dapat menentukan Temperatur reservoar, Bob, API, Sg dan RS

Untuk membuat hubungan P vs Bo, P vs RS, P vs viskositas (minyak) dan untuk gas P vs Z, P vs Bg & P vs viskositas gas bisa menggunakan metode standing, vasquez, glaso dan Trijana K.

Tentukan metode mana yang akan digunakan dengan cara menghitung paramter Pb dan sebagai input Sg atau Rs.

3. Data PVT

(35)

3. Data PVT

(Format Data)

Data PVT baik dari laboratorium atau berasal dari hasil well test dikumpulkan dalam format yang sama untuk memudahkan dalam analisa lanjut.

Contoh Format Data PVT :

Lap. / Sumur Tanggal Datum Pi Pr Pb T oAPI Den. Bob Rs Gas

Oil

Res. ftss psi psi psi oF gm/cc bbl/stb scf/stb Gravity

X1 S-19 2-11-84 4268 - 1796 1792 173 38.6 0.745 1.265 440 0.820 S-37 3-7-92 6330 - 2721 2243 211 33.7 0.729 1.353 598 0.813 S-42 12-7-92 4580 2035 - 2035 205 35.9 0.698 1.399 600 0.740 S-13 9-10-83 2972 - 1262 1262 140 41.4 0.745 1.237 379 0.694 S-31 24-9-85 2816 1160 1139 1022 131 22.2 0.874 1.075 152 0.668 X2 S-35 16-2-79 5680 - 2412 2350 165 32.4 0.748 1.256 498 0.659 S-46 15-2-79 7110 - 2855 2802 191 31.9 0.735 1.290 527 0.560 S-99 28-8-85 6779 2882 2880 2554 190 36.5 0.703 1.402 695 0.688 X3 S-7 29-7-84 3405 1454 - 1448 157 40.7 0.704 1.343 615 0.725 S-21 22-5-85 2990 1246 1159 1246 132 42.7 0.661 1.633 1024 0.841 X4 S-24 4-4-80 8600 3820 3820 3770 180 28.5 0.746 1.348 654 0.679 S-6 14-12-80 8295 3600 3600 3498 185 33.1 0.748 1.355 724 0.897 S-18 11-9-79 8815 3833 3833 3325 195 29.3 0.734 1.294 616 0.637 S-90 3-2-85 9686 4164 4164 3720 217 30.8 0.749 1.407 957 0.922 X5 S-6 16-10-75 1286 532 511 684 120 36.5 0.804 1.107 200 0.913 S-2 19-8-75 3406 1517 1267 1438 142 27.0 0.834 1.145 280 0.923 5716-5718 7140-7157 6779-6782 3480-3490 3410-3416 2980-2990 -9768-9776 8768-8774 8293-8297 -2962-2972 2816-2822 4260-4275 Interval ft Produksi 8850-8866

(36)

Setelah data-data PVT terkumpul dan hasil plot beberapa parameter PVT mempunyai trend yang bagus, maka PVT dapat ditentukan untuk masing-masing lapisan/reservoar.

Untuk memilih metode mana yang cocok dan parameter apa saja sebagai dasar perhitungan, dapat dilakukan dengan dua cara :

Rs data sebagai input dan Sg gas yang akan dihitung dengan cara coba-coba sehingga akan diperoleh harga Pb, kemudian di matching dengan Pb data. Jika Pb belum cocok maka Sg di coba lagi. Rs data dan Pb data adalah hasil dari korelasi-korelasi.

Caranya sama, hanya Sg data sebagai input dan Rs gas yang dihitung.

3. Data PVT

(Perhitungan)

(37)

Contoh hasil perhitungan dengan berbagai metode dimana Rs sebagai input dan harga Sg dicoba-coba :

Harga API, Bob, Rsi dan Sg(gas) pada lapisan/

reservoar tertentu dan dihasilkan dari plot data PVT

Harga Rs sebagai input data

METHOD RS SGgas Pb Bobm Bobc Perbedaan Keterangan

(SCF/STB) (psig) (V/VR) (%)

STANDING 286.60 0.788 1153.3 1.166 1.1733 0.626 SGgas dihitung

Oil Gravity = 36.56 (oAPI

@ 60 oF ) VASQUEZ & 286.60 0.882 1153.0 1.166 1.1348 2.676 SGgas dihitung

Bob @Pb = 1.166 (V/VR) BEGGS

Rsi = 286.6 (scf/stb) GLASO 286.60 0.892 1153.9 1.166 1.153 1.115 SGgas dihitung

Psep = 35 (psig)

Tsep = 84 (oF) TRIJANA K. 286.60 - - 1.166 -

-SGgas tidak dapat dihitung Sggas = 0.8326 Sg Dihitung Harga Sg hasil coba-coba sehingga Pb hitungan = Pb data (hasil dari plot)

Perbedaan Bob hasil coba- coba Sg dengan Bob dari data, diperoleh perbedaan yg kecil 0.626% metode

Standing dg parameter Sg gas = 0.788

3. Data PVT

(Perhitungan)

(38)

Contoh hasil perhitungan dengan berbagai metode dimana Sg sebagai input dan harga Rs dicoba-coba :

Harga API, Bob, Rsi dan Sg(gas) pada lapisan/

reservoar tertentu dan dihasilkan dari plot data PVT Harga Sg sebagai input data Harga Rs hasil coba-coba sehingga Pb hitungan = Pb data (hasil dari plot)

Perbedaan Bob hasil coba- coba Rs dengan Bob dari data, diperoleh perbedaan yg kecil 0.026% metode Trijana dg parameter Rs = 332.4

METHOD RS SGgas Pb Bob Perbedaan Keterangan

(SCF/STB) (psig) (V/VR) (%)

STANDING 302.90 0.833 1153.0 1.166 1.1856 1.681 Rs dihitung

Oil Gravity = 36.56 (oAPI

@ 60 oF ) VASQUEZ & 272.20 0.833 1153.3 1.166 1.1281 3.250 Rs dihitung

Bob @Pb = 1.166(V/VR) BEGGS

Rsi = 286.6 (scf/stb) GLASO 267.50 0.833 1153.2 1.166 1.1385 2.358 Rs dihitung

Psep = 35 (psig)

Tsep = 84 (oF) TRIJANA K. 332.40 0.833 1153.3 1.166 1.1663 0.026 Rs dihitung

Sggas = 0.8326

RS Dihitung

3. Data PVT

(Perhitungan)

(39)

3. Data PVT

(Analisa Data)

Contoh dalam menganalisa data PVT dengan membuat hubungan Tekanan Saturasi dengan Kedalaman.

(40)

Contoh hubungan tekanan saturasi dengan temperatur reservoar dan faktor volume minyak pada tekanan saturasi.

3. Data PVT

(Analisa Data)

(41)

Contoh hubungan tekanan saturasi dengan Rs dan Sg.

3. Data PVT

(Analisa Data)

(42)

Setelah hasil perhitungan PVT selesai dengan kedua cara tsb

kemudian bandingkan mana perbedaan bob yang kecil, kemudian

tentukan paramter Rs, Bo, Viskositas oil, Bg dan viskositas gas untuk berbagai tekanan dan berbagai lapisan/reservoar.

3. Data PVT

(Analisa Data)

(43)

Pengolahan Data PVT untuk kasus 2, dimana ada dua data PVT atau lebih dan pengambilan sample pada kedalaman yang sama.

Untuk menentukan data PVT mana yg akan diambil, dapat dengan cara :Plot performance GOR dan Tekanan reservoar vs Waktu

Amati performance GOR dan pada saat GOR naik tentukan tekanan reservoar. Tekanan reservoar pada saat GOR eqivalen dengan tekanan saturasi (Pb)

Contoh Kasus-2 :

Dari pengukuran ada 2 data PVT dari 2 sumur .PVT (1) : Pb = 2485 psiPVT (2) :Pb = 2155 psi GOR mulai naik Trend Pr Pb = 2485 psi

3. Data PVT

(Analisa Data)

(44)

Untuk reservoar gas, komposisi gas yang harus di plot terhadap kedalaman.

Contoh hasil analisa untuk PVT reservoar gas untuk berbagai zone.

3. Data PVT

(Analisa Data)

(45)

SISTIMATIKA

1. Data Produksi dan Tekanan

Format Data

Plot Data Produksi

Bubble Map

Plot Data Tekanan

2. Data Scal

Data Input (Format)

End Point data Scal

Normalisasi Relative Permeability Curve

Rekontruksi Relative Permeability

Kurva Relative Permeability untuk Fracture

3. Data PVT

Data (Format)

Analisa Data

Perhitungan

4. Penentuan Rock Region

Data Swi

Data Permeabilitas

(46)

4. Penentuan Rock Region

Rock Region didalam model simulasi reservoar diperlukan untuk membagi atau memisahkan antara property yang bagus dengan property yang jelek.

Penentuan Rock Region, dapat berfungsi :

Mengelompokkan produksi yang memiliki performance yang sama atau performance tekanan yang sama.

Dapat membantu mempercepat dalam proses history matching.

Hasil prediksi dari simulasi tidak over/under estimate.

Akan membantu dalam menentukan skenario pengembangan lapangan.

Contoh

Rock Region secara

(47)

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

Penentuan Rock Region dapat dilakukan dengan dua cara :

Berdasarkan data Swi.

Data Sw diambil dari hasil distribusi 3D property model

Urutkan data Swi dari nilai yang kecil ke nilai besar, usahakan untuk membagi berdasarkan Reservoar atau Formasi.

Plot Swi vs Number of Sample (Cumulative Data)

Bagi beberapa interval, dimana setiap interval mempunyai trend yang sama. Tiap-tiap interval dapat mewakili rock region.

Swi setiap rock region dapat dicari dengan mengambil rata-rata harga Swi pada tiap-tiap interval.

Metode ini dapat dilakukan, jika :

Dari data resistivity log tidak menunjukkan adanya transisi zone. Pc = 0

Dari data produksi dimana pada awal produksi air belum keluar walaupun dengan Sw cukup tinggi.

Dari data Scal harga Swir sama dengan data Sw hasil interpretasi log. Swi eqivalen Swc (Swirr)

Note : Inplace antara hasil dari Initialisasi simulasi dg 3D model umumnya kurang dari 10%.

(48)

Contoh penentuan rock region untuk seluruh lapangan ”X1”. ST-058 ST-025 ST-13 ET-1 ET-2 ST-058 ST-025 ST-13 ST-058 ST-025 ST-13 ET-1 ET-2

Contoh Input Data Swi dari 3D Property model

4. Penentuan Rock Region

(Berdasarkan Swi)

(49)

Contoh penentuan rock region pada lapangan ”X2”, dimana penentuan rock region dibagi berdasarkan reservoar.

4. Penentuan Rock Region

(Berdasarkan Swi)

(50)

Contoh penentuan rock region pada lapangan ”X3”, dimana penentuan rock region dibagi berdasarkan formasi.

Formasi “T”

Formasi “D”

4. Penentuan Rock Region

(Berdasarkan Swi)

(51)

Copyright Dadang Rukmana (BPMIGAS)

Berdasarkan data Permeabilitas.

Prosedure hampir sama dengan data Swi.

Data Permeabilitas diambil dari hasil distribusi 3D property model

Urutkan data Permeabilitas dari nilai yang kecil ke nilai besar, usahakan untuk membagi berdasarkan Reservoar atau Formasi atau Zonasi.

Plot Permeabilitas vs Number of Sample (Cumulative Data)

Bagi beberapa interval, dimana setiap interval mempunyai trend yang sama. Tiap-tiap interval dapat mewakili rock region.

Tentukan permeabilitas dari setiap rock region dengan cara mengambil rata-rata harga permeabilitas pada tiap-tiap interval.

Setelah mendapatkan harga permeabilitas rata-rata tiap-tiap rock region maka dapat menentukan Swc.

Tentukan Swc tiap-tiap rock region dengan menggunakan korelasi hubungan Swc vs Permeabilitas.

4. Penentuan Rock Region

(Berdasarkan Permeabilitas)

(52)

Metode ini dapat dilakukan, jika :

Data resistivity log menunjukkan adanya transisi zone. Pc > 0

Dari data produksi dimana pada awal produksi air sudah keluar, terutama yang dekat dengan contact.

Dari data Scal dan data Sw hasil interpretasi log terutama dekat contact harga Swi selalu lebih besar dari harga Swc. Swi > Swc (Swirr)

Jika rock region menggunakan data permeabilitas :

Inplace antara hasil dari Initialisasi simulasi dengan 3D model umumnya lebih dari 10%.

Untuk me-matching inplace dapat menggunakan data kapiler pressure.

4. Penentuan Rock Region

(Berdasarkan Permeabilitas)

(53)

Contoh penentuan rock region untuk seluruh lapangan ”X1”.

Nomor Sample vs Permeabilitas

0.1 1.0 10.0 100.0 1000.0 10000.0 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Nomor Sample Per m eabil itas, (mD ) Rock-1 Rock-2 Rock-3 Rock-4 Rock-5 Rock-1 : PermeabilitasK > 800 Rock-2 : 105 < Permabilitas < 800 Rock-3 : 45 < Permabilitas < 105 Rock-4 : 12 < Permabilitas < 45 Rock-5 : Permabilitas < 12

4. Penentuan Rock Region

(Berdasarkan Permeabilitas)

(54)

Contoh 3D Model untuk rock region Rock-3 K < 10 mD Rock-1 K > 100 mD Rock-2 10 < K < 100 mD

4. Penentuan Rock Region

(Berdasarkan Permeabilitas)

(55)

SISTIMATIKA

1. Data Produksi dan Tekanan

Format Data

Plot Data Produksi

Bubble Map

Plot Data Tekanan

2. Data Scal

Data Input (Format)

End Point data Scal

Normalisasi Relative Permeability Curve

Rekontruksi Relative Permeability

Kurva Relative Permeability untuk Fracture

3. Data PVT

Data (Format)

Analisa Data

Perhitungan

4. Penentuan Rock Region

Data Swi

Data Permeabilitas

(56)

GAS CAP SOL. SIZE OIL GAS GOR

Pb Pd m Boi Bgi Rsi OIL GAS SOL. GAS ( psia ) ( psia ) ( psia ) ( fraction ) ( bbl/stb) ( bbl/scf) ( scf/stb ) ( MM stb ) ( MMM scf ) ( MMM scf )

Comb. Gas (Depletion) & Water Drive with dominant Depletion Drive.

Comb. Gas (Depletion) & Water Drive with dominant Depletion Drive.

Comb. Gas (Depletion) & Water Drive with dominant Depletion Drive.

Comb. Gas (Depletion) & Water Drive with dominant Water Drive in early period. Comb. Depletion, Gas Cap & Water Drive

with dominant Water Drive.

Comb. Depletion, Gas Cap & Water Drive with dominant Depletion (Solution Gas) Drive. Comb. Depletion, Gas Cap & Water Drive

with dominant Depletion (Solution Gas) Drive. Comb. Depletion, Gas Cap & Water Drive

with dominant Depletion (Solution Gas) Drive. Comb. Depletion, Gas Cap & Water Drive

with dominant Water Drive in late period. RESERVOIR CLASSIFIKATION ZONE/ LAYER FORMATION SATURATION

PRESSURE ORIGINAL IN PLACE DRIVE MECHANISM Pi* avg. 0.31487 -0.07048 36.38 34.18 166.62 0.54239 0.01241 15.63 6.43 22.32 9.45 3.37 0.00334 2.31 338.99 -0.07 46.92 36.85 167.14 1.60 1006.87 775.35 927.42 996.90 -1.27092 0.00368 0.00113 0.04153 0.00196 0.00118 0.00175 0.00124 0.00115 0.00452 1.73583 1.66444 1.65969 1.70173 -0.12 0.35 0.13 0.09 0.7 -1764.70 1705.67 1954.76 2985.00 3004.7 2820.57 2820.35 2523.75 684.03 GAS (condensate) GAS (condensate) GAS (condensate) GAS (condensate) OIL (two-phase) OIL (two-phase) OIL (two-phase) OIL (two-phase) OIL (two-phase) E T A F B R F 914.48 2940.6 86.864 1605.7 2571.849 1845.4 2334.3 BRF-1 BRF-2 BRF-3 B2 C1 C2 D1 F V F D2 2525.9 -2972.25

5. Mekanisme Pendorong

(57)

0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 0 400 800 1200 1600

Cumulative Gas Production (Gp), MM scf

D ri v in g In d e x ( D I) , f ra c tio n

Gas Drive Index (GDI) Water Drive Index (WDI)

Compressibility Drive Index (CDI)

0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 0 50 100 150 200 250 300

Cumulative Oil Production (Np), M stb

D riv in g In d e x ( D I) , f ra c tio n

Water Drive Index (WDI)

Segregation (Gas Cap) Drive Index (SDI) Depletion Drive Index (DDI)

0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 0 2000 4000 6000 8000 10000

Cumulative Oil Production (Np), M stb

D riv in g I n d e x ( D I) , f ra c tio

n Water Drive Index (WDI)

Segregation (Gas Cap) Drive Index (SDI) Depletion Drive Index (DDI)

Referensi

Dokumen terkait