• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kasus Luka gigitan ular (snake bite)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kasus Luka gigitan ular (snake bite)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kasus

Luka gigitan ular (snake

bite)

Di susun oleh :

Guinanti novettiandari

Pembimbing:

dr. Achmad Haryadi, Sp.B

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah RSUD Ciamis Fakultas Kedokteran

(2)

Identitas Pasien

• Nama :Tn. R

• Umur :67tahun

• Jenis kelamin :Laki-laki

• Alamat :pasir angin

• Pekerjaan :wiraswasta

• Suku :jawa

• Status :menikah

• BB/TB :68kg/170cm

• Tanggal masuk : 5 februari 2016

(3)

Anamnesa (auto anamnesa)

Keluhan Utama : digigit ular Riw. Penyakit Sekarang : Os datang ke IGD RSUD

Ciamis pada tanggal 5 februari 2016 dengan keluhan kaki sebelah kanan nyeri setelah digigit ular sejak 16 jam sebelum masuk rumah sakit (pukul 17.00 WIB kemarin) saat os sedang berkebun. Os mengatakan bahwa ular berwarna belang belang merah dengan panjang ± 30 cm dengan kepala berbentuk segitiga.os digigit ular sebanyak 1 kali. Os mengatakan panas dan kemerahan disekitar luka gigitan ular. Awalnya tdk merasakan nyeri , tetapi saat pagi hari SMRS mengeluh sedikit nyeri pada luka tsb.

Muntah,lemahotot,pusing,demam,kesemutan dan bengkak di sekitar luka gigitan disangkal.kesulitan menelan dan bernapas juga disangkal.BAB dan BAK tidak ada kelainan

Keluhan tambahan : Selain itu os mengeluh adanya

mual saat pagi

Keluhan Utama : digigit ular

Riw. Penyakit Sekarang : Os datang ke IGD RSUD

Ciamis pada tanggal 5 februari 2016 dengan keluhan kaki sebelah kanan nyeri setelah digigit ular sejak 16 jam sebelum masuk rumah sakit (pukul 17.00 WIB kemarin) saat os sedang berkebun. Os mengatakan bahwa ular berwarna belang belang merah dengan panjang ± 30 cm dengan kepala berbentuk segitiga.os digigit ular sebanyak 1 kali. Os mengatakan panas dan kemerahan disekitar luka gigitan ular. Awalnya tdk merasakan nyeri , tetapi saat pagi hari SMRS mengeluh sedikit nyeri pada luka tsb.

Muntah,lemahotot,pusing,demam,kesemutan dan bengkak di sekitar luka gigitan disangkal.kesulitan menelan dan bernapas juga disangkal.BAB dan BAK tidak ada kelainan

Keluhan tambahan : Selain itu os mengeluh adanya

(4)
(5)

Pemeriksaan Fisik

• Keadaan Umum

: Tampak sakit ringan

• Kesadaran

: Compos mentis

• Vital sign

– Tekanan Darah : 130/80 mmHg – Nadi : 93 x/menit

– Respirasi : 19 x/menit – Suhu : 37 celcius

(6)

Status gizi

BB = 68 kg

TB = 170 cm

IMT = BB/TB

2

= 68/2,89 = 23,5

(7)

Pemeriksaan Fisik (Primary Survey)

• Airway : Bebas

• Breathing : Spontan, Frekuensi nafas 19x/ menit, regular

• Circulation : Akral hangat, CRT < 2”, frek nadi 93x/menit. Perubahan warna kulit : Tanda-tanda luka gigitan ular di

ekstremitas inferior a/r tibia dextra  tidak dicurigai tanda kelainan sirkulasi dan

syok

(8)

Secondary Survey

Status Generalis

• Bentuk kepala : Normochepali

• Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),pupil bulat isokor,

refleks cahaya (+/+)

• Hidung : pernafasan cuping hidung (-), mukosa hiperemis (-), sekret(-)

• Mulut : Sianosis (-), perdarahan gusi (-),

lidah kotor (-)

(9)

Leher

• JVP : Peningkatan JVP (-) • KGB : Pembesaran KGB (-) • Tiroid : Pembesaran tiroid (-)

THORAX

• Inspeksi :Normocheast, simestris, retraksi interkostal (-)

• Palpasi :Vokal fremitus =simetris (KA=KI) • Perkusi : Sonor kedua lapang paru

• Auskultasi :vesikuler breathing sound (+/ +),suara

(10)

Pemeriksaan Jantung :

• Inspeksi : tidak tampak iktus kordis

• Palpasi : tidak teraba iktus kordis

• Perkusi :Batas jantung kanan atas : ics 2

parasternal dextra

Batas jantung kanan bawah : ics 4

parasternal dextra

Batas jantung kiri atas : ics 2

parasternal

sinistra

Batas jantung kiri bawah : ics 4

midclavikula sinistra

• Auskultasi : bunyi jantung I-II murni

reguler, murmur

(-), gallop (-)

(11)

Pemeriksaan Abdomen

• Inspeksi : simetris, datar, benjolan (-)

• Auskultasi : bising usus (+) normal

• Palpasi : massa (-)

nyeri tekan seluruh lapang perut (-),

soepel

• Perkusi : timpani (+)

Pemeriksaan ekstremitas Superior

• Look : deformitas (-) oedem (-) sianosis (-)

• Feel : nyeri tekan (-) krepitasi (-) turgor kulit

baik

• Move

: gerak aktif dan pasif tidak

terhambat

(12)

Pemeriksaan ekstremitas inferior

dextra sinistra LOOK luka + -edema - -sianosis - -deformitas - -FEEL

tonus normo Normo

sensori + +

akral hangat Hangat MOVE

gerakan aktif aktif

Kekuatan otot

(13)

Ekstremitas Inferior a/r tibia dextra

Inspeksi : tampak vulnus morsum luka

gigitan

melingkar (-) fang marks (+),

hiperemis

disekitar (+), edema (-),

ekimosis (-)

kehitaman (-)

Palpasi : Nyeri tekan (+), akral hangat (+)

CTR <2”

Pembesaran pada kelenjar getah bening

setempat (-)

(14)

RESUME

Laki laki 67 tahun datang ke igd RSUD ciamis

dengan keluhan kaki kanan nyeri setelah digigit

ular 16 jam SMRS.ular di identifikasi berwarna belang belang merah ± 30 cm, kepala

berbentuk segitiga . Os digigit sebanyak 1 x . Panas kemerahan dan nyeri (+)

Pusing,pingsan,demam,menggigil,kesemutan/baal,b engkak pd luka gigitan disangkal

Sulit menelan dan ber nafas serta gangguan bab dan bak disangkal

Luka gigitan belum mendapatkan pengobatan dan tindakan awal,hanya dicuci air dan diberi

balsem dan cabai

Karena os merasa mual pada pagi hari,maka os memutuskan utk ke RS

(15)

Pemeriksaan Fisik

• Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

• Kesadaran : Compos mentis

• Vital sign

– Tekanan Darah : 130/80 mmHg – Nadi : 93 x/menit

– Respirasi : 19 x/menit – Suhu : 37 celcius

(16)

• Status generalisata

(17)

Status Lokalis

Ekstremitas Inferior a/r tibia dextra

Inspeksi : tampak vulnus morsum luka

gigitan melingkar (-) fang marks (+),

hiperemis disekitar (+), edema (-),

ekimosis (-) kehitaman (-)

Palpasi : Nyeri tekan (+), akral hangat (+)

CTR <2”

Pembesaran pada kelenjar getah bening

setempat (-)

(18)

Diagnosis Kerja

Vulnus morsum serpentis e.c snake

bite grade 1 a/r tibia dextra tanpa

komplikasi

Vulnus morsum serpentis e.c snake

bite grade 1 a/r tibia dextra tanpa

(19)

Usulan Pemeriksaan

LABORATORIUM

• Darah Lengkap

( HB, Ht, Leukosit, Trombosit)

EKG

(20)

Rencana terapi

1.Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau steril

• untuk mengidentifikasi bekas gigitan yg disebabkan ular yang berbisa/bukan

• Untuk mengurangi infeksi sekunder dan iritatif dari olesan cabai oleh pasien

2.Imobilisasi luka 3.Berikan ATS/TT

4.Antibiotik broad spektrum (profilaksis) 5.Analgetik (jika nyeri menghebat)

6.Observasi selama 24 jam

7.Pertimbangkan SABU jika klinis memburuk dan hasil lab tidak dalam batas normal

(21)

Edukasi

1.jelaskan kondisi pasien dan tingkat

keparahan nya dan berikan saran agar

tetap tenang dan tidak panik

2.Sarankan untuk dirawat di RS selama 1x 24

jam untuk observasi

untuk menghindari delayed effect

3.Prinsip imobilisasi untuk memperlambat

penyebaran bisa ular

4. Menjaga kebersihan luka agar memperkecil

infeksi sekunder

(22)

Prognosis

Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad Funcionam : ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad

bonam

(23)

Tinjauan Pustaka

SNAKE BITE

(24)
(25)

SNAKE BITE

GIGITAN YANG DISEBABKAN OLEH ULAR,BAIK ULAR BERBISA MAUPUN TIDAK BERBISA

RACUN MULUT BERSIFAT OFENSIF YANG

BERTUJUAN MELUMPUHKAN MANGSANYA, SERING KALI MENGANDUNG FAKTOR LETAL.

RACUN EKOR BERSIFAT DEFENSIVE DAN

BERTUJUAN MENGUSIR PREDATOR, RACUN BERSIFAT KURANG TOKSIK DAN MERUSAK LEBIH SEDIKIT JARINGAN

RACUN MULUT BERSIFAT OFENSIF YANG

BERTUJUAN MELUMPUHKAN MANGSANYA, SERING KALI MENGANDUNG FAKTOR LETAL.

RACUN EKOR BERSIFAT DEFENSIVE DAN

BERTUJUAN MENGUSIR PREDATOR, RACUN BERSIFAT KURANG TOKSIK DAN MERUSAK LEBIH SEDIKIT JARINGAN

BISA ULAR

KUMPULAN DARI PROTEIN YANG MEMPUNYAI EFEK FISIOLOGIK YANG LUAS ATAU BERVARIASI. YANG MEMPENGARUHI SISTEM MULTIORGAN, TERUTAMA NEUROLOGIK, KARDIOVASKULER SISTEM PERNAPASAN

BISA ULAR

KUMPULAN DARI PROTEIN YANG MEMPUNYAI EFEK FISIOLOGIK YANG LUAS ATAU BERVARIASI. YANG MEMPENGARUHI SISTEM MULTIORGAN, TERUTAMA NEUROLOGIK, KARDIOVASKULER SISTEM PERNAPASAN

(26)
(27)
(28)

Tanda dan gejala khusus pada gigitan family ular : a.    Gigitan Elapidae

Misal: ular kobra, ular weling, ular welang, ular sendok, ular anang, ular cabai, coral snakes, mambas, kraits), cirinya:

•Semburan kobra pada mata dapat menimbulkan rasa sakit yang berdenyut, kaku pada kelopak mata, bengkak di sekitar mulut.

•Gambaran sakit yang berat, melepuh, dan kulit yang rusak.

•15 menit setelah digigit ular  muncul gejala sistemik. 10 jam muncul  paralisis urat-urat di wajah, bibir, lidah, tenggorokan, sehingga sukar bicara, susah menelan, otot lemas, kelopak mata menurun, sakit kepala, kulit dingin, muntah, pandangan kabur, mati rasa di sekitar mulut dan kematian dapat terjadi dalam 24 jam.

b.    Gigitan Viperidae/Crotalidae

Misal pada ular tanah, ular hijau, ular bandotan puspo, cirinya:

•Gejala lokal timbul dalam 15 menit, atau setelah beberapa jam berupa bengkak di dekat gigitan yang menyebar ke seluruh anggota badan.

•Gejala sistemik muncul setelah 50 menit atau setelah beberapa jam.

•Keracunan berat ditandai dengan pembengkakan di atas siku dan lutut dalam waktu 2 jam atau ditandai dengan perdarahan hebat.

c.    Gigitan Hydropiidae Misalnya, ular laut, cirinya:

•Segera timbul sakit kepala, lidah terasa tebal, berkeringat, dan muntah.

•Setelah 30 menit sampai beberapa jam biasanya timbul kaku dan nyeri menyeluruh, dilatasi pupil, spasme otot rahang, paralisis otot, mioglobulinuria yang ditandai dengan urin warna coklat gelap (ini penting untuk diagnosis), ginjal rusak, henti jantung.

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.PEMERIKSAAN DARAH

HB,LEUKOSIT,TROMBOSIT,

KREATININ,UREUM

ELETROLIT

PT APTT DAN FAKTOR

KOAGULASI

2.PEMERIKSAAN URIN

3.EKG

4.FOTO THORAK

1.PEMERIKSAAN DARAH

HB,LEUKOSIT,TROMBOSIT,

KREATININ,UREUM

ELETROLIT

PT APTT DAN FAKTOR

KOAGULASI

2.PEMERIKSAAN URIN

3.EKG

(35)
(36)
(37)
(38)
(39)

Terapi suportif

FFP

Transfusi darah dan trombosit , vit K

Natrium bikarbonat pada keadaan myolisis

Fasiotomi pd kompartement syndrome

Tetaus profilaksis

Analgetik

Antibiotik broad spektrum

Alih rawat dengan Sp,S jika terdapat

neurotoksik

(40)

DERAJAT SABU

0-1 TIDAK PERLU

SABU,OBSERVASI 1X24 JAM JIKA

DERAJAT MENINGKAT MAKA BERIKAN SABU

2 3-4 3 5-15 4 11-20 CARA PEMBERIAN SABU 2 VIAL DILARUTKAN DALAM NACL 0,9% ATAU DEXTROSE 5% (500CC) DENGAN KECEPATAN 40-80 TETES PERMENIT ((1 vial @5cc)

(41)

EFEK SABU

1. Umum : pasien merasa lebih

baik,mual,muntah,nyeri dapat hilang secara cepat

2. Perdarahan spontan terhenti 15-30 mnt

3. Koagulasi darah : berhenti 3-9 jam,perdarahan dari luka berhenti cepat

4. Syok : tekanan darah naik 30-60 mnt pertama dan aritmia dan sinus bradikardi dpt teratasi 5. Gejala neurotoksis dapat hilang 30 mnt

6. Hemolisis aktif dan rhabdomiolisis kembali normal

(42)

Kriteria pengulangan dosis SABU

1. Koagulopati menetap atau berulang

setelah 6 jam / perdarahan 1-2 jam

terdapat perburukan

neurologik/kardiovaskular

2. Pasien mengalami perdarahan cepat

((diulangi dengan dosis yang sama))

(43)

TERIM

A

Referensi

Dokumen terkait