• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

DINAS PERTANIAN KABUPATEN BLITAR

TAHUN 2014

DINAS PERTANIAN KABUPATEN BLITAR

Pebruari 2015

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas pertanian Kabupaten Blitar Tahun 2014 dapat tersusun dengan baik dalam rangka Implementasi Inpres Nomor 7 Tahun 1999.

Melalui buku laporan ini, kami berharap dapat memberikan informasi tentang kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Blitar beserta hasil pembangunan pertanian dalam tahun anggaran 2014.

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas program serta agar mampueksis, buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini berpedoman antara lain pada Perencanaan Strategik dan Rencana Kerja Tahunan Dinas Pertanian Kabupaten Blitar yang merupakan langkah awal untuk pengukuran kinerja Instansi Pemerintah. Namun mungkin masih banyak kekurangannya, untuk itu maka saran dan kritik sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku laporan ini untuk masa yang akan datang.

Demikian, semoga bermanfaat bagi semua pihak.

Blitar, Pebruari 2015

KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BLITAR

Ir. EKO PRIYO UTOMO

Pembina Utama Muda NIP. 19641002 199003 1 005

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR I DAFTAR ISI Ii BAB I PENDAHULUAN 1 1. Latar Belakang 1 2. Tujuan Penyusunan 1 3. Dasar Hukum 2 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 7 A. Rencana Strategik 7

1. Visi 7

2. Misi 7

4. Tujuan 7

5. Sasaran 7

6. Strategi Mencapai Tujuan dan Sasaran 8

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 9 A. Capaian Kinerja Organisasi 9 B. Realisasi Anggaran 12

BAB IV PENUTUP 28

(4)

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bila dilihat dari potensi sumberdaya alamnya, Kabupaten Blitar adalah daerah yang bercorak agraris, sebagian besar penduduknya tinggal di pedesaan yang mengandalkan kehidupannya pada sektor pertanian. Dengan keunggulan komparatif sebagai daerah agraris penghasil komoditas tanaman pangan dan hortikultura, maka pembangunan pertanian perlu diletakkan sebagai prioritas dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi daerah mengingat pula dominansi sektor pertanian dalam pembentukan angka PDRB yaitu sekitar 44 %.

Dengan berlakunya otonomi daerah, memberikan peluang bagi Pemerintah Kabupaten Blitar untuk lebih proaktif, kreatif dan inovatif dalam melakukan pembangunan susuai dengan potensinya sebagai daerah pertanian yang dilakukan dengan pendayagunaan keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif melalui penerapan prinsip-prinsip agribisnis.

Pembangunan pertanian di Kabupaten Blitar harus dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan seluruh stake-holder pertanian, baik oleh masyarakat petani, pengusaha saprodi, pelaku pasar produk pertanian dan kegiatan usaha penunjang lainnya. Untuk terlaksananya pembangunan pertanian sesuai dengan visi dan misi pembangunan daerah yang mengutamakan prinsip transparansi, akuntabel dan transparansi sebagai pilar Good Governance, maka Dinas Pertanian sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) perlu menyusun suatu perencanaan yang juga mengutamakan prinsip-prinsip tersebut yang disusun dalam bentuk Rencana Stategis SKPD ( Renstra – SKPD ).

1.2. Kondisi Umum Daerah A. Geografis

Kabupaten Blitar memiliki luas wilayah 1.588,79 km2 dan

ketinggian rata-rata 167 meter dpl, dengan batas-batas sebelah Barat Kabupaten Tulungagung dan Kediri, sebelah Utara Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang, sebelah Timur Kabupaten Malang dan sebelah

(5)

Selatan adalah Samudra Indonesia. Ditengah – tengahnya terdapat sungai sungai Brantas yang mengalir dari Timur ke Barat yang membatasi dua wilayah yang memiliki karakteristik lahan yang berbeda antara Kabupaten Blitar bagian utara dengan bagian selatan. Blitar Selatan seluas 689,85 Km-2 termasuk wilayah yang kurang subur disebabkan karena daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu kapur. Sedangkan bagian utara merupakan wilayah yang relatif lebih subur. Tingkat kesuburan tersebut dipengaruhi pula oleh adannya gunug Kelud yang masih aktif serta banyaknya aliran sungai yang berfungsi sebagai sarana penyebaran zat – zat hara yang terkandung dalam mineral hasil letusan gunung.

B. Iklim dan Agroekologi

Lokasi Kabupaten Blitar berada di sebelah Selatan Katulistiwa, terletak antara 111o 40 ’ – 112o 10’ Bujur Timur dan 7o 58’ – 8o 9’.51”

Lintang Selatan. Hal ini secara langsung mempengaruhi perubahan iklim. Kabupaten Blitar termasuk tipe C3, apabila dilihat dari rata – rata curah hujan dan bulan – bulan tahun kalender perubahan iklimnya seperti di daerah – daerah lain mengikuti perubahan putaran 2 iklim yaitu musim penghujan dan musim kemarau.

Kemampuan lahan dalam menumbuhkan komoditas sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor iklim, tanah, fisiografi dan tipe penggunaan lahan. Lampiran 2 menunjukkan agroekologi Kabupaten Blitar yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Jenis Tanah

Jenis Tanah di wilayah Kabupaten Blitar ada beberapa macam yaitu :

- Entisol - Alfisol - Oxisol - Andisol

(6)

b. Rejim Kebasahan

Rejim kebasahan yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan komoditas adalah keadaan lengas tanah sepanjang tahun di dalam “Soil Moisture Control Section (SMCS) pada tegangan kurang dari 1500 kPa (titik layu permanen). Rejim kebasahan wilayah Kabupaten Blitar sebagai berikut :

- Ustic;

Rejim yang mempunyai lebih 4 bulan kering secara berturut – turut per tahun (Tipe C3, D3 dan E). Rejim Ustic terdapat disebagian besar wilayah Kabupaten Blitar.

- Udic;

Mempunyai 2-4 bulan kering secara berturut – turut per tahun (Tipe B2, C2 dan D2) terdapat disebagian wilayah Kecamatan Doko, Sebagian Kecamatan Wlingi dan Sebagian Kecamatan Ponggok.

c. Rejim Suhu Tanah

Rejim suhu yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan komoditas adalah suhu tanah pada kedalaman 50 cm. Rejim suhu yang ada di Kabupaten Blitar adalah :

- Isohyperthermic;

Rata – rata tahunan suhu tanah lebih 22 oC pada ketinggian 0 –

700 m dpl. Mendominasi wilayah Kabupaten Blitar. - Isotermic;

Rata-rata tahunan suhu tanah 15 – 22 oC, berada pada kisaran

ketuinggian 700 – 1500 m dpl. Terdapat disebagian wilayah Kecamatan Doko dan Sebagian Kecamatan Wlingi.

d. Fisiografi

Fisiografi dan bentuk wilayah mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara tidak langsung melalui tanah dan iklim. Bentuk wilayah dibagi atas derajat lerengnya. Peranan langsungnya

(7)

pada potensi pertanian suatu lahan adalah pengaruhnya terhadap eradibilitas tanah. Dari bentuk wilayah dapat diketahui kemungkinan mekanisme lahan, keadaaan air, draenase dan sebagainya. Keadaan fisiografi Kabupaten Blitar terbagi menjadi beebrapa tipe yaitu :

- Tipe berombak s/d bergelombang; wilayah dengan kelerengan 3 – 15 %, perbedaan tinggi 5 – 50 m.

- Tipe Datar s/d landai; wilayah dengan kelerengan kurang 3 %’, perbedaan tinggi kurang 5 m.

- Tipe Berbukit s/d bergunung; wilayah dengan kelerengan lebih dari 15 %; perbedaan tinggi lebih 50 m ( sebagian wilayah Kecamatan Doko dan Wlingi.)

Lahan Pertanian 2014 :

Sistem Pengairan Sawah Luas (Ha)

Tehnis 22.509 Setengah Tehnis 3.851 Sederhana 3.352 Desa / Non PU 812 Tadah Hujan 1.181

Jumlah Total Areal Sawah 31.705

Jenis Lahan Bukan Sawah Luas (Ha) Tegal/kebun 44.947 Ladang/Huma 1.792

Jumlah Lahan Bukan Sawah 46.739

Hasil-hasil pertanian di Kabupaten Blitar cukup beragam. Pada kelompok tanaman pangan, padi merupakan urutan pertama luasan tanamannya, disusul jagung, ubikayu, kedelai, kacangtanah, ubijalar. Pada kelompok hortikultura sayuran sebagai produk utama adalah cabe, tomat, kacang panjang dan aneka sayuran lainnya, sedangkan potensi buah cukup besar dan menjadi ikon daerah yaitu nanas, rambutan, manggis dan belimbing serta aneka buah-buahan lain yang tumbuh dan menghasilkan. Disamping itu

(8)

juga menghasilkan berbagai jenis biofarmaka utamanya kencur, jahe, laos serta jenis tanaman hias anggrek, mawar dan phylo telah berkembang pembudidayaannya.

1.3. Organisasi

Secara umum Dinas Pertanian Kabupaten Blitar telah dapat melaksanakan tugas, pokok, fungsinya sebagai unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pertanian.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Dinas Pertanian mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian; 4. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas;

5. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas;

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. Strategi Pembangunan Pertanian

Permasalahan Pokok

Permasalahan - permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan- kegiatan Pembangunan Pertanian di Kabupaten Blitar adalah : 1. Kepemilikan lahan budidaya petani sempit.

2. Kebanyakan pelaku usaha di bidang pertanian adalah buruh tani, penyewa, penyakap.

3. Generasi Muda enggan berusaha / mengelola usaha di bidang pertanian. 4. Sarana dan Prasarana yang ada ditingkat petani, baik jumlah maupun

(9)

5. Prilaku pelaku usaha di bidang pertanian masih enggan mengikuti anjuran yang telah diberikan, walaupun hal tersebut diketahui dan dimengerti bahwa hal tersebut dapat menekan biaya produksi.

6. Tidak tersedianya dana pada waktu diperlukan sebagaimana yang telah dijadwalkan sehingga pelaksanaan kegiatan tidak dapat tepat waktu sesuai dengan yang telah direncakanan.

7. Kurang mantapnya pelaksanaan proses Analisis Kebutuhan Pembangunan Dinas Pertanian, sehingga masih banyak jenis-jenis pembangunan pertanian yang diprogramkan belum mengacu pada hasil Analisis lapangan. Hal ini akan terkait erat dengan kebutuhan riil pembangunan pertanian Kabupaten Blitar.

8. Belum optimalnya Sistem Informasi Manajemen (SIM) Dinas Pertanian sehingga aspek-aspek koordinasi, integrasi, singkronisasi dan simplifikasi antara pelaksanaan dan intrumen Dinas Pertanian Kabupaten Blitar, Propinsi Jawa Timur dan Pusat belum dapat direalisasikan secara baik. 9. Belum sinkronnya pemahaman visi dan misi serta kebijaksanaan yang

diterapkan Dinas Pertanian kabupaten Blitar dari sebagian Dinas, Bagian, Kantor maupun lembaga-lembaga yang terkait pada lingkup Pemerintah Kabupaten Blitar sehingga mengakibatkan kurangnya dukungan pembangunan pertanian Kabupaten Blitar.

b. Isu Strategis

Menanggapi salah satu isu strategis Kabupaten Blitar yaitu rendahnya pertumbuhan ekonomi perdesaan, dimana perdesaan merupakan sentral kegiatan pertanian maka ”revitalisasi pertanian dan perdesaan” perlu dilakukan untuk memacu kinerja pertanian dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi tersebut.

c. Program Prioritas

Program pembangunan pertanian yang ditetapkan untuk dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun kedepan adalah :

i. Program peningkatan ketahan pangan

Program ini bertujuan memfasilitasi terjaminnya masyarakat untuk memperoleh pangan setiap saat yang cukup menurut jumlah maupun kualitasnya, dengan sasaran :

(10)

1. Tercapainya ketersediaan pangan daerah dan rumah tangga yang cukup dan aman;

2. Meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat;

3. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kerawanan pangan.

ii. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian

Program ini untuk memfasilitasi percepatan peningkatan produksi pertanian dengan sasaran meningkatkan produktifitas komoditi melalui penerapan teknologi .

iii. Program peningkatan produksi pertanian

Program ini untuk memfasilitasi berkembangnya usaha pertanian agar produktif dan efisien dengan sasaran :

1. Menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi di pasaran;

2. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian dalam perekonomian daerah.

iv. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian

Program ini untuk memfasilitasi pemasaran hasil pertanian dengan sasaran :

1. Memperkenalkan produk local unggulan yang dapat merangsang berkembangnya kooditi;

2. Meningkatnya hubungan antara petani dengan pengusaha sehingga mempermudah akses pemasaran komoditi.

v. Program peningkatan kesejahteraan petani

Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan dan perlindungan terhadap petani. Sasaran yang ingin dicapai yaitu (a) meningkatnya kapasitas dan posisi tawar petani; (b) semakin kokohnya kelembagaan petani; (c) meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif; (d) meningkatnya pendapatan petani.

(11)

d. Strategi Pembangunan Pertanian

Dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi setrategi pembagunan pertanian yang harus diagendakan adalah. Revitalisasi pertanian yang dikandung maksud menempatkan kembali dan membangun komitmen tentang arti penting pertanian secara proporsional dan kontekstual yang ditempuh dengan memberdayakan kemampuan dan meningkatkan kinerja pertanian.

i.

Prasyarat yang dibutuhkan

Beberapa faktor yang dapat mendukung keberhasilan kinerja Dinas Pertanian

Kabupaten Blitar adalah :

1. Tersedianya sumber daya manusia aparatur pengelola Dinas Pertanian dan petugas

tehnis lapangan yang ada diwilayah,

2. Tersedianya dana dari APBD II,

3. Tersedianya fasilitas sarana dan parasarana Dinas Pertanian.

4. Adanya kerja sama yang baik antara Dinas Pertanian dengan seluruh

Dinas/Badan/Bagian/Kantor maupun Lembaga yang lain pada lingkup Pemerintah

kabupaten Blitar maupun Lembaga non Pemerintah, kelompok –kelompok tani,

Kelompok-kelompok usaha pertanian yang lain.

(12)

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategik

1. Visi

Dalam kedudukannya sebagai unsur Pemerintah Kabupaten Blitar yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan tugas pemerintah dalam bidang pertanian, maka Dinas Pertanian mempunyai misi sebagai berikut :

“Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas berorientasi agribisnis yang berkelanjutan”

2. Misi

Dengan mengacu pada visi yang telah ditetapkan, misi Dinas Pertanian Kabupaten Blitar adalah :

1. Meningkatkan produksi dan mutu produk tanaman pangan untuk mendukung kemandirian pangan.

2. Mewujudkan sistem pertanian hortikultura yang berwawasan lingkungan dan mempunyai daya saing tinggi dengan berbasis sumber daya lokal. 3. Mewujudkan sistem pertanian yang berbasis iptek dengan ditunjang

sarana dan prasarana yang memadai.

3. Tujuan

a. Meningkatkan secara proporsional produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman pangan untuk mendukung kemandirian pangan

b. Meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura yang mendukung ketersediaandan ketahanan pangan

c. Lancarnya usaha tani yang didukung peningkatan teknologi, kuantitas dan kualitas sarana prasarana budidaya pertanian, sehingga berimbas meningkatnya ekonomi produktif petani

(13)

4. Sasaran/target

a. Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar)

b. Terwujudnya peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman hortikultura (cabe besar, cabe kecil, kentang, nanas, durian, melon, pisang, phylodendron)

c. Terwujudnya ketersediaan sarana dan prasarana pertanian dalam mendukung lancarnya budidaya dan usaha tani

Untuk mewujudkan tujuan organisasi, maka ditetapkan sasaran dengan fokus utama berupa target yang tercantum pada Indikator Kerja Utama (IKU) Kabupaten Blitar serta IKU pada Dinas Pertanian yaitu :

No Indikator Kinerja Utama Target 2014

(1) (2) (3) 1 Prosentase Sumbangan PDRB dari

Sektor Pertanian

43,96 % 2 Prosentase Peningkatan Produksi

Padi

3 % 3 Prosentase Peningkatan Produksi

Jagung

3 % 4 Prosentase Peningkatan Produksi

Kedelai

3 % 5 Prosentase Peningkatan Produksi

Cabe Besar

10 % 6 Prosentase Peningkatan Produksi

Melon

5 % 7 Prosentase Peningkatan Produksi

Nanas

10 %

Strategi Mencapai Sasaran/Target

Terdapat beberapa strategi berupa program dalam pencapaian sasaran/target yang terangkum di dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2014 Dinas Pertanian Kabupaten Blitar, yaitu :

(14)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2014

No

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target

(1)

(2)

(3)

(4)

1.

Terwujudnya peningkatan

produksi dan produktivitas

tanaman pangan

Prosentase Sumbangan PDRB

dari Sektor Pertanian

43,96 %

Prosentase Peningkatan

Produksi Padi

3 %

Prosentase Peningkatan

Produksi Jagung

3 %

Prosentase Peningkatan

Produksi Kedelai

3 %

2

Terwujudnya peningkatan

produksi dan produktivitas

tanaman hortikultura

Prosentase Peningkatan

Produksi Cabe Besar

10 %

Prosentase Peningkatan

Produksi Melon

5 %

Prosentase Peningkatan

Produksi Nanas

10 %

Program

Anggaran

1.

Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran

Rp 413.537.500

2.

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur

Rp 296.732.500

3.

Program Peningkatan Kapasitas Sumber

Daya Aparatur

Rp 8.000.000

4.

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

Rp 48.000.000

5.

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

(pertanian/perkebunan)

(15)

6.

Program Peningkatan Pemasaran Hasil

Produksi Pertanian/Perkebunan

Rp 118.120.000

7.

Program Peningkatan Penerapan Teknologi

Pertanian/Perkebunan

Rp 2.238.417.000

8.

Program Peningkatn Produksi Pertanian

Perkebunan

Rp 535.951.500

JUMLAH

Rp 12.723.952.070

(16)

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Sesuai dengan Tugas dan Fungsi tersebut pada tahun 2014 SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Blitar memiliki capaian :

A. Capaian Kinerja Organisasi

Dalam rangka mengetahui kinerja instansi, Dinas Pertanian Kabupaten Blitar melakukan penilaian kinerja 2014. Penilaian kinerja ini dimulai dengan telah ditentukannya Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Blitar maupun Dinas Pertanian. IKU tersebut telah tercantum didalam Perjanjian Kinerja Tahun 2014 yang berisi target capaian kinerja beserta anggaran yang diperlukan untuk pencapaiannya.

Capaian atau realisasi dari target kinerja pada tahun 2014 terdapat pada tabel berikut :

NO URAIAN IKU TARGET 2014 REALISASI

2014 CAPAIAN

1. Persentase sumbangan PDRB dari sektor Pertanian terhadap seluruh PDRB di Kabupaten Blitar*

43,96% 43,02% 98 % 2. Persentase peningkatan produksi padi* 3,00 % 3,66% 122 %

3 Persentase peningkatan produksi jagung 3,00 % 7,16 % 239 % 4 Persentase peningkatan produksi kedelai 3,00 % 5,51 % 184 % 5 Persentase peningkatan produksi cabe

besar 10 % 30,71 % 307 % 6 Persentase peningkatan produksi melon 5 % (10,28) % (103) % 7 Persentase peningkatan produksi nanas 10 % 21,09 % 210 %

Keterangan :

1. Target prosentase sumbangan PDRB sektor pertanian yang telah ditetapkan sebesar 43,96% tidak tercapai. Hal tersebut bukan karena produktivitas

(17)

sektor pertanian yang menurun, akan tetapi lebih disebabkan karena lebih cepatnya peningkatan pertumbuhan dari sektor-sektor yang lain.

2. Prosentase peningkatan produksi padi dapat dicapai melebihi target. Produksi padi ditargetkan naik sebesar 3% dari produksi tahun 2013 (9.544 ton) dapat dicapai sebesar 3,66% (11.644 ton). Sehingga produksi padi tahun 2013 produksi 318.154 ton meningkat meningkat menjadi 329.798 ton pada tahun 2014.

3. Prosentase peningkatan produksi jagung dapat dicapai melebihi target. Produksi jagung ditargetkan naik sebesar 3% dari produksi tahun 2013

(8.616 ton) dapat dicapai sebesar 7,16% (20.574 ton). Sehingga produksi

jagung tahun 2013 sebesar 287.195 ton meningkat meningkat menjadi 307.769 ton pada tahun 2014. Hal ini sebagai dampak dari dilaksanakannya kegiatan SLPTT jagung serta meningkatnya dukungan sarana dan prasarana pertanian yang ada.

4. Prosentase peningkatan produksi kedelai dapat dicapai melebihi target. Produksi kedelai ditargetkan naik sebesar 3% dari produksi tahun 2013 (384 ton) dapat dicapai sebesar 5,51 % (704 ton). Sehingga produksi kedelai tahun 2013 sebesar 12.786 ton meningkat meningkat menjadi 13.490 ton pada tahun 2014. Hal ini sebagai dampak dari dilaksanakannya kegiatan SLPTT kedelai serta meningkatnya dukungan sarana dan prasarana pertanian yang ada.

5. Prosentase peningkatan produksi cabai besar dapat dicapai melebihi target. Produksi cabe besar ditargetkan naik sebesar 10 % dari produksi tahun 2013

(1.555 ton) dapat dicapai sebesar 30,71% (4.777 ton). Sehingga produksi

cabe besar tahun 2013 sebesar 15.551 ton meningkat menjadi 20.328 ton pada tahun 2014. Hal ini sebagai dampak dari dilaksanakannya kegiatan pengembangan cabe serta meningkatnya dukungan sarana prasarana.

6. Prosentase peningkatan produksi melon tidak mencapai target. Produksi melon ditargetkan naik sebesar 5 % (212 ton) namun pada tahun 2014 mengalami penurunan 10,28% (435 ton). Sehingga produksi 2013 sebesar 4.235 ton turun menjadi 3.799 ton. Hal ini terjadi karena iklim yang tidak mendukung, sehingga berakibat berkembangnya hama dan penyakit untuk tanaman melon. Sebagai dampaknya luas tanam menjadi menurun (pada

(18)

tahun 2013 tanam melon sebesar 172 Ha menurun menjadi 130 Ha)

karena sebagian petani memilih untuk tidak menanam melon.

7. Prosentase peningkatan produksi nanas dapat dicapai melebihi target. Produksi nanas ditargetkan naik sebesar 10% dari produksi tahun 2013

(1.323 ton) dapat dicapai sebesar 21,09% (2. 790 ton). Sehingga

produksi nanas tahun 2013 sebesar 13.229 ton meningkat menjadi 16.019 ton pada tahun 2014. Hal ini sebagai dampak dari dilaksanakannya kegiatan pengembangan nanas serta meningkatnya dukungan sarana prasarana.

Perbandingan antara realisasi tahun 2014 dengan tahun 2013 sebagai berikut :

NO URAIAN IKU REALISASI 2013 REALISASI 2014

1. Persentase sumbangan PDRB dari sektor Pertanian terhadap seluruh PDRB di Kabupaten Blitar*

43,74% 43,02%

2. Persentase peningkatan produksi padi* 3,21 % 3,66% 3 Produksi tanaman jagung (ton glondong) 506.249 542.515 4 Produksi tanaman kedelai (ton ose kering) 12.722 13.490 5 Produksi tanaman cabe besar (ton) 15.552 20.328 6 Produksi tanaman melon (ton) 4.235 3.799 7 Produksi tanaman nanas (ton) 13.229 16.019

Keterangan :

1. Persentase sumbangan PDRB lebih rendah dari tahun 2013 dikarenakan meningkat lebih cepatnya pertumbuhan sektor lain melebihi pertumbuhan sektor pertanian sehingga sumbangan PDRB sektor pertanian 2014 menurun. 2. Persentase peningkatan produksi padi tahun 2014 melebihi tahun 2013, karena terdapat kegiatan pendampingan SLPTT padi serta musim yang mendukung bercocok tanam padi.

(19)

3. Produksi tanaman jagung tahun 2014 melebihi tahun 2013, hal ini karena ada pendampingan Program SLPTT jagung serta banyaknya tanam jagung di hutan.

4. Produksi tanaman kedelai tahun 2014 melebihi angka tahun 2013, hal ini karena ada pendampingan Program SLPTT kedelai.

5. Produksi tanaman melon tahun 2014 lebih rendah dari tahun 2013, hal ini karena sulitnya bertanam melon pada tahun 2014 akibat kondisi iklim yang berakibat berkembangnya hama dan penyakit pada melon.

6. Produksi tanaman nanas tahun 2014 lebih tinggi dari tahun 2013, hal ini karena ada pendampingan kegiatan nanas di Ponggok, Nglegok dan Gandusari.

B. Realisasi Anggaran

1. Dana APBD II

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur d. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

e. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

f. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian g. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Dengan total anggaran APBD II Rp.12.723.952.070,- terealisasi Rp. 12.002.836.237,-

(lebih detailnya di lampiran)

2. Dana Tugas Pembantuan (APBN)

a. Bidang Hortikultura Rp. 962.720.000,- terealisasi Rp.917.424.000,-

b. Bidang Tanaman Pangan Rp.7.793.450.000,- terealisasi Rp.7.621.130.200,- (lebih detailnya di lampiran)

(20)

BAB IV. PENUTUP

Dinas Pertanian masih terus mengadakan perbaikan-perbaikan yang akan dituangkan dalam perencanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi menyeluruh untuk tahun berikutnya. Sebab hasil LAKIP ini tidaklah hanya dibandingkan dengan capaian kinerja nyata pada tahun sebelumnya, tetapi harus memperhatikan pula kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan, juga harus membandingkan dengan indikator lain seperti tingkat kesejahteraan masyarakat tani, kondisi perekonomian dan sebagainya.

Apabila dalam perjalanan organisasi terjadi perubahan kebijaksanaan ataupun perubahan lingkungan strategis, maka akan dilakukan penyesuaian-penyesuaian dengan tetap memperhatikan visi, misi serta tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Blitar.

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Blitar merupakan salah satu cara untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan yang selanjutnya ditulis sebagai bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Namun apa yang telah dilaksanakan masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga masih diperlukan kerja dan usaha yang lebih keras dalam mewujudkan kinerja yang lebih baik di masa mendatang, untuk itu tidak menutup kemungkinan adanya masukan dan saran dalam penyempurnaan kegiatan-kegiatan yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini sebagai faktor atau kondisi yang dicobakan terhadap subyek adalah penggunaan media balok sempoa untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung perkalian

Kegiatan operasional bank Syariah sendiri ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992 sebagai bank umum pertama sesuai Syariah, hadirnya bank Muamalat

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat

Keadaan ini pada akhirnya akan mempengaruhi ketahanan aktifitas fisik seseorang yang akan menimbulkan kelelahan berlebihan Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk

Untuk kasus-kasus dimana sampel darah untuk pemeriksaan kuantitatif obat tidak bisa dilakukan pemeriksaan langsung ke laboratorium maka darah harus disimpan pada

Pineda dan Dooley (2003) mengatakan bahwa, bentuk ovarium pada hewan yang menghasilkan banyak keturunan dalam sekali kebuntingan seperti anjing, kucing, dan babi,

Berdasarkan tupoksi tersebut, maka Taman Budaya Jawa Tengah memiliki peran fungsional di dalam fasilitasi, stimulasi, dan mendinamisasi kehidupan seni dan budaya kreatif melalui

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan hidayahNya yang diberikan kepada peneliti, sehingga peneliti diberikan kesabaran, kekuatan,