• Tidak ada hasil yang ditemukan

Darul Aman. Nama Dayah Darul Aman. Lokasi Ds. Lubuk Sukon Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Pendiri dan Pengasuh Tgk. H.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Darul Aman. Nama Dayah Darul Aman. Lokasi Ds. Lubuk Sukon Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar. Pendiri dan Pengasuh Tgk. H."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Darul Aman

Nama Dayah

Darul Aman

Lokasi Ds. Lubuk Sukon Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar

Pendiri dan Pengasuh Tgk. H. Muhammad Tahun Berdiri 1998 Jumlah Santri Laki-laki: 138 Perempuan: 143 Jumlah Ustadz 20 orang` Lembaga Pendidikan Luar Sekolah Ciri Khas Tradisional/Salafiyah

(2)

Sejarah Pendirian

Pada tahun 1998, Tgk. H. Muhammad yang beberapa waktu yang lalu baru pulang dari pendidikannya di Dayah Keumala mendirikan sebuah dayah di Gampong Lubuk Sukon. Teungku yang masih muda tersebut telah belajar di beberapa dayah-dayah terkenal di Aceh. Ide untuk mendirikan dayah tersebut berasal dari Teungku Muhammad sendiri dengan didukung peran serta masyarakatdan tokoh-tokoh dari gampong setempat.

Dayah tersebut berdiri di atas tanahpribadi beliau sendiri sebesar 1/3 dari luasdayah dan wakaf dari masyarakat 1/3 dari luas tanah. Tanah seluas 5.000 m2 tersebut berada di pinggiran jalan Pasi Lubuk. Pada mulanya hanya ada sebuah balai untuk tempat mengaji di dayah yang beliau pimpin. Itupun baru diselenggarakan pengajian mingguan setiap minggu malam. Selang beberapa waktu mulailah penerimaan santri dan seterusnya diadakan pengajian sebagaimana di dayah-dayah pada umunnya.

Seiiring dengan bertambahnya jumlah santri kebutuhan terhadap balai pengajian juga meningkat. Sehingga beliau berinisiatif untuk menambah bangunan tempat belajar. Pada tahap awal pembangunan diselenggarakan dari bantuan-bantuan masyarakat setempat, tanpa bantuan dari pemerintah. Masyarakat secara sukarela menyumbangkan hartanya demi kemajuan pendidikan. Di mana anak-anak mereka juga belajar di Dayah Darul Aman.

Berbeda dengan dayah-dayah salafiyah lain yang sudah maju dan berkembang di Aceh, sejak awal pendiriannya Dayah Darul Aman tidak memiliki santri yang mondok (meudagang) didayah. Santri yang kebanyakan adalah masyarakat sekitar dayah pergi ke dayah hanya pada waktu belajar saja, setelah magrib sampai isya. Setelah proses pengajian selesai mereka kembali ke rumah masing-masing. Hal ini disebabkan belum memadainya fisilitas yang ada di dayah, terutama asrama tempat santri mondok.

Selang beberapa tahun kemudian, ketika fasilitas pemondokan dan fasilitas yang lain sudah cukup memadai, mulailah diterima santri yang ingin mondok di dayah. Fasilitas lain yang dimaksud adalah sarana dan prasarana penunjang lainnya, seperti dapur, ruang makan, kamar mandi, dan WC. Dengan lengkapnya fasilitas tersebut, banyaksantri-santri dari daerah yang jauh yang menjadi santri, namun ada juga santri yang tinggal di sekitar dayah yang mondok, pagi harinya mereka ke sekolah umum yang berada di daerah tersebut, sore sampai malam hari mereka kembali belajar di dayah.

Dayah Darul Aman mempunyai visi: “Menegakkan keagungan Islam sesuai dengan mazhab ahlussunnah wal jama‟ah dalam I‟tiqad dan bermazhab Syafii dalam berubudiyah dengan menciptakan generasi yang berilmu pengetahuan islam.”

Sedangkan misi yang dibawa adalah:

1. Menghasilkan lulusan santri yang berilmu pengetahuan yang tinggi dan memiliki daya saing yang kompetitif.

2. Mengajarkanilmutauhid,fiqih, dan tasawuf yang sesuai dengan aqidah ahlussunnah wal jama‟ah.

3. Menjadikanpesertadidikyangberakhlakmulia.

(3)

Profil Abu Pimpinan

Teungku H. Muhammad lahir di Gampong Lubuk Gapuy pada tanggal 2 Juni 1964. Pendidkan formal beliau sampai SMA, pernah jadi Mahasiswa di IAIN namun tidak sampai selesai. Sedangkan pendidikan nonformal dimulai sejak tahun 1981 di Dayah Ulee Titi. Diantara guru-guru beliau adalah Abu Ishaq, Abu Athailah, Tgk. Muhammad, dan Tgk. syamsuddin), selanjutnya beliau belajar di Dayah Blang Bladeh pada Tgk. H. Mustafa. dan terakhir di Dayah Keumala, diantara guru-guru beliau di dayah tersebut adalah Tgk. Usman, Tgk. Jali, Tgk. Sulaiman, Tgk. Abdullah, dan abu pimpinan sendiri, Tgk. H. Muhammad Amin (1997), dan terakhir beliau berguru padaAbuya Prof. Dr. Tgk. H. Muhibbuddin Waly.

Selain itu beliau juga aktif sebagai anggota MPU Aceh Besar sejak tahun 2007, Imam Masjid Lubuk sejak tahun 2010, terakhir beliau dipercayakan sebagai Ketua Muhtasyar HUDA Aceh Besar sejak tahun 2011.

Kondisi Lingkungan Sosial Dayah

Dayah Darul Aman yang berdiri sejak tahun 1998 terletak di kawasan yang cukup strategis, dekat dengan jalan provinsi dan hanya 2,5 km dari pasar Lambaro. Dayah berada di gampong Lubuk Sukon, sebuah gampong yang masyarakatnya masih kental nilai-nilai keislamannya dan sudah memiliki pikiran yang terbuka. Hal inidisebabkan karena penduduknya banyakyang sudah mengecap pendidikan tinggi.

Masyarakat sekitar dayah sangat mendukung keberadaan dayah. Mereka juga turut serta disetiap acara-acara yang diadakan di dayah. Hal ini berkat adanya hubungan baik yang dibina oleh pimpinan dayah dengan masyarakat sekitar, dimana masyarakat juga banyak yang mengaji seminggu sekali di dayah. Disamping itu Dayah Darul Aman juga bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk membentuk panitia kurban untuk disalurkan kepada santri dan masyarakat yang miskin.

Dengan kondisi masyarakat yangdemikian maka dayah dapat berkembang dengan pesat, tidak ada kendala yang dihadapi sehubungan dengan masyarakat di sekitar dayah.

Model Kepemilikan Dayah

Dayah Darul Aman berada di atas tanah pribadi Teungku H. Muhammad dan tanah wakaf masyarakat, bukan milik suatu yayasan tertentu. Namun kebanyakan bangunan yang berdiri di atas tanah tersebut merupakan milik umat,hasil bantuan masyarakat dan pemerintah.

Sejak pertama berdiri Dayah Darul Aman berada di bawah pimpinan beliau dan belum pernah terjadi pergantian pimpinan.

(4)

Pendidikan YangDiselenggarakan

Sebagaimana dayah salafiyah lainnya yang berada di Aceh, Dayah Darul Aman menerapkan sistem pendidikan tradisional, dimana yang diajarkan hanya pendidikan agama, tidak diajarkan pendidikan umum.

Kitab-kitab rujukan yang dipakai sesuai dengan keputusan rapat musyawarah ulama-ulama dayah se-Aceh. Kitab-kitab tersebut adalah:

a. Kitab fiqih:

1. Matan Safinatun Naja 2. Matan Taqrib 3. Al-Bajuri 4. I‟anatut Thalibin 5. Syarqawi‟ 6. Al-Mahalli b. Kitab Tasawuf: 1. Akidah Akhlak 2. Taisir Akhlak 3. Daqaikul Akhbar 4. Ta‟limul Muta‟allim c. Kitab Tauhid: 1. Aqidah Islamiyah 2. Khamsatun Mutun 3. Tijanud Darari 4. Kifayatul „Awan 5. Hud Hudi d. Kitab Nahu 1. „Awamil 2. Jarumiyah 3. Syaikhalid 4. Mutammimah e. Kitab Saraf: 1. Dhammon 2. Tasrif jil. I s.d III 3. Matan Bina 4. Khailani

5. Syarah Ibnu „Aqil f. Tarikh:

1. Khulasah Nurul Yaqin g. Mantiq:

(5)

2. Idhahul Mubham h. Ushul: 1. Waraqat 2. Lathaiful Isyarah i. Bayan: 1. Ahmad Shawi j. Tafsir: 1. Tafsir Jalalain k. Hadits: 1. Matan Arba‟in 2. Tankih 3. Majlisus Tsaniyah

Pendidikan di mulai dari kelas Tajhizi, yaitu kelas paling rendah, dan kelas I hingga kelas VII. Untuk kelas Tajhizi hingga kelas VI diasuh oleh ustadz-ustadz, baik yang nyantri di Dayah Darul Aman sendiri maupun Ustadzdari dayah-dayah lain. Sedangkan kelasVII langsung diasuh oleh Pimpinan sendiri.

Santri, Badal, dan Ustadz

Sejak berdirinya Dayah Darul Amanhanya menerima santri laki-laki, hal ini disebabkan masih minimnya sarana dan prasarana yang mendukung, seperti balai-balai pengajian maupun tenaga pengajar. Namun pada tahun 2009 dengan adanya bantuan balai dari pemerintah, serta sumbangan dari masyarakat maka Dayah DarulAman mulai menerima santri perempuan.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa tenaga pengajar di dayah berasal dari luar juga ada santri-santri senior yang telah lama belajar dan memiliki kemampuan untuk dapat mengajar di kelas-kelas tertentu. Namun belum ada santri yang dapat menjadi badal Abu pimpinan ketika beliau berhalangan. Jumlah tenaga pengajar saat ini ada 19 orang ustadz termasuk Abu Pimpinan dayah.Diantaranya terdapat 2 orang ustadzah.

Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki Dayah Darul Aman guna menunjang proses belajar mengajar memadai, namun seiring dengan bertambahnya santri kedepannya kebutuhan balai belajar dirasa sangat mendesak.

Sarana dan prasarana yang ada diantaranya: 1. 1 ruang kantor

2. 10 ruang belajar 3. 1 ruang perpustakaan 4. 1 buah masjid

(6)

5. 25 kamar tidur 6. 1 buah kantin

Model PengembanganEkonomi Dayah

Model pengembangan ekonomi sejauh ini adalah koperasi dayah. Dayah mempunyai 2 buah koperasi yang berada di luar lingkungan dayah dan 1 buah koperasi berada dalam lingkungan dayah. Dimana koperasi tersebut dikelola oleh santri sendiri.

Namun keberadaan koperasi tersebut belum dapat menutupi segala kebutuhan yang ada di dayah, sehingga dayah memungut sedikit biaya tahunan kepada seluruh santri.

Program Pengembangan

Program pengembangan yang saat ini dirancang meliputi bidang fisik dan non fisik. a. Fisik: renovasi masjid dan fasilitas-fasilitas belajar santri, pembangunan asrama dan

lokal-lokal baru sebagai antisipasi terhadap bertambahnya jumlah santri.

b. Non Fisik: pelatihan kewirausahaancdan ekonomi, pelatihan administrasi dayah, peningkatan prestasi para santri, pembentukan organisasi dan olahraga bela diri, peningkatan keterampilan ceramah, khutbah, serta memimpin tahlil dan sejenisnya.

Program Unggulan

a. Pengajaran kitab-kitab agama Islam untuk menciptakan manusia yang shaleh, berilmu pengatahuan, dan berakhlak mulia.

b. Program muhadharah, yaitu pelatihan berpidato kepada para santri sebagai bekal untuk berdakwah kepada umat dalam menyampaikan ajaran Islam.

Referensi

Dokumen terkait