• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

INSTRUKSI MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR IM 20 TAHUN 2017

TENTANG

PELAKSANAAN PENETAPAN PENGELOLA ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untu melaksanakan tertib administrasi dalam pelaksanaan anggaran dan akuntabilitas laporan keuangan untuk mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian Kementerian Perhubungan, perlu dilakukan seleksi persyaratan pada calon Pengelola Anggaran yang terdiri dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Penguji dan Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM), Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu mengeluarkan Instruksi Menteri Perhubungan tentang Pelaksanaan Penetapan Pengelola Anggaran di Lingkungan Kementerian Perhubungan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

(2)

3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423); 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi

Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

5. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75);

6. Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2016 tentang Sertifikasi Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola APBN bahwa pada Tahun Anggaran 2020 Bendahara wajib memiliki sertifikat; 7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 6 Tahun 2009

tentang Tata Cara Tetap Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Departemen Perhubungan sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 80 tahun 2014 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 6 Tahun 2009 tentang Tata Cara Tetap Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Departemen Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1916);

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara;

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK05/Tahun 2013 tentang Kedudukan dan tanggung jawab Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor

1350);

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128 PMK.05/2017 tentang Perubahan atas PMK Nomor 126/PMK.05/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sertifikasi Bendahara Pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

(3)

Kepada

Untuk PERTAMA

11. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 47/PB/2014 tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan Pembukuan Dan Pertanggungjawaban Bendahara Bendahara Pada Badan Layanan Umum Serta Verifikasi dan Monitoring Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pada Badan Layanan Umum.

MENGINSTRUKSIKAN: : 1. Sekretaris Jenderal;

2. Inspektur Jenderal;

3. Direktur Jenderal Perhubungan Darat; 4. Direktur Jenderal PerhubunganLaut; 5. Direktur Jenderal PerhubunganUdara; 6. Direktur Jenderal Perkeretaapian;

7. Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan;

8. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan; 9. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek;

10. Para Sekretaris Direktorat Jenderal; 11. Para Sekretaris Badan;

12. Para Kepala Biro/para Kepala Pusat/Ketua MAHPEL/Kepala Sekretariat KNKT di lingkungan Sekretariat Jenderal;

13. Para KPA di lingkungan Kementerian Perhubungan.

: Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal, dan Kepala Badan agar :

a. Melakukan penelitian dan evaluasi persyaratan umum terhadap calon KPA Satker Sementara sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 80 tahun 2014 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 6 Tahun 2009 tentang Tata Cara Tetap Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Departemen Perhubungan;

b. Ketentuan dalam huruf a diatas tidak diberlakukan untuk Kepala Kantor/UPT/Balai yang secara E x -O ffic io menjabat sebagai KPA;

(4)

KEDUA

b. Ketentuan pada huruf a diatas tidak diberlakukan untuk Kepala Kantor/UPT/Balai yang secara E x -O ffic io menjabat sebagai KPA; c. Mengusulkan calon KPA Satker Sementara di lingkungan Kantor

Pusat Kementerian Perhubungan ditujukan kepada Menteri Perhubungan Cq. Sekretaris Jenderal dengan tembusan Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan selambat-lambatnya pada Minggu I Bulan Desember yang selanjutnya ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Perhubungan;

d. Mengusulkan calon KPA Satker Sementara Daerah sesuai hasil penelitian dan evaluasi persyaratan umum dengan sekurang- kurangnya mencantumkan 2 (dua) nama calon KPA dan disampaikan kepada Menteri Perhubungan Cq. Sekretaris Jenderal dengan tembusan Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan selambat-lambatnya pada Minggu I Bulan Desember;

e. KPA dan Bendahara pada Satker Sementara ditetapkan setiap tahun anggaran dengan Keputusan Menteri Perhubungan.

: KPA/KPA Satker Sementara agar :

a. Segera mengangkat Pengelola Anggaran pegawai Kementerian Perhubungan yang terdiri dari PPK atas rekomendasi dari Eselon I/Pimpinan Tinggi Madya terkait dan PPSPM dengan Surat Keputusan selaku KPA, dengan persyaratan sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 80 tahun 2014 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 6 Tahun 2009 tentang Tata Cara Tetap Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Departemen Perhubungan, bahwa persyaratan umum mutlak harus dilaksanakan dan kriteria/persyaratan tambahan sebagai berikut :

1) KPA/KPA Satker Sementara yang mempunyai Pagu DIPA Belanja Modal di atas Rp. 5 Milyar harus menunjuk PPK tersendiri (KPA tidak diperbolehkan merangkap sebagai PPK Belanja Modal);

2) Calon Pengelola Anggaran yang diangkat adalah pegawai Kementerian Perhubungan dengan mencantumkan gelar, unit kerja, pangkat/golongan, NIP dan Jabatan;

(5)

3) Pengelola Anggaran tidak diperbolehkan merangkap lebih dari 1 (satu) DIPA (dibeberapa Kantor/UPT/Balai/Satker Sementara);

4) Dalam hal keterbatasan SDM yang memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan untuk menjadi Pengelola Anggaran di lingkungan Kementerian Perhubungan, sehingga terjadinya perangkapan jabatan KPA dengan jabatan PPK atau P3SPM, yang bertujuan menjaga kelancaran pelaksanaan anggaran belanja dari Kantor/UPT/Balai bersangkutan, maka jabatan PPK atau PPSPM pada Kantor/ UPT/Balai dengan Pagu DIPA Belanja Modal di bawah Rp. 10 Milyar dapat dirangkap oleh KPA setelah mendapat rekomendasi dari Eselon I terkait; 5) PPK yang ditunjuk/diangkat adalah pegawai Kementerian

Perhubungan dan/atau menduduki jabatan setinggi- tingginya Eselon IV sepanjang tidak mengganggu kelancaran tugas dan fungsinya;

6) PPK yang sudah menjabat selama 2 (dua) tahun berturut- turut pada Kantor/UPT/Balai/Satker Sementara, tidak dapat ditunjuk kembali pada Kantor/UPT/Balai/Satker Sementara yang sama, untuk kepentingan monitoring dan evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran;

7) Dalam hal penunjukan/pengangkatan PPK yang sudah menjabat 2 (dua) tahun berturut-turut pada Kantor/ UPT/Balai/Satker Sementara yang sama, dapat ditunjuk kembali dalam 1 (satu) periode Tahun Anggaran pada Kantor/ UPT/Satker Sementara yang sama setelah mendapat rekomendasi dari Eselon I terkait;

8) Dalam hal penunjukan/pengangkatan PPK baru karena PPK sebelumnya sudah menjabat 2 (dua) tahun berturut-turut pada Kantor/UPT/Balai/Satker Sementara yang sama, apabila menunjuk PPK dari Unit Kerja lain dapat ditetapkan oleh KPA setelah mendapat rekomendasi dari Eselon I terkait; 9) Terhadap kegiatan Tahun Anggaran berikutnya,

PPK Tahun Anggaran berjalan dapat melakukan lelang tidak mengikat dengan persyaratan data dukung yang lengkap.

(6)

b. Mengusulkan calon Bendahara Pengeluaran/Bendahara Penerimaan untuk Satker Sementara kepada Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/ Kepala Badan terkait dengan melampirkan Daftar Riwayat Hidup dan Sertifikat Bendahara Pengeluaran/Bendahara Penerimaan selambat-lambatnya pada Minggu II Bulan Desember;

c. Menyampaikan Surat Keputusan KPA tentang pengangkatan / pemberhentian / penggantian Pengelola Anggaran kepada Sekretaris Jenderal Cq. Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan dengan tembusan Inspektur Jenderal, dan Direktur Jenderal/Kepala Badan terkait dengan melampirkan Daftar Riwayat Hidup Pengelola Anggaran, Sertifikat Pengadaan Barang/Jasa bagi PPK dan Sertifikasi Bendahara bagi Bendahara yang telah ditunjuk/diangkat;

d. Apabila Surat Keputusan KPA tidak disampaikan (sesuai Diktum Kedua butir c tersebut di atas) maka dapat/akan dikenakan sanksi administrasi;

e. Mendukung Implementasi Sertifikasi Bendahara secara optimal untuk mengantisipasi tahun anggaran 2020 bahwa Bendahara wajib memiliki Sertifikat, agar melakukan langkah-langkah antara lain :

1) Melakukan pendataan terhadap Bendahara Satuan Kerja yang berada dalam cakupannya terkait mekanisme Sertifikasi Bendahara atau Calon Bendahara yang memiliki Sertifikat Diklat Bendahara yang diterbitkan oleh B PPK atau Lembaga Diklat lainnya dan Sertifikat Profesi Bendahara yang masih berlaku yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi yang diterbitkan sebelum Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2016 ditetapkan dapat mengikuti Sertifikasi melalui mekanisme pengakuan Sertifikat Diklat Bendahara dan/atau Sertifikat Profesi;

2) Bendahara yang menjabat > 2 (dua) tahun yang tidak memiliki Sertifikat Diklat bendahara maupun Bendahara yang memiliki Sertifikat Diklat Bendahara yang diterbitkan selain BPPK dapat mengikuti melalui mekanisme ujian Sertifikasi In te rn e t B a s e d T e s t (IBT);

(7)

3) Bendahara yang telah menjabat < 2 (dua) tahun yang tidak memiliki Sertifikat Diklat Bendahara maupun yang memiliki Diklat Bendahara yang diterbitkan oleh BPPK dapat mengikuti Sertifikasi melalui mekanisme ujian Sertifikasi C o m p u te r B a s e d T e s t (CBT) terintegrasi dengan penyegaran (re fre s h m e n t);

4) Menginformasikan kepada Bendahara/calon Bendahara dalam Satuan Kerja yang berada dalam cakupannya terkait proses Sertifikasi Bendahara;

5) Mendorong dan meningkatkan partisipasi para Bendahara/ calon Bendahara pada Kantor/UPT/Balai di lingkungan Kementerian Perhubungan untuk ikut serta dalam proses Sertifikasi Bendahara secepatnya dan memberikan dukungan teknis terkait pelaksanaan kegiatan tersebut;

6) Menjembatani para Bendahara/calon Bendahara agar selalu mendapatkan informasi terkini dari Kementerian Keuangan terkait proses Sertifikasi Bendahara;

7) Bendahara harus berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Sertifikasi (UPS) dalam hal ini Kanwil DJPB, KPPN, dan BPPK setempat dan untuk informasi lebih lanjut terkait dengan penyelenggaraan kegiatan Sertifikasi Bendahara dapat menghubungi Sekretariat Unit Penyelenggara Sertifikasi Bendahara No. Telp. (021) 3846822 atau dengan e-mail se rtifik a s i. bendaharaCa'kem enkeu.go. id.

KETIGA : Para Kepala Biro /Direktur yang Unit Kerjanya berstatus Satker Sementara (Kantor Pusat) agar menyampaikan usulan calon Bendahara Pengeluaran/Bendahara Penerimaan (untuk Satker Sementara) sesuai hasil penelitian dan evaluasi persyaratan umum sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 80 tahun 2014 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 6 Tahun 2009 tentang Tata Cara Tetap Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Departemen Perhubungan dan disampaikan kepada Sekretaris Jenderal Cq. Kepala Biro Keuangan dan Perlengkapan dengan tembusan Inspektur Jenderal dan Direktur Jenderal/Kepala Badan terkait, selambat-lambatnya pada Minggu II Bulan Desember dengan kriteria/persyaratan

(8)

tambahan sebagai berikut:

a. Bendahara Pengeluaran yang sudah menjabat selama 4 (empat) tahun berturut-turut pada Satker Sementara yang sama, tidak dapat ditunjuk kembali pada Satker Sementara yang sama, untuk pengendalian internal dalam pelaksanaan anggaran;

b. Dalam hal penunjukan/pengangkatan Bendahara Pengeluaran/ Bendahara Penerimaan yang sudah menjabat 4 (empat) tahun berturut-turut pada Satker Sementara yang sama dapat ditunjuk kembali dalam 1 (satu) periode Tahun Anggaran pada Satker Sementara yang sama setelah mendapat rekomendasi dari Eselon I terkait;

c. Dalam hal penunjukan/pengangkatan Bendahara Pengeluaran/ Bendahara Penerimaan baru karena Bendahara Pengeluaran sebelumnya sudah menjabat 4 (empat) tahun berturut-turut pada Satker Sementara yang sama, apabila menunjuk Bendahara Pengeluaran/Bendahara Penerimaan dari Unit Kerja lain dapat ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal setelah mendapat rekomendasi dari Eselon I terkait.

KEEMPAT : Inspektur Jenderal melakukan:

a. Verifikasi indikasi kerugian negara atau yang sudah menjadi kerugian negara terhadap calon KPA Satker Sementara, PPK, PPSPM, dan Bendahara Pengeluaran/Bendahara Penerimaan; b. Pengawasan terhadap Pengelola Anggaran.

KELIMA : Sekretaris Jenderal melakukan :

a. Rapat pembahasan calon KPA Satker Sementara Daerah yang dikoordinasikan oleh Biro Keuangan dan Perlengkapan dengan melibatkan Inspektorat Jenderal, Biro Perencanaan, Biro Kepegawaian dan Organisasi, Biro Hukum dan Direktorat Jenderal/Badan terkait;

b. Penilaian dan penelaahan terhadap Calon KPA Satker Sementara Daerah dengan mempertimbangkan antara lain kompetensi, hasil verifikasi pelaporan keuangan termasuk indikasi kerugian negara maupun yang telah ditetapkan sesuai hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksaan

(9)

KEENAM

Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI);

c. Menetapkan KPA Satker Sementara/KPA Sementara dan Bendahara Pengeluaran/Bendahara Penerimaan pada Satker Sementara yang telah diusulkan oleh Eselon I berdasarkan penelaahan dan penilaian, ditetapkan dengan Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri

Perhubungan;

d. Pembinaan melalui Pembekalan dan Bimbingan Teknis kepada para Pengelola Anggaran di lingkungan Kementerian Perhubungan.

: Peraturan Umum

a. Calon Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan yang ditunjuk dan belum mempunyai sertifikat Bendahara wajib mengikuti Diklat Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan pada kesempatan pertama;

b. Calon Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan yang ditunjuk tidak sedang menjabat sebagai Pejabat Struktural atau Pejabat Fungsional Tertentu lainya;

c. Dalam hal kekosongan jabatan (Pelaksana Tugas) pada Kantor/UPT/Balai/Satker Sementara di lingkungan Kantor Pusat (Eselon II), maka Eselon I terkait atau Pelaksana Tugas Eselon II terkait di lingkungan Sekretariat Jenderal segera mengusulkan calon KPA Sementara untuk ditetapkan sebagai KPA Sementara dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan yang berakhir setelah ditunjuk/diangkat pejabat definitif untuk diusulkan kembali sebagai KPA;

d. KPA Sementara yang diusulkan/diangkat tidak sedang mengelola DIPA/tidak boleh merangkap 2 (dua) DIPA;

e. Pengelola Anggaran pada Kantor/UPT/Balai/Satker Sementara dapat diganti setelah mendapat rekomendasi dari Eselon I terkait dengan alasan sebagai berikut:

1) berhalangan tetap (pensiun, meninggal dunia, mutasi, atau cuti alasan penting);

2) terkena sanksi masalah hukuman disiplin pegawai dan/atau tindak pidana;

(10)

4) tidak dapat menjalankan tugas dikarenakan sakit kronis atau sakit berkepanjangan.

KETUJUH : Pada saat Instruksi Menteri ini mulai berlaku, maka Instruksi Menteri Perhubungan Nomor IM 18 tahun 2016 tentang Pelaksanaan Penetapan Pengelola Anggaran di lingkungan Kementerian Perhubungan dicabut dinyatakan tidak berlaku.

DELAPAN Instruksi Menteri ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.

Dikeluarkan di Jakarta

pada tanggal 11 Desember 2017 MENTERI PERHUBUNGAN

REPUBLIK INDONESIA, ttd

BUDI KARYA SUMADI

Salinan sesuai dengan aslinya

WAHJU ADJI H.. SH, DESS Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19651023 199203 1 003

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian tentang Pemetaan Bahasa Jawa dialek Mataraman di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Jawa Timur dibatasi pada perubahan atau variasi fonem (vokal

usaha dan masyarakat sebagai konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan hubungan secara hukum mereka. Berhubung isi perjanjian sewa beli telah

Pengujian mengenali perubahan derajat sistem pengenalan pergerakan lengan menggunakan exponential moving average filter, dengan nilai bobot yang sudah optimal untuk

Sistem struktur gedung tinggi atau super-tinggi umumnya tidak hanya mengandalkan kepada konstruksi shear-wall dan rangka, tetapi sudah harus menggunakan sistem yang lebih

bahwa sehubungan dengan pertimbangan tersebut diatas dan sebagai pelaksanaan lebih lanjut Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982, dianggap perlu menetapkan