• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS NILAI-NILAI SOSIAL DALAM MANTRA MASYARAKAT DESA CEMAGA SELATAN KECAMATAN BUNGURAN SELATAN KABUPATEN NATUNA ARTIKEL E-JOURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS NILAI-NILAI SOSIAL DALAM MANTRA MASYARAKAT DESA CEMAGA SELATAN KECAMATAN BUNGURAN SELATAN KABUPATEN NATUNA ARTIKEL E-JOURNAL"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS NILAI-NILAI SOSIAL DALAM MANTRA MASYARAKAT DESA CEMAGA SELATAN KECAMATAN BUNGURAN SELATAN

KABUPATEN NATUNA

ARTIKEL E-JOURNAL

Oleh

EVA SUKRISNA NIM 120388201025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

(2)
(3)
(4)

Eva Sukrisna. 2016. Analisis Nilai-Nilai Sosial dalam Mantra Masyarakat Desa Cemaga Selatan Kecamatan Bunguran Selatan Kabupten Natuna. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang. Pembimbing I: Dr. H. Adul Malik, M.Pd. Pembimbing II: Drs. Wagiman, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai-nilai sosial yang terdapat dalam mantra masyarakat Melayu Desa Cemaga Selatan Kecamatan Bunguran Selatan Kabupaten Natuna. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian di lapangan peneliti mendapatkan 25 mantra masyarakat desa Cemaga Selatan dan setelah dilakukan analisis peneliti hanya menemukan 21 mantra yang mempunyai nilai sosial. Nilai sosial tersebut meliputi nilai sosial patriotisme (3), nilai sosial kerukunan (7), nilai sosial keteguhan (16), nilai sosial kebijaksanaan (1), dan nilai sosial kegigihan (8). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai sosial keteguhan adalah nilai sosial yang lebih dominan dalam mantra masyarakat Melayu Desa Cemaga Selatan.

Kata Kunci: Mantra, Nilai Sosial.

This study aimed to analyze the value of social values in rural communities mantra Cemaga Selatan village Bunguran Selatan Kabupaten Natuna. The method used is descriptive qualitative method. The results of research in the field researchers get 25 communities mantra Cemaga Selatan village and after analysis researchers found only 21 mantra have social value. The social value includes patriotism (3), the value of social harmony (7), social value dependability (16), the value of social wisdom (1), and of persistence (8). Based on the description above concluded that the social value of constancy is the dominant social value in the mantra communities Cemaga Selatan village Bunguran Selatan Kabupaten Natuna.

(5)

1. Pendahuluan

Beraneka ragam kebudayaan dimiliki bangsa Indonesia, seperti kebudayaan di Kepulauan Riau. Keanekaragaman tersebut tentunya dapat memberikan dan memperkaya corak negara Indonesia yang memang dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya. Salah satu produk kebudayaan yang tersebar yaitu sastra.

Khazanah sastra Indonesia sangat kaya, baik dari segi keberagaman bentuk maupun isinya. Tidak terhitung jumlah karya yang dihasilkan sejak zaman Hindu, zaman Islam, dan zaman modern, suatu bukti bahwa pengarang Indonesia secara terus-menerus berperan serta secara aktif membangun bangsa. Dalam rangka memelihara khazanah tersebut selanjutnya diperlukan adalah kesadaran bangsa Indonesia secara keseluruhan untuk menghargai, mengapresiasi, dan memeliharanya.

Mantra merupakan salah satu sastra warisan nenek moyang dan merupakan warisan budaya yang mempunyai nilai berharga. Mantra termasuk sastra lisan yang memiliki kekuatan gaib, mantra mengandung kata sugesti yang mampu membangkitkan semangat dan rasa percaya diri terhadap si pemakai mantra jika dilandasi kepercayaan penuh. Masyarakat desa Cemaga Selatan adalah salah satu kelompok masyarakat yang masih mempercayai kekuatan gaib yang ada dalam mantra dan masih mempercayai hal-hal yang mistis.

Masyarakat Desa Cemaga Selatan menggunakan mantra untuk hal-hal pengobatan atau untuk menjaga diri dari gangguan setan atau jin yang dikirim oleh dukun atau bomo. Namun, masyarakat Desa Cemaga Selatan dalam menggunakan sastra tidak memperhatikan nilai-nilai yang ada dalam mantra tersebut khususnya nilai-nilai sosial. Sehingga nilai-nilai atau pesan yang ada dalam sastra (mantra) tersebut tidak tersampaikan dengan baik.

(6)

Dengan menganalisis nilai-nilai sosial pada mantra masyarakat Melayu Desa Cemaga Selatan, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan, sebagai pengetahuan yang dapat dijadikan acuan serta masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan, terutama dalam hal mengenal, usaha pembinaan dan pengembangan kebudayaan Indonesia.

2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Jumlah mantra yang dianalisis dalam penelitian ini 21 mantra. Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik menurut Sugiyono, yaitu; (1) meredukasi data, (2) penyajian data, (3) penarikan kesimpulan, setelah data direduksi dan data sudah disajikan dalam bentuk tabel instrument penelitian barulah peneliti mencari nilai-nilai sosial dalam mantra tersebut. Jangka waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama satu bulan dimulai pada tanggal 18 April sampai dengan 18 Mei. Tempat penelitian peneliti dilakukan di Desa Cemaga Selatan Kecamatan Bunguran Selatan Kabupaten Natuna.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada beberapa nilai-nilai sosial yang ada dalam mantra masyarakat desa Cemaga Selatan. Nilai sosial tersebut adalah nilai sosial patriotisme, nilai sosial kerukunan, nilai sosial keteguhan, nilai sosial kebijaksanaan, nilai sosial kegigihan. Nilai sosial yang paling dominan adalah nilai keteguhan, nilai keteguhan tersebut mendeskrifsikan hidup masyarakat pada saat itu memegang teguh keyakinan, mempertahankan nilai-nilai moral, agama dalam masyarakat.

(7)

4. Simpulan dan Saran

Simpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil analisis yang peneliti lakukan, adalah bahwa dalam dua puluh satu mantra masyarakat Melayu Desa Cemaga Selatan tersebut terdapat lima nilai sosial yang dilihat dari aspek budaya yang berkitan dengan nilai sosial. Nilai sosial tersebut menggambarkan kehidupan masyarakat lama yang menjunjung tinggi nilai-nilai dalam bermasyarakat.

Nilai sosial yang ada pada mantra yaitu; nilai patriotisme 3 nilai, nilai kerukunan 7 nilai, nilai keteguhan 16 nilai, nilai kebijaksanaan 1 nilai, nilai kegigihan 8 nilai. Berdasarkan uraian tersebut nilai sosial yang lebih dominan dari nilai sosial lainnya adalah nilai sosial keteguhan yaitu berjumlah 16 nilai.

Berdasarkan simpulan di atas maka, peneliti mengharapkan kepada pembaca dari Kabupaten Natuna aga lebih memperhatikan budaya dan sastra yang ada di daerah tersendiri, mensosialisasikan dan menasionalkan nilai-nilai kedaerahan dalam rangka budaya nasional. Setiapindividu khususnya generasi muda mencari dan lebih memaknai nilai-nilai yang ada dalam sebuah sastra sebagai pelajaran dalam intraksi mereka sebagai individu denagn kelompok yang ada dilingkungannya.

Selanjutnya untuk masyarakat desa Cemaga Selatan agar tidak menggunakan mantra untuk hal-hal yang negatif dan tidak terlalu percaya akan hal-hal yang gaib dan lebih mengenal sastra daerah sendiri dan mencari tahu, mempelajari nilai-nilai yang ada dalam sasttra. Saran terakhir peneliti kepada pihak pemerintah daerah Kabupaten Natuna agar mampu memberikan dan menggali lebih jauh lagi mengenai sastra lisan khusunya mantar dan memberikan dukungan kepada peneliti0peneliti yang lain untuk melanjutkan penelitian ini, agar hasil penelitian ini tidak sebatas sampai pada penelitian semata.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, Sutan Takdir. 2011. Puisi Lama. Jakarta: Dian Rakyat.

Abdulsyani, 2007. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Amir, Adriyetti. 2013. Sastra Lisan Indonesia. Yogyakarta: Cv Andi Offest. Budianta, Melani, dkk. 2006. Membaca Sastra (Pengantar Memahami Sastra

untuk Perguruan Tinggi). Magelang: Indonesia Tera.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra (Epistemologi, Model, Teori dan Aplikasi). Jakarta: Caps.

Heriyanto. 2013. “Analisis Gaya Bahasa Mantra Melayu Piabung Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.” Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang (Tidak diterbitkan).

Muhamad Haji, Morsidi Haji. 2009. Susastra Jurnal Ilmu Sastra dan Budaya. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Ratna, Kutha Nyoman. 2007. Sastra dan Cultural Studies Resperentasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, Kutha Nyoman. 2016. Stalistika Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suhardi. 2011. Satra Kita, Kritik, dan Lokalitas. Depok: Komodo Books.

Santoso, Joko. 2013. Pantun, Puisi Lama Melayu dan Pribahasa. Yogyakarta: Araska.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiarto, Eko. 2016. Mengenal Sastra Lama. Yogyakarta: Cv Andi Offset.

Tafsir, Ahmad. 2004. Filsafat Ilmu Mengurai Ontologi Epistemologi dan Aksiologi Pengetahuan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim Redaksi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

a) Hamil atau diduga hamil. b) Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya. c) Tidak dapat menerima bila terjadi gangguan haid. d) Menggunakan obat tuberkulosis

Sejalan dengan meningkatnya penggunaan komputer di masyarakat, maka sejumlah tuntutan untuk meningkatkan kemampuan komputer baik dalam hal efisiensi, kecepatan, ukuran,

Kata dane juga terlihat dalam leksikon alus dialek BD sebagai kata alus singgih yang berfungsi pronomina persona ketiga (‘beliau’) (lihat contoh kalimat 2), tetapi dalam

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 4 variabel yang diduga berhubungan, terdapat 2 variabel yang berhubungan dengan kejadian depresi post partum yaitu

Kemandirian yang dilakukan oleh Didi dan Endang selaras dengan pendapat dari Rizky (2015) bahwa individu dewasa yang mengalami disabilitas fisik diharapkan

Berdasarkan hasil perhitungan persentase nilai total time loss dan hasil dari pengambaran diagram pareto six big losses dapat kita ketahui bahwa persentase nilai breakdown loss dan

Bila relaps terjadi pada dosis Prednison rumat > 0,5 mg/KgBB alternating, tetapi < 1,0 mg/KgBB alternating tanpa efek samping yang berat, dapat dicoba

Kondisi-Kondisi yang mempengaruhi dan menjadi bagian dari proses pembinaan manajemen meliputi, sebagai contoh, bisnis jangka panjang, organisasi, dan rencana- rencana tenaga