• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SISTEM PERPARKIRAN SEBAGAI POTENSI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MAJENE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS SISTEM PERPARKIRAN SEBAGAI POTENSI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MAJENE"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS SISTEM PERPARKIRAN SEBAGAI POTENSI PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN MAJENE The Analysis of Parking Effectivity as Improvement Potency of Local Income

(PAD) of Majene Regency Mufli, Yamin Jinca dan Ria Wikantari

Abstrak

Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui karakteristik parkir, (2) Menjelaskan pengelolaan parkir, (3) Mengusulkan alternatif penataan ruang parkir dan pengelolaan retribusi parkir. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif dengan analisis karakteristik parkir untuk mengetahui kapasitas parkir, Volume parkir, akumulasi parkir, tingkat penggunaan parkir, indeks parkir, kebutuhan parkir serta deskriptif kualitatif dengan model interaktif untuk menjelaskan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan mengusulkan alternatif penataan ruang parkir dan pengelolaan retribusi parkir untuk optimalisasi perparkiran. Hasil analisis menunjukkan bahwa kapasitas pelataran parkir kurang dari kebutuhan parkir dan kapasitas parkir ditepi jalan melebihi kebutuhan parkir. Penetapan target tidak berdasarkan potensi perparkiran, realisasi retribusi parkir tidak memenuhi target, kurangnya fasilitras parkir dan petugas parkir menyebabkan pengawasan terbatas. Untuk mengatasi masalah perparkiran, optimalisasi perparkiran dapat memenuhi kebutuhan parkir dan meningkatkan kontribusi terhadap PAD dengan membandingkan kontribusi tahun 2006-2010 rata-rata 0,37 % pertahun sedangkan kontribusi tahun 2011 setelah penetapan target berdasarkan potensi perparkiran yang diasumsikan terealisasi sesuai target dengan memperhitungkan efesiensinya akan meningkatkan konteribusi terhadap PAD sebesar 2,07 %.

Abstract

This research is aimed (1) to know parking characteristic, (2) to explain parking management, (3) to propose parking space alternative system and parking fee management. The research are quantitative - descriptive with parking characteristic analiysis to know capacity, volume, accumulation, use level, need of parking, and quantitative - descriptive study with interactive model to explain planning, implementation, monitoring, and proposing parking space alternative system and parking fee management for improving parking income optimization. The analysis result showed that parking space capacity less than need and capacity of parking at road side exceed parking need. Target establishment was not based on parking potency, parking fee realization not achieved, lack of parking facility and officer resulted in restricted monitoring. To solve parking problems, parking optimization may fulfill parking need and improve parking fee contribution to local income (PAD) in which annual parking contribution average in 2006 - 2010 of 0.37%, whereas it is estimated 2.07% in 2011 after target

(2)

2

establishment and considering efficiency based on parking potency and considering that it will archive target.

PENDAHULUAN

Masalah lalu lintas merupakan masalah yang tidak pernah habis-habisnya melanda hampir seluruh kota besar di Indonesia. Jika tidak ditangani secara serius maka akan berdampak sangat buruk terhadap perkembangan kota tersebut. Salah satu penyebab masalah kemacetan adalah karena tingkat pertumbuhan pergerakan yang sangat tinggi (15 % per tahun) yang tidak bisa diikuti dengan tingkat pertumbuhan prasarana jaringan transportasi (hanya 4% per tahun). Hal ini perlu mendapat perhatian khusus adalah kenyataan bahwa ruang jalan yang memang sudah sangat terbatas tersebut banyak yang beroperasi dengan kapasitas yang jauh lebih rendah dibandingkan kapasitas yang seharusnya. Hal ini disebabkan karena sebagian badan/ruang jalan digunakan untuk lahan parkir (on-street parking), kegiatan sektor informal seperti pedagang kaki lima, gangguan samping kegiatan tata guna lahan dan penyebab-penyebab lainnya.

Fasilitas parkir pada pusat pelayanan jasa, perkantoran, perbelanjaan, restoran dan tempat-tempat aktifitas lainnya yang berpotensi sebagai pembangkit lalu lintas pada umumnya belum menyelesaikan fasilitas parkir yang memedai sehingga besar badan jalan utama pada sekitar aktifitas tersebut digunakan sebagai ruang parkir yang dapat mengurangi lebar jalur lalu lintas dijalan raya Fasilitas parkir untuk umum juga dapat berfungsi sebagai salah satu alat pengendali lalu lintas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka pada kawasan-kawasan tertentu dapat disediakan fasilitas parkir untuk umum yang diusahakan sebagai suatu kegiatan unsaha berdiri sendiri dengan memungut bayaran. Dapat dimengerti bahwa parkir merupakan salah satu sumber pendapatan daerah, sehingga kebijakan perparkiran yang diambil seharusnya pula diarahkan untuk sedapat mungkin meningkatkan PAD dengan tidak melupakan keuntungan yang akan didapat oleh pengendara kendaraan yang parkir ditempat tersebut. Permasalahan tersebut merupakan kondisi perparkiran yang ada di kabupaten Majene sehingga untuk mengoptimalkan perparkiran diharapkan dapat meningkatkan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pembiayaan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang dapat diandalkan. Adanya otonomi daerah dipacu untuk berkreasi mencari sumber penerimaan daerah yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah. Undang-undang tentang Pemerintahan Daerah menetapkan pajak dan

(3)

3

retribusi menjadi salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.

TINJAUAN PUSTAKA

Perparkiran merupakan masalah yang sering dijumpai dalam sistem transportasi perkotaan, baik di kota-kota besar maupun kota yang sedang berkembang. Masalah perparkiran tersebut akhir-akhir ini terasa sangat mempengaruhi pergerakan kendaraan, dimana kendaraan yang melewati tempat-tempat yang mempunyai aktivitas tinggi, laju pergerakannya akan terhambat oleh kendaraan yang parkir dibadan jalan. Pada umumnya kendaraan yang parkir dipinggir jalan berada disekitar tempat atau pusat kegiatan seperti : perkantoran, sekolah, pusat kegiatan ekonomi (pasar swalayan, bioskop, rumah makan), dan lain-lain.

Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan, pengadaan lahan parkir yang cukup. Kebutuhann lahan parkir (demand) dan prasarana yang akan dibutuhkan (supply) harus seimbang dan disesuaikan dengan karakterisitik perparkiran. Masalah perparkiran ini sangat berhubungan dengan pola pergerakan arus lalu lintas kota dan apabila pengoperasian parkir tidak efektif akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Oleh karena itu, fasilitas parkir harus cukup memadai sehingga semua pengoperasian arus lalu lintas dapat berjalan dengan lancar.

PAD adalah kemampuan daerah dalam menggali berbagai sumber-sumber pendapatan, baik yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, maupun dari sumber-sumber pendapatan lainnya.

PAD merupakan modal dasar bagi tiap daerah dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan dan pembangunan dan sekaligus merupakan suatu bukti terhadap tingginya tingkat kesadaran masyarakat dalam mendukung pemerintah, sekaligus bagaimana kemampuan daerah dalam menggali potensi sumber-sumber PAD.

Retribusi Daerah adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada negara karena adanya jasa tertentu yang diberikan oleh negara bagi penduduknya secara perorangan. Jasa tersebut dapat dikatakan bersifat langsung, yaitu hanya yang membayar retribusi yang menikmati balas jasa dari negara.

Retribusi parkir adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat parkir di tepi jalan umum dan fasilitas umum yang dibiayai oleh pemerintah. Obyek retribusi adalah penyediaan tempat parkir di tepi jalan umum dan fasilitas umum yang dibiayai pemerintah sedangkan subyek retribusi adalah orang pribadi

(4)

4

atau badan yang menggunakan tempat parkir di tepi jalan umum dan fasilitas umum yang dibiayai pemerintah.

Karakteristik parkir berkaitan dengan besarnya jumlah kebutuhan parkir yang harus disediakan meliputi Kapasitas Parkir, Volume Parkir,Akumulasi Parkir, Durasi Parkir,Tingkat Penggunaan Parkir, Kebutuhan Parkir Indeks Parkir. Pengawasan lalu lintas pada umumnya, parkir pada khususnya meliputi pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaan kebijakan lalu lintas dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas dari kebijakan-kebijakan tersebut untuk mendukung pencapaian tingkat pelayanan yang ditentukan. Termasuk dalam kegiatan pemantauan antara lain meliputi inventarisasi mengenai kebijakan-kebijakan lalu lintas yang berlaku pada ruas jalan, jumlah pelanggaran dan tindakan-tindakan koreksi yang telah dilakukan atas pelanggaran tersebut. Termasuk dalam kegiatan penilaian antara lain meliputi penentuan variabel penilaian, analisis tingkat pelayanan, analisis pelanggaran dan usulan tindakan perbaikan. Kewenangan terhadap pelanggaran kegiatan parkir atau berhenti di tempat yang dilarang untuk dilakukan pengawasan oleh petugas polisi lalu lintas. Pengelolaan suatu organisasi dapat mempergunakan cara sebagai berikut: (1) merencanakan kebutuhan informasi sesuai dengan kebutuhan pimpinan, pengelola, pelaksana, dan pemakai yang berwenang mengambil keputusan, (2) menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan yang diinginkan atau dicapai, (3) memberikan kemudahan dalam berbagai kegiatan serta dilakukan secara efisien dan efektif, (4) meningkatkan kemampuan dan pengetahuan petugas dan pelaksana dalam bidang pengelolaan, (5) melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap proses dan hasil-hasil pelaksanaan di lapangan, dan (6) melaksanakan tertib pengelolaan yang lancar dan terarah serta tepat waktu.

Optimalisasi perparkiran sangat penting karena berkaitan dengan keterbatasan kapasitas jalan dan kebutuhan parkir sehingga perlu pemanfaatan ruang parkir yang ada dengan optimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran transportasi darat di kabupaten Majene merupakan kebijakan dan peranan sistim transportasi yang ada. Kondisi transportasi Kabupaten Majene meliputi dua aspek yaitu jaringan pelayanan transportasi dan jaringan prasarana transportasi.

Transportasi darat merupakan sistem jaringan transportasi jalan yang sifatnya fleksibel dan pelayanan door to door yang memiliki daya jangkau tinggi. Modal ini digunakan untuk jarak pendek, sedang dan jauh sebagai mata rantai awal dan akhir dari seluruh sistim transportasi. Transportasi darat merupakan

(5)

5

sistim jaringan dari serangkaian simpul dan ruang kegiatan yang menghubungkan serta membentuk satu kesatuan sistim jaringan terutama dalam pengembangan sistim transportasi terpadu.

Keterpaduan jaringan pelayanan dan prasarana transportasi suatu daerah mencerminkan adanya tingkat pelayanan yang baik kepada yang menggunakannya. Keberadaan prasarana transportasi suatu wilayah dapat diartikan bahwa wilayah tersebut telah memiliki suatu aset dalam menunjang berbagai aspek kegiatan masyarakat, mengingat manfaat transportasi dalam kehidupan masyarakat mencakup manfaat ekonomi, sosial, politik, hankam, dan lingkungan.

Pasar Sentral Majene yang terletak di Kec. Banggae sebagai ibukota Kabupaten Majene merupakan pasar yang sering dikunjungi oleh berbagai kalangan karena menyediakan bermacam-macam kebutuhan hidup sehingga berbagai permasalahan terjadi terutama pada sistem transportasi baik sarana maupun prasarananya.

Pasar Sentral Majene dibangun diatas lahan seluas 15.395 m2 terdiri atas area terbangun seluas 13.335 m2 digunakan untuk bangunan pasar dan area tidak terbangun seluas 2.060 m2 digunakan untuk parkir dan sirkulasi. Pasar ini dikelilingi oleh empat ruas jalan yaitu disebelah utara Jalan Kanjuha berada disebelah kanan pasar, sebelah timur Jalan Lanto Dg. Pasewang berada di depan pasar, sebelah selatan Jalan A Wahab Azasi berada di sebelah kiri pasar dan sebelah barat Jalan Mayjend A. Azis Bustam berada dibelakang Pasar. Perpakiran di Pasar Sentral Majene meliputi pelataran parkir (off street parking) berada dibagian depan dan parkir di tepi jalan (on street parking) berada di keempat ruas jalan disekelilingnya. Selama ini pelataran parkir sudah dipungut retribusinya sedangkan parkir di tepi jalan belum dipungut walaupun kedua ruang parkir tersebut tidak tertata dengan baik.

Perparkiran Pasar Sentral Majene meliputi pelataran parkir (Off Street parking) dan parkir di tepi jalan (On street parking) yang terdiri dari empat ruas jalan yang mengelilingi pasar tersebut

(6)

6 Tabel 7. Luas Parkir dan Kapasitas Statis

No. Ruang Parkir

Luas Parkir

(M2)

Kapasitas Statis Kendaraan Mobil Pribadi (unit) Mobil Angkutan (unit) Sepeda Motor (unit) Sepeda, Becak, Gerobak (unit) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Pelataran Parkir (Off Street Parking)

1.839 13 28 60 32

2 Parkir di tepi jalan (On Street Parking)

2168 20 50 115 85

Sumber: Analisis Data, 2011.

Luas pelataran parkir adalah 1.839 m2 dalam keadaan statis melayani 16 mobil pribadi, 30 mobil angkutan, 80 sepeda motor, dan 40 becak/sepeda/gerobak sedangkan luas parkir di tepi jalan adalah 2.168 m2 dalam keadaan statis melayani 20 mobil pribadi, 50 mobil angkutan, 120 sepeda motor, dan 95 becak/sepeda/gerobak.

Berdasarkan kondisi tersebut maka kapasitas dihitung berdasarkan jumlah kendaraan parkir dan diberikan SRP. Jadi kapasitas ruang parkir pelataran parkir melayani mobil pribadi 16 unit dan angkutan umum 30 unit dengan SRP 2,5 m x 5m dan pola parkir paralel dan 45°, sepeda motor 80 unit dengan SRP 0,70 m x 2 m dan pola parkir 90°, sedangkan sepeda, becak, gerobak dan PK5 semuanya 40 unit tanpa SRP dengan mengasumsi berdasarkan dimensinya.

Parkir di tepi jalan sekitar pasar tidak mempunyai pola parkir serta arah sirkulasi yang jelas dan selama ini belum dipungut retribusinya, hal ini dapat dilihat pada ruas jalan Lanto Dg. Pasewang, jalan Kanjuha, Jalan Mayjen A. Azis Bustam dan jalan A. Wahab Azasi dimana pada ruas jalan tersebut belum ada rambu dan marka parkir serta petugas parkir.

Ruas jalan Lanto Dg. Pasewang digunakan untuk parkir mobil pribadi, angkutan umum, motor/ojek, becak, sepeda, gerobak dan truk/kampas yang melakukan bongkar muat.

Ruas jalan jalan Kanjuha digunakan untuk parkir mobil pribadi, angkutan umum, motor/ojek, becak, sepeda, gerobak dan truk/kampas yang melakukan bongkar muat.

(7)

7

Ruas Jalan A. Wahab Azasi digunakan sebagai tempat parkir Sepeda Motor, becak. gerobak dan PK5 sehingga kapasitas jalan di ruas ini menjadi berkurang sehingga hanya menjadi sirkulasi pejalan kaki saja.

Ruas jalan Mayjen A. Azis Bustam digunakan untuk Parkir Mobil Pribadi, angkutan umum, motor/ojek, becak, sepeda, gerobak dan truk/kampas yang melakukan bongkar muat sehingga mengurangi kapasitas jalan diruas tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut maka kapasitas hanya dihitung berdasarkan jumlah kendaraan dan diberikan SRP, jadi kapasitas ruang parkir di tepi jalan keempat ruas jalan melayani mobil pribadi 20 unit dan angkutan umum 50 unit dengan SRP 2,5 m x 5 m dan pola parkir paralel dan 45°, sepeda motor 120 unit dengan SRP 0,70 m x 2 m dan pola parkir 90°, sedangkan sepeda, becak, gerobak dan PK5 semuanya 95 unit tanpa SRP dengan mengasumsi berdasarkan dimensinya.

Volume parkir berdasarkan jumlah kendaraan yang parkir di pelataran parkir dan di tepi jalan pada hari pengamatan mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 18.00, ditambah kendaraan yang parkir sebelum pengamatan.

Tabel 8. Volume Parkir

No. Lokasi Jenis Volume Parkir (unit)

Sabtu Minggu Senin

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pelataran Parkir (Off Street Parking)

Mobil Pribadi 118 141 91

Mobil Angkutan 211 236 129

Sepeda Motor 231 263 194

Becak, Sepeda & Gerobak 135 145 121 2. Parkir di tepi jalan

(On Street Parking)

Mobil Pribadi 111 122 96

Mobil Angkutan 199 230 201

Sepeda Motor 282 302 211

Becak, Sepeda & Gerobak 160 175 136 Sumber: Analisis Data, 2011

(8)

8

Tabel 8 menunjukkan bahwa volume bahwa parkir pada pelataran parkir (Off Street Parking) yang terbesar yaitu sepeda motor pada hari Minggu begitu pula parkir ditepi jalan (On Street Parking) yang terbesar adalah sepeda motor dihari Minggu 302 unit karena merupakan kendaraan alternatif untuk menghindari kemacetan dibandingkan dengan mobil sedangkan yang terkecil adalah mobil pribadi pada hari senin masing-masing 91 unit dan 96 unit karena merupakan hari kerja jadi mobil pribadi cenderung dipakai ke kantor.

Akumulasi parkir berdasarkan jumlah kendaraan parkir sebelum pengamatan ditambah dengan jumlah kendaraan yang masuk dikurangi dengan jumlah kendaraan yang keluar dari pelataran parkir dan parkir di tepi jalan, dalam interval waktu 15 menit.

Tabel 9. Akumulasi Puncak Kendaraan

No. Jenis Kendaraan pada Lokasi Pengamatan

Sabtu Minggu Senin

Waktu Jumla

h Waktu

Jumla

h Waktu Jumlah

Puncak Kend. Puncak Kend. Puncak Kend

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (6) 1 Pelataran Parkir A Mobil Pribadi 09.30 - 09.45 19 08.45 - 09.00 25 08.45 - 09.00 11 B Mobil Angkutan 10.00 - 10.15 33 09.30 - 09.45 50 09.15 - 09.30 27 C Sepeda Motor 10.30 - 10.45 60 10.00 - 10.15 90 11.00 - 11.15 45 D Gerobak, becak, sepeda 10.00 - 10.15 31 09.30 - 09.45 41 08.45 - 09.00 19 2 Parkir di Tepi Jalan

A Mobil Pribadi 09.00 - 09.15 15 09.00 - 09.15 18 09.45 - 10.00 13 B Mobil Angkutan 09.00 - 09.15 31 09.45 - 10.00 39 09.00 - 09.15 25 C Sepeda Motor 10.30 - 10.45 61 09.45 - 10.00 75 10.00 - 10. 15 46 D Gerobak, becak, sepeda 09.45 - 10.00 29 09.45 - 10.00 48 08.45 - 09.00 18 Sumber: Analisis Data, 2011

Tingkat penggunaan parkir adalah suatu angka yang menunjukkan tingkat pergantian parkir yaitu dengan membagi volume parkir (lihat tabel 6) dengan kapasitas statis.

(9)

9 Tabel 10. Tingkat Penggunaan Parkir

No Jenis

TPP Pelataran parkir kend/petak

TPP parkir di tepi jalan kend/petak Sabtu Minggu Senin Sabtu Minggu Senin

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 Mobil pribadi Mobil angkutan Sepeda motor

Becak, sepeda gerobak

9,08 7,54 3,85 4,25 10,85 8,43 4,38 4,53 7,00 4,61 3,23 3,78 5,55 3,98 2,45 1,88 6,10 4,60 2,63 2,06 4,80 4,02 1,83 1,60 Sumber : Analisa Data, 2011

Tabel 8 menunjukkan bahwa TPP paling banyak adalah mobil pribadi padi hari minggu diperalatan parkir yaitu 10,85 kendaraan perpetak sedangkan TPP paling sedikit adalah becak, sepeda dan gerobak pada hari senin diparkir tepi jalan yaitu 1,60 kendaraan perpetak.

Indeks parkir adalah persentase jumlah kendaraan parkir menempati areal parkir, yaitu jumlah kendaraan parkir pada akumulasi puncak dibagi dengan kapasitas statis, digunakan untuk tingkat kebutuhan parkir.

Tabel 11. Indeks Parkir

No Jenis

Indeks parker (%) kend/petak

Indeks parkir (%) kend/petak Sabtu Minggu Senin Sabtu Minggu Senin

1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 Mobil pribadi Mobil angkutan Sepeda motor

Becak, sepeda gerobak

146,15 117,86 100,00 96,88 192,31 178,57 150,00 128,13 84,62 96,43 75,00 59,38 75,00 62,00 53,04 34,12 90,00 78,00 65,22 56,47 65,00 50,00 40,00 21,18 Sumber : Analisa Data 2011

Tabel 9 menunjukkan bahwa indeks parkir tertinggi adalah mobil Pribadi pada hari Minggu diperalatan parkir yaitu 192,31% kendaraan perpetak sedangkan yang terendah adalah becak, sepeda dan gerobak pada hari senin diparkir tepi jalan yaitu 21,18% kendaraan perpetak.

Kebutuhan parkir adalah kebutuhan ruang parkir berdasarkan perbandingan permintaan (pada saat akumulasi puncak) terhadap penawaran. Permintaan (demand) adalah besarnya kebutuhan parkir yang harus dipenuhi oleh suatu areal parkir sedangkan penawaran (supply) adalah besarnya kapasitas yang tersedia dari suatu areal parkir. Kebutuhan parkir diperoleh dari jumlah masing-masing kendaraan terbanyak pada akumulasi puncak.

(10)

10 Tabel 12. Kebutuhan Parkir

No Lokasi Jenis kendaraan Kebutuhan (kend) Kapasitas (Kend) Ruang tidak efektif selisih Ket 1 2 3 4 5 6 7 1 Peralatan parkir (off street parking) Mobil pribadi Mobil angkutan Sepeda motor Becak, sepeda gerobak 25 50 90 41 13 28 60 32 -12 -22 -30 -9 2 Parkir di tepi jalan (on street parking) Mobil pribadi Mobil angkutan Sepeda motor Becak, sepeda gerobak 18 39 75 48 20 50 115 85 2 11 40 37

Sumber : Analisa Data, 2011

Tabel 10 menunjukkan bahwa kebutuhan parkir parkir kendaraan diperalatan parkir rata-rata mencukupi kapasitas parkir, mobil pribadi kurang 12 petak, mobil angkutan kurang 22 petak, motor kurang 30 petak dan becak, sepeda, gerobak kurang 9 petak sedangkan pada parkir ditepi jalan rata-rata melebihi kapasitas parkir, mobil pribadi lebih 2 petak, mobil angkutan lebih 11 petak, motor lebih 40 petak dan becak, sepeda, gerobak lebih 37 petak.

Pengelolaan parkir Pasar Sentral Majene dalam memungut retribusi parkir merupakan proses kegiatan yang terdiri dari berbagai aspek yang saling mempengaruhi dengan harapan agar apa yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik sehingga perlu dianalisis berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut : Perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

Optimalisasi perparkiran Pasar Sentral Majene dapat meningkatkan realisasi retribusi parkir dengan asumsi pelaksanaannya tanpa hambatan atau permasalahan, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut:

(11)

11

Tabel 17. Potensi Retribusi Parkir setelah Optimalisasi

No. Lokasi Jenis Kendaraan

Jumlah

Kendaraan Tarif Parkir

Hasil Setahun (unit/tahun) (Rp.) (Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pelataran Parkir

(off street parking)

Mobil Pribadi Mobil Angkutan Sepeda Motor

Becak, Sepeda & Gerobak

34.272 52.416 70.272 8.506 1.000 1.000 500 1.000 34.272.000 52.416.000 35.136.000 8.506.000 2 Parkir di Tepi Jalan

(on street parking)

Mobil Pribadi Mobil Angkutan Sepeda Motor

Becak, Sepeda & Gerobak

34.224 68.832 78.672 9.744 1.000 1.000 500 1.000 34.224.000 68.832.000 39.336.000 9.774.000 Total 282.466.000 Sumber: Analisis Data, 2011

Tabel 15 menunjukkan bahwa potensi retribusi parkir Pasar Sentral Majene setelah Optimalisasi perparkiran dilaksanakan, yang diperoleh dari volume parkir kendaraan selama seminggu dengan asumsi dalam seminggu dua kali hari libur (Minggu, sabtu), 5 kali hari kerja (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat) kemudian dikali dalam setahun berdasarkan tarif parkir yang diatur dalam Perda Nomor 09 Tahun 2008 sehingga didapat potensi retribusi parkir dalam setahun sebesar Rp. 282.466.000,-, pada tabel tersebut juga diasumsi 20% jumlah gerobak karena becak dan sepeda tidak dikenakan tarif retribusi.

Tabel 18. Peningkatan Rata-Rata Target dan Realisasi PAD (2006 - 2010) Tahun

Anggara n

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Realisasi thd Target PAD

(%) Target (Rp.) Peningkatan (%) Realisasi (Rp.)

Peningkatan (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2006 6.534.520.500 0 4.076.556.792 0 62,38 2007 6.585.754.325 1 4.221.168.704 3 64,10 2008 7.005.467.100 6 5.625.796.460 25 80,31 2009 10012.453.500 30 9.606.390.332 41 95,94 2010 10.865.270.000 8 10.061.443.537 5 92,60 Jumlah 41.003.465.425 45 33.591.355.825 74 395,33 Rata-rata 8.200.693.085 9 6.718.271.165 15 79,07

(12)

12

Tabel 16 menunjukkan bahwa target dan realisasi PAD yang semakin meningkat dari tahun ketahun, peningkatan rata-rata target PAD sebesar 9% pertahun dan rata-rata realisasi PAD sebesar 15% pertahun serta rata-rata realisasi terhadap target PAD sebesar 79,07% pertahun.

Realisasi Retribusi Parkir tahun 2011

Kontribusi = ———————————————————— x 100% Realisasi PAD tahun 2011

240.096.100,-

Kontribusi = ————————— x 100% 11.570.660.068,-

Kontribusi = 2,07%

Dengan membandingkan kontribusi retribusi parkir terhadap PAD dari tahun 2006 sampai dengan 2010 yaitu rata-rata 0,37% pertahun (lihat tabel 21) dengan kontribusi retribusi parkir terhadap PAD tahun 2011 yaitu 2,07% menunjukkan bahwa semakin besar realisasi retribusi parkir berarti semakin besar pula tingkat kontribusi retribusi terhadap PAD. Dimana bila kontribusi retribusi parkir semakin tinggi maka PAD akan meningkat.

KESIMPULAN

Karakteristik parkir Pasar Sentral Majene Menunjukkan Volume Parkir didominasi sepeda motor dipelataran parkir yaitu pada hari minggu sebagai hari libur pada pukul 08.30 – 10.15 merupakan akumulasi puncak yang menunjukkan indeks parkir mobil pribadi 192,31 % dan Mobil Angkutan 178,57 % serta kendaraan lain yang mendekati jenuh berarti mengalami kemacetan sehingga tidak dapat menampung seluruh kebutuhan parkir (demand) karena tidak sesuai dengan kapasitas parkir (supply) yang menyediakan ruang parkir untuk mobil pribadi kurang 12 petak, mobil angkutan kurang 22 petak, sepeda motor kurang 30 petak dan becak, sepeda dan gerobak kurang 9 petak. Dengan tingkat penggunaan parkir terbanyak digunakan mobil karena motor / ojek cenderung memarkir sembarang tempat termasuk di jalur sirkulasi. Sedangkan kapasitas parkir di tepi jalan rata – rata melebihi kebutuhan parkir pada semua jenis kendaraan yang beroperasi namun ruang parkir ini masih semrawut karena belum dikelola atau ditata dengan baik.

Pengelolaan parkir pasar sentral Majene menunjukkan perencanaan penetapan target retribusi parkir tidak berdasarkan potensi perparkiran yang dalam penerapannya hanya pelataran parkir yang dikelola sedangkan parkir ditepi jalan belum dikelola sehingga mengurangi realisasi retribusi parkir karena tidak semua kendaraan yang memarkir dipungut retribusinya sementara pemungutan retribusi hanya berlangsung dari pukul 08.00 – 12.00 serta

(13)

13

kurangnya fasilitas parkir dan petugas parkir yang menyebabkan terbatasnya pengawasan untuk mengawasi permasalahan termasuk adanya kolusi antara peparkir dengan petugas.

Optimalisasi perparkiran pasar sentral Majene dapat memenuhi kebutuhan parkir dan meningkatkan kontribusi terhadap PAD, dengan membandingkan kontribusi tahun 2006 sampai 2010, rata-rata 0,37 % pertahun sedangkan kontribusi tahun 2011 setelah penetapan target berdasarkan potensi peparkiran yang diasumsikan terealisasi sesuai target dengan memperhitungkan efesiensinya akan meningkatkan kontribusi terhadap PAD sebesar 2,07% berarti semakin besar realisasi retribusi parkir maka semakin besar pula kontribusi terhadap PAD.

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar I. dkk. 1998. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir. Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta

Digdo, H, P. 2005. Analisis Perkembangan Retribusi Daerah di Kabupaten Bantul. UII, Yogyakarta

Gambar

Tabel  10  menunjukkan  bahwa  kebutuhan  parkir  parkir  kendaraan  diperalatan  parkir rata-rata mencukupi kapasitas parkir, mobil pribadi kurang 12 petak, mobil  angkutan kurang 22 petak, motor kurang 30 petak dan becak, sepeda, gerobak  kurang  9 petak
Tabel 17. Potensi Retribusi Parkir setelah Optimalisasi

Referensi

Dokumen terkait

Indeks parkir terbesar untuk mobil maupun sepeda motor terjadi pada hari.. Minggu sore dengan nilai indeks parkir untuk mobil

Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi pajak restoran dan pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah (PAD), untuk mengetahui potensi

Indeks parkir terbesar untuk mobil maupun sepeda motor terjadi pada hari.. Minggu dengan nilai indeks parkir melebihi 100% yaitu

Untuk sepeda motor akumulasi puncak terjadi pada hari Minggu dengan jumlah sepeda motor sebanyak 185 kendaraan dengan luas 277.5 m 2 jadi luas lahan parkir yang disediakan

Dari hasil penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam meningkatkan penerimaan retribusi pasar sehingga mampu menunjang

Retribusi parkir digolongkan kedalam retribusi jasa yang dikelola oleh Daerah dengan penyediaan fasilitas parkir karena kontribusi penerimaan retribusi parkir cukup penting

Pemerintah Kota Sorong juga perlu menambah fasilitas pelabuhan seperti terminal pelabuhan dan lahan parkir, jika kapal yang masuk ke pelabuhan Kota Sorong mencapai

mengetahui potensi penerimaan retribusi suatu daerah antara lain. a.) Kondisi awal suatu daerah. b.) Peningkatan cakupan atau ekstensifikasi dan intensifikasi