BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian terakhir thesis ini menuliskan kesimpulan dari temuan dan pembahasan penelitian yang telah dipaparkan di bab sebelumnya. Rekomendasi juga diberikan, baik bagi PAUD Tunas Kasih maupun bagi manajemen sekolah YPKI Magelang, serta bagi pembaca dan peneliti pada umumnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan temuan dan diskusi penelitian sebelumnya, penulis dapat merangkumkan beberapa simpulan berdasarkan tahapan evaluasi CIPP, sebagai berikut,
1. Evaluasi Konteks. Program supervisi akademik di PAUD Tunas Kasih sudah didasarkan pada tujuan utama untuk pengembangan kualitas guru, meskipun ada kesalahpahaman terhadap pengertian supervisi akademik yang direduksi dan dibatasi pada teknik observasi kelas. Kebutuhan dan kondisi yang diidentifikasi di lapangan mendorong perlunya
program supervisi akademik di PAUD Tunas Kasih. Kepala sekolah dan para guru menyadari hal tersebut. 2. Evaluasi Input. Program supervisi akademik di PAUD Tunas Kasih, Magelang, sudah direncanakan dengan cukup baik dan berdasarkan kebutuhan dan kondisi lapangan, meskipun tujuan program atau teknik yang dituliskan masih belum jelas atau lengkap. Selain itu, kegiatan atau teknik supervisi yang direncanakan menyertakan ragam teknik kelompok maupun individual.
Kesiapan kepala sekolah sebagai supervisor masih kurang karena minimnya pelatihan yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan supervisi akademik. Di sisi lain, para guru melaporkan kesiapan mereka untuk terlibat didukung dengan suasana kerja yang kondusif. Pendanaan dan sarana-prasarana yang tersedia di sekolah sudah cukup baik, tetapi dengan fasilitas internet dan komputer yang
3. Evaluasi Proses. Kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan sebagian besar telah terlaksana, antara lain (1) observasi kelas, (2) pelatihan, seminar, dan lokakarya, (3) pertemuan kelompok guru, (4) intervisitasi dan team-teaching, (5) konferensi, (6) learning resource centre, dan (7) rapat-rapat. Sementara teknik studi banding dan kompetisi guru interen tidak terlaksana, karena hambatan jadwal dan kepadatan kegiatan. Penyesuaian pelaksanaan kegiatan sesuai kondisi dan kebutuhan dilakukan. Kendala yang muncul, berhubungan dengan kepadatan jadwal, faktor pribadi guru, kepala sekolah, manajemen sekolah, pendanaan, maupun sarana-prasarana, dapat ditangani.
Kepala sekolah yang berperan serta para guru yang berpartisipasi mendukung pelaksanaan program supervisi akademik. Kepala sekolah menjalankan peran supervisornya dengan cukup baik, tetapi umpan balik, masukan dan ekspektasi dari kepala sekolah
masih dinilai belum tepat sasaran dan atau belum jelas disampaikan. Kegiatan-kegiatan yang terlaksana didokumentasikan dengan cukup baik secara individu, dalam bentuk catatan pribadi yang dimiliki para guru, maupun secara kelompok melalui notula sekolah. Dokumentasi yang menyeluruh belum ditemukan tersusun rapi untuk keperluan administrasi sekolah 4. Evaluasi Produk. Evaluasi produk ini memberikan
kesimpulan bahwa program supervisi akademik di PAUD Tunas Kasih sudah memberikan dampak positif dan mencapai tujuan yang direncanakan terhadap pengembangan kualitas guru dalam mengajar dan mendampingi anak, juga secara kolektif terhadap citra sekolah sendiri. Para guru memberikan respon yang positif, meskipun ditemukan adanya respon sebaliknya berupa keraguan untuk terlibat, kurangnya antusiasme dan ketidakpuasan terhadap partisipasi dalam teknik supervisi tertentu. Tindak
langsung dilaksanakan atau disampaikan, dan evaluasi program maupun kegiatan juga dilaksanakan untuk upaya perbaikan dan pengembangan program supervisi akademik selanjutnya.
5. Mempertimbangkan keempat tahap evaluasi program supervisi akademik di PAUD Tunas Kasih, penulis dapat memberikan rekomendasi terhadap kelanjutan program supervisi akademik, dengan beberapa catatan masukan dan penyesuaian untuk perbaikan program tersebut.
B. Saran
Berdasarkan hasil evaluasi dan simpulan yang ditarik, beberapa rekomendasi dapat penulis berikan, antara lain:
1. Kepada PAUD Tunas Kasih, berdasar evaluasi model CIPP, program supervisi akademik yang ada di PAUD Tunas Kasih perlu dilanjutkan, dengan beberapa pertimbangan dan perbaikan, yaitu:
a. Pemahaman konsep supervisi perlu diperbaiki, baik oleh kepala sekolah maupun para guru. Seminar atau pelatihan supervisi akademik kepada kepala sekolah, dan guru senior, oleh karena itu menjadi penting. Kerja sama dengan perguruan tinggi dalam perancangan pelatihan kepemimpinan bagi kepala sekolah dapat diupayakan, seperti disarankan Gaol (2017). b. Kebutuhan dan kondisi di PAUD Tunas Kasih
perlu ditinjau secara berkala untuk dijadikan bahan perencanaan dan pengembangan program supervisi akademik, termasuk juga kebutuhan individu para guru.
c. Penyusunan rencana dan perancangan teknik-teknik supervisi akademik yang menjawab kebutuhan tersebut kemudian perlu dilakukan dengan lebih komprehensif dan menyeluruh, termasuk merincikan tujuan dengan jelas dari
Teknik yang tidak terlaksana, yaitu studi banding dan kompetisi guru interen, juga dapat direncanakan kembali, karena keduanya juga mendukung tujuan supervisi akademik.
d. Fleksibilitas dan adaptasi dalam pelaksanaan program perlu terus diupayakan dalam menangani kendala yang muncul.
e. Kepala sekolah perlu lebih jelas dan relevan dalam memberikan umpan balik kepada para guru serta ekspektasi yang diharapkan dari mereka. Selain itu, kepala sekolah perlu peka mewadahi dan mengapresiasi antusiasme para guru untuk terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan selain menjawab usulan dari mereka, seperti pelaksanaan unannounced
observation, delegasi, dan self-reflection.
f. Dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan perlu dirapikan dan dikumpulkan secara utuh dalam arsip atau administrasi sekolah, karena
hal ini juga mendukung pengembangan kualitas sekolah.
2. Rekomendasi untuk manajemen sekolah YPKI Magelang meliputi,
a. Perlunya manajemen sekolah memfasilitasi atau merancang pelatihan supervisi akademik bagi kepala sekolah dan guru-guru senior. Pemahaman yang baik dan lebih lengkap dari supervisi akademik akan menjamin efektifitas program (Moswela & Mphale, 2015).
b. Dibutuhkannya dan diharapkan keterlibatan lebih dan monitoring dari pihak manajemen sekolah, sesuai usulan dari sekolah. Keterlibatan yang diusulkan termasuk memfasilitasi perijinan kegiatan dalam program supervisi akademik untuk menjawab kebutuhan pengembangan kualitas pendidikan dan guru.
c. Pedoman dan instrumen yang mendukung program supervisi akademik perlu disiapkan atau disediakan oleh pihak manajemen sekolah. d. Mengamati antusiasme dan partisipasi guru, pemberian penghargaan atau apresiasi perlu dipertimbangkan, seperti diusulkan oleh Lukum (2013). Seperti diingatkan Mette et al. (2015) dan Zepeda (2016), supervisi akademik tidak seharusnya terbatas pada evaluasi atau penilaian serta pencapaian standar yang tinggi, jadi manajemen sekolah perlu mendorong kepala sekolah dan guru untuk berkolaborasi lebih untuk tujuan peningkatkan mutu guru dan pendidikan.
3. Rekomendasi untuk penelitian sejenis selanjutnya, mempertimbangkan bahwa penelitian evaluatif ini terbatas dan spesifik atas obyek yang dievaluasi (McMillan, 2008), adalah dapat dilakukannya penelitian di subyek atau lokasi lain. Temuan dan
rekomendasi evaluasi dalam penelitian ini perlu ditinjau ulang, menyesuaikan kondisi dan kebutuhan lokal, sebelum diterapkan atau digeneralisasikan untuk sekolah lain. Penelitian selanjutnya juga dapat mengeksplorasi efektifitas supervisi akademik dengan melibatkan pihak pengelola sekolah, orang tua, dan siswa, terkhusus untuk pendidikan yang lebih tinggi, dan dengan penggunaan metode kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Aaronson, D., Barrow, L., & Sander, W. (2007). Teachers and student achievement in the Chicago public high schools. Journal of Labor Economics, 25, 95–135. Adnot, M., Dee, T., Katz, V., & Wyckoff, J. (2017). Teacher
turnover, teacher quality, and student achievement in DCPS. Educational Evaluation and Policy Analysis,
39(1), 54-76.
Alatas, H. (2013). Early childhood education and development services in Indonesia. Dalam Suryadarma, D., & Jones, G. W. (Eds.). Education in Indonesia. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies. Argiani, A., & Slameto, S. (2015). Supervisi Kunjungan Kelas
untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01, Tengaran, Kabupaten Semarang.
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 2(1), 1-11.
https://doi.org/10.24246/j.jk.2015.v2.i1.p1-11
Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi
Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S., & Jabar, C. S. A. (2010). Evaluasi Program
Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, S., & Yuliana, L. (2012). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.
Aziz, S., Mahmood, M., & Rehman, Z. (2018). Implementation of CIPP Model for Quality Evaluation at School Level: A Case Study. Journal of Education and
Brown, G. B. (2002). Guiding faculty to excellence: Instructional
supervision in the Christian school. Purposeful
Design Publications.
Chen, C. F. (2009) A case study in the evaluation of English
training courses using a version of the CIPP model as an evaluative tool. Tesis Doktoral, Durham
University. Tersedia di Durham E-Theses Online: http://etheses.dur.ac.uk/2912/
Daryanto & Farid, M. (2013). Konsep Dasar Manajemen
Pendidikan di Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. (2018). Jumlah Data
Satuan Pendidikan (Sekolah) Anak Usia Dini, Berdasarkan Jenjang PAUD. Retrieved from
http://dapodik.pdkjateng.go.id/npsn_paud?wilayah=0 36000.
Fitzpatrick, J. L., Sanders, J. R., & Worthen, B. R. (2012).
Program Evaluation: Alternative approaches and practical guidelines, 4th ed.. New Jearsey: Pearson
Education.
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2007). How to
Design and Evaluate Research in Education, 6th Ed.
New York: McGraw-Hill.
Frye, A. W., & Hemmer, P. A. (2012). Program evaluation models and related theories: AMEE guide no. 67.
Medical teacher, 34(5), e288-e299.
Gaol, N.T.L. (2017). Teori dan Implementasi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah. Kelola: Jurnal
Manajemen Pendidikan, 4(2), 213-219. https://doi.org/10.24246/j.jk.2017.v4.i2.p213-219
Manajemen Pendidikan, 5(1), 66-73. https://doi.org/10.24246/j.jk.2018.v5.i1.p66-73
Garrett, R., & Steinberg, M. P. (2015). Examining teacher effectiveness using classroom observation scores: Evidence from the randomization of teachers to students. Educational Evaluation and Policy
Analysis, 37(2), 224-242.
Gorman, G. E., Clayton, P. R., Shep, S. J., & Clayton, A. (2005).
Qualitative research for the information professional: A practical handbook. Facet Publishing.
Hakan, K., & Seval, F. (2011). CIPP evaluation model scale: development, reliability and validity. Procedia Soc
Behav Sci, 15, 592-9.
Herdiansyah, H. (2013). Wawancara, Observasi, dan Focus
Groups sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hillman, C.B. (2006). Mentoring Early Childhood Educators. Heinemann.
Ho, W. W., Chen, W. J., Ho, C. K., Lee, M. B., Chen, C. C., & Chou, F. H. C. (2011). Evaluation of the suicide prevention program in Kaohsiung City, Taiwan, using the CIPP evaluation model. Community mental health
journal, 47(5), 542-550.
Ibara, E. C. (2013). Exploring clinical supervision as instrument for effective teacher supervision. Africa Education
Review, 10(2), 238-252.
Imron, A. (2011). Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kartono, S. (2009). Sekolah bukan pasar: catatan otokritik
Kuo, L. H., Wei, H. M., Chen, L. M., Wang, M. C., Ho, M. K., & Yang, H. J. (2012). An evaluation model of integrating emerging technology into formal curriculum. International Journal of Education and Information Technologies, 6(3), 250-445.
Lodico, M. G., Spaulding, D. T., & Voegtle, K. H. (2010). Methods in educational research: From theory to practice, 2nd ed. California: Jossey-Bass.
Lukum, A. (2013). Evaluation of science learning supervision on secondary schools. International Journal of
Education, 5(4), 61-81.
Mahmudi, I. (2011). CIPP: Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan. Jurnal At-Ta'dib, 6(1), 111-125.
Mawarni, R., Chiar, H. M., & Sukmawati, H. (2017) Supervisi Akademik di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pemangkat Kabupaten Sambas. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran, 6(1).
McMillan, J. H. (2008). Educational Research: Fundamentals for
the customer, 5th Ed. Pearson.
Memduhoglu, H. B. (2012). The issue of education supervision in Turkey in the views of teachers, administrators, supervisors, and lecturers. Educational Sciences;
Theory and Practice, 12(1), 149-156.
Merukh, N., & Sulasmono, B. (2016). Pengembangan Model Supervisi Akademik Teknik Mentoring Bagi Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Kelas.
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 3(1), 30-48.
https://doi.org/https://doi.org/10.24246/j.jk.2016.v3.i1 .p30-48
Teacher Supervision and Evaluation: A Reflection of School Improvement Practices in the Age of Reform.
Education Leadership Review, 16(1), 16-30.
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative
Data Analysis: A methods sourcebook, 3rd Ed. Sage.
Minarti, S. (2011). Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga
Pendidikan Secara Mandiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Mohebbi, N., Akhlaghi, F., Yarmohammadian, M. H., & Khoshgam, M. (2011). Application of CIPP model for evaluating the medical records education course at master of science level at Iranian medical sciences universities. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 15, 3286-3290.
Moswela, B., & Mphale, L. M. (2015). Barriers to clinical supervision practices in Botswana schools. Journal of
Education and Training Studies, 3(6), 61-70.
Moye, M.J., Henkin, A.B., & Egley, R.J., (2005). Teacher‐principal relationships: Exploring linkages between empowerment and interpersonal trust.
Journal of Educational Administration, 43(3),
260-277, https://doi.org/10.1108/09578230510594796. Mukhtar & Iskandar. (2009). Orientasi Baru Supervisi
Pendidikan. Jakarta: GP Press.
Mulyasa, E. (2012). Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyono. (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi
Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Munthe, A. P. (2015). Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan: Sebuah Pengantar, Pengertian, Tujuan
dan Manfaat. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 5(2), 1-14.
Ngatini, N., & Ismanto, B. (2015). Pengelolaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Kota Semarang. Kelola: Jurnal Manajemen
Pendidikan, 2(2), 127-138. https://doi.org/10.24246/j.jk.2015.v2.i2.p127-138 Patil, Y., & Kalekar, S. (2014). CIPP Model for school
evaluation. Scholarly Research Journal for Humanity
Science & English Language, 2(10).
Patton, M. Q. (2006). Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pidarta, M. (2009). Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta.
Priansa, D.J., & Setiana, S.S. (2018). Manajemen dan Supervisi
Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Purwanto, M. N. (2012). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Range, B.G., Young, S., & Hvidston, D. (2013). Teacher perceptions about observation conferences: what do teachers think about their formative supervision in one US school district? School Leadership &
Management, 33 (1), 61-77.
Retnawati, H. (2013). Evaluasi Program Pendidikan.
Riyanto. (2016). Evaluasi Program Supervisi Akademik Kepala
Sekolah dapat Meningkatkan Kinerja Mengajar Guru SD Negeri 1 Tegorejo, Kecamatan Pengandon,
Rockoff, J. E. (2004). The impact of individual teachers on student achievement: Evidence from panel data.
American Economic Review, 94, 247–252.
Sagala, S. (2010). Supervisi Pembelajaran dalam Profesi
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Saputra, Y. M. (2011). Model Pengawasan Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SD. Cakrawala Pendidikan,
(3), 474-489.
Sarfo, F. K., & Cudjoe, B. (2016). Supervisors’ Knowledge and Use of Clinical Supervision to Promote Teacher Performance in basic schools. International Journal
of Education and Research, 4(1).
Serepinah, M. (2013). Kebermaknaan evaluasi program pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur, 6(20), 14-17.
Sikki, E. A. A., Rahman, A., Hamra, A., & Noni, N. (2013). The competence of primary school English teachers in Indonesia. Journal of education and practice, 4(11),
139-145.
Slameto, S. (2016). Supervisi Pendidikan oleh Pengawas Sekolah. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan,
3(2), 192-206.
https://doi.org/10.24246/j.jk.2016.v3.i2.p192-206 Snell, S., Morris, S., & Bohlander, G. W. (2015). Managing
Human Resources. Nelson Education.
Stronge, J. H., Richard, H. B., & Catano, N. (2013). Kualitas
Kepala Sekolah yang Efektif. Jakarta: PT Indeks.
Suhardan, D. (2010). Supervisi Profesional: layanan dalam
meningkatkan mutu pembelajaran di era otonomi daerah. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, H. M. (2008). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan
Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryadarma, D., & Jones, G.W. (2013). Meeting the education challenge. Dalam Suryadarma, D., & Jones, G. W. (Eds.). Education in Indonesia. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.
Tatang, S. (2016). Supervisi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Taylor, S. J., Bogdan, R., & DeVault, M. (2015). Introduction to
Qualitative Research Methods: A guidebook and resource. New Jersey: John Wiley & Sons.
Uğurlu, C. T. (2014). Current problems in terms of supervision process of school principals’ views. Hacettepe
Üniversitesi Eğitim Fakültesi Dergisi [Hacettepe University Journal of Education], 29(3), 184-196.
Umiarso & Gojali, I. (2010). Manajemen Mutu Sekolah di Era
Otonomi Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.
Wanzare, Z. (2012). Instructional supervision in public secondary schools in Kenya. Educational Management
Administration & Leadership, 40(2), 188-216.
Widodo, T. (2014a). Evaluasi Program Implementasi Supervisi
Akademik di Gugus Dwijawiyata, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang. (Tesis, tidak
diterbitkan). Program Pascasarjana, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Widodo, T. (2014b). Supervisi Kunjungan Kelas dalam
Meningkatkan Kinerja Guru IPA SMP Negeri 1 Bandungan. (Tesis, tidak diterbitkan). Program
Widoyoko, S. E. P. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran:
Panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wiersma, W., & Jurs, S. G. (2005). Research Methods in Education: An introduction, 9th ed. Pearson Education.
Wirawan. (2012). Evaluasi: teori, model, standar, aplikasi dan
profesi. Jakarta: Rajawali Pers.
Yusuf, A. M. (2017). Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Zaenal, A. (2012). Penelitian Pendidikan: Metode dan
paradigma baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Zepeda, S.J. (2006). High stakes supervision: we must do more.
International Journal of Leadership in Education: Theory and Practice, 9:1, 61-73, DOI: 10.1080/13603120500448154.
Zhang, G., Zeller, N., Griffith, R., Metcalf, D., Williams, J., Shea, C., & Misulis, K. (2011). Using the context, input, process, and product evaluation model (CIPP) as a comprehensive framework to guide the planning, implementation, and assessment of service-learning programs. Journal of Higher Education Outreach and
Lampiran 1
Lampiran 2
Instrumen Panduan Wawancara
dengan Kepala Sekolah
1. Evaluasi Context
1.1. Menurut Ibu/Bapak, apa itu supervisi akademik? 1.2. Menurut Ibu/Bapak, apa tujuan supervisi akademik? 1.3. Dasar hukum atau aturan apa sajakah yang menjadi
dasar pelaksanaan supervisi akademik di sekolah ini? 1.4. Apa saja kondisi atau kebutuhan yang ada di sekolah
ini yang mendorong perencanaan dan pelaksanaan program supervisi akademik?
1.5. Bagaimana upaya Ibu/Bapak untuk meningkatkan kompetensi atau keterampilan supervisi akademik yang Ibu/Bapak miliki?
2. Evaluasi Input
2.1. Bagaimana perencanaan dan penjadwalan program supervisi akademik di sekolah ini?
2.2. Teknik supervisi akademik apa saja yang direncanakan dan dilaksanakan di sekolah ini?
2.3. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang direncanakan itu? Bagaimana kesiapan mereka untuk terlibat?
2.4. Bagaimana pembiayaan program supervisi akademik di sekolah ini?
2.5. Apa saja sarana dan prasarana yang terlibat dan
menunjang pelaksanaan program supervisi akademik? 2.6. Adakah hal-hal lain yang mendukung program
supervisi akademik di sekolah ini? 3. Evaluasi Process
3.1. Bagaimana pendapat Ibu/Bapak mengenai
pelaksanaan/implementasi program supervisi akademik di sekolah ini? Kegiatan apa saja yang terlaksana? Apa yang tidak terlaksana?
3.2. Kendala apa saja yang Ibu/Bapak temui dalam pelaksanaan program supervisi akademik? Apa saja kiat-kita Ibu/Bapak dalam menghadapi kendala tersebut?
3.3. Bagaimana dengan budget dari pelaksanaan program supervisi akademik dibandingkan dengan perencanaan semula? Bagaimana pendapat Ibu/Bapak sendiri yang berperan sebagai supervisor?
3.4. Bagaimana respon para guru dalam
melaksanakan/mengikuti program supervisi akademik? Seberapa mendukung dan terlibat kah mereka?
3.5. Bagaimana Ibu/Bapak mendokumentasikan pelaksanaan supervisi akademik?
4. Evaluasi Product
4.1. Apa saja dampak atau keluaran yang Ibu/Bapak amati dan rasakan dari pelaksanaan supervisi akademik? Apakah ada dampak jangka panjang dari supervisi akademik tersebut?
4.2. Adakah hal-hal, baik positif maupun negatif, yang terjadi di luar rencana dan muncul sebagai dampak atau keluaran dari program akademik? Apa saja?
4.3. Menurut Ibu/Bapak, seberapa efektif pelaksanaan program supervisi akademik?
4.4. Bagaimana dengan kelanjutan dan tindak lanjut dari supervisi akademik yang telah terlaksana ini? Apa saja hal-hal yang akan Ibu/Bapak rencanakan sebagai tindak lanjut?
4.5. Bagaimana evaluasi dari program supervisi akademik ini? Bagaimana evaluasi tersebut dilaksanakan?
Lampiran 3
Instrumen Panduan Wawancara
dengan Guru
1. Evaluasi Context
1.1. Menurut Ibu/Bapak, apa itu supervisi akademik? 1.2. Menurut Ibu/Bapak, apa tujuan supervisi akademik? 1.3. Menurut Ibu/Bapak, apa saja kondisi atau kebutuhan
yang ada di sekolah ini yang mendorong perlunya perencanaan dan pelaksanaan program supervisi akademik?
2. Evaluasi Input
2.1.Bagaimana program supervisi akademik di sekolah ini di susun? Bagaimana keterlibatan Ibu/Bapak dalam penyusunan program supervisi akademik? Peran apa yang Ibu/Bapak lakukan dalam perencanaan atau penyusunan program supervisi akademik?
2.2. Teknik/kegiatan supervisi akademik apa saja yang direncanakan dan dilaksanakan di sekolah ini? 2.3. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan yang
direncanakan tersebut? Bagaimana kesiapan mereka? 2.4. Apa saja sarana dan prasarana yang terlibat dan
menunjang pelaksanaan program supervisi akademik? 2.5. Adakah hal-hal lain yang mendukung program
supervisi akademik di sekoalh ini? 3. Evaluasi Process
3.1. Bagaimana pendapat Ibu/Bapak mengenai
pelaksanaan/implementasi program supervisi akademik di sekolah ini? Kegiatan apa saja yang terlaksana, dan apa yang tidak terlaksana?
3.2. Kendala apa saja yang Ibu/Bapak temui dalam
pelaksanaan dan keterlibatan Ibu/Bapak dalam program supervisi akademik? Apa saja kiat-kita Ibu/Bapak dalam menghadapi kendala tersebut?
3.3. Apa saja partisipasi atau keterlibatan Ibu/Bapak dalam kegiatan-kegiatan tersebut?
3.4. Bagaimana pendokumentasian kegiatan yang telah dilaksanakan itu? Bagaimana Ibu/Bapak
mendokumentasikan kegiatan-kegiatan supervisi akademik yang Ibu/Bapak ikuti?
4. Evaluasi Product
4.1. Bagaimana pendapat Ibu/Bapak mengenai pelaksanaan supervisi akademik di sekolah ini? Bagaimana
perasaan Ibu/Bapak dengan terlibat dalam program supervisi akademik?
4.2. Apa saja dampak atau keluaran yang Ibu/Bapak amati dan rasakan dari pelaksanaan supervisi akademik? Apakah ada dampak jangka Panjang yang muncul? 4.3. Adakah hal-hal, baik positif maupun negatif, yang
terjadi di luar rencana dan muncul sebagai dampak atau keluaran dari program akademik? Apa saja?
4.4. Menurut Ibu/Bapak, seberapa efektif pelaksanaan program supervisi akademik?
4.5. Bagaimana dengan kelanjutan dan tindak lanjut dari supervisi akademik yang telah terlaksana ini? Apa saja hal-hal yang akan Ibu/Bapak rencanakan sebagai tindak lanjut secara pribadi dari supervisi akademik yang telah Ibu/Bapak ikuti? Adakah harapan-harapan dari Ibu/Bapak yang perlu direncanakan sebagai tindak lanjut supervisi akademik di sekolah ini?
4.6. Bagaimana evaluasi dari program supervisi akademik ini? Bagaimana evaluasi tersebut dilaksanakan?
Lampiran 4
Tabel Tahap-Tahap Evaluasi CIPP
Tahap Tujuan Pertanyaan Evaluasi pengumpulan data Teknik
Context
Evaluation Mengidentifikasi dan mendefinisikan tujuan dan prioritas program, dengan mengases kebutuhan, masalah, aset dan peluang yang relevan dengan program tersebut.
a. Hal-hal apa saja yang diperlukan atau berguna, atau apa hal-hal yang menjadi kebutuhan atau permasalahan yang muncul?
b. Apa hambatan untuk memenuhi kebutuhan atau mengatasi permasalahan tersebut?
c. Apa saja keahlian, layanan atau aset lain yang tersedia? d. Apakah terdapat peluang lain, seperti pendanaan,
dukungan administratif, yang tersedia?
e. Apa yang seharusnya menjadi tujuan atau keluaran yang diinginkan? a. Studi dokumen b. Analisa data demografis c. Wawancara d. Survei e. Analisa rekaman f. Focus-group discussion Input
Evaluation Mengases pendekatan alternatif, rencana tindakan, rencana pengelolaan staff dan budget untuk mengupayakan fisibilitas dan kefektifan biaya supaya dapat menjawab kebutuhan dan
mencapai tujuan.
a. Pendekatan apa saja yang berpotensi untuk menjawab kebutuhan yang sudah diidentifikasikan?
b. Seberapa fisibel masing-masing pendekatan tersebut dapat dilakukan?
c. Seberapa perlu biaya dikeluarkan untuk melaksanakan pendekatan tersebut? a. Kajian pustaka b. Perban-dingan program lain c. Konsultasi dengan ahli d. Pengajuan proposal dari pihak-pihak lain yang mungkin
dilibatkan berkenaan dengan kebutuhan program Process
Evaluation Menilai implementasi dari rencana-rencana yang telah disusun, termasuk
mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan dalam prosedur yang sedang dilaksanakan. Evaluasi proses memungkinkan adanya pengawasan, penyesuaian dan perbaikan terhadap program yang sedang/telah berlangsung.
a. Bagaimana program tersebut dilaksanakan, dibandingkan dengan rencana yang ada?
b. Bagaimana dokumentasi dari pelaksanaan program tersebut?
c. Apakah kegiatan-kegiatan dalam program itu sesuai jadwal? Mengapa demikian?
d. Apakah program berjalan sesuai budget, dan mengapa demikian?
e. Apakah program berjalan dengan efektif? Mengapa demikian?
f. Apakah pihak-pihak yang terlibat melaksanakan fungsinya?
g. Masalah-masalah apa saja yang ditemukan berkenaan dengan implementasi program? Dan bagaimana masalah-masalah tersebut ditangani?
h. Perubahan atau revisi apa yang terjadi atau dibutuhkan untuk diadakan, dibandingkan dengan rencana, dan mengapa demikian?
i. Bagaimana pendapat partisipan dan pengamat terhadap kualitas proses yang terlaksana?
a. Observasi b. Studi dokumen c. Interviu
partisipan
maupun tidak direncanakan,
jangka pendek maupun panjang. b. Keluaran negatif apa saja yang dapat diidentifikasi? c. Apakah keluaran yang direncanakan juga terealisasikan? d. Apakah ada keluaran yang tidak terencana yang terjadi,
baik positif maupun negatif?
e. Apa saja dampak-dampak yang dapat diamati dari program itu, baik jangka panjang maupun jangka pendek?
f. Seberapa efektif program tersebut? g. Seberapa berkelanjutan program tersebut?
h. Seberapa berkelanjutan dan direncanakan kah keluaran program yang bersifat positif?
i. Apa yang perlu dilaksanakan terhadap program tersebut setelah terlaksana? Apakah perlu direvisi,
dikembangkan, atau diberhentikan?
j. Seberapa mudah elemen-elemen program dapat diadopsi untuk kebutuhan serupa lainnya?
terhadap proyek atau program yang ada b. Studi komparatif dari keluaran program yang serupa c. Asesmen terhadap pencapaian tujuan program d. Interviu kelompok tentang keluaran program e. Studi kasus dari
pengalaman partisipan tertentu yang dipilih f. Survei g. Laporan partisipan terhadap dampak proyek