409 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN TABAROK PADA
PEDAGANG KAKI LIMA DI PT BPRS SPM PAMEKASAN
Syuaibah Farihatul Fithriyah¹, Agus Sugiono², Ach. Baihaki³ Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Madura ABSTRACT
The purpose of this study was to determine how the accounting treatment applied to the SRB SPM Pamekasan related to Tabarok financing carried out by PT SRB SPM Pamekasan using descriptive qualitative methods. The results showed that, Tabarok products have the characteristics of no collateral, no fees and cashback. The contract used in this financing is mudharabah agreement. The accounting treatment related to the recognition and measurement of Tabarok financing in the disbursement process is in accordance with PSAK 105. At the loan repayment stage, it is in accordance with PSAK 105. At the time of accounting treatment the recognition of loan repayments facilitated by daily mandatory savings is in accordance with PSAK 105. However, when profit sharing sharing should pay attention to PSAK 105 paragraph 11. The accounting treatment of tabarok financing financial statement disclosure and present financial statements, as PSAK 105 and PSAK 101.
Keywords: Tabarok Financing, Tabarok Characteristics, PSAK 105.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi yang di terapkan pada BPRS SPM Pamekasan terkait dengan pembiayaan Tabarok yang di lakukan oleh PT BPRS SPM Pamekasan dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, produk tabarok memiliki karakteristik yaitu tanpa agunan, tidak ada biaya apapun dan
cashback. Akad yang digunakan dalam pembiayaan ini adalah akad mudharabah. Pada perlakuan
akuntansi terkait dengan pengakuan dan pengukuran pembiayaan tabarok dalam proses pencairan telah sesuai dengan PSAK 105. Pada tahap pengembalian pinjaman telah sesuai dengan PSAK 105. Pada saat perlakuan akuntansi pengakuan pengembalian pinjaman yang difasilitasi tabungan wajib harian telah sesuai dengan PSAK 105. Namun pada saat pembagian bagi hasil sebaiknya memerhatikan PSAK 105 paragraf 11. Perlakuan akuntansi penyajian pelaporan keuangan pembiayaan tabarok mengungkapkan dan menyajikan laporan keuangan, sebagaimana PSAK 105 dan PSAK 101.
Kata kunci: Pembiayaan Tabarok, Karakteristik Tabarok, PSAK 105.
PENDAHULUAN
Ciri utama dari produk tabarok selain tanpa jaminan adalah proses pencairan yang cepat bahkan dalam hitungan jam selama syarat-syarat administratif di nilai lengkap bisa langsung di cairkan. Selain prosesnya cepat nasabah tidak di bebani biaya apapun sehingga nasabah dapat menerima utuh sebesar jumlah nilai yang di setujui. Ada sisi edukasi dalam produk ini dimana nasabah di haruskan untuk
menyisihkan sebagian rejekinya yang di dapat harian untuk di tabung sehingga dengan demikian masyarakat akan terbiasa menabung dan menghilangkan kebiasaanya untuk mengkonsumsi pendapatannya sebagaimana sering terjadi selama ini. Selain itu produk tabarok ini bisa cashback nasabah di berikan presentase pengembalian uang tunai atau virtual atau bahkan di berikan suatu produk tetapi dengan memenuhi syarat
410 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
pembelian tertentu yang telah di tentukan oleh pihak BPRS SPM Pamekasan.
Produk tabarok sengaja di hadirkan dan di khususkan untuk para pengusaha kecil yang sedang menghadapi kesulitan finansial karena terjerat beban ke rentenir dengan mengambil alih dan menambah modal kerja baru selama usaha nasabah masih berjalan dan mempunyai kemampuan membayar yang memadai. Dalam produk tabarok ini akad yang di gunakan adalah akad mudharabah dimana dengan akad ini tidak disertakan agunan apapun. Produk unggulan perbankan syariah adalah transaksi yang menggunakan prinsip bagi hasil, seperti transaksi dengan akad Mudharabah. (BankSyariahSPM.co.id)
Untuk mengembangkan usahanya para pengusaha kecil mengalami kesulitaan, sehingga dalam keuangan mereka mengalami masalah sehingga tidak berjalan dengan sebagai mana mestinya. BPRS SPM Pamekasan mengeluarkan produk baru yang bernama TABAROK yang memang di peruntukkan para pengusaha kaki lima untuk memperluas usahanya akad yang di gunakan dalam produk tabarok adalah akad mudharabah dimana dalam akad ini tidak di sertai agunan apapun.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah: Bagaimana perlakuan akuntansi pembiayaan tabarok pada pedagang kaki lima di BPRS SPM Pamekasan?
TINJAUAN TEORETIS Pembiayaan Mudharabah
Paragraf 04 PSAK 105 mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana)
bertindak selaku pengelola, dan
keuntungan dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya di tanggung oleh pemilik dana.
Rukun Dan Syarat Pembiayaan mudharabah
1) Penyedia dana(shahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus cukup hukum.
2) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk menunjukan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad
3) Modal ialah sejumlah uang dan dana atau aset yang diberikan oleh penyedia dana kepada mudharib untuk tujuan usaha
4) Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal.
5) Kegiatan usaha oleh
pengelola(mudharib), sebagai perimbangan (muqabil) modal yang disediakan oeh penyedia dana
Jenis-Jenis Mudharabah
1. Mudharabah Mutlaqah Mudharabah mutlaqah yaitu pengelola diberi kuasa penuh untuk menjalankan usahanya tanpa larangan/gangguan apapun hal-hal yang berkaitan dengan usaha tersebut dan tidak terikat dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan, dan pelanggan. Dalam hal ini, pemilik dana memberikan kewenangan yang sangat luas kepada pengelola dana untuk menggunakan dananya yang diinvestasikan.
2. Mudharabah muqayyadah yaitu pemilik dana (shahibul maal) membatasi/memberi syarat kepada pengelola (mudharib) dalam pengelolaan dana seperti misalnya hanya untuk melakukan kegiatan di bidang tertentu, cara, waktu, dan tempat tertentu saja. Bank dilarang mencampurkan rekening investasi terikat dengan dana rekening lainnya pada saat investasi. Bank dilarang untuk investasi dananya pada transaksi penjualan cicilan tanpa penjamin atau jaminan. Bank diharuskan melakukan investasi sendiri tidak melalui pihak ketiga
411 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
Pembiayaan Tabarok
PSAK 105 paragraf 12 menyatakan bahwa:
Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau peneyerahan aset nonkas kepada pengelola dana .
Dengan ilustrasi jurnal sebagai berikut:
Investasi mudharabah xxx
Kas/aktiva non kas xxx
Kemudian, pengukuran investasi
sebagaimana dinyatakan pada PSAK pada parafgraf 13 sebagai berikut:
pengukuran investasi mudharabah adalah sebagai berikut:
a. investasi mudharabah dalam bentuk kas di ukur sebesar jumlah yang di bayarkan
b. investasi mudaharabah dalam bentuk aset nonkas di ukur sebesar nilai wajar aset nonkas pada saat penyerahan: (i) maka selisihnya diakui sebagai
keuntungan tangguhan dan di
amortisasi sesuai jangka akad
mudharabah.
Dengan ilustrasi jurnal berikut: Investasi mudharabah xxx Aset non kas xxx Keuntungan tangguhan xxx
(ii) jika nilai wajar lebih rendah dari
pada nilai tercatatnya, maka
selisishnya di akui sebagai kerugian; Investasi mudharabah xxx
Kerugian tangguhan xxx
Aktiva non kas xxx
Pada paragraf 14 menyatakan bahwa: jika nilai investasi mudharabah turun
sebelum usaha dimulainya di
sebabkan rusak, hilang atau faktor lain yang bukan kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana, maka penurunan nilai tersebut di akui sebagai kerugian dan menguarangi saldo investasi mudaharabah.
Dengan ilustrasi jurnal:
Kerugian investassi mudharabah xxx Investasi mudharabah xxx Pada paragraf 15 menyatakan:
jika sebagian investasi mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola
dana, maka kerugian tersebut di
perhitungkan pada saat bagi hasil. Dengan ilustrasi jurnal:
Kerugian investasi mudharabah xxx Penyisihan investasi mudharabah xxx
Kas xxx
Penyisihan investasi xxx Pend.bagi hasil mudharabah xxx
Paragraf 16 menyatakan bahwa: usaha mudharabah di anggap mulai berjalan sejak dana atau modal usaha
mudaharabah diterima oleh pengelola dana.
Pada paragraf 17 menyatakan:
Dalam investasi mudharabah yang di berikan dalam bentuk barang (nonkas) dan barang tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang di pergunakan secara efektif dalam kegiatan usaha mudharabah, maka kerugian tersebut tidak langsung mengurangi jumlah investasi, namun di perhitungkan pada saat pembagian bagi hasil.
Dengan ilustrasi jurnal: Kerugian mudharabah xxx
Penyisihan investasi mudharabah xxx Pada paragraf 18 menyatakan bahwa:
kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara lain, ditujukan oleh:
(a) persyaratan yang di tentukan di dalam akad tidak di penuhi
(b) tidak terdapat kondisi di luar kemampuan (force majeur) yang lazim atau yang telah di tentukan dalam akad; atau
(c) hasil keputusan dari institusi yang berwenang
paragraf 19 menyatakan bahwa: jika akad mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum di bayar oleh pengelola dana, maka investasi mudharabah di akui sebagai piutang
412 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
Dengan ilustrasi jurnal sebagai berikut: Kas/piutang/aset non kas
xxx
Penyisihan kerugian investasi xxx
Investasi mudharabah xxx
Keuntungan investasi mudharabah xxx Baagian bagi hasil ketika di bayar
Kas xxx
Piutang xxx
PSAK 105 paragraf 25 menyebutkan bahwa:
dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang di terima, pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai terncatatnya.
Dengan ilustrasi jurnal sebagai berikut:
Kas/aset non-kas xxx
Dana syirkah temporer xxx Pada paragraf 26 menyatakan: jika pengelola dana menyalurkan dana syirkah temporer yang diterima maka pengelola dana mengakui sebagai aset sesuai ketentuan pada paragraf 12-13.
Paragraf 27 menyebutkan bahwa: pengelola dana mengakui pendapatan atas penyaluran dana syirkah temporer secara bruto sebelum dikurangi dengan bagian hak pemilik dana.
Dengan ilustrasi jurnal: Kas/piutang xxx
Pend.yang belum di bagikan xxx
Pada PSAK 28 menyatakan bahwa:
bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua prinsip, yaitu bagi laba atau bagi hasil seperti yang dijelaskan pada paragraf 11.
Pada paragraf 29 menyatakan: hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai
liabilitas sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana.
Dengan ilustrasi jurnal:
Beban bagi hasil mudharabah xxx
Kas xxx
Paragraf 30 menyatakan bahwa: kerugian yang di akibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai beban pengelola dana.
Ilustrasi jurnal sebagai berikut: Beban xxx
Kas xxx
Penyajian dan Pengungkapan Transaksi Mudharabah
METODE PENELITIAN
Jenis, lokasi dan waktu penelitian
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Lokasi yang di gunakan sebagai objek atau tempat peneliti adalah PT BPRS SPM pamekasan yang terletak di jalan jl KH. Agus salim no 20 pamekasan. akan di lakukan pada bulan april sampai selesai. Penelitian dilakukan selama 2 bulan.
Situasi Sosial dan narasumber
Pembiayaan tanpa agunan dan barokah atau lebih di kenal dengan TABAROK merupakan penyaluran dana yang di khususkan pada PKL / para pedagang kaki lima yang sangat membutuhkan pembiayaan tersebut untuk pengembangan usahanya sehingga di kemas menjadi pembiayaan tabarok, dimana penyaluran dana ini banyak di minati oleh pedagang kaki lima di Pamekasan. Sistem pembayaran yang di gunakan pembiayaan tabarok di BPRS SPM ini menggunakan sistem angsuran dimana para nasabah membayar angsuran kepada pihak BPRS SPM setiap harinya.
Sumber dan metode pengumpulan data
Adapun data yang yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer dengan metode Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi
413 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
Tekhnik analisis data
1. Reduksi Data 2. Penyajian data 3. Penarikan kesimpulan
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Data
Pada analisis data, akan dilakukan analisis data atas hasil perolehan pengumpulan data berupa perlakuan akuntansi pembiayaan tabarok di BPRS SPM Pamekasan.
Proses Pencairan
Pada saat pencairan nasabah tidak di kenakan biaya administrasi apapun jadi nasabah mendapatkan dana utuh sebagaimana yang telah disepakati antara pihak bank dan nasabah. Adapun jurnal yang di lakukan oleh pihak BPRS SPM Pamekasan pada saat pencairan yaitu: Dr Pembiayaan tabarok 1.000.000
Cr kas 1.000.000
Menurut PSAK 105 menyatakan paragraf 12 dan paragraf 13 yaitu:
“Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana”
“pengukuran investasi mudharabah adalah sebagai berikut:
1. Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan;
2. Investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar nonkas pada saat penyerahan:
1. Jika nilai wajar lebih tinggi dari pada nilai tercatatnya diakui, maka selisihnya diakui sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu
2. Jika nilai wajar lebih rendah dari pada nilai tercatatnya,maka selisihnya diakui sebagi kerugian.
Jadi menurut hasil diatas telah sesuai karena sudah di angggap pembiayaan pada saat pembiayaan tabarok ini di kembalikan karena di fasilitasi dalam bentuk tabungan. Pada saat pencairan tidak dibebankan biaya administrasi ataupun biaya matrai dan perakadan atau lainnya sehingga pada saat pencairan diakui sebesar nilai pokok pinjaman yang telah nasabah sepakati.
Jadi, pengakuan pembiayaan tabarok menandakan bahwa pada saat melakukan investasi kepada nasabah karena sifat pembiayaan nanti akan mendapatkan bagi hasil. Karena pada saat pencairan tidak dipotong biaya administrasi apapun, maka sudah diukur sesuai jumlah yang dibayarkan. Hal tersebut telah sesuai dengan PSAK 105 tentang pembiayaan mudharabah.
Pengembalian Pinjaman
Pembiayaan tabarok atas pengembalian pinjaman dimana nasabah pembiayaan tabarok diberikan fasilitas tabungan
mudhrabah yang wajib diisi setiap hari
diamana nasabah menabung setiap hari 1,5% dari pokok pinjaman nasabah dan akan menjadi sarana untuk pengembalian pinjaman nasabah, dan nasabah hanya mengembalikan sesuai besar jumlah uang yang di pinjam kepada BPRS SPM Pamekasan. Adapun jurnal yang dilakukan oleh pihak BPRS SPM Pamekasan pada saat pengembalian pinjaman yaitu:
Dr Tab mudharabah 1.000.000
Cr pembiayaan tabarok 1.000.000
Pengembalian pinjaman tersebut diakui sebagai tabungan mudharabah pada pembiayaan tabarok. Hal ini sesuai dengan PSAK 105 yaitu paragraf 09 yaitu:
“Pengambalian dana mudharabah dapat dilakukan secara bertahap bersamaan dengan distribusi bagi hasil atau secara total pada saat akad mudharabah diakhiri ”
Pengembalian pinjaman pembiayaan tabarok di BPRS SPM Pamekasan Telah diakui sebagai tabungan mudharabah
414 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
dimana nasabah pembiayaan tabarok menabung setiap harinya 1,5% dari pokok pijaman nasabah, yang akan ditagih oleh petugas kolektor setiap harinya. Pengembalian pijaman pembiayaan tabarok di BPRS SPM Pamekasan telah sesuai dengan PSAK 105 tentang pembiayaan mudharabah.
Infaq dan shodaqoh
Adapun jurnal pada saat pemotongan infaq dan shodaqoh adalah:
Dr Tab mudharabah Rp 56.250 Cr Dana sedekah Rp 56.250
Nasabah pembiayaan tabarok menabung setiap hari 1,5% dari pokok pinjaman nasabah dimana tabungan harian dikali 25 hari menjadi total tabungan selama 1 bulan, akumulasi selama 6 bulan dikali 6 bulan akan menjadi tabungan nasabah selama 6 bulan, adapun untuk bagi hasil dan potongan dana infaq dan sedekah yaitu tabungan bulanan nasabah dikurangi 2,5%, Pemotongan infaq dan shodaqoh yang ada di BPRS SPM Pamekasan pada pembiayaan tabarok telah sesuai dengan PSAK 105, dimana pada tabungan nasabah dipotong 2,5% untukdi akui sebagai pembayaran infaq dan shodaqoh . Adapun PSAK 109 paragraf 24 menyatakan bahwa:
“ infaq/ sedekah yang diterima
diakui sebagai penambah dana infaq /sedekah terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi infaq/sedekah sebesar: (a) Jumlah yang diterima, jika
dalam bentuk kas
(b) Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas”
Pembayaran infaq dan sedekah pembiayaan tabarok di BPRS SPM Pamekasan telah sesuai dengan PSAK 109 tentang Zakat, infaq / sedekah.
Bagi hasil pembiayaan tabarok
Adapun jurnal pada saat bagi hasil yaitu: Tab mudharabah Rp 438.750
Pend bagi hasil Rp 438.750 PT BPRS SPM menghitung hak bagi hasil Pembiayaan tabarok dengan proyeksi
bagi hasil dimana pada total tabungan nasabah akan dipotong infaq dan shodaqoh dan kemuadian dipotong 20% sebagai keuntungan bank. Pembagian bagi hasil usaha mudharabah menurut PSAK 105 paragraf 22 yaitu:
“ Pengakuan penghasilan usaha mudharabah dalam praktik dapat diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi penghasilan usaha dari pengelola dana. Tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari proyeksi hasil usaha”
Pembagian bagi hasil yang ada di BPRS SPM Pamekasan tidak menggunakan prinsip bagi hasil mudharabah yang ada di PSAK 105 paragraf 11 yang menyatakan bahwa:
“Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba. Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross profi) bukan total pendapatan usah (omset). Sedangkan jika berdasarkan prinsip bagi laba, dasar pengembalian adalah laba neto (net profit) yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah.
Akan tetapi PT BPRS SPM Pamekasan melakukan pemotongan langsung tabungan nasabah setelah juga di potong infaq dan shodaqoh sebesar 20%yang diakui sebagai hak bagi hasil bank. Padahal mestinya harus ada perhitungan keuntungan mudharib yang akan menjadi dasar perhitungan bagi hasil antara bank dan nasabah pembiayaan tabarok.
Kesesuaian Penyajian dan pengungkapan pembiayaan tabarok dengan PSAK 105 tentang mudharabah
PT BPRS SPM Pamekasan menyediakan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan tabarok dengan akad mudharabah dan difasilitasi dalam bentuk
415 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
tabungan wajib harian nasabah oleh PT BPRS SPM Pamekasan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara mengenai pembiayaan tabarok, dapat dianalisis sesuai dengan PSAK 105 tentang mudharabah sebagai berikut:
a. Penyajian
Penyajian bagi hasil pembiayaan mudharabah
Dalam PSAK 105 paragraf 36, disebutkan bahwa investasi mudharabah disajikan dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat. Dan pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan ssebesar nilai tercatat. Akan tetapi tidak bisa ditelusuri laporan keuangannya kerana dianggap rahasia perusahaan.
b. Pengungkapan
Dalam PSAK 105 paragraf 38 terdapat beberapa hal yang harus diungkap dalam transaksi mudharabah. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas pada;
b. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha, aktivitas usaha mudharaba, dan lain-lain; a) Rincian jumlah investasi
mudharabah berdasarkan jenisnya; b) Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan; dan
c) Pengungkapan yang di perlukan sesuai PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah Dalam praktiknya BPRS SPM Pamekasan melakukan penyusunan laporan keuangan yang komperhensif pembiayaan tabarok pada dana infaq dan sedekah juga meliliki laporan keuangan tersendiri akan tetapi dalam laporan keuangan dana infaq dan sedekah tidak dipublikasikan karena bersifat rahasia. Laporan keuangan tabarok tidak bisa ditelusuri yang bisa dilakukan hanya membaca laporan
keuangan yang ada di website BPRS SPM yang belum di audit.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka langkah selanjutnya ialah menganalisis hasil penelitian menjadi sebuah pembahasan terkait perlakuan akuntansi Pembiayaan Tabarok pada pedagang kaki lima di BPRS SPM Pamekasan meliputi:
Proses Pencairan
Pembiayaan tabarok dalam pencairan tabungan tidak dikenakan biaya administrasi atau biaya materai, perakadan dan lain-lain, sehingga nasabah menerima utuh pokok pinjaman yang telah disepakati. Kemudian pengembalian pembiayaan tabarok difasilitasi dalam bentuk tabungan, dimana nasabah menabung setiap harinya 1,5% dari pokok pinjaman nasabah. Pencairan model seperti ini sesuai dengan kaidah syariah, dimana jumlah investasi diakui sebesar yang diberikan. Kebaikan lain dari produk pembiayaan ini tidak dikenakannya biaya merupakan sebuah langkah nyata BPRS SPM dalam memfasilitasi pedagang kaki lima untuk juga bisa mengakses pembiayaan dari perbankan yang sekaligus bisa menyelesaikan masalah ketercukupan modalnya.
fasilitas pengembalian pinjaman berupa tabungan merupakan sebuah langkah baik untuk mengajarkan pentingnya menabung dan memanajemen keuangan nasabah pembiayaan tabarok. Sehingga pedagang kaki lima, pedagang mikro dan pedagang asongan bisa belajar tentang simpanan dengan tabungan itu akan mendapatkan cashback sehingga tidak terjadi pembebanan sebagimana pembiayaan Bank oser dimana nasabah mengangsur setiap hari tapi tidak mendapatkan cashback seperti yang ada di BPRS SPM Pamekasan.
Pembiayaan tabarok mulai dari proses pencairan telah sesuai dengan PSAK 105 pada paragraf 12 dan 13 dimana dalam pengembalian yang difasilitasi dalam
416 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
bentuk tabungan memiliki kebaikan yang akan mengajarkan kepada nasabah pentingnya menabung.
Pengembalian Pinjaman
Pengembalian pokok pinjaman pembiayaan tabarok di BPRS SPM Pamekasan, nasabah hanya mengembalikan sesuai jumlah uang yang dipinjam kepada pihak BPRS SPM Pamekasan. Jumlah pokok pinjaman langsung dipotong dari akumulasi simpanan nasabah tanpa adanya administrasi yang terbukti dengan perhitungan bahwa simpanan selama 6 bulan akan dipotong 2,5% sebagai dana sedekah dan pokok pinjaman mengenai penjurnalan pada saat pengembalian pinjaman adalah:
Tab mudharabah Rp 1.000.000
Pembiayaan tabarok Rp 1.000.000
Beradasarkan PSAK 105 paragraf 09 yaitu:
“Pengembalian dana mudharabah
dapat dilakukan secara bertahap bersamaan dengan distribusi bagi hasil atau secara total pada saat akad mudharabah diakhiri”
Hal ini telah sessuai dengan PSAK 105 paragraf 09 tentang pengembalian pokok pinjaman.
Infaq dan shodaqoh
Nasabah pembiayaan tabarok menabung setiap hari 1,5% dari pokok pinjaman nasabah dimana tabungan harian dikali 25 hari menjadi total tabungan selama 1 bulan, akumulasi selama 6 bulan dikali 6 bulan akan menjadi tabungan nasabah selama 6 bulan, adapun untuk bagi hasil dan potongan dana infaq dan sedekah yaitu tabungan bulanan nasabah dikurangi 2,5%, Pemotongan infaq dan shodaqoh yang ada di BPRS SPM Pamekasan pada pembiayaan tabarok telah sesuai dengan PSAK 105, dimana pada tabungan nasabah dipotong 2,5% untukdi akui sebagai pembayaran infaq dan shodaqoh. Berdasarkan PSAK 109 bahwa dana infaq
/ sedekah diterima dan diakui sebagai penambah dana infaq / sedekah.
Pada pembayaran infaq dan shodaqoh di BPRS SPM Pamekasan dimana hasil tabungan selama satu bulan dikurangi 2,5% menjadi bayaran sedekah selama satu bulan Pemotongan infaq dan shodaqoh yang ada di BPRS SPM Pamekasan pada pembiayaan tabarok telah sesuai dengan PSAK 109. maka pembayaran infaq dan shodaqoh yang ada di BPRS SPM pamekasan telah sesuai dengan PSAK 109 tentang zakat infaq/sedekah. Akan tetapi dilaporan keuangan tidak ditemukan adanya dana sedekah karena BPRS SPM tidak mempublikasikan laporan keuangan sumber dana infaq dan sedekah.
Bagi hasil pembiayaan tabarok
Pembagian bagi hasil yang ada di BPRS SPM Pamekasan ketidak sesuaiannya adalah bank langsung memotong 20% dari tabungan nasabah setelah memotong infaq dan shodaqoh padahal hal itu adalah proyeksi tidak ada laporan laba dari nasabah. Ditinjau dari laporan keuangan BPRS SPM Pamekasan yang diberikan oleh badan hukum dan telah dipulikasikan, maka laporan keuangan BPRS SPM Pamekasan tidak ada laporan khusus yang dipublikasikan seperti standar laporan keuangan syariah sebagaimana PSAK 101 dan tidak ada satupun nama akun yang terdapat pada laporan keuangan yang dipublikasikan pada tabel 4.2 dan 4.3.
Perlakuan Akuntansi PSAK 105 Tentang Mudharabah
Dalam PSAK 105 tentang akuntansi pembiayaan mudharabah paragraf 12 dan 13 dijelaskan bahwa dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana maka diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset non kas kepada pengelola dana. PT BPRS SPM Pamkasan dalam melakukan penyaluran dana telah mengakui pada saat pencairan dimana nasabah menerima utuh pokok pinjaman dan tidak di bebankan
417 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
biaya apapun. Adapun jurnal yang dibutuhkan dalam pencatatan tersebut sebagi berikut:
Pembiayaan tabarok 1.000.000
Kas 1.000.000
a. Penyajian
Pembahasan mengenai kesesuaian penyajian akuntansi pembiayaan tabarok di PT BPRS SPM Pamekasan dengan PSAK 105 yaiti diatur dalam PSAK 105 tentang investasi mudharabah paragraf 12 dan 13 dijelaskan Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nonkas kepada pengelola dana pengukuran investasi mudharabah adalah sebagai berikut:
1. Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan;
a. Investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar nonkas pada saat penyerahan: b. Jika nilai wajar lebih tinggi dari pada nilai tercatatnya diakui, maka selisihnya diakui sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu 2. Jika nilai wajar lebih rendah dari pada
nilai tercatatnya,maka selisihnya diakui sebagi kerugian.
PT BPRS SPM Pamekasan menyajikan laporan keuangan dengan cara dipublikasikan di mading kantor dengan menyajikan pembiayaan tabarok sebesar jumlah yang direalisasikan. Akan tetapi PT BPRS tidak mempublikasikan laporan keuangan sumber dan penggunaan dana infaq dan sedekah akan tetapi laporan keuangan tidak bisa ditelusuri karena bersifat rahasia hanya bisa membaca laporan keuangan yang ada di website BPRS SPM sebelum diaudit. sebagaimana hasil wawancara pada tanggal 30 agustus 2019 pada jam 09:16
“ insyaallah ada untuk laporan
keuangan dana infaq dan sedekah itu” (iqbal)
b. Pengungkapan
PT BPRS SPM Pamekasan dalam proyeksi bagi hasil dituntut harus sesuai dengan PSAK 105 paragraf 11 akan tetapi dalam praktinya PT BPRS SPM Pamekasan langsung memotong 20% dari jumlah tabungan nasabah selama 6 bulan seperti yang sudah dijelaskan pada PSAK 105 paragraf 22 dimana tidak diperkenankan mengakui pendapatan dari hasil proyeksi. Berikut adalah laporan keuangan per triwulan di BPRS SPM Pamekasan.
Maka laporan keuangannya di BPRS SPM Pamekasan dilakukan secara terpusat sesuai dengan standar laporan keuangan syariah sebagaimana PSAK 101 tentang laporan keuangan. BPRS SPM Pamekasan membuat atau menyusun laporan secara terpusat.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis tentang Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Tabarok pada pengusaha kaki lima di BPRS SPM Pamekasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. PT BPRS SPM Pamekasan memiliki pembiayaan tabarok yang diperuntukkan bagi usaha mikro, akad yang yang digunakan dalam pembiayaan tabarok adalah akad mudharabah pembiayaan tabarok memiliki beberapa karakteristik yaitu tanpa agunan, tanpa biaya apapun dan cashback. PT BPRS SPM dalam melakukan pencairan tidak dikenakan biaya administrasi, materai, perakadan dan lain-lain dimana nasabah menerima utuh pokok pinjaman yang telah disepakati antara nasabah dan pihak BPRS SPM. Pada proses pencairan telah sesuai dengan PSAK 105 paragraf 12 dan 13.
b. Pengembalian pinjaman di PT BPRS SPM Pamekasan dimana nasabah mengembalikan pinjaman sesuai jumlah yang dipinjamkan. Pada saat
418 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
pengembalian pinjaman telah sesuai dengan PSAK 105 paragraf 09.
c. PT BPRS SPM pamekasan dalam pemotongan dana infaq dan shodaqoh dimana tabungan bulanan nasabah dipotong 2,5% untuk diakui sebagai pembayaran infaq dan sedekah. Pemotongan dana infaq dan sedekah di PT BPRS SPM Pamekasan telah sesuai dengan PSAK 105 paragraf 24. Akan tetapi dalam laporan keuangan PT BPRS SPM Pamekasan tidak di publikassikan adanya laporan keuangan dana infaq dan sedekah karena laporan keuangan tabarok di BPRS SPM tidak bisa ditelusuri karena bersifat rahasia dan hanya bisa membaca laporan keuangan yang dipublikasikan di website BPRS SPM Pamekasan yang belum diaudit.
d. PT BPRS SPM dalam menetapkan bagi hasil terjadi ketidak sesuaian dengan PSAK 105 paragraf 22, dimana pihak bank langsung memotong 20% dari tabungan nasabah, padahal dalam paragaraf 22 dijelaskan bahwa tidak diperkenankan mengakui proyeksi dari hasil usaha. Prinsip bagi hasil yang ada di PT BPRS SPM Pamekasan tidak sesuai karena tidak menggunakan prinsip bagi hasil yang ada di PSAK 105.
Pada perlakuan akuntansi penyajian dan pengungkapan telah disajikan dan diungkapkan di laporan keuangan PT BPRS SPM Pamekasan. Dalam pengakuan dan pengukuran bagi hasil tabarok terjadi ketidak sesuaian dengan PSAK 105 paragraf 22 dimana pihak bank langsung memotong 20% dari tabungan nasabah, padahal dalam paragraf 22 dijelaskan bahwa tidak diperkenankan mengakui proyeksi dari hasil usaha. Prinsip bagi hasil yang ada di PT BPRS SPM tidak sesuai karena tidak menggunakan prinsip bagi hasil yang ada di PSAK 105. Dan pada pengungkapan dan penyajian diungkapkan dan disajikan
dalam laporan keuangan PT BPRS SPM Pamekasan yang telah dipublikasikan
.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio Syafii Muhammad. (2001). Bank
Syariah. Jakarta: Gema Insani
Tazkia Cendekia.
Adiwarman. (2011). Bank Islam Ananlisis
Fiqih Dan Keuangan. Jakarta: PT
Raja Grafindo.
Harahap S Sofya., Wiroso., dan Yusuf. (2010). Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta barat:LPFE Usakti.
Hasanah Dzurrotun. (2018). Skripsi Tinjauan Maslahah dalam akad Mudharabah pada pembiayaan tanpa agunan dalam produk tabarok. Bangkalan: Universitas Trunojoyo Madura.
Karim A Adiwarman. (2016). Bank Islam
Analisis fiqih dan keuangan.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Lubis Sari Mayang. (2018). Metode
Penelitian. Yogyakarta: Deeppublish CV Budi Utama. Nurhayati, sri dan wasilah. (2008).
Akuntansi syariah di indonesia.
Jakarta: selemba empat.
Purwoko Sigit. (2016). Analisis penerapan akuntansi pembiayaan Mudharabah berdasarkan PSAK 105. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
PSAK 105 SAK Syariah Ikantan Akuntansi Syariah 2017
PSAK 101 SAK Syariah Ikatan Akuntansi Syariah 2017
Sari Puspita Diyah. (2015). Skripsi Analisa penerapan akad Mudharabah pada pembiayaan modal kerja. Semarang: Universitas islam Negeri Semarang.
Sugiono (2014). Metode penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R&D.
419 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
Sugiono (2013). Metode penelitian Kualitatif dan Kuantitatif R&D.
CV Bandung: Alfabeta.
Suratno. (1999). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UUP).
Wiroso. (2013). Lembaga Keuangan
Syariah. Jakarta barat: LPFE
Usakti
Yususf, Muri. (2014). Metode penelitian. Jakarta: Pranada Media group. Halaman/ website