• Tidak ada hasil yang ditemukan

Entrepreneurial Leadership pada Pengusaha Mikro dan Kecil di Jawa Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Entrepreneurial Leadership pada Pengusaha Mikro dan Kecil di Jawa Timur"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

!

" #

"

I. PENDAHULUAN

Sejak dihantam oleh krisis moneter pada tahun 1998, jumlah pengangguran di Indonesia terus mengalami peningkatan. Hal tersebut diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk Indonesia yang berbanding terbalik dengan jumlah tersedianya lapangan pekerjaan. Namun, kondisi tersebut saat ini telah mulai berubah. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada bulan Febuari 2009, dan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir jumlah pengangguran terbuka di Indonesia telah mengalami penurunan

.

Pada survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia pada bulan Febuari 2009, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 9,258,964 jiwa. Kemudian pada survei bulan Agustus 2009, jumlah pengangguran terbuka di Indonesia menurun menjadi 8,962,617 jiwa. Pada survei terbaru yang dilakukan pada Agustus 2012, jumlah pengangguran terbuka di Indonesia telah mencapai angka 7,244,956 jiwa.

Hal tersebut juga didukung dengan survei lebih lanjut yang dilakukan Badan Pusat Statistik mengenai jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia. Pada bulan Febuari 2012, jumlah penduduk yang bekerja mencapai 112,8 juta orang, bertambah sekitar 3,1 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2011 sebesar 109,7 juta orang atau bertambah 1,5 juta orang dibanding keadaan Februari 2011. Dari angkatan kerja tersebut Sektor Perdagangan mengalami peningkatan yang terbesar yaitu sekitar 780 ribu orang (3,36%) (Badan Pusat Statistik, 14 Mei 2013).

dan kini tidak hanya

menjadi sebuah pekerjaan semata namun telah menjadi

solusi terhadap masalah pengangguran di Indonesia. Selain faktor ketiadaaan lapangan pekerjaan yang menjadi

utama dari munculnya di

Indonesia, faktor pendorong lainnya adalah adanya dorongan dari pemerintah, sebab interaksi ekonomi yang diciptakan oleh terbukti dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.

Tabel 1.

Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Tahun 2010;2011

Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, 2012 (Diolah)

Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi Indonesia, perkembangan usaha mikro dan kecil di Indonesia sepanjang tahun 2010 hingga 2011 mampu menyumbang Pendapatan Domestik Bruto sebesar 651,753 milyar rupiah. Sedangkan untuk peningkatan jumlah di Indonesia juga dapat terlihat dari peningkatan jumlah usaha baru yang didirikan sepanjang tahun 2011. Dimana berdasarkan data dari Kementerian Koperasi Indonesia, jumlah usaha baru yang berdiri sepanjang tahun 2011 sebanyak 1,381,064 usaha atau meningkat 8% dari tahun sebelumnya. Dari jumlah pendirian usaha tersebut, pertumbuhan usaha mikro dan kecil sepanjang tahun 2011 mampu menyerap 2,235,866 jiwa.

Kontribusi dalam meningkatkan kinerja ekonomi juga dapat dilihat pada perekonomian Jawa Timur. Hal itu ditandai dengan kondisi perekonomian Jawa Timur yang kini lebih banyak ditopang oleh sektor usaha mikro dan kecil. Dari PDRB Jatim 2009 sebesar Rp 687 triliun, diketahui 53,04% di antaranya berasal dari usaha mikro dan kecil atau sebesar Rp 362 triliun, sedangkan 1,9% lainnya dari sektor koperasi (Lensa Diskop Jatim, 9 Maret 2013). Faktor lain yang menunjukkan perkembangan

di Jawa Timur adalah dengan menguatnya daya beli masyarakat yang mengakibatkan peningkatan kapasitas produksi, dimana ditunjukkan pada survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada Triwulan IV tahun 2012. Melalui Survei Kegiatan Dunia Usaha tersebut kapasitas produksi wilayah Jawa Timur terpakai sebesar 75,66 persen dan diprediksi terus mengalami peningkatan (Bank Indonesia, 9 Maret 2013).

Keberhasilan seorang tidak hanya

ditentukan oleh keberanian mengambil resiko dan bertanggung jawab terhadap apa yang digelutinya (Meredith, 2006). Seorang juga diharapkan memiliki pandangan dan wawasan yang luas terhadap praktik;praktik

ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP PADA PENGUSAHA MIKRO DAN

KECIL DI JAWA TIMUR

Probo Suwignyo dan R.R Retno Ardianti

Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121;131, Surabaya

(2)

kepemimpinan sehingga muncul istilah dimana pengusaha tidak hanya dapat mengelola dan menjalankan usahanya dengan baik tetapi juga dituntut untuk dapat menciptakan nilai lebih pada orang;orang di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan, yang akan berujung pada berkembangnya perusahaan serta kemampuan perusahaan untuk berjalan mengikuti perubahan yang terjadi di pasar (Thornberry, 2006). Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi bisnis dan tidak boleh diabaikan oleh agar dapat terus bertumbuh dan berkembang secara berkesinambungan ditengah persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini.

Berdasarkan fenomena di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan seorang tidak bisa dilepaskan dari sisi yang dimiliki oleh orang tersebut terhadap perusahaan atau organisasi bisnis yang mereka kelola. Hal inilah yang menjadi latar belakang utama dari penulis untuk

meneliti " Pengusaha Mikro dan

Kecil di Jawa Timur"

Mendeskripsikan pengusaha

mikro dan kecil di Jawa Timur.

adalah seseorang yang dapat melihat peluang yang ada dalam pasar, menuangkannya dalam ide yang inovatif, dan membuat mimpi;mimpi mereka menjadi sebuah realita. (Thornberry, 2006) Seorang

juga adalah orang yang bersedia menerima resiko, dan bertindak untuk mengejar peluang;peluang dimana pihak lain tidak dapat melihat dan merasakannya, atau bahkan dianggap sebagai suatu masalah atau ancaman. (Winardi, 2008)

adalah seorang yang memiliki suatu kemampuan tertentu, kewibawaan, dan kekuasaan untuk dapat menggerakan orang lain, agar dapat bekerja sesuai dengan arahannya demi mencapai suatu tujuan bersama (Kartono, 2005). Agar dapat mengarahkan orang lain sesuai dengan apa yang diingini, maka seorang pemimpin dituntut untuk bersedia melangkah menuju ke dalam situasi yang tidak pasti (Kouzes, 2008). Tidak hanya membutuhkan keberanian, tetapi seorang juga harus memiliki visi yang jelas, dapat menjadi panutan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai seorang (Winardi, 2008).

merupakan suatu proses menghubungkan inovasi dan kemampuan untuk mengambil peluang (Darling 2007). Sedangkan menurut Goossen

(2007), merupakan suatu proses

penciptaan dan pengembangan budaya kewirausahaan dan penggabungan proses;proses , serta inisiatif; inisiatif baru yang brilian. Proses perkembangan

disebabkan oleh perubahan teknologi sistem informasi, pembaharuan bahan baku, dan perubahan bentuk organisasi (Fernald 2005). Sehingga dapat disimpulkan bahwa

merupakan gabungan dari tiga konsep yaitu

, dan

dengan itu sendiri (Gupta ., 2004).

"

Karakteristik menurut

Fernald (2005): 1

Motivasi merupakan hal mendasar yang penting bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu tidak hanya dituntut untuk dapat mengarahkan orang lain untuk bekerja dengan benar, tetapi juga harus dapat memotivasi mereka agar pekerjaan yang mereka kerjakan menjadi baik.

2

merupakan salah satu tipe pemimpin yang menemukan, menciptakan atau juga membangun bisnis atau usahanya dengan tepat waktu. Mereka merupakan orang;orang yang terampil, produktif, dan kompeten dalam membangun sebuah bisnis atau usaha, peka dan mengawasi proses dengan cermat guna memperoleh hasil yang maksimal (Manning & Curtis, 2003).

3.

juga adalah seorang yang gigih dalam memperjuangkan apa yang menjadi impiannya. Keteguhan merupakan karakter yang lahir dari sikap ulet, yaitu kemampuan untuk tidak mudah menyerah apabila mengalami kegagalan.

4.

harus berani mengambil resiko serta tidak takut untuk mencoba sesuatu yang masih belum pasti tingkat keberhasilannya. Namun tidak hanya berdasarkan insting atau naluri semata dalam mengambil resiko tersebut, tetapi itu semuanya itu telah diperhitungkan dan direncanakan dengan baik sebelumnya.

5. ! "

Seorang harus mampu

menggambarkan dan menjelaskan tentang masa depan usahanya, dimana dia dan orang;orang di sekitarnya akan berada, serta seperti apa mereka kelak. Dengan demikian ia dapat memiliki keyakinan dan meyakinkan orang lain agar dapat mencapai tujuan bersama tersebut.

Morris, Schindehutte, dan LaForge (2004) membagi dalam:

1. #

Dunia bisnis yang terus berkembang dan berubah

mengharuskan seorang untuk terus

mencari solusi kreatif dan bermakna dalam menjawab kebutuhan pasar serta masalah;masalah operasional dari perusahaan atau organisasi.

2.

Proses eksekusi rencana terkadang menghasilkan sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan, maka seorang juga harus memiliki sikap proaktif. Proaktif ditunjukan dengan turut serta terlibat dalam proses pelaksanaan rencana, melibatkan dan mengarahkan orang lain agar dapat membuat segala sesuatunya berjalan dengan cara;cara yang tepat.

II. METODEPENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif

(3)

mempelajari masalah;masalah, tata cara yang berlaku, situasi;situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan, sikap, pandangan, serta proses yang sedang berlangsung di masyarakat sebagai pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian ini berangkat dari data yang diperoleh berdasarkan pengamatan atau observasi kemudian diukur berdasarkan satu atau lebih variabel dalam sampel atau populasi (Kuncoro, 2007).

$

Populasi merupakan suatu kumpulan data yang mewakili suatu fenomena (Santoso, 2003). Menurut Sugiyono (2012), populasi merupakan suatu subyek atau obyek penelitian dimana memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya untuk diambil oleh peneliti untuk dipelajari dan disimpulkan menjadi suatu hasil penelitian. Dalam penelitian ini, subyek atau obyek yang digunakan sebagai populasi adalah pengusaha formal dan informal, baik dalam skala mikro maupun kecil yang berada di wilayah Jawa Timur.

%

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah " $ .

Menurut Kuncoro (2007), $ yaitu suatu teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria; kriteria tertentu yang disesuaikan dengan maksud peneliti terhadap masing masing sampel. Adapun kriteria;kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1.Usaha mikro dan kecil yang berlokasi di Jawa Timur. 2.Telah beroperai minimal selama 1 tahun.

3.Memiliki karyawan tetap minimal 5 orang.

Penelitian ini melibatkan 141 responden yang tersebar

pada wilayah Jawa Timur. dilihat

dari 7 aspek, yaitu "

dan

$

Skala pengukuran merupakan suatu kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan interval yang ada dalam alat ukur, sehingga apabila alat ukur tersebut digunakan akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2012).

Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang maupun sekelompok orang tentang fenomena tertentu yang terjadi di masyarakat (Sugiyono, 2012).

& %

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata;rata dimana Nilai rata;rata diperoleh dengan cara menjumlahkan semua nilai pengamatan dan kemudian membaginya dengan jumlah pengamatan (Lind & Marchal & Wathen, 2007).

Kelas interval digunakan untuk mengetahui bobot rata; rata jawaban dari responden terhadap masing;masing pertanyaan pada tiap total variabel maupun pada tiap dimensi dan indikator dari variabel tersebut. Dalam program SPSS % & ' ! () *, metode statistik deskriptif dapat dilakukan untuk menghasilkan gambaran data berupa tabel frekuensi.

Uji Validitas digunakan untuk mengukur kesahihan suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan sahih apabila pertanyaan atau pernyataan pada kuisioner mampu

mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Dengan demikian sahih adalah kesesuaian alat ukur. Pengujian ini menggunakan rumus korelasi dengan angka kasar yang ditemukan oleh Pearson (Sugiyono, 2010)

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dikatakan terandal apabila jawaban seorang sampel terhadap pertanyaan bersifat konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus dari +

Dikarenakan peneliti hanya ingin mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, serta menghitung hubungan antara baris dan kolom, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis silang atau

Analisis silang atau adalah sebuah alat analisa data dengan menggunakan tabel silang yang berbentuk frekuensi atau presentase (Santoso, 2003).

III.HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN Perekonomian di Jawa Timur secara struktural di topang oleh empat sektor yaitu sektor pertanian, sektor industri, sektor perdagangan, dan sektor pertambangan dan penggalian. Dari keempat sektor tersebut, pengembangan sektoral lebih efektif diorientasikan pada sektor industri. Hal tersebut dikarenakan sektor industri merupakan penggerak utama perekonomian wilayah, mengingat potensinya yang cukup besar dalam mengatasi masalah ketenagakerjaan (pengangguran), persediaan permintaan domestik, serta keterkaitan yang tinggi sektor industri dengan sektor lainnya (Ekonomi Jatim, 17 Juni 2013).

Pada tahun 2011, jumlah industri kecil di Jawa Timur mencapai 766.783 unit dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.756.587 tenaga kerja dari keseluruhan 2.910.368 tenaga kerja di sektor industry serta mampu menyumbang pendapatan daerah sebesar 68,007 miliar rupiah atau naik 4,76 persen dibandingkan pada 2010 (Tempo, 17 Juni 2013). Hal tersebut juga tidak lepas dari peran

dalam diri para

Jawa Timur dalam mengelola dan menjalankan bisnis atau usaha mereka.

Penelitian ini merupakan penelitian yang melibatkan 141 Usaha Mikro dan Kecil (UMK) baik formal maupun informal yang tersebar pada berbagai wilayah di Jawa Timur, diantaranya adalah Banyuwangi, Bojonegoro, Jember, Kediri, Malang, Mojokerto, Pacet, Pasuruan, Sidoarjo, dan Surabaya. Penelitian ini melibatkan responden dengan rentang usia hingga 55 tahun, memiliki latar belakang pendidikan baik informal hingga perguruan tinggi, dan bekerja rata;rata hingga lebih dari 36 jam per minggunya.

' (

Suatu kuesioner dikatakan valid dan dapat digunakan untuk peneltiain apabila pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dan akan dilihat dari hasil

Apabila hasil dari nilai total

besar dibandingkan dengan r tabel, maka kuisioner tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2. Pada Tabel 2. di bawah ini, dapat terlihat bahwa semua

(4)

butir pernyataan yang mengukur variabel

adalah valid. Dikatakan demikian karena nilai > nilai r tabel yakni sebesar 0,165. Sehingga semua pernyataan dalam lembar kuisioner dapat digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 2. Uji Validitas

Sumber: Data Primer Diolah ' )

Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seorang sampel terhadap pernyataan bersifat konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara (pengukuran sekali) melalui pengukuran kolerasi antara pertanyaan. “Uji reliabilitas akan dilakukan dengan uji statistik + (α) dengan ketentuan bahwa variabel yang diteliti dinyatakan reliabel apabila nilai + (α) adalah di atas 0,6. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3. Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Nilai r kritis Ket. 0,919 0,6 Reliabel Sumber: Data Primer Diolah

" )

Dalam penelitian ini karakteristik responden dapat diidentifikasi dari jenis kelamin, kelompok usia, serta jenjang pendidikan yang dapat dilihat dari tabel tabel berikut:

Tabel 4.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Laki;Laki 93 66,00

Perempuan 48 34,00

Total 141 100,00

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan Tabel 4. di atas menunjukkan bahwa responden laki;laki sebanyak 93 orang (66%), sedangkan untuk responden perempuan sebanyak 48 orang (34%).

Tabel 5.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi (%) <25 th 31 22,0 25 ; 35 th 39 27,7 36 ; 45 th 22 15,6 46 ; 55 th 31 22,0 > 55 th 18 12,8 Total 141 100,0

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan Tabel 5. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian berusia antara 25;35 tahun yaitu sebanyak 39 orang (27,7%). Sebanyak 31 orang (22%) responden berusia < 25 tahun, sebanyak 22 orang (15,6%) responden berusia antara 36;45 tahun, sebanyak 31 orang (22%) responden berusia antara 46;55 tahun dan sebanyak 18 orang (12,8%) responden berusia lebih dari 55 tahun.

Tabel 6.

Karakteristik Berdasarkan Jenjang Pendidikan Jenjang Pendidikan Frekuensi (%)

SMP 7 5,00

SMA 49 34,80

Perguruan Tinggi 79 56,00 Jenjang lainnya 1 0,70

Total 141 100,00

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan Tabel 6. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha yang menjadi responden adalah mempunyai jenjang pendidikan perguruan tinggi dan SMA yaitu sebanyak 79 orang (56%) dan sebanyak 49 orang (34,8%).

Tabel 7.

Tanggapan Responden terhadap Indikator;Indikator dari

Dimensi ,

No. Pertanyaan Mean Kat.

1

Dapat memacu semangat kerja orang lain untuk menghasilkan

kinerja yang maksimal

3,87 Tinggi

2 Dapat mengarahkan orang lain

untuk bekerja dengan tepat 4,02 Tinggi

TOTAL 3,95 Tinggi

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan Tabel 7. di atas dapat dijelaskan bahwa dari 141 responden penelitian, untuk indikator

memiliki nilai sebesar 3,95 yang termasuk dalam ketegori yang tinggi. Hal ini berarti bahwa pengusaha mikro dan kecil di Jawa Timur tidak hanya dapat memacu semangat kerja

Var. Item r tabel Ket.

EL EL.1 0,602 0,165 Valid EL.2 0,610 0,165 Valid EL.3 0,545 0,165 Valid EL.4 0,532 0,165 Valid EL.5 0,498 0,165 Valid EL.6 0,631 0,165 Valid EL.7 0,621 0,165 Valid EL.8 0,572 0,165 Valid EL.9 0,525 0,165 Valid EL.10 0,619 0,165 Valid EL.11 0,606 0,165 Valid EL.12 0,558 0,165 Valid EL.13 0,510 0,165 Valid EL.14 0,585 0,165 Valid EL.15 0,649 0,165 Valid EL.16 0,674 0,165 Valid EL.17 0,506 0,165 Valid EL.18 0,454 0,165 Valid EL.19 0,636 0,165 Valid EL.20 0,582 0,165 Valid EL.21 0,588 0,165 Valid EL.22 0,585 0,165 Valid EL.23 0,677 0,165 Valid EL.24 0,667 0,165 Valid EL.25 0,607 0,165 Valid

(5)

orang lain, tetapi juga dapat mengarahkan orang lain untuk bekerja dengan tepat sesusai yang diinginkannya.

Tabel 8.

Tanggapan Responden terhadap Indikator;Indikator dari Dimensi ! "

No. Pertanyaan Mean Kat.

1

Memiliki gambaran tentang usaha yang saya geluti di masa

depan

4,02 Tinggi

2

Mampu menceritakan kepada orang lain tentang bisnis atau

usaha yang saya geluti

4,04 Tinggi

3

Mampu mengkomunikasikan harapan saya tentang bisnis atau

usaha yang saya geluti kepada orang lain

3,94 Tinggi

4

Mampu meyakinkan orang lain tentang prospek bisnis atau

usaha yang saya geluti

4,37 Tinggi

TOTAL 4,09 Tinggi

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 8. di atas dapat dijelaskan bahwa dari 141 responden penelitian, untuk indikator " memiliki nilai sebesar 4,09 yang termasuk dalam ketegori yang tinggi. Hal ini berarti bahwa pengusaha mikro dan kecil di Jawa Timur tidak hanya sekedar memiliki visi tentang usahanya di masa depan, tetapi juga dapat mengkomunikasikan dan meyakinkan orang lain tentang masa depan usahanya.

Tabel 9.

Tanggapan Responden terhadap Indikator;Indikator dari Dimensi

No. Pertanyaan Mean Kat.

1 Memberikan respon positif

terhadap peristiwa yang terjadi 3,74 Tinggi 2 Mampu melihat dan membaca

peluang yang terjadi di pasar 3,73 Tinggi 3 Bertindak lebih cepat dalam

merespon perubahan yang terjadi 3,75 Tinggi 4

Melakukan tindak lanjut dari setiap eksekusi peluang bisnis

yang ada

3,77 Tinggi

TOTAL 3,75 Tinggi

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan Tabel 9. di atas dapat dijelaskan bahwa dari 141 responden penelitian, untuk indikator memiliki nilai sebesar 3,75 yang termasuk dalam ketegori yang tinggi. Hal ini berarti bahwa pengusaha mikro dan kecil di Jawa Timur tidak hanya dapat untuk memberikan respon positif terhadap peristiwa yang terjadi, namun juga dapat melihat dan membaca peluang yang terjadi di pasar serta melakukan tindak lanjut dari setiap eksekusi peluang bisnis yang ada.

Tabel 10.

Tanggapan Responden terhadap Indikator;Indikator dari Dimensi #

No. Pertanyaan Mean Kat. 1

Aktif dalam mencari ide tentang produk atau proses

bisnis yang baru

3,67 Tinggi

2

Mengajak orang lain untuk bersama;sama berpikir guna menemukan produk

atau proses bisnis yang baru

2,89 Sedang

3

Memberikan kebebasan orang lain untuk menciptakan produk atau

proses bisnis yang baru

3,67 Tinggi

4

Mendorong orang lain untuk kreatif untuk menciptakan produk atau

proses binsis yang baru

3,70 Tinggi

TOTAL 3,48 Tinggi

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan Tabel 10. di atas dapat dijelaskan bahwa dari 141 responden penelitian, untuk indikator #

memiliki nilai sebesar 3,48 yang termasuk dalam ketegori yang tinggi. Hal ini berarti bahwa pengusaha mikro dan kecil di Jawa Timur cenderung untuk berpikir sendiri dalam mencari ide tentang produk atau proses bisnis yang baru sekalipun mereka juga mengajak orang lain untuk berpikir bersama serta memberikan kesempatan orang lain untuk kreatif dalam menciptakan produk atau proses bisnis yang baru, mereka tidak serta merta menerima ide yang diajukan oleh karyawannya.

Tabel 11.

Tanggapan Responden terhadap Indikator;Indikator dari Dimensi

No Pertanyaan Mean Kat.

1

Bersedia untuk menanggung kemungkinan terjadinya kerugian materi dalam bekerja

3,92 Tinggi

2

Bersedia untuk menanggung kemungkinan terjadinya kerugian finansial dalam

bekerja

3,94 Tinggi

3

Bersedia menanggung kemungkinan terjadinya kerugian dalam aspek sosial

kehidupan dalam bekerja

3,69 Tinggi

TOTAL 3,85 Tinggi

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan Tabel 11. di atas dapat dijelaskan bahwa dari 141 responden penelitian, untuk indikator

memiliki nilai sebesar 3,85 yang termasuk dalam ketegori yang tinggi. Hal ini berarti bahwa pengusaha mikro dan kecil di Jawa Timur bersedia untuk menganggung segala kemungkinan terjadinya kerugian baik kerugian materi, financial, maupun aspek sosial kehidupan. Seperti misalnya bersedia untuk tinggal jauh dari anak, istri, ataupun orang tua demi merantau ke kota atau pulau.

Tabel 12.

Tanggapan Responden terhadap Indikator;Indikator dari Dimensi

No Pertanyaan Mean Kat.

1

Memberikan perhatian yang lebih dalam bisnis atau usaha yang

digeluti

4,01 Tinggi

2

Mampu mendelegasikan tugas dengan baik sekaligus mengawasi

prosesnya

3,86 Tinggi 3 Mau untuk mengawasi proses

bisnis dari hulu;hilir 3,99 Tinggi 4

Mau untuk mengganti rencana yang telah direncanakan apabila ada

masukan yang lebih baik

4,01 Tinggi

TOTAL 3,97 Tinggi

(6)

Berdasarkan Tabel 12. di atas dapat dijelaskan bahwa dari 141 responden penelitian, untuk indikator

memiliki nilai sebesar 3,97 yang termasuk dalam ketegori yang tinggi. Hal ini berarti bahwa pengusaha mikro dan kecil di Jawa Timur selalu memberikan perhatian lebih terhadap bisnis atau usaha yang digeluti serta bersedia mengganti rencana yang telah direncanakan apabila ada masukan dari orang lain yang lebih baik. Seperti misalnya, bersedia untuk bangun lebih pagi atau pulang larut malam dari tempat usahanya dalam menyelesaikan pesanan.

Tabel 13.

Tanggapan Responden Indikator;Indikator dari Dimensi

No Pertanyaan Mean Kat.

1 Memiliki daya tahan terhadap

tekanan pekerjaan 3,96 Tinggi 2 Bertindak kongkrit saat ada hambatan

yang timbul 3,96 Tinggi 3 Gigih bertindak mengatasi hambatan

sesulit apapun 4,05 Tinggi 4 Terus bertahan pada pekerjaannya

meski penuh tantangan 4,12 Tinggi

TOTAL 4,02 Tinggi

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan Tabel 13. di atas dapat dijelaskan bahwa dari 141 responden penelitian, untuk indikator

memiliki nilai sebesar 4,02 yang termasuk dalam ketegori yang tinggi. Hal ini berarti bahwa pengusaha mikro dan kecil di Jawa Timur terus bertahan dan gigih dalam mengatasi hambatan yang terjadi pada bisnis atau usaha mereka. Seperti misalnya, sepeda motor yang digunakan untuk operasional sehari;hari mengalami kerusakan mereka rela untuk menyewa angkutan umum ataupun meminjam sepeda motor tetangga untuk tetap berjualan dan menjajakan dagangan mereka.

& $

Analisis tabulasi silang ( ) dilakukan dengan menyilangkan frekuensi dari dua variabel, dimana salah satu variabel yang disilangkan mempunyai skala nominal. Dalam penelitian ini, tabulasi silang ( ) dilakukan terhadap variabel karakteristik responden (jenis kelamin, usia dan jejang pendidikan) dengan variabel

pengusaha mikro dan kecil di Jawa Timur. Penjelasan mengenai tabulasi silang ( ) karakteristik responden dengan sikap responden dapat dijelaskan pada Tabel berikut :

Tabel 14.

Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan

Jenis Kelami n EL Kategori Total Sedang Tinggi Laki;Laki Count 27 66 93 % 19,10 46,80 66,0 Perempuan Count 11 37 48 % 7,80 26,20 34,0 Total Count 38 103 141 % 27,00 73,00 100 Sumber: Olahan Peneliti

Tabel di atas menjelaskan bahwa berdasarkan hasil tabulasi silang antara jenis kelamin dengan

, diketahui secara nilai absolut untuk responden laki;laki sebanyak 66 orang atau 46,8% memiliki yang tinggi sedangkan responden

yang memiliki sedang ada 27

orang atau 19,1%, kemudian untuk responden perempuan sebanyak 37 orang atau 26,2% memiliki

yang tinggi sedangkan untuk lebih terperinci

responden yang memiliki sedang

ada 11 orang atau 7,8%. Dengan kata lain, bahwa sebanyak 70,97% responden laki;laki dan 77,08% responden

perempuan memiliki yang tinggi.

Perempuan memiliki lebih tinggi

dikarenakan perempuan lebih ' dalam menjalankan bisnis atau usahanya serta memiliki daya tahan terhadap stress yang lebih tinggi.

Tabel 15.

Tabulasi Silang antara Kelompok Usia dengan

Kelompok Usia EL Kategori Total Sedang Tinggi <25 th Count 6 25 31 % 4,30 17,70 22,00 25;35 th Count 8 31 39 % 5,70 22,00 27,70 36;45 th Count 6 16 22 % 4,30 11,30 15,60 46;55 th Count 9 22 31 % 6,40 15,60 22,00 >55 th Count 9 9 18 % 6,40 6,40 12,80 Total Count 38 103 141 % 27,00 73,00 100 Sumber: Data Primer Diolah

Tabel di atas menjelaskan bahwa berdasarkan hasil tabulasi silang antara usia dengan

, diketahui untuk responden yang memiliki usia kurang dari 25 tahun sampai dengan usia lebih dari 55 tahun

sebagian besar memiliki yang

tinggi yaitu ada 103 orang atau 73% sedangkan responden

yang memiliki sedang ada 38

orang atau 27%.

Tabel di bawah menjelaskan bahwa berdasarkan hasil tabulasi silang antara jenjang pendidikan dengan , diketahui bahwa untuk responden yang berasal dari lulusan Perguruan Tinggi

sebagian besar memiliki yang

tinggi yaitu ada 65 orang atau 46,1% sedangkan responden

yang memiliki sedang ada 14

orang atau 9,9%.

Tabel 16.

Tabulasi Silang antara Jenjang Pendidikan dengan

Jenjang Pendidika n EL Kategori Total Sedang Tinggi SD Count 4 1 5 % 2,80 0,70 3,50 SMP Count 4 3 7 % 2,80 2,10 5,00 SMA Count 16 33 49 % 11,30 23,40 34,80 PT Count 14 65 79 % 9,90 46,10 56,60 Lain Count 0 1 1 % 0,00 0,70 0,70

(7)

Total Count 38 103 141 % 27,00 73,00 100 Sumber: Olahan Peneliti

Berdasarkan hasil penelitian, yang telah dilakukan pada 141 responden pengusaha mikro dan kecil di Jawa Timur,

secara keseluruhan yang tinggi

didapati pada jenis kelamin perempuan (sebanyak 77,08%), rentang usia 25;35 tahun (sebanyak 73%) hal ini selaras dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dimana pengusaha yang masih muda, memiliki prestasi pendidikan yang lebih tinggi, dan memiliki pengalaman manajemen sebelumnya memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perusahaan (Jianjun Z., Hongwei L., 2007), memiliki latar belakang pendidikan setara S1 (sebanyak 46,1%) dimana hasil ini selaras dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pengusaha mikro dan kecil yang mengenyam pendidikan lebih tinggi menunjukkan kinerja yang lebih baik (Robinson, B. Peter., Sexton, A. Edwin., 2004), serta bekerja kurang dari 12 jam per minggunya (sebanyak 56,02%).

Sesuai dengan hasil penelitian, profil usaha yang memiliki

skor yang tertinggi ada pada

“Bale Ula” yaitu sebuah usaha peternakan tikus yang pada umumnya digunakan sebagai bahan percobaan yang berada di Wedoro, Sidoarjo. Didirikan tahun 2003 oleh Bapak Arif, pemilik usaha “Bale Ula” berada pada rentang usia 25;35 tahun, memiliki latar belakang pendidikan setara S1, serta bekerja kurang dari 12 jam per minggunya. Kini wilayah distribusinya sudah mencapai antar kota, dan memiliki omzet rata;rata Rp.50.000.000,00 per bulan.

Hasil dari penelitian ini juga selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Morris, Schindehutte, & LaForge (2004), Fernald, (2005) Thornberry (2006) yang menyatakan

bahwa seorang sukses tidak hanya

membutuhkan keberanian menggambil resiko dan tanggung jawab tinggi terhadap bisnis atau usaha yang digeluti namun juga dituntut untuk memiliki

yang tercermin dalam "

dan

IV.KESIMPULAN/RINGKASAN

Dari hasil analisa corporate entrepreneurship, menunjukkan bahwa perusahaan;perusahaan dalam industri manufaktur di Jawa Timur telah sering menjalankan aktivitas corporate entrepreneurship. Hal ini mungkin merupakan salah satu strategi perusahaan untuk dapat bertahan dalam menghadapi persaingan yang ketat dan memiliki daya saing tinggi.

Dari hasil analisa lingkungan eksternal, menunjukkan bahwa perusahaan;perusahaan dalam industri manufaktur di Jawa Timur besikap netral terhadap sebagian besar faktor eksternal, Namun perusahan setuju pada beberapa hal seperti setuju bahwa acaman berasal dari jumlah kompetitor pada industri banyak semakin banyak dan tingginya intensitas persaingan industri. Dimensi yang paling tinggi rata;ratanya adalah dimensi heterogeneity. Hal ini berarti perusahaan; perusahaan setuju bahwa industri manufaktur memiliki keadaan yang berbeda;beda sehingga memerlukan cara yang berbeda pula dalam penanganannya.

Dari hasil analisa corporate entrepreneurship dan lingkungan eksternal, terbukti bahwa lingkungan eksternal berpengaruh positif terhadap corporate entrepreneurship dalam industri manufaktur. Temuan ini tidaklah mengejutkan dan dapat dijelaskan dengan sebagai ilustrasi. Ketika perusahaan terancam oleh kondisi lingkungan yang tidak bersahabat (hostile) sebagai akibat tingginya intensitas persaingan industri dalam hal diferensiasi produk dan kualitas, maka perusahaan harus melakukan organizational rejuvenation, yaitu meningkatkan daya saing dengan cara memperbaharui kemampuan bersaing dasar perusahaan agar dapat melawan ancaman tersebut.

DAFTARPUSTAKA

Basyaib, F. (2007). , $ Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.

Churchill, Jr., & Gilbert, A. (2005) Jakarta: Erlangga

Darling, J., Keeffe, M., & Ross, J. (2007). Entrepreneurial Leadership Strategies and Values: Keys to Operational Excellence . % / 0

16(2), 108;109

Daya Saing Industri Manufaktur di Jawa Timur dan Peningkatannya. . Retrieved Juni 17,

2013 from www.jatim;ekonomi;

prospek.com/artikel/daya;saing;industri;manufaktur; jawa;timur;dan;peningkatannya.html

Goossen, Richard J.(2007). 1

% 2 & Vancouver: Trinity

Western University Publishing.

Gupta, V., MacMillan, I., & Surie, G. (2004).

1

-, + + Journal of

Business Venturing.

Hartanto, F.M. (2009). 0 , $

# Bandung: PT. Mizan Pustaka. Hasibuan, Malayu. (2006). , $

-, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hendro, M.M. (2005) 3 ' 0 /

/ 4 ' 0 Yogyakarta: Andi

Publisher

Industri Kecil di Jawa Timur Tumbuh Pesat. Retrieved Juni 17, 2013 from

http://www.tempo.co/read/news/2012/11/20/0904429 24

Isjanto. (2005). / - " , . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Jianjun Z., Hongwei Li. (2007). 0

- % 2 % Tianjin:

Nankai Business Review

Jumlah wiraswasta sedikit, RI susah saingi AS dan Jepang. - 2 . Retrieved Maret 9, 2013 from http://finance.detik.com/read/ 2012/06/08 /154825/ 1936430/4/jumlah;wiraswasta;sedikit;ri;susah;saingi; as;dan;jepang

Kajian ekonomi regional Jawa Timur triwulan IV – 2012. 0 # Retrieved Maret 9, 2013 from http://bi.go.id/NR/rdonlyres/B167C97F;D8E2;4D2F; A90B;88339C089607/

(8)

Kartono, K. (2005). 5

5 6. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Kouzez, James & Posner, Barry. (2008).

+ 1 3 ' , 7 "

3 8 San Fransisco: Jossey;Bass.

Kuncoro, Mudrajat. (2007). , 5 %

0 Yogyakarta: UPP

STIM YKPM

Lind, D.A., Marchal, W.G., & Wathen, S.A. (2007).

/ 0

, 5 - 9 Jakarta:

Salemba Empat. Malhotra, N.K. (2010). ,

) New York: Prentice Hall.

Manning, G., Curtis, K. (2003). % New York: Mc;Graw Hill.

Manurung, H.A. (2005) & 1 0 :5, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

Meredith, G.G. (2006). % Jakarta: Lembaga Manajemen MPM.

Morris, M., Schindehutte, M., & LaForge, R. (2004).

% , 1 4

, New York: Routledge Mulyadi. (2007). /

, $ Jakarta: Salemba Empat.

Nasir, M. (2005). , Jakarta: Yudhistira Ghalia Indonesia

Pada Februari 2012, Tingkat Pengangguran Terbuka 6.32 Persen. 0 / Retrieved 14 Mei 2013 from http://www.bps.go.id/?news=928

Purwanto S.K., S. (2012). Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.

Rapat Regional II Pemberdayan Koperasi dan UMKM.

; - 5 . ' Retrieved 9

Maret 2013 from

http://lensa.diskopjatim.go.id/laporan;utama/14; laporan;utama/185;rapat;regional;ii;pemberdayaan; koperasi;dan;umkm.html

Robinson, B. Peter., Sexton, A. Edwin. (2004). %% %

7 / % "

/ New Jersey: Elsevier Business Intelligence. Santosa, P.B., & Hamdani, M. (2007). / - %

0 4 Jakarta: Penerbit

Erlangga

Syarief, R. (2005). % 7 1 , $ 3 0 Jakarta: Prestasi, Gema Insani.

Tornberry, Neal. (2006). New

York: The McGraw;Hill Companies, Inc Winardi, J. (2008). dan

Jakarta: Prenada Media Grup.

Zimmerer, T., & Scarborough, N.M. (2005) %

/ 0 ,

Gambar

Tabel 2.  Uji Validitas

Referensi

Dokumen terkait

Membangunkan rekabentuk campuran konkrit ringan berbusa dengan penggunaan agregat halus terkilang lebihan industri bagi menghasilkan konkrit ringan berbusa yang mempunyai

Komposit sendiri merupakan material rekayasa yang banyak dikembangkan karena mampu meng- gabungkan beberapa sifat material yang sangat berbeda karak- teristiknya menjadi sifat yang

Evaluasi kepuasan mahasiswa secara rutin tiap semester terhadap Proses Belajar Mengajar (PBM) yang terkait dengan metode/strategi, kecukupan materi, kualitas dosen, kualitas

Puji dan syukur penullis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tugas perencanaan unit

Pabrik Gula Djombag Baru merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang produksi gula, dimana dalam proses produksi gula tersebut menghasilkan beberapa produk samping seperti

Adanya kegiatan bimbingan keagamaan dan konseling Islam bagi remaja di panti asuhan dengan harapan agar bisa membantu para remaja yang berada di panti tersebut bisa

[r]

corporate social responsibility , perputaran modal kerja, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROA