D-DIMER PADA TROMBOSIS VENA
DALAM (DVT) DAN EMBOLI PARU (PE)
Wiyanda Hidayati
Patologi Klinik FK.Unair/RSUD. Dr.Soetomo Surabaya
Angka kesakitan & kematian Trombosis Vena
Dalam atau Deep Vein Thrombosis (DVT) dan
Emboli paru atau Pulmonary Embolism (PE) :
200.000/tahun terutama di Amerika &
Eropa, 1/3 kasus terlambat terdiagnosis
Gejala tak spesifik & sering asimtomatik
Tetapi komplikasi yang timbul beresiko
tinggi dan dapat fatal
• DVT terjadi oleh karena adanya bekuan darah (trombus) yang menyumbat sebagian/total aliran darah vena utama tungkai.
• Resiko terbesar dari DVT yaitu apabila bekuan darah tsb mengikuti sirkulasi pulmonal dan menyebabkan terjadinya PE
• DVT & PE termasuk kelompok kelainan VTE ( Venous Thrombo Emboli )
• VTE termasuk penyakit multifaktorial, yang disebabkan oleh gabungan beberapa resiko antara lain genetik, lingkungan dll.
TROMBUS :
Suatu m
assa abnormal dalam peredaran
darah yang berasal dari komponen darah,
melekat pada dinding pembuluh darah, bila
lepas dari dinding pembuluh darah disebut
EMBOLUS
Hiperkoagulabilitas & stasis aliran darah
vena menyebabkan massa tsb. terperangkap
dalam benang-benang fibrin, disebut sebagai
TRIAD VIRCHOW TROMBOSIS
1. Kelainan aliran darah
2. Kelainan dinding pembuluh darah
3. Kelainan komponen darah
Trombosis terjadi oleh karena adanya ke tidak seimbangan pada Triad Virchow
Fibrinogen trombin
Fibrin monomer + Fibrinopeptida A , B
Fibrin polimer Ca
XIII XIII a Plasmin Ca
FDP , cross linked fibrin D-dimer
If there is a clot
there are some fibrin degradation products
Coagulation activation Thrombine generation C o a g u la ti o n Fibrin Fibrinogen Plasmin F ib ri n o ly s is Fibrin degradation products including D Dimer
tPA
PLASMINOGEN
PLASMIN
D. Dimer
VTE : DVT dan PE
* 70 % kasus
DVT asimtomatik
menjadi
PE dan 1
– 8 % meninggal o.k. komplikasi
yang timbul
* 50 % kasus
PE asimtomatik
timbul dari
simtomatik DVT
Gejala pada DVT mirip keradangan tungkai :
nyeri, bengkak, eritema dll
Gejala pada PE mirip suatu perikarditis atau
infarct myocard : nyeri dada, sesak, nafas
cepat, takhikardi, keringat dingin dll
Thoracic pain
...
Myocardial
Infarction ?
Pericarditis ?
Aortic dissection ?
Pulmonary
embolism ?
... An emergency ...
Clinical assessment
of DVT
Clínical symptoms are non specific
Tovey and Waytt. BMJ 2003;326:1180-4
Leg pain
Edema
Erythema
Warmth in the affected area
Diagnosis
Dini & Akurat
:
merupakan kunci penentuan suatu VTE
Hasil Negatif Palsu
: mengarahkan klinisi
membuat keputusan
tanpa
pemberian terapi,
beresiko kenaikan morbiditas mortalitas
Hasil Positif Palsu :
mengarahkan klinisi untuk
heparinisasi, dengan resiko perdarahan
Diperlukan
suatu
algoritma
khusus
untuk
menentukan
diagnosis
VTE,
penggabungan
Diagnosis VTE (DVT dan PE)
1. Pemeriksaan klinis/fisik
2. Tes Radiological Imaging Non Invasif seperti V/Q scan ( Ventilation/Perfusion Lung scan ), CA
( Helical/ Spiral Computed Tomography) atau CUS (Compression Ultra Sonography)
3. Tes Radiological Imaging yang invasif seperti
Pulmonary Angiography/Venography
4
. D - dimerStandard baku emas :
pulmonary angiography/venography
(mahal, sdm. yang handal, invasif & perlu peralatan khusus yang selalu tersedia )
PEMERIKSAAN FISIK / KLINIS :
Sangat sulit ( sering asimtomatis & tak spesifik )
Dipakai Uji Clinical Pre-test Probability (PTP) model Wells yaitu memberi scoring berdasar gejala yang timbul, faktor resiko dan diagnosis alternatif yang diperkirakan .
DVT : kelompok PTP rendah : ≤ 0, intermediet : 1 - 2, PTP tinggi : ≥ 2
PE : kelompok PTP rendah : < 2, intermediet : 2 – 6, PTP tinggi : > 6
Clinical Pre-test Probability Wells score for suspected DVT
Variable Point
Active cancer (ongoing treatment or within last 6 months, or palliative) 1 Paralysis, paresis or recent plaster immobilization of lower extremities 1 Recently bedridden for > 3 days and/or major surgery within 4 weeks 1 Localized tenderness along the distribution of the deep venous system 1
Thigh and calf swollen 1
Calf swelling > 3 cm compared with asymptomatic leg (measured 10 cm below tibial tuberosity)
1 Pitting edema (greater in the symptomatic leg) 1 Non-varicose collateral supervicial veins 1 Alternative diagnosis as move likely than DVT - 2
3 Risk Categories 2 Risk categories (dichotomized)
Low PTP ≤ 0 DVT Unlikely : < 2 Moderate PTP 1 - 2 DVT Likely : ≥ 2 High PTP > 2
Variable Point
Clinical signs and symptoms compatible with DVT 3
PE judged to be the most likely diagnosis 3
Surgery or bedridden for ≥ 3 days during past 4 weeks
1,5
History of DVT or PE 1,5
Heart rate > 100/min 1,5
Hemoptysis 1
Active cancer (treatment within 6 months, or palliative
1
Clinical Pre – test Probability Wells score for suspected PE
3 Risk categories 2 Risk categories (dichotomized)
Low PTP ≤ 4 PE Unlikely ≤ 4 Moderate PTP 4,5 - 6 PE Likely > 4 High PTP > 6
Pemeriksaan Radiologis :
Perlu alat khusus
Perlu operator yang mumpuni & handal terutama untuk yang cara invasif
Harus siap dalam 24 jam sebab DVT/PE merupakan kasus kegawatan
Proses pengerjaan lama Mahal
Standard baku emas : pulmonary angiography/ venography, karena invasif resiko tinggi
Cara Pemeriksaan D-dimer :
Dianjurkan penentuan kwantitatif, sensitivitas tinggi
1.
ELISA
, dengan 2 anti D-dimer monoklonal
antibodi, memakai ensim yang diberi label
• Manual ( mikroplate )
• Otomatis ( ELFA
, enzyme-linked fluorescence
assay )
2.
Red Blood Cell Aglutination
Memakai antibodi monoklonal yang bi-spesifik
(sel darah merah dan D-dimer)
3.
Latex Particle Agglutination
Memakai single anti
–
D- dimer monoklonal
antibody
• Manual (slide)
* D- dimer normal ada dalam tubuh : < 500 ng/ml
* Pada keadaan hiperkoagulasi & fibrinolisis :
pembentukan bekuan fibrin & pemecahan fibrin , berarti
D-dimer + ( banyak keadaan/penyakit yang menyebabkan kenaikan D-dimer)
* D-dimer tak spesifik sbg indikator adanya suatu VTE , harus
digabung dengan score PTP
* Diperlukan tes yang mempunyai sensitivitas tinggi, akan tetapi
walau dengan sensitivitas tinggi, D-dimer > 2.000 ng/ml terdapat pada 32 % kasus DVT
* Pemeriksaan D-dimer, akan mempunyai makna apabila memakai
tes yang mempunyai nilai prediksi negatif yang tinggi untuk
Normal < 500 ng/ml
Umur 500 1.000 ng/ml pada 70 th
Kehamilan 200 – 1.000 ng/ml
Trombosis Vena Dalam (DVT) 500 – 5.000 ng/ml
Emboli Paru (PE) 500 – 5.000 ng/ml
D.I.C. 200 – 100.000 ng/ml Infarct Myocard 200 – 6.000 ng/ml Terapi trombolitik 200 – 100.000 ng/ml Disseminated cancer 200 – 6.000 ng/ml Infeksi/Radang 200 – 20.000 ng/ml Kelainan Hepar 200 – 3.000 ng/ml
NO D - dimer
No Clot
exclusion of
Pulmonary embolism
Kadar D-dimer yang merupakan indikator adanya bekuan darah dalam sirkulasi
ELISA Klasik :
* sensitivitas 99 %
* waktu : > 1 jam
SIMPLIRED :
* sensitivitas 85 %, spesifitas 71 %, nilai
prediksi negatif 92 %
ELFA (enzym linked fluorescense assay) :
* sensitivitas 97 %, spesifitas 41
– 44 %,
nilai prediksi negatif 97 %
* tak dipengaruhi adanya hemolisis, bilirubin,
lipemik.
Clinical Pre-Test Probability
LOW or
INTERMEDIATE HIGH
D-Dimer Negatif D-Dimer Positive
S T O P Continue examination
Clinical Probability of DVT INTERMEDIATE HIGH D-Dimer D-Dimer LOW CUS Negative no Rx Positive CUS Negative no Rx Positive CUS No DVT Venography No DVT no Rx DVT Rx No DVT no Rx DVT Rx DVT Rx
Diagnosis of Suspected DVT - sequential non-invasive algorithm
Further analysis Rx. Treatment
Clinical Probability of PE
LOW INTERMEDIATE HIGH
D-Dimer D-Dimer CUS
Negative no Rx Positive CUS Negative no Rx Positive CUS No DVT Spiral CT DVT Rx No DVT Spiral CT DVT Rx no DVT Spiral CT DVT Rx No PE Angiography PE Rx No PE no Rx PE Rx No PE no Rx PE Rx
Diagnosis of Suspected PE - sequential non-invasive algorithym
Further analysis Rx = treatment
Clinical Probability of PE
LOW INTERMEDIATE HIGH
D-Dimer D-Dimer CUS
Negative no Rx Positive CUS Negative no Rx Positive CUS DVT Rx no DVT V/Q scan No DVT V/Q scan DVT Rx DVT Rx No DVT V//Q scan Normal No Rx Non Dx Spiral CT or Angiography High Prob Rx Normal no Rx Non Dx no Rx High Prob Rx Normal no Rx Non Dx Spiral CT or Angiography High Prob Rx
Diagnosis of Suspected PE, sequential non-invasive algorithym
Further analysis Rx = treatment
• Gabung dengan PTP scoring, untuk singkirkan DVT/PE (hanya bila score PTP rendah/intermediet)
• Penentuan D-dimer tak dilakukan pada pasien rawat inap yang dicurigai DVT/PE
• Tes D - dimer tak dilakukan pada pasien sedang dalam terapi antikoagulansia