• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Pengendali Ganda pada Tangki Kembar Menggunakan Kendali PI Kaskade

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Pengendali Ganda pada Tangki Kembar Menggunakan Kendali PI Kaskade"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTATION OF DOUBLE CONTROLLER ON TWIN TANK USING PI

CASCADE CONTROL

Muhammad Luthfi Fadhlurrahman1, Sony Sumaryo2, Agung Surya Wibowo3

1,2,3Prodi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

1mluthfif@students.telkomuniversity.ac.id, 2sonysumaryo@telkomuniversity.ac.id, 3agungsuryawibowo@telkomuniversity.ac.id

Abstrak

Pengendalian sebuah sistem untuk mengatur ketinggian air merupakan kegiatan yang sangat penting. Pada sistem kendali ketinggian air yang sudah ada saat ini, masih terdapat beberapa masalah yang terjadi, yaitu pemborosan air, kerusakan alat, dan kecelakaan kerja akibat pengendalian ketinggian air yang tidak sesuai. Oleh karena itu, untuk mengurangi masalah tersebut perlu dilakukan pengembangan terhadap sistem kendali air sehingga dapat berkerja lebih optimal.

Implementasi pengendali ganda pada tangki kembar menggunakan algoritma PI kaskade merupakan salah satu solusi untuk menjawab permasalahan tersebut. Algoritma PI Kaskade digunakan untuk mengendalikan pergerakan motorized valve pada saluran air antara dua tangki untuk menyesuaikan ketinggian air pada tangki utama dengan setpoint.

Pengujian dan Analisis sistem yang telah dilakukan pada Tugas Akhir ini memiliki hasil pembacaan sensor ultrasonik HC-SR04 dengan rata-rata error 0,332 cm dan standar deviasi 0,029 cm pada kondisi tanpa gangguan, serta rata-rata error 0,829 cm dan standar deviasi 0,361 cm pada kondisi dengan gangguan. Respon sistem pada sistem satu tangki, dengan hasil rise time 218 detik, overshoot 0,0634 cm, dan error steady state 0,8 cm pada kondisi tanpa gangguan, serta rise time 285 detik, overshoot 0,026 cm, dan error steady state 0,7 cm pada kondisi dengan gangguan. Respon sistem pada sistem tangki kembar, dengan hasil rise time 443 detik, overshoot 0,0255 cm, dan error steady state 0,1 cm pada kondisi tanpa gangguan, serta rise time 307 detik, overshoot 0,0188 cm, dan error steady state 0,1 cm pada kondisi dengan gangguan.

Kata Kunci : sistem kendali, ketinggian air, kendali PI kaskade, setpoint.

Abstract

Control of a system to set water level is a very important activity. In existing water level control system, some problem still occurs, such as waste of water, equipment failure and work accidents, due to inappropriate water level control. Therefore, to reduce these problems, it’s necessary to develop on existing water level control system, so the system can work more optimally.

Implementation of double controller on twin tank using PI Cascade control is one solution to answer these problems. PI Cascade algorithms is used to control the movement of motorized valve on the water channel between two tanks to adjust main tank water level with setpoint.

Tests and analyzes result in this final project has HC-SR04 ultrasonic sensors readings with average error 0,332 cm and standard deviation 0,029 cm without disturbance, and average error 0.829 cm and standard deviation 0,361 cm with disturbace. System respone of single tank system, with result rise time 218 second, 0,0634 evershoot, and error steady state 0,8 cm without disturbance, and rise time 285 second, overshoot 0,026 and error steady state 0,7 cm with disturbance. System respone of twin tank system, with result rise time 443 second, overshoot 0,0255, and error steady state 0,1 cm without disturbance, and rise time 307 second, overshoot 0,0188 cm, and error steady state 0,1 cm with disturbance.

(2)

1. Pendahuluan

Menurut data Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, hingga tahun 2015, pemborosan air bersih senilai Rp 791,2 miliar terjadi di 102 pemeritah kabupaten, kota, dan PDAM[21]. Menurut data Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, terdapat 123 ribu kasus kecelakaan kerja terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2017. Jumlah ini meningkat 20% jika dibandingkan dengan tahun 2016[22]. Berdasarkan

data tersebut pengendalian suatu sistem menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan, terutama untuk kebutuhan air diberbagai bidang, yaitu pada kehidupan sehari-hari dan dunia industri.

Masalah-masalah yang terjadi pada sistem kendali ketinggian air konvensional yaitu, masih terdapat error yang besar akibat pengaruh gangguan, error yang akan terjadi masih belum dapat diprediksi, dan proses untuk mencapai setpoint terkadang membutuhkan waktu yang lama[4]. Implementasi pengendali ganda pada tangki

kembar menggunakan kendali PI kaskade merupakan salah satu solusi untuk menjawab permasalahan yang terjadi pada pengendalian ketinggian air agar menjadi lebih optimal.

Dengan demikian, pada penelitian tugas akhir ini membahas mengenai implementasi pengendali ganda menggunakan kendali PI kaskade untuk sistem kendali ketinggian air pada tangki kembar. Pada implementasi tersebut, prototipe sistem kendali ketinggian ketinggian air menggunakan pengendali ganda dengan dua feedback agar pengendalian sistem dapat dilakukan secara kaskade[3].

2. Dasar Teori dan Perancangan

2.1. Pemodelan Sistem Tangki Kembar

Gambar II-1 menunjukkan diagram dua tangki air yang terhubung. Laju aliran air ke dalam tangki1 adalah

𝑞𝑖𝑛(cm3/sec), laju aliran air dari tangki1 ke tangki2 adalah 𝑞1 (cm3/sec), dan laju aliran dari tangki2 adalah 𝑞0

(cm3/sec). Ketinggian level air pada tangki1 adalah ℎ1 (cm) dan tangki2 adalah ℎ2 (cm). kedua tangki memiliki

ukuran luas penampang yang sama, dimana 𝐴1 (cm2) sebagai luas penampang tangki1 dan A2 (cm2) sebagai luas

penampang tangki2[2].

Gambar 1. Rangkaian Sensor ZMPT101B.

Untuk satu tangki

ℎ1(𝑠)

𝑞𝑖𝑛(𝑠)

=

𝑅1

𝑅1𝐴1𝑆+1

(2.1)

Untuk dua tangki

2(𝑠)

𝑞𝑖𝑛(𝑠)

=

𝑅2

𝐴1𝑅1𝐴2𝑅2𝑆2+𝑆(𝐴1𝑅1𝑆+𝐴1𝑅2+𝐴2𝑅2)+1

(2.2)

2.2. Pengendali PI

Pengendali PI adalah suatu penggabungan aksi kendali yang terdiri dari aksi kendali proporsional ditambah dengan aksi kendali integral[1].Aksi kendali dari pengendali PI didefinisikan dengan persamaan (14).

𝑢(𝑡) = 𝐾𝑝𝑒(𝑡) +𝐾𝑝

𝑇𝑖∫ 𝑒(𝑡) 𝑑(𝑡)

𝑡

0 (2.3)

Dimana:

(3)

Ti = waktu integral

t = waktu

Atau fungsi alih pengendali ini adalah

𝑢(𝑠)

𝐸(𝑠)= 𝐾𝑝(1 +

1

𝑇𝑖𝑠) (2.4)

2.3. Pengendali Kaskade

Pengendali kaskade atau yang biasa disebut dengan pengendali cascade merupakan teknik

kendali yang sering digunakan dalam proses sistem kendali. Sebuah pengendali kaskade memiliki

struktur yang sangat efektif karena performa pengendaliannya lebih baik dari pengendali tunggal

[3]

.

Pengendali ini memiliki dua buah umpan balik, dengan keluaran dari pengendali primer (master)

mengubah setpoint dari pengendali sekunder (slave). Tujuan utama dari pengendali kaskade adalah

untuk mengeliminasi pengaruh gangguan, serta meningkatkan atau memperbaiki kedinamisan

performa sistem kendali

[4]

. Gambar II-4 merupakan diagram blok pengendali kaskade.

Gambar 2. Diagram Blok Pengendali Kaskade[3].

2.4. Diagram Blok Sistem

Gambar 3. Diagram Blok Sistem Kendali Ketinggan Air[3].

Diagram blok pada pada Gambar III-1 merupakan diagram blok sistem kendali ketinggian air pada tugas akhir ini. Diagram blok tersebut menunjukkan cara kerja sistem yang dirancang. Pada tahap awal, setpoint untuk ketinggian air ditentukan, kemudian dari setpoint yang ditentukan tersebut akan muncul error yang berasal dari ketinggian air aktual terhadap setpoint. Setpoint dan error tersebut akan diolah oleh perhitungan metode kendali PI kaskade sehingga didapat keluaran kendali (Control Output). Selanjutnya, electric control valve akan melakukan aksi kendali untuk memanipulasi nilai control output agar sesuai dengan setpoint awal yang telah ditentukan. Ketinggan air yang terjadi selama proses sistem bekerja dibaca oleh sensor sehingga didapatkan nilai proses (Process Value). Apabila process value tidak sesuai dengan setpoint, maka nilai tersebut akan diproses kembali sampai mendapatkan ketinggian air yang sesuai dengan setpoint.

(4)

2.5. Rancang Perangkat Keras 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Gambar 4. Rancang Prototipe Tangki Kembar.

Gambar 2-3 merupakan rancang prototipe Tangki kembar dengan pengendali ganda

menggunakan algoritma PI Kaskade.

2.6. Rancang Perangkat Lunak

Gambar 5. Diagram Alir Sistem Master. Gambar 6. Diagram Alir Sistem Master.

3. Hasil Pengujian dan Analisis

3.1. Hasil Pengujian dan Analisis Sensor Ultrasonik HC-SR04

No.

Tanpa Gangguan Dengan Gangguan

Rata-rata Error Standar Deviasi Rata-rata Error Standar Deviasi

1 0.332 0.029 0.829 0.361

Tabel 1. Rata-rata Error dan Standar Deviasi dari Data Tabel IV.1.

Berdasarkan tabel IV.1, pada kondisi air tenang (tanpa gangguan) rata-rata error pembacaan sensor adalah 0.332 cm dan standar deviasi 0.029 cm. Sedangkan, pada pengujian dengan kondisi air tidak tenang (dengan gangguan) rata-rata error pembacaan adalah 0.829 cm dan standar deviasi 0.361 cm.

(5)

No.

Rata-rata Error Standar Deviasi Rata-rata Error Standar Deviasi 1 0.682 0.028 1.258 0.803

Tabel 2. Rata-rata Error dan Standar Deviasi dari Data Tabel IV.3.

Berdasarkan tabel IV.3, pada kondisi air tenang (tanpa gangguan) rata-rata error pembacaan sensor

adalah 0.682 cm dan standar deviasi 0.028 cm. Sedangkan, pada pengujian dengan kondisi air tidak

tenang (dengan gangguan) rata-rata error pembacaan adalah 1.258 cm dan standar deviasi 0.803 cm.

No. Tanpa Gangguan Dengan Gangguan

Rata-rata Error Standar Deviasi Rata-rata Error Standar Deviasi 1 1.019 0.015 1.423 0.579

Tabel 3. Rata-rata Error dan Standar Deviasi dari Data Tabel IV.5.

Berdasarkan tabel IV.5, pada kondisi air tenang (tanpa gangguan) rata-rata error pembacaan sensor

adalah 1.019 cm dan standar deviasi 0.015 cm. Sedangkan, pada pengujian dengan kondisi air tidak

tenang (dengan gangguan) rata-rata error pembacaan adalah 1.423 cm dan standar deviasi 0.579 cm.

3.2. Hasil Pengujian dan Analisis Respon Sistem Satu Tangki dan Sistem Tangki Kembar Tanpa

Gangguan

Gambar 7. Kurva Hasil Pengujian Setpoint 14 cm Tanpa Gangguan pada Sistem.

Berdasarkan Gambar 7, pengujian pada setpoint 14 cm sistem satu tangki tanpa gangguan, memiliki

rise time 8 menit.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 20:33:00 20:33:19 20:33:38 20:33:57 20:34:16 20:34:35 20:34:54 20:35:13 20:35:32 20:35:51 20:36:10 20:36:29 20:36:48 20:37:07 20:37:26 20:37:45 20:38:04 20:38:23 20:38:42 20:39:01 20:39:20 20:39:39 20:39:58 20:40:17 20:40:36 20:40:55 20:41:14 Ke tin ggi an Air Waktu

Kurva Ketinggian Terhadap Waktu

(6)

Gambar 8. Kurva Hasil Pengujian Setpoint 14 cm Tanpa Gangguan pada Sistem.

Berdasarkan Gambar 8, pengujian pada setpoint 14 cm sistem dua tangki tanpa gangguan, memiliki

rise time 2 menit dan error setady state 0,3 cm.

3.3. Hasil Pengujian dan Analisis Respon Sistem Satu Tangki dan Sistem Tangki Kembar Dengan

Gangguan

Gambar 9. Kurva Hasil Pengujian Setpoint 14 cm Tanpa Gangguan pada Sistem.

Berdasarkan Gambar 9, pengujian pada setpoint 14 cm sistem satu tangki tanpa gangguan,

membutuhkan waktu rise time yang terlalu lama untuk mencapai setpoint.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 20:00:00 20:00:19 20:00:38 20:00:57 20:01:16 20:01:35 20:01:54 20:02:13 20:02:32 20:02:51 20:03:10 20:03:29 20:03:48 20:04:07 20:04:26 20:04:45 20:05:04 20:05:23 20:05:42 20:06:01 20:06:20 20:06:39 20:06:58 20:07:17 20:07:36 20:07:55 20:08:14 Ke tin ggi an Air Waktu

Kurva Ketinggian Air Terhadap Waktu

Ketinggian Air Setpoint Ketinggian Air

0 2 4 6 8 10 12 14 21:24:00 21:24:19 21:24:38 21:24:57 21:25:16 21:25:35 21:25:54 21:26:13 21:26:32 21:26:51 21:27:10 21:27:29 21:27:48 21:28:07 21:28:26 21:28:45 21:29:04 21:29:23 21:29:42 21:30:01 21:30:20 21:30:39 21:30:58 21:31:17 21:31:36 21:31:55 21:32:14 Ke tin ggi an Air Waktu

Kurva Ketinggian Air Terhadap Waktu

(7)

Gambar 10. Kurva Hasil Pengujian Setpoint 14 cm Tanpa Gangguan pada Sistem.

Berdasarkan Gambar 10, pengujian pada setpoint 14 cm sistem dua tangki dengan gangguan,

memiliki rise time 2 menit dan error setady state 0,1 cm.

4. Kesimpulan

1. Implementasi pengendali ganda pada tangki kembar menggunakan kendali PI kaskade untuk sistem kendali ketinggian air dilakukan melalui tahap pemodelan sistem, perancangan perangkat keras, dan perancangan perangkat lunak.

2. Desain dan implementasi yang dilakukan harus sesuai dengan pemodelan sistem, perancangan perangkat keras, dan perancangan perangkat lunak agar dapat diperoleh peforma sistem yang diinginkan.

3. Hasil pengujian dan analisis pembacaan sensor ultrasonik HC-SR04 dengan kondisi tanpa gangguan pada ketinggian air 10 cm memiliki rata-rata error 0,332 cm dan standar deviasi 0,029 cm, pada ketinggian air 20 cm memiliki rata-rata error 0,682 cm dan standar deviasi 0,028 cm, serta pada ketinggian air 30 cm memiliki rata-rata error 1,019 cm dan standar deviasi 0,015 cm. Sedangkan untuk kondisi dengan gangguan, pada ketinggian air 10 cm memiliki rata-rata error 0,829 cm dan standar deviasi 0,361 cm, pada ketinggian air 20 cm memiliki rata-rata error 1,258 cm dan standar deviasi 0,803 cm, serta pada ketinggian air 30 cm memiliki rata-rata error 1,423 cm dan standar deviasi 0,579 cm.

4. Hasil pengujian dan analisis respon sistem pada sistem satu tangki dengan kondisi tanpa gangguan pada setpoint ketinggian air 7 cm memiliki rise time 218 detik, overshoot 0,0634 cm dan error steady state 0,8 cm, pada setpoint ketinggian air 14 cm memiliki rise time 498 detik, overshoot 0,0215 cm dan error steady state 0,8 cm, serta pada ketinggian 20 cm memiliki rise time lebih dari 500 detik. Sedangkan untuk kondisi dengan gangguan, pada setpoint ketinggian air 7 cm memiliki rise time 285 detik, overshoot 0,0260 cm dan error steady state 0,7 cm, serta pada setpoint ketinggian air 14 cm dan 20 cm memiliki rise time lebih dari 500 detik.

5. Hasil pengujian dan analisis respon sistem pada sistem tangki kembar dengan kondisi tanpa gangguan pada setpoint ketinggian air 7 cm memiliki rise time 79 detik, overshoot 0,0493 cm dan error steady state

0 2 4 6 8 10 12 14 16 23:39:00 23:39:19 23:39:38 23:39:57 23:40:16 23:40:35 23:40:54 23:41:13 23:41:32 23:41:51 23:42:10 23:42:29 23:42:48 23:43:07 23:43:26 23:43:45 23:44:04 23:44:23 23:44:42 23:45:01 23:45:20 23:45:39 23:45:58 23:46:17 23:46:36 23:46:55 23:47:14 Ke tin ggi an Air Waktu

Kurva Ketinggian Air Terhadap Waktu

(8)

0,3 cm, pada setpoint ketinggian air 14 cm memiliki rise time 147 detik, overshoot 0,0842 cm dan error steady state 0,1 cm, serta pada setpoint ketinggian 20 cm memiliki rise time 443 detik, overshoot 0,0255 cm dan error steady state 0,1 cm. Sedangkan untuk kondisi dengan gangguan, pada setpoint ketinggian air 7 cm memiliki rise time 70 detik, overshoot 0,0527 cm dan error steady state 0,3 cm, pada setpoint ketinggian air 14 cm memiliki rise time 169 detik, overshoot 0,2662 cm dan error steady state 0,3 cm, serta pada setpoint ketinggian 20 cm memiliki rise time 307 detik, overshoot 0,0188 cm dan error steady state 0,1 cm.

5. Saran

Untuk penelitian selanjutnya, agar sistem bekerja lebih baik dan memperbaiki kekurangan yang ada pada sistem ini, maka disarankan:

1. Sebaiknya reservoir sebaiknya memiliki dimensi yang lebih besar dari tangki utama

2. Penggunaan motor servo tidak terlalu melakukan rotasi sering dan mengambil derjat besar, karena akan mempengaruhi umur pakai servo.

3. Menggunakan lem kaca antara pipa saluran air dan tangki akrilik agar tidak bocor.

Daftar Pustaka:

[1] [1 Ogata, Katsuhiko. 1996. Teknik Kontrol Automatik. Jakarta : Erlangga.

[2] Fellani, Mostafa A., Gabajz, Aboubaker M. (2015). PID Controller Design for Two Tanks Liquid Level Control System using Matlab. 2015 International Journal of Electrical and Computer Enginerring (IJECE). [3] Muhlis, Nur. 2011. Perancangan Kontroler Kaskade Fuzzy untuk Pengaturan Tekanan pada Pressure

Control Trainer 38-714. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November.

[4] Luyben, Michael L., Luyben, William L. 1997. Essentials of Process Control. Singapore : McGraw-Hill. [5] Krishnamurthi, V. 2014. Control System. New Delhi : CBS Publisher & Distributors Pvt Ltd.

[6] Astrom Karl J., Hagglund, Tore. 1995. PID Controllers: Theory, Design, and Tuning. United States of America: Instrument Society of America.

[7] Ibrahim, Dogan. 2006. Microcontroller Based Applied Digital Control. Chichester : John Wiley & Sons Ltd. [8] Banzi, Massimo. 2009. Getting Started with Arduino. U.S.A : O’Reilly.

[9] Huges, Austin. 2006. Electric Motors and Drives 3rd Edition. Oxford : Elsevier Ltd.

[10] Douglas, Jones W. 1995. Control of Stepping Motors. Iowa : The University of Iowa Department of Computer Science.

Gambar

Gambar 1. Rangkaian Sensor ZMPT101B.  Untuk satu tangki
Gambar 2. Diagram Blok Pengendali Kaskade [3] .  2.4.  Diagram Blok Sistem
Gambar 4. Rancang Prototipe Tangki Kembar.
Gambar 7. Kurva Hasil Pengujian Setpoint 14 cm Tanpa Gangguan pada Sistem.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Objek rancangan hunian vertikal sewa ini mengimplementasi konsep yang mengedepankan horizontal neighborhod culture masyarakat serta upaya arsitektur untuk lebih

MUHADJIR SULTHON MANAJEMEN (MSM) merupakan lembaga yang didirikan untuk membantu program pemerintah dalam hal pemberantasan buta baca tulis Alquran dan praktis. Disusun secara

Kesimpulan : Ekstrak buah delima (Punica granatum L.) dapat mencegah kerusakan gambaran tubulus seminiferus mencit yang diberi paparan asap rokok dalam dosis 1400

Putusnya  perkawinan  sebenarnya  dapat  diminimalisir  dengan  upaya  perdamaian, seperti yang termaktub dalam asas hukum acara Peradilan Agama  yaitu  asas 

Pada waktu perubahan benda dari bentuk cair ke bentuk uap, molekul benda akan memperoleh cukup energi untuk menahan gaya, termasuk gaya gravitasi.. yang dibutuhkan untuk

3 Kamis 08.00 Musrenbang Tingkat Kota Bandung Acara diikuti dengan lancar sesuai jadual 5 Maret 2015 08.00 Muscab Himpaudi Acara diikuti dengan lancar sesuai jadual.. 08.30

Aspek teknis yang penting dalam rumah tinggal adalah penggunaan material mulai dari struktur konstruksi bangunan sampai pada aksesoris ( pemilihan warna cat pada

Keabsahan Hukum Islam Tentang Kulit Binatang Buas Dilihat dari Hukum Kulit Tersebut Dalam Pandangan Imam