• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Peningkatan Nilai Manfaat Penggunaan Air Tanah untuk Irigasi Padi Sawah dengan Sumur Paralel di Kab. Wajo Sulawesi Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Peningkatan Nilai Manfaat Penggunaan Air Tanah untuk Irigasi Padi Sawah dengan Sumur Paralel di Kab. Wajo Sulawesi Selatan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN PENINGKATAN NILAI MANFAAT PENGGUNAAN

AIRTANAH UNTUK IRIGASI PADI SAWAH DENGAN SUMUR

PARALEL DI KAB. WAJO, SULAWESI SELATAN

Study of Increasing the Benefits Value of Using Groundwater for

Irrigation of Rice Fields with Parallel Wells in Wajo Regency, South

Sulawesi Province

Suhardi

Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin E-mail: rafis_hardi@yahoo.com

ABSTRACT

Wajo Regency is one of the barns in South Sulawesi, was dominated by rice rain-fed paddy fields i.e. 76.36% from 86,142 hectares of rice fields in existence. Potential groundwater which is great (379 million m3/yr), is an opportunity in an attempt to increase the productivity of the land through groundwater pumping for irrigation. But, in the utilization of groundwater for irrigation costs are great, so that farmers can suffer losses if not precise in its utilization. For it is done the research that aims to increase the benefits value of taking of groundwater as a water source of irrigation for rice fields. The research results showed that an increase of the benefits value in the form of a significant increase of discharge for one unit the pump from 5.27 l/s to 10.74 l/s. In addition, extensive irrigation area to one unit of the pump also experienced increased from 9.9 ha to 20.19 ha with the assumption that the water needs of crops is 0.532 l/s/ha.

Keywords: Benefits Value, Groundwater, Irrigation, Wells Parallel.

ABSTRAK

Kabupaten Wajo merupakan salah satu lumbung padi di Sulawesi Selatan, didominasi oleh sawah tadah hujan yaitu 76,36% dari 86.142 ha sawah yang ada. Potensi airtanah yang besar (379 juta m3/thn), merupakan suatu peluang dalam upaya peningkatan produktivitas lahan melalui pompanisasi airtanah untuk irigasi. Namun dalam pemanfaatan airtanah untuk irigasi membutuhkan biaya yang besar sehingga petani dapat mengalami kerugian jika tidak tepat dalam pemanfaatannya. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan nilai manfaat pengambilan airtanah sebagai sumber air irigasi padi sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai manfaat berupa peningkatan debit yang signifikan untuk satu unit pompa dari 5,27 lt/dt menjadi 10,74 lt/dt. Di samping itu, luas daerah irigasi untuk satu unit pompa juga mengalami penambahan dari 9,9 ha menjadi 20,19 ha dengan asumsi bahwa kebutuhan air tanaman sebesar 0,532 lt/dt/ha

(2)

PENDAHULUAN

Upaya peningkatan produktivitas lahan dapat dilakukan dengan menerapkan sistem irigasi dengan strategi yang tepat. Besar jumlah air irigasi tergantung pada jumlah air yang dibutuhkan sebagai tambahan terhadap hujan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman (Hansen et al., 1979). Salah satu sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air irigasi adalah airtanah (Kalsim, 2002). Penggunaan airtanah untuk irigasi terutama diterapkan pada lahan sawah tadah hujan dataran rendah karena potensi airtanahnya tinggi (Kartasapoetra et al., 1994).

Kabupaten Wajo sebagai salah satu lumbung padi di Sulawesi Selatan didominasi oleh sawah tadah hujan yaitu sekitar 65.780 ha atau 76,36% dari keseluruhan sawah yang ada (DISTAN KAB. WAJO 2004). Kendala lain yaitu, kejadian hujan singkat dan tidak merata sepanjang tahun sehingga ada masa dimana tanah tidak bisa menyediakan air untuk pertumbuhan tanaman.

Peluang untuk mengoptimalkan lahan sawah tadah hujan masih terbuka, mengingat sebagian besar sawah tadah hujan berada pada dataran rendah dan memiliki potensi airtanah yang besar. Berdasarkan hasil identifikasi cekungan airtanah menunjukkan bahwa potensi airtanah di Kabupaten Wajo sangat besar dengan debit sekitar 379 juta m3/thn yang berada pada Cekungan Pompanua (Siwa-Pompanua) dengan luas cekungan 939 km2 (Burhanul, 2004). Potensi airtanah yang besar tersebut telah dimanfaatkan petani untuk irigasi sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan air tanaman.

Namun pemanfaatan airtanah untuk irigasi dibutuhkan biaya sangat besar dan merupakan komponen biaya yang dominan yaitu lebih dari 50% dari keseluruhan biaya dalam kegiatan usaha tani (Suhardi, 2008). Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan airtanah diperlukan pompa dengan sumber tenaga dari motor diesel. Kondisi ini menuntut agar dalam pengunaan airtanah untuk irigasi perlu suatu strategi sehingga kegiatan usaha tani menguntungkan melalui efisiensi biaya.

Atas dasar tersebut, maka perlu suatu strategi dalam pemanfaatan airtanah untuk irigasi agar petani dalam kegiatan usaha tani tidak mengalami kerugian.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mngetahui peningkatan nilai manfaat dari penggunaan sumur parallel dalam pengambilan airtanah untuk irigasi padi sawah.

(3)

KERANGKA TEORITIS

Untuk meningkatkan produktifitas lahan, maka kelengasan tanah harus selalu dapat memenuhi kebutuhan air tanaman (Doorenbos et al., 1977). Upaya untuk pemenuhan kebutuhan air tanaman dapat dilakukan dengan penerapan sistem irigasi (Hansen et al., 1979). Penggunaan airtanah sebagai sumber irigasi dibutuhkan biaya yang besar karena menggunakan motor diesel sebagai sumber tenaga pompa untuk mendapatkan air. Disamping itu, kegiatan irigasi dengan pompa berlangsung relatif lama, karena debit yang dapat diperoleh terbatas akibat kemampuan pompa dan keterbatasan debit airtanah (Suhardi, 2008). Semakin lama kegiatan irigasi, maka biaya usaha tani semakin besar. Dan melalui peningkatan debit, maka masa irigasi dapat dipersingkat sehingga biaya irigasi minimal.

METODOLOGI Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Wajoriaja, Kecamatan Tanasitolo, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Secara geografis Kabupaten Wajo terletak pada koordinat antara 3o39’ –4o16’ LS dan 119o53’ –120o27’ BT.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah:

1. Solar untuk bahan bakar motor diesel sebagai sumber tenaga penggerak pompa Alat yang digunakan adalah:

1. Unit pompa dilengkapi dengan motor diesel 2. Alat penampung air untuk mengukur debit pompa

3. Stopwatch untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam pengisian penampung hingga volume tertentu

4. Seperangkat computer untuk pengolahan data. Desain, Kinerja dan Produktivitas Sumur

Pembuatan sumur dilakukan dengan pengeboran dengan diameter sumur 4 inc. Sumur dibuat secara paralel dengan jarak antar sumur 3 meter. Pengambilan airtanah menggunakan pompa dengan ukuran pipa pengisapan sebesar 2 dan 3 inc dengan daya isap sekitar 12 meter. Kinerja sumur diukur berdasarkan kemampuan melepaskan air, sedangkan produktivitasnya ditentukan oleh besarnya debit yang dapat diperoleh dalam bentuk volume air per waktu. Produktivitas sumur yang tinggi dapat mempersingkat masa irigasi atau memperluas cakupan irigasi untuk setiap unit pompa sehingga biaya per satuan luas usaha tani dapat diminimalkan.

(4)

Dalam pengukuran kinerja dilakukan kegiatan:

1. Melakukan pengujian tiga variasi sumur dan ukuran pompa yaitu: a. Sumur tunggal dengan pompa 2 inc

b. Sumur paralel dengan pompa 2 inc c. Sumur paralel denga pompa 3 inc

2. Melakukan pengukuran debit untuk setiap variasi sumur dan ukuran pompa.

Teknik Pengumpulan dan Anilisis Data

Data yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat keberhasilan kegiatan adalah data debit dengan teknik pengumpulan dan analisis sebagai berikut:

a. Pengambilan Data debit.

Data debit digunakan sebagai dasar untuk mengukur kinerja setiap penerapan teknologi. Data debit diperoleh dengan mengetahui waktu yang dbutuhkan untuk mendapatkan volume air tertentu, kemudian dihitung dengan persamaan: t V Q Dimana: Q = Debit (lt/dt) V = Volume tampungan (lt) t = Waktu yang dibutuhkan (dt) b. Uji Signifikansi

Debit untuk setiap perlakuan teknologi diukur dengan pengulangan sebanyak 5 kali. Data debit yang diperoleh untuk setiap penerapan teknologi dianalisis dengan uji-t untuk mengetahui signifikansi pengaruh penerapan teknologi sumur paralel dengan pompa 3 inc dibandingkan dengan metode lain (Anonim, 2007).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil demplot pembuatan sumur paralel dengan pompa 3 inc menghasilkan debit paling besar. Hal ini disebabkan karena spesifik yield akuifer pada daerah penerapan teknologi seragam. Penggunaan dua sumur dengan jarak tertentu memberi peluang untuk mendapatkan mata air yang lebih banyak dan luas daerah pengaruh semakin luas, sehingga debit yang dapat diperoleh semakin besar. Adapun data hasil pengujian beberapa teknologi seperti pada Tabel berikut:

(5)

Tabel 1 Data Pengujian Beberapa Sumur

Teknologi

Debit (lt/dtk)

Ulangan Rata-rata

I II III IV V

Sumur tunggal, pompa 2 inc 5.57 5.26 5.11 5.13 5.28 5.27

Sumur paralel, pompa 2 inc 6.74 6.55 6.79 6.57 6.90 6.71

Sumur Paralel, pompa 3 inc 10.78 11.39 10.23 10.91 10.40 10.74

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan debit pada sumur papalel baik untuk pompa 2 inc terlebih dengan pompa 3 inc dibandingkan dengan cara sumur tunggal dengan pompa 2 inc. Peningkatan debit terjadi karena dua hal yaitu 1) dengan sumur paralel, maka jumlah mata air yang dapat diakses lebih banyak; dan 2) kedalaman airtanah dalam sumur masih dalam batas kemampuan pompa dalam menarik air, sehingga dengan penambahan ukuran pompa, maka debit pengambilan bertambah.

Berdasarkan uji-t pada, diperoleh bahwa antara teknologi sumur paralel dengan pompa 2 inc berbeda nyata dengan sumur tunggal dengan tipe pompa yang sama. Demikian halnya dengan hasil uji-t antara teknologi sumur paralel dengan pompa 3 inc dan sumur parallel dengan pompa 2 inc berbeda nyata. Dengan adanya peningkatan debit yang signifikan pada sumur paralel, maka penggunaan sumur paralel dapat memperkecil besarnya biaya pengairan yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani.

Adapun model sumur paralel seperti pada Gambar berikut:

a. Pembutan Sumur b. Sumur tunggal c. Model Saringan

d. Sumur Paralel (2 sumur) e. Instal Unit Pompa f. Pengujian Sumur Gambar 1. Model Sumur Paralel

(6)

Pengaruh lain dari penggunaan sumur paralel yaitu dapat meningkatkan luasan cakupan irigasi untuk satu unit pompa dari 9,9 ha menjadi 20,19 ha dengan asumsi kebutuhan air tanaman sebesar 0,532 lt/dt/ha. Dengan meningkatnya luas cakupan irigasi berarti menurunkan biaya per satuan luas, sehingga pendapatan petani semakin meningkat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:

1. Teknologi sumur paralel dapat meningkatkan debit pengambilan air tanah untuk satu unit pompa dari 5,27 menjadi 10,74 lt/dt.

2. Peningkatan debit pengambilan dapat meningkatkan laur daerah irigasi secara signifikan dari 9,9 ha menjadi 20,19 untuk satu unit pompa dengan asumsi kebutuhan air tanaman sebesar 0,532 lt/dt/ha.

3. Peningkatan debit untuk setiap unit pompa dapat menurunkan biaya irigasi per satuan luas, sehingga pendapatan petani dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007. Statistik untuk Psikologi. t-test reloaded: Independent sample t-test. http://psikologistatistik.blogspot.com/2007/12/t-test-reloaded-independent-sample-t.html[6 Nov 2009]

Burhanul, A.M., 2004. Cekungan Air Tanah di P. Sulawesi Bagian selatan (Sulawesi II). Direktoral Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan. http://www.dgtl.esdm.go.id/cekungan.html [1Feb 2006].

[DISTAN KAB. WAJO] Dinas Pertanian Kab. Wajo, 2004. Peta Produktivitas dan Rancang Bangun Kawasan Usaha Produktivitas Padi. Bagian proyek Peningkatan Produktifitas Padi dan Pengembangan Agribisnis Jagung Kab. Wajo Tahun Anggaran 2004. Sengkang: DISTAN. KAB. WAJO.

Doorenbos, J. and W.O. Pruitt, 1977. Guidelines for Predicting Crop Water requirements. FAO Irrigation and Drainage Paper. Rome: FAO-UN.

Hansen, V.E., O.W. Israelsen and G.C. Stringham, 1979. Irrigation Principles and

Practices. Edisi ke-4. Manila: Chaco Hermanos, Inc.

Kalsim, D.K. 2002. Rancangan Irigasi Gravitasi, Drainase dan Infrastruktur, Edisi ke-2. Bogor: Laboratorium Teknik Tanah dan Air, FATETA IPB.

Kartasapoetra, A.G., M.M. Sutedjo dan E. Pollean, 1994. Teknologi Pengairan

(7)

Suhardi, 2008. Model Pengelolaan Airbumi untuk Irigasi dengan Operasi Pompa Tunggal dan Ganda: Kasus Sub-DAS Data, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. [Disertasi] Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Tabel 1 Data Pengujian Beberapa Sumur

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: Kajian ini melihat kepada hubungan antara peningkatan prestasi guru pelatih UTM dengan penyeliaan guru pembimbing semasa menjalankan latihan mengajar di sekolah

Tujuan utama di Kerja Praktek ini adalah untuk memberikan wawasan kepada mahasiswa mengenai dunia industri serta penerapan ilmu yang telah didapatkan secara nyata

Setelah itu rendemen disaring dan air dibuang sehingga menghasilkan rendemen basah, rendemen basah dikeringkan menggunakan cabinet drying dengan tujuan untuk

Dengan menerapkan kriptosistem simetris pada remote login server linux menggunakan ssh lebih aman daripada remote login ssh default dikarenakan saat ini telah ada software untuk

Kadal yang ditangkap di Cibatok pada pukul 09.00-11.00 WIB memiliki lambung yang berisi material semi utuh yang terdiri dari serangga (Ordo Hymenoptera dan Orthoptera) dan

Kepekaan pernafasan Dibawah kondisi normal untuk penggunaan yang dimaksud, bahan ini diharapkan tidak berbahaya bagi penghirupan. Gangguan kesehatan tidak diketahui atau

Setelah produser mendapatkan hasil meeting di antaranya seperi: menentukan artis atau bintang tamu atau band yang akan perform di dahsyat, menentukan lokasi yang biasanya

Zamandaşlık, akan ve geçici, “düşük” şimdi -“başlangıcı veya sonu olmayan” bu “yaşam” yalnızca düşük türlerde bir temsil ko­ nusuydu. En önemlisi