• Tidak ada hasil yang ditemukan

UKS dalam SK Mendikbud dan menkes Serta Permediknas No.39 Th.2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, UKS | Sasatra Pendidikan PROGRAM UKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UKS dalam SK Mendikbud dan menkes Serta Permediknas No.39 Th.2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, UKS | Sasatra Pendidikan PROGRAM UKS"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGELIATKAN PROGRAM UKS DAN LOMBA SEKOLAH SEHAT Akhir-akhir ini gaung tentang sekolah unggulan dengan berbagai sebutan masih marak, meskipun untuk beberapa predikat sekolah unggulan tersebut ada pihak yang menentangnya. Dewasa ini pula, berbagai kegiatan, lomba yang diikuti oleh peserta didik, khususnya SD/MI dilaksanakan secara berkala dan berjenjang, seperti pentas impak PAI, Olimpiade SAINS Nasional/ONS, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional/O2SN, dan Lomba siswa berprestasi. Hal tersebut merupakan kabar menggembirakan, karena ajang lomba banyak manfaatnya. Dengan lomba, guru dan sekolah pada umumnya tertantang untuk menggali dan mengembangkan segenap potensi sekolah demi menunjukkan prestasi dan prestise sekolah almamaternya. Dengan lomba bakat, minat, dan potensi anak dapat tertumbuh-kembangkan, sekaligus dapat di apresiasi oleh pihak lain.

Di satu sisi muncul euforia, namun di sisi lain kita menyaksikan ada beberapa lomba dan julukan sekolah yang meredup, salah satunya adalah julukan sekolah sehat yang secara langsung berkaitan dengan program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). Program tersebut memang tetap menjadi program pemerintah, namun gaungnya kurang membahana. Lomba sekolah sehat pun gemanya tidak semenggelora lomba lain. Buktinya, sering pihak pengelola pendidikan atau panitia hanya menunjuk SD tertentu saja untuk mewakili Gugus, Kecamatan, atau Kabupaten ke lomba UKS/Sekolah sehat, tanpa terlebih dahulu dilakukan perlombaan dan sosialisasi serta pembinaan. Hal ini bisa saja membunuh kreatifitas sekolah dalam menyelenggarakan dan menggiatkan program UKS.

(2)

Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 0408a/U/1984, No. 319/SKB/VI/1984, No.74/Th/1984 dan No. 60 tahun 1984 tentang Pokok Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.

Program ini mampu menyentuh segi-segi kesehatan anak sekolah secara langsung. Beberapa pelaksanaannya adalah : setiap pagi guru memeriksa kesehatan murid, murid ditimbang badannya secara berkala, anak yang kurang sehat dirujuk langsung dan gratis oleh sekolah ke PUSKESMAS. Program UKS secara nyata bersesuaian dengan UU Perlindungan Anak, yang menyatakan bahwa, “ setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.” (BAB 3 Pasal 8). Juga sejalan dengan bunyi dasar hukum internasional, “anak yang lapar harus diberi makan, yang sakit harus diobati... anak yatim diberi perawatan dan santunan.” (Butir 4 dari 7 prinsip deklarasi sedunia tentang anak di Jenewa Swiss tahun 1924 (Suara Daerah No. 487 tahun 2012)

Program UKS, jika ditinjau dari berbagai aspek dari pendidikan nasional, amatlah menunjang. Program ini dapat menjadi salah satu strategi dalam mencapai tujuan dan fungsi pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional yang dimaksudkan adalah, “untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab.” Sementara itu fungsi pendidikan nasional adalah untuk mengembangakan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

(3)

ruang yang mesti ada di sekolah dasar, dan salah satu pula dari 14 ruang/fasilitas yang harus ada di SMP/MTS dan SMA/Madrasah Aliyah.

Dalam uraian tentang pedoman kegiatan kesiswaan di taman kanak-kanak dan sekolah dasar yang merupakan salah satu pengejewatahan dari peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.39 Th.2008 tentang pembinaan kesiswaan, UKS dan lomba sekolah sehat tercantum pula (meskipun hanya dituliskan sebagai kegiatan pendukung). Dalam ranah kegiatan kesiswaan (kegiatan pendukung) tersebut, dicantumkan 14 kegiatan yakni : (1) Beasiswa Prestasi, (2) Kesetaraan gender, (3) Perlindungan terhadap kekerasan anak, eksploitasi seksual anak, perdagangan anak dan perempuan, (4) UKS ( Giji, Gigi, Mata, Kecacingan), (5) Pencegahan penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS, Penanggulangan penyakit DBD,dll (6) Lomba sekolah sehat, (7) Dipersifikasi pangan, (8) PRAMUKA, (9) PMR (Palang Merah Remaja), (10) PKS (Patroli Keamanan Sekolah), (11) PPBN (Pendidikan Pendahuluan Bela Negara), (12) Keamanan di jalan raya, (13) sekolah ramah anak/SRA, dan Lomba Desain Prangko/ Pilatelis.

(4)

tidak adanya dana sehat, klasifikasi sekolah UKS apakah minimal/standar/optimal/paripurna, dan keberadaan KIT UKS (School Healt Kit/SHK).

Pendidikan kesehatan mencakup 8 poin yakn : pemeriksaan berkala, pemeriksaan rutin, pengukuran tinggi, dan berat badan, lomba kebersihan kelas, kerja bakti kebersihan, pelatihan dokcil/PMR/kader UKS, alat peraga UKS dan alih teknologi pengetahuan kesehatan terhadap guru. Pelayanan kesehatan meliputi 5 kegiatan yaitu : penjaringan kesehatan, imunisasi, pengobatan siswa yang dirujuk, pemberantasan penyakit, dan pemeriksaan kesehatan. Sementara itu evaluasi terhadap lingkungan sekolah/madrasah mencakup 10 hal yaitu : ruang UKS/sudut UKS, pembinaan kantin/warung sekolah, sumber air bersih yang berfungsi, tempat pembuangan sampah tertutup tiap kelas, tempat pembuangan sampah akhir, kamar mandi/WC siswa, pencahayaan ruang/kelas, jarak bangku dengan papan tulis, dan ventilasi.

Referensi

Dokumen terkait