Mochmad Teguh Imanudin, 2014
Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia olahraga dan kesehatan dikenal suatu istilah untuk
menggambarkan tentang kesanggupan atau kemampuan fisik terhadap suatu
beban atau tugas fisik tanpa mengalami kelelahan yang berarti yaitu kebugaran
jasmani / kesegaran jasmani / kesamaptaan jasmani (physical fitness). Echols dan
Shadely (1993:244) menyatakan bahwa “Physical merupakan kata sifat yang berarti jasmaniah. Sedangkan fitness merupakan kata benda yang berarti
kemampuan dan kecocokan”. Sehubungan dengan hal tersebut, di jelaskan dalam
seminar kebugaran jasmani nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral
Pemuda dan Olahraga pada tanggal 16-20 Maret 1971 di Jakarta bahwa “physical
fitness adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan
efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.” (Nurhasan, 1991:34). Dengan
memiliki tingkat kebugaran jasmani maka tubuh akan mampu melakukan tugas
gerak. Giriwijoyo dkk. (2004:21) menjelaskan pula sebagai berikut:
Kebugaran jasmani adalah kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan/atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya.
Dari penjelasan tersebut jelaslah bahwa setiap individu yang memiliki
kebugaran jasmani akan mampu melakukan tugasnya dengan efisien tanpa lelah
yang berarti. Hal ini berarti bahwa seseorang yang memiliki kebugaran jasmani
akan dapat memenuhi kebutuhan untuk pekerjaan dan aktivitasnya secara optimal.
Dalam upaya untuk mencapai prestasi yang maksimal, maka setiap cabang
olahraga harus memperhatikan beberapa aspek latihan, salah satunya adalah faktor
kebugaran jasmani yang baik. Oleh karena itu, faktor kebugaran jasmani mutlak
diperlukan untuk memperoleh prestasi yang maksimal.
Dalam siklus kehidupan, masa remaja merupakan masa keemasan. Pada
masa ini banyak terjadi perubahan dan masalah, yang jika tidak tepat ditangani
Mochmad Teguh Imanudin, 2014
Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masalah remaja yang memerlukan perhatian adalah masalah kesehatan, dimana
kesehatan merupakan elemen penting manusia untuk dapat hidup produktif.
Olahraga menjadi cara untuk mendapatkan kesehatan dimana dengan olahraga,
fisik menjadi terbina sehingga tidak mudah sakit. Olahraga yang diterapkan di
sekolah juga harus di lakukan dengan serius, adapun dalam rangka pengembangan
olahraga perlu di dukung beberapa indikator, seperti di jelaskan Maksum (2004)
yaitu sebagai berikut “Untuk melihat kemajuan olahraga suatu daerah bisa dilihat
dari empat dimensi, yakni: (1) Partisipasi, (2) Indeks ruang terbuka, (3) Sumber
Daya Manusia, (4) Kebugaran Jasmani.” Dari pernyataan di atas bisa di ketahui
bahwa kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan olahraga disuatu daerah. Hal ini dikarenakan kebugaran jasmani
merupakan bukti dan akibat dari aktivitas olahraga yang dilakukan..
Faktor yang tidak kalah penting dalam meraih kesuksesan atlet adalah
faktor mental dari para atlet itu sendiri. Mental yang dimaksud disini adalah
motivasi berprestasi. Setiap perilaku seseorang didorong oleh suatu motif, baik itu
yang datang dari diri sendiri maupun dari luar diri seseorang. Sedangkan motivasi
merupakan usaha yang dilakukan untuk memperkuat motif yang sudah ada, usaha
ini dapat timbul dari dalam diri seseorang yang disebut motivasi instrinsik dan
dapat pula datang dari luar yang disebut motivasi ekstrinsik. Motivasi pada atlet
tidak bersifat menetap, perubahannya sesuai dengan kondisi yang dialami oleh
atlet itu sendiri. Oleh karena sifatnya yang berubah-ubah maka para pelatih
haruslah selalu memperhatikan penampilan atletnya dalam setiap pertandingan
agar hasilnya dapat maksimal. Hal ini berdasar pada pendapat beberapa ahli yang
mengatakan bahwa prestasi maksimal dapat dicapai oleh atlet jika kondisi fisik,
teknik, dan mental atlet baik. Oleh karena itu motivasi berprestasi sebagai salah
satu bagian dari faktor mental atlet mempunyai kedudukan penting dalam
mencapai tujuan. Adapun motivasi berprestasi dalam diri seorang atlet membuat
dirinya mampu mengeluarkan kemampuannya secara maksimum sehingga dapat
menggapai prestasi yang di inginkan. Murray (Setiadarma, 2000, hlm. 73)
menyatakan bahwa “motivasi adalah upaya seseorang untuk menguasai tugasnya,
mencapai hasil maksimum, mengatasi rintangan, memiliki kinerja lebih baik dari
Mochmad Teguh Imanudin, 2014
Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sukses merupakan salah satu tujuan atlet dan harapan untuk sukses itulah
merupakan suatu bentuk motivasi berprestasi yang harus dimiliki oleh setiap atlet,
oleh karena motivasi berprestasi merupakan salah satu indikator positif bagi
performa atlet. Namun usia remaja adalah saat yang sangat rentan berkurangnya
motivasi dalam diri atlet dikarenakan banyak hal seperti pergaulan dan lain-lain.
Dari tidak adanya motivasi untuk berprestasi dalam diri atlet terutama pada usia
remaja, akan berpengaruh pada pola latihan yang tidak benar sehingga akan
berimbas juga pada kemampuan atlet itu sendiri dalam menguasai berbagai
keterampilan bermain basket yang akan berpengaruh juga pada pencapaian
prestasi. Untuk itulah para pelatih khususnya yang melatih atlet pada usia remaja
harus selalu mengawasi perkembangan mental atletnya baik itu saat latihan
maupun diluar latihan karena dengan motivasi berprestasi yang tinggi maka atlet
mempunyai harapan yang besar untuk sukses dan atlet pun akan percaya diri serta
sanggup menghadapi tekanan dalam latihan. Motivasi berprestasi itu muncul
karena rasa percaya diri yang ada pada atlet menyangkut kemampuan fisik, teknik,
taktik dan mental. Singgih (1989:89) menjelaskan bahwa “hasil studi ilmiah
menunjukan bahwa motivasi merupakan energi psikologi yang sangat penting,
tidak hanya pada waktu bertanding juga pada waktu latihan”.
Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim
beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin
dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok
untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya
memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari
karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika
memantulkan atau melempar bola tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Dedi Sumiyarsono (2002:1) sebagai berikut:
Bola basket merupakan olahraga yang menggunakan bola besar, di mainkan dengan tangan, permainan bola basket mempunyai tujuan memasuki bola sebanyak mungkin kebasket (keranjang) lawan, serta menahan lawan agar jangan memasukkan bola kebasket (keranjang) sendiri dengan cara lempar tangkap, menggiring dan menembak.
Pada permainan bola basket, performa pemain di lapangan sangat
Mochmad Teguh Imanudin, 2014
Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebuah pertandingan tergantung dari performa pemain yang ada didalamnya, jika
pemain dalam performa terbaik sudah pasti pemain itu akan menampilakan
permainan terbaik yang nantinya akan berimbas juga pada kemenangan tim
tersebut. Performa pemain sangat tergantung pada kemampuan dalam menguasai
teknik dasar bermain basket. Teknik dasar tersebut menurut Amber (2003 9-11)
antara lain teknik menggiring bola (dribbling), teknik mengoper (passing), teknik
menembak (shooting).
Menembak merupakan salah satu teknik dasar bola basket yang
mempunyai peran penting terhadap penentu kemenangan dalam sebuah
petandingan. Menang atau kalahnya suatu tim ditentukan oleh banyaknya
tembakan yang masuk ke dalam ring lawan. Tembakan dalam permainan bola
basket di bagi menjadi dua yaitu tembakan dalam dan tembakan luar. Menurut Jon
Oliver (2007:23) “Tembakan-tembakan dalam seperti lay up, under the basket
shoot, hook shot atau tembakan jump hook”. Sedangkan Tembakan luar
“tembakan luar seperti Jump Shoot dan Free throow”. Dalam uraian tersebut dapat dilihat bahwa keterampilan teknik dasar sangatlah penting untuk menunjang
permainan atlet, Seperti dijelaskan oleh Adriadi (2014) yang mengemukakan
“bahwa Keterampilan bermain merupakan salah satu faktor penting terhadap
keseluruhan jalannya permainan.” Ini dapat dilihat dibeberapa pertandingan salah satunya yaitu pertandingan FIBA Asia U16 2011 antara Indonesia dengan Arab
Saudi. Penentu kemenangan tim Indonesia adalah dengan tembakan luar yaitu free
throw sehingga tim Indonesia bisa melaju ke babak 12 besar. Hannes neumann
(1982:19) berpendapat bahwa “pada umumnya tak banyak perhatian terhadap
latihan Free throw, padahal dalam pertandingan antara dua regu yang seimbang,
kemenangan kebanyakan ditentukan oleh jumlah point yang dicapai dengan free
throw.” Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penguasaan keterampilan teknik
dasar bagi seorang pemain basket sangat penting. Karena sangat berkaitan dengan
tujuan permainan basket. Adapun tujuan permainan basket seperti dijelaskan oleh
Menurut Machfud Irsyada (2000:14) bahwa “tujuan utama permainan bola basket
yaitu memasukan bola sebanyak-banyaknya dalam keranjang lawan.”
Saat ini sering kali dalam kejuaraan kita melihat pemain basket
Mochmad Teguh Imanudin, 2014
Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut tidak memiliki tingkat kebugaran yang tinggi. Akibat tidak memiliki
kebugaran jasmani yang baik banyak pemain basket tingkat SMA yang
kehilangan konsentrasi saat memasuki quarter akhir sehingga berpengaruh pada
teknik dasar yang semakin buruk. Penurunan stamina pada menit-menit terakhir
pertandingan juga sering dialami oleh cabang olahraga lain. Misalnya dalam kasus
pada sepak bola seperti pertandingan final piala dunia, Maradona (2014)
mengemukakan bahwa “terjadi penurunan stamina pada lini belakang sehingga
argentina kalah karena kurang konsentrasi sehingga banyak melakukan kesalahan
di akhir pertandingan”. Berkurangnya konsentrasi pemain saat menit-menit terakhir dipengaruhi oleh vo2max yang rendah. Seperti dijelaskan oleh Kathleen
kuntaraf & jonathan Kuntaraf (1992) yang mengemukakan bahwa :
Vo2max adalah seberapa banyak ambilan oksigen seseorang pada saat melakukan olahraga atau aktivitas fisik. Ambilan oksigen seseorang akan menggambarkan tingkat kebugaran jasmani jasmani orang tersebut. Mereka yang mempunyai vo2max yang tinggi adalah orang yang mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang baik pula sehingga tidak menyebabkan mereka mengalami kelelahan yang berlebihan, sedangkan yang mempunyai vo2max yang rendah adalah orang yang memiliki tingkat kebugaran jasmani yang rendah.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka tingkat kebugaran jasmani dapat
dijadikan suatu faktor pendukung dalam proses latihan teknik dasar bermain
basket agar penguasaan teknik dalam bermain lebih terampil. Hal ini sesuai
dengan Sajoto (1990:16) yang mengutarakan bahwa “kebugaran jasmani adalah
salah satu persyaratan yang diperlukan dalam usaha meningkatkan performa
seorang atlet”.
Selain kebugaran jasmani aspek yang tidak kalah penting untuk meraih
kesuksesan dalam menguasai keterampilan teknik dasar adalah motivasi dari diri
pemain itu sendiri. Dewasa ini banyak pelatih yang sering kali hanya menekankan
pada penguasaan teknik dan fisik saja pada saat melatih teknik dasar bermain.
Seperti dikatakan oleh Didin (2012) yang mengungkapkan bahwa “kesalahan
pelatih-pelatih di Indonesia yaitu mengesampingkan aspek psikologi pada diri
pemain, sehingga mereka tidak mengetahui kondisi mental atletnya baik saat
latihan maupun bertanding”. Ini sangat disayangkan mengingat pentingnya
Mochmad Teguh Imanudin, 2014
Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersebut dapat membuat semangat para pemain dalam belajar menguasai teknik
keterampilan dasar lebih meningkat sehingga akan cepat menguasai keterampilan
tersebut. Ditegaskan oleh Hekhausen dalam Sudibyo (1993:21) yang menyatakan
bahwa “proses aktualisasi dari sumber penggerak dan pendorong tingkah laku
manusia untuk mencapai tujuan tertentu (actual motivation) sehinggga
menyebabkan manusia cepat dalam mempelajari sesuatu”. Motivasi tidak hanya
timbul dari dalam diri individu itu sendiri melainkan juga biasa berasal dari luar
individu. Sebagai contoh pemberian dukungan dari pihak sekolah dapat membuat
motivasi para atlet disekolah meningkat. Dukungan dari sekolah membuat
semangat para atlet untuk berlatih menjadi bertambah sehingga akan berpengaruh
pada tingkat kemampuan dasar bermain basket mereka dan tentunya akan
berimbas pada pencapaian prestasi yang diinginkan. Ditegaskan oleh Andi
Setiawan (2012) “pencapaian prestasi olaraga melalui kegiatan ekstrakurikuler”
dalam jurnal pelopor pendidikan yang mengemukakan bahwa “Pihak sekolah harus memperhatikan dan mengamati hambatan-hambatan dalam kegiatan
olahraga (ekstrakurikuler) agar nantinya dapat meningkatkan prestasi”. Lebih
lanjut Andi juga menegaskan “kreatifitas dan variasi materi yang diberikan oleh guru atau pembina sangat mempengaruhi berkurang atau tidaknya minat terhadap
kegiatan ekstrakurikuler”.
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Davis & Clugston
(Komarudin,2012:5) menjelaskan bahwa terkait dengan faktor mental dalam
olahraga bola basket, Khususnya dalam tembakan bebas (free throw shooting)
menunjukkan bahwa latihan mental bermanfaat jika dikombinasikan dengan
latihan fisik. Motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk berpacu dengan
keunggulan, baik keunggulan dirinya sendiri, keunggulan orang lain, atau
kesempurnaan dalam melaksanakan tugas tertentu. Selain itu, Motivasi berprestasi
pada hakikatnya merupakan keinginan, hasrat, kemauan, dan pendorong untuk
dapat unggul yaitu mengungguli prestasi yang pernah dicapainya sendiri atau
prestasi yang dicapai oleh orang lain.
Berdasarkan kenyataan diatas, bisa dilihat bahwa latihan teknik saja
belum cukup untuk mendapatkan keterampilan bermain yang baik namun juga
Mochmad Teguh Imanudin, 2014
Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2000) yang menyatakan bahwa, faktor-faktor dasar latihan yaitu meliputi
persiapan fisik, teknik dan kejiwaan (psikologi). Maka dari itu timbul keinginan
untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan kebugaran jasmani dan
motivasi berprestasi dihubungkan dengan keterampilan bermain basket. Untuk itu
peneliti mencoba melakukan penelitian deskriptif guna menguji hubungan
kebugaran jasmani dan motivasi berprestasi dengan keterampilan bermain basket.
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
tentang pentingnya kebugaran jasmani dan motivasi berprestasi pada diri pemain
sehingga akan berdampak pada keterampilan bermain yang baik dan tentunya
nanti akan berpengaruh pada pencapaian prestasi sebuah tim.
B. Rumusan Masalah
Melihat dari apa yang telah di kemukakan di atas, terdapat permasalahan
pokok yang akan di kaji dalam penulisan skripsi ini yaitu pengaruh latihan fisik
dan mental guna mencapai performa yang baik. Untuk menjawab semua
permasalahan di atas. Maka penulis membuat pernyataan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani
dengan keterampilan bola basket siswa SMK Negeri 1 Krangkeng ?
2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi
dengan keterampilan bola basket siswa SMK Negeri 1 Krangkeng ?
C. Tujuan Penelitian
Dari masalah yang telah di rumuskan di atas maka peneliti memiliki
beberapa tujuan yang ingin di capai, adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menguji hubungan kebugaran jasmani terhadap keterampilan bola
basket siswa SMK Negeri 1 Krangkeng
2. Untuk menguji hubungan motivasi berprestasi terhadap keterampilan
Mochmad Teguh Imanudin, 2014
Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Manfaat / SignifikansiPenelitian
Dalam penelitian seseorang maupun berkelompok diharapkan dapat
bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun masyarakat umum. Adapun manfaat yang
di harapkan penulis dari diperolehnya hasil dari penelitian tersebut yaitu sebagai
berikut :
1. Manfaat teoritis
a. Dapat memberikan pengetahuan dan informasi mengenai
hubungan kebugaran jasmani dengan keterampilan serta motivasi
berprestasi dengan keterampilan.
b. Menambah bahan pustaka baik ditingkat program, fakultas
maupun universitas
c. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai variable lain
yang lebih variatif.
2. Manfaat praktis
a. Bahan masukan kepada sekolah untuk memaksimalkan
pembinaan
kepada peserta didik, baik itu pembinaan dalam hal akademik
ataupun non akademik (ekstrakurikuler)
b. Bahan masukan bagi guru, khususnya guru penjas ataupun pelatih
dalam mengembangkan dan memaksimalkan ekstrakurikuler bola
basket
E. Struktur Organisasi BAB I Pendahuluan:
Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Struktur Organisasi
BAB II Kajian Pustaka
Kajian Pustaka (hakikat kebugaran jasmani, pengertian kebugaran jasmani,
motivasi berprestasi, olahraga bola basket), Kerangka Pemikiran, Hipotesis
Tindakan.
Mochmad Teguh Imanudin, 2014
Hubungan Tingkat Kebugaran Dan Motivasi Berprestasi Dengan Keterampilan Bermain Basket Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode dan Desain Penelitian , Populasi dan Sampel, Definisi Oprasional,
Instrument Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan dan
Analisis Data
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian, Pembahasan Hasil Analisis Data