TRIWULAN III/TAHUN 2014
4
Masyarakat di daerah itu. Menparekraf, Marie Pangestu, mengatakan penerapan kebijakan KSPN sehubungan dengan Labuan Bajo ditetapkan sebagai pintu masuk pariwisata dan NTT menjadi bahagian dari koridor V MP3EI untuk memperkuat ketahanan pangan serta pariwisata.
Dalam perannya mengkoordinir pariwisata, lanjut Marie Pangestu, pihaknya memberikan perhatian serius terhadap pengembangan pariwisata di provinsi kepulauan ini karena jika dibandingkan dengan provinsi lain di koridor V, pariwisata di NTT belum memuaskan. Untuk itu melalui Kebijakan KSPN, diharapkan dapat merencanakannya secara mendetail sesuai potensi yang terdapat di Labuan Bajo dan daerah sekitarnya bagi pengembangan destinasi wisata itu sendiri.
“Jadi kami undang semua pemangku kepentingan termasuk pimpinan SKPD untuk hadir mengikuti seminar sehari guna menciiptakan pemahaman yang sama dalam pengembangan kawasan strategi pariwisata nasional di kawasan Flores khususnya dan NTT pada umumnya. Perlu ada perencanaan yang matang selama 5 – 10 tahun kedepan serta komitmen rencana induk antarapemerintah pusat, pemprov dan pemkab bagi pengembangan KSPN,” ungkap Menparekraf Marie Pangestu.
Dijelaskan Marie Pangestu, konsep KSPN mengutamakan adanya penataan dan analisis, perencanaan serta kegiatan nyata membangun infrastruktur pendukung destinasi wisata yang ada. Pemetaan wilayah destinasi Komodo menjadi prioritas termasuk wisata
budaya dikembangkan dengan menghasilkan produk kreatif, seperti lukisan dan ukiran komodo, cenderamata, kuliner yang dapat menarik para wisatawan untuk betah tinggal di Labuan Bajo sehingga membawa dampak positif bagi peningkatan pendapatan asli rakyat.
Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, memandang kebijakan KSPN bagi pengembangan pariwisata di NTT dapat memberikan dukungan berarti dalam menjadikan NTT sebagai provinsi pariwisata yang
merupakan tekad pembangunan NTT kedepan.
Diakui Gubernur Lebu Raya, terdapat cukup banyak obyek wisata yang perlu mendapat prioritas penanganan, baik itu wisata laut, wisata budaya, wisata kuliner dan tradisi adat lainnya yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung di NTT. Atas dasar kebijakan KSPN tersebut, ungkap Gubernur, mengucapkan terimakasih kepada Kemenparekraf yang telah memberikan
perhatian bagi pengembangan pariwisata bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat NTT di masa mendatang.
Plt Dirjen Destinasi Pariwisata-Kemenparekraf,
Dadang Risky Ratman, mengatakan pengembangan KSPN Taman Nasional Komodo dan sekitarnya diperlukan analisis ruang lingkup wilayah perencanaan dilakukan melalui sinkronisasi dan harmonisasi, meliputi: kebijakan pemetaan ruang wilayah nasional (RT/ RWN), kebijakan pemetaan ruang KSN Taman Nasional Komodo, kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat dan kebijakan perwilayahan pembangunan kepariwisataan Kabupaten Manggarai Barat. Kata Dadang, saat ini di Indonesia terdapat 88 KSPN termasuk KSPN Komodo dan sekitarnya yang mmenjadi perhatian Kemenparekraf.
Sesuai data Kemenparekraf, kondisi perkembangan
kepariwisataan di NTT sesuai jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2012 sebesar 47.000 orang dan tahun 2013 meningkat menjadi 80.000 orang wisatawan atau pertumbuhan sebesar 70 persen.