1
Makalah Seminar Kerja Praktek
ZTE ZXWM M900 SEBAGAI PERANGKAT DWDM BACKBONE
Frans Bertua Y.S (L2F 008 124)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
ABSTRAKPada 30 tahun belakangan ini, telah dikembangkan sebuah teknologi baru yang menawarkan kecepatan data yang lebih besar sepanjang jarak yang lebih jauh dengan harga yang lebih rendah daripada sistem kawat tembaga. Teknologi baru ini adalah serat optik, serat optik menggunakan cahaya untuk mengirimkan informasi (data). Salah satu teknologi dari teknik transmisi menggunakan serat optik adalah DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) yang memanfaatkan cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda sebagai kanal-kanal informasi, sehingga setelah dilakukan proses multiplexing seluruh panjang gelombang tersebut dapat ditransmisikan melalui sebuah serat optik. Teknologi DWDM adalah teknologi yang memanfaatkan sistem SDH (Synchronous Digital Hierarchy) yang sudah ada dengan memultiplekskan sumber-sumber sinyal yang ada.
Salah satu perangkat transmisi yang digunakan dalam telekomunikasi adalah DWDM M900, DWDM M900 merupakan sebuah perangkat transmisi yang berkapasitas besar dan berfungsi sebagai Backbone jarak jauh. Hal ini dirancang sesuai dengan kondisi sekarang dan masa depan pengembangan jaringan optik, dengan konfigurasi yang fleksibel.
Kata Kunci : Serat optik, DWDM M900
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat membawa akibat tingginya tuntunan masyarakat pengguna jasa telekomunikasi untuk mendapatkan layanan yang mudah dan cepat, terlebih dalam dunia bisnis dengan persaingan yang ketat. Perusahaan-perusahaan maju akan berkembang dengan pesat apabila ditunjang dengan teknologi telekomunikasi yang handal. Bagi PT Telkom keadaan ini merupakan tantangan untuk semakin meningkatkan kemampuan perusahaan.
Pembangunan sarana
telekomunikasi yang telah dilaksanakan PT Telkom dari tahun ke tahun telah menghasilkan suatu jaringan telekomunikasi yang tersebar ke seluruh Indonesia.
Perkembangan Teknologi dalam bidang Telekomunikasi memungkinkan penyediaan sarana Telekomunikasi dalam biaya relatif rendah, mutu pelayanan yang tinggi, cepat, aman, mempunyai kapasitas yang besar dalam menyalurkan informasi. Seiring dengan perkembangan Telekomunikasi digital maka kemampuan sistem transmisi dengan menggunakan Teknologi serat
optik semakin dikembangkan dengan cepat, sehingga dapat menggeser penggunaan sistem transmisi konvensional dimasa mendatang, terutama untuk media transmisi jarak jauh (long distance circuit). Dampak dari perkembangann Teknologi digital adalah perubahan jaringan analog menjadi jaringan digital baik dalam sistem Switching maupun dalam sistem Transmisinya. Katerpaduan ini akan meningkatkan kualitas dan kuantitas informasi yang dikirim, serta biaya operasi dan pemeliharaan lebih ekonomis.
Teknologi DWDM (Dense
Wavelength Division Multiplexing)
memberi terobosan baru dalam sistem
transmisi serat optik dimana beberapa
panjang gelombang dapat dibawa dalam
sehelai serat optik. Teknologi DWDM
beroperasi dalam sinyal dan domain
optik dan memberikan fleksibilitas yang
cukup tinggi untuk memenuhi
kebutuhan akan kapasitas transmisi yang
besar dalam jaringan. Kemampuan ini
diyakini akan terus berkembang yang
ditandai dengan semakin banyaknya
jumlah panjang gelombang yang mampu
untuk ditransmisikan dalam satu fiber.
2 1.2 Tujuan
Tujuan dari Kerja Praktek di Divisi Transport PT TELKOM Netre IV Semarang adalah :
a. Mengetehui tentang teknologi DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) pada Sistem Komunikasi Serat Optik b. Mengetahui kegunaan dan
fungsi dari perangkat DWDM ZTE ZXWM M900
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam melakukan penyusunan laporan kerja praktek ini, agar pembahasan menjadi terarah, penulis akan membatasi kajian mengenai masalah yang dibahas. Adapun pembahasan yang penulis angkat adalah teknologi DWDM dan perangkat DWDM ZXWM M900
2. DENSE WAVELENGTH DIVISION MULTIPLEXING 2.1 Sejarah Perkembangan WDM
(Wavelength Division Multiplexing)
Pada mulanya, teknologi WDM, yang merupakan cikal bakal lahirnya DWDM, berkembang dari keterbatasan yang ada pada serat optik, dimana pertumbuhan trafik pada sejumlah jaringan backbone mengalami percepatan yang tinggi sehingga kapasitas jaringan tersebut dengan cepatnya terisi. Hal ini menjadi dasar pemikiran untuk memanfaatkan jaringan yang ada dibandingkan membangun jaringan baru.
Konsep ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1970, dan pada tahun 1978 sistem WDM telah terealisasi di laboratorium. Sistem WDM pertama hanya menggabungkan 2 sinyal. Pada perkembangan WDM, beberapa sistem telah sukses mengakomodasikan sejumlah panjang- gelombang dalam sehelai serat optik yang masing-masing berkapasitas 2,5 Gbps sampai 5 Gbps. Namun penggunaan WDM menimbulkan permasalahan baru, yaitu ke-nonlinieran
serat optik dan efek dispersi yang kehadirannya semakin signifikan yang menyebabkan terbatasnya jumlah panjang-gelombang 2-8 buah saja di kala itu.
Pada perkembangan selanjutnya, jumlah panjang-gelombang yang dapat diakomodasikan oleh sehelai serat optik bertambah mencapai puluhan buah dan kapasitas untuk masing-masing panjang gelombang pun meningkat pada kisaran 10 Gbps, kemampuan ini merujuk pada apa yang disebut DWDM.
Teknologi WDM pada dasarnya adalah teknologi transport untuk menyalurkan berbagai jenis trafik (data, suara, dan video) secara transparan, dengan menggunakan panjang gelombang (λ) yang berbeda-beda dalam suatu fiber tunggal secara bersamaan.
Implementasi WDM dapat diterapkan baik pada jaringan long haul (jarak jauh) maupun untuk aplikasi short haul (jarak dekat).
WDM sistem dibagi menjadi 2 segment, dense and coarse WDM.
Teknologi CWDM dan DWDM didasarkan pada konsep yang sama yaitu menggunakan beberapa panjang gelombang cahaya pada sebuah serat optik, tetapi kedua teknologi tersebut berbeda pada spacing panjang gelombangnya, jumlah kanal, dan kemampuan untuk memperkuat sinyal pada medium optik.
2.2 Pengertian DWDM
Dense Wavelength Multiplexing
(DWDM) merupakan sutu teknik
transmisi yang memanfaatkan cahaya
dengan panjang gelombang yang
berbeda-beda sebagai kanal-kanal
informasi, sehingga setelah dilakukan
proses multiplexing seluruh panjang
gelombang tersebut dapat
ditransmisikan melalui sebuah serat
optik.
3
MUX DEMUX
λ1
λ3 λ2
λ4
λn . . . . . . . .
λ1
λ3 λ2
λ4
λn . . . . . . . . Fiber Optik
Gambar 1.1 Prinsip dasar sistem WDM