• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII PARAGRAF. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada bagian awal paragraf.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VII PARAGRAF. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada bagian awal paragraf."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB VII

PARAGRAF

Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan sebuah wacana mini, atau dapat dikatakan sebagai seke-lompok kalimat yang disusun dengan kohesi dan memiliki koherensi. Kecuali paragraf naratif dan deskripsi, paragraf juga merupakan bagian dari suatu karangan yang terdiri atas satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Kalimat utama berisi tentang gagasan atau pokok pikiran paragraf. Sedangkan, kalimat penjelas merupakan uraian yang menjelaskan pokok pikiran. Kalimat penjelas juga dapat dikatakan sebagai pengembangan dari pokok pikiran yang terdapat dalam kalimat utama. Paragraf yang baik harus memiliki unsur kelengkapan yang diwujudkan dalam satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.

Jenis Paragraf

a. Jenis Paragraf Dilihat dari Letak Kalimat Utamanya Jenis paragraf dilihat dari letak kalimat utamanya meliputi:

1) Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada bagian awal paragraf.

Contoh paragraf deduktif:

Identitas kekuatan manajemen Indonesia sulit dikenali. Gaya manajemen Indonesia dikembangkan dari dan didalam aneka ragam budaya suku bangsa yang ada di Indonesia. Hal ini berbeda dengan manajemen Jepang dan Korea Selatan. Manajemen Jepang, pada umumnya serba canggih. Sedangkan manajemen Korea Selatan diterapkan pada usaha berskala besar yang pada umumnya perusahaan-perusahannya adalah milik keluarga. Ciri-ciri ini, dengan berbagai variasi dan teknik terlihat juga pada manajemen bisnis yang diterapkan pada perusahaan-perusahaan besar di Indonesia.

(2)

2 Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak pada bagian akhir paragraf.

Contoh paragraf induktif:

Mekanisme pasar harus dijaga agar tidak mengganggu penyampaian sinyal-sinyal pasar kepada unit-unit ekonomi, terutama yang menyangkut biaya dan resiko yang harus mereka tanggung untuk tindakannya. Apabila pembayaran cicilan dan bunga akan membayangkan neraca pembayaran, pasar akan memberi sinyal dalam bentuk naiknya suku bunga. Meningkatnya suku bunga utang komersial Indonesia dari 0,6 - 0,8 % atas LIBOR (London Inter Bank Offered Rate) pada tahun 1980 menjadi 1,5 %. Hal tersebut menurut evaluasi pasar internasional merupakan hasil country risk Indonesia yang semakin memburuk. Sebaliknya, suku bunga di dalam negeri semakin turun. Lalu lintas hutang dipengaruhi oleh kebijakan makroekonomi di dalam negeri. Dengan demikian, pemerintah tidak perlu melakukan intervensi yang dapat mengurangi hak seseorang atau perusahaan untuk berhutang ke luar negeri.

3) Paragraf Campuran (Kombinasi)

Paragraf campuran adalah paragraf yang kalimat utamanya terdapat pada bagian awal dan akhir paragraf.

Contoh Paragraf Campuran:

Peningkatan pendidikan para petani, sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan cukup dapat mengubah sistem pertanian tradisional. Misalnya, bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan, menjadi petani modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup, mampu menunjang pembangunan secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Itulah sebabnya peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak.

b. Jenis Paragraf Berdasarkan Bentuk Pengembangannya

Jenis paragraf berdasarkan bentuk pengembangannya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi merupakan salah satu bentuk paragraf yang berisi tentang gagasan, pikiran atau pendapat yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau meya-kinkan pihak lain dengan melalui argumen-argumen yang disajikan secara logis dan obyektif. Melalui argumentasi tersebut penulis berharap dapat menunjukkan suatu kebenaran ilmiah

(3)

3 berdasarkan data dan fakta yang telah disajikannya. Paragraf seperti ini dipakai dalam karangan ilmiah, seperti makalah, skripsi, dan tesis.

2) Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang melukiskan suatu hal atau peristiwa secara obyektif. Semakin rinci dalam melukiskannya, semakin jelas informasi yang disampaikan. Pembaca seolah-olah melihat peristiwa tersebut secara langsung. Paragraf deskripsi pada umumnya digunakan dalam karya sastra dan biografi seseorang.

3) Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi merupakan paragraf yang berisi paparan pikiran atau pendapat ydengan harapan dapat memperluas wawasan dan pandangan orang lain (pembaca). Tujuan utama penggunaan jenis paragraf ini adalah memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang. Oleh karena itu, paragraf eksposisi disebut juga bentuk paparan. Bentuk ini biasa dipakai untuk memaparkan cara membuat sesuatu, cara menggunakan sesuatu, cara kerja sebuah mesin, cara mengonsumsi obat-obatan dan sebagainya.

4) Paragraf Narasi

Paragraf narasi merupakan rangkaian peristiwa yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu. Dalam narasi terkandung aspek penceritaan suatu peristiwa. Oleh karena itu, narasi lebih dikenal sebagai cerita yang menceritakan suatu peristiwa yang obyektif maupun imajinatif. Bentuk paragraf ini biasa digunakan dalam bentuk riwayat hidup, novel, cerpen, dan roman.

5) Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi merupakan paragraf yang berisi ajakan. Tujuan utamanya adalah membujuk, merayu, mengajak, dan meyakinkan pihak lain untuk mengikuti apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Bentuk tulisan yang menggunakan jenis paragraf ini antara lain iklan di majalah, surat kabar, radio, sele-baran, kampanye, dan sebagainya.

c. Jenis Paragraf Berdasarkan Posisi dan Fungsinya Jenis paragraf berdasarkan posisi dan fungsinya dibagi atas:

(4)

4 1) Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka merupakan paragraf yang berfungsi sebagai pengantar menuju masalah yang akan dijelaskan atau dibicarakan. Oleh sebab itu, paragraf pembuka harus memiliki kemampuan menarik perhatian pembaca, minat pembaca, dan sanggup mengarahkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan dipaparkan oleh penulis.

2) Paragraf Penghubung

Paragraf penghubung merupakan paragraf yang berisi inti persoalan. Oleh karena itu, dalam sebuah karangan yang utuh, inti persoalan harus diuraikan dalam beberapa paragraf penghubung. Paragraf penghubung tersebut harus saling terkait secara logis untuk mendukung gagasan atau ide karangan.

3) Paragraf Penutup

Pargraf penutup merupakan paragraf yang berfungsi untuk mengakhiri sebuah karangan. Paragraf ini berisi simpulan yang dipaparkan dalam paragraf penghubung. Akan tetapi, dapat juga paragraf penutup berisi penegasan kembali tentang hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung. Dalam membuat paragraf pe-nutup, penulis harus memperhatikan panjang pendeknya paragraf, agar seimbang perbandingannya seimbang antara paragraf pembuka, penghubung, dan penutup.

d. Jenis Paragraf berdasarkan Teknik Pengembangan Paragraf

Beberapa teknik yang dapat dilakukan seorang penulis dalam mengembangkan paragraf adalah sebagai berikut:

1) Teknik Alamiah

Teknik alamiah merupakan pengembangan paragraf berdasarkan urutan ruang dan waktu.

2) Teknik Klimaks dan Antiklimaks

Teknik antiklimaks dimulai dari informasi yang memiliki gradasi tinggi (penting) menuju informasi yang gradasinya rendah (kurang penting). Sedangkan, teknik klimaks dimulai dari hal yang gradasinya kurang penting menuju ke hal yang gradasinya sangat penting.

(5)

5 Teknik umum khusus dimulai dari gagasan utama dan dilanjutkan dengan hal khusus sebagai pengembangannya. Sedangkan teknik khusus umum dimulai dari hal-hal khusus yang merupakan penjelasan, kemudian disimpulkan menjadi hal atau gagasan yang umum. Simpulan tersebut merupakan gagasan utama atau pokok pikiran paragraf tersebut.

4) Teknik Perbandingan dan Pertentangan

Teknik ini mencoba memperjelas gagasan utama dengan jalan membandingkan dan mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal ini penulis menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua hal. Hal-hal yang dapat dibandingkan adalah tingkat kesamaan dan perbedaan kedua hal tersebut.

5) Teknik Analogi

Teknik analogi digunakan untuk membandingkan atau menyamakan sesuatu yang sudah dikenal dengan yang kurang dikenal. Tujuannya adalah untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut.

6) Teknik Contoh-contoh

Teknik contoh-contoh merupakan hal yang konkrit yang dapat memberikan bukti atau penjelasan kepada pembaca yang bersifat lebih umum. Hal tersebut biasa disebut dengan generalisasi.

7) Teknik Sebab Akibat

Teknik sebab akibat dapat diwujudkan dengan melihat hubungan antarkalimat dalam paragraf. Hubungan kalimat yang satu dengan yang lain dapat berbentuk sebab-akibat. Sebab dapat berfungsi sabagai kalimat utama, dan akibat sebagai kalimat pen-jelasannya. Dapat pula sebaliknya, akibat sebagai kalimat utama, dan dijelaskan dengan beberapa penyebab sebagai perinciannya sehingga pembaca mudah memahaminya.

8) Tekinik Definisi Luas

Teknik ini merupakan pemberian penjelasan tentang sesuatu dengan beberapa kalimat untuk memperjelas definisi. Kadang-kadang penulis terpaksa menguraikan penjelasan tersebut ke dalam beberapa kalimat, dan bahkan beberapa alinea.

(6)

6 9) Teknik Klasifikasi

Teknik klasifikasi merupakan penggunaan cara pengelompokkan hal-hal yang sama untuk memperjelas kalimat utama. Pada mulanya biasanya penulis mengelompokkan suatu hal berdasarkan persamaannya, kemudian diperinci lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.

Syarat-syarat Paragraf

Dalam membuat paragraf yang baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Paragraf harus memiliki satu kalimat utama.

Kecuali paragraf deskripsi dan narasi, sebaiknya setiap paragraf memiliki satu kalimat utama. Kalimat utama merupakan pokok pikiran dalam sebuah paragraf. Selanjutnya kalimat tersebut akan dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas. Oleh karena itu, paragraf yang baik tentu terdiri atas beberapa kalimat atau lebih dari satu kalimat. Pada paragraf deskripsi dan narasi ada kalanya kandungan pokok pikiran terdapat di dalam seluruh paragraf. Maksudnya, pokok pikiran ini bisa ditemukan dengan menyimpulkan hal-hal yang telah diungkapkan dalam paragraf tersebut.

2) Paragraf harus memiliki kesatuan (kohesi).

Kesatuan (kohesi) dalam paragraf merupakan kalimat demi kalimat yang men-dukung pada pokok pikiran (topik utama) sehingga tidak ada kalimat yang tidak kohesif atau melenceng.

3) Paragraf harus memiliki kepaduan (koherensi).

Kepaduan (koherensi) merupakan kekompakan hubungan antarkalimat, se-hingga membentuk paragraf yang logis dan mudah dipahami. Untuk membuat kepaduan dalam paragraf dapat dibentuk dengan (1) pengulangan kata kunci, (2) penggunaan kata ganti, (3) penggunaan frasa transisi, dan (4) teknik paralelisme.

4) Paragraf harus memiliki kelengkapan (pengembangan).

Sebuah paragraf harus memiliki kalimat-kalimat penjelas yang cukup. Kalimat-kalimat penjelas dibuat untuk menjelaskan pokok pikiran dalam kalimat utama, sehingga pembaca lebih mudah untuk memahami isi paragraf tersebut.

(7)

7 Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran. Sebuah paragraf terdiri atas unsur kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas, dan kata atau frase penghubung. Paragraf yang santun memenuhi kriteria kepaduan, kesatuan, dan kelengkapan.

Untuk mencapai kriteria kepaduan, penulis harus mampu merangkai kalimat-kalimat dengan kata/fase penghubung (intrakalimat dan antarkalimat). sehingga bertalian secara logis dan padu. Kriteria kesatuan dapat dipenuhi penulis dengan memastikan bahwa tiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Selanjutnya, sebuah paragraf dikatakan memiliki kriteria kelengkapan apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjang pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dan lain-lain.

Suparno (2004) menyebutkan bahwa paragraf yang santun memenuhi: (1) syarat

pengembangan yaitu terdapat kalimat topik dan gagasan pengembang; (2) syarat keutuhan

yakni memiliki satu gagasan dasar; dan (3) syarat kepaduan yaitu kekompakan yang

terbentuk dari hubungan yang runtut. Berikut ini contoh paragraf yang memenuhi ketiga

syarat di atas.

Masa depan sepak bola Indonesia sangat memprihatinkan. Kualitas bermain para pemain, baik yang senior maupun yang junior rendah. Kedisiplinan bermain juga rendah. Sportivitas tidak lagi dapat ditegakkan di lapangan. Pemain suka melanggar aturan permainan dan tidak mau menerima sanksi pelanggaran. Wasit tidak lagi berfungsi mengamankan dan mengatur permainan dan pemain, tetapi malahan sering mengacaukan permainan dan pemain.

Untuk mengembangkan sebuah paragraf dapat ditempuh dengan beberapa cara antara lain cara pertentangan dengan penanda koherensi berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari; perbandingan dengan penanda koherensi serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu; analogi dengan penanda koherensi ibaratnya, seperti, dan bagaikan ; contoh dengan penanda koherensi seperti, misalnya, contohnya; sebab-akibat dengan penanda koherensi padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena; definisi dengan penanda koherensi yaitu dan ialah; klasifikasi dengan penanda koherensi dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan, runtut ruang dengan penanda koherensi di sebelah kiri, di atas, di depan, di belakang , koherensi; dan runtut waktu dengan penanda koherensi mula-mula, lalu, selanjutnya.

(8)

8

Pelatihan 1

A

1. Buatlah paragraf dengan topik-topik di bawah ini. Buatlah dahulu kalimat-kalimat topik yang ideal. Kemudian, rincilah kalimat topik tersebut dengan kalimat penjelas yang meyakinkan sehingga paragrafnya betul-betul berbicara kepada pembacanya.

a. Perampokan yang memprihatinkan b. Bahasa Indonesia baku

c. Kondisi perekonomian Indonesia saat ini d. Senam pagi yang menyehatkan

2. Gantilah paragraf induktif berikut ini menjadi paragraf deduktif.

Arang aktif adalah sejenis arang yang diperoleh dari suatu pembakaran yang mempunyai sifat tidak larut dalam air. Arang ini dapat diperoleh dari pembakaran zat-zat tertentu, seperti ampas tebu, tempurung kelapa, dan tongkol jagung. Jenis arang ini banyak digunakan dalam beberapa industri atau nonpangan. Industri yang meng-gunakan arang aktif adalah industri kimia dan farmasi, seperti pekerjaan memurnikan minyak, menghilangkan bau yang tidak murni, dan menguapkan zat yang tidak perlu.

3. Kalimat-kalimat ini membentuk sebuah paragraf. Coba susunlah dengan urutan yang logis! a. Sejak itulah energi nuklir dan pengaruh radiasi nuklir menjadi masalah baru bagi

manusia.

b. Akan tetapi, akibat radiasi nuklir itu menimbulkan persoalan kemanusiaan.

c.

Pada tahun 1945 meledaklah bom atom yang pertama untuk mengakhiri Perang Dunia!

B. Analisislah paragraf di bawah ini berdasarkan kriteria kesatuan, kepaduan, dan

kelengkapan!

Dewasa ini dunia penulisan merupakan suatu hal yang sangat biasa dilakukan oleh

masyarakat. Semua orang, baik yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi,

maupun orang yang “biasa-biasa saja” dapat menghasilkan suatu tulisan.

(9)

Tulisan-9

tulisan yang menjamur di media masa belakangan ini dapat dikategorikan sebagai artikel.

Tulisan tersebut banyak tersebar di berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Apalagi

perkembangan blog yang mengalami peningkatan pesat beberapa dekade ini.

B. Carilah beberapa tulisan dari media massa, kemudian temukanlah berbagai variasi pola

pengembangan paragraf di dalamnya!

DAFTAR RUJUKAN

Anggarani, Asih, dkk.2006. Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan Tinggi.Yogjakarta: Graha Ilmu

Kuntarto, Niknik M. 2007. Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berpikir. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Saukah, Ali dan Mulyadi Guntur Waseso (ed.). 2006. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang: UM Press.

Widyasari, Hesti. 2006. Menyusun Sebuah Paragraf yang Baik, (online),

Referensi

Dokumen terkait