• Tidak ada hasil yang ditemukan

IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu destinasi favorit bagi para wisatawan dari seluruh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu destinasi favorit bagi para wisatawan dari seluruh"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jepang merupakan salah satu destinasi favorit bagi para wisatawan dari seluruh dunia. Hal ini ditunjukkan dari data yang dikeluarkan oleh Japan National Tourism Organization (JNTO) yang menyebutkan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jepang pada tahun 2019 mencapai angka 31.882.100 orang (JNTO 2019).

Beberapa faktor yang menyebabkan Jepang dikunjungi oleh banyak wisatawan adalah karena negara ini memiliki keindahan alam dan tempat bersejarah yang sudah diakui oleh dunia. Hal itu terlihat dari banyaknya tempat wisata yang masuk ke dalam daftar warisan dunia UNESCO. Selain itu, transportasi umum yang sistematis dan terkoneksi dengan baik memungkinkan pelancong untuk menjangkau tempat-tempat wisata tersebut.

Tidak hanya maju dalam bidang teknologi dan pengelolaan pariwisata saja,

Jepang juga kaya akan budaya. Orang-orang Jepang masih menjunjung tinggi

budayanya dan tradisi masih sangat dilestarikan di Jepang, sehingga Jepang menjadi

sebuah perpaduan antara kekayaan budaya di tengah modernisasi. Budaya pop Jepang

seperti fashion, anime, dan musik yang cukup diminati juga menambah daya tarik

wisatawan untuk mengunjungi Jepang. Dalam rangka memajukan industri wisata dan

memperkenalkan budaya Jepang ke dunia, pemerintah Jepang gencar melakukan

promosi wisata. Pada tahun 2003, Perdana Menteri Junichiro Koizumi membuat

(2)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI kampanye wisata bertajuk “Visit Japan” untuk menarik wisatawan asing (Wahidati, Lufi dan Eska 2018). Hingga kini, promosi wisata juga terus dilakukan. Terlebih lagi, dengan adanya Olimpiade yang akan digelar di Tokyo, diharapkan menjadi kesempatan yang bagus untuk menaikkan angka turis dan memperkenalkan budaya Jepang ke kancah internasional.

Kini, Jepang mulai melirik Asia Tenggara sebagai pasar yang baru. Secara geografis, letak Asia Tenggara tidak terlalu jauh dari Jepang. Selain itu, perkembangan ekonomi yang pesat di Asia Tenggara membuat Asia Tenggara sebagai pasar yang potensial. Oleh karena itu, Jepang membuat berbagai langkah dalam menjaring wisatawan dari Asia Tenggara seperti membebaskan visa bagi beberapa negara. Sebagai hasilnya, beberapa tahun terakhir ini wisatawan dari Asia Tenggara terus bertambah.

Dampak positif akibat peningkatan jumlah wisatawan dari Asia Tenggara adalah kenaikan wisatawan muslim di Jepang. Menurut data yang dikeluarkan oleh CrescentRating, pada tahun 2004 jumlah wisatawan muslim yang berkunjung ke Jepang hanya berjumlah 150.000 orang saja. Akan tetapi, jumlah tersebut meningkat secara signifikan pada tahun 2017 hingga menyentuh angka 700.000. Wisatawan muslim ini kebanyakan berasal dari Malaysia dan Indonesia. Wisatawan muslim memiliki kebutuhan khusus yang membedakan mereka dengan turis lainnya.

Kebutuhan tersebut antara lain adalah mencari makanan halal serta mencari tempat

untuk beribadah.

(3)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI Melihat kenaikan turis muslim di negaranya, pemerintah Jepang sadar bahwa memenuhi kebutuhan dasar wisatawan muslim adalah hal yang penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, pemerintah Jepang mengembangkan wisata halal atau Halal Tourism. Halal Tourism adalah suatu produk baru di industri pariwisata yang mengacu kepada penyediaan produk dan layanan pariwisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan muslim (Mohsin, Ramli dan Alkhulayfi 2016). Oleh karena itu, wisata halal diwujudkan dengan membangun fasilitas ramah muslim seperti restoran halal, prayer room, dan hotel syariah. Beberapa tahun ini, pemerintah Jepang juga banyak menyelenggarakan seminar untuk pemerintah lokal dan pelaku bisnis dalam rangka membangun fasilitas ramah muslim di Jepang (Yomiuri Shinbun 2013).

Peningkatan fasilitas ramah muslim di Jepang ditunjukkan dengan ketersediaan 99 prayer room yang tersebar di beberapa bandara besar, stasiun, department store, dan tempat lain yang ramai dikunjungi oleh turis pada tahun 2017. Selain itu, terdapat 150 restoran bersertifikat halal dan 800 restoran yang menawarkan Muslim Friendly. Muslim Friendly ialah segala bentuk servis, fasilitas, maupun destinasi yang dirancang khusus untuk wisatawan muslim (CrescentRating 2016). Servis yang bisa dinikmati oleh wisatawan muslim tidak hanya terbatas pada makanan saja. Kini, terdapat pemandian air panas (onsen) dan salon kecantikan yang ramah terhadap muslim.

Akan tetapi, terlepas dari meningkatnya jumlah fasilitas ramah muslim dan bisnis

halal yang dikembangkan, Islam merupakan agama yang paling asing di kalangan

(4)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI masyarakat Jepang. Islam adalah agama minoritas di Jepang 1 . Oleh sebab itu masih banyak orang Jepang yang tidak memiliki pengetahuan atau memiliki sedikit pengetahuan tentang budaya Islam maupun muslim. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh NHK Housou Bunka Kenkyuu (NHK 放送文化研究) pada tahun 2018, sebanyak 44% masyarakat Jepang menjawab tidak paham tentang Islam (Netsu 2020).

Survey tersebut juga menemukan fakta bahwa sebanyak 21% orang Jepang memiliki imej yang negatif terhadap Islam, dan hanya 6% orang memiliki persepsi yang positif.

Masyarakat Jepang yang tidak memiliki ketertarikan soal agama dan sedikitnya informasi yang berkaitan dengan Islam menjadi beberapa faktor pengetahuan tentang Islam tidak berkembang di kalangan masyarakat.

Selain itu, banyak orang Jepang yang masih memiliki persepsi yang salah tentang Islam. Terdapat sebuah penelitian tentang bagaimana persepsi orang Jepang terhadap Islam dan muslim yang dilakukan kepada siswa di sekolah menengah atas dan juga mahasiswa. Mereka menggambarkan Islam dan muslim dengan kata-kata seperti

“terbelakang”, “tidak toleran”, “aneh”, dan “agresif” (Miura 2006). Menurut Miura, hal ini dikarenakan media massa yang menyiarkan berita tentang konflik yang terjadi di negara Islam, teror yang dilakukan oleh kelompok radikal, dan lain-lain. Jika masyarakat Jepang masih memiliki persepsi seperti ini tentunya agama Islam akan sulit diterima oleh masyarakat.

1

Populasi muslim di Jepang pada tahun 2019 diperkirakan berjumlah 200.000 orang saja. Diambil dari

(5)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI Namun, seiring dengan terus bertambahnya wisatawan muslim di Jepang, fasilitas ramah muslim dan halal menjadi sesuatu yang tidak dapat dielakkan.

Sehingga, tidak hanya pemerintah dan pelaku bisnis saja yang perlu belajar tentang agama Islam, namun peran aktif dari masyarakat juga dibutuhkan agar wisata halal bisa diterima dan pada akhirnya semakin berkembang di Jepang. Selain itu, karena Jepang bertujuan untuk menjadi negara yang berorientasi pada pariwisata atau kankou rikkoku (観光立国), maka masyarakat Jepang diharapkan terbuka dengan berbagai budaya asing, termasuk budaya Islam.

Untuk itu, dalam penelitian ini penulis ingin mencari tahu bagaimana persepsi masyarakat Jepang, khususnya orang Jepang di wilayah Kansai tentang Islam. Hal yang ingin ditanyakan kepada mereka adalah persepsi tentang Islam dan orang Islam itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu. Selain itu, bagaimana pandangan mereka tentang wisatawan muslim yang datang ke wilayah mereka. Pandangan yang dimaksud dalam hal ini adalah pendapat. Peneliti memilih wilayah Kansai karena wilayah ini banyak dikunjungi oleh turis mancanegara termasuk wisatawan muslim.

Data menunjukkan bahwa jumlah turis asing yang mendarat di bandara Kansai

International Airport meningkat secara signifikan selama 5 tahun terakhir (Li dan

Katsumata 2019). Karena terdapat kenaikan turis, pemerintah terus memperbaiki

fasilitas yang ada di bandara, salah satunya adalah dengan menambah jumlah prayer

room dan restoran halal. Atas hal ini, Kansai International Airport menjadi bandara

(6)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI yang paling ramah terhadap muslim di Jepang (Halal Japan 2015). Adanya situs Muslim Friendly Kansai yang dibuat oleh pemerintah lokal serta tour agent yang menawarkan tur halal juga menjadi bukti bahwa jumlah wisatawan muslim yang berkunjung ke wilayah tersebut semakin meningkat.

Dengan adanya wisata halal di wilayah Kansai, penulis juga ingin meneliti lebih jauh tentang bagaimana pandangan orang Jepang di wilayah Kansai terhadap wisata halal yang ditujukan untuk wisatawan muslim tersebut. Penulis berpendapat bahwa studi tentang pandangan orang Jepang terhadap wisatawan muslim dan wisata halal di Jepang masih terbatas jumlahnya. Padahal, pemerintah Jepang mengembangkan wisata halal karena memiliki peran penting dalam keberlangsungan ekonomi Jepang di masa depan dan mampu membawa keuntungan bagi Jepang karena bisa meningkatkan devisa negara. Melalui penelitian ini penulis berharap dapat meningkatkan kesadaran pembaca maupun masyarakat Jepang tentang pentingnya wisatawan muslim serta wisata halal di Jepang.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi orang Jepang di wilayah Kansai tentang Islam seiring dengan meningkatnya wisatawan muslim di Jepang?

2. Bagaimana pandangan orang Jepang di wilayah Kansai tentang Muslim Friendly

sebagai upaya untuk mewujudkan wisata halal di Jepang?

(7)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI 1.3 Tujuan Penelitian

Dari uraian rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana masyarakat Jepang memandang Islam seiring dengan meningkatnya wisatawan muslim di Jepang.

2. Untuk mengetahui bagaimana pendapat orang Jepang tentang Muslim Friendly.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat antara lain:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu sebagai sumber pustaka dan referensi selanjutnya untuk penelitian yang akan membahas tentang persepsi masyarakat Jepang tentang Islam, pariwisata halal di Jepang, dan bagaimana pendapat masyarakat Jepang terhadap Muslim Friendly.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu diharapkan mampu membuka wawasan pembaca tentang bagaimana pandangan masyarakat Jepang terhadap Islam seiring dengan meningkatnya wisatawan muslim dan bagaimana opini masyarakat Jepang tentang wisata halal.

1.5 Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, penulis mengambil tiga penelitian terdahulu yang terkait

dengan wisata halal di Jepang dan pandangan terhadap Islam di Jepang. Yang

pertama yaitu tesis Yoza Achmad Adidaya tahun 2016 yang berjudul “Halal in

(8)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI Japan: History, Issues, and Problems. The Effect of the “Halal Boom” Phenomenon on Japanese Society and Industry”. Dalam penelitiannya, Adidaya fokus pada bagaimana halal boom memberi dampak pada masyarakat Jepang dan apa saja masalah-masalah yang timbul akibat fenomena tersebut. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan data primer berupa studi pustaka serta didukung oleh data sekunder berupa angket, wawancara, observasi, serta studi lapangan. Hasil yang didapat adalah halal pertama kali masuk ke Jepang pada tahun 1980-an bersamaan dengan gelembung ekonomi. Namun, pada saat itu halal merupakan suatu istilah yang terdengar hanya di kalangan minoritas saja dan belum bersinggungan dengan konteks pariwisata. Akan tetapi, karena adanya fenomena halal boom, halal menjadi diketahui oleh orang Jepang dan memainkan peran yang penting bagi masyarakat Jepang yang sedang menghadapi koureika (ageing society). Asia Tenggara dipandang sebagai kunci untuk membenahi perekonomian Jepang dikarenakan jumlah wisatawan yang masuk ke Jepang meningkat secara signifikan beberapa tahun terakhir. Dengan adanya wisatawan muslim, Jepang mulai mengembangkan industri halal seperti meningkatkan jumlah restoran halal, mengimpor bahan baku halal, dan membuat paket tur halal. Sehingga, halal menjadi tren baru di bidang kuliner dan pariwisata.

Halal tidak saja membawa keuntungan bagi orang Jepang, namun juga wisatawan muslim dan komunitas muslim yang hidup di Jepang.

Akan tetapi, masih banyak masalah yang berkaitan dengan halal di Jepang.

Contohnya adalah logo halal palsu yang beredar di restoran. Hal ini dikarenakan

aturan halal yang terlalu kompleks untuk diterapkan dan membutuhkan biaya yang

(9)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI besar untuk memperoleh sertifikat halal. Selain logo halal palsu, terdapat masalah berupa standardisasi halal yang berbeda di kalangan lembaga sertifikasi halal. Dalam menerapkan halal, terdapat interpretasi yang berbeda di antara lembaga-lembaga halal.

Ada lembaga yang mendefinisikan halal sebagai sesuatu yang mutlak, sehingga menerapkan aturan-aturan yang ketat ketika mengobservasi restoran dan melakukan pemeriksaan lainnya. Ada pula lembaga yang berpendapat bahwa halal ketika diterapkan di Jepang seharusnya lebih moderat mengingat Jepang bukanlah negara mayoritas Islam, sehingga aturan halal juga harus disesuaikan di Jepang. Perbedaan inilah yang menjadikan adanya kebingungan mengenai standar halal di Jepang.

Kelebihan dari penelitian Yoza adalah penulisan yang sistematis sehingga memudahkan penulis untuk memahami bagaimana halal masuk ke Jepang pertama kali, mengapa halal itu penting bagi Jepang, dan apa saja permasalahan seputar halal.

Referensi kedua adalah penelitian yang ditulis oleh Sumi Akiko yang ditulis pada tahun 2018 yang berjudul Kyoto ni Okeru Musurimu Kankoukyaku Ukeire no Genjyou to Torikumi (京都におけるムスリム観光客受け入れの現状と取り組み).

Penelitian ini berfokus pada tiga hal. Pertama, apakah terdapat peningkatan

wisatawan muslim yang berkunjung ke Kyoto. Kedua, apakah terdapat kerjasama

antara pemerintah dengan pelaku bisnis swasta. Ketiga, apa saja yang dilakukan oleh

Kyoto untuk memperhatikan kebutuhan wisatawan muslim. Metode yang digunakan

adalah mengambil referensi dari situs internet yang dibuat oleh pemerintah Kyoto dan

melakukan wawancara dengan pelaku usaha. Hasil yang didapat adalah sejak tahun

(10)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI 2014 hingga 2016 terdapat peningkatan wisatawan muslim. Kyoto Bunka Kouryuu Convention Bureau (京都文化交流コンベンションビューロー) sebagai institusi milik pemerintah Kyoto bergerak aktif bersama pengusaha swasta dalam rangka menyambut turis muslim. Pemerintah Kyoto mengadakan berbagai proyek untuk menyambut wisatawan muslim. Salah satunya adalah proyek yang berjudul 未来・京 都観光振興計画 2010+5 (Mirai Kyoto Kankou Shinkou Keikaku 2010+5). Proyek ini mengadakan riset untuk mengetahui pasar muslim; membuat situs yang berisi tentang informasi letak restoran halal, prayer room, serta hotel syariah; menggelar benkyoukai ( 勉 強 会 ) dan fieldwork untuk memahami kebiasaan muslim; serta membuat oleh-oleh khas Kyoto untuk muslim. Selain itu, terdapat pula proyek yang menargetkan orang-orang kelas menengah atas yang berasal dari negara-negara Timur Tengah seperti Dubai.

Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan muslim, saat ini di Kyoto telah terdapat 13 prayer room yang tersebar di berbagai tempat. Prayer room tersebut juga sudah dilengkapi tempat untuk berwudhu, arah kiblat, serta atribut sholat lainnya.

Dalam hal makanan, terdapat 4 kategori makanan yang tersedia untuk wisatawan

muslim. Yang pertama, halal (semua makanan yang dijual di toko halal dan restoran

telah memiliki sertifikat halal). Yang kedua Muslim Friendly (makanan yang dijual di

toko tersebut menggunakan bahan baku halal dan peralatan dapur dipisah dengan

menu biasa namun restoran tidak memiliki sertifikat halal). Yang ketiga, Muslim

Welcome (tidak menyediakan makanan yang berhubungan dengan babi atau daging

(11)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI babi. Selain itu makanan juga tidak dicampur dengan alkohol). Yang keempat, Pork Free (tidak terdapat daging babi maupun daging lainnya pada makanan). Pada tahun 2017, pemerintah Kyoto mencatat bahwa terdapat 17 restoran yang menyediakan menu Muslim Friendly, dan 5 restoran yang memiliki sertifikat halal.

Dalam hal pakaian, terdapat pelaku bisnis yang memproduksi hijab bernama KYOTO Hijab. Brand ini diproduksi pertama kali pada tahun 2014. Bahan serta desain hijab ini disesuaikan dengan motif khas Kyoto. Meskipun begitu, bentuk hijab tetap disesuaikan dengan fungsi hijab itu sendiri, yaitu menutupi bagian-bagian wanita. Dengan begitu, pembeli bisa menikmati produk khas Kyoto sambil menjaga ajaran-ajaran Islam. Selain hijab, dalam hal pakaian, terdapat sebuah toko rental kimono yang ramah terhadap muslim. Di toko ini, pelanggan bisa memilih kimono yang sesuai dengan warna dan corak hijab yang dipakai. Berbeda dengan kimono atau yukata lainnya, kimono di toko ini menutupi bagian badan yang besar seperti dada dan pinggul, serta tidak menunjukkan lekuk tubuh untuk menjaga ajaran-ajaran Islam.

Kelebihan jurnal yang ditulis oleh Sumi adalah penelitian ini tidak saja membahas industri halal dari sektor makanan dan tempat beribadah saja, tetapi juga memperkenalkan industri sandang yang mendukung halal. Hal ini jarang ditemukan di Jepang sehingga menarik karena pembaca menemukan suatu hal yang baru.

Terutama toko kimono yang memerhatikan wisatawan muslim belum banyak

dilakukan oleh toko lain sehingga merupakan keunggulan yang hanya dimiliki oleh

Kyoto. Penelitian ini berguna bagi penelitian penulis untuk mengetahui jumlah

fasilitas ramah muslim yang ada di Kyoto, salah satu daerah di wilayah Kansai.

(12)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI Selain itu, dari penelitian ini penulis mengetahui bagaimana usaha pemerintah Kyoto dalam mempersiapkan lingkungannya untuk turis muslim.

Referensi ketiga adalah jurnal yang ditulis oleh Yamagata Atsushi pada tahun 2019 yang berjudul “Perceptions of Islam and Muslims in Contemporary Japan”.

Penelitian ini fokus pada bagaimana persepsi yang dimiliki oleh masyarakat Jepang terkait Islam dan muslim yang diamati melalui media massa. Metode penelitiannya adalah analisis teks yang diambil dari koran Yomiuri Shinbun dan Asahi Shinbun periode 1 Januari 2014 hingga 30 Juni 2018. Terdapat 128 artikel di Yomiuri Shinbun dan 189 artikel di Asahi Shinbun yang membahas tentang Islam dan muslim. Topik yang paling banyak dibahas adalah bagaimana Jepang bisa menawarkan hospitality yang lebih baik untuk wisatawan muslim. Hal ini dibuktikan dengan adanya 96 artikel di Asahi Shinbun dan 87 artikel di Yomiuri Shinbun yang membahas tentang hospitality. Hospitality ini diwujudkan dengan peningkatan tempat ibadah dan makanan halal.

Meskipun hospitality merupakan topik yang paling sering dibahas, topik

selanjutnya yang banyak dibahas adalah dua insiden teror yang terjadi pada tahun

2015 dan 2016. Insiden ini dapat memberi dampak yang negatif terhadap muslim di

Jepang. Insiden pertama terjadi pada tahun 2015, dimana 2 orang Jepang disandera

kemudian dibunuh oleh sekelompok muslim radikal di Timur Tengah. Insiden ini

ramai diperbincangkan di media massa Jepang dan terdapat kekhawatiran akan terjadi

pergerakan anti muslim di Jepang. Namun, dibandingkan dengan kebencian terhadap

umat muslim di Jepang, banyak media massa yang justru membahas bagaimana

(13)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI muslim di Jepang mengkritik dengan keras aksi kelompok radikal tersebut. Yang lebih menarik lagi adalah fakta bahwa sesudah kejadian tersebut banyak orang Jepang non-muslim yang berkunjung ke masjid Tokyo Camii untuk belajar tentang Islam.

Insiden yang kedua terjadi pada tahun 2016 ketika 7 orang Jepang dibunuh di Bangladesh oleh sekelompok orang yang mengaku dari Islamic State. Setelah insiden tersebut, Yomiuri Shinbun memberitakan bahwa sebuah masjid di Shizuoka menerima 4 surat yang akan mengancam keberadaan muslim di wilayah tersebut. Namun, hal sebaliknya justru terjadi di Chiba. Komunitas masjid di Chiba membentuk tim patroli untuk menjaga lingkungan dan mengadakan kerjasama dengan polisi dan masyarakat sekitar.

Kesimpulan dari penelitian Yamagata adalah wisatawan muslim dipandang sebagai wisatawan potensional. Oleh karena itu, pemerintah Jepang berusaha meningkatkan jumlah fasilitas ramah muslim. Meskipun terdapat peristiwa yang dapat memberikan pengaruh buruk terhadap imej Islam, media massa justru mengangkat suara muslim yang mengkritisi aksi kejam tersebut, dan tidak terdapat Islamophobia setelah insiden terjadi. Hal ini menandakan bahwa komunitas muslim menggunakan suaranya untuk dapat berinteraksi dengan orang Jepang melalui masjid dan juga media massa.

Penelitian Yamagata sangat berguna bagi penelitian penulis untuk mengetahui

bagaimana masyarakat Jepang memandang Islam dan muslim. Selain itu, penelitian

tersebut relatif baru sehingga penulis memperoleh data mutakhir terkait persepsi

Islam di Jepang. Namun, perbedaan penelitian penulis dengan penelitian Yamagata

(14)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI adalah penelitian penulis tidak saja membahas tentang persepsi orang Jepang mengenai Islam seiring bertambahnya wisatawan muslim saja, tetapi juga membahas tentang bagaimana kesadaran masyarakat Jepang tentang wisata halal dan bagaimana opini mereka tentang fasilitas ramah muslim.

1.6 Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan dua konsep, yaitu konsep halal dan konsep Halal Tourism. Berikut adalah penjelasannya.

1.6.1 Konsep Halal

Halal diambil dari bahasa Arab yaitu للاح. Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), halal artinya “dibenarkan” (Majelis Ulama Indonesia 2010). Dalam Islam, konsep halal tidak hanya berkaitan dengan produk makanan atau minuman saja, melainkan semua aspek dalam kehidupan seorang muslim seperti perbankan, pariwisata, kosmetik, pekerjaan, dan lain-lain (El-Gohary 2016, 126).

1.6.2 Konsep Halal Tourism

Di dunia literatur, terdapat beragam penyebutan untuk wisata halal, seperti

Islamic Tourism dan Halal Tourism. Islamic Tourism adalah pariwisata berbasis

ajaran dan syariat Islam (Sumi 2018). Sedangkan, Halal Tourism didefinisikan

sebagai objek wisata dan segala bentuk aksi yang berhubungan dengan tourism yang

diperbolehkan menurut ajaran Islam (Battour dan Ismail 2015). Di kalangan

akademisi, penggunaan istilah Islamic Tourism dan Halal Tourism masih menjadi

perdebatan. Namun beberapa pakar menyebutkan bahwa Islamic Tourism adalah

salah satu jenis Religious Tourism. Contoh dari Religious Tourism adalah kunjungan

(15)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI umat Kristen ke Palestina, ibadah haji atau umrah yang dilakukan oleh umat muslim ke Mekkah, dan kunjungan kaum Yahudi ke makam suci di Israel (El Gohary 2016).

Selain itu, contoh lain dari Islamic Tourism adalah mengunjungi tempat-tempat bersejarah untuk memperoleh ilmu dan sebagai upaya untuk mengagumi ciptaan Tuhan (Wardhani 2020). Jadi, bisa dikatakan bahwa Islamic Tourism berbeda dengan Halal Tourism karena di dalam Halal Tourism orang-orang muslim mencari kesenangan, tidak semata-mata mengunjungi tempat yang dianggap sakral oleh Islam.

Tujuan dari Halal Tourism adalah untuk memenuhi kebutuhan muslim yang sedang bepergian dalam rangka untuk pariwisata. Konsep halal dijadikan basis untuk muslim yang tidak ingin mengabaikan ajaran agamanya. Oleh sebab itu, diciptakan produk maupun layanan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan wisatawan muslim seperti hotel syariah, restoran halal, dan paket tur halal. Jadi, Halal Tourism merupakan istilah yang paling tepat untuk mendeskripsikan wisata halal di Jepang.

Halal Tourism juga bisa disebut Muslim Friendly Tourism (CrescentRating 2016). Di dalam penelitian ini penulis menggunakan istilah Halal Tourism maupun Muslim Friendly untuk membicarakan wisata halal di Jepang.

1.7 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor, metode kualitatif adalah sebuah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor 1975, 5 dalam Moleong

1998, 3). Metode ini dipilih karena penulis menggunakan angket sebagai data primer.

(16)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI Selain itu, karena penulis pernah menempuh pendidikan di Osaka selama setahun, penulis dapat mengamati perilaku orang Jepang melalui observasi secara langsung.

Penelitian kualitatif tidak lepas dari populasi dan sampel sebagai subjek penelitian.

Adapun penentuan informan dan pemilihan lokasi yang akan dijelaskan di bawah ini.

1.7.1 Penentuan Informan

Teknik yang digunakan dalam penelitian untuk menentukan informan adalah purposive sampling. Adapun kriteria informan yang ditetapkan oleh penulis, yaitu:

1. Orang berkewarganegaraan Jepang, baik tua maupun muda, baik pelajar maupun orang yang sudah bekerja atau shakai jin (社会人). Jika usia dan pekerjaannya berbeda-beda, maka diharapkan akan menghasilkan variasi pendapat yang akan memperkaya hasil penelitian.

2. Bertempat tinggal di wilayah Kansai karena penelitian ini ingin mencari tahu bagaimana pendapat masyarakat di wilayah Kansai tentang Islam, wisatawan muslim, dan Muslim Friendly.

1.7.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah wilayah Kansai. Wilayah

di Kansai seperti Osaka, Kobe, Nara, dan Kyoto merupakan destinasi yang sering

dikunjungi oleh wisatawan muslim. Di Osaka terdapat agen wisata yang membuat tur

halal karena wisatawan muslim yang berkunjung ke daerah tersebut semakin

meningkat. Selain itu, berdasarkan laporan yang dibuat oleh CrescentRating pada

tahun 2017, Osaka, Kyoto, dan Nara tercatat sebagai prefektur yang memiliki fasilitas

(17)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI ramah muslim yang memadai untuk wisatawan muslim. Dengan adanya fasilitas ramah muslim yang dikembangkan di Kansai serta wisatawan muslim yang berkunjung ke wilayah tersebut, diharapkan masyarakat yang tinggal di wilayah Kansai dapat memberikan opininya terkait wisatawan muslim dan Muslim Friendly.

1.7.3 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian, penulis menentukan kriteria informan berdasarkan rumusan permasalahan. Kemudian, angket disebar kepada 14 informan yang memenuhi kriteria melalui surat elektronik dari bulan April 2020 hingga Juni 2020 dengan bantuan dosen di Jepang. Setelah menerima angket, penulis menerjemahkan angket ke dalam bahasa Indonesia lalu mengelompokkan jawaban informan. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang diperoleh dari jurnal, skripsi, tesis, artikel koran Jepang, artikel dari internet, data dari situs JNTO, dan sumber tertulis lainnya.

1.7.4 Metode Analisis Data

Untuk menganalisis data, penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengambil jawaban yang relevan dengan pertanyaan penulis.

2. Menganalisa pemikiran informan yang didukung dengan studi pustaka berupa jurnal, dan data menunjang lainnya.

3. Menarik keseluruhan jawaban informan dan menarik kesimpulan.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi 4 bab, antara lain:

(18)

SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI 1. Bab I berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, metode pengumpulan data, serta metode analisis data.

2. Bab II berisi tentang data mengenai jumlah wisatawan muslim ke Jepang, konsep dan bentuk Halal Tourism di Jepang, dan bagaimana persepsi masyarakat Jepang tentang Islam yang diambil dari berbagai sumber.

3. Bab III berisi analisis persepsi orang Jepang di wilayah Kansai tentang Islam dan pandangan mereka tentang Muslim Friendly berdasarkan hasil angket, kajian pustaka, dan observasi.

4. Bab IV berisi simpulan dari hasil analisis persepsi orang Jepang terhadap Islam

dan pandangan terkait Muslim Friendly, beserta saran untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA BARACK OBAMA DALAM MENGATASI CITRA BURUK AMERIKA SERIKAT DI DUNIA ISLAM AKIBAT ISLAMOPHOBIA DI..

atau ekspresi matematika S5 dapat mengecek kembali hal-hal yang perlu dicek dari pengecekan simbol sudah sesuai dengan rumus persamaan garis yang digunakan, dalam

Hasil Persepsi Nasabah Mengenai Tingkat Suku Bunga, Promosi dan Kualitas Pelayanan Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap minat menabung Secara simultan

SKKNI dapat digunakan oleh perusahaan atau organisasi untuk acuan evaluasi dan asesmen kompetensi tenaga kerja, baik dalam kaitannya dengan rekrutmen, pengembangan karier

John dan Bowyer (1986) menyatakan bahwa kulit batang akasia mengandung lignin dan polisakarida. Diharapkan bahan ini jika melapuk akan terurai menjadi bahan yang lebih

Hendaknya hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan yang berkaitan dengan Pelaksanaan Komunikasi Guru

Tuna mata besar yang merupakan pelagis besar di perairan selatan Jawa banyak ditangkap dengan menggunakan longline. Produktivitas alat tangkap longline cukup tinggi dimana daya