1
SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Jepang merupakan salah satu destinasi favorit bagi para wisatawan dari seluruh dunia. Hal ini ditunjukkan dari data yang dikeluarkan oleh Japan National Tourism Organization (JNTO) yang menyebutkan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jepang pada tahun 2019 mencapai angka 31.882.100 orang (JNTO 2019).
Beberapa faktor yang menyebabkan Jepang dikunjungi oleh banyak wisatawan adalah karena negara ini memiliki keindahan alam dan tempat bersejarah yang sudah diakui oleh dunia. Hal itu terlihat dari banyaknya tempat wisata yang masuk ke dalam daftar warisan dunia UNESCO. Selain itu, transportasi umum yang sistematis dan terkoneksi dengan baik memungkinkan pelancong untuk menjangkau tempat-tempat wisata tersebut.
Tidak hanya maju dalam bidang teknologi dan pengelolaan pariwisata saja,
Jepang juga kaya akan budaya. Orang-orang Jepang masih menjunjung tinggi
budayanya dan tradisi masih sangat dilestarikan di Jepang, sehingga Jepang menjadi
sebuah perpaduan antara kekayaan budaya di tengah modernisasi. Budaya pop Jepang
seperti fashion, anime, dan musik yang cukup diminati juga menambah daya tarik
wisatawan untuk mengunjungi Jepang. Dalam rangka memajukan industri wisata dan
memperkenalkan budaya Jepang ke dunia, pemerintah Jepang gencar melakukan
promosi wisata. Pada tahun 2003, Perdana Menteri Junichiro Koizumi membuat
SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI kampanye wisata bertajuk “Visit Japan” untuk menarik wisatawan asing (Wahidati, Lufi dan Eska 2018). Hingga kini, promosi wisata juga terus dilakukan. Terlebih lagi, dengan adanya Olimpiade yang akan digelar di Tokyo, diharapkan menjadi kesempatan yang bagus untuk menaikkan angka turis dan memperkenalkan budaya Jepang ke kancah internasional.
Kini, Jepang mulai melirik Asia Tenggara sebagai pasar yang baru. Secara geografis, letak Asia Tenggara tidak terlalu jauh dari Jepang. Selain itu, perkembangan ekonomi yang pesat di Asia Tenggara membuat Asia Tenggara sebagai pasar yang potensial. Oleh karena itu, Jepang membuat berbagai langkah dalam menjaring wisatawan dari Asia Tenggara seperti membebaskan visa bagi beberapa negara. Sebagai hasilnya, beberapa tahun terakhir ini wisatawan dari Asia Tenggara terus bertambah.
Dampak positif akibat peningkatan jumlah wisatawan dari Asia Tenggara adalah kenaikan wisatawan muslim di Jepang. Menurut data yang dikeluarkan oleh CrescentRating, pada tahun 2004 jumlah wisatawan muslim yang berkunjung ke Jepang hanya berjumlah 150.000 orang saja. Akan tetapi, jumlah tersebut meningkat secara signifikan pada tahun 2017 hingga menyentuh angka 700.000. Wisatawan muslim ini kebanyakan berasal dari Malaysia dan Indonesia. Wisatawan muslim memiliki kebutuhan khusus yang membedakan mereka dengan turis lainnya.
Kebutuhan tersebut antara lain adalah mencari makanan halal serta mencari tempat
untuk beribadah.
SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI Melihat kenaikan turis muslim di negaranya, pemerintah Jepang sadar bahwa memenuhi kebutuhan dasar wisatawan muslim adalah hal yang penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, pemerintah Jepang mengembangkan wisata halal atau Halal Tourism. Halal Tourism adalah suatu produk baru di industri pariwisata yang mengacu kepada penyediaan produk dan layanan pariwisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan muslim (Mohsin, Ramli dan Alkhulayfi 2016). Oleh karena itu, wisata halal diwujudkan dengan membangun fasilitas ramah muslim seperti restoran halal, prayer room, dan hotel syariah. Beberapa tahun ini, pemerintah Jepang juga banyak menyelenggarakan seminar untuk pemerintah lokal dan pelaku bisnis dalam rangka membangun fasilitas ramah muslim di Jepang (Yomiuri Shinbun 2013).
Peningkatan fasilitas ramah muslim di Jepang ditunjukkan dengan ketersediaan 99 prayer room yang tersebar di beberapa bandara besar, stasiun, department store, dan tempat lain yang ramai dikunjungi oleh turis pada tahun 2017. Selain itu, terdapat 150 restoran bersertifikat halal dan 800 restoran yang menawarkan Muslim Friendly. Muslim Friendly ialah segala bentuk servis, fasilitas, maupun destinasi yang dirancang khusus untuk wisatawan muslim (CrescentRating 2016). Servis yang bisa dinikmati oleh wisatawan muslim tidak hanya terbatas pada makanan saja. Kini, terdapat pemandian air panas (onsen) dan salon kecantikan yang ramah terhadap muslim.
Akan tetapi, terlepas dari meningkatnya jumlah fasilitas ramah muslim dan bisnis
halal yang dikembangkan, Islam merupakan agama yang paling asing di kalangan
SKRIPSI PANDANGAN MASYARAKAT JEPANG… NADYA ZAHRANI masyarakat Jepang. Islam adalah agama minoritas di Jepang 1 . Oleh sebab itu masih banyak orang Jepang yang tidak memiliki pengetahuan atau memiliki sedikit pengetahuan tentang budaya Islam maupun muslim. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh NHK Housou Bunka Kenkyuu (NHK 放送文化研究) pada tahun 2018, sebanyak 44% masyarakat Jepang menjawab tidak paham tentang Islam (Netsu 2020).
Survey tersebut juga menemukan fakta bahwa sebanyak 21% orang Jepang memiliki imej yang negatif terhadap Islam, dan hanya 6% orang memiliki persepsi yang positif.
Masyarakat Jepang yang tidak memiliki ketertarikan soal agama dan sedikitnya informasi yang berkaitan dengan Islam menjadi beberapa faktor pengetahuan tentang Islam tidak berkembang di kalangan masyarakat.
Selain itu, banyak orang Jepang yang masih memiliki persepsi yang salah tentang Islam. Terdapat sebuah penelitian tentang bagaimana persepsi orang Jepang terhadap Islam dan muslim yang dilakukan kepada siswa di sekolah menengah atas dan juga mahasiswa. Mereka menggambarkan Islam dan muslim dengan kata-kata seperti
“terbelakang”, “tidak toleran”, “aneh”, dan “agresif” (Miura 2006). Menurut Miura, hal ini dikarenakan media massa yang menyiarkan berita tentang konflik yang terjadi di negara Islam, teror yang dilakukan oleh kelompok radikal, dan lain-lain. Jika masyarakat Jepang masih memiliki persepsi seperti ini tentunya agama Islam akan sulit diterima oleh masyarakat.
1