• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha SMARATUNGGA Boyolali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha SMARATUNGGA Boyolali"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN KREATIVITAS MAHASISWA

MENGHIDUPKAN KEMBALI PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MEMBANGUN KARAKTER ANAK

BIDANG KEGIATAN:

PKM –GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:

SARI LATIFA NIM : 1508191207

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha

“SMARATUNGGA”

Boyolali

(2)

2 RINGKASAN

Permainan tradisional sudah ada sejak nenek moyang atau sejak zaman dahulu. Permainan tradisional sering disebut permainan rakyat karena bisa dipermainkan oleh semua masyarakat yang ingin memainkanya.

Permainan tradisional banyak ragam dan macamnya. Keanekaragaman permainan tradisional terbentuk karena adanya perbedaan budaya antara daerah satu dengan daerah lainnya. Permainan yang dibentuk dan diciptakan oleh nenek moyang merupakan warisan budaya yang harus dilindungi dan dijaga agar tidak tergerus oleh arus modernisasi. Nenek moyang menciptakan permainan tradisional ini bukanlah asal-asalan menciptakan saja namun dibalik penciptaan itu tersimpan hikmah yang dapat membantu menumbuhkan karakter anak, asalkan orang tua atau pendidik dapat menyampaikan pesan moral dalam setiap permainan tersebut.Akan tetapi seiring dengan perkembangan iptek, ada beberapa permainan yang tidak sampai ke jaman kita sekarang, dan pada jaman sekarang ini permainan tradisional juga mulai ditinggalkan dengan adanya fasilitas game komputer yang mungkin lebih menarik tapi manfaatnya hanya sedikit.

Kemajuan teknologi telah membawa perubahan dalam berbagai hal termasuk dalam hal bermain. Perubahan dalam bermain ini lebih mengacu pada permainan elektronik seperti Playstation,Game Center dan Game online. Saat ini permainan modern seperti ini yang digemari anak-anak.

Selain itu anak-anak zaman sekarang lebih senang bermain gadget daripada bermain permainan tradisional. Padahal dalam permainan banyak sekali hal- hal positif yang berguna dalam membangun karakter anak.

Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama yang baik antara pihak pemerintah, elemen masyarakat, sekolah sekaligus orang tua untuk kembali menanamkan dan menumbuhkan kembali permainan-permainan tradisional yang hampir hilang.

(3)

3

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Permainan tradisionalmerupakan kekayaan budaya lokal yang seharusnya dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani justru tergeser dengan munculnya berbagai permainan yang dapat diunduh secara online di komputer atau gadget.

Kemajuan teknologi yang semakin pesat menciptakan berbagai permainan anak yang lebih menarik dan menyenangkan. Salah satunya adalah game online,permainan yang kini lebih disukai anak-anak. Selain lebih menarik,cara mengaksesnyapun mudah sehingga memudahkan si anak untuk menggunakannya. Pilihan permainan yang lebih banyak juga membuat anak lebih menggemari permainan ini.

Terlebih kebudayaan Indonesia pada umumnya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. Hal ini yang kemudian mendorong tercipta nya jenis permainan tradisional. Sayang nya perkembangan jaman khususnya perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat jenis permainan ini perlahan mulai menghilang.

Permainan tradisional sesungguhnya memiliki manfaat yang baik bagi perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental. Kita dapat mengembangkan kecerdasan intelektual anak dengan menggunakan permainan conglak atau dakon. Permainan ini dapat melatih otak kiri anak dan melatih anak dalam penggunaan strategi untuk mengumpulkan biji lebih banyak daripada lawannya.

Disamping permainan tradisional yang menyehatkan, ternyata di balik itu permainan tradisional yang diciptakan nenek moyang kita tersimpan banyak hikmah untuk membangun karakter anak agar bisa pandai baik dalam aspek kognitif maupun emosional. Permainan tradisional yang beraneka ragam dan merupakan budaya bangsa Indonesia harus dilestarikan dan dijaga agar tidak punah oleh kemajuan teknologi di era globalisasi.

(4)

4 B. TUJUAN

- Untuk mengenalkan permainan tradisional pada anak - Untuk menjaga kelestarian permainan tradisional

- Untuk membentuk karakter anak melalui permainan tradisional.

C. MANFAAT

- Membuat anak lebih aktif

- Sebagai media sosialisai terhadap teman sebaya

- Sebagai media pembelajaran karakter melaui permainan tradisional

(5)

5 GAGASAN

A. PERMAINAN TRADISIONAL

Permainan tradisional sudah ada sejak nenek moyang atau sejak zaman dahulu. Permainan tradisional sering disebut permainan rakyat karena bisa dipermainkan oleh semua masyarakat yang ingin memainkanya.

Permainan tradisional banyak ragam dan macamnya. Keanekaragaman permainan tradisional terbentuk karena adanya perbedaan budaya antara daerah satu dengan daerah lainnya (Khasanah,2011).

Pada umumnya, permainan tradisional memiliki ciri kedaerahan asli sesuai dengan tradisi budaya setempat. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, unsur-unsur permainan rakyat dan permainan anak sering dimasukkan dalam permainan tradisional. Dimungkinkan juga untuk memasukkan kegiatan yang mengandung unsur seni seperti yang biasa kita sebut dengan seni tradisional. Permainan tradisional memiliki ciri yang punya unsur tradisi dan berkaitan erat dengan kebiasaan atau adat suatu kelompok masyarakat tertentu.

Walaupun masih ada sebagian dari anak-anak desa yang masih tetap eksis memainkan permainan-permainan tradisional tersebut, tapisudah banyak sekali permainan-permaian tradisional yang mulai menghilang dan mungkin hanya akan menjadi rahasia anak-anak terdahulu yang sekarang telah tumbuh dewasa.

B. JENIS-JENIS PERMAINAN TRADISIONAL 1. Gobag Sodor

Permaian Gobag Sodor merupakan permaian tradisional yang dimainkan secara beregu atau kolektif. Permainan ini bertempat pada suatu pentuk lapangan atau petakan tanah yang telah dibatasi dengan garis-garis. Permainan ini paling tidak dimainkan oleh 10 anak yang terbagi menjadi 2 regu. Satu regu menjadi penjaga dan yang satunya sebagai penyerang. Akan tetapi permainan ini juga bisa dimainkan oleh anak kurang dari 10, tapi minimal 6 orang, 3 pejaga dan 3 penyerang.

(6)

6

Untuk 3 orang penjaga berada pada tempat penjaga 2, 3, dan 4. Untuk memulai permainan ini hal pertama yang harus dilakukan setelah semua pemain misal berjumlah 10 anak yaitu membaginya menjadi 2 regu.

Pembagian dapat dilakukan dengan suit. Caranya, setiap anak mencari pasangan masing-masing yang kiranya memiliki kakuatan yang setara, lau mereka melakukan suit. Anak yang menang menjadi satu regu penyerang dan yang kalah menjadi satu regu yang bertugas jaga terlebih dahulu. Setelah siap pada posisi masing-masing permainan dapat dimulai. Dan khususpenjaga 4 dipilih yang paling lincah karena dia bertugas menjaga garis yang panjang mulai dari penjaga 1 sampai 5.

Aturan permainannya yaitu para pemain penerobos yang menang suit tadi harus bisa menerobos kotak sampai akhir tanpa tersentuh olah pemain penjaga. Setelah sampai di sebrang maka ia harus kembali lagi ke tempat semula, barulah jika ia berhasil melewati semuanya pergi puleng maka ialah yang menang. Tapi jika semua anggota tim penerobos gagal semua, maka tim penerobos berganti manjadi tim penjaga dan sebaliknya. Dalam permainan gobak sodor, mengajarkan anak dalam hal memberikan keputusan.

2. Dakon

Permainan dakon dikenal sebagai permainan tradisional masyarakat Jawa sekalipun permainan ini dikenal juga di daerah lain.

Tidak ada yang tahu mengapa permainan ini identik dengan dunia wanita. Menurut beberapa pendapat karena permainan ini identik atau berhubungan erat dengan manajemen atau pengelolaan keuangan. Untuk memulai permainan yang melibatkan dua orang ini, keduanya akan mengundi atau ping sut untuk menentukan siapa yang jalan duluan.

Lubang pada papan dakon berjumlah 16 buah. Masing-masing sisi papan dakon terdapat 7 buah lubang dan 2 buah lubang di masing-masing pojokan/ujung papannya. Untuk memainkannya biasanya diperlukan biji-bijian untuk isian lubang-lubangnya. Untuk permainan dakon yang juga dinamakan congklak itu diperlukan 98 buah biji sawo. Masing- masing sisi dakon yang memiliki 7 buah lubang itu diisi 7 buah biji untuk

(7)

7

masing-masing lubangnya. Jadi, masing-masing pemain memiliki 49 buah biji kecik yang siap dijalankan. Sedangkan lubang di bagian ujung (pojok) dakon dikosongkan untuk menampung sisa biji ketika permainan dijalankan. Dengan permainan itu kita telah dilatih untuk terampil, cermat, sportif, jujur, adil, tepa selira, dan akrab dengan temannya (Legowo, 2009).

3. Ular Naga

Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan anak-anak Jakarta di luar rumah di waktu sore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang agak luas. Lebih menarik apabila dimainkan di bawah cahaya rembulan.

Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih, anak-anak umur 5-12 tahun (TK - SD).

Permainaninimemilikinama yang berbedadarisetiapdaerah, tetapitatacarapermainandanaturannyatetapsama yang membedakanhanyalagudandialognyasaja,

selainuntukmeningkatkanperkembangankecerdasanemosionalanak, permainaninijugadapatmelatihmotorikkarenabanyakmenggunakangerak.P ermainan ini biasanya dimainkan pada waktu sore dan malam hari, dilapangan atau tempat yang luas (Koesoema, 2010).

C. MELESTARIKAN PERMAINAN TRADISIONAL

Permainan tradisional merupakan warisan dari nenek moyang sehingga perlu di lestarikan agar tidak tergerus zaman dan tidak tergantikan pada permainan modern.

Melestarikan permainan tradisional bisa dengan cara:

1. Meluangkan waktu orang tua ataupun pendidik untuk mengenalkan permainan tradisional. Tidak hanya itu orang tua dan pendidik juga harus menyisipkan nilai moral dalam permainan tradisional.

2. Membuat permainan tradisional menjadi lebih menarik, sehingga dapat memikat anak.

3. Memberikan cara untuk bermain permainan tradisional

(8)

8

4. Mengadakan kegiatan bermain permainan tradisional setiap seminggu dua kali(Khasanah,2011).

(9)

9 PENUTUP A. KESIMPULAN

Permainan tradisional sudah ada sejak nenek moyang kita atau sejak zaman dahulu. Permainan tradisional sering disebut permainan rakyat karena bisa dipermainkan oleh semua masyarakat yang ingin memainkanya.

Permainan tradisional banyak ragam dan macamnya. Keanekaragaman permainan tradisional terbentuk karena adanya perbedaan budaya antara daerah satu dengan daerah lainnya.

Permainan tradisional sesungguhnya memiliki manfaat yang baik bagi perkembangan anak, baik secara fisik maupun mental. Kecerdasan intelektual anak dapat dikembangkan dengan menggunakan permainan conglak atau dakon. Permainan ini dapat melatih otak kiri anak dan melatih anak dalam penggunaan strategi untuk mengumpulkan biji lebih banyak daripada lawannya.

Seiring dengan perkembangan iptek, ada beberapa permainan yang tidak sampai ke jaman sekarang, dan pada jaman sekarang ini permainan tradisional juga mulai ditinggalkan dengan adanya fasilitas game komputer yang mungkin lebih menarik tapi manfaatnya hanya sedikit.

Permainan tradisional yang beraneka ragam yang merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia harus dilestarikan dan dijaga agar tidak punah di era globalisasi ini.

(10)

10

DAFTAR PUSTAKA

Khasanah, Ismatul,Agung Prasetyo,Ellya Rakmawati. 2011. Permainan Tradisional Sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian PAUDIA.1(1).

Koesoema A.,Doni.2010.Pendidikan Karakter.Jakarta:PT. Grasind.

Legowo, Edi dkk.2009.Perkembangan Peserta Didik:Surakarta.UNS press.

Nandang Rusmana. 2009. Permainan (Game & Play): Permainan Untuk para pendidik, pembimbing, pelatih, dan widyaiswara. Bandung: Rizqi Press.

http://permata-nusantara.blogspot.com/2009/02/gobag-sodor.html (diakses tanggal 22 Juni 2016)

http://permata-nusantara.blogspot.com/2009/08/dakon-pdjogdja-tempo-doeloe- permainan.html (diakses tanggal 22 Juni 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Aqram , pemuda yang duduk di sisi Farisha dalam pesawat itu telah mengesahkan bahawa Farisha ialah orang yang dicari oleh mereka selama ini kerana DNA Farisha daripada cawan

Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penerapan akuntansi terhadap kinerja mitra dalam melakukan kegiatan

Ketika driver memiliki distributive justice yang tinggi cenderung memiliki persepsi yang positif pada perusaan sehingga akan tetap bekerja dan tidak banyak mengeluh karena

Penyelenggara menyediakan 5 (lima) kamar Hotel (minimal Bintang 3 – wajib memiliki fasilitas Hot Spot/ Wi-Fi) atau Hotel terbaik pada kota penyelenggaraan pertunjukan

Hubungan antara remaja dengan keluarga, sekolah dan kelompok sebaya pada tahap ini masih tetap serupa dengan tahap sebelumnya. Sekolah dan kelompok sebaya mendapat

Dengan bantuan salah satu tombol fungsi Anda bisa beralih ke pengukuran kasar antena, pada tampilan yang diperluas yang menunjukkan noise offset, kualitas dan

Oleh sebab itu studi ini bertujuan meneliti lebih lanjut kinerja struktur baja khususnya sistem ganda rangka penahan momen khusus (SRPMK) dan sistem rangka bresing

Pemodelan komputasi dengan metode Runge Kutta Orde 4 pada artikel ini digunakan untuk menghitung proses keluar masuk muatan pada kapasitor melalui pengisian dan