• Tidak ada hasil yang ditemukan

MM/UNHAS-FF/PF/07 MANUAL SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MM/UNHAS-FF/PF/07 MANUAL SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MM/UNHAS-FF/PF/07

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2020

MANUAL

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2020

(2)
(3)

ii

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan khidayahnya sehingga penyusunan manual Sistem Penjaminan Mutu Internal dapat diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya.

Manual SPMI ini disusun oleh Tim Pokja setelah mendapatkan masukan dari Gugus Penjaminan Mutu (GPM) dalam rangka pengembangan mutu fakultas. Manual ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam menjalankan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Penjaminan mutu yang dimaksud bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi sebagaimana yang dituangkan dalam Permendikbud RI No. 3 tahun 2020.

Buku ini berisi tentang petunjuk praktis mengenai cara, langkah, atau prosedur tentang bagaimana penetapan standar SPMI fakultas dibuat, dilaksanakan, dievaluasi, dikendalikan dan ditingkatkan mutunya secara berkelanjutan. Dengan diterbitkannya buku ini maka perangkat yang dapat dijadikan rujukan untuk mengimplementasikan mutu di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin telah tersedia.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Tim Pokja yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan manual SPMI ini. Kami berharap bahwa buku ini mampu memberi inspirasi kepada semua pihak dalam rangka meningkatkan mutu di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin sehingga menimbulkan daya dorong bagi upaya pengembangan daya saing fakultas di tingkat nasional maupun internasional.

Makassar, 14 Maret 2020 Dekan Fakultas Farmasi Unhas,

Prof. Subehan, M.Pharm.Sc, Ph.D, Apt

(4)

iii

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGENDALIAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN ... 2

2.1 Visi Fakultas ... 2

2.2 Misi Fakultas ... 2

2.3 Tujuan Fakultas ... 2

BAB III LUAS LINGKUP MANUAL SPMI ... 3

3.1 Fungsi Manual SPMI ... 3

3.2 Tahapan Manual SPMI ... 4

3.3 Defenisi Istilah ... 5

BAB IV MANUAL PENETAPAN STANDAR SPMI ... 8

4.1 Tujuan Penetapan Standar SPMI ... 8

4.2 Luas Lingkup Penetapan Standar SPMI ... 8

4.3 Prosedur Penetapan Standar SPMI ... 8

4.4 Kualifikasi Pejabat yang Melaksanakan Penetapan Standar SPMI ... 9

4.5 Mekanisme Penetapan Standar SPMI ... 9

BAB V MANUAL PELAKSANAAN/PEMENUHAN STANDAR SPMI ... 11

5.1 Tujuan Pelaksanaan Standar SPMI ... 11

5.2 Luas Lingkup Pelaksanaan Standar SPMI ... 11

5.3 Prosedur Pelaksanaan Standar SPMI ... 11

5.4 Kualifikasi Pejabat yang Melaksanakan Pemenuhan Standar SPMI ... 11

5.5 Mekanisme Pelaksanaan Standar SPMI ... 12

(5)

iv BAB VI MANUAL PENGENDALIAN STANDAR

SPMI

... 13 6.1 Tujuan Pengendalian Standar SPMI ... 13 6.2 Luas Lingkup Pengendalian

Standar SPMI

... 13 6.3 Prosedur Pengendalian Standar

SPMI

... 13 6.4 Kualifikasi Pejabat yang

Melaksanakan Pengendalian Standar SPMI

... 14

6.5 Mekanisme Pengendalian Standar SPMI

... 14 BAB VII MANUAL PENGEMBANGAN/

PENINGKATAN STANDAR SPMI

... 16 7.1 Tujuan Pengembangan/

Peningkatan Standar SPMI

... 16 7.2 Luas Lingkup Pengembangan/

Peningkatan Standar SPMI

... 16 7.3 Prosedur Pengembangan/

Peningkatan Standar SPMI

... 16 7.4 Kualifikasi Pejabat yang

Melaksanakan Pengembangan/

Peningkatan Standar SPMI

... 17

REFERENSI ... 18

(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Penjaminan mutu merupakan proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan perguruan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan sehingga pihak-pihak yang berkepentingan memperoleh kepuasan. Mengacu pada Pasal 91 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor: 19 Tahun 2005 disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan pada jalur formal wajib melakukan penjaminan Mutu pendidikan dengan tujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti). Berkaitan dengan pemenuhan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tersebut, maka Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin menyusun Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).

Pelaksanaan SPMI di tingkat fakultas merupakan wujud nyata dari usaha Fakultas Farmasi Unhas dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan fakultas serta tidak lain untuk memberikan jaminan kepada pemangku kepentingan sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka mewujudkan dan melaksanakan kebijakan SPMI diperlukan panduan atau pedoman dalam penetapan, pelaksanaan/pemenuhan, pengendalian, dan pengembangan/

peningkatan mutu, baik di bidang akademik maupun non-akademik yang tertuang dalam manual SPMI. Manual SPMI merupakan dokumen tertulis yang berisi petunjuk praktis mengenai cara, langkah atau prosedur tentang bagaimana SPMI ditetapkan, dilaksanakan/dipenuhi, dievaluasi dan dikembangkan/ditingkatkan mutunya dalam berbagai standar SPMI secara berkelanjutan oleh seluruh unit kerja di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.

Mengacu pada manual SPMI ini, maka seluruh unit kerja dalam lingkup Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin diharapkan secara konsisten melakukan aktivitasnya sesuai manual ini.

(7)

2 BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN

2.1 Visi

Visi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin menggambarkan kondisi ideal yang ingin diwujudkan oleh seluruh sivitas akademika di masa yang akan datang. Rumusan visi adalah menjadi “pusat unggulan dalam pengembangan insani, ipteksbud bidang kefarmasian berbasis benua maritim Indonesia”.

Rumusan visi ini mengandung makna adanya kebersamaan tekad seluruh sivitas akademika untuk menempatkan Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin sebagai entitas akademik yang tidak sebatas memfasilitasi, tetapi menstimulasi lahirnya segenap potensi, proses dan karya terbaik dalam pengembangan bidang kefarmasian berbasis benua maritim Indonesia”.

2.2 Misi

Misi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin menjelaskan alasan eksistensi fakultas di tengah-tengah masyarakat. Misi tersebut merupakan penjabaran tridarma perguruan tinggi yang mencerminkan bagaimana Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin dapat berperan untuk memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan. Rumusan misi adalah :

1. Menyediakan sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran yang representatif untuk menciptakan suasana akademik yang kondusif, sehingga menghasilkan pembelajar proaktif dan inovatif yang beretika.

2. Mengembangkan ipteksbud dalam bidang kefarmasian melalui penelitian unggulan yang dapat menghasilkan produk dan gagasan inovatif.

3. Menerapkan dan menyebarkan ipteksbud bidang kefarmasian bagi kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat.

4. Menerapkan sistem tatakelola yang kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil.

(8)

3 2.3 Tujuan

Tujuan penyelenggaraan pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin adalah menghasilkan lulusan yang berkualitas secara intelektual, spiritual dan emosional dengan kompetensi utama dibidang kefarmasian melalui penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas, melakukan hilirisasi riset unggulan yang bermaslahat bagi masyarakat, mengupayakan hasil riset yang dapat dimanfaatkan bagi perumusan kebijakan pembangunan dan perbaikan kesejahteraan masyarakat, serta menyelenggarakan tata kelola fakultas yang modern dan berbasis digital.

(9)

4 BAB III

LUAS LINGKUP MANUAL SPMI

Dalam rangka implementasi mutu sebagaimana yang diwajibkan dalam Permendikbud RI No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, maka perguruan tinggi perlu senantiasa berupaya agar dapat memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan yang terus berkembang, oleh karena itu, mutu Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin juga harus disesuaikan dengan perkembangan secara berkelanjutan (continuous improvement).

Berkaitan dengan hal tersebut SPMI yang dikembangkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin meliputi kegiatan mutu bidang akademik dan nonakademik yang mengadopsi 24 (dua puluh empat) standar nasional minimal sebagaimana diatur dalam Permendikbud RI No.3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, ditambah dengan 3 (tiga) standar tambahan yang melampaui SN-Dikti yang tertuang dalam Kebijakan SPMI Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin dengan tujuan memudahkan proses implementasi mutu dan proses akreditasi program studi serta evaluasi implementasi SPMI-PT.

Proses implementasi mutu memerlukan petunjuk praktis berupa manual SPMI sebagai pedoman bagaimana standar SPMI ditetapkan, dilaksanakan/dipenuhi, dikendalikan dan dikembangkan/ditingkatkan mutunya secara berkelanjutan oleh seluruh unit kerja di fakultas dan dilengkapi dengan standar operasional prosedur (SOP) dan formulir. Proses implementasi mutu tersebut dilakukan melalui suatu tahapan penetapan, pelaksanaan/pemenuhan, pengendalian dan pengembangan/

peningkatan yang secara berkelanjutan dengan menggunakan model manajemen PPEPP yang mengacu pada visi, misi dan tujuan, rencana strategis serta kebijakan SPMI Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin dalam waktu satu siklus, yaitu satu tahun atau satu kalender akademik dan diikuti oleh siklus yang sama pada tahun- tahun berikutnya.

3.1 Fungsi Manual SPMI

Manual SPMI Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin berfungsi sebagai :

(10)

5 1. Petunjuk bagaimana merancang dan menyusun, menetapkan, melaksanakan/memenuhi, mengendalikan dan mengembangkan/

meningkatkan standar SPMI .

2. Pedoman pimpinan fakultas, prodi dan atau seluruh unit kerja, pegawai akademik dan non akademik dalam melaksanakan mutu sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya masing-masing untuk mewujudkan terciptanya budaya mutu .

3. Petunjuk bagaimana kriteria, standar dan sasaran, ditetapkan, dikendalikan dan ditingkatkan mutunya secara berkelanjutan.

3.2 Tahapan Manual SPMI

Pada dasarnya manual SPMI berkaitan dengan pentahapan bagaimana penetapan, pelaksanaan/pemenuhan, pengendalian dan pengembangan/

peningkatan standar SPMI diimplementasikan di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin.

Tahap penetapan standar SPMI merupakan tahapan ketika seluruh standar SPMI bidang akademik dan non-akademik di tingkat fakultas dirancang, disusun dan dirumuskan oleh Tim Pokja setelah mendapatkan masukan dari Gugus Penjaminan Mutu (GPM) fakultas, hingga standar SPMI ditetapkan dan disahkan oleh dekan setelah mendapatkan persetujuan senat fakultas.

Tahapan pelaksanaan/pemenuhan standar merupakan tahapan ketika isi seluruh standar diimplementasikan dalam kegiatan penyelenggaraan pendidikan baik di tingkat fakultas maupun di tingkat program studi, termasuk di dalamnya pimpinan fakultas, seluruh dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya masing-masing.

Pelaksanaan standar SPMI mengacu pada siklus manajemen mutu Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin yang diawali dengan satu siklus kegiatan mutu dalam waktu satu tahun kalender akademik dan diikuti oleh siklus yang sama pada tahun-tahun berikutnya.

Tahap pengendalian standar merupakan tahapan ketika seluruh isi standar dilaksanakan oleh fakultas maupun program studi, termasuk di dalamnya pimpinan fakultas, seluruh dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa dalam

(11)

6 melaksanakan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya, memerlukan pemantauan atau pengawasan, pengecekan atau pemeriksaan dan evaluasi secara rutin dan terus-menerus. Pengawasan dan pemantauan terhadap pelaksanaan/pemenuhan mutu dilakukan oleh GPM, tim monitoring dan evaluasi, serta tim audit internal, dengan tujuan agar pelaksanaan mutu tidak menyimpang dengan standar SPMI yang telah ditetapkan. Pengawasan atau pemantauan dilakukan secara paralel atau bersamaan dengan pelaksanaan/pemenuhan standar SPMI. Evaluasi atau penilaian hasil implementasi SPMI yang dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja bersama- sama GPM untuk mengukur ketercapaian dan kesesuaian hasil pelaksanaan dengan standar SPMI yang telah ditetapkan dan dilaporkan kepada pimpinan fakultas.

Tahap pengembangan/peningkatan standar SPMI merupakan tahapan ketika pelaksanaan standar SPMI dalam siklus kalender akademik telah dikaji ulang untuk ditingkatkan mutunya dan ditetapkan standar SPMI baru untuk dilaksanakan pada siklus dan tahun akademik berikutnya. Penentuan pengembangan/peningkatan standar SPMI di tahun berikutnnya didasarkan pada hasil audit mutu yang dilaksanakan oleh tim audit mutu internal atau tim monitoring dan evaluasi dengan melakukan pemeriksaan dan mengaudit pelaksanaan standar mutu di seluruh unit kerja. Selanjutnya, melaporkan hasil audit, serta memberikan rekomendasi kepada unit yang bersangkutan dan melaporkan kepada dekan untuk ditindaklanjuti guna peningkatan mutu dan penetapan standar mutu yang baru.

3.3 Defenisi Istilah

Untuk memudahkan dan menyamakan persepsi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam manual SPMI ini diperlukan definisi istilah, antara lain :

1. Mutu adalah keseluruhan karakteristik produk yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi permintaan atau persyaratan yang ditetapkan pemangku kepentingan, baik yang tersurat maupun yang tersirat.

(12)

7 2. Pejaminan mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar SPMI

pengelolaan pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan sehingga pihak-pihak yang berkepentingan memperoleh kepuasan.

3. SPMI adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi (internally driven), dalam rangka pengawasan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara berkelanjutan (continuous improvement ).

4. Kebijakan adalah pernyataan tertulis yang menjelaskan pemikiran, sikap, pandangan dari institusi tentang suatu hal.

5. Kebijakan SPMI adalah dokumen tertulis yang berisi garis besar penjelasan tentang bagaimana mutu ditetapkan, dilaksanakan/dipenuhi, dikendalikan dan dikembangkan/ditingkatkan dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan sehingga budaya mutu dapat tercapai.

6. Manual SPMI adalah dokumen tertulis yang berisi petunjuk praktis mengenai panduan bagaimana penetapan, pelaksanaan/pemenuhan, pengendalian dan pengembangan/peningkatan standar mutu diimplementasikan.

7. Standar SPMI adalah dokumen tertulis yang berisi kriteria, patokan, ukuran, spesifikasi tentang sesuatu yang harus dicapai atau dipenuhi.

8. Merancang standar adalah olah pikir untuk menghasilkan standar tentang hal yang dibutuhkan dalam standar.

9. Merumuskan standar adalah menuliskan isi setiap standar dalam bentuk pernyataan dengan menggunakan rumus ABCD (Audience, Behaviour, Competence and Degree).

10. Menetapkan standar adalah tindakan berupa persetujuan dan pengesahan standar sehingga standar dinyatakan berlaku.

11. Melaksanakan standar adalah mengerjakan, mematuhi, dan memenuhi ukuran, spesifikasi, aturan sebagaimana dinyatakan dalam isi standar.

12. Standard operating procedure (SOP) adalah suatu alur atau cara kerja yang sudah terstandarisasi yang mencakup hal-hal dari operasi yang memiliki suatu prosedur tertulis yang pasti atau uraian tentang urutan

(13)

8 atau langkah-langkah untuk mencapai standar yang telah ditetapkan yang ditulis secara sistematis, kronologis, logis dan koheren.

13. Formulir adalah dokumen tertulis yang berfungsi untuk mencatat/

merekam kegiatan yang harus dilaksanakan untuk memenuhi isi standar dan SOP.

14. Monitoring adalah tindakan mengamati suatu proses atau kegiatan penyelenggaraan pendidikan untuk mengetahui apakah proses atau kegiatan penyelenggaraan pendidikan berjalan sesuai dengan apa yang seharusnya dilaksanakan sesuai isi Standar mutu yang telah ditetapkan.

15. Evaluasi atau pemeriksaan adalah tindahan mengecek atau mengaudit secara detil semua aspek penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk mencocokkan apakah semua aspek penyelenggaraan pendidikan telah berjalan sesuai dengan isi standar yang telah ditetapkan.

16. Evaluasi standar adalah tindakan menilai isi standar didasarkan pada hasil pelaksanaan isi standar pada waktu sebelumnya dan perkembangan situasi dan kondisi institusi, tuntutan kebutuhan pemangku kepentingan dan masyarakat pada umumnya, serta relevansinya dengan visi dan misi institusi.

17. Pengembangan atau peningkatan standar adalah upaya untuk mengevaluasi dan memperbaiki mutu dari isi standar SPMI yang dilakukan secara periodik berdasarkan siklus standar secara berkelanjutan.

18. Siklus standar adalah durasi atau masa berlakunya standar SPMI dengan aspek yang telah diatur di dalamnya

19. Dampak adalah menggambarkan apakah yang dilakukan menghasilkan perubahan dari kondisi awal ke kondisi baru seperti yang telah ditetapkan sebelumnya.

20. Audit mutu internal adalah kegiatan pemeriksaan kepatuhan yang secara internal berfungsi mengukur dan mengevaluasi mutu di institusi dengan cara menyediakan analisis, penilaian dan rekomendasi yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan mutu yang dilakukan oleh

(14)

9 auditor mutu internal untuk memeriksa apakah seluruh standar telah dicapai atau dipenuhi oleh setiap unit kerja.

21. Rekomendasi adalah tindakan memberikan perbaikan yang dirumuskan berdasarkan hasil proses audit mutu internal. Hasil tersebut dikomunikasikan kepada unit yang di audit untuk ditindaklanjuti.

22. Kaji ulang adalah menganalisis hasil temuan dan rekomendasi dari kegiatan audit internal sebagai dasar tindakan koreksi untuk perbaikan dan atau peningkatan pada siklus berikutnya dalam upaya peningkatan mutu berkelanjutan (continuous quality improvement).

23. Tim Pokja atau Tim Kelompok Kerja adalah suatu organisasi diluar dari struktur organisasi yang sudah ada, termasuk bentuk panitia atau tim yang bersifat sementara, anggotanya terdiri atas unsur-unsur internal maupun eksternal yang dibentuk berdasarkan surat keputusan.

24. Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan tugas audit atas laporan pelaksanaan kegiatan suatu organisasi atau lembaga.

25. Tim audit adalah tim yang dibentuk secara berjenjang dan terdiri atas beberapa individu yang bekerjasama dengan tujuan untuk melaksanakan audit.

26. Auditii adalah pihak yang diaudit oleh auditor.

(15)

10 BAB IV

MANUAL PENETAPAN STANDAR SPMI

4.1 Tujuan Penetapan Standar SPMI

Penetapan standar SPMI dimaksudkan sebagai acuan dalam merancang, merumuskan dan menetapkan berbagai standar di fakultas dan program studi dalam upaya peningkatan mutu secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga budaya mutu tercipta di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin.

4.2 Luas Lingkup Penetapan Standar SPMI

Luas lingkup manual penetapan standar SPMI mencakup aspek kegiatan pendidikan yang meliputi penjaminan mutu akademik dan non-akademik sebagai dasar implementasi mutu di seluruh unit kerja Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Standar SPMI yang ditetapkan mencakup pernyataan kualitatif dan atau kuantitatif yang dapat diukur pencapaian atau pemenuhannya oleh seluruh unit kerja sebagai pelaksana penjaminan mutu yang disertai dengan indikator pencapaian dengan mengacu pada perundang-undangan yang berlaku. Manual penetapan standar SPMI diperlukan ketika standar SPMI pertama kali dirancang, dirumuskan dan ditetapkan dan berlaku untuk semua standar sampai disahkan oleh dekan atas persetujuan senat fakultas.

4.3 Prosedur Penetapan Standar SPMI

Penetapan standar SPMI Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:

a. Menjadikan visi dan misi fakultas sebagai titik tolak dan tujuan akhir, mulai dari merancang hingga menetapkan standar.

b. Mengumpulkan dan mempelajari isi semua peraturan perundang-undangan yang relevan dengan aspek kegiatan yang hendak dibuatkan standarnya.

c. Mencatat norma hukum atau syarat yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang tidak dapat diabaikan.

d. Melakukan evaluasi diri dengan menerapkan analisis SWOT.

(16)

11 e. Melaksanakan studi pelacakan atau survei tentang aspek yang hendak dibuatkan standarnya, terhadap pemangku kepentingan internal dan/atau eksternal.

f. Melakukan analisis terhadap peraturan yang relevan maupun peraturan yang tidak dapat diabaikan dengan mengujinya terhadap visi dan misi fakultas.

g. Merumuskan draf awal standar yang bersangkutan dengan menggunakan rumus ABCD (Audience, Behaviour, Competence and Degree).

h. Melakukan sosialisasi draf standar dengan mengundang pemangku kepentingan internal dan/atau eksternal untuk mendapatkan masukan.

i. Merumuskan kembali pernyataan standar dengan memperhatikan masukan dari unit kerja dalam lingkup fakultas dan pemangku kepentingan internal dan/atau eksternal.

j. Melakukan pengeditan dan verifikasi pernyataan standar untuk memastikan tidak ada kesalahan gramatikal atau kesalahan penulisan.

k. Mengesahkan dan memberlakukan standar melalui penetapan surat keputusan dekan setelah mendaptkan persetujuan senat fakultas.

4.4 Kualifikasi Pejabat yang Melaksanakan Penetapan Standar SPMI Pihak yang harus bertanggungjawab terhadap penetapan standar SPMI Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin adalah :

a. Tim Pokja yang bersifat adhoc

b. Gugus Penjaminan Mutu (GPM) fakultas

c. Pimpinan fakultas dengan bidang pekerjaan yang diatur berdasarkan tugas pokok dan fungsi dalam standar yang ditetapkan

d. Semua unit dan dosen masing-masing sesuai dengan tugas, kewenangan dan bidang keahliannya.

4.5 Mekanisme Penetapan Standar SPMI

a. Dekan membentuk tim pokja penyusun standar SPMI yang bersifat Ad Hoc atas usulan dari GPM fakultas.

(17)

12 b. Tim Pokja melakukan analisis kebutuhan standar SPMI mengacu pada pada visi, misi, renstra dan kebijakan SPMI Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin serta Permendikbud RI No.3 Tahun 2020.

c. GPM fakultas dan tim pokja mengumpulkan dokumen terkait dengan penetapan standar SPMI, berupa dokumen internal seperti peraturan- peraturan yang berlaku di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin dan dokumen eksternal seperti undang-undang, peraturan pemerintah tentang SPM-PT, peraturan menteri tentang SNPT, SPMI dan lain-lain.

d. Tim Pokja dan GPM fakultas melakukan perumusan draf standar SPMI mengacu pada visi, misi dan tujuan Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, renstra serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Draf standar SPMI dipresentasikan dalam rapat GPM dan pimpinan fakultas untuk mendapatkan masukan dan umpan balik untuk penyempurnaan standar SPMI.

f. Hasil penyempurnaan standar SPMI, SOP dan formulir dilaporkan kepada Dekan untuk mendapatkan pengesahan.

g. Dekan mengeluarkan surat keputusan sebagai pedoman dalam pelaksanaan standar SPMI di seluruh unit kerja dalam lingkup Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin setelah mendapatkan persetujuan senat fakultas.

(18)

13 BAB V

MANUAL PELAKSANAAN/PEMENUHAN STANDAR SPMI

5.1 Tujuan Pelaksanaan/Pemenuhan Standar SPMI

Pelaksanaan standar diperlukan sebagai upaya pemenuhan standar SPMI yang telah ditetapkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin dalam rangka peningkatan mutu proses penyelenggaran pendidikan secara terus-menerus dan berkelanjutan sehingga tercipta budaya mutu.

5.2 Luas Lingkup Pelaksanaan/Pemenuhan Standar SPMI

Luas lingkup pelaksanaan menyangkut seluruh isi standar SPMI yang harus dipenuhi dan diimplementasikan dengan berpedoman pada manual pelaksanaan standar SPMI. Manual pelaksanaan/pemenuhan standar SPMI diperlukan ketika standar SPMI diimplementasikan dalam kegiatan penyelenggaraan pendidikan oleh seluruh unit kerja pada semua level dalam lingkup Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin.

5.3 Prosedur Pelaksanaan/Pemenuhan SPMI

a. Melakukan persiapan teknis dan/atau administratif pelaksanaan standar SPMI sesuai dengan isi standar.

b. Menyosialisasikan isi standar kepada seluruh civitas academica dan tenaga kependidikan, secara periodik dan konsisten.

c. Menyiapkan prosedur kerja atau SOP, formulir atau sejenisnya sesuai dengan isi standar.

d. Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan standar SPMI yang telah ditetapkan sebagai tolok ukur pencapaian atau pemenuhan standar SPMI.

5.4 Kualifikasi Pejabat yang Melaksanakan Pemenuhan Standar SPMI Pihak yang harus melaksanakan standar SPMI adalah:

a. GPM fakultas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

(19)

14 b. Pimpinan fakultas dengan bidang pekerjaan yang diatur oleh standar yang

bersangkutan.

c. Dosen dan tenaga kependidikan berdasarkan tugas dan fungsinya dalam standar yang bersangkutan.

d. Mahasiswa yang secara eksplisit disebutkan di dalam pernyataan standar yang bersangkutan.

5.5. Mekanisme Pelaksanaan Standar SPMI

a. GPM fakultas melakukan persiapan teknis dan administratif untuk keperluan pelaksanaan isi standar;

b. GPM melakukan koordinasi dengan seluruh unit kerja dalam lingkup Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin;

c. GPM dan Tim Pokja menyusun SOP dan formulir yang terkait dengan masing-masing standar SPMI;

d. Dekan dan GPM menyelenggarakan sosialisasi standar SPMI, SOP dan formulir kepada seluruh unit kerja di dalam lingkup Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, baik bidang akademik maupun non akademik serta mahasiswa dan tenaga kependidikan.

e. Seluruh unit kerja dalam lingkup Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin melaksanakan standar mutu dengan berpedoman pada isi standar SPMI, SOP dan formulir yang telah ditetapkan.

(20)

15 BAB VI

MANUAL PENGENDALIAN STANDAR SPMI

6.1 Tujuan Pengendalian Standar SPMI

Pengendalian standar SPMI diperlukan untuk mengukur kesesuaian dan ketercapaian pelaksanaan standar sehingga standar SPMI yang telah ditetapkan tercapai atau terpenuhi. Pengendalian standar SPMI juga bertujuan sebagai sarana dalam upaya meningkatkan kinerja proses penyelenggaraan dan peningkatan mutu pendidikan di Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin secara terus-menerus dan berkelanjutan. Selain itu, pengendalian standar SPMI merupakan manajemen kendali mutu untuk mengevaluasi implementasi standar secara periodik dan menjaga keberlanjutan kualitas yang diikuti dengan peningkatan standar SPMI.

6.2 Luas Lingkup Pengendalian Standar SPMI

Pengendalian standar SPMI merupakan tindakan mengevaluasi pelaksanaan isi standar oleh seluruh unit kerja dalam lingkup Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Pengendalian standar SPMI diperlukan ketika pelaksanaan isi standar memerlukan pemantauan atau pengawasan, pengecekan atau pemeriksaan dan evaluasi secara rutin dan terus menerus. Pengendalian mutu dilaksanakan dalam suatu siklus penjaminan mutu internal, minimal setiap tahun sekali yang dilaksanakan dengan cara monitoring dan evaluasi maupun audit mutu internal di seluruh unit kerja Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin.

6.3 Prosedur Pengendalian Standar SPMI

a. Melakukan pemantauan secara periodik, misalnya harian, mingguan, bulanan, atau semesteran terhadap pelaksanaan isi standar dalam semua aspek kegiatan penyelenggaraan pendidikan.

b. Melakukan pencatatan atau perekaman semua temuan berupa penyimpangan, kelalaian, kesalahan, atau sejenisnya dari penyelenggaraan pendidikan yang tidak sesuai dengan isi standar.

(21)

16 c. Melakukan pencatatan bila ditemukan ketidaklengkapan dokumen seperti SOP, formulir dan sebagainya dari setiap standar yang telah dilaksanakan.

d. Melakukan pemeriksaan dan mempelajari alasan atau penyebab terjadinya penyimpangan dari isi standar atau bila isi standar gagal dicapai.

e. Mengambil tindakan korektif terhadap setiap pelanggaran atau penyimpangan dari isi standar.

f. Mencatat atau merekam semua tindakan korektif yang diambil.

g. Memantau secara berkesinambungan efek dari tindakan korektif tersebut, apakah penyelenggaraan pendidikan kembali berjalan sesuai dengan isi standar.

h. Membuat laporan tertulis secara periodik tentang semua hal yang menyangkut pengendalian standar.

i. Melaporkan hasil evaluasi standar kepada pimpinan unit kerja dan pimpinan fakultas, disertai saran atau rekomendasi untuk ditindaklanjuti.

6.4 Kualifikasi Pejabat yang Melaksanakan Pengendalian Standar SPMI Pihak yang harus melaksanakan pengendalian standar SPMI adalah:

a. GPM fakultas, tim monitoring dan evaluasi serta tim audit mutu internal sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

b. Pimpinan fakultas dengan bidang pekerjaan yang diatur oleh standar yang bersangkutan;

c. Mereka yang secara eksplisit disebut di dalam pernyataan standar yang bersangkutan.

6.5 Mekanisme Pengendalian Standar SPMI

A. Pengendalian Standar SPMI dengan Cara Monitoring dan Evaluasi 1) Dekan membentuk dan menugaskan tim monitoring dan evaluasi atas

usulan dari GPM fakultas.

2) Tim monitoring dan evaluasi melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan standar SPMI secara berkala sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

(22)

17 3) Tim monitoring dan evaluasi melakukan pencatatan, pemeriksaan terhadap pelaksanaan standar SPMI di masing-masing unit kerja, apakah fakta di lapangan telah sesuai dengan apa yang dituliskan dalam isi standar.

4) Tim monitoring dan evaluasi mempelajari hasil temuan pelaksanaan standar SPMI dan kelengkapan dokumen mutu.

5) Tim monitoring dan evaluasi melakukan tindakan koreksi baik terhadap setiap penyimpangan pelaksanaan standar SPMI maupun ketidaklengkapan dokumen terkait dengan pelaksanaan standar SPMI.

6) Tim monitoring dan evaluasi mengadakan rapat dengan unit kerja untuk menyimpulkan sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan ketidak- lengkapan dokumen terkait.

7) Tim monitoring dan evaluasi membuat laporan tertulis tentang hasil monitoring dan evaluasi untuk disampaikan kepada GPM.

8) GPM menindaklanjuti hasil laporan tim monitoring dan evaluasi serta membuat rekomendasi tertulis kepada Dekan.

9) Dekan menindaklanjuti laporan tim monev dan rekomendasi GPM.

B. Pengendalian Standar SPMI dengan Cara Audit Mutu Internal 1) Dekan membentuk dan menugaskan tim audit mutu internal atas usulan

dari GPM fakultas.

2) Tim audit mutu internal membuat perencanaan audit untuk setiap unit kerja dalam lingkup Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin secara periodik dan atau berdasarkan permintaan pimpinan fakultas dan atau unit kerja sebagai auditi.

3) Tim audit mutu internal menyampaikan jadwal audit kepada auditi.

4) Tim audit mutu internal melakukan pencatatan atau rekaman atas semua temuan hasil wawancara, pemeriksaaan dokumen, rekaman aktivitas dan keadaan di lokasi auditi.

5) Tim audit mutu internal mempelajari hasil temuan:

a. Penyebab terjadinya penyimpangan dari isi standar, atau bila isi standar gagal dicapai/dipenuhi.

(23)

18 b. Penyebab terjadinya ketidaklengkapan dokumen terkait dengan

standar SPMI.

6) Tim audit mutu internal melakukan diskusi hasil temuan audit dengan auditi untuk mendapatkan persetujuan atas hasil temuan. Temuan penyimpangan dan atau ketidaklengkapan dokumen harus segera diperbaiki dalam jangka waktu yang disepakati antara tim audit mutu internal dan auditi.

7) Tim audit mutu internal membuat laporan tertulis hasil audit disertai dengan usulan rekomendasi kepada GPM.

8) GPM menindaklanjuti hasil laporan tim audit mutu internal dan membuat rekomendasi tertulis kepada Dekan.

9) Dekan menindaklanjuti laporan audit mutu internal dan rekomendasi GPM.

(24)

19 BAB VII

MANUAL PENGEMBANGAN/PENINGKATAN STANDAR SPMI

7.1 Tujuan Pengembangan/Peningkatan Standar SPMI

Pengembangan/peningkatan standar SPMI bertujuan untuk meningkatkan mutu secara berkelanjutan setiap standar pada setiap berakhirnya siklus masing- masing standar. Pengembangan/Peningkatan standar adalah pemanfaatan hasil monitoring dan evaluasi, serta hasil audit internal setelah dilakukan tindakan koreksi.

7.2 Luas Lingkup Pengembangan/Peningkatan Standar SPMI

Pengembangan/peningkatan standar SPMI diperlukan ketika pelaksanaan isi dari setiap standar SPMI dalam satu siklus berakhir dan kemudian standar SPMI tersebut dapat ditingkatkan mutunya. Ada dua macam peningkatan mutu, yaitu peningkatan mutu untuk mencapai standar SPMI yang ditetapkan, dan peningkatan mutu untuk peningkatan standar SPMI yang diperoleh melalui benchmarking. Peningkatan mutu dilaksanakan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, serta audit mutu internal berupa rekomendasi sebagai acuan untuk pengembangan/peningkatan mutu secara berkelanjutan dengan mengikuti metode manajemen PPEPP.

7.3 Prosedur Pengembangan/Peningkatan Standar SPMI

a. Langkah awal pengembangan/peningkatan standar adalah mempelajari laporan hasil pengendalian standar, sebagai upaya perbaikan dan pengembangan/peningkatan mutu dari setiap isi standar SPMI yang telah ditetapkan dan dilaksanakan secara periodik.

b. Menyelenggarakan rapat untuk mendiskusikan laporan hasil monitoring dan evaluasi, serta hasil audit mutu internal dengan pimpinan fakultas yang terkait dengan standar SPMI.

c. Melaksanakan evaluasi standar berdasarkan hasil pelaksanaan isi standar pada periode waktu sebelumnya, perkembangan situasi dan kondisi fakultas dan unit terkait atau tenaga kependidikan yang melaksanakan isi

(25)

20 standar serta tuntutan kepentingan fakultas dan pemangku kepentingan serta relevansinya dengan visi, misi dan tujuan fakultas.

d. Melakukan revisi isi standar dan merumuskan standar SPMI yang baru untuk peningkatan mutu, bila pemenuhan standar telah tercapai.

e. Menempuh langkah atau prosedur yang berlaku dalam penetapan standar SPMI yang baru.

7.4 Kualifikasi Pejabat yang Melaksanakan Pengembangan/Peningkatan Standar SPMI

Pihak yang harus mengembangkan standar SPMI adalah:

a. GPM fakultas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

b. Pimpinan fakultas dengan bidang pekerjaan yang diatur oleh standar yang bersangkutan

c. Semua dosen dan tenaga kependidikan yang terkait dengan standar.

(26)

21 REFERENSI

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

3. Undang-Undang No. 12 tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi dan Penjelasannya.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Statuta Universitas Hasanuddin.

7. Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012, tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 73 tahun 2013, tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Bidang Pendidikan Tinggi;

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 78 tahun 2013, tentang Pemberian Tunjangan Profesi dan Kehormatan Profesor.

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 89 tahun 2013, tentang Perubahan atas Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Kehormatan Guru Besar.

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 49 tahun 2014, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 50 Tahun 2014, tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81 tahun 2014, tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi dan Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi.

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 87 tahun 2014, tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi.

(27)

22 15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 124 tahun 2014, tentang Rumpun, Pohon dan Cabang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Untuk Pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri.

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 154 tahun 2014, tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Serta-Gelar Lulusan Perguruan Tinggi.

17. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 46 tahun 2014, tentang perubahan atas Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya.

18. Peraturan Menteri Ristek Dikti Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2015, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

19. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.

20. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Penjaminan Mutu, 2016 Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.

21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2020, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2020 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

Standar Penilaian Pembelajaran mengacu pada: Permenristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (Standar Nasional Pendidikan,

Moewardi menunjukkan bahwa pada istri dan suami sebagian besar berumur 36-45 tahun, sebagian besar pendidikan baik istri maupun suami banyak pada tingkat SMA, sebagian

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) 3 Penetapan Standar SPMI dimaksudkan pula sebagai acuan dalam merancang, merumuskan dan menetapkan berbagai standar di

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa jenis kelamin, umur, lama menjadi konsumen, jumlah uang saku perbulan mempunyai hubungan yang signifikan

Dalam Pasal 15 ayat (2) Statuta Universitas Darma Persada tahun 2009 tentang kurikulum juga disebutkan bahwa kurikulum dikembangkan dengan tujuan memberikan pengalaman belajar

Manual Evaluasi Pelaksanaan Standar Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) 3 dan peningkatan mutu, serta sebagai perangkat untuk

Berkaitan dengan hal tersebut SPMI yang dikembangkan Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin meliputi kegiatan mutu bidang akademik dan nonakademik yang mengadopsi 24

maka mutu pendidikan tinggi di Universitas Sumatera Utara (USU) adalah tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pendidikan tinggi dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi