• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.LANDASAN TEORI Pengertian perencanaan strategi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2.LANDASAN TEORI Pengertian perencanaan strategi"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Pengertian perencanaan strategi

Perencanaan strategi merupakan arus keputusan atau tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan (Glueck dan Jauch, 1990).

Fakor-faktor yang mempengaruhi perencanaan strategi terbagi menjadi dua yaitu(Wheelen,2006):

1. Faktor External

Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi dari luar organisasi perusahaan Faktor external terbagi menjadi 2 yaitu : Industrial environment & Societal

environment.

2. Faktor Internal

Merupakan faktor-faktor yang ada dalam organisasi perusahaan itu sendiri. Faktor internal terbagi menjadi 3 yaitu : A Resource based approach to

organization analysis, , Value chain Analysis, Scanning functional resources and capabilities.

Literatur tentang Studi tentang faktor-faktor yang menentukan perencanaan strategi dalam perusahaan konstruksi dapat dilihat pada Tabel 2.1 untuk faktor internal dan faktor eksternal dan Tabel 2.2 yang berisi daftar referensi faktor-faktor yang menentukan perencanaan strategi dalam perusahaan konstruksi.

Tabel 2.1. Faktor Internal, Eksternal dan Nomer Referensi

Nomer

No Keterangan

Referensi X Faktor Internal

A A Resource Based Approach To Organization Analysis

I Inti dan kekususan kompetensi 1,2

II Sumber daya untuk mendapatkan keunggulan kompettif 2,3,4,6 III Usaha perusahaan agar tetap berkelanjutan 1,2,4,16 B Value Chain Analysis

(2)

Tabel 2.1. Faktor Internal, Eksternal dan Nomer Referensi (Sambungan)

Nomer

No Keterangan

Referensi C Scanning Functional Resources And Capabilities

I Organizational Structures 2,7 II Budaya Perusahaan 2,8,9 III Pemasaran 2,10 IV Finansial 2,11,12 V Strategi Operasi 2,13 VI Sistem Informasi 2,14 Y Faktor Eksternal A Societal Environment I Ekonomi 2,15,16,22 II Teknologi 2,17

III Politik legal 2,18,19

IV Sosial 2

B Industry Analysis

I Ancaman pemain baru 2,5

II Ancaman pesaing lama 2,5,23

III Produk pengganti 2,5,20

IV Kekuatan tawar menawar dari pembeli 2,5,19

V Kekuatan tawar menawar dari pemasok 1,2,5

VI Pengaruh dari pihak lain 2,21

Tabel 2.2 Daftar Referensi

no Nama

1

Thompson, A.A.Jr Strickland,A.J. (1990), Startegic Management,Boston: Bussiness Publication, Inc

2

Wheelen,T.L Hunger.JD. (2006), Strategic Management and Business Policy Tenth

Edition. New Jersey:Pearson Prentice Hall

3

Ahuja Hira N.(1983),Success Full Methods in Cost Engineering sources

Management. Canada : John Wiley and Sonc,Inc

4

Navon R,1996 Company lavel Cash Flow Management.Journal of Construction Engineering and Mangement.Maret pp 22-24

5 Porter, EM. (2007). Strategi Bersaing, Jakarta:PT Erlangga 6

Harrison,FL (1981). Advanced Project Manaegment.England: Gower Publishing Company Limited

7

Aswin Muhammad.(2004).Penerapan Struktur Organisasi. Journal of Management Organizational pp 71-78

8

PT Nindakarya.Corporate Culture.Maret 2008 Http://www.Nindakarya .co.id/subframe/counduct >

9

Schain Edgar H. (1985). Organizational Culture and Leadership.Jakarta :PT Pustaka Binaman Pressindo.

10

Chandra , Herry P. (1996). Pengantar Bisnis Modul 2 Pemasaran Surabaya: Universitas Kristen Petra.

11

Weston J.Fred . (1985). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Jilid 1 . Jakarta:PT Erlangga.

12 Chandra , Herry P. (1997). Pengantar Bisnis Modul 3 Manajemen Keuangan. 13 Lockyer Keith.(1990). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: PT Gramedia

14

Widhiyani Ni Luh Sari. (2007). Desain Sistem Informasi Akutansi Persediaan Berbasis Komputer Pada Perusahaan Konstruksi .Journal of Accounting Management PP 220-224

(3)

Tabel 2.2 Daftar Referensi(Sambungan)

15

Biemo W. Soemardi (2006). Strategi pemasaran terhadap perusahaan kontraktor Indonesia, Bandung : Institute Teknologi Bandung.

16 Hill Charles W.L (1989) Strategic management. Boston : Houghton Muffin Company. 17

Tatum C.B 1987"Process of Inovation In construction Firm"Journal of Constructon Engginering Management, pp 648-663.

18 Lembaga Pengawas Jasa Konstruksi (2006). Mei 21, 2008. http ://www.LPJK.com. 19 Keppres 80, tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa (2003). 20

Bentuk-Bentuk Kerja Sama Pemerintah-Swasta Mei 30, 2008. wikipedia (2007). Pemerintah-Swasta. <http://ms.wikipedia.org/wiki/Pemerintah-Swasta>

21

Position Paper KPPU Terhadap Perkembangan Industri Jasa Konstruksi. Mei 21, 2008.http://www.KPPU.go.id.

22

Stukhart, George. (1982). Inflation and the construction industry. Jornal of the Construction Division, 108, 546-561

23

Wikantarti.(2003) ISO 9000 dalam Industri Jasa Konstruksi. Jurnal Konstruksi dan Desain, Vol 1,no 2.

2.2. Faktor Internal

Faktor internal terbagi menjadi tiga bagian(Wheelen,2006) yaitu :

1. A Resource Based Approach To Organization Analysis 2. Value Chain Analysis

3. Scaning Functional Resources And Capabilities

2.2.1. A Resource Based Approach To Organization Analysis

Merupakan analisa organisasi yang berfokus pada penganalisaan dan pengembangan sumber daya organisasi perusahaan. Sedangkan langkah-langkah yang digunakan untuk analisa organisasi ini antar lain:

a. Inti dan Kekhususan Kompetensi

Inti dan kekhususan adalah kumpulan kompetensi yang menembus batas-batas divisi dan menyebar ke seluruh perusahaan, dan diusahakan untuk menjadikan perusahaan itu dapat bekerja dengan baik. Inti dan kekhususan kompetensi merupakan suatu sumber daya yang sangat bernilai, pada umumnya, semakin banyak kompetensi inti yang dimiliki suatu perusahaan, semakin banyak yang akan didapatkannya, sehingga perusahaan itu semakin bernilai. Kompetensi inti yang lebih baik dari yang lainnya akan menjadi kompetensi khusus.(Hunger & Wheelen, 2006)

Inti dan kekhususan suatu perusahaan dapat dikembangkan dengan cara yang berbeda-beda, sesuai dengan tujuan perusahaan masing-masing. Beberapa

(4)

hal yang dapat memberikan keunggulan dalam inti dan kekhususan adalah sebagai berikut : Penerapan overall cost leadersip, differentiation strategy dan kemampuan proses produksi yang baik.(Thompson, A.A. Jr, Strickland, A.J. 1990)

ƒ Overall Cost Leadership

Keunggulan biaya menyeluruh dapat dicapai dengan menurunkan biaya karena pengalaman, pengendalian biaya dan overhead yang ketat dan meminimalisasikan biaya penelitian dan pengembangan. Biaya yang lebih rendah dari pesaing, merupakan suatu keunggulan tersendiri, walaupun mutu dan pelayanan tidak dapat diabaikan. (Thompson, A.A. Jr, Strickland, A.J. 1990)

ƒ Differentiation Strategy

Perencanaan Strategi ini sesuai untuk suatu keadaan dimana pembeli membutuhkan dan mempunyai selera terhadap produk yang lain untuk itu perusahaan dituntut menciptakan produk atau jasa yang unik yang berbeda dengan dengan pesaingnya, perbedaan dapat dilakukan dengan penetapan harga, kualitas produk yang dihasilkan, layanan jasa yang diberikan, dan lain sebagainya. Perusahaan dapat mencapai Differentiation dengan menciptakan nilai lebih dari berbagai basis dan potensial. Nilai ini dapat diindentifikasikan berdasar atribut suatu produk, sehingga produk tersebut dapat digunkan secara lebih ekonomis. (Thompson, A.A. Jr, Strickland, A.J. 1990)

ƒ Kemampuan proses konstruksi yang baik

Kemampuan proses produksi yang baik merupakan suatu nilai positif yang dimilik oleh suatu perusahaan dalam inti dan kekhususan dalam berkompetensi. Proses produksi merupakan inti dan kekhususan dari perusahaan yang dapat menunjukan eksistensi suatu perusahaan dalam berkompetensi. (Thompson, A.A. Jr, Strickland, A.J. 1990)

Dalam industri konstruksi kemampuan proses produksi yang baik adalah kemampuan proses konstruksi yang baik. Sehingga hal ini menjadi inti dan

(5)

kekhususan perusahaan konstruksi untuk menujukan eksistensinya dan memberi daya saing dalam berkompetisi.

b. Sumber daya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif

Keunggulan kompetitif suatu perusahaan sangat ditentukan oleh penggunan sumber daya yang terdapat pada suatu perusahaan. Selanjutnya dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat ditentukan produk yang sesuai anatara kebutuhan pasar dan kemampuan perusahaan.(Wheleen,2006)

Dalam strategi bisnis, untuk memelihara sukses yang dicapai, diperlukan keunggulan bersaing.Keunggulan kompetitif suatu perusahaan dengan pesaing, dapat disebabkan 3 hal yaitu : Sumber daya manusia yang terampil dan berpangalaman, sumber daya fisik yang berupa peralatan yang dimiliki oleh perusahaan dan pengaturan Sumber daya manusia yang berpotensi.

ƒ Sumber daya manusia yang berpengalaman

Salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proyek adalah tingkat kemahiran dari pekerja. Strategi yang ditetapkan tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan jika pekerja tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk melaksanakannya.(Ahuja , 1984)

ƒ Penerimaaan karyawan dan pengaturan sumber daya manusia yang berpotensi Suatu organisasi tentunya terdiri dari banyak orang yang mempunyai loyalitas dan tujuan yang berbeda-beda serta ada kemungkinan mereka tidak pernah bekerja sama sebelumnya. Untuk itu diperlukan suatu manjemen yang dapat menyatukan perbedaan dari orang-orang yang ada dalam kelompok itu agar mereka dapat bekerja sama selama jangka waktu yang tersedia.(Harrison, 1990)

ƒ Sumber daya fisik

Salah satu faktor dalam mempengaruhi keunggulan kompetitif adalah sumber daya fisik yang berupa peralatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Karena pengelolaan sumber daya ini sangat mempengaruhi pengoperasian dalam aktivitas perusahaan. (Hunger & Wheelen, 2006)

(6)

Lima langkah sumber daya yang dapat dijadikan acuan untuk strategi analisis.(Grant,2005)

1. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi sumber daya dalam perusahaan melalui kekuatan dan kelemahannya.

2. Mengkombinasi kekuatan perusahaan kepada kompetensi inti.

3. Meningkatkan keuntungan potensial dari kapabilitas dan kompetensi dari kemampuannya untuk keuntungan yang sesuai kemampuan untuk menuai keuntungan yang besar dari yang mereka gunakan.

4. Memilih strategi yang merupakan kapabilitas dan kompetensi perusahaan yang terbaik dan menghubungkannya kesempatan eksternal.

5. Mengidentifikasi sumber daya dan investsi untuk mengembangkan kelemahan-kelemahan perusahaan.

c. Usaha agar tetap berkelanjutan

Usaha perusahaan agar tetap berkelanjutan dan tetap eksis dapat diwujudkan dengan memiliki kendali atas perusahaan dan memiliki keunggulan kompetitif dari perusahaan-perusahaan pesaing. (Hunger & Wheelen, 2006)

Dalam perusahaan konstruksi, kepemilikan kendali atas perusahaan dapat diaktualisasikan dengan pengaturan cash flow perusahaan dan keunggulan kompetitif dapat diaktualisasikan dengan pengikutsertaan tender-tender baru dengan persaingan yang ketat dan keahlian dalam inovasi produk.

ƒ Kemampuan Mengatur Cash Flow

Cash Flow merupakan pertimbangan yang terpenting dalam setiap

perusahaan. Cash flow yang positif memungkinkan perusahaan untuk melakukan usaha yang berkelanjutan(Hill & Jones,1989).

Dalam perusahaan kontstruksi, Cash flow selain menjadi pertimbangan pihak pemberi order juga menjadi pertimbangan pihak kontraktor. Perhitungan

Cash flow diperlukan agar kontraktor dapat mengetahui apakah dana yang tersedia

saat ini cukup untuk membiayai pembangunan suatu tahap tertentu dalam sebuah proyek, terlebih jika perusahaan kontraktor tersebut menangani lebih dari satu proyek(Navon,1996)

(7)

ƒ Pengikutan tender-tender baru

Dalam tiap-tiap industri, menjual suatu produk merupakan satu hal yang wajib dilakukan agar perusahaan tetap bisa berkelanjutan.(Wheleen,2006)

Dalam industri konstruksi pengikutan tender-tender baru merupakan usaha untuk menjual produk tersebut. Dengan mengikuti tender-tender, perusahaan dapat berdiri dan berkembang, karena tender merupakan wujud nyata dari perusahaan yang masih eksis didunia konstruksi.

ƒ Inovasi Produk

Inovasi produk merupakan sesuatu yang dilakukan untuk menghasilkan produk yang lebih berkualitas dari sebelumnya inovasi produk yang dilakukan akan berdampak pada peningkatan jumlah permintaan, memperbesar jarak perbedaan produk antar tiap pesaing serta mempengaruhi metode produksi suatu produk. (Thompson & Stricland,1990)

2.2.2 Value-Chain Analysis

Value-chain anaysis merupakan hubungan dari nilai yang terbentuk dari

aktivitas-aktivitas yang yang dimulai dari proses awal hingga menjadi hasil akhir yang bernilai. Hal yang termasuk di dalamnya adalah mulai dari proses produksi, pemasaran, dan mendistribusikan hasil akhir ke konsumen. (Porter, 1985).

Dalam bidang konstruksi value-chain analysis ini adalah proses penyelesaian proyek konstruksi dari awal hingga selesai, beserta rantai-rantai aktivitas yang saling berhubungan dalam melaksanakan dan mendukung penyelesaian proyek. Dalam mengelola perusahaan aktivitas-aktivitas dalam

value-chain analysis dibagi menjadi 2 bagian (Porter,1985) yaitu:

a. Primary Activities

Merupakan aktifitas utama dalam suatu kegiatan, yang terdiri dari:

ƒ Inbound Logistics

Inbound logistic berhubungan dengan pemasok dalam menyediakan

(8)

ƒ Operations

Operations adalah proses mengubah input menjadi output. Aktifitasnya berhubungan dengan biaya peralatan, pemrosesan, upah kerja dan pengawasan, kontrol kualitas, biaya, waktu yang sesuai.

ƒ Outbound Logistics

Outbound logistic adalah aktifitas untuk mendistribusikan produk yang

dihasilkan atau menyerahkan produk tersebut pada konsumennya. Untuk industri manufaktur, aktifitas ini adalah werehosing, material handling dan sebagainya.

b. Support Activities

Merupakan kegiatan pendukung yang terdiri dari:

ƒ Pengembangan teknologi

Teknologi berperan dalam pengembangan peralatan mesin, perangkat lunak, Prosedur dan pengetahuan teknik. Pengembangan teknologi meliputi identifikasi, pemilihan, adaptasi, dan jika perlu menciptakan teknologi baru.

ƒ Infrastruktur

Seperti halnya sebuah kota, perusahaan mempunyai infrastruktur yang memberikan layanan yang diperlukan dalam semua kegiatannya. Dalam organisasi bisnis, infrastruktur adalah fungsi-fungsi dari departemen, misalnya accounting, legal, finance, planing. Maka perusahaan akan memiliki keunggulan dalam bersaing yang diperlukan bagi perusahaaan.

ƒ Manajemen sumber daya manusia

Manajemen sumber daya manusia ini berperan dalam aktifitas semua bagian yang meliputi recruting, hiring, training, developing, compensating. Manajer sumber daya manusia mempunyai pengaruh dalam menentukan gaji, imbalan lainnya, promosi dan motivasi karyawan.

(9)

2.2.3. Scanning Functional Resources and Capabilities

Sumber daya yang diperlukan dan kapabilitasnya tidak hanya meliputi aset fisik financial dan orang pada masing masing devisi tetapi juga kemampuan manusianya dalam masing masing devisi untuk mengimplementasi fungsi objek,strategi, dan peraturan sumber daya dan kapabilitas ini meliputi pengetahuan dari konsep analitis dan teknik prosedur pada masing masing divisi sebaik kemampuan dari orang orang untuk bekerja sebaik dan seefektif mungkin pada masing masing divisinya. (Hunger & Wheelen, 2006)

Pada dasarnya fungsi bisnis terdiri dari Functional strategy adalah perencanaan manajemen ditingkat pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen Fungsi utamanya adalah mendukung semua Strategi bisnis yang didelegasikan para manajer-manajer. a Struktur Organisasi b. Budaya perusahaan c. Pemasaran d. Finansial e. Strategi Operasi f. Sistem informasi a. Struktur Organisasi

Setiap kegiatan perlu diorganisasikan, yang berarti bahwa kegiatan tersebut harus disiapkan, disusun dan dialokasikan serta dilaksanakan oleh para unsur organisasi tersebut sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif. Proses ini meliputi perincian pekerjaan, pembagian pekerjan dan koordinasi pekerjaan yang terjadi dalam suatu lingkup dan struktur tertentu(Muhammad, 2004)

Pembagian struktur menjadi lima kelompok yaitu struktur organisasi proyek, struktur organisasi matriks, struktur organisasi usaha dan struktur organisasi tim kerja yang efektif dan efisien. Semua pembagian itu dimaksudkan untuk membuat suatu organisasi terstruktur sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. (Soekanto 1983)

(10)

b. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan berfungsi untuk mencapai tujuan perusahaan sehingga perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik dan lancar, juga mampu meraih keuntungan dan berkembang di masa depan, maka terciptanya hubungan kerjasama yang harmonis antara perusahaan dengan karyawannya adalah syarat utama. Untuk menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis, Direksi menetapkan suatu pedoman tentang perilaku etis (code of

conduct) yang memuat nilai-nilai etika berusaha. Nilai-nilai yang dianut oleh

Perusahaan harus mendukung visi, misi, tujuan, dan strategi Perusahaan serta harus diterapkan terlebih dahulu oleh jajaran pimpinan Perusahaan untuk selanjutnya meresap ke dalam jajaran perusahaan. (Nindakarya.co.id)

Budaya kerja perlu dibangun untuk menjaga berlangsungnya lingkungan kerja yang profesional, jujur, terbuka, peduli, dan tanggap terhadap setiap kegiatan perusahaan serta kepentingan pihak stakeholders. Selain itu, budaya kerja juga dikembangkan untuk memotivasi karyawan dalam bekerja.(Edgar,1995)

c. Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu proses social atau managerial dengan nama individu-individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk dari suatu nilai dengan pihak lain (Chandra,1996).

Konsep pemasaran strategik menyatakan bahwa perusahaan harus memuaskan kebutuhan konsumen sambil mencapai keunggulan bersaing jika ingin mendapatkan profitabilitas jangka panjang.

d. Finansial

Finansial merupakan suatu cara perusahaan dalam mengatur keuangan tentang penggunaan dana dan memperoleh dana, lewat keputusan-keputusan investasi pembelanjaan dan kebijakan-kebijakan lain agar nilai perusahaan dapat meningkat.(Chandra,1997) diantaranya adalah :

(11)

ƒ Perhitungan ROI (Ratio probabilitas)

Mengukur efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan dengan penjualan atau investasi. Dengan perhitungan ratio antara laba setelah pajal dengan total aktiva.

ƒ Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban perusahaan (Ratio Likuiditas) Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya, dengan perhitungan-perhitungan : - Current ratio adalah ratio antara aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. - Quick ratio adalah ratio antara aktiva lancer dikurangi persediaan dengan hutang

lancar.

ƒ Perhitungan seberapa besar perusahaan dibiayai perusahaan (Ratio Leverage) Merupakan pengukuran seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang, yang antara lain dapat dihitung dengan perbandingana atau ratio antara total hutang dengan total asset.

e. Strategi operasi

Strategi operasi mencakup lingkup yang lebih sempit dan rinci pada menajer fungsional tingkat bawah untuk mendukung functional strategi pada level diatasnya. Walaupun lingkup strategi operasi ini sempit, tetapi keberadaanya sangat mementukan kesuksesan strategi fungsional yang pada akhirnya juga mempengaruhi kesuksesan strategi unit bisnis (Lockyer,1991)

f. Sistem informasi

Perusahaan konstruksi adalah perusahaan jasa yang menjadi partner pemerintah dalam menunjang kegitan pembangunan. Pembangunan yang semakin pesat. Sistem informasi yang dibutuhkan tidak hanya pengambilan keputusan tetapi juga digunakan sebagai perencanaan dan pengendalian. Informasi yang terpenting adalah persediaan. Informasi persediaan atau informasi akutansi sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan karena kurangnya persediaan ataupun kelebihan persediaaan berdampak secara langsung bagi perusahaan. (Widhiyani, 2007)

(12)

2.3. Faktor Eksternal

Keunggulan dalam berkompetisi juga terletak pada kemampuan untuk menyadari dan merespons perubahan lingkungan yang terjadi. Dalam mengamati faktor-faktor eksternal yang perlu diperhatikan dari luar perusahaan itu sendiri antara lain terbagi menjadi 2 bagian (Wheelen,2006)yaitu :

1. Societal environment 2. Industrial Analisis.

Baik Societal environment dan industry analysis harus terus menerus diperhatikan dan dipantau untuk mendeteksi faktor-faktor strategi yang dapat membuat dampak yang besar terhadap kesuksesan dan kegagalan pada perusahaan konstruksi tersebut.

2.3.1. Societal Environment

Merupakan keadaan umum yang lain, yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas keorganisasian perusahaan namun dapat dan cukup berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat dalam perusahaan konstruksi tersebut. Keadaan umum yang dimaksud adalah :

a. Ekonomi

Merupakan kekuatan yang dapat merubah harga dari material, nilai uang, energi, dan informasi. Pengaruh ekonomi termasuk dalam isu strategis yang mempengaruhi perencaaan strategis dalam perusahaan dan aspek yang terdapat di dalamnya meliputi tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar uang serta pertumbuhan ekonomi (Wheelen,2006)

ƒ Inflasi

Inflasi dapat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang rendah, kenaikan suku bunga, serta nilai tukar uang yang tidak stabil. Jika inflasi yang terjadi tidak dapat segera diatasi akan sangat membahayakan perusahaan-perusahaan, karena pembeli akan menarik kembali anggaran untuk pembelian sebuah produk, juga dapat memperbesar anggaran pengeluaran perusahaan yang cukup membahayakan apalagi untuk perusahaan konstruksi. (Stukhart, 1982)

(13)

ƒ Tingkat suku bunga / bunga kredit dari bank

Bagi perusahaan, tingkat suku bunga dapat menjadi peluang maupun ancaman. Menjadi peluang apabila suku bunga rendah, sehingga perusahaan dapat melakukan pengembangan usaha dengan modal pinjaman dari bank, namun akan menjadi ancaman apabila suku bunga tinggi sehingga, karena akan memberatkan perusahaan dalam membayarkan bunga pinjaman. ( Hill & Jones 1989)

ƒ Dampak dari AFTA

Saat ini kontraktor nasional juga dihadapkan dengan era globalisasi yang ditandai dengan diberlakukannya Asean Free Trade Area pada tahun 2003 yang menyebabkan kontraktor- kontraktor asing dapat dengan bebas ikut bersaing memperebutkan proyek-proyek pada pasar konstruksi di Indonesia. Dengan masuknya kontraktor-kontraktor asing tersebut di tengah belum pulihnya kondisi pasar industri konstruksi saat ini, tentunya akan menyebabkan semakin ketatnya persaingan di antara pelaku bisnis konstruksi di Indonesia. (Soemardi, 2006)

b. Teknologi

Pengembangan teknologi baru dapat mengubah volume permintaan dari suatu produk karena penemuan teknologi baru dapat mengubah pola perilaku konsumen. Perubahan yang terjadi dapat bersifat positif maupun negatif. Bersifat positif apabila pengembangan teknologi dapat menekan biaya produksi sehingga menghasilkan produk dengan hasil kualitas yang lebih baik dan harga yang lebih murah. Sebaliknya dapat berniali negatif bila terjadi pembengkaan biaya produksi akibat dilakukannya pengembangan teknologi.

Teknologi untuk perusahaan konstruksi merupakan gabungan dari metode konstruksi, pengembangan, dan cara kerja dan sumber- sumber dari perusahaan yang mendefinisikan cara operasional konstruksi, yang juga berhubungan dengan penggunaan komputer (Tatum, 1987).

c. Kekuatan Politik

Kenaikan pajak dapat mengurangi dana yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Peraturan pemerintah dapat mempengaruhi

(14)

keuntungan yang diperoleh melalui pajak yang diberlakukan (Wheelen,2006) Kekuatan politik merupakan suatu kebijakan dari pemerintah suatu negara yang dituangkan melalui peraturan-peraturan ataupun perundang-undangan yang disusun oleh tiap regulator negara masing-masing, dimana di Indonesia disusun oleh DPR dan ditetapkan oleh pemerintah. Kaitanya dalam industri konstruksi adalah adanya peraturan-peraturan yang mengatur berjalanya industri jasa konstruksi, yang antara lain adalah :

ƒ Kepemilikan sertifikasi kerja.

Sebagaimana telah dipersyaratkan sebelumnya, sertifikasi keterampilan kerja dan keahlian kerja merupakan sebuah proses yang harus dilalui oleh tenaga kerja di usaha jasa konstruksi pengaturan tersebut dapat dilihat dalam pasal 15 sebagai berikut :

1. Tenaga kerja konstruksi harus mengikuti sertifikasi keterampilan kerja atau sertifikasi keahlian kerja yang dilakukan oleh Lembaga, yang dinyatakan dengan sertifikat.

2. Sertifikat keterampilan kerja diberikan kepada tenaga kerja terampil yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu.

3. Sertifikat keahlian kerja diberikan kepada tenaga kerja ahli yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan disiplin keilmuan dan atau kefungsian dan atau keahlian tertentu.

4. Sertifikat keterampilan kerja dan sertifikat keahlian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), secara berkala diteliti/ dinilai kembali oleh lembaga. 5. Pelaksanaan sertifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan

oleh asosiasi profesi atau institusi pendidikan dan pelatihan yang telah mendapat akreditasi dari lembaga.

ƒ Kepemilikan SBU( Sertifikat Badan Usaha)

Masalah yang menonjol dalam perkembangan industri jasa konstruksi selepas pemberlakuan UU No 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi adalah munculnya persyaratan keharusan pelaku usaha memiliki sertifikat badan usaha

(15)

dan sertifikat keahlian yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi. Dalam prosesnya sertifikasi dapat dilaksanakan tidak hanya oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi tetapi juga oleh asosiasi dan lembaga sertifikasi yang ditunjuk seperti lembaga pendidikan dan latihan. Beberapa fakta aktual memperlihatkan bahwa proses sertifikasi ini menjadi permasalahan karena keberadaan sertifikasi ini menjadi sesuatu yang baru yang tidak serta merta dapat diaplikasikan dalam berbagai kegiatan industri jasa konstruksi.(Lembaga pengembangan jasa konstruksi,2006)

ƒ Kewajiban mengacu Keppres 80

Dalam pasal 11 ayat 1 a Keppres 80 Tahun 2003 tersebut terdapat ketentuan bahwa salah satu persyaratan penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan adalah memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan usaha/kegiatan sebagai penyedia barang/jasa. Penjelasan terhadap ketentuan ini berbunyi sebagai berikut yang dimaksud dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan usaha/kegiatan sebagai penyedia barang/jasa antara lain peraturan perundang-undangan di bidang jasa konstruksi, kesehatan, perhubungan, perindustrian.(Keppres 80,19980)

e. Sosial-Budaya.

Kebiasaan baru yang timbul dalam masyarakat menimbulkan konsekwensi terhadap inovasi produk dan sistem pelayanan yang digunakan serta strategi yang diterapkan. Tetapi dalam industri Yang termasuk didalamnya adalah Agama, Gaya hidup di sekitar lingkungan perusahan, Hak asasi manusia, nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku. Hal-hal yang diperlukan untuk diperhatikan pada sosial – budaya di sekitar perusahaan konstruksi(Wheleen,2006) adalah :

ƒ Perhatian terhadap lingkungan sekitar proyek konstruksi, karena dalam proyek konstruksi pasti akan menyebabkan dampak bagi lingkungan sekitar, baik positif maupun negatif.

(16)

ƒ Timbal balik dengan masyarakat sekitar : Sebagai Perusahaan konstruksi sudah seharusnya melakukan timbal balik dengan warga sekitar, sehingga proses konstruksi dapat dijalankan dengan baik.

ƒ Tenaga kerja dari penduduk sekitar : Merupakan salah satu dari timbal balik antara lingkungan dengan perusahaan konstruksi, hal ini dapat menyebabkan dampak positif, maupun negatif bagi perusahaan.

2.3.2. Industry Analysis

Merupakan golongan-golongan tertentu, maupun elemen-elemen yang yang secara langsung mempengaruhi perusahaan dan mengubah perusahaan tersebut. Yang termasuk didalamnya adalah pemerintahan, penduduk setempat, suplier/pemasok, pesaing, pelanggan, kreditor, perkumpulan buruh/pekerja, dan asosiasi perdagangan.

Dalam analisa industri, perusahaan harus memperhitungkan enam hal, agar dapat sukses dalam persaingan bisnis. Enam hal yang perlu diperhatikan adalah (Porter 1985):

a. Ancaman dari pesaing baru

Dengan hadirnya pesaing baru dalam industri yang sama akan membawa kapasitas yang baru, keinginan dari pesaing untuk mendapatkan bagian dari

market yang sama, dan pergantian sumber daya. Dalam hal ini akan diperlukan

untuk membuat perlindungan terhadap masuknya pesaing, antara lain dengan (Porter 1980) :

ƒ Economic of scale (skala ekonomi)

Tiap - tiap perusahaan konstruksi memiliki tujuan pasar yang berbeda-beda, sehingga tiap – tiap perusahaan memiliki kapabilitas dan keistimewaan keahlian yang berbeda-beda. Sehingga perusahaan yang satu memiliki keahlian yang berbeda dengan perusahaan konstruksi yang lain, jadi tidak selalu perusahaan konstruksi yang satu mengurangi pasar perusahaan konstruksi yang lain.

(17)

ƒ Modal yang diperlukan untuk masuk dalam industri konstruksi

Tiap akan memasuki suatu industri memiliki tingkat modal yang berbeda-beda, hal ini dapat menjadi dampak yang positif maupun negatif. Positif apabila modal yang diperlukan untuk masuk dalam industri adalah besar, sehingga akan lebih sedikit perusahaan baru yang akan masuk dalam industri tersebut. Akan berdampak negatif bagi perusahaan – perusahaan yang sudah berdiri, apabila modal yang diperlukan adalah kecil, sehingga akan lebih banyak perusahaan-perusahaan baru muncul, karena resiko untuk mencoba dalam industri tersebut kecil.

ƒ Keunggulan biaya absolut

Merupakan strategi yang menerapkan pemberian harga yang rendah, dengan harapan dapat menguasai pasar. Menurut Porter strategi ini hanya dapat dilakukan perusahaan yang sudah cukup berpengalamn dan memiliki modal yanng cukup besar.

b. Persaingan terhadap perusahaan dalam industri sejenis

Dalam kebanyakan industri atau usaha, perusahaan saling berkaitan, maksudnya perubahan yang dilakukan oleh suatu perusahaan pesaing akan selalu diamati oleh para pesaing yang lain, dan hal ini akan membuat perusahaan pesaing melakukan perubahan juga, dan bahkan melakukan perlawanan (Wheelen ,2006)

Dalam hubunganya dengan perusahaan konstruksi, untuk menjaga agar perusahaan tetap kompetitif dengan perusahaan konstruksi sejenis perlu memperhatikan hal-hal berikut :

ƒ Sistem manajemen mutu

Salah satu cara untuk memenangkan persaingan adalah dengan adanya pengakuan internasional terdapat barang bermutu dari suatu negara. Pengakuan tersebut disepakati dengan adanya tanda bukti jaminan mutu berupa suatu sertifikat. Dan yang paling populer adalah ISO 9000. ISO 9000 merupakan suatu standar internasional mengenai Sistem Manajemen Mutu, dan saat ini menjadi pilihan utama bagi Kontraktor yang ingin menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten dan sistematis. Sertifikat ISO merupakan tiket masuk ke dunia

(18)

persaingan bebas. Persaingan untuk mendapatkan proyek semakin ketat dan ancaman dari kontraktor asing semakin nyata, sehingga Kontraktor yang tidak mempersiapkan diri untuk meningkatkan mutu hasil kerjanya akan menemui kesulitan dalam mengarungi persaingan usaha di masa yang akan datang. (Wikantarti, 2003)

ƒ Kepemilikan nilai tambah (Sertifikasi ISO 9000 & K3)

Tujuan utama penerapan ISO 9000 adalah kepuasan pelanggan, dengan cara mengindarkan cacat pada tahap pelaksanaan pekerjaan. K3 merupakan sertifikasi untuk Keselamatan kerja dari pekerja konstruksi. Dalam ISO 9000 memiliki 2 tujuan atau cara penerapanya, yaitu : (Wikantarti, 2003)

1. Untuk tujuan manajemen mutu, dimana perusahaan konstruksi mengambil standar sebagai suatu blueprint system mutu internalnya.

2. Untuk tujuan kontrak, dimana setiap penerapan system mutu merupakan persyaratan dalam kontrak dengan pelanggan atau pemberi tugas.

ƒ Banyaknya sub bidang konstruksi.

Dalam industri konstruksi yang bergerak dalam proyek pemerintah, dibagi-bagi menjadi banyak sub bidang. Sehingga semakin banyak sub-bidang yang dikuasai oleh perusahaan konstruksi akan memberikan nilai saing yang baik. Hal-hal ini telah diatur dan disusun di Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi.

c. Ancaman terhadap perubahan produk dan servis

Merupakan tampilnya produk baru yang berbeda dengan yang dihasilkan oleh perusahaan konstruksi, namun memiliki kebutuhan dan kegunaan yang sama dengan produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Hal ini dapat sangat mempengaruhi dalam insustri perusahaan. Perubahan/pergantian produk atau servis bermaksud untuk mencari produk atau servis yang memiliki fungsi yang sama, meski keduanya memiliki perbedaan wujud/bentuk, dan walaupun hal tersebut tidak mudah untuk tergantikan begitu saja.

Dalam industri konstruksi yang mengerjakan proyek pemerintah, kontrak terbagi menjadi 2 bagian yaitu sebagai pelaksana dan pengembang dan hal

(19)

tersebut terbagi menjadi beberapa kontrak(wikipedia.org/wiki/pemerintah-swasta):

ƒ Prinsip Build,Operate and Transfer

Kontrak Bangun, Operasikan dan Transfer (Build,Operate and Transfer) digunakan untuk melibatkan investasi swasta pada pembangunan konstruksi infrastruktur baru. Di bawah prinsip Build,Operate and Transfer, pendanaan pihak swasta akan digunakan untuk membangun dan mengoperasikan fasilitas atau sistem infrastruktur berdasarkan standar-standar performance yang disusun oleh pemerintah. Masa periode yang diberikan memiliki waktu yang cukup panjang untuk perusahaan swasta untuk mendapatkan kembali biaya yang telah dikeluarkan guna membangun konstruksi beserta keuntungan yang akan didapat yaitu sekitar 10 sampai 20 tahun. Dalam hal ini pemerintah tetap menguasai kepemilikan fasilitas infrastruktur dan pemerintah memiliki dua peran sebagai pengguna dan regulator pelayanan infrastruktur yang telah dibangun tersebut.

Build, Operate and Transfer merupakan cara yang baik untuk pembangunan

infrastruktur baru dengan keterbatasan dana pemerintah. Pemerintah menggunakan sistem Build,Operate and Transfer ini untuk fasilitas-fasilitas infrastruktur yang lebih spesifik seperti penampungan supply air yang besar, air minum, Water Treatment Plant, tempat pengumpulan sampah baik sementara maupun akhir pembuangan, bendungan, serta tempat pengolahan sampah.

Build, Operate and Transfer merupakan cara yang efektif untuk menarik modal

swasta dalam pembangunan fasilitas infrastruktur pemerintah yang baru. Perjanjian Build, Operate and Transfer akan dapat mengurangi pasar dan resikonya kecil untuk pihak swasta karena pemerintah adalah penggunan tunggal, pengurangan resiko disini berhubungan dengan apabila ada permasalahan tidak cukupnya permintaan dan permasalahan kemampuan membayar. Pihak swasta akan menolak mekanisme Build,Operate and Transfer apabila pemerintah tidak memberikan jaminan bahwa investasi swasta akan kembali. (wikipedia.org /wiki/pemerintah-swasta)

(20)

ƒ Prinsip konsensi :

Dalam Konsesi, Pemerintah memberikan tanggung jawab dan pengelolaan penuh kepada kontraktor (konsesioner) swasta untuk menyediakan pelayanan-pelayanan infrastruktur dalam sesuatu area tertentu, termasuk dalam hal pengoperasian, perawatan, pengumpulan dan manajemennya. Konsesioner bertanggung jawab atas sebagian besar investasi yang digunakan untuk membangun, meningkatkan kapasitas, atau memperluas sistem jaringan, dimana konsesioner mendapatkan pendanaan atas investasi yang dikeluarkan berasal dari tarif yang dibayar oleh konsumen. Sedangkan peran pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan standar performance dan menjamin kepada konsensioner intinya, peran pemerintah telah bergeser dari yang dulunya penyedia pelayanan menjadi pemberi aturan atas harga yang dikenakan dan jumlah yang harus disediakan. Aset-aset infrastruktur yang tetap dipercayakan kepada konsesioner untuk waktu kontrak tertentu, tetapi setelah kontrak habis maka aset infrastruktur akan menjadi milik pemerintah. Periode konsesi diberikan biasanya lebih dari 25 tahun. Lamanya tergantung pada perjanjian kontrak dan waktu yang dibutuhkan oleh konsesioner swasta untuk menutup biaya yang telah dikeluarkan. Pada sektor air bersih, konsesi memiliki peran penuh dalam pelayanan air pada suatu area tertentu. Cara konsesi telah banyak digunakan baik tingkat kota maupun tingkat nasional. (wikipedia.org /wiki/pemerintah-swasta)

d. Kemampuan menawar dari pelanggan / pembeli

Pelanggan / Pembeli cukup berpengaruh terhadap industri melalui kemampuan mereka untuk menekan harga, menawar untuk mendapat kualitas yang lebih baik atau servis yang lebih baik, dan mulai memainkan kompetisi antar perusahaan yang memang bersaing.

Dalam perusahaan konstruksi yang menangani proyek pemerintah, pihak pembeli adalah pemerintah sendiri, sehingga perlu diperhatikan peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan dalam keputusan pemenang tender. Hal-hal yang mempengaruhi dan perlu dipertimbangkan adalah:

(21)

ƒ Keputusan pemenang tender dipengaruhi oleh harga yang terkecil dari yang ditawarkan

Merupakan peraturan yang telah ditentukan di Keppres 80 pasal 24d tentang metoda evaluasi Penawaran untuk pemilihan penyedia jasa konstruksi. Metoda evaluasi biaya terendah adalah evaluasi pengadaan jasa konsultansi berdasarkan penawaran biaya terkoreksinya terendah dari konsultan yang nilai penawaran teknisnya di atas ambang batas persyaratan teknis yang telah ditentukan, dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi teknis serta biaya.

ƒ Keputusan pemenang tender yang dipengaruhi oleh pengalaman dari perusahaan kontraktor.

Pengalaman dari kontraktor juga mempengaruhi hasil kualitas dari barng dan jasa yang dihasilkan seperti juga yang tertulis dalam Keppres 80, yang memuat tentang kualitas teknis dan klarifikasi dari perusahaan.

ƒ Keputusan pemilihan tender oleh pemerintah yang juga dipengaruhi oleh waktu penyelesaian tender.

Waktu penyelesaian proyek yang tentunya juga telah ditetapkan oleh pihak pemerintah, sehingga pihak kontraktor yang mengusahakan untuk menyelesaikan pada waktu yang telah ditetapkan.

e. Kemampuan menawar dari Suppliers / pemasok

Suppliers / Pemasok dapat mempengaruhi suatu perusahaan melalui kemampuannya untuk menaikan harga atau mengurangi kualitas dari barang atau jasa yang dijual. Pemasok sangat memiliki kuasa untuk melakukan hal tersebut apabila dalam kondisi-kondisi tertentu. Kondisi-kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut (Wheleen,2006):

1. Perusahaan pemasok serupa didominasi oleh sedikit perusahaan, namun banyak dibutuhkan.

2. Produk atau jasa yang dihasilkan unik, atau perlu modal yang besar. 3. Kebutuhan terhadap produk belum ada yang dapat menggantikan.

(22)

4. Perusahaan kontraktor membeli dalam porsi yang sedikit, sehingga tidak begitu memberi keuntungan pada pemasok.

Pemasok mempunyai kekuatan dalam menentukan harga apabila (Thompson dan Strickland,1980) :

1. Bahan yang dipasok merupakan bahan utama dari perusahaan. 2. Pemasok mendominasi banyak perusahaan.

3. Perusahaan sulit untuk beralih ke pemasok lain.

4. Bahan dari pemasok tidak mempunyai bahan pengganti. Dan hal ini dapat mempengaruhi perusahaan konstruksi apabila : ƒ Stabilitas harga yang ditawarkan oleh pemasok

Penawaran harga oleh pemasok yang akan memberikan dampak positif apabila pemasok memberikan harga sewajarnya pada bahan yang diperlukan, dan berdampak negatif apabila pemasok memonopoli harga yang ditawarkan untuk kebutuhan bahan yang diperlukan.

ƒ Kualitas material dari pemasok

Hubunganya antara harga dan kualitas dari pemasok. Bagi konstruksi kualitas dari material merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin kualitas dan mutu dari bangunan yang dihasilkan.

ƒ Kepentingan pemasok terhadap volume material

Volume material dari pemasok sangat mempengaruhi keuangan perusahaan konstruksi, karena tiap-tiap kekurangan volume yang dikirimkan dari pemasok akan merugikan persuhaan konstruksi.

f. Keterkaitan dengan pihak-pihak yang lain

Dalam hal ini, yang termasuk di dalamnya adalah pihak-pihak yang juga ada dalam task environment, antara lain pemerintah, penduduk lokal, creditor, pemegang saham, dan lain-lain. Pentingnya pihak-pihak tersebut tergantung pada tiap industri. Bagi perusahaan konstruksi, pihak-pihak yang berpengaruh terhadap perusahaan antara lain adalah (KPPU Jasa Konstruksi):

(23)

ƒ Kebijakan dan peraturan pemerintah mengenai Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi

Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, memiliki dua kewenangan utamanya yakni melakukan sertifikasi profesi dan sertifikasi badan usaha jasa konstruksi. Dalam praktek di lapangan seringkali kewenangan ini dijadikan sandaran bagi munculnya perilaku yang bertentangan dengan UU No 5 Tahun 1999, antara lain dalam bentuk hadirnya entry barrier berupa kesulitan mendapatkan sertifikasi badan usaha dalam bidang tertentu. Hal ini ternyata bersumber dari keberadaan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi yang anggotanya selain terdiri dari akademisi dan Pemerintah yang independen, juga beranggotakan pelaku usaha.

ƒ Waktu pelaksanaan tender yang telah ditetapkan dari Pejabat pembuat komitmen

Hal yang berkaitan dengan penyedian waktu tender telah diatur dalam KEPPRES 80 pada pasal 12 yang berisi : Pengguna barang/jasa wajib mengalokasikan waktu yang cukup untuk penayangan pengumuman, kesempatan untuk pengambilan dokumen, kesempatan untuk mempelajari dokumen, dan penyiapan dokumen penawaran.

ƒ Budaya birokrasi yang masih kental

Adanya permasalahan yang tejadi antara pihak pemerintah dengan pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi yang mengakibatkan birokrasi yang rumit dan dapat menyebabkan KKN.

2.4 Kontraktor

Kontraktor adalah pihak pelaksana pembangunan. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa peraturan yang mengatur mengenai persyaratan yang harus dimiliki oleh kontraktor berkaitan dengan proyek yang akan dilaksanakan.

Berdasarkan Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi no 11 tahun 2006 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi no 12 tahun

(24)

2006 tentang Registrasi Usaha Jasa Perencanaan dan Pengawas Konstruksi, pelaksana konstruksi dibagi menjadi tujuh gred berdasarkan kemampuan usaha, resiko dan teknologi. Ketujuh gred tersebut dapat dilihat sebagai berikut :

Gred 1 : Orang perseorangan, kualifikasi kecil. Resiko kecil dan teknologi sederhana

Gred 2 : Kualifikasi kecil. Resiko kecil dan teknologi sederhana. Gred 3 : Kualifikasi kecil. Resiko kecil dan teknologi sederhana. Gred 4 : Kualifikasi kecil. Resiko sedang dan teknologi madya.

Gred 5 : Kualifikasi menengah. Direkomendasikan oleh ISO. Haruslah berupa PT. Resiko tinggi dan teknologi tinggi.

Gred 6 : Kualifikasi besar. Direkomendasikan oleh ISO. Haruslah berupa PT. Resiko tinggi dan teknologi tinggi.

Gred 7 : Kualifikasi besar, JV, Asing. Direkomendasikan oleh ISO. Haruslah berupa PT. Resiko tinggi dan teknologi tinggi.

Kualifikasi usaha jasa pelaksana konstruksi berdasarkan kemampuan usaha, juga dibedakan menjadi tujuh gred. Hal ini sesuai dengan ketentuan dari Klasifikasi dan Kualifikasi Jasa Konstruksi yang diterbitkan oleh Departemen Pekerjaan Umum. Ketujuh macam gred tersebut dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.4. Kualifikasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Berdasarkan Kemampuan Usaha, Sesuai Gred (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi)

Gred Nilai kontrak Persyaratan SKTK / SKA

(juta) keuangan (juta) (thn)

1 s/d 100 - -2 300 50-600 SKTK 2 thh 3 600 100-800 SKTK 5 th 4 1000 400-1000 SKTK 10 th 5 1000 s/d 10000 1000-10000 SKA 2 th 6 1000 s/d 25000 3000-25000 SKA 5 th 7 1000 s/d ~ 10000 - ~ SKA 8 th

Gambar

Tabel 2.1. Faktor Internal, Eksternal dan Nomer Referensi
Tabel 2.1. Faktor Internal, Eksternal dan Nomer Referensi (Sambungan)
Tabel 2.2 Daftar Referensi(Sambungan)
Tabel 2.4. Kualifikasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi Berdasarkan Kemampuan Usaha, Sesuai Gred (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi)

Referensi

Dokumen terkait

Lengkapi table dibawah ini dengan menuliskan jurnal yang dibutuhkan pada tanggal transaksi dan pada tanggal 31 desember 2010 untuk mencatat amortisasi.. Jika tidak

• Berdasarkan signifikansi hasil pengukuran, secara statistik perubahan beban kerja mental pada dua kondisi (task complexity dan time on task) tidak memberikan pengaruh

Berpedoman pada jumlah skor yang diberikan responden dan klasifikasi yang telah ditetapkan, maka diketahui bahwa tingkat prestasi kerja gum yang kekurangan beban mengajar secara

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada siklus pertama, kreatifitas dan hasil belajar siswa sudah menunjukkan hasil meskipun belum optimal,

Hasil penelitian yang didapatkan dari 54 responden, secara umum kelompok lanjut usia di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon paling banyak memiliki

Dari beberapa proyek yang dikerjakan sebelumnya terdapat permasalahan yaitu, ketidaksesuaian antara rencana dengan pelaksanaannya diantaranya adalah jadwal yang

Hasil wawancara dengan informan menyatakan bahwa semua desa di Kecamatan Sungai Mandau dalam melaksanakan kebijakan ADD dimulai dengan melaksanakan musyawarah perencanaan

Instagram sendiri adalah jejaring sosial yang sangat populer digunakan untuk mengirim foto. Pengguna meng-upload foto digital, menerapkan filter untuk mengedit penampilan