• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR DITINJAU DARI ASPEK PRODUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR DITINJAU DARI ASPEK PRODUKSI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN, JAWA TIMUR DITINJAU DARI ASPEK PRODUKSI

Fontian redianto, Herry Boesono, Dian Wijayanto

Program Studi MSDP

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah – 50275, Tlp/Fax. +6224 7474698

(email: fontianredianto@gmail.com)

Abstrak: PPN Brondong yang berada di Kabupaten Lamongan dilengkapi dengan fasilitas pokok, fungsional dan penunjang. Fasilitas yang dimiliki oleh PPN Brondong sudah lengkap akan tetapi perlu adanya pengembangan untuk menampung hasil tangkapan di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui kondisi fasilitas pelabuhan serta permasalahan yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas pelabuhan yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Pemetaan permasalahan dan pengembangan solusi bagi pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 di PPN Brondong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif serta menggunakan analisa data yaitu analisa tingkat pemanfaatan fasilitas, analisa estimasi dan analisis Nilai Penting Dan Kondisi Sekarang (NPKS). Hasil penelitian diperoleh bahwa Kondisi fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong cukup baik karena fasilitas-fasiltas tersebut terawat dan dalam kondisi masih bagus .Tingkat pemanfaatan fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong didapatkan hasil, lahan 67%, alur pelayaran 96 %, kolam pelabuhan 73%, dermaga 63%, TPI lama 84% dan TPI baru 25%. Strategi yang dipilih adalah strategi pada kuadran I yaitu Prioritas pengembangan. Fasilitas yang berada pada kuadran I dan menjadi Prioritas pengembangan yaitu pengelolaan Docking kapal dan sistem drainase.

Kata Kunci : PPN Brondong; Pengembangan Pelabuhan; Fasilitas Pelabuhan

Abstract: Brondong Archipelagic Fishing Port (PPN) in Lamongan have basic, functional and support fasilities. Facilities of Brondong PPN but need development to to develop for anticipate future demand. This purpose of this research were to know the physical condition of the port facilities and existing problems in the Brondong archipelagic Fishing Port, to analys the level of utilization of port facilities in Brondong Archipelagic Fishing Port, problem mapping and solution development for development Brondong Archipelagic Fishing Port. This research was conducted in February 2017 at Brondong Archipelagic Fishing Port. The resech used descriptive method and data analysis used rate the level of utilization of the facilities Analysis, estimation analysis and Important Values And present Conditions (NPKS). The result showed that facilities condition of Brondong Archipelagic Fishing Port was good enough because the facilities in well-maintained and good condition. The level of utilization Brondong Archipelagic Fishing Port found that, land 67%, shipping lanes 96%, harbor pool 63%, and both of long and new side fish landing place 84% and 25%. The selected strategy was strategy in quadrant I, namely Priority development. Facilities in quadrants I and be priority development, namely management of ships dock and drainage systems.

Keywords: Brondong Archipelagic Fishing Port; Port Development; Port Facilities

(2)

PENDAHULUAN

Menurut Solihin (2003), pelabuhan perikanan merupakan aspek penting pada sektor perikanan khusunya perikanan tangkap. Hal tersebut dimungkinkan karena pelabuhan perikanan merupakan pusat aktivitas masyarakat perikanan yang di dalamnya terdapat interaksi antar kelompok masyarakat perikanan seperti nelayan. Pelabuhan perikanan harus mampu melayani pengguna pelabuhan dalam proses pendaratan ikan sampai proses distribusi, maka dari itu pelabuhan perikanan harus mempunyai fasilitas-fasilitas yang menunjang kegiatan-kegiatan pada bidang perikanan tangkap.

PPN Brondong sebagai pelabuhan perikanan nusantara harus dapat melayani kapal-kapal ikan yang mendaratkan ikan di PPN Brondong dengan memberikan pelayanan yang baik dengan tersedianya fasilitas yang tersedia. Fasilitas-fasilitas yang ada harus dioptimalkan sesuai dengan fungsinya serta harus dapat menampung kapal-kapal ikan yang berlabuh di PPN Brondong. Dengan mengetahui kebutuhan fasilitas pada suatu pelabuhan perikanan, dapat ditentukan jumlah maupun ukuran dari suatu fasilitas yang akan dibangun ataupun dikembangkan. Selain itu, kebutuhan fasilitas juga dapat menentukan jenis fasilitas apa yang harus dibangun guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan kegiatan perikanan tangkap di suatu pelabuhan perikanan. Dengan mengetahui tingkat pemanfaatan dan estimasi maka akan didapatkan skala prioritas fasilitas apa yang harus dikembangkan.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif yang bersifat survei.

Survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir, 2002). Survei yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh keterangan tentang fasilitas- Fasilitas pokok, fungsional dan penunjang yang ada di PPN Brondong.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diambil dengan cara observasi dan wawancara langsung terhadap responden yaitu DKP Lamongan, pihak PPN Brondong, kesyahbandaran, PSDKP PPN Brondong, nelayan, bakul dan akademisi dengan menggunakan kuisioner. Sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain analisis tingkat pemanfaatan, analisis estimasi, dan Analisis Nilai Penting dan Kondisi Sekarang (NPKS).

Analisis Tingkat Pemanfaatan

Metode analisis data yang digunakan adalah metode yang mentabulasikan data menurut klasifikasi serta pengolahan data dilakukan secara teknis dan sesuai dengan tujuan penelitian.Adapun bebarapa peritungan yang digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu fasilitas yang ada di di PPN Brondong.

Menurut Lubis (2000), bahwa batasan untuk mengetahui pemanfaatan fasilitas fisik sebagai berikut:

Pada fasilitas yang mempunyai kapasitas fasilitas tertentu, maka pemanfaatannya dapat dihitung perbandingan sebagai berikut:

Tingkat pemanfaatan = x 100%

Jika dari perhitungan didapatkan :

▪ presentasi pemanfaatan > 100%, tingkat penggunaan fasilitas melampaui kondisi optimal;

▪ presentasi pemanfaatan = 100%, tingkat pendayagunaan fasilitas mencapai kondisi optimal; dan

(3)

▪ presentasi pemanfaatan < 100%, tingkat pendayagunaan fasilitas belum mencapai optimal.

Analisis Estimasi

Menurut Hunsberger dalam Adnyana (2010), dalam hal ini, metode yang digunakan dibatasi hanya menggunakan metode kuadrat terkecil. Metode kuadrat terkecil pada dasarnya memiliki sumber formula yang sama dengan metode matematis. Hal yang membedakannya adalah metode kuadrat terkecil menggunakan asumsi Σx = 0, dengan formula yang digunakan adalah garis lurus (straight line):

Y = a + bx dimana : a = Σx/n, b = Σxy/Σx2 Keterangan:

Y = variabel dependen

X = variabel independen (periode), a = nilai konstanta

b = koefisien regresi n = jumlah data (periode)

Analisis Nilai Penting dan Kondisi Sekarang

Dalam analisis nilai penting dan kondisi sekarang harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan key persons (pihak-pihak kunci) yang dijadikan responden, yaitu akademisi, peneliti, birokrat, dan pelaku usaha;

2. Menentukan key factor;

3. Mengembangkan kuesioner berbasis key factors yang akan diukur nilai penting dan nilai kondisi sekarang, dengan menggunakan Skala Likert;

Kriteria dan Skor Nilai Penting dan Nilai Kondisi Sekarang Skor Nilai Penting Kondisi Sekarang

1 Sangat Tidak Penting Sangat Tidak Memuaskan

2 Tidak Penting Tidak Memuaskan

3 Cukup Cukup

4 Penting Memuaskan

5 Sangat Penting Sangat Memuaskan

4. Mengumpulkan data melalui kuesioner dan wawancara dengan key persons; dan 5. Memetakan key factors ke dalam 4 kuadran sesuai hasil kuesioner.

Kuadran Nilai Penting dan Nilai Kondisi Sekarang

(4)

6. Menyusun prioritas permasalahan per kuadran yang harus dicarikan solusi dengan rumus sebagai berikut.

NKKS = (1/NKS).(-5) IPP = NKKS.NP

Keterangan :

NKKS : Nilai Konversi Kondisi Sekarang (-5 s/d -1) NKS : Nilai Kondisi Sekarang (1 s/d 5)

IPP : Indeks Prioritas Pengembangan (-25 s/d -1) NP : Nilai Penting (1 s/d 5)

Semakin kecil nilai IPP per kuadran, maka key factors tersebut menjadi semakin diprioritaskan untuk diperbaiki.

7. Mengembangkan solusi atas prioritas permasalahan yang harus dicarikan solusi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum PPN Brondong

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong terletak di Desa Brondong, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan. Kecamatan Brondong merupakan wilayah Kabupaten Lamongan yang terletak di belahan utara, kurang lebih 50 km dari ibukota Kabupaten Lamongan, berada pada titik koordinat antara 06°53’30,81” – 07°23’6” Lintang Selatan dan 112°17’01,22” – 112°33’12”

Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara : Laut Jawa Sebelah Timur : Desa Blimbing Sebelah Selatan : Desa Sumber Agung Sebelah Barat : Desa Sedayu Lawas

Lokasi PPN berdasarkan Rekomendasi Bupati Lamongan Nomor: 523/1142/413.022/2007 tentang Penetapan Wilayah Kerja dan Operasional Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong Kabupaten Lamongan berada di atas tanah seluas 199.304 m² (19,93 Ha) yang terletak di Kelurahan Brondong Kecamatan Brondong. Batas-batas wilayah kerja PPN Brondong terletak pada kawasan seluas 433.304 m² (43,30 Ha) yang terdiri dari wilayah kerja daratan seluas 19,93 Ha dan wilayah kerja perairan seluas 23,40 Ha.

Berdasarakan kenyataan yang ada dan sesuai kepmen kelautan dan perikanan No:

KEP.10/MEN/2004 tentang pelabuhan perikanan maka pelabuhan PPN Brondong termasuk dalam tipe B yang diharapkan mampu untuk menjadi pusat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi perikanan yang berbasis perikanan tangkap yang pada giliranya diharapkan berdampak pada peningatan kesejahteraan masyarakat dan perkembangan ekonomi secara keseluruhan.

Potensi Sumberdaya Ikan PPN Brondong

Volume produksi ikan yang didaratkan di PPN Brondong dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Volume Produksi Tahun 2006-2015 Tahun Volume Produksi (Ton)

2006 46,569

2007 60,769

2008 52,249

2009 57,198

2010 46,432

2011 49,278

2012 57,763

2013 58,145

(5)

2014 71,626

2015 64,812

Sumber: PPN Brondong (2017)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2006 produksi PPN Brondong 46,569 Ton dan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2007 terjadi peningkatan produksi menjadi 60,769 Ton, akan tetapi pada tahun 2008 terjadi sedikit penurunan menjadi 52,249 Ton. Pada tahun 2009 produksi ikan hasil tangkapan kembali naik menjadi 57,198 Ton, pada tahun 2010 produksi menurun menjadi 46,432 Ton dan tahun 2011 terjadi kenaikan produksi sedikit yaitu hasil produksi hanya 49,278 ton. Pada tahun 2012 dan 2013 produksi ikan stabil yaitu 57,763 Ton dan 58,145 Ton dan pada tahun 2014 produksi kembali naik drastis yaitu 71,626 ton akan tetapi pada tahun 2015 mengalami penurunan produksi yaitu menjadi 64,812 Ton. Hal tersebut terjadi karena cuaca pada tahun 2015 yang tidak baik sehingga musim penangkapan pada tahun 2015 hanya 3 bulan dan mengakibatkan menurunnya produksi ikan.

Jumlah Armada Kapal Penangkap Ikan

Data armada kapal yang ada di PPN Brondong dapat di di lihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Jumlah armada kapal penangkap ikan di PPN Prigi Tahu

n Jumlah Tonage (GT)

< 10 11 – 20 21 - 30 31 - 50

2006 21,056 8,346 11,506 1,104 100

2007 24,379 9,325 13,455 1,504 95

2008 22,327 8,941 12,665 707 14

2009 25,573 8,108 16,474 991 -

2010 19,681 10,330 8,614 737 -

2011 13,769 7,351 6,057 361 -

2012 11,534 4,727 6,448 359 -

2013 9,474 2,818 6,305 351 -

2014 10,784 4,002 23 6,752 7

2015 10,839 4,562 38 6,236 3

Sumber: PPN Brondong (2015)

Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa jumlah armada penangkapan cenderung berfluktuatif. Pada kapal berukuran <10 GT pada tahun 2006 berjumlah 8.346 kemudian pada tahun berikutnya yaitu tahun 2007, armada kapal mengalami kenaikan menjadi 9.325 sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 jumlah armada kapal menjadi menurun menjadi 8.108 armada dan terus menurun sampai tahun 2015. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 10.330 dan tahun 2015 kembali menurun menjadi 4.562. sedangkan kapal ukuran lain seperti ukuran 11-20 GT dan 31-50 GT cenderung menurun secara signifikan dalam setiap tahunnya bahkan pada kurun waktu 2 tahun terakhir jumlahnya berada di kisaran puluhan saja, berbeda dengan armada kapal ukuran 21-30 GT yang jumlahnya meningkat secara siginfikan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir yaitu tahun 2014 dan 2015.

Jenis dan Jumlah Alat Tangkap

PPN Brondong memiliki beragam jenis alat tangkap di antaranya adalah mini purse seine, cantrang, payang, rawai, pancing ulur, dan gillnet. Sebagian besar alat tangkap tersebut beroperasi lebih dari 1 hari dan membutuhkan perbekalan yang cukup banyak karena daerah penangkapannya yang cukup jauh dari PPN Brondong. Jumlah alat tangkap yang terdapat di PPN Brondong dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Alat Tangkap di PPN Brondong

Tahun Mini Purse Cantrang Payang Pancing Gillnet

(6)

seine (Rawai dan Ulur)

2008 7 1393 48 22 3

2009 7 1284 4 50 3

2010 5 1334 49 52 -

2011 7 1325 52 50 3

2012 3 1055 - 186 2

2013 2 1224 2 247 -

2014 9 1115 5 487 2

2015 4 689 6 230 -

Sumber: Laporan Tahunan PPN Brondong 2008-2014

Berdasarkan Tabel 3., dapat dilihat alat tangkap yang mendominasi di PPN Brondong adalah alat tangkap Cantrang. Meskipun, setiap tahun mengalami penurunan, alat tangkap Cantrang masih dalam kategori dominan. Penurunan alat tangkap Cantrang dapat disebabkan karena kurangnya modal dari pemilik kapal sehingga kapal sudah tidak dioperasikan kembali, selain itu juga berpindahnya dari alat tangkap Cantrang ke alat tangkap yang lain. Selain alat tangkap Cantrang, alat tangkap rawai/pancing semakin meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut dapat disebabkan karena alat tangkap ini cukup efektif dalam menangkap ikan-ikan demersal yang menjadi target utama tangkapan seperti ikan Kakap Merah.

Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja

Jumlah penyerapan tenaga kerja di wilayah PPN Brondong tahun 2006-2015 tersaji pada tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penyerapan Tenaga kerja

Tahun Nelayan Pedagang/Pengolah Ikan Pekerja Lainnya Jumlah (orang)

2006 12.789 289 2.298 15.376

2007 12.878 302 2.357 15.537

2008 12.489 278 2.149 14.916

2009 12.345 276 2.222 14.843

2010 12.231 273 2.307 14.811

2011 12.112 267 2.039 14.418

2012 12.212 289 2.335 14.836

2013 12.457 312 2.337 15.106

2014 11.828 309 2.846 14.982

2015 11.732 286 2.858 14.876

Sumber: PPN Brondong (2015)

Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa jumlah nelayan mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Puncak penurunan terjadi pada tahun 2008 yang pada saat itu terjadi musim paceklik ikan, sedangkan untuk jumlah pengolah dan pedagang mengalami kenaikan dikarenakan banyak nelayan yang berlalih untuk menjadi pedagang dan pengolah ikan, sedangkan untuk pekerja lainnya lebih konstan dibanding yang lain walaupun juga terjadi fluktuasi.

Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Pelabuhan

Perhitungan optimalisasi fasilitas pelabuhan merupakan cara atau metode yang digunakan untuk mengetahui sudah optimal atau belumnya pemanfaatan fasilitas yang ada di suatu pelabuhan. Metode ini adalah metode yang menggunakan perbandingan antara kapasitas fasilitas yang tersedia di suatu pelabuhan dengan seberapa besar kapasitas suatu fasilitas itu yang telah digunakan.

(7)

Perhitungan tingkat pemanfaatan diperlukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat optimalisasi dan pemanfaatan fasilias-fasilitas yang telah ada di PPN Brondong sampai saat ini.

Perhitungan ini juga untuk mengetahui perlu atau tidaknya penambahan atau peningkatan fasilitas dan untuk menampung aktivitas pelabuhan yang lebih besar.

Fasilitas Dasar

1. Tingkat Pemanfaatan Area Pelabuhan

PPN Brondong berbatasan langsung dengan Pantai Utara Jawa Bagian Timur tepanya di Kabupaten Lamongan. Area pelabuhan yang telah dibangun di PPN Brondong sebesar 13,21 ha.

Lahan area pelabuhan seluas tersebut telah dibangun beberapa fasilitas seperti TPI, Kios-kios penjualan ikan, dermaga, shelter nelayan, kantor pelabuhan, dan fasilitas lainnya. Penggunaan area pelabuhan untuk fasilitas saat ini sebesar 8,91 ha, sehingga tingkat pemanfaatan area PPN Brondong sebesar 67 %. Menurut Lubis (2000), presentasi tingkat pemanfaatan <100% berarti tingkat pendayagunaan fasilitas belum mencapai optimal. Perlunya pengembangan fasilitas di PPN brondong sehingga areal pelabuhan dapat termanfaatkan secara optimal dan memberikan dampak yang baik bagi perekonomian masyarakat sekitar pelabuhan.

2. Tingkat Pemanfaatan Alur pelayaran

Alur pelayaran merupakan salah satu fasilitas dasar dalam sebuah pelabuhan. Alur pelayaran memiliki fungsi sebagai jalur keluar masuknya kapal ke dalam lingkungan pelabuhan.

Alur pelayaran yang ada di PPN Brondong memiliki kedalaman ± 3 m. Kapal perikanan di PPN Brondong rata-rata memiliki draft sebesar 2 m, squat sebesar 0,75 m, dan clearance 0,5 m sehingga kedalaman alur pelayaran yang cukup sebesar 3,25 m sehingga tingkat pemanfaatan alur pelayaran di PPN Brondong sebesar 96% yang berarti cukup optimal.

3. Tingkat Pemanfaatan Kedalaman Kolam pelabuhan

Kolam pelabuhan memiliki fungsi utama dalam kegiatan suatu Pelabuhan. Kolam pelabuhan berfungsi sebagai tempat untuk berputarnya kapal, menunggu giliran untuk giliran bersandar di dermaga, beristirahat, atau untuk menunggu giliran pemberangkatan trip penangkapan berikutnya, ukuran kolam pelabuhan berkaitan dengan ukuran dermaga terutama kedalamannya dan panjang dermaga (Ikhsan, 2015).

Kolam pelabuhan yang terdapat di PPN Brondong memiliki kedalaman sebesar yaitu antara 3-5 m sedangkan kedalaman kolam pelabuhan yang dibutuhkan sebesar 2,9 m. Untuk itu, tingkat pemanfaatan kedalaman kolam PPN brondong sebesar 73% yang berarti tingkat pemanfaatannya masih belum optimal, namun kedalaman kolam masih dapat menampung jumlah kapal yang rata-rata mendarat setiap hari nya di PPN Brondong

4. Tingkat Pemanfaatan Dermaga

Dermaga PPN Brondong memiliki panjang 525,5 m. Dermaga ini merupakan akumulasi dari dermaga dari area pelabuhan baru dan lama. Fungsi dermaga sangat penting dalam proses bongkar muat perbekalan maupun hasil tangkapan ikan. Dermaga di TPI baru telah dilengkapi dengan kanopi pelindung agar hasil tangkapan ikan dari kapal masuk ke area TPI tanpa terkena sinar matahari secara langsung.

Rata-rata kapal yang mendarat di areal dermaga PPN Brondong sebesar 55 kapal/hari dengan panjang dermaga sebesar 525.5 m. Berdasarkan data tersebut dapat dihasilkan tingkat pemanfaatan sebesar 63% yang berarti tingkat pemanfaatan belum mencapai optimal. Untuk meningkatkan tingkat pemanfaatan, pihak pelabuhan sebaiknya meningkatkan pelayanan sehingga semakin banyak kapal bersandar akan meningkatkan proses jual beli hasil tangkapan yang berdampak positif bagi perekonomian pelabuhan dan masyarakat.

Fasilitas Fungsional

1. Tingkat Pemanfaatan Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Tempat Pelelangan Ikan merupakan sebuah fasilitas yang wajib ada di dalam suatu pelabuhan. Fungsinya sebagai tempat pendaratan ikan juga sebagai pendorong ekonomi dari suatu pelabuhan karena fungsi nya sebagai tempat pelelangan ikan yang berguna untuk kegiatan

(8)

jual beli ikan hasil tangkapan. Untuk itu, TPI merupakan pusat kegiatan ekonomi berupa proses jual beli dan distribusi hasil tangkapan.

PPN Brondong memiliki 2 TPI, yaitu TPI lama dengan luas 450 m2 dan TPI baru dengan luas 1080 m2 dengan dilengkapi fasilitas sortir dan penanganan pasca tangkap yang lebih memadai. Meskipun begitu, sebagian besar nelayan masih mendaratkan hasil tangkapannya di TPI lama, selain itu banyak pedagang dan bakul yang sudah memiliki kios di sekitar TPI lama sehingga semakin mudah dalam proses pendistribusian hasil tangkapan. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat pemanfaatan penggunaan TPI lama lebih optimal dibandingkan TPI baru dimana tingkat pemanfaatan TPI lama sebesar 84 % dan TPI baru sebesar 25 %.

Analisis Estimasi Estimasi Produksi Ikan

Estimasi produksi ikan digunakan untuk memprediksi produksi ikan di masa mendatang.

Estimasi ini sebagai salah satu upaya strategi dalam rmerumuskan rencana pengembangan pelabuhan. Berikut merupakan grafik estimasi produksi ikan dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Hasil estimasi produksi ikan di PPN Brondong dapat dilihat pada Grafik 1 dibawah ini.

Grafik 1. Estimasi Jumlah Produksi Ikan

Berdasarkan Grafik 1. dapat diprediksi bahwa PPN Brondong akan mengalami peningkatan volume produksi ikan dalam 10 tahun ke depan. Volume produksi ikan yang semakin naik setiap tahunnya dapat meningkatkan pendapatan nelayan namun perlu diperhatikan bahwa semakin meningkatnya volume produksi ikan agar tidak menyebabkan produksi ikan mengalami kondisi tangkap lebih (overfishing). Peningkatan volume produksi ikan juga perlu sejalan dengan peningkatan fasilitas seperti TPI, tambat labuh, dan perbaikan akses jalan TPI lama.

Estimasi Jumlah Kapal

PPN Brondong memiliki banyak jenis kapal. Jenis-jenis kapal di PPN brondong diklasifikasikan dalam 4 jenis berdasarkan ukuran GT yaitu <10 GT, 20 GT, 21-30 GT, dan 31- 50 GT. Berikut merupakan grafik estimasi jumlah kapal di PPN Brondong dalam kurun waktu 2006-2027.

(9)

Grafik 2. Estimasi Jumlah Armada kapal

Berdasarkan Grafik 2. diketahui bahwa diprediksi akan terjadi penurunan jumlah kapal ukuran <10 GT, <20 GT, dan 31-50 GT di PPN Brondong dalam kurun waktu 10 tahun mendatang hingga di titik melebihi 0. Penurunan ini kemungkinan disebabkan karena banyaknya nelayan yang beralih ke ukuran kapal yang lain dimana dapat dilihat pada Grafik kapal ukuran 21-30 GT yang diprediksi mengalami peningkatan dalam 10 tahun ke depan.

Estimasi Jumlah Alat Tangkap

PPN Brondong memiliki beragam jenis alat tangkap, di antaranya adalah mini purse seine, Cantrang, payang, rawai, Pancing ulur, dan gillnet. Berikut merupakan hasil estimasi jumlah alat tangkap dalam 10 tahun ke depan (2006-2027):

Grafik 3. Estimasi Jumlah Alat Tangkap

Berdasarkan Grafik di atas dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu 10 tahun ke depan terjadi penurunan jumlah pada sebagian besar alat tangkap yang ada di PPN Brondong

(10)

sedangkan terjadi kenaikan alat tangkap pancing rawai dan ulur. Hal tersebut dimungkinkan karena objek tangkapan ikan pancing ulur dan rawai lebih ekonomis dibandingkan alat tangkap lainnya seperti ikan Kakap merah. Selain itu, semakin tahun masyarakat semakin sadar dalam penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan.

Estimasi Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja

Kegiatan yang cukup padat di PPN Brondong memberikan dampak tersendiri terhadap terbuka nya lapangan pekerjaan di PPN Brondong. Profesi yang banyak digeluti masyarakat sekitar PPN brondong antara lain adalah nelayan, pedagang/bakul, dan pekerja lainnya. Berikut merupakan grafik estimasi penyerapan kerja di PPN Brondong:

Grafik 4. Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja

Berdasarkan Grafik di atas diprediksi bahwa dalam 10 tahun ke depan akan terjadi penurunan tenaga kerja sebagai nelayan, namun terjadi peningkatan pada pedagang/bakul dan pekerja lainnya. Hal ini diduga bahwa kemungkinan beberapa nelayan beralih profesi menjadi pedagang/bakul atau pekerja lainnya.

Analisis Nilai Penting Dan Kondisi Sekarang

Berdasarkan perhitungan skoring nilai penting dan kondisi sekarang diperoleh hasil 4 kuadran yang menunjukkan strategi prioritas pengembangan.

(11)

Gambar 1. Kuadran Hasil Nilai Penting dan Kondisi sekarang

Berdasarkan Gambar 5. diketahui bahwa sebagian besar fasilitas termasuk dalam kuadran II (Prioritas dipertahankan) sedangkan ada 3 fasilitas termasuk dalam kuadran I (Prioritas pengembangan). Fasilitas yang termasuk dalam kuadran I adalah: Docking kapal, sistem IPAL dan drainase.

Prioritas Permasalahan dan Solusi

Setelah diperoleh fasilitas-fasilitas yang perlu pengembangan yang masuk dalam kuadran 1 (prioritas pengembangan), maka perlu ditetapkan urutan prioritas dengan pendekatan indeks prioritas pengembangan (IPP). Semakin negatif nilai dari IPP, maka semakin diprioritaskan untuk dikembangkan. Hasil analisis prioritas pengembangan fasilitas Pelabuhan Perikanan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Urutan Prioritas Pengembangan

No. Urut Kode Keterangan Nilai IPP

1 M Pengelolaan limbah IPAL yang masih belum berjalan

dengan baik -11.4523

2 J Tempat docking kapal yang masih belum tertata

dengan baik -11.0444

3 F Drainase sekitar TPI masih kurang dikelola dengan

baik -8.4615

Sumber: Hasil Penelitian (2017)

Berdasarkan tabel di atas telah diketahui urutan prioritas pengembangan fasilitas pelabuhan.

PPN Brondong perlu meningkatkan pengembangan pada ketiga fasilitas tesebut. Beberapa alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Penggunaan fasilitas sistem IPAL ditingkatkan agar limbah yang ada di PPN Brondong dapat terkelola dengan baik sehingga tidak memberikan dampak buruk bagi kondisi lingkungan perairan maupun kehidupan warga sekitar.

b. Pembenahan pada area docking kapal lebih diatur lagi dengan baik agar lebih tertata dan layak digunakan.

c. Perbaikan Drainase di sekitar TPI untuk meningkatkan kenyamanan pengguna pelabuhan.

(12)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi fasilitas PPN Brondong cukup baik karena fasilitas-fasilitas tersebut terawat dan dalam kondisi masih bagus;

2. Tingkat pemanfaatan fasilitas PPN Brondong didapatkan bahwa lahan 67%, alur pelayaran 96%, kedalaman kolam pelabuhan 73%, dermaga 63%, TPI lama 84% dan TPI baru 25%;

3. Fasilitas yang menjadi Prioritas pengembangan yaitu IPAL, docking kapal dan sistem drainase. Untuk pengembangan pelabuhan maka diperlukan perbaikan sistem pengelolaan limbah agar tidak merusak lingkungan serta perbaikan tempat docking kapal yang memadai;

dan

DAFTAR REFERENSI

Adnyana, I Made. 2010. Analisis Anggaran Komprehensif pada Perusahaan Manufaktur.

Universitas Nasional. Ilmu Budaya.

Direktorat Jenderal Perikanan. 1994. Petunjuk Teknis Pengeloaan Pelabuhan Perikanan Nusantara. Departemen Pertanian, Jakarta.

Lubis, Ernani. 2000. Pengantar Pelabuhan Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Murdiyanto, Bambang. 2004. Pelabuhan Perikanan. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Bogor.

Nazir, M. 2002. Metode Penelitian Edisi Pertama. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Solihin, I. 2003. Pola dan Karakteristik Distribusi Hasil Tangkapan di PPN Pelabuhan Ratu.

IPB: Bogor.

UU RI No.45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.

Zain J, Syaifuddin, dan Yudi A. 2011. Efisiensi Pemanfaatan Fasilitas di Tangkahan Perikanan Kota Sibolga. Universitas Riau. Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 16 (1) : 1 – 11.

Gambar

Grafik 1. Estimasi Jumlah Produksi Ikan
Grafik 2. Estimasi Jumlah Armada kapal
Grafik 4. Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja
Gambar 1. Kuadran Hasil Nilai Penting dan Kondisi sekarang

Referensi

Dokumen terkait

Focus dalam penelitian ini adalah evaluasi terhadap implementasi program pengembangan kawasan minapolitan perikanan tangkap di Kabupaten Lamongan yang meliputi; profil,

Hasil ini sesuai dengan penelitian Herawati (2008) bahwa faktor produksi secara ekonomi terdiri dari modal dan tenaga kerja, serta Fauzi (2010) yang mengatakan

Analisis biaya investasi ini bertujuan untuk mengevaluasi suatu proyek tersebut dapat dilakukan atau tidak. Pada perhitungan analisis biaya investasi ini menggunakan metode

Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah para pelaku pemasaran yang terdiri dari nelayan, penjual/ agen, pedagang pengumpul, pedagang pengecer dan eksportir

Pendaratan hasil tangkapan sering terkendala disebabkan oleh banyaknya kapal-kapal yang mendaratkan ikan, dimana sebahagian besar kapal perikanan yang berpangkalan di

Manfaat dari pengembangan PPN Brondong dapat dibedakan sebagai berikut: - Manfaat langsung (direct benefit); merupakan hasil return yang diperoleh dari kegiatan - kegiatan

PPN Brondong memiliki peranan strategis dalam pengembangan perikanan dan kelautan, yaitu sebagai pusat atau sentral kegiatan perikanan laut terutama yang berada di

Analisis marjin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran dan keuntungan dari setiap lembaga perantara serta bagian