TUGAS AKHIR (KONVERSI ENERGI)
TM 091486
STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI PRISMA TERPANCUNG Dengan PANJANG CHORD (L/A) = 4
’’Studi kasus pengaruh perbandingan rusuk b/a = 12/12, 5/12,
4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12 dengan Re = 3 x 10
4”.
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Triyogi Yuwono, DEA
Latar Belakang
Aplikasi dari aliran fluida melewati suatu
body (eksternal body)
Aliran fluida yang melewati body prisma mengalami separasi, sehingga akan
menimbulkan gaya drag
Salah satu metode pengurangan gaya
drag, yaitu dengan menimbulkan
separasi bubble
Penelitian Lina Arfianti, dkk. (2009
Penelitian eksperimental dan numerik tentang
karakteristik aliran fluida melintasi prisma
terpancung
perbandingan rusuk b/a = 0/12, 1/12, 2/12, 3/12,
4/12, 5/12, 6/12, 7/12, 8/12, 9/12, 10/12, 11/12,
12/12,
Re= 53000, dan
panjang chord konstan (L/a) = 4.
Penelitian Lina Arfianti (2009)
HASIL :
terjadi separasi bubble mulai dari leading edge prisma terpancung, yaitu pada sudut yaitu pada
sudut (θ = 14° (sisi upper) dan θ = 346° (sisi lower)) sampai dengan sudut (θ) tertentu yang bervariasi pada b/a = 12/12 - 5/12
Untuk b/a= 4/12 – 0/12, terjadi separasi massive mulai dari leading edge prisma terpancung, yaitu
pada sudut yaitu pada sudut (θ = 14° (sisi upper) dan θ = 346° (sisi lower)) tanpa ada separasi
bubble
semakin besar b/a maka titik separasi massive akan semakin maju
Penelitian Lina Arfianti (2009)
Semakin kecil b/a pada prisma terpancung, stream tube yang terbentuk akan semakin besar sehingga adverse pressure gradient yang terjadi semakin besar. Hal ini menyebabkan defisit momentum yang terjadi juga semakin besar.
nilai koefisien drag semakin naik dengan berkurangnya b/a
Perumusan Masalah
Penelitian terdahulu (Yuniar, dkk. 2009) terjadi separasi bubble mulai b/a = 12/12 - 5/12. Ketika sudut alas diperkecil atau b/a semakin kecil (b/a <<1) maka tidak
muncul separasi bubble
Re yang terlalu besar
Aliran Fluida Melintasi Prisma Terpancung dengan variasi perbandingan rusuk (b/a) yang serupa
Memperkecil Re menjadi 30.000
Tujuan Penelitian & Batasan Masalah
mengetahui pengaruh pengecilan Re menjadi 30.000 serta variasi
perbandingan rusuk (b/a) pada prisma terpancung terhadap kemungkinan
terjadinya separasi bubble.
Dilakukan dengan cara :
Mengukur distribusi tekanan kontur prisma Mengukur profil kecepatan dibelakang prisma
Visualisasi aliran dengan menggunakan oil flow picture Pemodelan dengan menggunakan fluent
a) Fluida kerja yang mengalir dalam kondisi Incompressible, steady dan uniform flow
pada upstream
b) Perpindahan panas diabaikan
c) Analisa hanya dilakukan pada prisma terpancung dengan perbandingan rusuk (b/a
= 12/12, 5/12, 4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12)
d) Analisa aliran 2 dimensi
e) Kecepatan wind tunnel dianggap konstan, Re = 3 x 104
Prisma terpancung dengan Perbandingan Rusuk b/a = 12/12, 5/12,
4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12
Perbandingan Rusuk (b/a) : 12/12, 5/12, 4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12
Pressure Tap : 71 buah Panjang Prisma (L) : 240 mm Lebar Prisma (W) : 600 mm
Wall pressure tap
w b a w L CP= f (b/a) atau Cp =f (α) CD= f (b/a) atau CD =f (α)
Skema penelitian
Metode Penelitian (Eksperimental)
Inclined Manometer 15°
Pitot Static Tube
Alat Ukur Tekanan
Metode Oil Picture Flow pada Re = 3 x 104
mengoleskan campuran dengan perbandingan volume konstan
Acid oleic : titanium powder :
thinner A : silicon oil =
( 4 : 1 : 1 : 1)
Visualisasi Aliran
Metode Penelitian (Numerik)
Pemodelan dengan Software Gambit
Running Simulasi dengan Software Fluent
Post Processing
Display Contour, Velocity, dan Pressure
Model, Turbulen (k-epsilon)
Material, air dengan ρ dan μ tertentu Operating Conditions
Boundary Conditions, meliputi wall roughness dan inlet velocity
Solution, Second Order Initialize
Monitor Residual, penentuan kriteria konvergen, 10-6
Iterasi
8a 40a Inlet (VELOCITY INLET) Dinding Atas (WALL) Dinding Bawah (WALL) Outlet (OUTFLOW) b a L y x Prisma (WALL) 12a 12a
Domain Simulasi Numerik
Flo
w
chart
P
enelitian
&
Numerik
Y N Running Software FluentMemasukkan batas operasi, meliputi : Models, karakteristik turbulen
Materials, udara dengan ρ dan µ tertentu Operating conditions
Boundary conditions, inlet, wall dan outlet Solution, Second order
Initialize
Monitor residual, kriteria konvergensi Iterasi
Konvergen
Post Processing, tampilan pressure dan velocity
mulai
Pemodelan benda uji dan test section
Meshing serta kondisi batas end Pembahasan dan kesimpulan seles ai
Persiapan bahan uji dan peralatan uji Studi pustaka mulai Perumusan masalah Pemodelan grid dengan Gambit Analisa data Post Processing Pengambilan data (U∞,Ps,Po,velocity profile) Visualisasi dengan
oil flow picture
Pemodelan dengan fluent eksperimen
Pemodelan aliran dalam wind tunnel dengan variasi b/a
numerik
Flowchart Pen
elitian
dan
Semakin besar b/a, distribusi tekanan akan semakin besar dan separasi bubble yang terbentuk semakin kecil.
Terjadi separasi bubble pada prisma terpancung dengan b/a = 12/12 mulai dari leading
edge. Sedangkan pada 5/12 hingga 0/12, tidak terbentuk separasi bubble
.
Semakin besar b/a maka wake yang terbentuk akan semakin sempit sehingga defisit momentum akan lebih kecil.
Hasil Penelitian
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360
Cp
Posisi dalam sudut, θ (degree)
Hasil penelitian
Semakin kecil perbandingan b/a, separasi bubble yang
terbentuk semakin besar, namun terbentuk hanya pada variasi b/a 12/12 ,5/12 dan 4/12.
Sedangkan pada variasi 3/12 hingga 0/12, belum
Hasil Penelitian
Semakin besar nilai b/a maka koefisien total drag akan semakin menurun. Didapatkan trend yang sama untuk grafik CDT dan nilai koefisein total Drag
yang relatif sama antara hasil eksperimen dan numerik.
Hasil Penelitian
Pada Re = 30.000 menunjukkan koefisien drag yang lebih kecil bila dibanding dengan penelitian Yuniar, dkk, (2009) yang menggunakan Re = 53.000 dan juga Penelitian Aminatus, (2010).
Hasil Penelitian
Shape factor menurun dengan posisi x yang semakin mendekati trailing edge. Hal ini berlaku untuk variasi b/a pada 5/12 dan 12/12.
Semakin besar b/a maka nilai shape factor akan semakin kecil.
Menunjukkan bentuk velocity profile yang berkembang pada posisi trailing edge prisma. Dari gambar terlihat bahwa bubble hanya terbentuk pada variasi prisma 12/12 ,5/12 dan 4/12 saja.
Kesimpulan
• Dari penelitian secara eksperimen, terjadi separasi bubble pada prisma terpancung dengan b/a=12/12. Sedangkan untuk b/a=5/12, 4/12, 3/12, 2/12, 1/12, dan 0/12 tidak ditemukan adanya separasi bubble.
• Pada penelitian secara numerik, ditemukan adanya separasi bubble pada prisma
terpancung dengan b/a= 12/12, 5/12, dan 4/12. Sedangkan untuk prisma terpancung dengan b/a= 3/12, 2/12, 1/12 dan 0/12 tidak ditemukan adanya separasi bubble. • Semakin kecil b/a pada prisma terpancung menyebabkan nilai distribusi tekanan (Cp)
semakin kecil.
Kesimpulan
• Pada Prisma terpancung yang dialiri aliran fluida maka akan terjadi defisit momentum . Semakin kecil b/a maka semakin besar pula defisit momentum yang terjadi.
• Pada grafik Cp dan velocity profile penelitian secara eksperimental dan numerik memiliki tren yang hampir sama, namun memiliki nilai yang sedikit berbeda. • Semakin kecil b/a pada prisma terpancung menyebabkan gaya drag yang terjadi
semakin besar. Pada Re yang lebih kecil (bila dibandingkan dengan penelitian Yuniar, dkk(2009)) yaitu sebesar 30.000, maka gaya drag yang terjadi juga semakin kecil. • Harga shape factor pada aliran fluida melintasi prisma terpancung yang mengalami
separsi bubble semakin menurun seiring dengan posisi yang mendekati trailing edge.