• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Clay Therapy pada Techician Line Maintenance Usia Dewasa Madya yang Mengalami Occupational Stress di PT. GMF Aeroasia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Clay Therapy pada Techician Line Maintenance Usia Dewasa Madya yang Mengalami Occupational Stress di PT. GMF Aeroasia."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

iv

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah Efektivitas Clay Therapy pada Technician Line Maintenance usia dewasa madya yang mengalami Occupational Stress di PT. GMF AeroAsia. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas intervensi Clay Therapy pada Technician usia dewasa madya (35-45 tahun) Line Maintenance PT. GMF AeroAsia yang mengalami Occupational Stress agar dapat mengatasi hambatan dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Penelitian ini diberikan pada 2 orang Technician Line Maintenance dengan alat ukur Job Stress Questionnaire yang disusun berdasarkan teori stres kerja oleh Stephen P. Robbins (2002) dan dimodifikasi dengan uji validitas berkisar antara 0.204 – 0.775dan reliabilitasnya sebesar 0.839 oleh Puji Widi Nurcipta tahun 2007.

Hasil penelitian berdasarkan hitungan statistik parametrik T-Test Paired Two Sample, dua partisipan mengalami penurunan yang signifikan setelah diberikan Clay Therapy, dengan nilai P(T<=t) two-tail = 0,00 = <0.05 (signifikan). Hal ini menunjukkan bahwa Clay Therapy efektif digunakan untuk mengatasi Occupational Stress khususnya pada kayawan Line Maintenance Usia dewasa madya di PT. GMF AeroAsia. Penurunan Occupational Stress merata pada 3 aspek yang di ukur yaitu dari gejala perilaku, gejala fisiologis dan gejala psikologis.

(2)

v

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The title of this observation is Effectiveness of Clay Therapy on middle age Line Maintenance Technician. That suffered Occupational Stress at PT. GMF AeroAsia. The purpose of doing this observation is to know the effectiveness of Clay Therapy invervention to middle age Line Maintenance technician (34-45 years old) PT. GMF AeroAsia that suffered Occupational Stress to overcome obstacle in work to increase work productivity.

This observation given to two Line Maintenance technician that suffered occupational stress which begin by giving questionnaire to learn degree of stress on those two participants. The measure device use in this observation is Stress Questionnaire. This questionnaire made based on Theory of Work Stress by Stephen P Robbins (2002), which have been modified and tested its validity and reliability by Puji Widi Nurcipta commissioned in 2007. Item validity ranging between 0.204 – 0.775, while, reliability is about 0.839

The result of this observation shows that based on parametric statistic calculation T-Test Paired Two Sample two participants experienced significant decrease after given Clay Therapy, with P(T<=t) two-tail = 0,00 = <0.05 (significant). This shows that Clay Therapy is effective to overcome Occupational Stress, especially on middle mature age at PT. GMF AeroAsia (Table 4.1.5). A Decrease in Occupational Stress evenly distributed on three aspects that measured from behavioral symptoms, physiological symptoms and psychological symptoms

(3)

vi

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ABSTRAK

ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 13

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian... 13

1.3.1. Maksud Penelitian... 13

1.3.2. Tujuan Penelitian... 13

1.4. Kegunaan Penelitian... 14

(4)

vii

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.4.1. Pengertian Occupational Stress... 22

2.1.4.2. Sumber Stress Kerja... 26

2.1.4.3. Respon Tubuh Terhadap Stress Kerja... 37

2.1.5. Coping Stress... 38

2.1.5.1. Definisi Coping Stress... 38

2.1.5.2. Beberapa Cara Coping Stress... 39

2.2. Psikoterapi... 44

2.2.1. Pengertian Psikoterapi... 44

2.2.2. Terapi Client-Centered... 44

2.2.3. Clay Therapy... 47

2.2.3.1. Clay As Expressive Therapy... 47

2.2.3.2. Clay Used In Body-Based Psychotherapy……… 47

2.2.3.3. Languages For Communicating In Body-Based Psychotherapies………... 51

2.2.3.4. Clay as A Body-Based Tool of Action Therapy………. 56

2.2.3.5. Tujuan Clay Therapy... 56

(5)

viii

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

2.3.1. Teori Perkembangan Erik Erikson... 60

2.4. Kerangka Pikir... 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian... 72

3.2. Variabel penelitian dan Definisi Operasional... 73

3.2.1. Variabel Penelitian... 73

3.2.2. Definisi Operasional... 74

3.2.2.1. Definisi Operasional Occupational Stress... 74

3.2.2.2. Definisi Operasional Clay Therapy... 74

3.3. Alat Ukur... 75

3.3.1. Validitas dan Reliabilitas... 76

3.4. Subyek Penelitian... 77

3.5. Teknik Analisis Data ... 77

3.6. Prosedur Clay Therapy... 78

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil……… 82

4.1.1. Gambaran Umum Subyek………. 82

4.1.2. Identitas Subyek 1……… 82

4.1.2.1. Status Praesens Subyek 1……….. 83

4.1.2.2. Observasi Subyek 1……… 83

4.1.2.3. Latar Belakang Subyek 1……… 85

(6)

ix

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

4.1.3.1. Status Praesens Subyek 2……… 89

4.1.3.2. Observasi Subyek 2………. 89

4.1.3.3. Latar Belakang Subyek 2………. 91

4.1.4. Proses Clay Therapy……….. 93

4.1.4.1. Proses Clay Therapy Subyek 1………. 93

4.1.4.2. Proses Clay Therapy Subyek 2……… 100

4.1.5. Hasil Pengukuran Berdasarkan Uji Statistik………. 107

4.2. Pembahasan……… 109

4.2.1. Subyek 1……….. 109

4.2.2. Subyek 2………. 116

4.2.3. Perbandingan Subyek 1 dan Subyek 2……….…. 122

4.2.4. Diskusi……… 124

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan………. 126

5.2. Saran……… 127

5.2.1 Saran Teoretis………. 127

5.2.2. Saran Praktis……… 127

(7)

x

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

TABEL 3.3 (a) Indikator Kuesioner Derajat Operasional Stress TABEL 3.3 (b) Bobot Nilai Kuesioner Derajat Stres Kerja TABEL 4.1.5 (a) Hasil Uji Statistik Subyek 1

(8)

xi

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

BAGAN 2.1 Model Stres

(9)

xii

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Kuesioner Derajat Stres kerja LAMPIRAN 2 Prosedur Clay Therapy LAMPIRAN 3 Data Pretest dan Posttest

(10)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Seorang manusia, pada usia dewasa dihadapkan pada tuntutan pemenuhan peran perkembangan yang ditunjukkan melalui karier ataupun pekerjaan. Hal ini sebagai bagian dari aktualisasi diri mereka terhadap lingkungan tempatnya berada. Bekerja menjadi suatu rutinitas keseharian, bahkan mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk bekerja dibandingkan aktifitas lain dengan peran yang berbeda-beda. Bekerja pun diartikan sebagai mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga acapkali mereka pun menjadikan pendapatan sebagai ukuran keberhasilan dalam kehidupannya. Pekerjaan pun seringkali dinilai sebagai identitas diri, sehingga mereka akan mempertahankan pekerjaan yang dinilainya mampu mengangkat nilai dirinya dilingkungan.

Namun dalam kenyataannya, tidaklah mudah untuk mampu mencapai semua itu bagi seorang pekerja. Seringkali permasalahan muncul dan berdampak pada pola psikologis seorang pekerja. Pekerjaan menjadi aktivitas yang dilakukannya dengan penuh keterpaksaan, tidak ada kecintaan terhadap pekerjaan. Dengan kata lain pekerjaan dapat membuat orang mengalami gejala stress dikarenakan beban pekerjaan ataupun penghayatan mereka terhadap pekerjaannya tersebut. Menurut Lazarus & Folkman, reaksi stres individu dipengaruhi oleh penilaian individu terhadap masalah dan penilaian terhadap potensi yang dimiliki

(11)

2

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

untuk menghadapi masalah tersebut. Penilaian ini disebut sebagai penilaian kognitif (cognitive appraisal) yaitu suatu proses evaluatif yang menjelaskan terjadinya stres sebagai akibat dari interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Hal ini tentunya perlu segera ditangani, karena dampak dari penurunan kinerja saat seorang pekerja tidak mampu beradaptasi ataupun menanggulangi kendala kerja yang memicu timbulnya stress adalah terhadap performansi perusahaan secara keseluruhan.

(12)

3

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Stress dalam pekerjaan yang disebabkan karena beban pekerjaan inilah yang seterusnya disebut sebagai occupational stress (Bamber, 2006). Occupational stress merupakan kondisi yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan mental seseorang (Bamber, 2006). Terkait dengan itu, kesehatan mental seseorang dapat pula menimbulkan dampak bagi kesehatan fisik seseorang. Pihak perusahaan pun akan mendapatkan dampak yang negatif dari tidak ditanganinya occupational stress. Salah satu kerugian yang terbesar adalah tidak tertanganinya pekerjaan dengan optimal sehingga perusahaan tidak dapat mencapai target seperti yang diharapkan.

Demikian halnya dengan teknisi usia dewasa madya (usia 35-45 tahun) yang bekerja di PT GMF AeroAsia. PT GMF AeroAsia pada awalnya merupakan Departemen Teknik di PT Garuda Indonesia yang dibentuk pada tahun 1949. Pada perjalanannya departemen ini berkembang menjadi Divisi Maintenance and Engineering pada tahun 1984. Sejalan dengan perkembangannya, Divisi Maintenance and Engineering dipandang mampu dan memiliki kesiapan baik dari segi SDM maupun perlengkapannya untuk menjalankan bisnis secara mandiri, sehingga selanjutnya manajemen PT Garuda Indonesia menetapkan sebagai Strategic Business Unit (SBU) tersendiri. Selanjutnya SBU ini pada tahun 2002 ditetapkan untuk berdiri sendiri dengan nama PT. GMF AeroAsia.

(13)

4

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Maintenance, dimana teknisi yang bekerja pada divisi ini dirasa mendapatkan tekanan yang lebih besar dari segi waktu dibandingkan divisi lainnya.

Divisi Line Maintenance memberikan pelayanan transit cek serta perawatan ringan untuk pesawat dengan berbagai macam tipe. Dengan pelayanan 24 jam sehari, 7 jam dalam seminggu PT. GMF AeroAsia saat ini menangani rata-rata 150 pesawat perhari. Dalam hal ini, pekerja di line maintanance yang harus menyelesaikan proses perbaikan pesawat untuk mengatasi transit cek dimana waktu penyelesaian perbaikan dibatasi selama 25-40 menit untuk setiap pesawat yang masuk dengan kualitas kerja yang terjaga. Waktu kerja para teknisi di line maintanace adalah 24 jam dengan pembagian 3 shift waktu kerja setiap harinya dan tidak ada hari libur. Deskripsi tugas Senior Technician yaitu Perform all tasks of lower level, remove and install aircraft component/system, inspect and disposition as endorsed in his/her authorization, perform aircraft servicing and jacking under supervision of AMEL Holder.

(14)

5

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

bertambah dengan kurangnya sumber daya manusia yang tersedia, dimana seorang teknisi yang bekerja di line maintenance harus memiliki lisensi tertentu sebagai persyaratan kelayakan memperbaiki pesawat. Tekanan pada setiap teknisi tidak hanya dari sisi kuantitas waktu namun kualitas hasil kerja yang pada akhirnya akan berpengaruh pada target perusahaan, dalam hal ini dari COPQ (Cost of Poor Quality) yang harus dipenuhi perusahaan.

Berdasarkan wawancara awal terhadap sepuluh orang tenaga Techinician di Line Maintenance, delapan orang menyebutkan bahwa kondisi yang sering dialami saat dihadapkan pada situasi yang dirasakan menekan sering memunculkan beberapa gejala fisik, gejala psikologis dan gejala perilaku diantaranya sakit kepala, berkeringat berlebihan, mudah lelah, mengalami gangguan pada kulit, sulit tidur, bosan dengan pekerjaannya saat ini, malas untuk pergi ke tempat bekerja, merasa tidak berharga dan tidak dihargai oleh perusahaan, mengalami penurunan prestasi kerja, sering merokok. Sedangkan satu diantaranya menyebutkan mereka jarang menunjukkan gejala fisik, psikologis dan gejala perilaku seperti yang dirasakan rekan lainnya. Satu diantaranya menyebutkan tidak pernah menunjukkan gejala fisik, psikologis dan gejala perilaku seperti yang dirasakan rekan lainnya.

(15)

6

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

(16)

7

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Maintenance yang tidak memiliki cukup banyak karyawan terutama karyawan yang memiliki licence untuk dapat memberikan Stamp atas kelayakan pesawat dari setiap jenis yang ditangani. Hal ini pun menjadi salah satu pemicu munculnya ketidakpuasan karyawan yang menyebabkan turunnya produktivitas kerja. Disamping itu karyawan merasa tidak mudah untuk menyampaikan pemikiran dan ide terutama kendala yang dihadapi pada pihak lain, dalam hal ini atasannya. Budaya “sungkan” ataupun “takut dilihat ingin tampil” menjadi salah satu alasan mengapa karyawan tidak mampu bersikap terbuka atas permasalahan yang dihadapi. Hal ini pun pada akhirnya membuat karyawan menjadi sulit untuk mengekspresikan dirinya ataupun menyatakan ketidaksetujuannya atas suatu hal secara terbuka, hanya saja dampak yang dirasakan adalah dari hasil kerja yang semakin menurun.

(17)

8

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

(18)

9

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

pesawat di Apron dimana tidak ada atap sebagai pelindung dan lokasi di bandara. Mereka harus mendatangi pesawat dengan kondisi cuaca seperti apapun mereka harus siap, jika memang cuaca hujan mereka hanya memakai jas hujan. Dengan kata lain mereka pun dituntut untuk dapat beradaptasi dengan cuaca apapun. Keluhan lainnya yang sampai pada unit THD (Human Development), dimana karyawan atau khususnya Teknisi Dinas Line Maintenance memiliki riwayat penyakit jantung yang cukup tinggi, sehingga menjadi suatu trademark ketika seseorang ditugaskan di Dinas tersebut “untuk membuat karyawan memiliki penyakit jantung”. Keluhan lain yang diterima berupa gejala fisik, dalam hal ini migrain. Pekerja yang memiliki masalah yang cukup serius dapat menimbulkan stress dan kecemasan yang sangat besar. Dimana setiap individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda untuk mengatasi stress. Berdasarkan wawancara awal terhadap 10 orang tenaga Teknisi di Line Maintenance dan Program Manager THD maka dapat disimpulkan bahwa Dinas Line Maintenence adalah Dinas yang mengalami tingkat stress paling tinggi.

(19)

10

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping. Problem-focused coping adalah upaya untuk melakukan perubahan konstruktif terhadap kondisi yang stressful, dengan cara mengurangi tuntutan dari situasi atau menambah sumber daya untuk memenuhi tuntutan dari situasi tersebut, sedangkan Emotion-focused coping adalah usaha untuk meregulasi emosi yang timbul akibat dari kondisi yang stressful, melalui pendekatan perilaku maupun kognitif (Sarafino, 2008).

(20)

11

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

sesuatu dengan berbicara. Clay Therapy membantu seseorang untuk mengeskpersikan perasaannya dan perasaan senang saat membentuk sesuatu dengan Clay. Shaw dalam The healing art of Clay Therapy, Sherwood (2004). Terapi ini dapat dilakukan dengan terapi group yang juga menstimulus perasaan kebersamaan, merasa dihargai dan merasa diterima oleh lingkungannya. Tujuan diberikan Clay Therapy diharapkan agar seseorang mampu menggunakan clay untuk menghadapi lingkungan yang dimulai dengan mengubah persepsi dari ketidakmampuannya untuk mengekspresikan perasaan menjadi mampu mengekspresikan perasaannya, mampu menyatakan apa yang tidak mampu dinyatakan, mampu mengatur apa yang selama ini tidak dapat diatur, dari yang tidak mampu dilihat menjadi mampu dilihat. Dengan Clay Therapy penilaian sekunder dilakukan untuk menentukan apa yang dapat atau harus dilakukan terhadap suatu situasi. Menurut Lazarus, pada penilaian sekunder individu mengevaluasi potensi-potensi yang ada pada dirinya, apakah cukup memiliki kemampuan untuk menghadapi masalah, strategi penanggulangan mana yang dianggap sesuai dengan masalah yang dialami dan akibat-akibat apa yang akan ditimbulkan oleh strategi yang digunakan. Dalam penilaian sekunder ini, individu mengevaluasi potensi-potensi yang ada padanya, baik fisik, psikis, sosial maupun material untuk menghadapi tuntutan lingkungan terhadap dirinya.

(21)

12

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

generasi di bawahnya, dalam hal ini saat ia dihadapkan pada situasi pekerjaan. Pada usia 40, individu telah mencapai tempat yang stabil dalam karirnya dan sekarang harus melihat ke depan pada jenis kehidupan yang akan dijalaninya sebagai orang dewasa usia tengah baya. Sebaliknya, jika hal ini tidak terpenuhi, maka individu akan merasakan ketidakberdayaan dan stagnasi dalam kehidupannya karena tidak bisa memberikan sesuatu kepada orang lain, khususnya generasi di bawahnya.

(22)

13

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

1.1

Identifikasi Masalah

Berdasarkan temuan dari fakta-fakta di atas dan terlihat dari gejala yang diamati, maka permasalahan yang terjadi pada Teknisi usia dewasa madya (35-45 tahun) Line Maintenace di PT. GMF AeroAsia mengarah pada gejala gangguan Occupational Sress, yang diduga disebabkan oleh berbagai faktor masalah individu dan faktor organisasi pada unit kerja tersebut.

Dengan demikian perlu diberikan intervensi guna mengatasi permasalahan Occupational Stress tersebut. Perumusan masalah yang diajukan adalah: Sejauh mana efektifitas Clay Therapy dalam menurunkan Occupational Stress pada Teknisi usia dewasa madya (35-45 tahun) Line Maintenance PT. GMF AeroAsia?

1.3

Maksud, Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menyusun langkah-langkah Clay Therapy dalam menurunkan Occupational Stress pada Teknisi usia dewasa madya (35-45 tahun) Line Maintenance PT. GMF AeroAsia

1.3.2 Tujuan Penelitian

(23)

14

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

1.4.

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini bagi agar Teknisi usia dewasa madya (35-45 tahun) Line Maintenance PT. GMF AeroAsia dapat belajar untuk menurunkan Occupational Stress secara aktif dengan menggunakan coping dalam bentuk Clay Therapy sehingga dapat bekerja dengan optimal. Sedangkan bagi perusahaan dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan efektivitas kerja karyawan, agar karyawan dapat bekerja dengan optimal sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Bagi penyelia jasa kesehatan (Psikolog) dapat menjadi sarana alternatif terapi yang dapat diberikan kepada klien

1.5

Metodologi

Rancangan penelitian atau metodologi menggunakan penelitian quasi eksperimen, yaitu mencari hubungan sebab akibat kehidupan nyata, dimana pengendalian ubahan sulit dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah one group before-after (pretest – posttest) design.

(24)

126

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil terapi yang dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Clay Therapy merupakan intervensi yang cocok diterapkan pada Technician

Line Maintenance PT GMF AeroAsia dalam mengatasi Occupational Stress 2. Clay Therapy dapat membantu mengaitkan pikiran, perasaan dan reaksi

fisiologis yang timbul dan mengarahkan pemikirannya untuk memformulasikan permasalahan yang memicu munculnya Occupational Stress

3. Clay Therapy memberikan alternatif strategi coping yang cocok digunakan oleh karyawan yang mengalami Occupational Stress untuk memahami apa yang menjadi permasalahan dan solusi dalam mengatasi permasalahan sebagai pemicu munculnya stress.

4. Clay Therapy dapat membantu karyawan yang mengalami Occupational Stress dalam menetapkan langkah-langkah yang riil terkait dengan permasalahan yang memicu munculnya stress.

5.2. SARAN

(25)

127

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

5.2.1. Saran Teoretis

Untuk peneliti yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut disarankan:

1. Memberikan therapy lanjutan untuk memantau perkembangan dan mengetahui lebih lanjut partisipan yang diberikan Clay Therapy.

2. Melakukan post test kurang lebih 1 bulan setelah Therapy diberikan untuk memantapkan penurunan Occupational Stress pada partisipan.

3. Clay Therapy dilakukan dalam group therapy sehingga dapat mempresentasikan hasil Clay Therapy dan melatih partisipan untuk menyampaikan perasaannya dan menunjukkan kemampuan dirinya untuk dihargai oleh orang lain dalam sesi presentasi hasil.

5.2.2. Saran Praktis

1. Untuk PT. GMF AeroAsia Clay Therapy ini dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan untuk diberikan pada karyawan yang mengalami Occupational Stress sehingga dapat memberikan hasil kerja yang sesuai harapan perusahaan.

(26)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bamber, Martin R. 2006 CBT For Occupational Stress in Health Professionals-

Introducing a Schema Focused approach, Routledge . United States Of America and Canada.

Campbell, Stanley. 1966. Experimental and Quasi – Experimental Designs For Research. Rand Mcnally College Publishing Company, Chicago.

Cathy A, Malchiodi. 2003, Handbook of Art Therapy. A Division of Guilford Publications, Inc. 72 Spring Street, New York 10012.

Corey, Gerald. 2009, Theory and Practice Of Counceling and Psychotherapy. 8th ed. Thomson Brooks/Cole, The Thompson Corporation. United States Of America

Corey, Gerald. 2013, Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi cetakan 7. Bandung: Refika Aditama

Davis, M., McKay, M. and Robbins Eshelman, E. (2000), The Relaxation and Stress Reduction Workbook, New Harbinger Publications, Oakland, CA.

Munandar. 2001, Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: UI

Robbins, S.P. 1998. Organizational Behavior. 8th ed. Paerson Education, Inc., Upper Sadle River, New Jersey.

Sherwood, Patricia. 2004, The Healing Art Of Clay Therapy, first published. ACER Press. Australia Council For Educational Research Ltd.

Sarafino, Edward P. 2008, Health Psychology Biopsychosocial Interactions, Sixth Edition. The College of New Jerey. United States Of America

Quick, J.C. and Quick, J.D. 1984, Organizational Stress and Preventive Management, McGraw-Hill, New York, NY.

(27)

Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Wawancara dengan pihak manajemen PT. GMF.AeroAsia

Tesis Puji Widi Nurcipta Pengaruh Pelatihan Manajemen Stres Kerja Terhadap Derajat Stres Pada Staf Pengantar

Referensi

Dokumen terkait

Tell him this and bid him to be brave at heart.&#34; When the two men met subsequently in the street, the blind old student of the Jewish and Christian Scriptures spoke of his faith

Klarifikasi dan pembuktian kualifikasi wajib dihadiri oleh direktur atau personil yang diberikan kuasa dengan menunjukkan surat kuasa serta membawa seluruh dokumen

- Pihak lain yang bukan Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan atau yang namanya tidak disebutkan dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar, dapat menandatangani Berita

(bahasa Latin) yang artinya menghitung adalah sekumpulan alat logic yang dapat menerima data, mengolah data dan menyimpan data dengan menggunakan program yang terdapat

Semarangan kelas VI D di SD Nasima sudah diatas batas nilai ketuntasan dengan rata-rata 83,3 yang termasuk dalam kategori baik (4) Antusias siswa terhadap penerapan model

Buku Laporan Isi buku laporan tidak isi buku laporan rajin Isi buku laporan Pada umumnya baik, Kurang bersih dan Jarang membuat Tidak membuat pernah ada hal-hal yang dan

Apabila komunikasi organisasi yang terjadi pada rekan kerja, divisi dan atasan dapat berjalan dengan baik, maka aktivitas bekerja dalam perusahaan akan lebih efektif

Penyimpanan makanan yang dilakukan pada zona suhu berbahaya selama lebih dari 4 jam dapat menyebabkan makanan terkontaminasi.Kkreasi saus sekunder dalam penelitian ini