• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Penerapan Concurent Engineering Pada Jaringan Kerja Metoda AON (Activity On Node) (Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di CV.Teknik Perkasa Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Usulan Penerapan Concurent Engineering Pada Jaringan Kerja Metoda AON (Activity On Node) (Studi Kasus Pada Proyek Konstruksi Di CV.Teknik Perkasa Bandung)."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

CV. Teknik Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di dalam

bidang jasa konstruksi sipil. Permasalahan yang dihadapi adalah metoda rencana

pekerjaan yang saat ini diterapkan yaitu diagram batang, kurang dapat memberi solusi

didalam pengaturan tenaga kerja dan biaya, serta didalam pengantisipasian waktu

kerja yang berubah. Untuk mengatasi itu, perusahaan ingin mengetahui metoda

rencana pekerjaan yang paling efisien, sehingga proyek bisa diselesaikan secara tepat

waktu dengan jumlah tenaga kerja dan penyediaan dana yang efisien. Selain itu,

penggambaran aktivitas berulang dan tumpang tindih, juga merupakan permasalahan

yang dihadapi perusahaan. Apabila aktivitas berulang dan tumpang tindih tidak

digambarkan secara terperinci, dikhawatirkan dapat terjadi keterlambatan dalam

penyelesaian kegiatan pada proyek yang akan datang.

Dalam rangka mencapai tujuan ini, penulis mencoba mengusulkan metoda

rencana pekerjaan dengan penerapan concurrent engineering pada jaringan kerja

metoda Activity On Node (AON). Dari concurrent engineering dapat digambarkan

kejelasan mengenai hubungan yang tumpang tindih dan saling berulang, sehingga

menjadi sebuah aktivitas penggabungan yang dapat dimasukkan kedalam AON.

Dengan perencanaan ini, kita bisa menggambarkan hubungan antara tenaga kerja

yang dibutuhkan dengan biaya yang diperlukan. Dari penyusunan concurrent

engineering pada jaringan kerja metoda Activity On Node (AON) diperoleh hasil

bahwa kegiatan 13 yaitu pengecatan besi Bengkel Mesin merupakan kegiatan kritis,

dengan slack 0. Kurun waktu penyelesaian proyek adalah 60 hari.

(2)

ABSTRAK………..…..iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH………..v

DAFTAR ISI……….……...….vii

DAFTAR TABEL……….…….…...xii

DAFTAR GAMBAR………...………….xiv

DAFTAR LAMPIRAN………...……….xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………..1-1

1.2 Identifikasi Masalah……….1-2 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi.……….……...…..1-2 1.4 Perumusan Masalah.……….………1-3 1.5 Tujuan Penelitian………..1-3

1.6 Manfaat Penelitian ……….………....…. 1-3 1.7 Sistematika Penulisan………....…...1-3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek.…….………..…..2-1 2.1.1 Pengertian Proyek.…….………..…….2-1

2.1.2 Apa yang Bukan Proyek.………..……2-2 2.1.3 Siklus Hidup Proyek.………..…..……….…..….2-3 2.2 Pekerjaan Kontraktor.……….……….……....2-4 2.3 Kegiatan Kontraktor.……….….………...2-6 2.4 Kontrak Konstruksi.……….….…...………..…...2-7

2.5 Pemilihan Alternatif...…….……….….….2-9 2.5.1 Rate Of Return (ROR)…...………..………….…...2-9 2.5.2 Minimum Attractive Rate Of Return (MARR)…..…………...2-9 2.6 Work Breakdown Structure (WBS)………..………..….2-9 2.7 Concurrent Engineering.………...………..…2-10

(3)

2.7.2 Kebutuhan akan Concurrent Engineering.…..……….2-12 2.7.3 Komunikasi dan Kolaborasi.…..……….……….2-13 2.7.4 Kapan Concurrent Engineering Digunakan……….2-14

2.7.5 Kelebihan Kompetitif.…..……….…….……….2-14 2.7.6 Peningkatan Performa.…..……….…….……….2-14 2.7.7 Pengurangan waktu desain dan pengembangan.……….….2-15 2.7.8 Bagaimana Concurrent Engineering Menguntungkan.…………2-15

perusahaan

2.8 Sejarah Perkembangan Jaringan Kerja.……….…….2-21

2.9 Mengembangkan Jaringan Proyek...……….……….….2-23 2.10 Membuat Jaringan Proyek...……….…….………....2-23 2.11 Ketentuan Dasar Mengembagkan Jaringan Proyek…...……...….2-24 2.12 Dasar-Dasar AON...…….…….……….………....2-25

2.13 Jalur Kritis...…….…….………..…..2-27 2.14 Metoda Activity-on-Arrow (AOA)……….…….….2-30

2.15 Perbandingan Metoda AON dan AOA.……….…….……..2-31 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Penelitian Pendahuluan………...….3-1 3.2 Pembatasan Masalah dan Asumsi………...…….3-1

3.3 Perumusan Masalah………..…...3-2 3.4 Penentuan Tujuan Penelitian………...….3-2 3.5 Studi Pustaka………..….….3-2 3.6 Penentuan Metode Pemecahan Masalah………..…....3-4

3.7 Teknik Pengumpulan Data………..….…3-5 3.8 Pengumpulan Data………..….…3-5 3.9 Pengolahan Data dan Analisis………...…3-6 3.10 Kesimpulan dan Saran………...………...…...3-8 BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Data Umum Perusahaan……….….….…4-1 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………..…..…4-1

(4)

4.3 Rencana Jadwal Penyelesaian Proyek……….…………...…....4-7 4.4 Jumlah Tenaga Kerja pada Pengerjaan Proyek.…..…………...…....4-10 4.5 Harga Jual Proyek……….………...…..…..4-11

4.6 Harga Produksi Proyek………..………...………...4-16 4.7 Peralatan yang digunakan dalam Proyek ...…………...…4-17 4.8 Denah Proyek...…….…….…...…4-18 BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Work Breakdown Structure (WBS) Aktivitas.………..…………...5-1 pada Pengerjaan Proyek

5.2 Rata-Rata Waktu Pengerjaan Aktivitas untuk tiap m²…………...…..5-4 5.3 Metoda Concurrent Engineering.…..……….………..5-5 5.3.1 Penggabungan Aktivitas Pengerokan dan Pengecatan……….…..5-6

Dinding Eksterior LABTEK II

5.3.2 Penggabungan Aktivitas Pengerokan dan Pengecatan……….…..5-8 Dinding Eksterior Bengkel Mesin

5.3.3 Penggabungan Aktivitas Pengerokan dan Pengecatan……….…..5-9

Plafond Bengkel Mesin

5.3.4 Penggabungan Aktivitas Pengasaran Dak Beton...…...…5-10 dan Pemasangan Waterproofing + Plesteran Bengkel Mesin

5.3.5 Penggabungan Aktivitas Bongkar Seng Talang….…...….5-12 dan Pemasangan Seng Talang Penerbangan

5.4 Jaringan Kerja Metoda Activity On Node (AON)……….…….5-14 5.5 Analisis Jaringan Kerja Metoda Activity On Node (AON)……...5-22

5.6 Penyusunan Barchart dan Histogram Tenaga Kerja………...5-23 berdasarkan Jaringan Kerja Metoda Activity On Node (AON)

5.7 Analisis Barchart dan Histogram Tenaga Kerja………...5-26 berdasarkan Metoda AON

5.8 Penyusunan Barchart dan Histogram Tenaga Kerja………...5-27 berdasarkan Metoda Rencana Pekerjaan Perusahaan

5.9 Analisis Barchart dan Histogram Tenaga Kerja………...5-28

(5)

5.10.1 Barchart dan Kurva ACWP berdasarkan.……….……....…5-31

jaringan kerja Activity On Node (AON)

5.10.2 Barchart dan Kurva BCWS berdasarkan.……….……....…5-39

jaringan kerja Activity On Node (AON)

5.11 Analisis Biaya berdasarkan jaringan kerja.………..……...5-47

Activity On Node (AON)

5.12 Penyusunan Biaya Proyek pada Metoda...…..5-48

Rencana Pekerjaan Perusahaan

5.12.1 Barchart dan Kurva ACWP pada Metoda...….……....….5-50

Rencana Pekerjaan Perusahaan

5.12.2 Barchart dan Kurva BCWS pada Metoda...….……....…5-58

Rencana Pekerjaan Perusahaan

5.13 Analisis Biaya pada Metoda Rencana Pekerjaan Perusahaan....…...5-66

5.14 Biaya Pelepasan Tenaga Kerja………...…..5-67

5.15 Seleksi Proyek………...…..5-68

5.16 Analisis Seleksi Poyek.………...…...5-68

5.17 Analisis Perbandingan Metoda Rencana Pekerjaan…...5-69

yang diterapkan Perusahaan dengan Metoda yang diusulkan

5.18 Analisis Perbandingan Waktu, Tenaga Kerja, dan Biaya pada...5-70

Metoda Rencana Pekerjaan Perusahaan dengan Metoda Usulan

5.18.1 Analisis Perbandingan Waktu Penyelesaian Pekerjaan...…...…...5-70

5.18.2 Analisis Perbandingan Tenaga Kerja...………...5-71

5.18.3 Analisis Perbandingan Biaya...………...5-73

5.19 Analisis Keuntungan yang di dapat Perusahaan dengan ………...5-74

(6)

6.2 Saran………...………...…..6-3

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Perbandingan antara pekerjaan rutin dan proyek 2-3 2.2 Hubungan matriks sasaran dan objek pengendalian 2-7

2.3 Kalender kerja 2-29

4.1 Jadwal pelaksanaan proyek 4-7

4.2 Ringkasan jadwal pelaksanaan proyek 4-9

4.3 Jumlah tenaga kerja 4-10

4.4 Rencana Anggaran Biaya 4-11

4.5 Perhitungan harga satuan 4-12 4.5 Perhitungan harga satuan (lanjutan) 4-13 4.6 Daftar harga satuan bahan 4-14

4.7 Daftar harga satuan upah 4-15

4.8 Rencana Anggaran Biaya 4-16

4.9 Peralatan yang digunakan 4-17

5.1 Penguraian lingkup proyek menjadi 5-1 komponen-komponen kegiatan

5.1 Penguraian lingkup proyek menjadi 5-2 komponen-komponen kegiatan (lanjutan)

5.2 Rata-rata waktu yang dibutuhkan 5-4 pada setiap pekerjaan untuk tiap m²

5.2 Durasi tiap aktivitas 5-15

5.3 Kegiatan kritis 5-21

5.4 Kalender hari kerja 5-23

5.5 ACWP per hari 5-31

5.6 BCWS per hari 5-39

(8)

Tabel Judul Halaman

5.8 BCWS per hari 5-58

(9)

5.26 Histogram BCWS 5-46

5.27 Kurva BCWS 5-46

5.28 Kurva biaya proyek 5-48

5.29 Barchart dan histogram ACWP 5-51

5.29 Barchart dan histogram ACWP (lanjutan) 5-52 5.29 Barchart dan histogram ACWP (lanjutan) 5-53

5.29 Barchart dan histogram ACWP (lanjutan) 5-54 5.29 Barchart dan histogram ACWP (lanjutan) 5-55 5.29 Barchart dan histogram ACWP (lanjutan) 5-56

5.30 Histogram ACWP 5-57

5.31 Kurva ACWP 5-57

5.32 Barchart dan histogram BCWS 5-59

5.32 Barchart dan histogram BCWS (lanjutan) 5-60 5.32 Barchart dan histogram BCWS (lanjutan) 5-61 5.32 Barchart dan histogram BCWS (lanjutan) 5-62 5.32 Barchart dan histogram BCWS (lanjutan) 5-63

5.32 Barchart dan histogram BCWS (lanjutan) 5-64

5.33 Histogram BCWS 5-65

5.34 Kurva BCWS 5-65

5.35 Kurva tenaga kerja 5-71

[image:9.612.137.508.137.688.2]
(10)
[image:10.612.138.506.201.677.2]

Gambar Judul Halaman

2.1 Siklus hidup proyek 2-4

2.2 Dasar-dasar jaringan AON 2-26

2.3 Blok pembangun jaringan AOA 2-30

2.4 Dasar jaringan AOA 2-30

3.1 Bagan Metodologi Penelitian 3-3 3.1 Bagan Metodologi Penelitian (lanjutan) 3-4

3.2 Langkah-langkah pengolahan data dan analisis 3-6 4.1 Struktur organisasi perusahaan 4-2 4.2 Struktur organisasi lapangan 4-2 5.1 Work Breakdown Structure 5-3

5.2 Aktivitas kerok dan cat 5-6

5.3 Jadwal pelaksanaan aktivitas kerok dan cat 5-6 5.4 Jangka waktu penyelesaian penggabungan aktivitas 5-7

pengerokan dan pengecatan dinding eksterior LABTEK II 5.5 Jadwal pelaksanaan aktivitas kerok dan cat 5-8

5.6 Jangka waktu penyelesaian penggabungan aktivitas 5-8 pengerokan dan pengecatan dinding eksterior Bengkel Mesin 5.7 Jadwal pelaksanaan aktivitas kerok dan cat 5-9 5.8 Jangka waktu penyelesaian penggabungan aktivitas 5-9

pengerokan dan pengecatan plafond Bengkel Mesin

5.9 Aktivitas pengasaran dak beton dan pemasangan 5-10 waterproofing

(11)

pengasaran dak beton dan pemasangan waterproofing + plesteran Bengkel Mesin

5.12 Aktivitas bongkar dan pemasangan seng talang 5-12 5.13 Jadwal pelaksanaan aktivitas bongkar dan pemasangan 5-12

seng talang

5.14 Jangka waktu penyelesaian penggabungan aktivitas 5-13

bongkar dan pasang seng talang berdasarkan concurrent engineering

5.15 Jaringan kerja metoda Activity On Node (AON) 5-14 5.16 Node jaringan Activity On Node (AON) 5-16

5.17 Barchart dan histogram tenaga kerja 5-24 5.18 Barchart dan histogram tenaga kerja 5-25

5.19 Kurva tenaga kerja 5-26

5.20 Barchart dan histogram tenaga kerja 5-27

5.21 Kurva biaya proyek 5-29

5.22 Barchart dan histogram ACWP 5-32

5.22 Barchart dan histogram ACWP (lanjutan) 5-33 5.22 Barchart dan histogram ACWP (lanjutan) 5-34 5.22 Barchart dan histogram ACWP (lanjutan) 5-35 5.22 Barchart dan histogram ACWP (lanjutan) 5-36

5.22 Barchart dan histogram ACWP (lanjutan) 5-37

5.23 Histogram ACWP 5-38

5.24 Kurva ACWP 5-38

5.25 Barchart dan histogram BCWS 5-40

5.25 Barchart dan histogram BCWS (lanjutan) 5-41 5.25 Barchart dan histogram BCWS (lanjutan) 5-42 5.25 Barchart dan histogram BCWS (lanjutan) 5-43

[image:11.612.145.501.125.712.2]
(12)

Lampiran Judul Halaman

1 Proses Pelelangan L1-1

2 Penjelasan Pekerjaan (Aanwijziing) L1-1

3 Peninjauan Lapangan L1-2

4 Klarifikasi Dokumen Pengadaan L1-2

5 Penyampaian Dokumen Penawaran L1-3

6 Pemasukan Penawaran L1-7

7 Pembukaan dan Evaluasi Penawaran L1-8

8 Kerahasiaan L1-12

9 Klarifikasi Penawaran dan Larangan L1-12 Menghubungi Panitia

10 Perbaikan Kesalahan L1-13

11 Penilaian Kualifikasi L1-14

12 Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) L1-19

13 Hasil Koreksi Aritmatik L2-1

14 Rekap Hasil Koreksi Aritmatik L2-3

15 Evaluasi Administrasi L2-4

16 Hasil Evaluasi Penawaran Teknis dan Harga L2-5 17 Penetapan Peringkat Calon Pemenang Pelelangan L2-5 18 Rata-Rata Waktu Pengerjaan Aktivitas L3-1

untuk tiap m²

19 Denah Lantai 1 LABTEK II L4-1

20 Denah Lantai 2 LABTEK II L4-2

21 Denah Lantai 3 LABTEK II L4-3

22 Denah Lantai 4 LABTEK II L4-4

(13)
(14)

LAMPIRAN 1

Proses Pelelangan

Penjelasan Pekerjaan (Aanwijziing)

Peninjauan Lapangan

Klarifikasi Dokumen Pengadaan

Penyampaian Dokumen Penawaran

Pemasukan Penawaran

Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

Kerahasiaan

Klarifikasi Penawaran dan Larangan Menghubungi Panitia

Perbaikan Kesalahan

Penilaian Kualifikasi

(15)

LAMPIRAN 2

Hasil Koreksi Aritmatik

Rekap Hasil Koreksi Aritmatik

Evaluasi Administrasi

Hasil Evaluasi Penawaran Teknis dan Harga

(16)

LAMPIRAN 3

(17)

LAMPIRAN 4

Denah Lantai 1 LABTEK II

Denah Lantai 2 LABTEK II

Denah Lantai 3 LABTEK II

Denah Lantai 4 LABTEK II

Denah Lantai 5 LABTEK II

Denah Lantai 1 LAB. MESIN

(18)

tujuh ratus empat belas ribu delapan ratus delapan puluh satu rupiah). Owner memasang pengumuman penawaran pelaksanaan pekerjaan “Pengecatan Gedung Labtek II dan Bengkel Mesin” di surat kabar lokal. Pekerjaan ini termasuk golongan tender dengan resiko proyek besar, karena harga pengadaan berada di

range > Rp 100.000.000,00 dengan ketentuan sebagai berikut:

 Harga pengadaan Rp 0,00 – Rp 50.000.000,00 = Termasuk penunjukkan langsung, yaitu pelaksana pekerjaan (Perusahaan konstuksi) langsung ditunjuk oleh owner.

 Harga pengadaan Rp 50.000.000,00 - Rp 100.000.000,00 = Termasuk pemilihan langsung, yaitu dari 3 penawar pelaksana pekerjaan (Perusahaan konstuksi) dipilih salah satu oleh owner untuk mengerjakan proyek.

 Harga pengadaan > Rp 100.000.000,00 = Termasuk tender, yaitu dari banyak penawar pelaksana pekerjaan (Perusahaan konstuksi) dipilih salah satu oleh owner untuk mengerjakan proyek.

Proses Penjelasan Tender

1. Penjelasan Pekerjaan (Aanwijziing)

1.1Penjelasan Pekerjaan (Aanwijziing) dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan ini.

1.2Untuk peserta pelelangan yang tidak dihadiri oleh Direktur/ Direktis/

Pemilik perusahaan atau penerima kuasa dari Pemimpin Perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam Akte pendirian atau perubahannya atau kepala cabang yang bermaterai dan bertandatangan yang berwenang atas perusahaan tersebut.

(19)

1.4Panitia Pengadaan membuat Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

(Aanwijiizing) yang ditandatangani oleh Panitia Pengadaan dan wakil peserta pelelangan yang hadir.

1.5Ketidak hadiran peserta pelelangan dalam Penjelasan Pekerjaan (Aanwijiziing) tidak menggugurkan keikutsertaannya dalam pelelangan ini.

2. Peninjauan Lapangan

Peserta pelelangan dianjurkan untuk meninjau lapangan dan sekitarnya, untuk memperoleh semua informasi yang diperlukan serta dapat memetakan kondisi lapangan yang sedianya akan dijadikan objek pekerjaan jasa. Mengingat

dalam pengadaan ini diterapkan kontrak Lumpsum Fixed Price, dimana setelah ditetapkan penyedia jasa untuk pengadaan ini, maka segala biaya, tanggung jawab dan resiko yang muncul dari pelaksanaan kontrak sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

3. Klarifikasi Dokumen Pengadaan

3.1 Peserta pelelangan yang memerlukan klarifikasi dokumen pengadaan dapat mengajukan permohonan kepada Panitia Pengadaan secara tertulis atau melalui facsimile.

3.2 Panitia Pengadaan akan menanggapi setiap permohonan klarifikasi selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum batas waktu Pemasukan Penawaran berakhir.

3.3 Salinan tanggapan sebagaimana dimaksud pada angka 3.2 di atas akan disampaikan kepada setiap pembeli dokumen pengadaan, termasuk uraian pertanyaannya, tanpa mengidentifikasi sumbernya. Dalam hal tanggapan dari Panitia Pengadaan dapat mengubah Dokumen Pengadaan, maka harus

(20)

4.Penyampaian Dokumen Penawaran

4.1Metoda penyampaian Dokumen Penawaran menggunakan metoda satu sampul, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Dokumen Penawaran dibuat dalam rangkap 3 (tiga), yang terdiri dari 1 (satu) asli dan 2 (dua) salinan, tertutup rapat, dilem dan dilak di lima tempat.

b. Seluruh Dokumen Penawaran dimasukkan ke dalam satu sampul, yang

mencakup semua persyaratan penawaran dan dokumen kualifikasi sebagaimana dimaksud dalam Dokumen Pengadaan ini.

c. Dokumen Penawaran harus mencakup surat penawaran yang dilengkapi dengan persyaratan administratif, teknis dan perhitungan

harga yang ditandatangani oleh penyedia barang.

d. Pada sampul luar hanya dicantumkan “Dokumen Pengadaan” dan uraian pekerjaan, yang ditujukan ke alamat sebagaimana dimaksud dalam Dokumen Pengadaan.

e. Dokumen Penawaran bersifat rahasia, sehingga dilarang dikirim kepada Panitia Pengadaan dan / atau perorangan, dan hanya ditujukan

ke alamat sebagaimana dimaksud pada Dokumen Pengadaan ini. f. Dokumen Penawaran harus dimasukkan sendiri oleh calon peserta

kedalam tempat / kotak yang telah disediakan oleh Panitia Pengadaan. 4.2Format surat penawaran harus menggunakan kop surat perusahaan dari

peserta pelelangan. Dalam surat penawaran memuat nomor dan tanggal surat, stempel perusahaan, nama jelas Direktur / Direktris / Pimpinan

Perusahaan, bermaterai Rp. 6.000,00 diberi tanggal dan ditandatangani oleh Direktur / Direktris / Pemilik Perusahaan atau penerima kuasa dari Pimpinan Perusahaan yang nama penerima kuasanya tercantum dalam Akta pendirian atau perubahannya atau kepala cabang perusahaan yang

(21)

4.3Persyaratan lain yang harus disertakan dalam dokumen penawaran sebagai

berikut:

a. Dokumen Administrasi: - Jaminan Penawaran (asli)

- Copy Surat Pengukuhan Kena Pajak (PKP) - Copy Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

- Copy Akta Pendirian dan Akta Perubahannya bila ada perubahan

- Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)

- Copy bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 terakhir.

- Copy Surat Setoran Pajak (SSP) PPh pasal 29 (bila ada kurang bayar

dalam SPT PPh pasal 21).

- Dokumen Kualifikasi (Formulir kualifikasi ini diisi dengan lengkap dengan melampirkan dokumen-dokumen yang menyertainya. b. Persyaratan Teknis:

- Struktur Organisasi Perusahaan - Personil Pelaksana di Lapangan

- Jadwal Pelaksanaan

- Metoda Pelaksanaan Pekerjaan - Peralatan yang digunakan

- Pengalaman melaksanakan proyek sejenis. c. Dokumen Penawaran Harga:

- Surat Penawaran yang mencantumkan harga penawaran

- Rincian Anggaran Biaya (RAB) - Analisa Harga Satuan Pekerjaan - Daftar Harga Satuan Bahan - Daftar Harga Satuan Upah.

4.4Harga Penawaran

(22)

yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan

sepenuhnya ditanggung oleh penyedia jasa.

b. Peserta pelelangan harus menyertakan harga penawaran untuk seluruh pekerjaan dalam Bill of Quantity (BoQ) dan ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf.

c. Biaya-biaya untuk penyediaan bahan-bahan / material, peralatan, jasa, keuntungan, pajak-pajak, ijin-ijin, iuran-iuran, pungutan-pungutan,

resiko dan biaya-biaya lainnya harus termasuk dalam total harga penawaran yang diserahkan oleh peserta pelelangan kepada Pantita Pengadaan.

4.5Satuan Mata Uang dalam Peawaran

Dalam penawaran peserta pelelangan harus menggunakan seluruh mata uang Rupiah.

4.6Masa Berlaku Penawaran

a. Penawaran yang disampaikan oleh peserta pelelangan harus memuat masa berlaku selama 60 (enam puluh) hari kalender hingga terpilihnya pemenang pelelangan.

b. Panitia Pengadaan melalui pemberitahuan tertulis atau facsimile dapat meminta peserta pelelangan untuk memperpanjang masa berlaku penawarannya sesuai yang ditentukan oleh Panitia Pengadaan. Pemberitahuan perpanjangan harus dilakukan sebelum masa berlaku Penawaran berakhir.

c. Peserta Pelelangan harus menanggapi pemberitahuan perpanjangan

sebagaimana dimaksud huruf b diatas, dan melaksanakan proses perpanjangan tanpa berhak mengubah nilai penawarannya.

4.7Jaminan Penawaran

a. Peserta pelelangan harus menyerahkan Jaminan Penawaran yang

(23)

jaminan sebesar 1% (satu persen) sampai dengan 3% (tiga persen) dari

nilai HPS (Harga Perkiraan Sendiri).

b. Jaminan Penawaran harus memiliki masa berlaku selama 75 (tujuhpuluh lima) hari kalender terhitung sejak tanggal pemasukan penawaran.

c. Jaminan Penawaran harus diperpanjang oleh peserta pelelangan apabila diperlukan oleh Panitia Pengadaan dalam hal-hal tertentu.

d. Penawaran yang tidak disertai Jaminan Penawaran akan ditolak oleh Panitia Pengadaan.

e. Panitia Pengadaan akan akan mengembalikan Jaminan Penawaran kepada peserta pelelangan yang tidak memenangkan pelelangan,

selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah berakhirnya masa berlaku penawaran.

f. Jaminan penawaran dari peserta pelelangan yang memenangkan pelelangan, akan dikembalikan oleh Panitia Pengadaan saat peserta pelelangan telah menandatangani kontrak dan telah menyerahkan Jaminan Pelaksanaan sesuai yang ditentukan oleh Panitia Pengadaan.

g. Jaminan Penawaran ditujukan kepada Panitia Pengadaan.

h. Jaminan Penawaran akan disita dan dicairkan oleh Panitia Pengadaan dalam hal sebagai berikut:

 Peserta pelelangan menarik Penawarannya selama masa berlaku Penawaran.

 Peserta pelelangan menolak koreksi atas Harga Penawarannya.

 Peserta pelelangan telah ditetapkan sebagai pemenang pelelangan, tetapi tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk:

- Menandatangani kontrak

- Menyerahkan Jaminan Pelaksanaanya yang telah ditentukan. 4.8Hal-hal lainnya dari Penawaran

a. Peserta pelelangan harus menyerahkan 1 (satu) dokumen penawaran asli, dan diberi tanda ”ASLI”. Di sampin itu, peserta pelelangan juga

(24)

Apabila terdapat perbedaan diantara kedua Dokumen tersebut, maka

yang berlaku adalah dokumen asli.

b. Dokumen penawaran yang asli dan semua salinan harus ditulis atau diketik dengan tinta yang tidak dapat dihapus dan ditandatangani oleh Direktur / Pimpinan atau seseorang yang diberi kuasa untuk itu, dan seluruh halaman yang terdapat dalam dokumen penawaran yang memuat isian ataupun perubahannya harus diparaf oleh pihak yang

menandatangani dokumen penawaran tersebut.

c. Dokumen penawaran tidak boleh berisi perubahan, penghapusan atau penambahan, kecuali atas perintah Panitia Pengadaan, dan / atau adanya perbaikan atas kesalahan yang dibuat oleh peserta pelelangan.

Dimana perbaikan tersebut harus diparaf oleh pihak yang menandatangani Dokumen Penawaran.

5.Pemasukan Penawaran

5.1Batas Waktu Pemasukkan Penawaran

a. Penawaran harus diserahkan oleh peserta pelelangan

selambat-lambatnya dalam waktu yang telah ditentukan dalam dokumen pengadaan ini.

b. Panitia Pengadaan dapat memperpanjang batas waktu pemasukan penawaran apabila diperlukan, dengan catatan akan dibuatkan Addendum Dokumen Pengadaan atas perpanjangan waktu tersebut. Addendum Dokumen Pengadaan akan disampaikan kepada seluruh

peserta pelelangan melalui surat / facsimile.

c. Apabila terjadi perpanjangan batas waktu pemasukan penawaran sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas, maka segala ketentuan waktu yang berkaitan proses pengadaan ini akan mengikuti

(25)

5.2Keterlambatan Pemasukan Penawaran

Penawaran yang pemasukannya melebihi batas waktu pemasukan penawaran yang telah ditentukan oleh Panitia Pengadaan, akan dikembalikan kepada si pengirim dalam keadaan tertutup.

5.3Perubahan dan Penarikan Penawaran

a. Peserta pelelangan dapat mengubah dan / atau menarik penawarannya sebelum berakhirnya batas waktu pemasukan Penawaran dengan

pemberitahuan secara tertulis kepada Panitia Pengadaan.

b. Pemberitahuan perubahan atau penarikan harus dibuat, disegel, ditandai dan disampaikan dengan menambah tanda ”PERUBAHAN” atau ”PENARIKAN” pada sampul dalam dan luar dari Dokumen

Penawaran.

c. Penawaran tidak dapat diubah apabila batas waktu pemasukan penawaran telah berakhir.

d. Penarikan penawaran sebelum berakhirnya masa berlaku Penawaran dapat mengakibatkan penyitaan dan pencairan terhadap Jaminan Penawaran.

6.Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

6.1Pembukaan Penawaran

a. Panitia hanya mencatat waktu, tanggal dan tempat penerimaan dokumen penawaran yang diterima melalui pos pada sampul luar penawaran dan memasukannya ke dalam kotak / tempat dokumen

penawaran.

b. Sampul bertanda ”PERUBAHAN” atau ”PENARIKAN” harus dibuka dan dibaca terlebih dahulu untuk ditindaklanjuti, dan untuk penawaran yang penarikannya telah disampaikan tidak dibuka.

(26)

telah ditutup, selanjutnya menolak dokumen penawaran dan / atau

tambahan dokumen penawaran yang masuknya terlambat, serta dilanjutkan dengan membuka dokumen penawaran yang telah masuk. d. Tidak diperkenankan mengubah batas waktu penyampaian dokumen

penawaran untuk hal-hal yang tidak penting. Namun apabila hal tersebut terpaksa dilakukan, maka terhadap perubahan batas waktu penawaran tersebut harus disampaikan kepada seluruh peserta

pelelangan.

e. Panitia meminta kesediaan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang wakil dari peserta pelelangan untuk hadir sebagai saksi dalam pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran. Apabila tidak terdapat dari

peserta pelelangan yang hadir, maka panitia harus menunda pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran tersebut, dan menentukan waktu yang tepat. Bila hingga waktu yang ditentukan Panitia Pengadaan tetap tidak ada wakil dari peserta pelelangan yang hadir, maka pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran dapat dilakukan dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi di luar Panitia

Pengadaan yang ditunjuk secara langsung oleh Panitia Pengadaan. f. Apabila pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran telah

memenuhi syarat saksi sebagaimana dimaksud pada huruf e di atas, maka Panitia Pengadaan selanjutnya harus meneliti isi kotak / tempat pemasukan dokumen penawaran dan menghitung jumlah sampul penawaran yang masuk (surat pengunduran diri tidak dihitung), dan

apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta pelelangan, maka proses pelelangan tidak dapat dilanjutkan dan harus diulang. Pengulangan ini diumumkan oleh Panitia Pengadaan, untuk kemudian mengundang calon peserta pelelangan yang baru.

(27)

pelelangan mengenai kelengkapan dokumen penawaran yang terdiri

atas:

- Surat penawaran yang didalamnya mencantumkan masa berlaku penawaran.

- Jaminan penawaran (asli).

- Daftar kuantitas dan harga penawaran.

h. Panitia tidak dapat mengugurkan penawar saat pembukaan dokumen

penawaran, kecuali untuk penawaran yang terlambat waktu pemasukannya.

i. Setelah seluruh dokumen penawaran dibuka maka Panitia Pengadaan harus membuat Berita Acara Pemasukan dan Pembukaan Dokumen

Penawaran dan dibacakan dihadapan pihak yang hadir, untuk selanjutnya Berita Acara tersebut ditandatangani oleh Panitia Pengadaan yang hadir dan 2 (dua) saksi. Setelah ditandatangani, Berita Acara tersebut dibagikan kepada saksi yang hadir tanpa dilampiri dokumen penawaran.

j. Dalam hal terjadinya penundaan waktu pembukaan dokumen

penawaran, maka penyebab penundaan tersebut harus dimuat dengan jelas didalam Berita Acara sebagaiman dimaksudkan pada huruf i di atas.

6.2 Evaluasi Dokumen Penawaran

a. Pelaksanaan evaluasi dokumen penawaran dilakukan dengan menggunakan sistem nilai (merit point system), dimana evaluasi

penilaian penawaran akan dilakukan dengan cara memberikan nilai angka tertentu pada setiap unsur yang dinilai berdasarkan kriteria dan nilai yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaan ini, kemudian hasil evaluasi tersebut dibandingkan juga dengan jumlah nilai yang

diperoleh oleh penawaran peserta lainnya.

(28)

c. Urutan proses evaluasi dengan sistem nilai ini adalah sebagai berikut:

 Evaluasi Administrasi

- Evaluasi administrasi dilakukan terhadap penawaran yang memenuhi syarat pada pembukaan penawaran.

- Evaluasi administrasi dilakukan terhadap dokumen penawaran yang masuk dan dievaluasi kelengkapan dan keabsahan syarat-syarat administrasinya.

- Evaluasi administrasi menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat administrasi.

 Evaluasi Teknis

- Evaluasi teknis dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan dalam memenuhi persyaratan administrasi.

- Dalam evaluasi teknis menggunakan nilai ambang batas lulus

(passing grade). Dimana Panitia membuat daftar urutan spesifikasi teknis, untuk selanjutnya memberikan nilai berupa angka terhadap unsur-unsur teknis yang dinilai sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan ini.

- Hasil evaluasi teknis adalah: memenuhi syarat teknis (lulus) atau tidak memenuhi syarat teknis (gugur). Peserta dinyatakan

memenuhi persyaratan teknis (lulus) apabila memenuhi nilai ambang batas (passing grade) 70% dari nilai ambang score (400).

 Evaluasi Harga

- Evaluasi harga dilakukan terhadap penawaran-penawaran yang

dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.

(29)

Penilaian teknis

Sumber: data perusahaan, 2007.

7.Kerahasiaan

Hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan, klarifikasi, evaluasi dan perbandingan dokumen penawaran bersifat rahasia dan tidak diperbolehkan untuk diberitahukan kepada peserta pelelangan atau orang lain yang tidak berkepentingan dengan proses tersebut sampai keputusan pemenang

diumumkan. Setiap usaha peserta pelelangan yang mempengaruhi keputusan pelelangan akan mengakibatkan ditolaknya penawaran yang bersangkutan.

8.Klarifikasi Penawaran dan Larangan Menghubungi Panitia

8.1Panitia Pengadaan dapat meminta klarifikasi dari peserta pelelangan, dan

(30)

peserta pelelangan harus dalam bentuk tertulis atau melalui facsimile.

Demikian sebaliknya, klarifikasi dari peserta pelelangan atas dokumen penawarannya harus dalam bentuk tertulis atau melalui facsimile juga. Namun klarifikasi tidak untuk mencari, menawarkan, mengijinkan perubahan harga dan substansi atas dokumen penawaran, terkecuali jika dibutuhkan untuk konfirmasi perbaikan dari kesalahan aritmatik yang ditemukan oleh Panitia Pengadaan dalam proses evaluasi dokumen

penawaran.

8.2Peserta pelelangan tidak diijinkan menghubungi Panitia Pengadaan untuk urusan apapun yang berkaitan dengan proses pelelangan.

8.3Usaha atau upaya apapun yang dilakukan oleh peserta pelelangan yang

dapat mempengaruhi hasil evaluasi pelelangan dari Panitia Pengadaan, dapat mengakibatkan penolakan atas usulan penawarannya.

9.Perbaikan Kesalahan

9.1Penawaran harga yang telah dinyatakan memenuhi syarat oleh Panitia Pengadaan akan diperiksa kembali oleh Panitia Pengadaan dalam hal ada

atau tidaknya kesalahan aritmatik dalam tahap evaluasi harga.

9.2Apabila kedapatan terjadi kesalahan aritmatik, maka Panitia Pengadaan akan melakukan perbaikan sebagai berikut:

a. Apabila terdapat perbedaan jumlah pada angka dan huruf, maka jumlah huruf yang menentukan.

b. Apabila terdapat perbedaan antara harga satuan dan jumlah harga pada

baris nomor sebagai hasil perkalian antara harga satuan dengan volume, maka harga satuan yang menentukan, kecuali menurut pendapat Panitia Pengadaan bahwa ternyata ada kesalahan penempatan decimal, titik atau koma pada harga satuan, maka jumlah harga pada

baris nomor tersebut yang menentukan, selanjutnya letak desimal, titik atau koma pada harga satuan tersebut akan diperbaiki.

(31)

tidak dapat menerima jumlah penawaran hasil koreksi aritmatik dari

Panitia Pengadaan, maka penawarannya akan ditolak, dan jaminan penawarannya akan disita dan dicairkan.

9.3Koreksi aritmatika dilakukan sebagai berikut:

a. Volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen penawaran disesuaikan dengan yang tercantum dalam dokumen pengadaan. b. Apabila terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga

satuan pekerjaan, maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh diubah.

c. Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain, dan harga satuan

pada surat penawaran tetap dibiarkan kosong.

9.4Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai atau urutan penawaran menjadi lebih tinggi atau lebih rendah terhadap urutan penawaran semula.

10. Penilaian Kualifikasi

10.1 Tatacara kualifikasi

a. Evaluasi dokumen kualifikasi dilaksanakan setelah evaluasi Dokumen Penawaran.

b. Penawaran yang tidak memenuhi kualifikasi dinyatakan gugur.

c. Verifikasi terhadap semua data dan informasi yang ada dalam dokumen kualifikasi dilakukan oleh Panitia Pengadaan dengan meminta salinan atau asli dari dokumen yang sah dan bila diperlukan

dilakukan konfirmasi dengan peserta pelelangan.

10.2 Kualifikasi peserta pelelangan yang memenuhi syarat adalah sebagai berikut:

a. Memiliki surat ijin usaha pada bidang usahanya yang dikeluarkan oleh

instansi pemerintah yang berwenang dan masih berlaku, seperti SIUJK (Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi) dan sebagainya.

(32)

c. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan

usahanya tidak sedang dihentikan, dan / atau tidak sedang menjalani sanksi pidana.

d. Dalam hal peserta pelelangan akan melakukan kemitraan, peserta pelelangan wajib membuat perjanjian kerjasama kemitraan yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut.

e. Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir, dibuktikan dengan melampirkan fotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan fotokoi Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29.

f. Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman menyediakan barang baik di lingkungan pemerintah atau swasta, kecuali peserta pelelangan yang baru terdiri dari 3 (tiga) tahun.

g. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam di suatu instansi.

h. Dalam hal bermitra yang diperhitungkan adalah kemampuan dasar dari

perusahaan yang mewakili kemitraan (lead firm).

i. Memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah / swasta untuk mengikuti pengadaan, sekurang-kurangnya 5% (lima persen) dari nilai pekerjaan.

j. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.

k. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan kemampuan usaha yang dimilikinya.

l. Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan.

m. Memiliki sisa kemampuan keuangan (SKK) yang cukup dan sisa

(33)

10.3 Penilaian Keuangan (contoh: nilai maksimum 10, nilai minimum 3,77)

a. Sisa Kemampuan Keuangan (nilai maks. 7,50 dan nilai min. 3,75)

) ( ) ( ) Pr ( e d c b a KB KB FL MK MK Fp KK estasi NK KK SKK          

Diambil dari neraca. Penilaian:

Untuk Nilai Paket (NP) sebesar X,maka bila:  SKK ≥ X diberikan nilai 100%

 0,2 X ≤ SKK < X diberikan nilai 50%  SKK < 0,2 X diberi nilai 0%

Dimana:

KK = Kemampuan Keuangan Fp = Faktor Perputaran = 8 MK = Modal Kerja

KB = Kekayaan Bersih a = Aktiva Lancar b = Aktiva Tetap

c = Aktiva Lainnya d = Utang Jangka Pendek e = Utang Jangka Panjang Fl = Faktor likuiditas = 0,8

NK = Nilai kontrak dalam pelaksanaan

Prestasi = Nilai pekerjaan yang sudah dilaksanakan

NP = Nilai paket yang akan dilakukan pengadaannya DB = Dukungan Bank

b. Dukungan Bank (nilai maks. 2,5) berupa dukungan Keuangan yang dikeluarkan bank swasta atau pemerintah.

(34)

 Bila DB < 0,1 X diberi nilai 0%

Bila total nilai sisa keuangan dan dukungan bank < 0,375 rekanan dinyatakan gugur / tidak lulus kualifikasi.

10.4 Penilaian Pengalaman (contoh: nilai maksimum 60, nilai minimum 30) Penilaian dilakukan terhadap pengalaman pekerjaan yang pernah dikerjakan selama 7 (tujuh) tahun terakhir, Pengalaman pekerjaan yang dinilai disertai bukti penyelesaian pekerjaan dengan baik oleh pejabat

pembuat komitmen. Cara penilaian:

 Penilaian pengalaman dimulai dari pekerjaan yang mempunyai Bidang dan Sub Bidang yang sama dengan yang akan dilelangkan, dinilai terhadap 3 (tiga) unsur pada angka 1 sampai dengan 3.

 Bila masih belum mencapai nilai maksimum, penilaian dilanjutkan dengan pekerjaan bidang yang sama tapi Sub Bidang berbeda.

 Pekerjaan dengan bidang yang berbeda dinilai nol. Tiga unsur yang dinilai, yaitu:

a. Bidang pekerjaan (contoh: nilai makimum 25)

- Pekerjaan yang Bidang dan Sub Bidangnya sama dengan pekerjaan yang akan dilakukan pengadaannya mendapat bobot nilai 100%. - Pekerjaan yang Bidangnya sama, tetapi Sub Bidangnya berbeda

dengan pekerjaan yang akan dilakukan pengadaannya mendapat bobot nilai 50%.

b. Penilaian besarnya kontrak (contoh: nilai maksimum 25)

Bila nilai pekerjaan yang akan dilakukan pengadaannya sebesar X

- Pengalaman Pekerjaan ≥ X, mendapat nilai 100% - 0,5 X ≤ Pengalaman Pekerjaan <, dinilai 50% - Pengalaman Pekerjaan < 0,5 X, dinilai 0%

c. Status Bidang Usaha dalam pelaksanaan pekerjaan (contoh: nilai maksimum 10)

- Sebagai Kontraktor utama/Lead Firm J.O. dinilai 100%

(35)

Bila total nilai pengalaman yang diperoleh < 30% yang bersangkutan

gugur/ tidak lulus kualifikasi.

10.5 Penilaian Kemampuan Teknis (contoh: nilai maksimum 30, nilai minimum 15)

Usaha kecil dan usaha menengah dilakukan terhadap 2 (dua) unsur yaitu peralatan dan personil.

a. Penilaian Peralatan (contoh: nilai maksimum 15)

Kombinasi peralatan dapat berbeda dengan yang disusun panitia, yang dinilai adalah kesesuaian peruntukannya dalam pelaksanaan pekerjaan dimaksud. Penilaian dilakukan atas ekuivalensi kapasitas dan jumlah alat yang disediakan terhadap kapasitas dan jumlah alat

yang disusun panitia.

Kondisi alat yang diperhitungkan hanya yang kondisinya tidak kurang dari 70%.

Penilaian kepemilikan peralatan sebagai berikut:

 Kepunyaan sendiri dengan bukti dinilai 100%

 Sewa beli dengan bukti dinilai 100%

 Sewa jangka panjang dengan bukti dinilai 90%

 Sewa jangka pendek dengan bukti dinilai 50%

 Untuk sewa dan sewa beli yang tidak disertai bukti, nilai 0% Untuk usaha kecil:

Contoh minimal peralatan yang harus disediakan adalah Beton Melon, 1 buah

Pompa air, 1 buah Stamper, 1 buah

Ordinary truck, 1 buah

Panitia akan menyusun terlebih dahulu kebutuhan peralatan minimum yang diperlukan sesuai dengan sifat dan kebutuhan

pekerjaan.

(36)

 STM sipil 2 orang

 Tenaga administrasi 2 orang

Panitia harus menyusun terlebih dahulu daftar tenaga inti yang diperlukan sesuai kebutuhan pekerjaan.

Tenaga ahli dan tenaga terampil yang disediakan harus disertai sertifikat keahlian (SKA) dan Sertifikat Keterampilan (SKT)

10.6 Sertifikat Manajemen Mutu ISO (contoh: nilai maksimum 5)

Badan Usaha yang telah memiliki sertifikat manajemen mutu ISO mendapat nilai 5.

Bila tidak memiliki sertifikat manajemen mutu ISO dinilai 0.

Bila total nilai kemampuan teknis yang diperoleh < 15 BU yang bersangkutan gugur/tidak lulus kualifikasi.

10.7 Ambang lulus (passing grade) = 60

Bagi penyedia jasa yang memenuhi nilai ambang lulus, masih harus

dilakukan penilaian terhadap kemampuan untuk melaksanakan paket pekerjaan dengan menilai Sisa Kemampuan Paket (SPK).

10.8 Sisa Kemampuan Paket (SPK)

Untuk penyedia jasa Usaha Kecil KP = 3

SKP = KP – (jumlah paket yang sedang dikerjakan) Dimana:

N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat yang bersamaan selama kurun waktu 5 tahun terakhir.

KP = kemampuan menangani paket pekerjaan.

11. Pembuatan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)

Setelah seluruh proses evaluasi dan klarifikasi dilaksanakan oleh Panitia

(37)
(38)
(39)

Rekap Hasil Koreksi Aritmatik

(40)

Evaluasi Administrasi

EVALUASI ADMINISTRASI I

PEKERJAAN PENGECATAN GEDUNG LABTEK II INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TAHUN ANGGARAN 2007

Sumber: data perusahaan, 2007.

EVALUASI ADMINISTRASI II

PEKERJAAN PENGECATAN GEDUNG LABTEK II INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TAHUN ANGGARAN 2007

(41)

Hasil Evaluasi Penawaran Teknis dan Harga

HASIL EVALUASI PENAWARAN TEKNIS DAN HARGA I

PEKERJAAN PENGECATAN GEDUNG LABTEK II INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Sumber: data perusahaan, 2007.

Penetapan Peringkat Calon Pemenang Pelelangan

(42)

1 Hari = 7 jam kerja (pkl 08.00 – 16.00, istirahat pkl 12.00-13.00) Perhitungan rata-rata waktu pengerjaan aktivitas untuk tiap m²:  Pekerjaan pengerokan cat dinding eksterior LABTEK II:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 111,899 40 96 , 475 . 4  m²/hari

1 jam = 15,985

7 899 , 111 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 0,063jam 3,78menit 985 , 15 1   /m²

(43)

 Pekerjaan pengecatan dinding eksterior LABTEK II:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 127,884 35 96 , 475 . 4  m²/hari

1 jam = 18,269

7 894 , 127 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 0,05473jam 3,284menit

269 , 18 1   /m²

Jadi, tiap 1 m² pada pekerjaan pengecatan dinding eksterior LABTEK II membutuhkan rata-rata waktu 3,284 menit.

 Pekerjaan pengecatan plafond LABTEK II:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 108,563 28 77 , 039 . 3  m²/hari

1 jam = 15,509

7 563 , 108 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 0,06447jam 3,868menit

509 , 15 1   /m²

Jadi, tiap 1 m² pada pekerjaan pengecatan plafond LABTEK II membutuhkan rata-rata waktu 3,868 menit.

 Pekerjaan pengecatan besi LABTEK II:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 11,488 27

20 , 310

 m²/hari

1 jam = 1,641

7 488 , 11 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 0,6093jam 36,557menit

641 , 1 1   /m²

(44)

 Pekerjaan pemasangan buffer asbes LABTEK II:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 6

7 00 , 42

 m²/hari

1 jam = 0,857

7 6 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 1,166jam 70menit

857 , 0 1   /m²

Jadi, tiap 1 m² pada pekerjaan pemasangan buffer asbes LABTEK II membutuhkan rata-rata waktu 70 menit.

 Pekerjaan pemasangan plafond GRC LABTEK II:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 0,75 4

00 , 3

 m²/hari

1 jam = 0,107

7 75 , 0 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 9,346jam 560menit

107 , 0 1   /m²

Jadi, tiap 1 m² pada pekerjaan pemasangan plafond GRC LABTEK II membutuhkan rata-rata waktu 560 menit.

 Pekerjaan pemasangan listplank GRC LABTEK II:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 1,125 4

50 , 4

 m²/hari

1 jam = 0,1607

7 125 , 1 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 6,222jam 373,333menit

1607 , 0 1   /m²

(45)

 Pekerjaan pengerokan cat dinding eksterior Bengkel Mesin:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 87,671

28 78 , 454 . 2  m²/hari

1 jam = 12,524

7 671 , 87 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 0,07984jam 4,791menit

524 , 12 1   /m²

Jadi, tiap 1 m² pada pekerjaan pengerokan cat dinding eksterior Bengkel Mesin membutuhkan rata-rata waktu 4,791 menit.

 Pekerjaan pengecatan dinding eksterior Bengkel Mesin:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 68,776

36 96 , 475 . 2  m²/hari

1 jam = 9,825

7 776 , 68 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 0,10178jam 6,15menit

825 , 9 1   /m²

Jadi, tiap 1 m² pada pekerjaan pengecatan dinding eksterior Bengkel Mesin membutuhkan rata-rata waktu 6,15 menit.

 Pekerjaan pengecatan dinding carport Bengkel Mesin:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 38,404 21

50 , 806

 m²/hari

1 jam = 5,486

7 404 , 38 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 0,1822jam 10,936menit

486 , 5 1   /m²

(46)

 Pekerjaan pengerokan cat plafond Bengkel Mesin:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 65,24 12

89 , 782

 m²/hari

1 jam = 9,32

7 24 , 65 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 0,107jam 6,42menit

32 , 9 1   /m²

Jadi, tiap 1 m² pada pekerjaan pengerokan cat plafond Bengkel Mesin membutuhkan rata-rata waktu 6,42 menit.

 Pekerjaan pengecatan plafond Bengkel Mesin:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 71,172 11

89 , 782

 m²/hari

1 jam = 10,167

7 172 , 71 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 0,098jam 5,88menit 167 , 10 1   /m²

Jadi, tiap 1 m² pada pekerjaan pengecatan plafond Bengkel Mesin membutuhkan rata-rata waktu 5,88 menit.

 Pekerjaan pengecatan besi Bengkel Mesin:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 4,083 14

17 , 57

 m²/hari

1 jam = 0,583

7 083 , 4 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 1,715jam 102,851menit

583 , 0 1   /m²

(47)

 Pekerjaan pengecatan listplank Bengkel Mesin:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 6,3035 14

25 , 88

 m²/hari

1 jam = 0,9005

7 3035 , 6 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 1,11jam 66,628menit

9005 , 0 1   /m²

Jadi, tiap 1 m² pada pekerjaan pengecatan listplank Bengkel Mesin membutuhkan rata-rata waktu 66,628 menit.

 Pekerjaan pemasangan dinding partisi Bengkel Mesin:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 0,549 7

84 , 3

 m²/hari

1 jam = 0,07842

7 549 , 0 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 12,75jam 765,625menit 07842 , 0 1   /m²

Jadi, tiap 1 m² pada pekerjaan pemasangan dinding partisi Bengkel Mesin membutuhkan rata-rata waktu 765,625 menit.

 Pekerjaan bongkar dan pasang seng talang Bengkel Mesin:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 2,142 14

00 , 30

 m²/hari

1 jam = 0,306

7 142 , 2 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 3,267jam 196menit

306 , 0 1   /m²

(48)

 Pekerjaan pengasaran dak beton Bengkel Mesin:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 4,36 10

60 , 43

 m²/hari

1 jam = 0,622

7 36 , 4 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 1,607jam 96,42menit

622 , 0 1   /m²

Jadi, tiap 1 m² pada pekerjaan pengasaran dak beton Bengkel Mesin membutuhkan rata-rata waktu 96,42 menit.

Pekerjaan pemasangan waterproofing + plesteran Bengkel Mesin:

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 4,36 10

60 , 43

 m²/hari

1 jam = 0,622

7 36 , 4 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 1,607jam 96,42menit 622 , 0 1   /m²

Jadi, tiap 1 m² pada pekerjaan pemasangan waterproofing + plesteran Bengkel Mesin membutuhkan rata-rata waktu 96,42 menit.

 Pekerjaan bongkar seng talang (penerbangan):

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 5,1428 14

00 , 72

 m²/hari

1 jam = 0,7346

7 1428 , 5 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 1,361jam 81,667menit

7346 , 0 1   /m²

(49)

 Pekerjaan pemasangan seng talang (penerbangan):

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 5,1428 14

00 , 72

 m²/hari

1 jam = 0,7346

7 1428 , 5 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 1,361jam 81,667menit

7346 , 0 1   /m²

Jadi, tiap 1 m² pada pekerjaan pemasangan seng talang (penerbangan) membutuhkan rata-rata waktu 81,667 menit.

 Pekerjaan pemasangan sealent (lab kimia):

1 hari =

Hari jaan pe

Volume ker

= 5

6 00 , 30

 m²/hari

1 jam = 0,714

7 5 1 ker 1 ker   hari ja jam hari jaan pe volume m²/jam

1 m² = jam 1,4jam 84menit 714 , 0 1   /m²

(50)
(51)

Denah Lantai 2 LABTEK II

(52)

Denah Lantai 3 LABTEK II

(53)

Denah Lantai 4 LABTEK II

(54)

Denah Lantai 5 LABTEK II

(55)

Denah Lantai 1 LAB. Mesin

(56)

Denah Lantai 2 LAB. Mesin

(57)

1.1. Latar Belakang Masalah

Proyek konstruksi bukanlah pekerjaan rutin yang berulang-ulang, tetapi merupakan pekerjaan yang bersifat unik. Keunikan dari proyek konstruksi, yaitu tidak ada proyek identik, yang ada adalah proyek sejenis, proyek bersifat sementara, dan selalu melibatkan kelompok kerja dan lingkungan (kondisi) yang

berbeda-beda. CV. Teknik Perkasa yang berlokasi di Antapani adalah perusahaan swasta yang bergerak di dalam bidang jasa konstruksi sipil, dan termasuk grade 2 (mampu mengerjakan proyek dengan biaya dari Rp 0,00 - Rp 300.000.000,00).

Perusahan ini berdiri sejak tahun 2005. Sampai tahun 2007, CV. Teknik Perkasa telah memiliki pengalaman menangani ± 17 paket pekerjaan di Bandung dan Karawaci, Tangerang.

Untuk mendapat hasil pekerjaan yang maksimal, maka diperlukan

adanya pengawasan dan pengendalian waktu, biaya, dan tenaga kerja terhadap pekerjaan yang dilakukan dengan menyusun rencana pekerjaan. Dari rencana pekerjaan yang dibuat, diharapkan target perusahaan dapat tercapai yaitu ketepatan waktu penyelesaian proyek dengan biaya yang seminimal mungkin,

serta penggunaan jumlah tenaga kerja yang stabil (tidak banyak keluar masuk pekerja).

Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah metoda rencana pekerjaan yang saat ini diterapkan yaitu diagram batang, tidak dapat digunakan untuk mengatur flutuasi tenaga kerja dan pembiayaan, akibatnya perusahaan mendapat kesulitan didalam pengawasan tenaga kerja dan pembiayaan. Oleh

(58)

kerja, juga merupakan permasalahan yang dihadapi. Selain itu, perusahaan mendapat kesulitan dalam menggambarkan aktivitas yang berulang dan tumpang tindih. Apabila aktivitas yang berulang dan tumpang tindih tidak digambarkan

secara terperinci, dikhawatirkan dapat terjadi keterlambatan dalam penyelesaian kegiatan pada proyek yang akan datang. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian pada metoda rencana pekerjaan perusahaan untuk membuat metoda rencana pekerjaan yang lebih efisien.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan, maka masalah yang terjadi di perusahaan ini adalah:

1. Pengaturan flutuasi tenaga kerja dan pembiayaan. 2. Metoda rencana pekerjaan yang lebih efisien.

3. Penggambaran aktivitas yang berulang dan tumpang tindih. 4. Pembuatan standar biaya kerja.

1.3. Pembatasan Masalah dan Asumsi

Penulis membatasi dan mengasumsikan masalah-masalah yang dibahas dalam laporan ini dengan harapan tidak akan terjadi penyimpangan dari

tujuannya. Batasan yang diberikan penulis adalah sebagai berikut:

1. Pembahasan hanya meliputi analisis penerapan manajemen proyek yang berkaitan dengan waktu penyelesaian proyek, tenaga kerja, dan pembiayaan. Sedangkan mutu tidak dimasukkan dalam pembahasan disini.

2. Proyek yang dibahas hanya pada Pekerjaan Pengecatan Gedung Labtek II dan Bengkel Mesin ITB (Institut Teknologi Bandung).

(59)

Asumsi yang digunakan penulis adalah:

1. Perubahan-perubahan yang tidak dapat diramalkan seperti harga bahan-bahan dan bunga bank, tidak dimasukkan dalam pembahasan disini. Walaupun ada

kemungkinan timbul perubahan, tidak akan dibahas secara khusus.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi perusahaan, penulis

merumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah metoda rencana pekerjaan yang saat ini diterapkan di

perusahaan?

2. Bagaimanakah metoda rencana pekerjaan yang lebih baik di perusahaan? 3. Keuntungan seperti apakah yang didapat perusahaan dengan menggunakan

metoda yang diusulkan?

1.5. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui metoda rencana pekerjaan yang saat ini digunakan oleh perusahaan.

2. Mencari alternatif metoda rencana pekerjaan yang dapat diterapkan oleh perusahaan.

3. Mengemukakan keuntungan yang di dapat perusahaan dengan menggunakan metoda yang diusulkan.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah dapat meminimasi waktu keterlambatan dalam penyelesaian kegiatan proyek.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah yang dihadapi, identifikasi

(60)

yang digunakan agar permasalahan yang diamati tidak terlalu besar ruang lingkupnya, serta sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan digunakan sebagai dasar pemikiran penulis dalam memecahkan permasalahan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi langkah-langkah penelitian yang dilakukan penulis dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini, agar penelitian yang dilakukan lebih terstruktur dan terarah.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi data–data yang diperoleh dari hasil pengamatan yang

dilakukan oleh penulis.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisi pengolahan data yang telah ada yang disesuaikan dengan

teori yang ada. Serta analisis terhadap hasil yang diperoleh dalam pengolahan data dan membandingkannya dengan teori yang telah didapat.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

(61)

6.1.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan analisis yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Metoda rencana pekerjaan yang diterapkan di perusahaan saat ini yaitu dengan

menggunakan diagram batang, dapat digunakan untuk melihat waktu mulai dan

selesai proyek. Tetapi diagram batang tidak memberikan gambaran secara

spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain.

Akibatnya, apabila terjadi perubahan dalam suatu aktivitas, maka sulit untuk

melakukan perbaikan.

Berdasarkan metoda rencana pekerjaan yang diterapkan di perusahaan saat ini

diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah 60 hari. Total biaya ACWP yang

dibutuhkan untuk penyelesaian proyek adalah Rp 111.182.197,00 dan total biaya

BCWS adalah Rp 158.831.710,00. Jumlah maksimal biaya ACWP yang

diperlukan per hari adalah Rp 3.652.056,37. Jumlah maksimal biaya BCWS yang

diperlukan per hari pada metoda rencana pekerjaan perusahaan adalah Rp

5.217.223,38.

(62)

Pada metoda rencana pekerjaan pekerusahaan, terjadi 10 kali perekrutan dan 11

kali pelepasan tenaga kerja. Total biaya yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam

perekrutan dan pelepasan tenaga kerja adalah Rp Rp 525.000,00.

2. Metoda rencana pekerjaan yang sebaiknya diterapkan oleh perusahaan adalah

dengan penerapan concurrent engineering pada jaringan kerja metoda AON

(Activity On Node). Pada concurrent engineering digambarkan kejelasan

mengenai hubungan yang tumpang tindih dan saling berulang, sehingga menjadi

sebuah aktivitas penggabungan yang dapat dimasukkan kedalam AON.

Berdasarkan jaringan kerja yang telah disusun, diperoleh hasil bahwa kurun

waktu penyelesaian kegiatan yang berlangsung dalam proyek adalah 60 hari,

sedangkan kegiatan kritis adalah kegiatan 13 dengan slack 0. Artinya, apabila

terjadi penundaan waktu dikegiatan 13, akan mempengaruhi waktu penyelesaian

keseluruhan proyek.

Total biaya ACWP yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek adalah Rp adalah

Rp 111.182.197,00 dan total biaya BCWS adalah Rp158.831.710,00. Jumlah

maksimal biaya ACWP yang diperlukan per hari pada jaringan kerja metoda

AON adalah Rp 2.643.036,09. Jumlah maksimal biaya BCWS yang diperlukan

per hari pada jaringan kerja metoda AON adalah Rp 3.775.765,85. Jumlah

maksimal biaya ACWP dan BCWS yang diperlukan per hari pada metoda AON

lebih kecil daripada metoda rencana pekerjaan perusahaan.

Pada metoda activity on node (AON), terjadi 2 kali perekrutan dan 7 kali

pelepasan tenaga kerja. Maka total biaya yang dibutuhkan dalam perekrutan dan

pelepasan tenaga kerja adalah Rp 225.000,00. Total biaya perekrutan dan

pelepasan tenaga kerja pada metoda activity on node (AON), lebih kecil daripada

metoda rencana pekerjaan perusahaan.

(63)

tenaga kerja yang diperlukan per hari pada jaringan kerja metoda AON adalah 86

tenaga kerja. Jumlah maksimal tenaga kerja yang diperlukan per hari pada

jaringan kerja metoda AON lebih kecil daripada metoda rencana pekerjaan

perusahaan.

3. Keuntungan yang di dapat perusahaan dengan menggunakan metoda yang baru

adalah perusahaan dapat melihat kejelasan mengenai hubungan saling

ketergantungan antar kegiatan yang berlangsung dalam proyek, dan

menggabungkannya sehingga membuat penyelesaian suatu proyek menjadi lebih

cepat. Selain itu, perusahaan juga dapat merencanakan tenaga kerja dan

penyediaan dana dengan lebih efisien.

6.2.

Saran

Penulis memberikan beberapa saran sebagai masukan yang dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan.

1. Sebaiknya perusahaan menerapkan concurrent engineering pada jaringan kerja

metoda AON (Activity On Node), didalam penyusunan metoda rencana pekerjaan

perusahaan

sebagai

upaya

mencegah terjadinya

keterlambatan dalam

penyelesaian proyek.

Saran untuk penelitian selanjutnya:

1.

Agar perhitungan dan pembuatan metoda rencana pekerjaan tidak terlalu rumit,

maka sebaiknya digunakan software yang dapat mempermudah perhitungan.

2.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis di lapangan maka saran yang

(64)

USULAN PENERAPAN CONCURRENT ENGINEERING PADA

JARINGAN KERJA METODA AON

(ACTIVITY ON NODE)

(STUDI KASUS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI

CV.TEKNIK PERKASA BANDUNG)

PROPOSAL OF APPLYING CONCURRENT ENGINEERING

IN AON (ACTIVITY ON NODE) NETWORK METHOD

(CASE STUDY ON CONSTRUCTION PROJECT AT CV.

TEKNIK PERKASA BANDUNG)

Endang Wiwiet K.N1, Tulus P.Simbolon2 wiwit_31@yahoo.com

Abstrak

CV. Teknik Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di dalam bidang jasa konstruksi sipil. Permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah pengaturan flutuasi tenaga kerja dan pembiayaan, metoda rencana pekerjaan yang lebih efisien, dan penggambaran aktivitas berulang dan

tumpang tindih. Dalam rangka mencapai tujuan ini, penulis mencoba

mengusulkan metoda rencana pekerjaan dengan penerapan concurrent engineering pada jaringan kerja metoda Activity On Node (AON).

Dari penyusunan concurrent engineering pada jaringan kerja metoda Activity On Node (AON) diperoleh hasil bahwa kegiatan 13 (Pengecatan besi Bengkel Mesin) merupakan kegiatan kritis, dengan slack 0. Keuntungan menggunakan metoda yang diusulkan adalah perusahaan dapat merencanakan penyediaan dana dengan lebih efisien, yaitu jumlah maksimal biaya ACWP (Actual Cost of Work Performance) yang diperlukan per hari pada jaringan kerja metoda AON adalah Rp 2.643.036,09, dan BCWS (Budgeted Cost for Work Schedule) yang diperlukan per hari adalah Rp 3.775.765,85. Pada metoda rencana pekerjaan perusahaan, jumlah maksimal biaya ACWP yang diperlukan per hari adalah Rp 3.652.056,37, dan jumlah maksimal biaya BCWS yang diperlukan per hari adalah Rp 5.217.223,38. Jumlah maksimal biaya ACWP dan BCWS yang diperlukan per hari pada metoda AON lebih kecil daripada metoda rencana pekerjaan perusahaan. Selain itu, perusahaan juga dapat merencanakan tenaga kerja dengan lebih efisien, hal ini terlihat dari jumlah maksimal tenaga kerja yang diperlukan per hari pada proyek ini bisa ditekan dari 134 menjadi 86 tenaga kerja. Dengan demikian, metoda yang diusulkan dapat mempermudah perusahaan, didalam pengaturan dan pengawasan tenaga kerja dan pembiayaan.

Kata kunci: AON, concurrent engineering, efisiensi

1

(65)

Abstract

CV. Teknik Perkasa is a company working in civil construction service. Among the common problems faced by the company are financing and labor fluctuation arrangement, efficient workplanning, and also depicting recurrent and overlappping activities. In the effort of overcoming the problems, the writer proposed a work plan method applying concurrent engineering in Activity On Node (AON) network.

From the using of concurrent engineering in Activity On Node (AON) network, it could be concluded that Activity 13 (iron painting work for machinery workshop) was the most critical activity with 0 slack. The benefit of using the proposed method is that the company could provide more efficient funding, in this case achieveing maximum AON daily ACWP (Actual Cost of Work Performance) of Rp 2.643.036,09, and daily BCWS (Budgeted Cost for Work Schedule) of Rp 3.775.765,85. In the actual company work plan, the maximum ACWP needed every day was Rp 3.652.056,37 while the BCWS reached Rp 5.217.223,38. Thus, the maximum cost of ACWP and BCWS needed daily by using AON method is smaller than the company’s work plan. Furthermo

Gambar

Gambar
Gambar
Gambar
Gambar 3.1 Bagan metodologi penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

17 tahun 1957 tentang kenaikan tarip cukai atas bir, gula, saccharin dan.. sebagainya dan kenaikan bea-masuk atas bir (Lembaran

Tahap Intenalisasi Nilai kebudayan Sunda siswa dalam Program Rebo Nyunda di SMA Pasundan 1 Bandung, berada pada tahap Transaksi Nilai, pada tahap ini masih ada

kerajinan batik terutama pada proses pembuatan batik tulis yang unik.. Potensi pengembangan kerajinan batik di Surakarta

Tabel 3. Berdasarkan hasil tersebut maka kompetensi pengetahuan siswa pada siklus 1 mengalami peningkatan. Namun kelas masih belum dinyatakan tuntas

Sidang Kelayakan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) dengan judul Apartemen Di Jakarta ini dimulai pukul 08.30 WIB dandihadiri oleh

Ijin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Walet adalah ijin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada Orang Pribadi atau Badan Hukum untuk mengusahakan Pengelolaan Burung

Pada tesis ini telah dihasilkan sebuah rancangan mesin pembuat briket batubara sistem tekan dengan tipe piston yang memiliki dimensi 915x1215x1250 mm 3 dengan penggerak motor

Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan menjelaskan hasil diskusi tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan persen dengan bimbingan guru3. Guru memberikan