!
" # " #
$ %
&
$ $
&
$
%
&
!"# "
$
!$ )
# )
$ " ) $
!" $ "
* * + , *
* - . ! /
* 0 1
* 2 ' 1
* 3 ' 4
* / !
*-* 1 5 *0
"% "
- * 6 ! *2
- * * 6 ! *2
- * - 6 ! */
$
- * 2 ' ' 6 ! *7
- * 3 & 6 !
6 ' -8
- - , 999999999999999999999999
--- --- * , 999999999999999999
--- --- --- ' . , 99999999999999 -0
- - 0 , 99999999999999999 -0
- 0 & 999999999999999999 -3
- 0 * & 99999999999 -3
- 0 - & 999999999 -4
- 0 0 9999999999 -7
- 0 0 *! 99999999 08
- 0 0 - " ! 99999 0*
- 0 0 0 " #$ 99999
0-- 0 0 2$ #$ 99999999 00
- 0 2 ! ,
$ % & " #9999999999999 02
- 0 2 * 02
- 0 2 -' % 0/
- 0 2 0%" ( 01
- 2) 9999999999999999999 07
$
- 2 - ' ' , 999 28
- 3 6 $ , 999999999999999 2*
- 3 * 6 $ , 999999999 2*
- 3 - ' 6 $ , 99999999 23
- 3 0 % $ 99999999999999999999 2/
- 3 2 6 $ 6 99999999999999999 2/
- 3 3 6 $ , 999999 24
- 3 / 6 $ , 9999999999 27
- 3 1 ! 6 $ , 9999999999 27
- 3 4 ' 6 $ , 99999 3*
- / 6 ,
! ' , %
& 9999999999999 32
& %! !"!$ " " ! & ! !"!$ "
0 * : 3/
0 * * 3/
0 * - : % 9 /8
0 * 0 . ' 6 9999999 /4
0 - ! /7
0 - * ; /7
0 - - ! % 18
0 - 0 . 9 1*
1-$
' $ !"!$ " " ! "
2 * & 9999999999999999999 10
2 * * 9 10
2 * - ' , 999999 99999999999 48
2 * 0 &
% 9999999999999 4*
2 * 0 * + &
, ' $ 9999999 40
2 * 2 &
99999999999999 41
2 * 2 *
, % 9999999999 41
2 * 2 - ' %
, % 99999 70
2 - 9999999999999999999999 7/
2 0 6 ,
! ' , %
& 9999999999999 74
' ! $ " " "
3 * ' 99999999999999999999 *88
3 - 999999999999999999999999 *8*
*80
$
!$
&
- * . 6 ! ! 99 *7
- - 6 ! 6 ' 9 -*
2 * , , , 99999999999999999 40
2 - , ' + 999999999999 42
2 0 , :$ 999999999999999 43
2 2 &
999999999999999 4/
2 3 ' , , * 999999 47
2 / ; 6 $
% 9999999999999999 7*
2 1 ,: ' ,
9999999999999
7-2 4 ,: <
99999999999999 72
2 7 , %
99999999999999 73
2 *8 &
$
2 ** & ,
)
#
&
* * ' 9999999999999999 **
- * 6 . ' 9 *2
- - ! : . 6 ! 9 *1
- 0 ! , 99999999999999 -3
- 2 ) 999999999999999 28
0 * , : 9999999
)
$
"
+ * , :$ -888 -8829999999999 *82
+ - , 6 $ % + + *83
+ 0 ,: ' <
Lampiran
Universitas Kristen Maranatha 104
Lampiran 1
Biaya Overhead Tahun 2000-2004
Jenis Produk Keterangan
Merah Hijau Celup Legenda GSP Biaya upah tak
langsung 26.245.565 26.523.605 27.823.705 15.344.165 50.314.918
Biaya insentif 5.445.000 5.519.365 6.355.225 2.029.595 9.615.300
Biaya THR 12.250.342 12.325.452 13.675.903 5.624.500 22.111.000
Biaya Listrik 15.225.835 15.411.025 17.245.980 6.395.105 29.250.125 Biaya pelumas dan
bahan bakar 2.525.000 2.612.000 3.825.000 1.134.255 6.121.255
Biaya pemeliharaan mesin
4.815.000 4.879.325 6.225.000 2.273.000 7.315.025 Biaya penyusutan
mesin 2.150.000 2.272.980 4.262.000 1.162.000 4.305.000
Biaya upah
borongan 8.695.231 8.787.945 9.857.025 4.227.098 16.915.150
Biaya bongkar muat
5.616.502 5.815.122 6.965.098 2.565.000 12.825.075
Biaya design 4.312.500 4.423.075 6.262.500 2.962.500 5.023.350
Biaya pemasaran 4.822.315 4.851.228 6.454.000 3.154.000 11.750.250
Biaya telepon 835.400 865.211 1.345.250 825.250 2.550.000
Biaya air 940.725 982.160 1.435.975 635.975 2.112.000
Biaya administrasi
dan umum 787.250 802.000 1.451.325 551.325 2.525.000
Biaya pemeliharaan gedung
2.472.000 2.526.929 3.827.917 1.627.917 5.725.125 Biaya penyusutan
gedung 1.250.321 1.427.237 2.600.255 800.255 4.215.000
Biaya pemeliharaan kendaraan
4.947.000 5.330.903 7.534.500 4.234.000 12.715.115 Biaya penyusutan
kendaraan 826.400 829.389 2.125.425 825.425 4.015.025
Biaya asuransi 6.145.000 6.234.107 7.595.452 3.095.452 15.695.000
Biaya iklan 2.173.262 2.276.718 4.750.000 1.050.000 6.250.000
Biaya pengujian teh
1.125.193 1.268.526 4.373.200 2.898.000 10.356.782
Biaya pengepakan 986.650 998.435 2.941.400 1.900.633 6.145.000
Lampiran
Universitas Kristen Maranatha 105
Lampiran 2
Pengelompokkan Biaya Aktivitas ke Dalam Cost Pool
Jenis Produk Biaya
Aktivitas Merah Hijau Celup Legenda GSP
TOTAL
Level Unit: Biaya upah tak langsung
Jumlah 43.940.907 44.368.422 47.845.833 22.998.260 82.041.218 241.203.640 Biaya Listrik 15.225.835 15.411.025 17.245.980 6.395.105 29.250.125
Jumlah 15.225.835 15.411.025 17.245.980 6.395.105 29.250.125 83.528.070 Biaya pelumas &
bahan bakar
Jumlah 9.490.000 9.764.305 14.312.000 4.569.255 17.741.280 55.876.840
Biaya Pengepakan 986.650 998.435 2.941.400 1.900.633 6.145.000
Jumlah 986.650 998.435 2.941.400 1.900.633 6.145.000 12.972.118 Level Batch:
Biaya upah borongan Biaya bongkar muat
8.695.231
Jumlah 14.311.733 14.603.067 16.822.123 6.792.098 29.740.225 82.269.246 Level Produk:
Biaya pengujian teh Biaya iklan
Jumlah 14.996.645 15.468.918 26.072.250 12.077.050 40.567.382 109.182.245
Level Fasilitas
Jumlah 3.722.321 3.954.166 6.428.172 2.428.172 9.940.125 26.472.956 Biaya pemeliharaan
Jumlah 5.773.400 6.160.292 9.659.925 5.059.425 16.730.140 43.383.182 Biaya Asuransi 6.145.000 6.234.107 7.595.452 3.095.452 15.695.000
Jumlah 6.145.000 6.234.107 7.595.452 3.095.452 15.695.000 38.765.011 Grand Total 114.592.491 116.962.737 148.932.135 65.315.450 247.850.495 693.653.308
Lampiran
Universitas Kristen Maranatha 106
Lampiran 3
Pembebanan BOP Ke Jenis Produk Berdasarkan ABC System Tahun 2000-2004
Jenis Produk Keterangan
Merah Hijau Celup Legenda GSP UNIT:
BOP berdasarkan JTKL: 42.022x920
42.022x924 42.022x1.200 42.022x550 42.022x1.800
BOP berdasarkan Kwh: 1.509x9.590
1.509x9.668 1.509x12.168 1.509x5.800 1.509x18.900
BOP berdasar jam mesin: 7.209x972
7.209x1.125 7.209x1400 7.209x600 7.209x2.150
BOP berdasar jumlah unit: 2.309x428
BOP berdasar jumlah unit: 35.158x428
Lampiran
Universitas Kristen Maranatha 107
FASILITAS:
BOP berdasar luas persegi: 8.415x455
8.415x457 8.415x575 8.415x270 8.415x875
BOP berdasar jumlah jam pemakaian:
19.205x299 19.205x317 19.205x400 19.205x180 19.205x610
BOP berdasar kapasitas normal:
14.712x415 14.712x420 14.712x540 14.712x250 14.712x825
3.828.825
5.742.295
6.105.480
3.845.655
6.087.985
6.179.040
4.838.625
7.682.000
7.944.480
2.272.050
3.456.900
3.678.000
7.363.125
11.715.050
12.137.400
6
* / %! )
% / $ 9 * ! ;7
$ ! ,+!
! / ( 1= $ 0;:4
9 / , * ! $ ! 1 ( $ ! ,+!
, F (
Bab I / Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor transportasi dan
telekomunikasi, semakin dekat terwujudnya ramalan kampung dunia (global village).
Produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan asing sampai ke
pelosok tanah air kita. Begitu pula produk-produk Indonesia dengan cepat dapat
memasuki pasar luar negeri. Perkembangan ini secara cepat mendorong
perusahaan-perusahaan di Indonesia ke dalam persaingan dengan perusahaan-perusahaan asing, yang telah
lebih lama dan berpengalaman dalam dunia bisnis.
Akan tetapi jika perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak memperoleh
perlindungan yang memadai dari pemerintah, agak sulit bagi perusahaan tersebut
dalam jangka panjang memenangkan persaingan dengan perusahaan-perusahaan
asing, yang umumnya mampu menghasilkan produk dan jasa dengan efisiensi
produksi yang tinggi. Sebagai contoh, untuk memasuki bisnis ayam goreng di dalam
negeri saja, perusahaan Indonesia harus segera menghadapi pesaing perusahaan kelas
dunia seperti Mc. Donald, Kentucky Fried Chicken, Texas Fried Chicken dan
California Fried Chicken.
Ada dua strategi untuk menghadapi pesaing-pesaing kelas dunia dalam bisnis
Bab I / Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
2
menghadapi persaingan dari luar negeri, (2) menjadikan perusahaan-perusahaan di
Indonesia memiliki daya saing tinggi jangka panjang di dalam menghadapi
persaingan global. Namun, strategi yang pertama bisa berakibat buruk. Hal ini
dikarenakan proteksi yang diberikan secara terus menerus akan membuat
perusahaan-perusahaan Indonesia tidak akan memiliki daya saing jangka panjang dalam
menghadapi pasar dunia. Oleh karena itu, strategi yang cocok adalah strategi yang
kedua, yaitu dengan meningkatkan daya saing jangka panjang perusahaan-perusahaan
Indonesia di dalam menghadapi pasar tingkat dunia. Hanya dengan membuat
perusahaan-perusahaan Indonesia fleksibel dalam memenuhi kebutuhan konsumen
mereka, menghasilkan produk dan jasa yang bermutu, serta cost-effective, maka
mereka akan memiliki kemampuan bertahan dalam menghadapi persaingan yang
bersifat global dan tajam. (International Journal Production Economics, 2004)
Saat ini agar perusahaan mampu bersaing di pasar dunia, perusahaan harus
bersaing di tiga aspek : fleksibilitas, biaya, dan mutu. Fleksibilitas merupakan
tuntutan pasar yang senantiasa menghendaki perusahaan mampu menghasilkan
produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen yang selalu mengalami
perubahan. Fleksibilitas menuntut manajemen perusahaan secara terus menerus
melakukan perbaikan manfaat yang terkandung di dalam produk dan jasa bagi
konsumen. Kemampuan perusahaan dalam menyesuaikan secara cepat pada setiap
perubahan kebutuhan konsumen, menjadi kunci keberhasilan perusahaan tersebut
Bab I / Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
3
Biaya merupakan faktor penting dalam menjamin kemenangan perusahaan
dalam persaingan di pasar. Perusahaan yang senantiasa berusaha menghilangkan
kegiatan-kegiatan yang tidak menambah nilai bagi konsumen yang akan
memenangkan persaingan jangka panjang di pasar. Karena itu, untuk menjadi
produsen yang mampu menghasilkan produk yang bermutu dengan harga yang
murah, maka manajemen memerlukan peta yang menggambarkan berbagai kegiatan
yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa serta informasi sumber daya
yang dikorbankan untuk melaksanakan berbagai kegiatan tersebut. Dengan
pemahaman ini, maka manajemen akan dapat melakukan perbaikan secara terus
menerus pada kegiatan produksi dan penyerahan produk dan jasa kepada konsumen.
Di samping itu, manajemen juga memerlukan ukuran yang dapat digunakan
untuk menghitung sumber daya yang dikorbankan untuk pelaksanaan berbagai
kegiatan tersebut. Sistem akuntansi saat ini telah mampu menyediakan informasi
konsumsi sumber daya dalam berbagai kegiatan bisnis untuk melayani kebutuhan
konsumen. Dengan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan berbagai
kegiatan produksi dan penyerahan produk dan jasa, manajemen akan berada dalam
posisi pengendali terhadap berbagai kegiatan perusahaannya, sehingga mampu
membawa perusahaan unggul dalam jangka panjang didalam persaingan.
Perkembangan teknologi informasi menjadikan konsumen mudah dalam
Bab I / Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
4
memenuhi mutu yang dibutuhkan konsumen, yang mampu menjadi pemimpin dalam
persaingan di pasar.
Untuk mendapatkan informasi yang akurat dalam rangka menghasilkan
produk dan jasa yang memenuhi mutu yang dibutuhkan konsumen,, perusahaan dapat
menggunakan berbagai macam cara perhitungan kos produksi. Misalnya dengan
menggunakan process costing system, job order costing system atau menggunakan
activity based costing system.
Sistem Akuntansi tradisional telah membantu manajemen selama kurang lebih
70 tahun dalam perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan. Sukses yang
dicapai oleh sistem akuntansi tradisional selama jangka waktu tersebut disebabkan
oleh kemampuan akuntansi dalam mencerminkan kegiatan pabrik pada masa itu.
Kondisi pabrik perusahaan-perusahaan yang bersaing di kelas dunia telah
mengalami perubahan drastis. Waktu untuk menyiapkan mesin dan peralatan
produksi (set up dan lead time) dapat dikurangi; banyak penggunaan equipment yang
dikendalikan dengan komputer (peningkatan komputerisasi dan otomatisasi);
karyawan dilatih untuk memproduksi produk dengan tingkat kerusakan sangat
minimum; persediaan produk dalam proses dihapus sama sekali dari pabrik; pemasok
dilatih untuk menyerahkan barang 100 % sesuai dengan spesifikasi dan waktu
kebutuhan pabrik.
Dengan perubahan yang drastis pada kegiatan perusahaan dalam produksi dan
pemasaran produk dan jasa, sistem akuntasi tradisional menjadi tidak lagi mampu
Bab I / Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
5
Pendekatan baru dalam sistem akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan
tersebut di atas disebut "activity-based cost system (ABC System)". Sistem ini
merupakan sistem akuntansi yang menitikberatkan pada aktivitas-aktivitas untuk
membuat produk.
Dalam ABC System, tarif dihitung untuk setiap aktivitas yang dinikmati setiap
produk atau jasa. Pembebanan tarif dilakukan dalam dua tahap yaitu (1) pembebanan
overhead ke cost pool (departemen), (2) pembebanan overhead dari setiap cost pool
ke produk.
ABC System menggunakan dua asumsi : (1) kegiatan menyebabkan timbulnya
biaya, (2) produk dan jasa atau konsumen yang menyebabkan timbulnya permintaan
terhadap kegiatan. Dengan demikian, hanya dengan pengelolaan yang baik dalam
kegiatan menghasilkan produk dan jasa, manajemen akan mampu membawa
perusahaan unggul dalam jangka panjang di persaingan.
Perusahaan manufaktur merupakan industri dengan persaingan yang cukup
kompetitif, dengan memproduksi berbagai macam produk yang bervariatif dan
memerlukan sumber daya tidak langsung dalam jumlah besar dalam proses
produksinya. Dalam perusahaan manufaktur, kos produk tidak hanya mencakup biaya
produksi, namun mencakup seluruh biaya (full cost concept) yang mencakup biaya
desain, biaya pengembangan, biaya produksi, biaya pemasaran, biaya distribusi dan
biaya layanan customer.
Dengan ABC System, pengelolaan bisnis dalam perusahaan manufaktur diubah
Bab I / Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
6
menyebabkan perubahan yang radikal, antara lain: (1) personel mengubah orientasi
pengelolaannya yang semula tertuju ke pencapaian tujuan fungsinya berubah kepada
pemuasan kebutuhan customer, (2) improvement berkelanjutan terhadap aktivitas
menjadi motivasi personel dalam mengelola bisnis. Oleh karena itu perusahaan
manufaktur perlu menerapkan ABC System, agar perusahaan mudah dalam
menghasilkan informasi biaya produk dan jasa.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian pada sebuah perusahaan dengan judul Activity-based Cost System sebagai
Alat Bantu Untuk Meningkatkan Keakuratan Pembebanan Biaya Dalam Perhitungan Harga Pokok Produk (Studi Kasus pada PT. Gopek Cipta Utama – Slawi Kabupaten Tegal)
1.2 Identifikasi Masalah
Semakin tepat perusahaan menghitung harga pokok produksi, maka manajemen akan
semakin tepat dalam menentukan harga jual. Namun seringkali terdapat kendala
dalam perhitungan harga pokok produksi, diantaranya data untuk diolah di bagian
akuntansi ternyata kurang. Dikarenakan pentingnya ketepatan dalam menghitung
harga pokok produksi dan kesulitan yang timbul untuk menghitung harga pokok
produksi secara tepat maka penulis tertarik untuk membahas masalah-masalah:
1) Bagaimana perhitungan harga pokok produk pada PT. Gopek Cipta Utama?
Bab I / Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
7
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah untuk :
1) Untuk mengetahui cara perhitungan harga pokok produk pada PT. Gopek Cipta
Utama.
2) Untuk mengetahui penerapan sistem Activity-based Cost pada PT. Gopek Cipta
Utama.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penulis berharap agar hasil-hasil penelitian ini dapat berguna bagi :
1. Bagi Perusahaan.
Diharapkan penulis dapat memberikan informasi, masukan, dan
pemikiran-pemikiran yang baru yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk perbaikan
perusahaan ke arah yang lebih baik lagi, terutama dalam melakukan
efektivitas perhitungan harga pokok produk., sehingga dapat membantu pihak
manajemen dalam pengambilan keputusan
2. Universitas Kristen Maranatha
Sebagai referensi, sebagai bahan pembanding maupun penelitian lebih lanjut,
serta menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai perhitungan harga
Bab I / Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
8 3. Bagi Penulis sendiri.
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan antara
teori yang telah penulis dapatkan selama kuliah dengan kenyataan yang terjadi
di perusahaan sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan berpikir
penulis serta dapat melatih kemampuan kreatifitas penulis dalam menuangkan
pemikiran-pemikirannya dengan menyingkap dunia nyata yang lebih luas dari
dunia perkuliahan yang dijalani penulis selama ini.
4. Pembaca
Menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca terutama tentang
perhitungan harga pokok produk dengan system Activity Based Costing, dan
memberikan gambaran mengenai penerapan system Activity Based Costing.
5. Bagi Pihak Lain.
Karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan terapan,
khususnya dalam penerapan Activity-based Cost System untuk meningkatkan
keakuratan pengalokasian biaya dalam perhitungan harga pokok produk.
Selain itu, hasil penelitian juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya.
.
1.5 Kerangka Pemikiran
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, banyak ditemukan bahwa praktik-praktik
akuntansi manajemen tradisional sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan
Bab I / Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
9
ada sudah usang dan tidak berguna. Dibutuhkan kalkulasi biaya produk yang lebih
akurat, lebih berguna, dan yang menjelaskan secara rinci penggunaan masukan, untuk
memungkinkan manajer meningkatkan kualitas, produktivitas, dan mengurangi biaya.
Sebagai tanggapan terhadap kelemahan sistem akuntansi manajemen tradisional,
berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan sistem akuntansi manajemen yang
baru-yang dapat memenuhi kebutuhan lingkungan ekonomi dewasa ini.
Pada perkembangan sistem akuntansi manajemen, sumber daya yang
dikonsumsi untuk membuat produk diukur dan dibebankan pada produk untuk tujuan
perhitungan objek biaya (cost object).
Pendekatan baru dalam sistem akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan
tersebut atas disebut "activity-based cost system (ABC System)". Aktivitas diyakini
sebagai penyebab timbulnya biaya, maka aktivitas dijadikan sebagai cost object yang
penting untuk menyediakan informasi Activity Based Costing bagi pengambilan
keputusan. Sehingga informasi tersebut memampukan pengambilan keputusan dalam
pengelolaan aktivitas.
Activity based costing pada dasarnya merupakan metode penentuan harga
pokok produk (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga
pokok produk secara cermat (accurate) bagi kepentingan manajemen, dengan
mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang
digunakan untuk menghasilkan produk. Jika full costing dan variable costing
menitikberatkan penentuan harga pokok produk hanya padda fase produksi saja,
Bab I / Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
10
fase pembuatan produk, sejak fase desain dan pengembangan produk kepada
konsumen.
Pada tahap perkembangan selanjutnya, Activity Based Costing tidak lagi
difokuskan dalam perhitungan biaya produk secara akurat, namun dimanfaatkan
untuk menghasilkan informasi tentang aktivitas untuk pengurangan biaya melalui
pemberdayaan personel dalam pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab
timbulnya biaya. Istilah Activity Based Costing yang lebih mencerminkan sistem
informasi untuk penentuan biaya produk diubah menjadi Activity-based Cost System
yang lebih mencerminkan sistem informasi akuntansi manajemen untuk pengurangan
biaya dan penentuan biaya produk/ jasa secara akurat. Menurut Mulyadi (2003: 53)
Activity-based Cost System adalah:
“Activity-based Cost System adalah sistem informasi biaya berbasis aktivitas yang didesain untuk memotivasi personel dalam melakukan pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas.
Activity-based Cost System didesain dengan keyakinan dasar bahwa biaya hanya dapat dikurangi secara signifikan melalui pengelolaan terhadap penyebab timbulnya biaya, yaitu aktivitas.”
Jadi, dengan keadaan ekonomi yang buruk, dimana perusahaan tidak lagi
dengan mudah dapat menghasilkan kekayaan, laba hanya dapat dihasilkan melalui
manajemen yang cerdas atas seluruh sumber daya perusahaan. Manajemen yang
cerdas, tercermin dalam perencanaan yang baik dan adanya ketersediaan informasi
yang baik pula. Agar dapat merencanakan dengan baik pemanfaatan sumber daya
Bab I / Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
11
sistem informasi yang mengungkapkan secara jelas dan cepat mengenai fakta yang
berkaitan dengan aktivitas, yaitu Activity-based Cost System..
Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran
Perhitungan Harga Pokok
Perhitungan Harga Pokok Tradisional
• Hanya menyajikan informasi biaya, tetapi kurang atau sedikit sekali menyediakan informasi operasi.
• Hanya menyediakan informasi
biaya berdasarkan pusat
pertanggungjawaban.
• Menyediakan informasi tentang harga pokok produksi yang tidak akurat.
Tidak Dapat Menghitung Harga Pokok Produksi Secara Akurat
Menghambat Perusahaan Memiliki Competitvie
Advantage
Perhitungan Harga Pokok Produk dengan
ABC System
Biaya Dikonsumsi oleh Produk
Activity-based Cost System mencerminkan
sistem informasi akuntansi manajemen untuk pengurangan biaya dan penentuan biaya produk/ jasa secara akurat.
Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan
Activity-based Cost System
1.Prosedur Tahap Pertama Dalam Pembebanan Biaya Overhead
a) penentuan berbagai aktivitas
b) pengelompokkan biaya overhead dengan berbagai aktivitas
c) penentuan kelompok-kelompok biaya (cost pools) yang homogen.
d) penentuan tarif kelompok.
2.Prosedur Tahap Kedua Dalam Pembebanan Biaya Overhead
Biaya untuk setiap kelompok biaya overhead dilacak ke berbagai jenis produk.
Perhitungan Harga Pokok Produk Secara Akurat PT. Gopek Cipta Utama
Biaya Dikonsumsi
Bab I / Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
12
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yang
bertujuan untuk menggambarkan objek penelitian sebenarnya dengan cara penelitian
lapangan (field research) dan penelitian kepustakaan (library research) guna
mengumpulkan data yang relevan dan tersedia, yang kemudian disusun, diolah dan
dipelajari serta dianalisis lebih lanjut.
1. Penelitian Lapangan (Field Research).
Adalah penelitian yang dilakukan dengan meneliti langsung ke perusahaan
pilihan sebagai objek penelitian, dengan cara sebagai berikut:
a. Mengajukan kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan yang telah
disusun terlebih dahulu.
b. Melakukan wawancara langsung dengan pimpinan perushaan atau staff
perusahaan yang diberi wewenang dan dapat memberikan keterangan
sehubungan dengan data yang diperlukan guna penyusunan skripsi.
c. Melakukan observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung
pada kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti.
d. Melakukan pengumpulan data tertulis yang berupa dokumen-dokumen
perusahaan yang diperlukan.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research).
Studi kepustakaan bertujuan untuk memperoleh data sekunder yang berkaitan
Bab I / Pendahuluan
Universitas Kristen Maranatha
13
berbagai literature, diktat, dan buku-buku. Informasi ini akan dijadikan
landasan pemikiran teoritis untuk pembahasan masalah dan menganalisis data
yang diperoleh dari lapangan.
1.7 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Gopek Cipta Utama Jl. Peirre Tendean No. 5
Slawi Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Penyelesaian skripsi kurang lebih selama
empat bulan dengan perincian sebagai berikut:
Keterangan Aug September Oktober November Dec
Minggu ke- 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
Bimbingan Awal
(Penentuan judul, pengarahan konsep skripsi dll)
Membuat Rancangan Skripsi
Kunjungan pertama ke perusahaan
Membuat BAB I-III
Bimbingan BAB I-III
Kunjungan kedua ke perusahaan
Membuat BAB IV-V
Bimbingan BAB IV-V
Bab V / Kesimpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha 99
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap perhitungan harga pokok
produksi kelima produk (Teh Wangi Gopek Biasa Bungkus Merah, Teh Wangi
Gopek Super Bungkus Hijau, Teh Wangi Gopek Super Celup, Teh Wangi Gopek
Super Legenda Seduh, Teh Wangi Gopek Super Seperempat Kilogram), maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan harga pokok produk yang selama ini dilakukan oleh PT. Gopek Cipta
Utama menggunakan sistem akuntansi biaya konvensional yang cukup memadai.
Hal tersebut dapat terlihat sebagai berikut:
a) Adanya pembebanan biaya bahan baku produk yang dihasilkan perusahaan
berbeda antara satu dengan yang lainnya, tergantung dari jumlah yang
dikonsumsi oleh masing-masing produk.
b) Adanya pembebanan biaya tenaga kerja langsung yang berbeda. Perbedaan
tersebut dikarenakan jumlah tenaga kerja dan jumlah produk yang dihasilkan
berbeda antara jenis produk yang satu dengan yang lain.
c) Biaya overhead yang telah dikumpulkan pada pusat biaya kemudian
dialokasikan pada masing-masing produk dengan menggunakan pemicu biaya
(cost driver). Dasar yang pembebanan yang digunakan adalah volume based
related seperti jam kerja langsung, jam mesin, unit produksi, biaya tenaga
Bab V / Kesimpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha 100
d) Perhitungan harga pokok produksi untuk setiap produknya dilakukan dengan
cara membagi antara total biaya produksi dengan jumlah pak teh yang
diproduksi rata-rata tahun 2000-2004 pada PT. Gopek Cipta Utama.
Berdasarkan perhitungan tersebut menunjukkan bahwa perhitungan harga
pokok produk dengan menggunakan sistem biaya konvensional sudah cukup
memadai dengan hasil yang diperoleh untuk harga pokok produk pada
jenis-jenis teh sebagai berikut:
1. Teh Wangi Gopek Biasa Bungkus Merah sebesar Rp. 1.736
2. Teh Wangi Gopek Super Bungkus Hijau sebesar Rp. 1.910
3. Teh Wangi Gopek Super Celup sebesar Rp. 3.216
4. Teh Wangi Gopek Super Legenda Seduh sebesar Rp. 1.896
5. Teh Wangi Gopek Super Seperempat Kilogram sebesar Rp. 7.909
2. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan Activity-based Cost
System pada dasarnya sama dengan sistem biaya konvensional. Perbedaannya
terletak pada pembebanan biaya overhead, sehingga hasil yang diperoleh dengan
menggunakan Activity-based Cost System menjadi akurat dan teliti mengenai
informasi harga pokok produksi. Prosedur yang digunakan dalam melakukan
perhitungan dengan Activity-based Cost System yang memadai adalah sebagai
berikut:
a. Prosedur tahap pertama
1) Menentukan aktivitas yang terjadi dalam proses produksi.
Bab V / Kesimpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha 101
3) Menentukan kelompok-kelompok biaya (cost pools) yang homogen
4) Menghitung tarif (overhead) kelompok atau pool rate.
b. Prosedur tahap keduadalam pembebanan biaya overhead
Menghitung biaya overhead yang dibebankan pada produk dengan
mengalikan antara tarif kelompok dengan unit cost driver yang digunakan.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka perhitungan harga
pokok dengan menggunakan Activity-based Cost System telah memadai. Hasil
yang diperoleh dengan Activity-based Cost System adalah:
1. Teh Wangi Gopek Biasa Bungkus Merah sebesar Rp. 1.715
2. Teh Wangi Gopek Super Bungkus Hijau sebesar Rp. 1.883
3. Teh Wangi Gopek Super Celup sebesar Rp. 3.164
4. Teh Wangi Gopek Super Legenda Seduh sebesar Rp. 1.887
5. Teh Wangi Gopek Super Seperempat Kilogram sebesar Rp. 7.624
Hasil perhitungan harga pokok produksi yang diperoleh dari Activit-ybased
Cost System, terlihat pada pola konsumsi sumber daya setiap produk yang
berbeda. Hal tersebut dapat dikaji pada jam kerja masing-masing mesin yang
dipergunakan dalam memproduksi beberapa macam teholeh PT. Gopek Cipta
Utama berbeda-beda.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan diatas, penulis memberikan saran kepada PT. Gopek
Bab V / Kesimpulan dan Saran
Universitas Kristen Maranatha 102
pembebanan biaya overhead yang lebih tepat dan akurat. Pembebanan overhead yang
akurat akan mempengaruhi perhitungan harga pokok produk, sehingga ketepatan
informasi yang disajikan akan sangat membantu manajemen dalam pengambilan
keputusan. Saran tersebut antara lain:
1. Pengalokasian biaya overhead dengan menggunakan pendekatan Activity-based
Cost System sebaiknya dilakukan perusahaan, karena memberikan informasi yang
lebih akurat mengenai perhitungan biaya produksi.
2. Disarankan agar PT. Gopek Cipta Utama menggunakan Activity-based Cost
System dalam melakukan perhitungan harga pokok produk. Hal ini dilakukan agar
PT. Gopek Cipta Utama dapat menghasilkan perhitungan harga pokok produk
yang lebih akurat dan teliti sehingga perusahaan dapat menawarkan harga yang
kompetitif dengan perusahaan yang lain.
3. Apabila PT. Gopek Cipta Utama nantinya akan menerapkan Activity-based Cost
System, maka PT. Gopek Cipta Utama harus melakukan pelatihan-pelatihan
khusus kepada seluruh karyawan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar seluruh
karyawan PT. Gopek Cipta Utama memiliki pemahaman yang cukup tentang
Activity-based Cost System dalam menerapkan Activity-based Cost System dalam
perusahaan.
4. Penerapan Activity-based Cost System ini sangat membutuhkan dukungan dari
semua pihak terutama dari top manager dan pemilik perusahaan, misalnya dengan
melakukan sosialisasi sistem baru di perusahaan, dengan tujuan semua pihak yang
Universitas Kristen Maranatha 103
DAFTAR PUSTAKA
Garrison, Ray H., dan Eric W, Noreen. 2003. Managerial Accounting Concepts for Planning Control and Decision Making, 10th edition, USA: McGraw Hill, Inc.
Hammer, L. Hilton, William K. Carter., dan Milton F. Usry. 2002. Cost Accounting, 13th edition. Cincinnati, Ohio: Dame, a division of Thomson Learning.
Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. 2005. Management Accounting. Cincinnati, Ohio: South-Western Publishing Co.
Horngren, Charles T., George Foster., dan Srikant M, Datar. 2003. Cost Accounting A Managerial Emphasis, 11th edition: Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall International, Inc.
2005. Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial, terj. Desi Adhariani, Jakarta: PT. INDEKS Kelompok GRAMEDIA.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Aditya Media.
2001. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.
2003. Activity-Based Cost System: Sistem Informasi Biaya untuk
Pengurangan Biaya,Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Supriyono, R. A. 1992. Akuntansi Biaya, Edisi Kedua – Perencanaan dan
Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan, Yogyakarta: BPFE.