• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Investasi Aktiva Tetap Terhadap Return On Investment.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Investasi Aktiva Tetap Terhadap Return On Investment."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI

PT. Kereta Api merupakan salah satu perusahaan besar yang menguasai seluruh jasa

angkutan kereta api yang berada di Indonesia dan memiliki tujuan untuk memberikan

pelayanan atau jasa transportasi dan berorientasi pada keuntungan perusahaan.

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah pengaruh investasi aktiva tetap terhadap

Return On Investment. Aktiva tetap memliki peran yang sangat penting dalam aktivitas

usaha PT. Kereta Api (Persero), karena dengan adanya aktiva tetap yang efektif dan

efisien, maka pendapatan PT. Kereta Api (Persero) akan meningkat dan mengurangi

biaya operasional yang dikeluarkan sehingga meningkatkan laba yang diperoleh.

Besarnya laba yang diperoleh dibandingkan dengan jumlah aktiva yang digunakan akan

diperoleh besarnya Return On Investment yang merupakan tolak ukur kinerja, efisiensi

serta efektivitas PT. Kereta api (Persero)

Sampel yang diteliti sebanyak 10 periode akuntansi yaitu dari tahun 1996 sampai

dengan 2005. analisis data statistik yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresi.

Setelah dilakukan perhitungan dari data yang diperoleh dari PT. Kereta Api (Persero),

diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.4149 atau 41.49%. hal ini menunjukkan

bahwa tingkat keeratan hubungan antara Investasi aktiva tetap dengan Return On

Investment terdapat hubungan positif dan sedang. Tanda positif pada nilai koefisien

korelasi menunjukkan pula hubungan antara variabel X dan variabel Y sifatnya searah.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

i

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

v

DAFTAR TABEL

x

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1

Latar Belakang Masalah 1

1.2

Identifikasi Masalah 3

1.3

Tujuan Penelitian 3

1.4

Kegunaan Penelitian 4

1.5

Rerangka Pemikiran 4

1.6

Hipotesis 6

1.7

Metode Penelitian 7

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

9

(3)

Universitas Kristen Maranatha

2.1.4 Kapitalisasi Aktiva Tetap 12

2.1.5 Persyaratan Aktiva Tetap 13

2.1.6 Prosedur Pelaporan Aktiva Tetap 14

2.1.7 Cara-cara Perolehan Aktiva Tetap 15

2.1.7.1 Pembelian Tunai 15

2.1.7.2 Pembelian Angsuran 16

2.1.7.3 Ditukar Dengan Surat Berharga 16

2.1.7.4 Ditukar Dengan Aktiva Tetap Yang Lain 16

2.1.7.5 Perolehan Melalui Hadiah atau Donasi 18

2.1.7.6 Perolehan Dengan Membuat Sendiri 18

2.1.8 Pengeluaran Selama Aktiva Tetap Dimiliki 19

2.1.9 Pelepasan Aktiva Tetap 20

2.2 Tinjauan Umum Mengenai Investasi 21

(4)

Universitas Kristen Maranatha

2.6. Risiko Dalam Investasi 32

2.6.1 Jenis-jenis Risiko 33

2.6.2 Usaha Untuk Mengurangi Risiko 35

2.7. Analisis Laporan Keuangan 36

2.7.1 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan 37

2.7.2 Analisis Rasio 38

2.7.3 Return On Investment 40

2.7.1 Kegunaan dan Kelemahan Return On Investment 41

2.8. Hubungan Aktiva Tetap Dengan Return On Investment 42

BAB III OBJEK PENELITIAN

44

3.1 Objek Penelitian 44

3.1.1 Sejarah Perusahaan 44

3.1.2 Struktur Organisasi 52

3.2 Metode Penelitian 66

BAB IV HASIL PENELITIAN

68

4.1 Hasil Penelitian 68

4.1.1 Gambaran Umum Aktivitas Usaha PT. Kereta Api

(Persero) 68

(5)

Universitas Kristen Maranatha

PT. Kereta Api (Persero) 72

4.1.2.2 Cara Perolehan Aktiva Tetap Yang Dimiliki

PT. Kereta Api (Persero) 74

4.1.2.3 Pengeluaran PT. Kereta Api (Persero)

Selama Pemakaian Aktiva Tetap 75

4.1.2.4 Pemberhentian pemakaian Akiva Tetap 76

4.1.2.5 Pencatatan Aktiva Tetap 77

4.1.2.6 Pengendalian Intern Terhadap Aktiva Tetap 80

4.1.2.6 Metode Penyusutan yang Ditetapkan

PT. Kereta Api (Persero) 82

4.1.3 Tinjauan Tentang Pelaksanaan Investasi Aktiva tetap

Pada PT. Kereta Api (Persero) 83

4.1.2 Penentuan Return On Investment 85

4.2 Pembahasan Penelitian 87

4.2.1 Analisis Tentang Pelaksanaan Peningkatan Investasi

Aktiva Tetap Pada PT. Kereta Api (Persero) 87

4.2.2

Analisis Penentuan Return On Investment Pada

PT. Kereta Api (Persero) 88

4.2.3

Analisis Pengaruh Aktiva Tetap Terhadap Return On

Investment PT. Kereta Api (Persero) 89

BAB V KESIMPULAN dan SARAN

94

(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

(7)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 : Tarif Penyusutan Aktiva Tetap PT. Kereta Api (Persero)

78

Tabel 4.2 : Penentuan Return On Investment PT. Kereta Api (Persero)

Periode 1996-2005

86

Tabel 4.3 : Tabel Statistik 90

(8)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yusup Budiarto

NRP : 0251215

Menyatakan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir atau Skripsi ini adalah hasil karya

sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.Serta apabila di kemudian hari diketahui

pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar

dan pembatalan ijazah yang telah dikeluarkan.Demikian pernyataan saya.

Bandung, Februari 2007

Yang menyatakan,

(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi dewasa ini dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini terjadi seiring dengan teknologi yang semakin canggih sehingga menuntut kesiapan para perusahaan untuk siap bersaing dengan perusahaan yang lain. Perkembangan dunia usaha ini tidak hanya didalam negeri, tetapi juga ditingkat regional dan internasional.

Meningkatnya daya saing dalam era globalisasi, era industri, era teknologi atau era informasi dewasa ini telah mendorong perusahaan-perusahaan untuk lebih mengusahakan perbaikan kualitas dan produktivitas produknya baik barang maupun jasa.

(10)

2 Universitas Kristen Maranatha Sehubungan dengan hal diatas maka aktiva tetap digunakan perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu memperoleh laba serta menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Untuk dapat memperoleh laba secara maksimal selain itu harus didukung oleh kemampuan manajemen perusahaan untuk mengevaluasi aktiva tetap yang akan digunakan dimana aktiva tetap yang akan dibeli dan aktiva tetap yang sudah tidak layak operasi harus diganti. Oleh karena itu diperlukan kebijakan yang cermat dari manajemen perusahaan terutama dalam pemilihan, penggunaan dan pemeliharaan aktiva tetap tersebut.

Besarnya aktiva tetap yang digunakan akan mengakibatkan besarnya beban yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal ini akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh. Pendapatan dan beban ini akan dibandingkan untuk menentukan laba operasi. Besarnya laba operasi yang diperoleh akan dibandingkan dengan rata-rata aktiva operasi yang akan digunakan akan menghasilkan Return On Investment (ROI). Return On Investment digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan terhadap keefektifan dan kefisienan aktiva tetap yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi bagi perusahaan.

Keputusan untuk investasi dalam aktiva tetap sangat menentukan karena menyangkut dana yang besar jumlahnya dan untuk periode yang lama oleh karena itu keputusan mengenai investasi aktiva tetap mempunyai pengaruh yang baik dan buruk terhadap profitabilitas perusahaan.

(11)

3 Universitas Kristen Maranatha menghasilkan pengembangan investasi yang cukup besar untuk perluasan dimasa yang akan datang.

Mengingat pentingnya aktiva tetap didalam suatu perusahaan, maka penulis tertarik untuk membahasnya dalam penelitian yang berjudul “ Pengaruh Investasi Aktiva Tetap Terhadap Return On Investment ”

1.2 Indentifikasi Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang akan penulis bahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana realisasi pelaksanaan peningkatan Investasi aktiva tetap yang dilaksanakan oleh PT. Kereta Api (Persero) ?

2. Bagaimana penentuan ROI pada PT. Kereta Api (Persero) ? 3. Bagaimana pengaruh investasi aktiva tetap terhadap ROI?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui realisasi pelaksanaan peningkatan Investasi aktiva tetap

yang dilaksanakan oleh PT. Kereta Api (Persero)

(12)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah ini. Beberapa pihak yang dapat mengambil manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis

Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang aktiva tetap dan Return On Investment serta membandingkan dengan keadaan yang sebenarnya yang terjadi.

2. Bagi perusahaan

Dapat menjadi bahan masukan untuk mengevaluasi kebijakan perusahaan dan penentuan aktiva tetap yang berhubungan dengan Return On Investment.

3. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khususnya untuk mangkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

1.5 Rerangka Pemikiran

(13)

5 Universitas Kristen Maranatha Perluasan usaha ini dapat ditempuh dengan cara mengatur, memelihara dan menggunakan aktiva tetap dengan baik. Manajemen perusahaan dapat mengganti aktiva tetap yang tidak layak operasi dengan aktiva tetap yang baru, penambahan aktiva tetap yang sudah ada untuk meningkatkan kapasitas atau perluasan aktiva tetap lama yang sudah ada sehingga dari usaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pada konsumen, meningkatkan keuntungan, meningkatkan kualitas produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (16,25) mendefinisi aktiva tetap adalah : “ Aktiva tetap adalah aktiva tak berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibandingkan lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual, dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun “.

Menurut Fees and Warren ( 1999; 380 ) mendefinisikan :

“ Plant asset are long term or relatively permanent tangible asset that are used in the normal bussines operations, they are owned by their enterprises and are not hold for sale in the ordinary course of bussines “

Dari kedua definisi aktiva tetap diatas diperoleh kesimpulan bahwa aktiva tetap diperoleh atau dibeli sebelum aktiva tersebut menghasilkan manfaat yang mana manfaat tersebut diharapkan akan dinikmati dimasa yang akan datang.

Oleh karena itu aktiva tetap dapat menjadi ukuran keberhasilan bagi suatu perusahaan. Menurut Anthony, Dearden, Bedford, terjemahan Kusnadi, penerbit ITB Bandung ( 1997, 663 dan 664 ) menyatakan bahwa :

(14)

6 Universitas Kristen Maranatha Dari definisi tersebut meningkatnya aktiva tetap merupakan salah satu pengukuran keberhasilan dari suatu perusahaan. karena aktiva tetap merupakan aktiva yang penting bagi perusahaan dalam kegiatan operasional untuk memproduksi barang ataupun jasa. Dengan meningkatnya aktiva tetap maka perusahaan dapat meningkatkan kapasitas produksi, memperbaiki kualitas dari barang atau jasa yang dihasilkan.

Keputusan untuk investasi dalam aktiva tetap sangat penting karena perusahaan harus memperhitungkan dana yang besar jumlahnya untuk memperoleh aktiva tetap, jumlah beban yang akan dikeluarkan untuk memelihara aktiva tetap dan pendapatan yang dihasilkan oleh aktiva tetap. Pendapatan yang didapat dan beban dikeluarkan perusahaan dibandingkan untuk menetapkan laba atau rugi yang dialami perusahaan.

Perusahaan dapat mengukur keefektifan dan keefisienan dari aktiva tetap yang digunakan dengan menghitung Return On Investment, yaitu dengan cara laba operasi yang diperoleh akan dibandingkan dengan rata-rata aktiva operasi yang digunakan.

1. 6 Hipotesis

Karena penting aktiva tetap terhadap kegiatan perusahaan maka perlu diukur keefektifan dan keefesienan aktiva tetap salah satu alat adalah Return On Investment. maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

(15)

7 Universitas Kristen Maranatha 1.7 Metode penelitian

Dalam pendekatan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian statistik deskriptif. Metode statistik deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan mengenai suatu data atau keadan atau fenomena.

Penulis juga menggunakan metode statistik inferensi atau statistik induktif penelitian ini adalah bagian dari statistik yang mempelajari mengenai penafsiran dan penarikan kesimpulan yang berlaku secara umum dari data yang telah tersedia. Dalam penelitian ini akan didasarkan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh antar variabel dan analisis korelasi untuk mengetahui kekuatan hubungan antara variabel.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data, antara lain :

1. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan dimaksudkan untuk memperoleh data primer yang secara langsung mengakibatkan perusahaan sebagai objek penelitian, dan tehnik-tehnik yang digunakan peneliti adalah :

(16)

8 Universitas Kristen Maranatha b. Studi dokumentasi, yaitu teknik peninjauan terhadap

dokumen perusahaan dengan mengumpulkan, menelaah dan menganalisis dokumen tersebut yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Studi kepustakaan (Library research), dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data-data dengan cara membaca, memahami dan menelaah literatur-literatur yang relevan dengan topik yang diteliti. Cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data dalam menunjang yang melalui penelitian dilapangan.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

(17)

Universitas Kristen Maranatha 44

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Kereta Api (Persero) Bandung adalah salah satu perusahaan milik

Pemerintah (BUMN) yang kemudian statusnya berubah menjadi Persero.

Semula tujuan usahanya memberikan pelayanan atau jasa transportasi dan tidak

berorientasi mendapatkan keuntungan kemudian berubah menjadi memberikan

pelayanan atau jasa transportasi dan berorientasi pada keuntungan perusahaan.

PT. Kereta Api (Persero) Bandung merupakan salah satu perusahaan

besar yang menguasai seluruh jasa angkutan kereta api yang berada di

Indonesia. Perusahaan cabangnya tersebar di Indonesia yang disebut dengan

DAOP (Daerah Operasi) yang mewakili kantor pusat dan bertanggung jawab

melaksanakan seluruh kebijakan kantor pusat.

Dalam perjalanan sejarahnya, angkutan kereta api di tanah air kita

membuktikan peranan yang berarti pada sektor perhubungan disamping

menunjang pertumbuhan ekonomi terutama di sektor pertanian atau perkebunan

dan pertambangan.

Secara kronologis perkembangan perkeretaapian Indonesia telah

mengalami empat fase, yaitu :

1. Zaman Hindia Belanda

(18)

Universitas Kristen Maranatha 45

3. Zaman Kemerdekaan Republik Indonesia.

4. Zaman Penyerahan Kedaulatan.

Penjabaran dari masing-masing fase dapat diuraikan berikut ini :

1. Zaman Hindia Belanda

Di Indonesia, kereta api telah dikenal; sejak abad ke-19 dan dijalankan

pertama kali tanggal 17 Juni 1868 antara Semarang (Kemijen) dan Tanggung

dengan jarak 26 Km. Perkembangan perkeretaapian di Indonesia dimulai dengan

pemasangan lalu lintas Semarang-Surakarta oleh Nederlands Indische Spoorwegn Matschapj (NISM).

Pencangkulan pertama kali untuk pemasangan lalu lintas tersebut dilakukan

oleh Gubernur Jendral Slooet Van Beele di Semarang pada tanggal 12 Februari

1890. Lintas Jakarta-Bogor dimulai pemasangannya pada tanggal 10 April 1868

dan selesai pada tahun 1873. Pemasangan lintas kereta api tersebut dilakukan

oleh NISM yang kemudian diambil alih oleh State Spooorwegn (SS). Di Sumatera Utara telah dipasang lalu lintas medan pada tanggal 25 Juli 1886 oleh

Deli Spoorwegn Matschapj (DSM). Di Sulawesi pada tanggal 01 Juli 1923 telah dipasang lintas Kassar-Talekar, disamping SS yang diusahakan oleh Hindia

Belanda.

Pada saat itu terdapat dua belas tempat perkerataapian swasta di Jawa dan di

Semarang yaitu :

(19)

Universitas Kristen Maranatha 46

d. NV Saraje Dal Straamstram Matschpij (SDM) e. NV Mojokerto Straamstram Matschpij (MELSM) f. NV Oast Java Straamstram Matschpij (SJM) g. NV Kediri Straamstram Matschpij (KSM) h. NV Malang Straamstram Matschpij (MSM) i. NV Pasuruan Straamstram Matschpij (PSM) j. NV Probolinggo Straamstram Matschpij (PBSM) k. NV Madura Straamstram Matschpij (MDSM) l. NV Deli Straamstram Matschpij (DSM).

Peranan perkeretaapian swasta sebagai prasarana perekonomian pada waktu

itu mengimbangi peranan usaha pemerintah dengan nama State Spoorwegn.

Jaringan-jaringan di Jawa diarahkan pada tujuan penyempurnaan administrasi

pemerintah dalam rangka menjamin pertahanan dalam negeri. Pemasangan

jaringan di Aceh dilaksanakan oleh Departemen Penerangan (Department Van

Coleg). Pada tahun 1917 pengesahan beralih dari militer (Departemen

Penerangan) kepada State Spoorwegn dengan maksud untuk mengamankan hasil usaha.

Pemasangan jaringan-jaringan kereta api partikulir yang terpusat pada daerah

perkebunan, pada dasarnya mempunyai tujuan pengangkutan hasil perkebunan

ke daerah-daerah pelabuhan

(Cirebon-Tegal-Semarang-Surabaya-Probolinggo-Pamanukan-Belawan) untuk kemudian dilakukan ekspor ke Eropa, misalnya

(20)

Universitas Kristen Maranatha 47

Meskipun masing-masing perusahaan kereta api mempunyai

peraturan-peraturan pegawai tersendiri, pada dasarnya dalam bidang penggunaan tenaga

kerja pribumi (Indonesia) hanya menggunakan tenaga pembantu pelaksana.

2. Zaman Pendudukan Jepang

Perusahaan kereta api di Indonesia yang berada di Jawa dan di Sumatera

dipimpin oleh masing-masing satu pimpinan. Untuk daerah Jawa berada

dibawah Angkatan Darat (Riukuh) sedangkan Sumatera dibawah pimpinan

Angkatan Laut (Kaigun).

Di Jawa dinamakan Siyoku Sokyuku dan Teknido Kyuku di bagi menjadi tiga daerah yaitu :

a. Jawa Barat (Soibu Kyuku)

b. Jawa Tengah (Khubu Kyuku)

c. jawa Timur (Tohu Kyuku)

Masing-masing daerah tersebut dibagi-bagi dalam inpeksi-inpeksi

(Zimusoho) yang dikepalai oleh kepala Inpeksi (Zimusoho Tyo). Daerah

Sumatera di bawah pimpinan angkatan laut (Kaigun) yang masing-masing

eksploitasi berdiri sendiri dengan nama Sumatera Tuksedo (Aceh dan SDM), seibu Sematera Tuksedo (Sumatera Barat) dan Nanbu Sumatera Tuksedo

(Sumatera Selatan).

Secara resmi pimpinan pusat dipegang oleh pejabat sipil atau militer Jepang,

meskipun para pegawai bangsa Indonesia yang melaksanakan pekerjaannya.

Integrasi dan peraturan kepegawaiannya dipaksakan dengan dikeluarkan

(21)

Universitas Kristen Maranatha 48

peraturan baru dalam penggajian personil. Suatu segi yang menguntungkan

dalam policy kepegawaian pada waktu itu adalah penerimaan massal dalam jumlah yang banyak dari tenaga-tenaga berpendidikan menegah (atas) dan

perguruan tinggi dalam akhir 1924 ternyata merupakan tulang punggung dalam

kehidupan perkeretaapian indonesia selanjutnya.

Salah satu contoh kegiatan perekeretaapian zaman pendudukan Jepang

adalah dengan mendirikan bengkel-bengkel untuk latihan perkeretaapian yang

ditujukan untuk membantu dalam perang militer.

3. Zaman Kemerdekaan Rebulik Indonesia

Pada tahun 1945 samapai tahun 1950, seluruh rakyat Indonesia berjuang

mempertahankan kemerdekaan tanah airnya. PT. Kereta Api (Persero) dengan

nama Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKRI) yang lahir pada tanggal

28 September 1945 dari semula telah menjalankan dan membuktikan untuk

memperjuangkan kemerdekaan ini.

Perjuangan para karyawan telah berhasil pula menyumbangkan jasa-jasa

penting seperti :

a. Memindahkan anggota pemerintahan Republik Indonesia ke Yogya

b. Angkutan APSI

c. Angkutan beras untuk Indonesia

d. Angkutan rencana Laskar ke Front

Pada masa itu juga berbagai kesulitan, hambatan dan teknis operasional para

karyawan secara improvisasi menutupi kekurangan atau pun kebutuhan yang

(22)

Universitas Kristen Maranatha 49

barang-barang dari luar negeri sangatlah tidak mungkin ditambah dengan

terbatasnya dana-dana untuk pemeliharaan material dalam negeri. Situasi

mengkhawatirkan ini pada akhir tahun 1949 sudah mencapai tahap yang kritis

dan memerlukan rencana rehabilitasi teknis operasional dan ekonomis.

4. Zaman Penyerahan Kedaulatan

Dengan ditandatanganinya perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) maka

secara resmi pemerintah Indonesia berhak untuk menguasai dan menjalankan

Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKRI).

Sekalipun semua pengeluaran tahunan DKRI sebagai “Landsberdriff”

dicantumkan dalam anggaran belanja Negara tahunan, namun demikian tidaklah

membawa hasil yang berarti bagi peningkatan pelayanan kepada masyarakat

karena situasi sosial, ekonomi dan politik yang tidak memungkinkan.

Pada tanggal 1 Juni 1950 terjadi penggabungan DKRI dengan State Spooorwegn (SS) dengan kembalinya Republik Indonesia Serikat (RIS) menjadi Negara kesatuan maka DKRI diganti menjadi DKRIS dan statusnya diubah

kembali menjadi DKA (Djawatan Kereta Api). Pada tanggal 22 Mei 1962,

Djawatan Kereta Api Indonesia diubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api

(PNKA). Pada tanggal 15 September 1971 kembali terjadi perubahan status dari

PNKA berdasarkan PP.22/1962 dan PP pengganti tahun 1960 tentang

Perusahaan Negara. Pada tanggal 15 September 1971 kembali terjadi perubahan

status dari PNKA dan pelaksanaanya baru tanggal 1 April 1972 dan selesai pada

(23)

Universitas Kristen Maranatha 50

Status pegawai berubah menjadi pegawai negeri. Sebagai realisasi dari

peralihan status ini dikeluarkan surat yaitu keputusan bersama antara Menteri

Keuangan No. KM/MLD/320/PHB/79, tanggal 2 Juni 1974 mengenai

pemberitahuan panitia likuidasi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).

Tanggal 1 April 1974 PNKA berubah menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api

(PJKA).

Berdasarkan peraturan Pemerintah RI No.57 tanggal 30 Oktober 1990

kembali PJKA diubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA).

Alasan pengalihan tersebut adalah dalam rangka lebih meningkatkan pelayanan

jasa angkutan kereta api dan mendorong pengembangan usaha dalam menunjang

pembangunan.

Sejalan dengan Peraturan pemerintah RI No. 57 tahun 1990 tersebut

dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. 8 tahun 1991 tanggal 23

Februari 1991 yang isinya memutuskan untuk mencabut Keputusan Menteri

Perhubungan No.318/OT.001/PHB 82 dan menetapkan Keputusan Menteri

Perhubungan mengenai perusahaan yaitu merumuskan tugas, fungsi dan struktur

organisasi dan tata kerja PERUMKA untuk lebih meningkatkan hasil guna dan

daya guna perusahaan dan pelayanan kereta api. Sehubungan dengan alasan

pengalihan bentuk PERJAN menjadi PERUM, pemerintah memandang perlu

menetapkan Peraturan Pemerintah (PP).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19/1998 tanggal 3 Februari 1998,

(24)

Universitas Kristen Maranatha 51

Fatimah, SH. No. 2 tanggal 1 Juni 1999, Perusahaan Umum Kereta Api berubah

menjadi PT. Kereta Api (Persero).

Di daerah Bandung secara khusus dan Jawa Barat secara umum

pembangunanya dimulai sejak awal tahun 1874 setelah lintas Jakarta-Bogor

selesai. Lintas bandung dibuat untuk mengangkut hasil perkebunan di daerah

Bandung Selatan dan hasil peternakan seperti susu sapi, yang dibawa lewat jalur

kereta api ke daerah pelabuhan di Jakarta untuk ekspor ke daerah Eropa.

Sesuai dengan perekembangannya PT. Kereta Api (Persero) Bandung pun

mengalami perubahan. Pertama kalinya PT. Kereta Api (Persero) Bandung

dengan nama Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKRI) yang lahir

tanggal 28 September 1945. Pada tahun 1950 DKRI diubah menjadi DKRIS

yang pada saat itu Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat. Dan statusnya

didganti menjadi Djawatan Kereta Api (DKA). Pada tanggal 22 Mei 1962,

Djawatan Kereta Api Indonesia diubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api

(PJKA). Dan pada tanggal 30 Oktober 1990 kembali diubah menjadi Perusahaan

Umum Kereta Api (PERUMKA). Perubahan status juga terjadi pada tanggal 1

Juni 1999 menjadi PT. Kereta Api (Persero) yang tujuannya lebih

(25)

Universitas Kristen Maranatha 52

3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Berdasarkan keputusan Berdasarkan keputusan Direksi PT. Kereta Api

(Persero) No. Kep.U/OT.003/I/4/KA.2001 tentang organisasi dan tata laksana

PT. Kereta Api (Persero), susunan organisasi PT. Kereta Api (Persero) terdiri

dari :

1. Susunan organisasi tingkat pusat, terdiri dari :

a. Direktorat Keuangan

b. Direktorat Teknik

c. Direktorat Operasi

d. Direktorat Personalia dan Umum

e. Direktorat Pengembangan Usaha

f. Pusat-pusat:

1) Pusat Perencanaan dan Pengembangan

2) Pusat Logistik

g. Satuan Pengawasan Intern

2. Susunan organisasi tingkat divisi dan daerah operasi

a. Divisi :

1) Divisi Sarana

2) Divisi Pelatihan

3) Divisi Usaha Pendukung

(26)

Universitas Kristen Maranatha 53

5) Divisi Regional II Sumatera Barat

6) Divisi Regional III Sumatera Selatan

7) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek

b. Daerah Operasi :

1) Daerah Operasi I Jakarta

2) Daerah Operasi II Bandung

3) Daerah Operasi III Cirebon

4) Daerah Operasi IV Semarang

5) Daerah Operasi V Purwokerto

6) Daerah Operasi VI Yogyakarta

7) Daerah Operasi VII Madiun

8) Daerah Operasi VIII Surabaya

9) Daerah Operasi IX Jember

Tugas pokok dan fungsi direksi PT. Kereta Api (Persero) adalah sebagai

berikut :

1. Tugas Pokok Direksi:

a. Memimpin, mengurus dan mengelola Pt. Kereta Api (Persero)

sesuai tujuan dan tugas pokok perusahaan,

b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan,

c. Melaksanakan kebijakan umum yang ditentukan oleh menteri,

d. Merumuskan dan menetapkan kebijaksanaan,

e. Menyiapkan pada waktunya rencana kerja tahunan PT. Kereta

(27)

Universitas Kristen Maranatha 54

f. Menyiapkan laporan pertanggungjawaban kegiatan PT. Kereta

Api (Persero) dan perhitungan hasil usaha menurut cara dan

waktu yang telah ditetapkan oleh menteri,

g. Mengangkat dan memberhentikan pegawai sesuai dengan

peraturan yang berlaku di PT. Kereta Api (Persero),

h. Menyiapkan susunan organisasi PT. Kereta Api (Persero) beserta

perincian tugasnya,

i. Memberikan segala keterangan tentang keadaan PT. Kereta Api

(Persero), baik dalam bentuk laporan tahunan maupun laporan

berkala.

2. Fungsi-fungsi Direksi

a. Perencanaan dan pengelolaan kegiatan-kegiatan PT. Kereta Api

(Persero) secara terpadu,

b. Pengusahaan dan pengembangan prasarana serta sarana angkutan

kereta api,

c. Pengembangan dan pendayagunaan sumber daya manusia,

d. Pengembangan organisasi dan manajemen PT. Kereta Api

(Persero),

e. Pengelolaan keuansgan PT. Kereta Api (Persero),

(28)

Universitas Kristen Maranatha 55

Direktur Utama PT. Kereta Api (Persero) mempunyai tugas dan wewenang

sebagai berikut :

1. Pembuat dan pemberi masukan pertimbangan dan sarana untuk

kebijakan teknis,

2. Bertindak untuk dan atas nama direksi untuk semua bidang,

3. Memimpin kegiatan direktorat,

4. Melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan kebijakan direksi.

Berikut adalah urutan Direktorat PT. Kereta Api (Persero) tingkat kantor

pusat beserta tugas pokok dan fungsinya :

1. Direktorat Keuangan

Direktorat Keuangan adalah satuan organisasi di lingkungan kantor pusat

PT. Kereta Api (Persero) yang dipimpin oleh seorang direktur sebagai anggota

direksi yang bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS).

Direktorat Keuangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Penatausahaan kas besar, perhitungan Public service Obligation (PSO).

Infrastructure Maintenance and Operation (IMO), Track Acces Charge (TAC), transaksi antar unit usaha dan analisis perumusan dan penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), perencanaan kebutuhan

anggaran, distribusi dana, serta penatausahaan biaya.

b. Perumusan, penyusunan dan pengendalian peraturan keuangan dan

(29)

Universitas Kristen Maranatha 56

perhitungan, penyelesaian dan pelaporan perpajakan, asuransi dan

tuntutan ganti rugi, serta melaksanakan kesektariatan direktorat keuangan

c. Perumusan dan penyusunan sistem dan prosedur akuntansi, peyususnan

laporan laba rugi, pembuatan laporan keuangan, pembinaan akuntansi

daerah, pelaksanaan verifikasi buku kas stasiun, serta pembinaan

pemeriksa kas, laporan keuangan kompilasi DAOP di Jawa dan

pengurusan barang inventaris.

Direktorat Keuangan PT. Kereta Api (Persero) terdiri dari :

1. Sub Direktorat Pendanaan

2. Sub Direktorat Pendayagunaan Keuangan

3. Sub Direktorat Akuntansi

Ketiga hal diatas dijelaskan sebagai berikut :

1. Sub Direktorat Pendanaan

Sub Direktorat Pedanaan adalah satuan oraganisasi di lingkungan Kantor

Pusat PT. Kereta Api (Persero) yang berada dibawah Direktorat Keuangan. Sub

ini dipimpin oleh seorang kepala Sub Direktorat yang bertanggung jawab

kepada Direktur Keuangan.

Sub Direktorat Pendanaan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan RKAP Tahunan, perencanaan kebutuhan dan pencairan

sumber dana.

b. Pelaksanaan otorisasi dan pengendalian anggaran, serta evaluasi dan

(30)

Universitas Kristen Maranatha 57

c. Pengendalian dan distribusi dana, serta penatausahaan kas besar di

Kantor Pusat.

d. Penyusunan perhitungan PSO, IMO dan TAC, transaksi antar unit usaha

dan analisis biaya.

2. Sub Direktorat Pendayaguanaan Keuangan

Sub Direktorat Pendayagunaan Keuangan adalah satuan organisasi di

lingkungan Kantor Pusat PT. Kereta Api (Persero) yang berada dibawah

Direktorat Keuangan. Sub ini dipimpin oleh seorang Kepala Sub Direktorat

yang bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan.

Sub Direktorat Pendayagunaan Keuangan mempunyai fungsi sebagai

berikut:

a. Penyusunan dan pengendalian peraturan keuangan, serta pelaksanaan

administrasi anggaran kantor pusat.

b. Pelaksanaan pengesahan pembayaran internal maupun eksternal

transaksi keuangan di Kantor Pusat.

c. Perhitungan dan pelaporan perpajakan dan asuransi.

d. Pelaksanaan penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi (TGR), kesekretariatan

Direktur Keuangan dan administrasi keuangan umum lainnya.

3. Sub Direktoriat Akuntansi.

Sub Direktorat Akuntansi adalah satuan organisasi di lingkungan Kantor

Pusat PT. Kereta Api (Persero) yang berada dibawah Direktorat Keuangan. Sub

ini dipimpin oleh seorang Kepala Sub Direktorat yang bertanggung jawab

(31)

Universitas Kristen Maranatha 58

Sub Direktoriat Akuntansi mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan sistem dan prosedur akuntansi, pembuatan laporan

manajemen, penyusunan laporan laba rugi dan analisis laporan keuangan.

b. Pembuatan laporan keuangan kompilasi DAOP di Jawa dan pengurusan

barang inventaris kekayaan milik Negara.

c. Pembuatan laporan keuangan Kantor Pusat, peyusunan laporan keuangan

perusahaan, serta pembinaan akuntansi daerah.

d. Pelaksanaan verifikasi buku kas stasiun dan pembinaan pemeriksanaan

kas.

2. Direktorat Teknik

Direktorat Teknik adalah satuan organisasi di lingkungan Kantor Pusat PT.

Kereta Api (Persero) yang dipimpin oleh seorang direktur sebagai anggota

direksi yang bertanggung jawab kepada RUPS.

Direktoriat Teknik mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perencananaan teknik,

b. Penyusunan program pemeliharaan jalan rel dan jembatan ,

c. Penyusunan program pemeliharaan tanah dan bangunan,

d. Penyusunan program pemeliharaan instalasi sinyal, telekomunikasi dan

listrik,

e. Survey dan desain, standarisasi dan kelayakan sarana,

f. Pemeliharaan dan perbaikan alat-alat berat/ ringan fasilitas pemeliharaan

(32)

Universitas Kristen Maranatha 59

g. Pemeliharaan dan perbaikan serta produksi jembatan dan komponennya,

h. Pemeliharaan dan perbaikan sinyal dan telekomunikasi,

Direktorat Teknik PT. Kereta Api (Persero) terdiri dari :

a. Sub Direktorat Perencanaan Teknik

b. Sub Direktorat Jalan Rel dan Jembatan

c. Sub Direktorat Tanah dan Bangunan

d. Sub Direktorat Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik

e. Sub Direktorat Teknik Sarana

f. UPT Balai Yasa Mekanik Jalan Rel Cirebon-Prujakan

g. UPT Balai Yasa Jembatan Kiaracondong-Bandung

h. UPT Balai Yasa Sinyal dan Telekomunikasi Cikudapateuh-Bandung

3. Direktorat Operasi

Direktorat Operasi adalah satuan organisasi di lingkungan Kantor Pusat PT.

Kereta Api (Persero) yang dipimpin oleh seorang direktur sebagai anggota

direksi yang bertanggung jawab kepada RUPS.

Direktorat Operasi mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan dan penyusunan program lalu lintas perjalanan kereta api,

b. Analisis dan evaluasi pasar, tarif dan peraturan, promosi dan penjualan,

serta verifikasi pendapatan angkutan penumpang,

c. Verifikasi dan evaluasi pasar, tarif dan peraturan, promosi dan penjualan,

serta verifikasi pendapatan angkutan barang,

d. Perumusan dan penyusunan program hubungan masyarakat (internal dan

(33)

Universitas Kristen Maranatha 60

Direktorat Operasi PT. Kereta Api (Persero) terdiri dari :

a. Sub Direktorat Lalu Lintas

b. Sub Direktorat Pemasaran Angkutan Penumpang

c. Sub Direktorat Pemasaran Angkutan Barang

d. Sub Direktorat Hubungan Masyarakat

4. Direktorat Personalia dan Umum

Direktorat Personalia dan Umum adalah satuan organisasi di lingkungan

kantor pusat PT. Kereta Api (Persero) yang dipimpin oleh seorang direktur

sebagai anggota direksi yang bertanggung jawab kepada RUPS.

Direktorat Personalia dan Umum mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan dan penyusunan program perencanaan dan pengendalian

SDM; pembinaan dan pengembangan SDM, serta kebutuhan pendidikan

dan pelatihan (DIKLAT); hygiene perusahaan, kesehatan (HIPERKES),

keselamatan kerja, kesejahteraan dan pembinaan jasmani dan rohani

SDM;

b. Perumusan dan penyusunan program Sistem Informasi Pegawai PT.

Kereta Api (SIPEKA) dan tata usaha kepegawaian; mutasi,

pemberhentian dan pensiun; pengadaaan SDM, penyelesaian masalah

kepegawaian dan hubungan ketenagakerjaan, serta kesekretariatan,

protokoler dan kerumahtanggaan;

c. Perumusan dan penyusunan program tentang pengembangan organisasi,

(34)

Universitas Kristen Maranatha 61

d. Perumusan dan penyusunan program tentang pemberian pertimbangan

dan bantuan hukum; perundang-undangan dan dokumentasi, pembuatan

perjanjian atau kontrak dan kerja sama antar lembaga dalam dan luar

negeri.

Direktorat Personalia dan Umum PT. Kereta Api (Persero) terdiri dari :

a. Sub Direktorat Perencanaan, Pengembangan dan pengendalian Sumber

Daya Manusia

b. Sub Direktorat Administrasi Sumber Daya dan Kerumahtanggaan

c. Sub Direktorat Organisasi dan Tata Laksana

d. Sub Direktorat Hukum

5. Direktorat Pengembangan Usaha

Direktorat Pengembangan Usaha adalah satuan organisasi di lingkungan

kantor pusat PT. Kereta Api (Persero) yang dipimpin oleh seorang direktur

sebagai anggota direksi yang bertanggung jawab kepada RUPS.

Direktorat Pengembangan Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan dan penyusunan program investasi yang bersifat

pengembangan usaha;

b. Perumusan dan penyusunan program penelitian potensi dan perencanaan

pengembangan pemanfaatan asset perusahaan non-produktif dan

(35)

Universitas Kristen Maranatha 62

Direktorat Pengembangan Usaha PT. Kereta Api (Persero) terdiri dari :

a. Sub Direktorat Investasi

b. Sub direktorat Pengembangan Pemanfaatan Aset Non-Produktif dan

Kerja Sama Usaha

6. Pusat-Pusat

A. Pusat Perencanaan dan Pengembangan

Pusat perencanaan dan pengembangan adalah satuan organisasi di

lingkungan kantor pusat PT. Kereta Api (Persero) yang dipimpin oleh seorang

Kepala Pusat yang bertanggung jawab kepada direksi.

Pusat perencanaan dan pengembangan mempunyai fungsi sesbagai berikut :

a. Penyususnan dan pemantauan pelaksanaan program RJPP, perumusan,

penelitian dan pengembangan prasarana dan sarana, Quality Assurance

(jaminan kualitas) dan AMDAL pembangunan prasarana dan sarana,

b. Perumusan dan penyusunan laporan program pengembangan sistem

informasi manajemen perusahaan.

Pusat Perencanaan dan Pengembangan PT. Kereta Api (Persero) terdiri dari :

a. Bidang Rencana Jangka Panjang Perusahaan

b. Bidang Penelitian dan Pengembangan prasarana dan sarana

c. Bidang Sistem Informasi Manajemen Perusahaan

B. Pusat Logistik

Pusat Logistik adalah satuan organisasi di lingkungan kantor pusat PT.

Kereta Api (Persero) yang dipimpin oleh seorang Kepala Pusat yang

(36)

Universitas Kristen Maranatha 63

Pusat Logistik mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Perumusan dan penyusunan program perencanaan pengadaan, serta

pelaksanaan pengadaan barang perusahaan;

b. Pengaturan, penyimpanan, pendistribusian, serta pengendalian dan

evaluasi barang perusahaan;

c. Pembinaan dan koordinasi terhadap UPT Gudang Persediaan

(Manggarai, Cikudapateuh, Semarang dan Surabayagubeng) dan

Inkalring Tanjungpriok;

d. Pelaksanaan penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian barang milik

perusahaan.

Pusat Logistik PT. Kereta Api (Persero) terdiri dari :

a. Bidang perencanaan dan pengadaan

b. Bidang Pergudangan dan pengendalian

c. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Gudang Persediaan

d. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Inklaring

7. Satuan Pengawasan Intern

Satuan Pengawasan Intern adalah satuan organisasi di lingkungan kantor

pusat PT. Kereta Api (Persero) yang dipimpin oleh seorang Kepala Satuan

Pengawasan Intern yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

Satuan Pengawasan Intern mempunyai fungsi/ tugas sebagai berikut :

a. Mengawasi manajemen, pengujian dan penilaian hasil laporan serta

(37)

Universitas Kristen Maranatha 64

b. Mengawasi manajemen, pengujian dan penilaian hasil laporan serta

pengusutan dibidang teknik pemeliharaan prasarana dan teknik sarana;

c. Mengawasi manajemen, pengujian dan penilaian hasil laporan serta

pengusutan di bidang operasi dan pemasaran;

d. Mengawasi manajemen, pengujian dan penilaian hasil laporan serta

pengusutan di bidang adaministrasi SDM dan administrasi pendidikan

dan pelatihan;

e. Mengawasi manajemen, pengujian dan penilaian hasil laporan serta

pengusutan di bidang pengembangan usaha;

f. Mengawasi manajemen, pengujian dan penilaian hasil laporan serta

pengusutan di bidang perencanaan jangka panjang, penelitian, teknologi

informasi dan sistem informasi;

g. Mengawasi manajemen, pengujian dan penilaian hasil laporan serta

pengusutan di bidang perlengkapan (Logistik);

h. Mengawasi pengelolaan di bidang SDM dan pemeriksaan atas adanya

laporan penyimpangan manajemen bidang SDM, khusus tata usaha data

dan laporan serta evaluasi program dan laporan hasil pemeriksaan.

Satuan Pengawasan Intern PT. Kereta Api (Persero) terdiri dari :

a. Pengawasan I

b. Pengawasan II

c. Pengawasan III

(38)

Universitas Kristen Maranatha 65

Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian dan tugas pokok dari

masing-masing pengawasan, yaitu :

a. Pengawasan I, II, III

Pengawasan I, II, III adalah organisasi di lingkungan kantor pusat PT.

Kereta Api (Persero) yang dibawah Satuan Pengawasan Intern. Pengawasan

I, II, III mempunyai tugas pokok merumuskan dan menyusun strategi tentang

pengawasan manajemen pada semua unit/ satuan organisasi PT. Kereta Api

(Persero), Kantor Pusat, Kantor Divisi, Divisi Regional/ SubDivisi Regional

Sumatera, Kantor Daerah Operasi dan Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT)

meliputi bidang keuangan, prasarana, sarana dan umum.

b. Pengawasan IV

Pengawas IV adalah satuan organisasi di lingkungan kantor pusat PT. Kereta

Api (Persero) yang dibawah Satuan Pengawas Intern. Pengawas IV

mempunyai tugas pokok merumuskan dan menyusun strategi tentang

pengawasan manajemen pada semua unit/satuan organisasi PT. Kereta Api

(Persero), Kantor Pusat, Kantor Divisi, Divisi Regional/ SubDivisi Regional

Sumatera, Kantor Daerah Operasi dan Kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT)

(39)

Universitas Kristen Maranatha 66

3.2 Metode Penelitian

Dalam pendekatan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

statistik deskriptif. Metode statistik deskriptif yaitu suatu metode penelitian

yang berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan

mengenai suatu data atau keadan atau fenomena.

Penulis juga menggunakan metode statistik inferensi atau statistik induktif

penelitian ini adalah bagian dari statistik yang mempelajari mengenai penafsiran

dan penarikan kesimpulan yang berlaku secara umum dari data yang telah

tersedia. Dalam penelitian ini akan didasarkan pada analisis regresi untuk

mengetahui pengaruh antar variabel dan analisis korelasi untuk mengetahui

kekuatan hubungan antara variabel.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan

data, antara lain :

1. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan dimaksudkan untuk memperoleh data primer

yang secara langsung mengakibatkan perusahaan sebagai objek

penelitian, dan tehnik-tehnik yang digunakan peneliti adalah :

a. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan Tanya jawab antara penulis dengan para pimpinan,

staf kompeten. Dengan cara ini diharapkan dapat memperoleh

data-data atau informasi tentang kegiatan PT.Kereta Api dan

(40)

Universitas Kristen Maranatha 67

b. Studi dokumentasi, yaitu teknik peninjauan terhadap dokumen

perusahaan dengan mengumpulkan, menelaah dan menganalisis

dokumen tersebut yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Studi kepustakaan (Library research), dalam penelitian ini penulis

mengumpulkan data-data dengan cara membaca, memahami dan

menelaah literatur-literatur yang relevan dengan topik yang diteliti. Cara

ini dimaksudkan untuk memperoleh data dalam menunjang yang melalui

(41)

95 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Peningkatan investasi aktiva tetap yang dilakukan PT. Kereta Api (Persero) telah cukup baik. Dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2005 investasi aktiva tetap terus meningkat secara optimal, kecuali pada tahun 1999 terjadi penurunan aktiva tetap yang dikarenakan terjadi penjualan salah satu aktiva tetap yaitu lokomotif.

2. Penentuan Return On Investment pada PT. Kereta Api (Persero) didasarkan atas besarnya laba operasi yang didapat dari laporan laba-rugi berbanding dengan rata-rata aktiva tetap dihitung dengan saldo aktiva tetap awal tahun ditambah saldo aktiva tetap akhir tahun lalu dibagi dua dan data didapat dari neraca. Dimana hasil perhitungan berdasarkan teori-teori yang berlaku, Return On Investment pada PT. Kereta Api (Persero) cenderung berubah-ubah karena adanya perubahan pada laba operasi pada setiap tahun dan perubahan aktiva tetap pada setiap tahunnya.

(42)

96 Universitas Kristen Maranatha

tetap (X) dengan Return On Investment (Y) terdapat hubungan yang positif dan sedang. Didapat juga koefisien determinasi sebesar 17.22% yang berarti Return On Investment dipengaruhi oleh investasi aktiva tetap sebesar 17.22% dan sisanya sebesar 82.78% dipengaruhi oleh variabel lain.

5.2 Saran

Berdasarkan analisis-analisis yang telah diuraikan diatas, maka penulis bermaksud mengajukan beberapa saran yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi PT. Kereta Api (Persero) dan peneliti selanjutnya, sebagai berikut :

1. Bagi PT. Kereta Api (Persero), harus mempetimbangkan keputusan untuk melakukan investasi aktiva tetap dengan cara melihat seberapa besar permintaan pasar terhadap kebutuhan jasa yang harus dihasilkan oleh perusahaan, sehingga penggunaan aktiva tetap sesuai dengan tujuan yang diharapkan perusahaan yaitu meningkatkan laba. Dengan meningkatkan laba operasi perusahaan dan investasi aktiva tetap yang sesuai dengan sasaran dan kebutuhan perusahaan, maka dapat meningkatkan Return On Investment.

(43)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert, N., Dearden, Bedford, Sistem Pengendalian Manajemen,

Binapura Aksara, Kakarta,1992.

Atkinson Banker Kaplan Young, Accounting Manajement, International Edition, New Jersey, Prantice Hall inc, 2001.

D. Agus Harjito., Martono, SU, Manajemen Keuangan, Ekonisia, FE UII, Yogyakarta, 2002.

Eugene L. Garant and Worth, Dasar-dasar Ekonomi Teknik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1994.

Fees E., Philip, C., Rollin, Niswonger, Carl, S., Warren, James, M., Reeve,

Accounting Principles, Erlangga, Jakarta, 1998.

Gudono, Akuntansi Manajement, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,2001.

H.M. Ichsan; Prof. Drs. H. Kusnadi, HMA.; H. Dadang, Suherman, SE, MSi, Drs; Zainul, Arifin, MS, Akuntansi Manajemen (Pendeketan Komprehensif), Universitas Pasundan, Bandung, 1998.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2002.

Mulyadi, Akuntansi Manajemen; Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Stie YKPN, Yogyakarta, 1993.

Munawir S., Akuntansi Keuangan Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 2002.

Munawir S., Analisa Laporan Keuangan, Liberty, Yogyakarta, 2002.

Bambang, Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta, 1995.

(44)

Universitas Kristen Maranatha

Siswanto Sutarjo, Studi Kelayakan proyek Teori dan Praktek, Pusaka Binaman, Jakarta, 1995.

Smith, Jay M., Skousen K. Fred, Intermediate Accounting, Erlangga, Jakarta, 1999.

Sugiyono, Metode Penelitian dan Metode Penelitian Bisnis, Alfabetha, Bandung, 1998.

Weston Fred and T.E. Copelen, Manajemen Keuangan, Binarupa Aksara, Jakarta, 1992.

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Kebersihan dan merupakan aktor sentral yang memiliki fungsi utama pada bidang penyediaan jaringan persampahan, baik di kawasan kampung wisata nelayan yang

Syarat untuk sempurnanya sistem pengapian adalah harus ada tegangan listrik yang tinggi, kemudian terjadi percikan bunga api pada busi (di dalam waktu dan posisi

Polisi ini dikeluarkan sejajar dengan pembayaran Premium seperti yang ditetapkan di dalam Jadual dan menurut kepada kenyataan yang telah dikemukakan di dalam Borang Permohonan

Adapun basil dari studi keselamatan kualitatif diperoleh komponen yang memiliki tingkat keparaban tertinggi (catastrophic) yaitu tangki pressure relief valve, pompa kargo, low

Laporan Tugas Akhir harus telah diterima Program Diploma Komputer paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak selesai diadakan ujian Komprehensif, jika tidak maka kelulusan

Oleh karena itu, ketika Allah telah menyatakan bahwa orang yang berhukum dengan selain hukum Islam adalah kafir, maka Allah memperingatkan agar kita tidak menolong mereka

Citra dapat diperoleh dari sintilator BC 704 yang disinari pesawat sinar X, dan diperoleh hubungan antara tegangan (kV) pesawat sinar-X dengan nilai luminitas citra yang

Jumlah daun pada umur 5 dan 6 MST berbeda nyata karena tanaman telah memberikan respon pada sistem tanam dan karena keadaan fisik, kimia, dan biologi tanah serta