iv ABSTRAK
NOFEMBRI GOPINDA PUTRA 110110070293
Kejahatan Narkotika dan Psikotropika, merupakan kejahatan kemanusiaan yang berat, yang mempunyai dampak yang luas dan merugikan, terutama pada generasi muda suatu bangsa yang beradab.Kejahatan narkotika merupakan kejahatan lintas negara, karena penyebaran dan perdagangan gelapnya, dilakukan dalam lintas batas negara.Dalam kaitannya dengan negara Indonesia, sebagai negara hukum.Negara hukum yang dimaksud adalah negara yang menegakkan supremasi hukum untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Dalam upaya penegakkan hukum dalam tindak pidana narkotika tidak terlepas dari peran hakim dalam menentukan suatu putusan yang dapat memberikan suatu keadilan dalam perkara-perkara narkotika.Dalam hal ini peranan hakim sangat menentukan bagaimana penerapan hukum dalam tindak pidana narkotika dapat dituangkan secara eksplisit dalam putusan-putusannya, maka dari itu penafsiran hakim pun dalam hal ini dalam menentukan kaidah hukum yang menentukan suatu perkara narkotika sangatlah penting peranannya. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penafsiran hakim tentang narkotika golongan I bukan tanaman yang terdapat dalam pasal 112 ayat (1) berdasarkan lampiran nomor urut 61 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 dan kesesuaiannya dengan kaidah hukum yang berlaku dan kesesuaian tujuan pemidanaan dalam ketentuan putusan Nomor 19/Pid.Sus/PN.Sal, yang menjatuhkan terdakwa dengan putusan selama 4 tahun penjara.
Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif analitis dan metode pendekatan yuridis normatif melalui kajian terhadap peraturan perundang-undangan dengan dikaitkan pada pertimbangan hakim, buku-buku dan data-data yang berkaitan dengan tindak pidana narkotika dan tujuan pemidanaan.
v ABSTRACT
NOFEMBRI GOPINDA PUTRA 110110070293
Narcotic and Psychotropic Offense is serious humanity crime having an extraordinary impact on particularly young generation of a civilized nation. Narcotic offense is cross-state crime, as illicit distribution and trade in narcotics are taking place in b order crossing of a state. As a constitutional state, Indonesia always tries to maintain the supremacy of law to build truth and justice. The enforcement of law in criminal act of narcotics is not apart from role of a judge in determining a verdict that give a justice in narcotic cases. In this case, the role of a judge is considerable important to make certain about how application of law in criminal act of narcotics might be cast explicitly into his or her verdicts. So, in this case, even judge interpretation in establishing principles of law deciding a narcotic case have extremely important role. Issues under analysis are: judge interpretation of nonplants class I narcotics found in article 112 paragraph (1) based on supplement serial number 61 of Law Number 35 Year of 2009 and conformity to the positive law in Indonesia and conformity of condemnation goals in provision of verdict Number 19/Pid.Sus/PN.Sal, passing an imprisonment to the defendant by a verdict for 4 years.
To do so, an analytical descriptive research was conducted and normative juridical approach was used through studies of judge consideration, books and data related to criminal act of narcotics and condemnation goals.