• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 1 BANDAR Terakreditasi : A

Alamat : Jalan Raya Sidayu Km.3 Bandar Kab. Batang Telp. (0285) 689165, Kode Pos 51254 Situs : www.sma1bandar.sch.id., E mail : smanbandar@ymail.com

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Komponen : Layanan Dasar

Bidang Layaan : Sosial

Topik/ Tema Layanan : Penyelesaian Konflik di Masa Remaja Kelas/ Semester : XI IPA dan IPS/ I

Alokasi Waktu : 10 Menit

A

Tujuan Layanan

1. Peserta didik/konseli mampu mendeskripsikan pengertian konflik di masa remaja 2. Peserta didik/konseli mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab konflik di masa

remaja

3. Peserta didik/ konseli mampu menguraikan dampak positif dan negatif konflik di masa remaja

4. Peserta didik/konseli mampu mengaplikasikan strategi penyelesaian konflik di masa remaja

B

Metode dan Media

1. Metode : Problem Based Learning 2. Media : Gambar ,Kartu masalah

C

Langkah-Langkah Kegiatan Layanan 1. Tahap Awal

a. Guru BK/Konselor membuka dengan salam dan berdoa

b. Guru BK / Konselor membina hubungan baik dengan peserta didik(menanyakan kabar, presensi kehadiran siswa, mengulas materi bimbingan pada pertemuan sebelumnya).

c. Guru BK/Konselor memberikan penjelasan tentang topik yang akan dibicarakan d. Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan peserta didik melaksanakan kegiatan, dan

memulai ke tahap inti 2. Tahap Inti

a. Guru BK/Konselor menyampaikan tujuan yang ingin dicapai

b. Guru BK menyampaikan materi tentang “Penyelesaian konflik di masa remaja”

melalui gambar.

(2)

c. Guru BK/ Konselor memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya atau memberikan tanggapan tentang penyelesaian konflik di masa remaja

d. Guru BK/Konselor memberikan kasus pada masing-masing kelompok yang berkaitan dengan konflik masa remaja

e. Guru BK/Konselor memberikan kesempatan kepada perwakilan kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi tentang kasus konflik di masa remaja

f. Dari hasil presentasi tersebut Guru BK/Konselor mengevaluasi hasil diskusi kelompok

g. Guru BK/ konselor membuat catatan-catatan observasi selama proses bimbingan klasikal

3. Tahap Penutup

a. Guru BK memberi penguatan dan rencana tindak lanjut

b. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan mengajak peserta didik bersyukur/berdoa dan mengakhiri dengan salam

D

Evaluasi

1. Evaluasi Proses

Evaluasi dilakukan dengan pengamatan terhadap keaktifan, kesungguhan, kesukarelaan, dan ketertarikan anggota terhadap topik “Penyelesaian konflik di masa remaja”. Dengan instrument observasi.

2. Evaluasi Hasil

Penilaian penguasaan materi dengan menggunakan penilaian secara online melalui goegle form pada link https://forms.gle/ULgby89HqndD8Abu8 yang meliputi UCA, yaitu understanding (pemahaman baru), comfort (perasaan lega), dan action (rencana kegiatan pasca layanan).

Bandar, 27 Juni 2022 Mengetahui

Plt. SMA N 1 Bandar Guru BK

Drs. Saefudin Tri Jayanti, S.Pd

NIP.19640815 199412 1 002 NIP. 19890727 202102 2 005

(3)

PENYELESAIAN KONFLIK DI MASA REMAJA

A. Pengertian Konflik Di Masa Remaja

Konflik adalah perselisahan/terjadi perbedaan antara dua orang atau lebih,Konflik dapat berupa perselisihan, adanya ketegangan atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih. Konflik dikalangan remaja merupakan perilaku remaja yang mengarah pada pertentangan dengan kelompok sebaya dan ditunjukkan dengan perilaku yang reaktif dan proaktif kepada teman-temannya maupun dalam menjalin hubungan dengan kelompoknya. Selain itu, Konflik pada remaja disebabkan oleh permasalahan dengan temannya, sebagai upaya untuk melindungi diri dari kecemasannya maka remaja melakukan pertahanan dengan eksternalisasi perilaku secara agresif, berbuat salah dan kenakalan lain-nya (Marsee & Frick, 2011; Praptiani, 2013).

Terjadinya konflik, baik konflik dalam diri maupun luar diri dapat menyebabkan seseorang tingkat emosionalnya menjadi lebih tinggi sehingga mengakibatkan seseorang tersebut berfikir irasional atau ilogikal. Remaja yang tidak mampu menghadapi konflik akan cukup berbahaya karena dapat menjadikan perilaku remaja menjadi membabi buta dan mengalahkan akal sehat.

Selain itu, remaja yang emosinya tidak stabil akan menghambat dalam pencapaian tugas-tugas perkembangan dan menghambat keberhasi-lan belajarnya bahkan konflik yang dihadapi akan semakin berkepanjangan (Hendricks, 2008).

Remaja merupakan salah satu tahapan pertumbuhan dan perkembangan dalam siklus kehidupan manusia. Berkaitan dengan hubungan sosial remaja, hampir seluruh waktu yang digunakan remaja adalah berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, baik dengan orangtua, saudara, guru, teman, dan sebagainya. Remaja cenderung bergabung dan berinteraksi dengan kelompok sosialnya untuk mengembangkan ket-rampilan-ketrampilan sosialnya. Kondisi tersebut sejalan dengan salah satu tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh remaja yaitu memperluas hubungan interpersonal dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan kawan sebaya baik pria maupun wanita.

LAMPIRAN 1: URAIAN MATERI

(4)

Adanya interaksi tersebut menyebabkan remaja juga mengalami konflik dalam hubungannya dengan orang lain. Remaja merupakan masa yang sarat akan konflik, karena pada masa perkembangan ini tiap individu mengalami perubahan yang sangat kompleks, yaitu perubahan fisik jasmaniah, pola perilaku, peran sosial, serta merupakan masa pencarian identitas untuk menjadi diri sendiri sebagai individu. Perubahan-perubahan tersebut bagi sebagian remaja merupakan situasi yang tidak menyenangkan dan sering menimbulkan masalah. Permasalahan- permasalahan tersebut (Hurlock, 2000). Tidak sedikit yang kita temui, remaja yang memiliki konflik dengan teman sebayanya yang akhirnya tidak hanya mengakibatkan keributan antar keduanya namun merembet sampai pada tawuran antar kelompok. Konflik dapat menimpa siapa saja termasuk remaja. Konflik dikalangan remaja sudah menjadi fenomena umum di masyarakat.

Remaja ketika berinteraksi dengan sesama, selalu diwarnai dua hal, yaitu konflik dan kerjasama.

Konflik remaja merupakan pertentangan yang dialaminya, pertentangan ini bisa berbentuk pertentangan fisik dan non-fisik, yang pada umumnya berkembang dari pertentangan non-fisik menjadi benturan fisik, yang bisa berkadar tinggi dalam bentuk kekerasan, bisa juga berkadar rendah yang tidak menggunakan kekerasan.

B. Faktor - Faktor Penyebab Konflik Di Masa Remaja

Seiring dengan perkembangan fisik yang sangat cepat dapat berakibat pada masa remaja yang tidak dapat menyesuaikan diri secara baik, sehingga sering menimbulkan bahaya – bahaya yang muncul pada masa remaja salah satunya adalah remaja sering melakukan perilaku anti sosial atau yang sering dikenal dengan Juvenile Delinguince yaitu tindakan pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan remaja yang menjurus pelanggaran hukum (baik hukum tertulis maupun tak tertulis). Konflik interpersonal atau konflik antar teman sebaya seringkali terjadi, dikarenakan dalam kelompok teman sebaya terdiri dari banyak remaja dengan banyak perbedaan. Perbedaan tersebut antara lain: faktor budaya, bawaan, kebiasaan keluarga, dan proses sosialisasi yang dialami remaja tersebut. Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab konflik di masa remaja:

1. Personality individu remaja sendiri seperti:

a. Mempunyai kepribadian yang lemah, karena lingkungan pembentuk psikis yang tidak tepat b. Ciri–ciri kepribadian remaja seperti yang terlalu percaya diri, memberontak, ambivalen terhadap otoritas, mendendam, bermusuhan, curiga, destruktif, impulsif, control batin yang kurang

(5)

c. Tidak suka mentaati norma

Perilaku awal ditunjukkan dengan suka membolos, merokok pada usia awal, pelanggaran norma sekitar

d. Penampilan fisik yang berbeda dengan kelompoknya, serta psikis seperti IQ rendah, kecenderungan psikopat, sukar didik.

2. Latar belakang keluarga, seperti:

a. Orang tua broken home b. Situasi yang memaksa c. Orang tua kerja seharian

d. Kurang perhatian hanya pemenuhan kebutuhan materi, 3. Orang tua terlalu melindungi (over protective)

a. Orang tua yang sangat memanjakan b. Status ekonomi orang tua yang rendah c. Duplikat orang tua yang berperilaku jelek.

4. Latar belakang masyarakat, antara lain:

a. Pengaruh peer group b. Media massa

c. Kekangan sekolah

d. Lingkungan sosial yang tidak menentu.

Beberapa sebab di atas pula yang dapat menyebabkan terjadinya konflik remaja, baik konflik antar remaja maupun remaja dengan keluarga atau orang tua. Dua hal konflik tersebut sendiri merupakan yang sering terjadi sekarang ini dan menjadi sorotan media massa dan publik.

C. Dampak Positif dan Negatif Konflik di Masa Remaja 1. Dampak Positif Konflik

Memperjelas aspek kehidupan yang belum tuntas.

Penyesuaian kembali norma dan nilai.

Meningkatkan solidaritas.

Mengurangi ketergantungan antarindividu atau kelompok.

(6)

2. Dampak Negatif Konflik

Rusaknya hubungan antar individu dan kelompok.

Memakan korban berupa kerusakan harta benda dan nyawa manusia.

Berubahnya kepribadian para individu yang terlibat, baik yang mengarah pada hal-hal positif maupun negatif.

Menimbulkan dominasi dari kelompok yang menang atas kelompok yang kalah.

D. Strategi Penyelesaian Konflik di Masa Remaja

Di antara dua orang atau lebih yang menjalin persahabatan, biasanya memiliki hubungan yang baik, toleransi yang tinggi, saling membantu dan bekerja sama, serta saling menolong dalam kesusahan. Sikap seperti ini hendaknya tertanam dan terus dijaga dalam diri Anda. Akan tetapi, pribadi Anda tidak harus selamanya sama dengan orang lain karena memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda. Pada saat keinginan Anda tersebut berbeda dengan sahabat Anda maka sebagai sahabat akan saling menghargai dan bekerja sama agar keinginan masing-masing dapat tercapai tanpa ada memaksakan kehendak. Dengan demikian, hubungan baik Anda dengan sahabat akan tetap terjaga dan terpelihara walaupun ada dua kepentingan yang berbeda. Adanya dua kepentingan yang berbeda tersebut dapat memengaruhi cara bertindak dalam suatu konflik. Dalam konflik selalu ada dua kepentingan utama, yaitu sebagai berikut.

1. Kepentingan untuk mencapai tujuan pribadi. Misalnya, dalam hal ini Anda berada dalam konflik karena Anda mempunyai tujuan pribadi yang bertentangan dengan tujuan orang lain.

Tujuan tersebut bisa sangat penting bagi diri Anda, tetapi bisa juga kurang penting.

2. Kepentingan untuk tetap memelihara hubungan baik dengan orang lain. Dalam hal ini, Anda harus mampu bekerja sama secara efektif dengan orang tersebut pada masa yang akan datang.

Hubungan itu mungkin sangat penting bagi diri Anda, tetapi mungkin juga kurang penting.

Dengan melihat dua kepentingan tersebut, dapat diungkapkan lima cara dalam menangani konflik, yaitu sebagai berikut.

1. Menghindar

Cara ini seolah-olah seperti kura-kura yang menarik diri ke dalam tempurungnya untuk menghindari konflik. Tipe ini mengorbankan tujuan pribadi ataupun hubungannya dengan orang lain. Orang ini berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan konflik ataupun orang yang bertentangan dengannya. Orang yang menggunakan cara ini yakin bahwa tidak ada gunanya berusaha menyelesaikan konflik, ia merasa tak berdaya. Ia yakin akan lebih mudah menarik diri (secara fisik ataupun psikologis) dari situasi konflik daripada harus menghadapi konflik.

(7)

2. Memaksakan Kehendak

Orang dengan cara ini berusaha menguasai lawan-lawannya dengan memaksa mereka untuk menerima penyelesaian konflik yang diinginkannya. Tujuan pribadinya dianggap sangat penting, sedangkan hubungan dengan orang lain kurang begitu penting. Tipe ini tidak peduli terhadap kebutuhan orang lain, ia tidak peduli apakah orang lain menyukai dan menerima dirinya atau tidak. Ia menganggap bahwa konflik harus diselesaikan dengan cara satu pihak menang dan pihak yang lain kalah. Orang ini ingin menjadi pemenang karena kemenangan akan memberi rasa bangga dan sebaliknya, kekalahan akan menimbulkan perasaan lemah, rasa tidak mampu, dan rasa gagal. Ia berusaha menang dengan menyerang, menguasai, mengatasi, dan melakukan intimidasi terhadap orang lain.

3. Menyesuaikan pada Keinginan Orang Lain

Pada gaya ini, hubungan dengan orang lain sangat penting, sedangkan tujuan pribadi kurang begitu penting. Orang tipe ini ingin diterima dan disukai orang lain. Ia merasa bahwa konflik harus dihindari demi keserasian (harmoni) dan ia yakin bahwa konflik tidak dapat dibicarakan jika merusak hubungan baik. Ia khawatir apabila konflik berlanjut, seseorang akan terluka dan hal itu akan menghancurkan hubungan pribadi dengan orang tersebut. Ia mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain. Orang dengan cara ini seolah-olah berkata: “aku mengorbankan tujuanku dan membiarkanmu mendapat apa yang kau inginkan agar kau menyukai diriku”. Orang ini berusaha memperhalus situasi konflik yang terjadi.

4. Tawar-Menawar

Tawar-menawar ini cukup memperhatikan tujuan pribadi dan juga hubungannya dengan orang lain. Orang seperti ini biasanya mencari kompromi, ia mengorbankan sebagian tujuan pribadi dan membujuk orang lain yang berkonflik dengan dirinya agar ikut berkorban juga. Tipe ini mencari penyelesaian terhadap konflik yang menempatkan kedua belah pihak memperoleh sesuatu, seolah-olah bertemu di tengah antara kedua kedudukan ekstrim (mementingkan tujuan pribadi dan mementingkan hubungan dengan orang lain).

Ia ingin mengorbankan sebagian tujuan pribadi ataupun hubungannya dengan orang lain untuk mencapai persetujuan ke arah kebaikan bersama.

5. Kolaborasi

Cara ini sangat menghargai tujuan pribadi dan hubungannya dengan orang lain. Ia memandang konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan. Orang tipe ini memandang konflik untuk meningkatkan hubungan dengan cara mengurangi ketegangan kedua belah pihak. Ia berusaha memulai sesuatu pembicaraan yang dapat mengenali konflik sebagai suatu masalah. Tipe ini memelihara hubungan dengan cara mencari pemecahan yang

(8)

memuaskan kedua belah pihak. Ia tidak akan merasa puas sampai menemukan suatu penyelesaian yang dapat mencapai tujuan pribadinya dan tujuan orang lain. Ia juga tidak akan merasa puas sampai ketegangan dan perasaan negatif dapat diselesaikan sepenuhnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Zainul. 2015. Strategi Penyelesaian Konflik Antar Teman Sebaya di Masa Remaja.

Seminar Psikologi & Kemanusiaan. Psychology Forum UMM, ISBN: 978-979-796-324- 8. Dalam http://mpsi.umm.ac.id/files/file/475-482%20Zainul%20Anw.pdf, yang diakses pada tanggal 21 Maret 2019

Pohan, Vivi Gusrini R.2005. Pemecahan Konflik Interpersonal Pada Remaja Yang Populer. Dalam

e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara:

https://www.researchgate.net/publication/42321447_Pemecahan_Konflik_Interpersonal_Pad a_Remaja_Yang_Populer, yang diakses pada tanggal 21 Maret 2019

(9)

ILUSTRASI KONFLIK DI MASA REMAJA

Membolos

Tidur saat jam pembelajaran

Menyontek

Tawuran Bullying Penyalahgunaan

Narkoba

Merokok Minum Minuman Keras

Pembunuhan Lampiran 2 : Gambar

(10)

TUGAS DISKUSI

Berikut ini adalah sebuah konflik yang terjadi di masa remaja.

Diskusikan dengan teman 1 kelompok tentang masalah yang di alami oleh remaja di bawah ini!

Lampiran 3 : LKPD Kelompok

(11)

1. Penilaian Proses

LEMBAR OBSERVASI

No PERNYATAAN YA TIDAK KETERANGAN

1 Peserta didik berpartisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan

2 Peserta didik memperhatikan materi layanan dengan baik 3 Peserta didik berani

mengungkapkan pendapat 4 Peserta didik antuasias

dalam mengikuti kegiatan 5 Peserta didik memberikan

respon dengan tepat 6 Peserta didik kreatif dalam

mencari solusi

2. Penilaian Hasil

Dilakukan secara online menggunakan goegle form pada link: link https://forms.gle/ULgby89HqndD8Abu8

Aspek nilai Pertanyaan

Understanding 1. Pengetahuan apa yang Anda peroleh dari bimbingan klasikal ini?

Comfortabe 2. Bagaimana perasaan Anda setelah mengetahui cara penyelesaian konflik?

Action 3. Hal apa yang akan Anda lakukan untuk menyelesaikan konflik!

LAMPIRAN 4: INSTRUMEN EVALUASI

Referensi

Dokumen terkait

berkunjung kemasing-masing kelompok atau toko ilmu untuk mendapatkan penjelasan, memberikan masukan dan memberikan koreksi terhadap hasil pembahasan dari

Dengan demikian, meskipun masing-masing tulisan di rubrik-rubrik media massa berisi penceritaan kembali peristiwa yang pernah dialami, diduga memiliki karakter dan

Pada tahun 1974, Fakultas Teologi mulai menyelenggarakan program Sarjana Lengkap, dengan Jurusan khusus gereja dan masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan

Setelah melakukan kegiatan tersebut, peserta didik dapat mengetahui hasilnya dan berusaha untuk terus menjadi sahabat atau teman yang baik... Guru BK mengajak peserta didik

Mengetahui tugas apa yang harus kita kerjakan di dalam suatu pekerjaan yang kita pilih merupakan hal tidak kalah pentingnya,meskipun banyak dari perusahaan-perusahaan maupun

model yang disajikan dalam bentuk video atau media lainnya, dimana perilaku model yang akan diperlihatkan telah disetting untuk ditiru oleh peserta didik.. Guru BK

CSL V MANDIRI AKUPUNTUR ISHOMA AKUPUNTUR MANAJEMEN NYERI Kamis 20 April 2017 CSL V MANDIRI ISHOMA Laporan Visum et Repertum.

Ada 3 (enam) jenis Kriteria layanan yang disurvei yaitu: 1) Tata Kelola, Tata Pamong dan Kerjasama, 2) Sumber Daya Manusia, 3) Keuangan, Sarana dan Prasarana,