• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DAN TIKTOK TERHADAP PEMBENTUKAN BUDAYA ALONE TOGETHER (STUDI KASUS PADA MAHASISWA TELKOM UNIVERSITY) PROPOSAL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DAN TIKTOK TERHADAP PEMBENTUKAN BUDAYA ALONE TOGETHER (STUDI KASUS PADA MAHASISWA TELKOM UNIVERSITY) PROPOSAL SKRIPSI"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MEDIA SOSIAL INSTAGRAM DAN TIKTOK TERHADAP PEMBENTUKAN BUDAYA ALONE TOGETHER

(STUDI KASUS PADA MAHASISWA TELKOM UNIVERSITY)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi S1 Ilmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM 2021

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 1

1.2 Latar Belakang ... 2

1.3 Identifikasi Masalah ... 8

1.4 Pembatasan Masalah ... 9

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Kegunaan Penelitian ... 9

1.7 Waktu dan Periode Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Rangkuman Teori ... 11

2.2 Penelitian Terdahulu ... 24

Boss phubbing, trust, job satisfaction and employee performance ... 31

2.3 Hipotesis Penelitian ... 35

2.4 Ruang Lingkup Penelitian ... 35

BAB III METODE ... 36

3.1 Jenis Penelitian ... 36

3.2 Operasional Variabel dan Skala Pengukuran ... 36

3.3 Populasi dan Sampel ... 38

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40

3.6 Teknik Analisis Data ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 44

(3)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pengguna Instagram Periode Januari-Mei ... 6

Tabel 1.2 Jumlah Pengguna TikTok di Dunia ... 7

Tabel 1.3 Periode Penelitian ... 10

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 24

Tabel 3.1 Operasional Variabel……….36

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Menggunakan SPSS 25 (Variabel X1)………...40

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Menggunakan SPSS 25 (Variable X2)………...40

Tabel 3.4 Hasil uji Validitas Menggunakan SPSS 25 (Variabel Y)………..4

Tabel3.5 Hasil Uji Reliabilitas Menggunakan SPSS 25………41

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Data Pengguna Smartphone, Internet, dan Sosial Media di Indonesia ... 3 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 34

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dari Webometric.com (2020), Telkom University merupakan kampus swasta yang memiliki peringkat pertama dari banyaknya kampus swasta di Indonesia. Data tersebut juga menyatakan bahwa Telkom University juga masuk peringkat ke-5 Kampus Nasional. Banyaknya mahasiswa yang dimiliki Telkom University dapat dilihat pada data yang diperoleh dari penulis yang didapatkan dari data kemahasiswaan Telkom University yaitu sebanyak 22.348 ribu mahasiswa Telkom University. Peneliti melakukan pra-riset atau riset yang dilakukan sebelum penelitian. Hal tersebut bertujuan untuk mencari data banyaknya mahasiswa yang menggunakan soasial media Instagram dan TikTok, sehingga di peroleh 103 responden dalam pra-riset ini. Hal tersebut telah sesuai dengan rumus Slovin yang menyatakan bahwa sampel minimal untuk penelitian merupakan 10% dari populasi. Berikut ini ialah data banyaknya mahasiswa Telkom University yang menggunakan sosial media Instagram dan TikTok:

Tabel 1.1 Hasil dari Pra-Riset Pengguna Sosial Media

No Fakultas Kelompok Usia Pengguna Sosial Media

17-19 20-22 23-25 Instagram TikTok

1 Fakultas Teknik Elektro 2 7 1 10 5

2 Fakultas Rekayasa Industri

10 1 11 7

3 Fakultas Informatika 7 7 5

4 Fakultas Komunikasi dan Bisnis

3 30 5 38 20

5 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

1 15 2 18 10

6 Fakultas Industri Kreatif 1 10 1 12 10

7 Fakultas Ilmu Terapan 7 7 4

Total 7 86 10 103 61

Sumber: Data diolah pribadi (2020)

(6)

Berdasarkan tabel 1.1, menunjukan bahwa pengguna terbanyak pengguna sosial media Instagram dan tiktok pada kelompok usia 20 sampai dengan 22 tahun yaitu sebanyak 86 mahasiswa. Penggunaan sosial media instagram memiliki jumlah yang lebih banyak dari jumlah pengguna TikTok yaitu sebanyak 61 mahasiswa, hal tersebut disebabkan oleh TikTok merupakan aplikasi yang baru popular dikalangan mahasiswa. Beda halnya dengan Instagram yang memiliki tingkat popularitas lebih tinggi dibandingkan dengan TikTok. Maka dari itu objek penelitian yang akan di teliti oleh penulis yaitu mahasiswa, dikarenakan rata-rata usia mahasiswa 18 sampai dengan 24 tahun.

1.2 Latar Belakang

Perkembangan zaman saat ini menghasilkan teknologi yang semakin maju. Teknologi yang mengalami kemajuan juga menghasilkan internet yang bermanfaat bagi manusia. Internet diciptakan agar manusia dapat mengakses informasi menjadi lebih mudah. Menurut Talika (2016), manfaat yang dapat dinikmati internet itu dapat mengirim pesan lewat email, bertukar pesan melalui internet tanpa harus bertatap muka, selain itu masyarakat dipermudah untuk bisa mengunduh materi-materi atau mempermudah untuk mencari informasi yang sedang dibutuhkan untuk menigkatkan pengetahuan dan wawasan, tidak hanya itu masyarakat juga bisa membagi salah satu pengalaman kehidupannya dengan cara mengupload gambar atau video yang ingin dibagikan kepada masyarakat lainnya.

Peranan terknologi juga dirasakan oleh masyarakat Indonesia dalam hal penggunaan telepon pintar atau smartphone. Smartphone merupakan telepon genggam yang tidak hanya digunakan untuk telepon dan mengirim pesan singkat, tetapi menggunakan internet yang dapat diakses lewat smartphone tersebut.

(7)

Gambar 1.1 Data Pengguna Smartphone, Internet, dan Sosial Media di Indonesia

Sumber: Wearesocial.com (2020)

Berdasarkan data riset wearesosial.com (2020), dapat diketahui bahwa penduduk Indonesia sebanyak 271,1 juta. Banyaknya penduduk di Indonesia tersebut bukan lagi hal yang asing untuk memiliki telepon genggam yang dapat terkoneksi internet atau biasa disebut telepon pintar (smartphone). Banyaknya pengguna smartphone di Indonesia yaitu sebanyak 333,2 juta dan masyarakat yang menggunakan internet yaitu sebanyak 175,4 juta pengguna. Pengguna internet di Indonesia tidak hanya menggunakan koneksi yang dimiliki untuk hal-hal standar seperti mencari sesuatu hal lewat internet. Tetapi, pengguna di Indonesia memanfaatkan internet untuk aktif di sosial media. Data riset pada gambar 1.1 menunjukkan bahwa, banyaknya pengguna internet yang aktif bersosial media yaitu sebanyak 160 juta pengguna.

Smartphone merupakan telepon genggam yang memiliki kemampuan lebih tinggi dibandingkan telepon genggam konvensional, baik dari kualitas telepon, fitur yang dimiliki telepon, hingga sistem operasi didalamnya. Manfaat smartphone yang dapat dirasakan masyarakat ialah akses langsung sosial media. Berdasarkan data riset wearesosial.com (2020), pengguna sosial media di Indonesia memiliki 160 juta pengguna aktif. Hal tersebut terjadi karena sosial media merupakan wadah interaksi jarak jauh dengan mengandalkan internet, sehingga

(8)

dapat berinteraksi, bekerjasama, berbagi, dan berkomunikasi dengan baik (Widada, 2018). Sosial media yang paling sering digunakan di Indonesia ialah Instagram yaitu sebesar 79% dan TikTok 25% (wearesosial.com, 2020). Seiring perkembangan teknologi penggunaan Instagram dan TikTok terus mengalami kenaikan. Hal tersebut disebabkan oleh Instagram dan TikTok yang merupakan sosial media yang berbasis hiburan, didalamnya terdapat banyak informasi yang bisa disampaikan pengguna berupa foto dan video, serta menambahkan cerita pada kolom teks yang disediakan aplikasi sosial media tersebut sehingga dapat tersebar luas ke seluruh Indonesia.

Menurut Tiyanti (2019), media sosial adalah platform dimana media memfokuskan eksistensi pengguna yang memfasilitasi pengguna dalam beraktifitas maupun berkolaborasi.

Banyaknya fasilitas yang disediakan sosial media, secara tidak langsung menjadikan masyarakat memiliki interaksi sosial yang rendah ( Pratama & Sari, 2020). Menurut Rohadi (2016) dalam Pratama &Sari (2020) , tingginya penggunaan sosial media berakitbatkan pada rendahnya tingkat kepedulian masyarakat pada keadaan lingukangan sekitar. Menurut Gede (2011) dalam Anhsori (2020), seseorang yang sudah terlalu asik dengan dunia maya dapat membuat orang tersebut kehilangan kemampuan untuk berbaur dengan yang lainnya. Kondisi ini disebut juga dengan alone together dimana seseorang yang asik dengan sendirinya tanpa menghiraukan lingkungan sekitar.

Perubahan situasional pada lingkungan dan hubungan sosial di anggap erat kaitanya dengan komunikasi interpersonal apalagi diera digital saat ini yang maraknya Instagram dan tiktok, karena individu tanpa komunikasi akan membuat kualitas sosial individu menjadi rendah yang menjadikan seseorang merasakan alone together. Individu yang mengalami alone together cenderung tidak memiliki kemampuan komunikasi interpersonal dengan baik di lingkungan sosialnya. Komunikasi merupakan suatu proses dua arah yang mengahsilkan pertukaran informasi antar individu (Saleh, 2018) Komunikasi yang baik akan lebih mudah dilakukan jika kedua belah pihak merasa senang atas timbal balik informasi yang di terima. Komunikasi berperan dalam membentuk kepribadian. Hubungan dengan orang lain akan mempengaruhi kualitas hidup individu. Bila pesan yang di sampaikan tidak dipahami dengan baik oleh orang lain, maka dapat dikatakan komunikasi yang di lakukan mengalami kegagalan. Putri et al (2020) menyatakan bahwa komunikasi yang baik menimbulkan 5 hal, yaitu pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan lanjut.

(9)

Sering kali di temui beberapa orang terlihat memilih untuk diam dan menikmati kegiatanya ketika berada di khalayak ramai. Minimnya interaksi mereka satu sama lain dengan di tambah kecenderungan seseorang untuk melakukan kegiatan yang di rasa asik sendiri, semakin menimbulkan perasaan alone together tersebut. Rendahnya kemampuan berkomunikasi perlu menjadi pertimbangan lain. Kemampuan dalam menyampaikan seseuatu terhadap lawan bicara yang perlu di tingkatkan, cara memberikan pengertian dan memahamkan seseorang yang juga perlu ditingkatkan supaya kemampuan dalam berkomunikasi di ruang publik ataupun di mana saja bisa efektif dan efisien. Hakikat pergaulan itu ditunjukkan antara lain oleh derajat keintiman, waktu bertemu, jenis relasi, mutu interaksi diantara mereka, terutama faktor sejauh mana keterlibatan dan saling mempengaruhi. Apabila hubungan yang akrab tidak terpenuhi maka manusia cenderung merasa tertekan, merasa ditolak dan terkurung dalam dirinya sendiri apalagi dampak pada masyarakat akan sangat terasa ketika seseorang memutuskan untuk alone together.

Hubungan antar manusia yang kurang berakar secara mendalam, kurang terbuka, kurang akrab menandakan kesepian.

Dalam menjalani interaksi dengan orang, komunikasi dikatakan efektif apabila di tandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjalin secara harmonis dengan begitu alone together dapat dihindari. Dimana masing masing pelaku dapat bergantian sebagai komunikator dan komunikan dengan di lingkupi dinamika psikologi yang mendalam dengan face to face. Syahruddin (2020) menyampaikan penting komunikasi interpersonal diarahkan pada enam hal yaitu mengenal diri sendiri dan orang lain, mengetahui dunia luar, menciptakan dan memelihara hubungan, mengubah sikap dan perilaku, mencari hiburan dan membantu orang lain. Menurut Gutandjala (2018) disebutkan bahwa komunikasi interpersonal yang dilakukan pada tingkatan tertentu dapat melahirkan suasana dan dinamika komunikasi yang dapat memberikan manfaat pada kebutuhan komunikasi interaksi antar manusia.

Menurut data Napoleon Cat, perusahaan Analisis Sosial Media Internasional yang dimuat dalam artikel yang ditulis oleh Mustafa Imam dan dilansir oleh lamar goodnewsfromindonesia.id (2020), pada periode Januari sampai dengan Mei 2020, pengguna Instagram di Indonesia mencapai 69,2 Juta pengguna. Pencatatan ini berawal dari bulan Januari yang mana pengguna Instagram sebanyak 63,23 juta pengguna, dan namun sempat mengalami penurunan dibulan Februari menjadi 62,47 juta pengguna. Pada bulan Maret, pengguna Instagram mengalami

(10)

peningkatan yaitu sebanyak 64 juta pengguna. Di bulan April pengguna Instagram masih terus mengalami peningkatan yaitu sebanyak 65,7 juta pengguna. Pencatatan berakhir di bulan Mei, Napoleon Cat mencatat pengguna Instagram menjadi 69,2 juta penguna. Berdasaran data tersebut, Napoleon Cat mengelompokkan pengguna Instagram di Indonesia berdasarkan usia.

Berikut ini pengguna Instagram berdasarkan kelompok usia:

Tabel 1.1 Pengguna Instagram Periode Januari-Mei

Umur Bulan

Januari Februari Maret April Mei

13-17 10,9% 11% 11,4% 11,7% 12,1%

18-24 37% 36,8% 37,5% 38% 36,1%

25-34 33,7% 33,6% 32,8% 31,9% 33,2%

35-44 11,4% 11,5% 11,4% 11,4% 11,5%

45-54 4,3% 4,3% 4,2% 4,3% 4,3%

55-64 1,1% 1,1% 1,1% 1,1% 1,1%

65+ 1,6% 1,6% 1,6% 1,6% 1,6%

Sumber: goodnewsfromindonesia.id (2020)

Berdasarkan hasil survey yang tertera diatas, menunjukkan bahwa usia yang lebih banyak menggunakan sosial media Instagram ialah usia 18 sampai 24 tahun. Survey tersebut dibuktikan bahwa dari golongan usia 18 sampai dengan 24 tahun mendominasi pengguna aktif sosial media Instagram.

Selain sosial media Instagram, sosial media TikTok saat ini tingkat popularitasnya semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang diperoleh laman katadata.co.id (2020) yang menunjukkan bahwa Video dalam aplikasi TikTok mencatat jumlah Video yang diunduh oleh pengguna Tiktok sebanyak 738,5 juta kali disepanjang tahun 2019. Angka tersebutt mengalami peningkatan yaitu sebesar 12,6% dibandingkan tahun 2018. Berikut ini jumlah pengguna TikTok berdasarkan unduhan Video dari aplikasi TikTok:

(11)

Tabel 1.2 Jumlah Pengguna TikTok di Dunia

Tahun Jumlah Unduhan

2016 67,9 Juta

2017 131,5 Juta

2018 655,8 Juta

2019 738,5 Juta

Sumber : Katadata.co.id (2020)

Berdasarkan data di atas, peningkatan pengguna Tiktok pertama kali ialah pada tahun 2017 yaitu menjadi 131,5 juta pengguna. Jumlah pengguna TikTok meningkat sebesar 93,7% dari tahun 2016. Pada tahun 2018, pengguna TikTok mengalami peningkatan yang semakin tinggi yaitu sebesar 398,7%. Meningkatnya jumlah pengguna Instagram dan Tiktok menunjukkan bahwa akan meningkatnya pula keaktifan pengguna dalam media sosial tersebut. Keaktifan penggunaan media sosial sering kali membuat pengguna merasa lupa waktu dan terlalu asik dengan smartphone yang ia pegang. Terlalu aktifnya pengguna dalam Instagram dan Tiktok terlihat dengan waktu yang dihabiskan untuk memegang smartphone yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan waktu untuk mengobrol bersama teman atau keluarga. Sikap yang asik dengan smartphone ini merupakan bentuk dari alone together.

Fenomena yang dijelaskan diatas menimbulkan keinginan peneliti untuk memilih objek penelitian mahasiswa. Mahasiswa yang dijadikan objek dalam penelitian ini ialah mahasiswa Telkom University. Pemilihan mahasiswa sebagai objek penelitian berdasarkan hasil dari pra- riset dan fenomena diatas menunjukkan bahwa rata-rata pengguna sosial media berusia 18 sampai dengan 24 tahun. Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Dr. Misbah Fikrianto, Direktur Kemahasiswaan Kementrian Riset Teknologi Dikti (KemRisetDikti) bahwa, mahasiswa S1 rata-rata memiliki usia 19 sampai dengan 23 tahun. Dengan demikian, objek penelitian ini ialah mahasiswa S1 Telkom University.

Penulis melakukan telaah pustaka melalui jurnal dalam rentan lima tahun kebelakang. Jurnal yang pertama dengan judul “Korelasi Penggunaan Media Sosial Terhadap Sikap Antisosial Pada Remaja Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Sukoharjo” oleh (Ary Pratama , 2019), intensitas penggunaan media sosial mempengaruhi sikap apatis remaja dengan nilai kolerasi 0,528 dan nilai signifikan p(<0,001)< 0,05 dengan arah hubungan positif sehingga semakin tinggi tingkat intensitas penggunaan media sosial maka sikap remaja semakin apatis.

(12)

Jurnal kedua dengan judul “Pengaruh Media Sosia Instagram dan Whatsapp Terhadap Pembentukan Budaya Alone Together” oleh (Gunawan Saleh & Ribka Pitriani, 2018) media sosial Instagram dan Whatsapp memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan budaya “Alone Together” yaitu mahasiswa di Universitas Riau. Berdasarkan hasil uji kolerasi, terdapat hubungan yang sedang antara pengaruh media sosial Instagram dan Whatsapp terhadap pembentukan budaya “Alone Together” di Universitas Riau.

Jurnal ketiga dengan judul “Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Inovasi, Kepemimpinan dan Kinerja Perusahaan: Studi Transformasi PT. Pos Indonesia” oleh (Andri Prabawa & Mohammad Rizan, 2015) penelitian ini untuk mengetahui perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, kepemimpinan dan inovasi terhadapp kinerja perusahaan (Studi Transformasi PT. Pos Indonesia). Penelitian ini memberikan beberapa implikasi mengenai pengaruh perkembahan teknologi informasi, kepemimpinan dan inovasi terhadap kinerja peruhaan (Studi Transformasi PT. Pos Indonesia).

Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut mengenai sejauh mana mahasiswa menggunakan media sosial Instagram dan TikTok yang menjadikan munculnya budaya alone together yang dimana alone together merupakan istilah khas yang melekat kepada orang-orang yang memiliki sikap dan perilakunya dipengaruhi oleh keberadaan teknologi komunikasi seperti internet, tiktok ataupun Instagram atau keadaan dimana individu berkumpul tetapi sibuk dengan penggunaan gadget dan mengurangi interaksi langsung antar muka. Hal ini berbeda dengan antisosial yang menekankan pada bentuk sikap ketidakpedulian akan perasaan orang lain dan mengacuhkan perilaku yang benar dan tidak benar.

Perilaku ini menunjukkan masalah yang kita anggap sebagai penyakit, yang selanjutnya orang- orang tidak menjadi dari realita karena teknologi mendominasi dan membuat individu menjadi kurang peka terhadap sekitar. Kemajuan teknologi ini memiliki dampak drastis pada cara individu berkomunikasi. Maka penulis akan meneliti dengan judul “Pengaruh Media Sosial Instagram dan TikTok Terhadap Pembentukan Budaya Alone Together (Studi Kasus Mahasiswa Telkom University).”

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut ini ialah identifikasi masalah yang akan diteliti oleh penulis:

(13)

1. Seberapa besar pengaruh media sosial Instagram terhadap pembentukan budaya alone together pada mahasiswa Telkom university ?

2. Seberapa Seberapa besar pengaruh media sosial TikTok terhadap pembentukan budaya alone together pada mahasiswa Telkom university ?

1.4 Pembatasan Masalah

Penelitian ini memiliki fokus dan arah yang mana peneliti membatasi variabel X(bebas) yang telah ditentukan yaitu media sosial Instagram dan media sosial TikTok. Sedangkan pada variabel Y (terikat) yaitu pembentukan budaya alone together. Berdasarkan variable-variabel tersebut, peneliti ingin menganalisis terkait pengaruh media sosial Instagram dan TikTok terhadap pembentukan budaya alone together pada mahasiswa.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang diteliti, berikut ini tujuan penelitian ialah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui pengaruh sosial media Instagram terhadap pembentukan budaya Alone Together.

2. Untuk mengetahui pengaruh sosial media TikTok terhadap pembentukan budaya Alone Together.

1.6 Kegunaan Penelitian

1.6.1Kegunaan Penelitian Teoritis

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah sebuah referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan yang di bidang komunikasi menenai new media

1.6.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan menjadi salah satu syarat untuk memenuhi kelulusan dalam program studi S1 Ilmu

(14)

Komunikasi Telkom University sekaligus menerapkan ilmu yang sudah dipelajari selam perkuliahan berlangsung.

2. Bagi Mahasiswa

Penelitin ini diharapkan mampu memberikan informasi dan sebuah pemikiran mengenai budaya alone together.

3.Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan pengetahuan yang baru untuk masyarkat yang membeaca penelitian yang di teliti penulis mengenai budaya alone together.

1.7 Waktu dan Periode Penelitian

Tabel 1.3 Periode Penelitian No Tahapan Penelitian Bulan

Sept 2020

Oct 2020

Nov 2020

Des 2020

Jan 2021

Feb 2021

Mar 2021

Apr 2021 1 Menentukan Topik

Penelitian dan Judul 2 Mengumpulkan Kajian

dan Penelitian Terdahulu

3 Desk Evaliation

(Seminar Proposal) 4 Mengumpulkan Data

dan Mengolah Data

5 Analisis dan

Interpretasi Data

6 Menyusun Hasil

Penelitian Berupa Skripsi

7 Sidang Skripsi

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rangkuman Teori 2.1.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses dua arah yang menghasilkan pertukaran informasi dan pengertian antara masing-masing individu yang terlibat. Komunikasi merupakan dasar dariseluruh interaksi antar manusia. Komunikasi merupakan suatu proses dua arah yang menghasilkan pertukaran informasi antara masing masing individu.

Komunikasi merupakan kebutuhan hakiki dalam kehidupan manusia untuk saling tukar menukar informasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia baik yang dilakukan secara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak akan mungkin terjadi.

Manusia memerlukan kehidupan sosial, yaitu kehidupan bermasyarakat. Sebagian besar interaksi manusia berlangsung dalam situasi komunikasi (Waisboard, 2019).

Komunikasi terjadi dalam hubungan interpersonal yang maksudnya adalah proses komunikasi yang terjadi saat melakukan hubungan interpersonal yaitu hubungan antara dua orang atau lebih dalam menyampaikan pesan, ide, gagasan, cerita, dan sebagainya yang tujuannya melakukan komunikasi atau percakapan yang efektif. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung maupun dengan media (Sillars, 2018).

Berikut adalah factor yang mempengaruhi dalam menjalin komunikasi berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Beard (2018):

1. Percaya

Keuntungnya percaya pada orang lain yaitu dapat meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksudnya. Ada tiga faktor yang menumbuhkan sikap percaya dalam komunikasi yaitu menerima, empati, dan kejujuran.

2. Sikap Suportif

Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi.

Orang memiliki sikap defensif akan menunjukkan sikap seperti tidak menerima,

(16)

tidak jujur, dan tidak empatis. Sedangkan sikap supotif diantaranya menunjukkan sikap deskripsi, orientasi masalah, spontanitas, empati dan persamaan.

3. Sikap Terbuka

Sikap terbuka dalam komunikasi interpersonal memiliki pengaruh yang besar.

Seseorang yang memilikisikap terbuka biasanya akan menunjukkan seperti:

menilai pesan secara objektif, dapat membedakan dengan mudah, berorientasi pada isi, mencari informasi dari berbagai sumber, bersedia mengubah kepercayaannya, dan bersedia mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan kepercayaannya.

Adapun aspek yang diperhatikan menurut Banerjee (2020) ada 7 aspek yang membuat keberhasilan dalam berkomunikasi sebegai berikut:

1. Keterbukaan

Keterbukaan ialah sikap dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Dengan kata lain, keterbukaan berarti kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan. Sikap keterbukaan ditandai dengan adanya kejujuran dalam merespon segala stimuli komunikasi dan tidak berkata bohong.

Dengan keterbukaan maka komunikasi interpersonal akan berlangsung secara adil, transparan, dua arah, dan dapat dterima oleh semua pihak yang berkomunikasi

2. Empati

Empati dapat dikomunikasikan baik secara verbal maupun nonverbal. Secara nonverbal, empati dapat dikomunikasikan dengan adanya konsentrasi yang terpusat meliputi kontak mata, postur tubuh yang penuh perhatian dan kedekatan fisik serta adanya keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai

3. Pendukung

Individu yang melakukan komunikasi interpersonal harus bersikap positif dengan mengacu pada hal positif untuk diri sendiri dan orang lain serta memberikan pujian kepada orang lain. Sikap positif ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku. Dalam bentuk sikap yakni pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi

(17)

interpersonal harus memiliki perasaan dan pikiran positif, bukan prasangka dan curiga

4. Kesetaraan

Merupakan pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan, kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan. Tidak pernah ada posisi yang benar-benar setara dan sama secara utuh dalam berkomunikasi. Pastilah yang satu lebih kaya, lebih pintar, lebih muda, lebih pengalaman dan sebagainya. Tetapi kesetaraan yang dimaksud adalah berupa pengakuan atau kesadaran serta kerelaan untuk menempatkan diri setara

5. Keyakinan

Keyakinan atau kemantapan dalam berkomunikasi diwujudkan dalam bentuk rasa rileks, tidak canggung, sikap badan dan suara yang fleksibel, tidak terpaku pada gerakan atau nada suara tertentu

6. Postif

Individu yang melakukan komunikasi interpersonal harus bersikap positif dengan mengacu pada hal positif untuk diri sendiri dan orang lain serta memberikan pujian kepada orang lain. Sikap positif ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku

7. Kesiapan

Kesiapan melakukan komunikasi lewat penciptaan rasa tertarik dan perhatian terhadap lawan bicara berupa pemberian respon atau umpan balik dengan segera, menciptakan kebersamaan antara pembicara dan pendengar secara verbal maupun non verbal

2.1.2 Hubungan Komunikasi dan Alone Together

Komunikasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses interaksi sosial. Komunikasi yang baik akan lebih mudah dilakukan jika kedua belah pihak merasa senang atas timbal balik informasi yang di terima. Komunikasi adalah proses pertukaran informasi dari individu ke individu lain maupun lebih secara tatap muka dengan tujuan antar individu memahami pesan yang disampaikan. Dalam menjalani interaksi dengan orang, komunikasi dikatakan efektif apabila di tandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Komunikasi merupakan komunikasi yang terjalin secara harmonis. Turkle

(18)

(2017) menyampaikan penting komunikasi diarahkan pada enam hal yaitu mengenal diri sendiri dan orang lain, mengetahui dunia luar, menciptakan dan memelihara hubungan, mengubah sikap dan perilaku, mencari hiburan dan membantu orang lain. Kemampuan dalam menyampaikan seseuatu terhadapa lawan bicara yang perlu di tingkatkan, cara memberikan pengertian dan memahamkan seseorang yang juga perlu ditingkatkan supaya kemampuan dalam berkomunikasi di ruang publik ataupun di mana saja bisa efektif dan efisien. Kebutuhan manusia dalam berkomunikasi sangat diperlukan. Jikalau kurang memiliki kemampuan tersebut, seseoang akan sering merasa kurang di hargai, kepercayaan diri menurun, samai lingkup sosial berkurang.

Menurut Turkle (2017) di maksudkan alone together adalah situasi dimana seseorang berada dalam situasi kebersamaan dengan orang lain, namun yang bersangkutan lebih memilih asik dengan dirinya sendiri hingga kebersamaan yang dirasakan kurang bermakna. Dengan akibat yang sudah tersampaikan, seseorang akan cenderung lebih sering merasakan alone together ketika berada di khalayak ramai dan lebih memilih melakaukan kegiatan yang di rasa asik dan nyaman. Seseorang akan merasa kesepian dalam lingkunganya saat berada di keramaian, di karenakan tidak memiliki kemampuan komunikasi interpersonal seacara baik. Menurut Banerjee (2020) mengatakan ada tujuh aspek komunikasi interpersonal yaitu Keterbukaan, Empati, Pendukung, Kesetaraan, Keyakinan, Positif dan Kesiapan.

Pentingnya memiliki komunikasi dalam melakukan kehidupan sosial dan bisa terhindar dari zona alone together. Pada setiap individu harus mempunyai kemampuan berkomunikasi satu sama lain dengan orang yang baru di kenal sekalipun. Namun, sampai saat ini masih saja inidividu yang masih memilih untuk melakukan kegiatan yang asik menurutnya di saat berada di lingkungan yang asing. Selain menganggulangi perasaan alone together, seseorang juga bisa mengenal dirinya sendiri dari proses interaksi dengan orang lain dan itu bukanlah hal yang menakutkan. Dari penjelasan di atas dapat di lihat terdapat keterkaitan antara hubungan komunikasi l dengan alone together, dimana kemampuan komunikasi yang kurang, mampu menimbulkan perasaan alone together dan bahkan di era digital saat yaitu Instagram dan tiktok akan menyebabkan tingkat alone together atau keasykan pada diri sendiri semakin besar.

(19)

2.1.3 Media Baru

Media baru adalah praktik hibrida yang melibatkan berbagai keterampilan praktis dan sumber daya intelektual, yang disebut sebagai komponen penting dari praktik dalam istilah asosiatif dengan media baru seperti wilayah baru, bidang yang baru muncul, ruang yang belum dipetakan. Media baru tidak dapat didefinisikan secara hitam putih atau terkotak-kotak dalam domain yang sangat kecil karena merupakan konsepsi yang muncul dari berbagai bidang lain yang disatukan menghasilkan domain yang sangat besar.

Dengan demikian media baru tidak lain adalah penggabungan semua jenis media menjadi satu bentuk baru, semua konsepsi, ide dan teori dari media asli tertanam ke dalam bentuk baru tersebut (Rianto, 2016).

Secara alamiah, dampak perkembangan akibat teknologi di media baru berbeda-beda dan semuanya akan terpengaruh dengan cara yang sama. Karena tingkat keparahan perkembangan di beberapa media lebih tinggi dan pihak berwenang perlu mengubah model bisnis mereka dengan cepat dan dalam jangka pendek sambil memberikan lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan strategi baru bagi manajer media. Perubahan teknologi ini memiliki efek yang berbeda pada industri media. Karena beberapa industri media seperti industri musik paling terpengaruh oleh perubahan akibat kemunculan media baru, dan beberapa media seperti surat kabar berada di bawah tekanan perubahan yang luar biasa akibat kemunculan media baru (Rianto, 2016).

2.1.4 Media Sosial

Istilah Media Sosial mengacu pada penggunaan teknologi berbasis web dan seluler untuk mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Media sosial memiliki berbagai bentuk termasuk majalah, forum Internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau gambar, video, rating, dan bookmark sosial. Dengan dunia di tengah revolusi media sosial, lebih dari jelas bahwa media sosial seperti facebook, twitter, orkut, myspace, skype dll, digunakan secara luas untuk tujuan komunikasi. Bentuk komunikasi ini bisa dengan seseorang atau sekelompok orang. Saat ini sebagian besar orang, terutama anak-anak muda, terhubung ke berbagai media sosial untuk tetap berhubungan dengan teman sebayanya. Media sosial adalah media interaksi sosial sebagai superset di luar komunikasi sosial (Watie, 2016).

(20)

Menurut Junco al et (2010), media sosial adalah kumpulan situs web internet, layanan, dan praktik yang mendukung kolaborasi, pembangunan komunitas, partisipasi, dan berbagi ”. Dimensi yang berkembang dari penggunaan media sosial di kalangan anak muda saat ini tidak bisa terlalu ditekankan. Selama bertahun-tahun, jejaring sosial di antara siswa siklus kedua menjadi semakin populer. Tidak seperti media tradisional, Internet menyediakan ruang baru untuk komunikasi dua arah dengan pelanggan dan media sosial memberikan dimensi baru pada lingkungan ini. Aspek baru bisnis ini membutuhkan pendekatan baru terhadap pekerjaan tenaga pemasaran dan penjualan, oleh karena itu perlu untuk mendefinisikan prinsip-prinsip baru pemasaran dan mengubah gaya komunikasi sepenuhnya. Pakar pemasaran perlu menemukan penggunaan media sosial yang efektif untuk komunikasi pemasaran. Bisnis yang sukses membutuhkan dukungan pemasaran yang menyeluruh dan komunikasi yang konstan dengan pelanggan mereka. Media sosial adalah salah satu cara untuk melakukan ini.

Media sosial sering diidentikkan dengan jejaring sosial. Konsep media sosial, bagaimanapun, mencakup kegiatan yang lebih luas. Media sosial juga dapat berupa halaman web atau e-shop yang menggunakan elemen sosial, serta forum diskusi, weblog, multimedia, atau aktivitas online lainnya yang memotivasi peserta untuk membeli. Media sosial tidak memiliki definisi seragam yang pasti dan juga dapat disebut sebagai "media baru", "media 2.0", atau "kata kunci".

Kemajuan platform digital seperti Facebook, Twitter dan Instagram mungkin secara teknis baru dibandingkan dengan bentuk media sosial non-digital, sebuah akun historis media sosial menyoroti bagaimana orang pada dasarnya adalah makhluk sosial dengan kecenderungan untuk berbagi, terhubung, dan secara kolektif.

Media Sosial bukan hanya sebatas yang kita ketahui seperti Facebook, Twitter, maupun Instagram. Menurut Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlein (2010) membagi media sosial ke dalam enam jenis, sebagai berikut :

1. Blogs : salah satu media sosial paling awal yang berbentuk web pribadi berbasis teks dan biasanya menampilkan date-stamped entries dalam bentuk kronologis.

2. Collaborative projects : media sosial jenis ini memungkinkan adanya kerjasama dengan penggunanya dalam melakukan penambahan, mengubah, atau menghilangkan konten.

(21)

3. Content communities : bertujuan utama untuk berbagi konten media diantara para penggunanya. Konten yang di maksud biasanya berupa foto, video, teks, dan powerpoint presentation.

4. Social networking sites : memungkinkan para penggunanya untuk membuat profil pribadi yang berupa foto, video, audio, blogs, dan lain sebagainya. Para pengguna juga bisa menambahkan teman untuk mengakses profil mereka, serta bisa saling mengirimkan surat elektronik atau pesan instan.

5. Virtual games worlds : sebuah platform yang mereplikasi lingkungan ke dalam bentuk tiga-dimensi yang membuat para pengguna dapat tampil dalam bentuk avatar pribadi dan dapat berinteraksi berdasarkan aturan permainan yang ada.

6. Virtual social worlds : sebuah dunia virtual yang sama dengan dunia nyata, dimana para penggunanya dapat berperilaku dan hidup dalam bentuk avatar mereka.

Di semua bidang kehidupan kita, konsep media sosial sebagai teknologi komunikasi yang berkembang semakin meluas. Institusi yang menghadapi situasi berbeda pasti ingin menggunakan elemen media sosial sembari mengatur aspek kehumasan. Dengan menggunakan media sosial, mereka mendapatkan keuntungan atas mereka, karena itu adalah bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat sebagai alat ekspresi yang ampuh. Media sosial telah menjadi alat yang sangat diperlukan karena perkembangan terkini dalam elemen seperti kreativitas, desain, kebebasan, biaya rendah, kecepatan, dan berbagi, yang semuanya tidak seperti aplikasi Public Relation pada umumnya. Kita menggunakan berbagai jenis teknologi dalam hidup kita saat ini, karena mereka berubah sesuai dengan tujuan kita. Kehadiran perpustakaan di masyarakat kita mendukung kehidupan kita, terutama ketika mereka memelihara teknologi untuk mengakses informasi yang dapat membawa kita menuju kesuksesan di setiap bidang kehidupan kita.

Di sektor bisnis, media sosial digunakan sebagai alat penting komunikasi dan krisis juga merupakan alat interaksi pelanggan (Cahyono, 2016). Pertumbuhan media sosial telah mengungkapkan keuntungan dan kerugian berikut. Manfaat utama media sosial yaitu (Alyusi, 2019):

1. Berbagi ide: Situs jejaring sosial memungkinkan pengguna untuk berbagi ide, aktivitas, acara, dan minat dalam jaringan masing-masing. Layanan jejaring sosial

(22)

berbasis web memungkinkan untuk menghubungkan orang-orang yang memiliki minat dan aktivitas yang sama lintas batas politik, ekonomi, dan geografis.

2. Alat komunikasi: Jaringan sosial semakin banyak digunakan oleh konsumen dan pengusaha alat komunikasi. Pengusaha membuat akun media sosial dan memposting untuk memperluas informasi tentang produk yang ditawarkan.

3. Menjembatani kesenjangan komunikasi: Media sosial menjembatani jarak di antara orang-orang yang berbeda. Ini menawarkan platform bagi pengguna online untuk menemukan orang lain yang memiliki minat yang sama dan membangun komunitas virtual berdasarkan minat bersama tersebut. Dengan ketersediaan teknologi dan layanan media sosial, berbagi konten dan interaksi pengguna menjadi relatif mudah dan efisien.

4. Sumber informasi: Situs pembuat dan berbagi konten berfungsi sebagai sumber informasi untuk berbagai topik. Pengguna dapat mencari konten, mendownload dan menggunakan konten yang tersedia di situs ini secara gratis.

5. Alat pemasaran penting: Media sosial banyak digunakan oleh sebagian besar perusahaan / organisasi untuk memasarkan produk / layanan mereka di masyarakat.

Perusahaan menggunakan situs jejaring sosial untuk menghasilkan opini tentang produk yang ada dan produk masa depan yang tersedia di pasar. Ini adalah strategi pemasaran yang sangat baik yang dilakukan oleh sebagian besar perusahaan untuk menarik konsumen dan mendapatkan opini publik. Komentar atau opini seperti itu membantu organisasi mendesain ulang produk mereka. Jejaring sosial dan situs penilaian pengguna semacam itu adalah cara penting untuk mempromosikan produk dan menghasilkan opini.

6. Alat interaksi pelanggan yang penting: Jejaring Media Sosial sempurna untuk interaksi pelanggan, umpan balik pelanggan, dan dukungan pelanggan. Kontak bisnis baru dapat diperoleh untuk tujuan jaringan.

7. Alat komunikasi krisis yang penting: Ketika bentuk utama dari alat hubungan masyarakat gagal, media sosial dapat digunakan secara luas untuk berkomunikasi dengan masyarakat umum mengenai situasi krisis apa pun yang mungkin mencengkeram bangsa atau organisasi mana pun. Namun penting untuk diingat bahwa meskipun media sosial dapat memberikan dampak positif selama bencana

(23)

alam, namun dapat memiliki efek yang kurang menguntungkan selama krisis bisnis, dalam hal ini, tim komunikasi perusahaan perlu memahami bagaimana mereka dapat menggunakan media sosial untuk keuntungan mereka. Lanskap komunikasi telah berubah berkat media sosial, terutama selama masa krisis.

8. Biaya Rendah / Hemat biaya: Lebih murah menggunakan jejaring sosial online untuk keperluan pribadi dan bisnis karena sebagian besar biasanya gratis. Tidak seperti dalam bentuk media lain seperti elektronik atau cetak, seseorang harus membayar sejumlah uang agar sebuah berita bisa diterbitkan. Seseorang dapat mencari pelanggan potensial dan menargetkan pasar hanya dengan beberapa klik dan penekanan tombol.

9. Lebih sedikit memakan waktu: Media sosial adalah media komunikasi manajemen waktu yang efektif baik untuk bisnis maupun untuk tujuan akademis. Seseorang dapat memposting pesan atau menelusuri informasi apa pun dengan mengklik tombol. Ini merupakan keuntungan tambahan dibandingkan dengan media cetak dan media elektronik lainnya seperti televisi dan radio. Meskipun update di televisi dapat diperoleh, namun saluran media sosial memberikan informasi dan koneksi dadakan dengan orang-orang yang paling penting.

2.1.5 Instagram

Secara umum, Instagram adalah aplikasi gratis yang memungkinkan untuk mengirim gambar dan video. Seperti Pinterest, Instagram tidak didasarkan pada percakapan, yang menjadikannya “media sosial lite”. Ini membuatnya jauh lebih mudah dicapai dibandingkan dengan platform intensif percakapan seperti Facebook atau Twitter. Siapa pun dapat membuat akun di Instagram untuk mulai berbagi konten dan mengikuti individu, selebriti, perusahaan, dan merek lain. Instagram memiliki dua fitur utama; itu memungkinkan pengguna untuk mengedit foto mereka dan membuat gambar yang indah dan berfungsi sebagai jejaring sosial untuk berbagi gambar. Instagram memungkinkan pengguna untuk (Tran, 2015):

1. Mengambil gambar atau video

2. Merubah tampilan dan nuansa media dengan memilih filter 3. Menambahkan deskripsi

4. Menambahkan hashtag

(24)

5. Menandai orang di foto dan videonya 6. Memberi geotag pada foto dan videonya

7. Menelusuri dan menjelajahi gambar dan video orang lain

8. Menyukai, mengomentari, atau membagikan gambar dan video orang lain, dan membagikan konten mereka di saluran media sosial lain seperti Facebook, Twitter, Tumblr, dan pengikut lainnya.

Beberapa tahun terakhir jumlah pengguna Instagram meningkat pesat, terdapat 150 juta pengguna aktif bulanan Instagram. Dibandingkan dengan Twitter, Instagram hanya empat tahun lebih muda, namun telah melampaui Twitter dalam jumlah pengguna. Pada saat yang sama Instagram mengalahkan Facebook dalam jumlah posting dan mewakili lonjakan 49 persen dari tahun ke tahun. Selain itu Instagram mendapatkan pengguna baru lebih cepat daripada platform media sosial lainnya sebelumnya. Selain itu, Instagram memiliki tingkat pertumbuhan keterlibatan audiens tertinggi daripada platform media sosial mana pun. Ini memberikan keterlibatan 58 kali lebih banyak untuk merek daripada Facebook dan 120 kali lebih banyak keterlibatan daripada Twitter. Untuk mereka yang ingin memasarkan dirinya sendiri, Instagram juga menghadirkan audiens konsumen yang sangat besar. Audiens ini tidak hanya mencari konten, tetapi juga berbagi foto pengalaman mereka dengan brand dan produknya (Smith, 2015).

Beberapa kelemahan untuk Instagram adalah penggunaan aplikasinya cukup terbatas dan pengguna tidak dapat memperbarui akun mereka dari komputer tanpa aplikasi pihak ketiga. Juga Instagram belum menawarkan banyak kemungkinan bagi pengiklan, seperti misalnya Facebook. Ini mungkin, bagaimanapun, diharapkan untuk berubah dalam waktu dekat. Tidak seperti FaceBook dan Twitter, misalnya, Instagram tidak menawarkan analitik untuk penggunanya atau mengizinkan pengguna untuk membagikan konten yang mereka sukai. Selain itu, tidak mungkin membuat posting hanya teks dan ini terutama untuk gambar berkualitas telepon. Lebih lanjut, menambahkan URL "yang dapat diklik"

dalam deskripsi atau menambahkan URL yang dapat diklik dalam komentar tidak dimungkinkan di Instagram (Wood, 2015).

Instagram mendemonstrasikan tren ke arah cerita visual dan pergeseran dari berbagi gambar daripada teks. Sorotan Instagram juga menjadi tren lainnya. Instagram membuat bisnis dan pemilik merek lebih terhubung. Pelanggan suka berbisnis dengan orang yang

(25)

mereka kenal, sukai, dan percayai, dan Instagram memberi kesempatan untuk menunjukkan kepada konsumen siapa orang yang bekerja di belakang perusahaan.

Penting bagi perusahaan untuk memahami dan mengetahui pengguna target mereka.

Tanpa mengetahui preferensi dan sikap pengguna, perusahaan tidak dapat selalu mengkomunikasikan kepada audiens mereka dengan cara yang mereka mengerti dengan benar (Zimmerman, 2013).

2.1.6 Tiktok

Tik Tok merupakan sebuah jaringan sosial dan platform video music Tionkong yang diluncurkan pada September 2016. Aplikasi tersebut berisikan untuk pembuatan video pendek dengan didukung musik yang sedang digemari oleh orang banyak termasuk orang dewasa maupun anak-anak. Selain itu aplikasi Tik Tok tidak hanya pembuatan video saja tetapi juga dapat melihat video-vidio pendek dengan berbagai ekspresi masing-masing pembuatannya.

Aplikasi Tik Tok mengukuhkan diri sebagai aplikasi paling banyak diunduh yakni 45,8juta kali. jumlah itu mengalahkan aplikasi popular lain semacam Youtube, Whatsapp, Facebook Massenger, dan Instagram (Fatimah Kartini Bohang, 2018). Menurut tekno.kompas.com ada sekitar 10 juta pengguna aktif aplikasi Tik Tok di Indonesia.

Mayoritas dari pengguna aplikasi Tik Tok di Indonesia sendiri adalah anak millennial, usia sekolah atau biasa dikenal dengan generasi Z.

Aplikasi Tik Tok adalah salah satu aplikasi yang membuat penggunanya terhibur.

Dalam aplikasi ini pengguna dapat melihat-lihat berbagai kreatifitas setiap pengguna lain di For Your Page. Selain itu aplikasi Tik Tok dapat membuat pengguna Tik Tok dikenal atau terkenal. Dikenal atau terkenal nya juga disebabkan oleh kreatifitas pengguna membuat video pendek yang sangat menarik sehingga membuat si pengguna jadi terlihat orang banyak dari hasil pembuatan video pendeknya tersebut yang di unggah kedalam aplikasi Tik Tok ini.

Meningkatnya minat remaja dalam menggunakan aplikasi media sosial Tiktok dikarenakan beberapa hal, diantaranya yaitu (Adawiyah, 2020):

a. Kelebihan aplikasi

(26)

Aplikasi Tiktok memiliki kelebihan yang cukup berbeda dibandingkan dengan media sosial lainnya. Aplikasi Tiktok sangatlah mudah untuk digunakan teritama oleh remaja. Fasilitas yang disediakan dalam editing video sangat mempermudah bagi para pemula untuk melakukan editing video. Selain itu, semua video yang diunggah melalui Tiktok akan memiliki watermark termasuk ketika video tersebut telah diunduh.

b. Terbaru

Video yang diunggah oleh para pengguna Tiktok sangat up to date. Banyak hasil unggahan dari pengguna yang berhasil viral dan banyak dibicarakan hingga ke platform media sosial lainnya. Topik-topik yang diunggah melalui Tiktok sangat mudah tersebar karena video dapat tersebar tanpa kita dapat melihat video unggahan pengguna lain harus mengikuti atau berteman dengan pemiliki akun lainnya.

c. Fitur-fitur pada aplikasi

Fitur-fitur yang disediakan oleh aplikasi Tiktok sangat memudahkan pengguna.

Banyaknya lagu-lagu yang dapat menjadi latar dari video yang akan diunggah oleh pengguna serta fitur yang disediakan dalam melakukan editing video.

2.1.7 Budaya Alone Together

Menurut penelitian Turkle (2011), ketika seseorang bersama dengan orang lain, itu adalah situasi menyendiri, tetapi orang yang bersangkutan lebih memilih untuk tetap tenang dengan dirinya sendiri hingga tidak merasakan makna reuni. Kesepian bukan disebabkan oleh kesepian, tetapi ketidakpastian dalam hubungan disebabkan oleh kurangnya keterampilan membangun hubungan. Melihat apa yang terjadi sekarang dengan maraknya rasa kesepian pasti akan berdampak pada mereka yang merasakannya.

Seseorang akan merasa personal dengan lingkungan sekitarnya, karena di dunia maya lebih menarik dari pada dunia nyata. Kemampuan manusia untuk menjalin hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya menjadi semakin buruk, yang menyebabkan masyarakat mengandalkan komunikasi di dunia maya. Orang yang merasa kesepian dalam waktu lama mungkin menjadi tertutup di masa depan. Karena dia tidak ingin berbagi cerita ini atau cerita itu dengan orang-orang di sekitarnya.

(27)

Fenomena ini merupakan peristiwa yang dapat dialami setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya sering duduk di ruang keluarga, namun lebih nyaman dengan aktivitasnya masing-masing yang biasa disebut dengan menyendiri. Menurut Saleh &

Pitriani (2018), karena seseorang menemukan faktor-faktor yang menarik ketika sedang bersama, maka solidaritas semacam ini menjadi tidak berarti. Apalagi seseorang akan melakukan beberapa aktivitas, aktivitas tersebut akan membuat seseorang menjadi sangat tenang. Layaknya menggunakan gadget atau benda lainnya, benda-benda tersebut biasanya bisa didapatkan di luar rumah. Dalam setiap perubahan perilaku, pasti ada akar penyebabnya. Orang seperti itu dapat memasuki situasi ini sendirian.

Konsep alone together adalah individu yang merasa kesepian dalam konteks banyak orang. Pada saat yang sama, kesepian adalah kondisi seseorang untuk merasa kesepian dalam keadaannya sendiri. Perasaan sendiri tidak serta merta terjadi hanya dalam satu situasi, bisa juga terjadi bila ada banyak orang, inilah yang disebut situasi tunggal. Orang yang merasa kesepian bersama pasti kesepian, dan orang yang merasa kesepian belum tentu mengalaminya sendiri. Orang yang mulai merasa kesepian bersama memilih untuk tetap tenang dengan dirinya sendiri, karena persatuan yang terjalin saat itu terasa hampa.

Seseorang yang tidak menyukai seseorang. Kesepian adalah konsep yang lebih luas daripada kesepian. Ini tidak berarti bahwa keduanya berbeda, tetapi terkandung dalam kesepian dan bisa dikatakan mirip (Putri, 2020).

2.1.8 Faktor yang Mempengaruhi Budaya Alone Together

Menurut Peplau dan Perlman, ada dua situasi yang bisa menyebabkan kesepian.

Kondisi pertama adalah peristiwa yang memicu terbentuknya perasaan-perasaan tersebut.

Kondisi kedua merupakan faktor yang eksis dalam waktu lama dan mempertahankan kesepian (Turkle, 2017).

1. Faktor pemicu

Pemicunya adalah perubahan relasi sosial seseorang yang sebenarnya, sehingga relasi sosial yang dilakukan seseorang jauh dari yang diharapkan, yaitu:

a. Berakhirnya hubungan, seperti kematian, perceraian, perpisahan, dan perpisahan fisik, terkadang dapat menyebabkan kesepian.

b. Faktor kualitas rendah dari hubungan sosial perubahan kebutuhan atau keinginan sosial masyarakat juga dapat menyebabkan kesepian.

(28)

c. Perubahan lingkungan kemampuan atau keinginan orang dalam hubungan sosial atau sosial dapat mempercepat munculnya kesepian, meskipun tidak disertai dengan kemampuan untuk beradaptasi dengan hubungan yang sebenarnya.

d. Faktor perubahan situasi juga dapat menyebabkan kesepian.

2. Faktor pendahulu

Faktor pendahulu adalah faktor kepribadian dan situasional yang dapat meningkatkan munculnya rasa kesepian. Faktor ini juga dapat membuat orang yang kesepian sulit membangun kembali hubungan sosial yang memuaskan.

a. Kepribadian: Orang yang memiliki pola kesepian yang lebih stabil, yang terkadang berubah dalam situasi tertentu, atau yang mengalami kesepian karena kepribadian. Kepribadian yang dimaksud adalah seseorang dengan kepercayaan rendah dan rasa takut pada orang asing. Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam sistem psikofisik yang menentukan ciri-ciri tingkah laku dan berpikir.

b. Keinginan sosial adalah kebutuhan individu untuk berinteraksi dan diterima oleh lingkungan sosialnya.

c. Frustrasi atau depresi adalah sikap dan perasaan yang ditandai dengan kecenderungan tidak berharga, kurang antusias, depresi, sedih, dan gagal.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya merupakan salah satu acuan dasar bagi penulis untuk menunjang penelitian. Tabel berikut akan mendeskripsikan penelitian sebelumnya yang menurut para peneliti relevan:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Literature review 1 (skripsi)

Judul Hubungan komunikasi interpersonal dengan alone together di ruang publik

Tahun 2020

Peneliti Harun Anshori

Lokasi Penelitian

Sumber http://eprints.umm.ac.id/60286/1/SKRIPSI%20perpu s%20harun.pdf

Variabel dan Indikator Variabel independent (X): Komunikasi interpersonal

(29)

Variabel dependen (Y): Alone together

Teknik Analisis Data Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan analisis data menggunakan uji korelasi

Hasil Penelitian Terdapat hubungan negatif pada komunikasi interpersonal dan alone together di ruang publik.

Perbedaan Pada penelitian menggunakan variabel (X) komunikasi interpersonal sedangkan peneliti menggunakan variabel (X) media sosial Instagram dan Tiktok

Literature review 2 (skripsi)

Judul Hubungan kesantunan pergaulan dengan perilaku phubbing pada mahasiswa Universitas Islam Riau

Tahun 2019

Peneliti Ivany Rachmi

Lokasi Penelitian Universitas Islam Riau

Sumber http://repository.uir.ac.id/1311/1/Ivany%20Rachmi%

20-%201.pdf

Variabel dan Indikator Variabel independent (X): kesantunan pergaulan Variabel dependen (Y): perilaku phubbing

Teknik Analisis Data Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan analisis data menggunakan uji korelasi pearson product moment

Hasil Penelitian Terdapat hubungan signifikan dengan arah negatif antara perilaku phubbing dengan kesantunan pergaulan

Perbedaan Penelitian ini menggunakan variabel bebas kesantunan pergaulan dan variabel terikat phubbing, sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas media sosial Instagram dan Tiktok serta variabel terikat alone together

Literature review 3 (skripsi)

(30)

Judul Hubungan phubbing terhadap empati pada generasi Z di Kota Medan

Tahun 2019

Peneliti Alisha Ulfa Lubis

Lokasi Penelitian Kota Medan

Sumber http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/12345678 9/23562/151301078.pdf?sequence=1&isAllowed=y Variabel dan Indikator Variabel independent (X): phubbing

Variabel dependen (Y): empati

Teknik Analisis Data Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan analisis data menggunakan uji korelasi

Hasil Penelitian Terdapat hubungan negatif antara variabel empati dan phubbing.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan variabel bebas phubbing dan variabel terikat empati, sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas media sosial Instagram dan Tiktok serta variabel terikat alone together Literature review 4 (skripsi)

Judul Pengaruh kampanye let’s disconnect to connect terhadap sikap anti phubbing

Tahun 2018

Peneliti Normawati

Lokasi Penelitian

Sumber http://repository.upnvj.ac.id/3955/1/AWAL.pdf Variabel dan Indikator Variabel independent (X): kampanye let’s disconnect

to connect

Variabel dependen (Y): sikap anti-phubbing

Teknik Analisis Data Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan analisis data menggunakan uji korelasi

Hasil Penelitian Terdapat pengaruh yang sangat kuat antara kampanye Let’s Disconnect to Connect terhadap sikap anti-phubbing.

(31)

Perbedaan Penelitian ini menggunakan variabel bebas kampanye Let’s Disconnect to Connect dan variabel terikat sikap anti-phubbing, sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas media sosial Instagram dan Tiktok serta variabel terikat alone together Literature review 5 (skripsi)

Judul Hubungan perilaku phubbing dengan interaksi sosial pada mahasiswa/i

Tahun 2020

Peneliti Sinari Kasih Hati

Lokasi Penelitian Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sumber http://eprints.ums.ac.id/88852/3/HALAMAN%20DE

PAN.pdf

Variabel dan Indikator Variabel independent (X): perilaku phubbing Variabel dependen (Y): interaksi sosial

Teknik Analisis Data Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan analisis data menggunakan uji korelasi pearson product moment

Hasil Penelitian Perilaku phubbing tidak memiliki hubungan dengan interaksi sosial.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan variabel bebas perilaku phubbing dan variabel terikat interaksi sosial, sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas media sosial Instagram dan Tiktok serta variabel terikat alone together

Literatur review 1 (jurnal nasional)

Judul Pengaruh Media Sosial Instagram dan WhatsApp Terhadap Pembentukan Budaya “Alone Together

Tahun 2018

Peneliti Gunawan Saleh dan Ribka Pitriani

(32)

Lokasi Penelitian Universitas Riau

Sumber https://journal.untar.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/2673 Variabel dan Indikator Variabel independent (X): media sosial Instagram dan Whatsapp

Variabel dependen (Y): Alone together Teknik Analisis Data

Hasil Penelitian Terdapat pengaruh media sosial Instagram dan whatsapp terhadap budaya Alone together di Universitas Riau.

Perbedaan Penelitian ini hanya menggunakan variabel media sosial Instagram dan budaya Alone together, tidak menggunakan variabel media sosial Whatsapp.

Literatur review 2 (jurnal nasional)

Judul Pengaruh phubbing terhadap kualitas persahabatan pada mahasiswa psikologi UNP

Tahun 2019

Peneliti Dina Julia Ilham dan Rinaldi Lokasi Penelitian Universitas Negeri Padang

Sumber http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/psi/article/view/7607 Variabel dan Indikator Variabel independent (X): phubbing

Variabel dependen (Y): kualitas persahabatan

Teknik Analisis Data penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis data regresi linier sederhana.

Hasil Penelitian Terdapat pengaruh signifikan antara phubbing dengan kualitas persahabatan

Perbedaan Penelitian ini menggunakan variabel bebas phubbing dan variabel terikat kualitas persahabatan, sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas media sosial Instagram dan Tiktok serta variabel terikat alone together

Literatur review 3 (jurnal nasional)

Judul Pengaruh perilaku phubbing akibat penggunaan smartphone berlebih terhadap interaksi sosial mahasiswa

Tahun 2017

Peneliti Yuna Yusnita dan Hamdani

(33)

Lokasi Penelitian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Sumber http://www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP/article/view/3662/2115 Variabel dan Indikator Variabel independent (X): phubbing

Variabel dependen (Y): interaksi sosial

Teknik Analisis Data penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis data regresi linier sederhana.

Hasil Penelitian Perilaku phubbing berpengaruh positif terhadap interaksi sosial mahasiswa.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan variabel bebas phubbing dan variabel terikat interaksi sosial, sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas media sosial Instagram dan Tiktok serta variabel terikat alone together

Literatur review 4 (jurnal nasional)

Judul Hubungan perilaku phubbing dengan interaksi sosial pada generasi z mahasiswa keperawatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi malang

Tahun 2020

Peneliti Yanti Rosdiana dan Wahidyanti Rahayu Lokasi Penelitian Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang Sumber https://www.ejournal.stikeskepanjen-

pemkabmalang.ac.id/index.php/mesencephalon/article/view/194 Variabel dan Indikator Variabel independent (X): phubbing

Variabel dependen (Y): interaksi sosial

Teknik Analisis Data penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis data spearman-rank.

Hasil Penelitian Terdapat hubungan yang signifikan perilaku phubbing dengan interaksi sosial.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan variabel bebas phubbing dan variabel terikat interaksi sosial, sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas media sosial Instagram dan Tiktok serta variabel terikat

(34)

alone together Literatur review 5 (jurnal nasional)

Judul Hubungan fenomena alone together dengan interaksi keluarga

Tahun 2020

Peneliti Nabila Ashima, Mulyati, dan Hamiyati Lokasi Penelitian SMP Negeri 209 Jakarta Timur

Sumber http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jkkp/article/view/14464/9465 Variabel dan Indikator Variabel independent (X): alone together

Variabel dependen (Y): interaksi keluarga

Teknik Analisis Data penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis data uji korelasi.

Hasil Penelitian Terdapat korelasi negatif dan hubungan yang signifikan antara fenomena alone together dengan interaksi keluarga.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan variabel bebas alone together dan variabel terikat interaksi keluarga, sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas media sosial Instagram dan Tiktok serta variabel terikat alone together

Literatur review 1 (jurnal internasional)

Judul The effects of “phubbing” on social interaction

Tahun 2018

Peneliti Varoth Chotpitayasunondh dan Karen M. Douglas

Sumber https://www.researchgate.net/publication/322682365_The_effects _of_phubbing_on_social_interaction

Variabel dan Indikator Variabel independent (X): perilaku phubbing Variabel dependen (Y): interaksi sosial

Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis data spearman-rank.

Hasil Penelitian Peningkatan phubbing secara signifikan mempengaruhi kualitas komunikasi yang dirasakan dan kepuasan hubungan.

(35)

Perbedaan Penelitian ini menggunakan variabel bebas phubbing dan variabel terikat interaksi sosial, sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas media sosial Instagram dan Tiktok serta variabel terikat alone together

Literatur review 2 (jurnal internasional)

Judul Effects of Phubbing: Relationships With Psychodemographic Variables

Tahun 2019

Peneliti Naif Ergun

Sumber https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0033294119889581 Variabel dan Indikator Variabel independent (X): perilaku phubbing

Variabel dependen (Y): kesepian

Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis data regresi linier sederhana dan regresi linier berganda.

Hasil Penelitian Phubbing dikaitkan secara negatif dengan kesepian

Perbedaan Penelitian ini menggunakan variabel bebas phubbing dan variabel terikat kesepian, sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas media sosial Instagram dan Tiktok serta variabel terikat alone together

Literatur review 3 (jurnal internasional)

Judul Boss phubbing, trust, job satisfaction and employee performance

Tahun 2020

Peneliti James A Robert dan Meredith

Sumber https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S019188691 9306427

Variabel dan Indikator Variabel independent (X): perilaku phubbing Variabel dependen (Y): kinerja karyawan

Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis data uji korelasi.

Hasil Penelitian Pimpinan yang phubbing memiliki hubungan negatif dengan

(36)

kinerja kerja karyawan melalui kepercayaan supervisor dan kepuasan kerja.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan variabel bebas phubbing dan variabel kinerja karyawan, sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas media sosial Instagram dan Tiktok serta variabel terikat alone together

Literatur review 4 (jurnal internasional)

Judul Disconnected, though satisfied: pphubbing behavior and relationship satisfaction

Tahun 2017

Peneliti Esra

Sumber https://www.researchgate.net/profile/Esra-Cizmeci-

Uemit/publication/315783674_DISCONNECTED_THOUGH_SA TISFIED_PPHUBBING_BEHAVIOR_AND_RELATIONSHIP_

SATISFACTION/links/58e48911a6fdccc85bdf3d45/DISCONNE CTED-THOUGH-SATISFIED-PPHUBBING-BEHAVIOR-AND- RELATIONSHIP-SATISFACTION.pdf

Variabel dan Indikator Variabel independent (X): perilaku phubbing

Variabel dependen (Y): kepuasan hubungan pasangan

Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis data uji Anova dan LSD.

Hasil Penelitian Perilaku pphubbing tidak berdampak negatif terhadap kepuasan hubungan pasangan

Perbedaan Penelitian ini menggunakan variabel bebas phubbing dan variabel terikat kepuasan hubungan pasangan, sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas media sosial Instagram dan Tiktok serta variabel terikat alone together

Literatur review 5 (jurnal internasional)

Judul Be Aware! If You Start Using Facebook Problematically You Will Feel Lonely: Phubbing, Loneliness, Self-esteem, and Facebook

(37)

Intrusion. A Cross-Sectional Study

Tahun 2018

Peneliti Agata dan Aneta

Sumber https://doi.org/10.1177%2F0894439318754490

Variabel dan Indikator Variabel independent (X): intrusi Facebook, harga diri, kesepian, dan kepuasan

Variabel dependen (Y): phubbing

Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis data uji korelasi.

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan intrusi Facebook menjadi penyebab phubbing. Harga diri dan kepuasan yang rendah terhadap kehidupan memprediksi gangguan Facebook. Selain itu, tingkat kesepian yang rendah merupakan prediktor penyusupan Facebook, yang merupakan prediktor kesepian.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan variabel bebas intrusi Facebook, harga diri, kesepian, dan kepuasan serta variabel terikat phubbing, sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas media sosial Instagram dan Tiktok serta variabel terikat alone together

(38)

2.2 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya pengguna yang diberi stimulus atau stimulus berupa pesan akan memberikan respon khusus terhadap stimulus yang disampaikan dengan menyampaikan pesan yang menarik. Jika ada perhatian dan minat, siswa akan cenderung membentuk budaya “bersama sendiri”. Begitu pula sebaliknya, jika siswa menganggap penggunaan media sosial Instagram dan Tiktok tidak menarik, maka tidak ada budaya alone together.

Media sosial Instagram (X1)

a. Partisipasi b. Keterbukaan c. Komunitas d. Terhubung

Budaya alone together (Y)

a. Faktor perilaku b. Faktor pendahulu

Media sosial Tiktok (X2)

a. Kelebihan aplikasi b. Terbaru

c. Fitur aplikasi

(39)

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terhadap pengaruh antara media sosial Instagram dan Tiktok terhadap budaya alone together.

2.4 Ruang Lingkup Penelitian 2.4.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pengaruh media sosial Instagram terhadap budaya together alone. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah media sosial Instagram dan Tiktok. Sedangkan variabel terikat (Y) yaitu budaya alone together.

2.4.2 Lokasi dan Objek Penelitian

Berikut beberapa batasan yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas (X) media sosial Instagram dan Tiktok dan variabel terikat (Y) yaitu budaya alone together.

2. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Telkom yang aktif menggunakan media sosial Instagram dan Tiktok.

Gambar

Tabel 1.1 Hasil dari Pra-Riset Pengguna Sosial Media
Gambar 1.1 Data Pengguna Smartphone, Internet, dan Sosial Media di Indonesia
Tabel 1.1 Pengguna Instagram Periode Januari-Mei
Tabel 1.2 Jumlah Pengguna TikTok di Dunia
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hal inilah yang menarik peneliti untuk meneliti Arif Hidayat, bagaimana Arif dapat membentuk citra diri positif sebagai pengusaha muda yang sukses melalui media sosial Instagram...

Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala ABSTRAK - Judul penelitian ini adalah “Motivasi Mahasiswa Bergabung Dalam Media Sosial Instagram (Studi

Dari penelitian di atas, belum ada yang fokus mengkaji dampak penggunaan media sosial TikTok terhadap perilaku islami mahasiswa di Yogyakarta, utamanya

Berdasarkan hasil penelitian korelasi mengenai korelasi promosi pada media sosial Instagram terhadap Pilihan IAIN Parepare bagi mahasiswa baru tahun akademik 2021

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti mengenai pemanfaatan media sosial instagram @pesonacoffee.pku sebagai sarana promosi untuk

online shop Crushlicious melalui endorsement pada media sosial Instagram yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan komunikasi pemasaran melalui

Dimana membandingkan anak special needs yang telah menggunakan media sosial instagram dan yang belum menggunakan media sosial instagram untuk mengetahui bagaimana

Peneliti sangat tertarik kepada aplikasi sosial media terutama Tiktok, yaitu sebagai bahan penelitian untuk mengetahui persepsi orang tua terhadap anak-anak mereka yang menggunakan