• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS KAPAL TUNDA. dioperasikan oleh crew kapal PT Pelindo Marine Service KT.JAYANEGARA UNTUK KALANGAN SENDIRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "AKTIVITAS KAPAL TUNDA. dioperasikan oleh crew kapal PT Pelindo Marine Service KT.JAYANEGARA UNTUK KALANGAN SENDIRI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KT.JAYANEGARA 306

UNTUK KALANGAN SENDIRI www.pelindo.co.id

AKTIVITAS

KAPAL TUNDA

dioperasikan oleh crew kapal PT Pelindo Marine Service

(2)

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ke dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk menggandakan, atau merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Pelindo III. Pelanggaran atas ketentuan ini akan dituntut berdasarkan peraturan hukum yang berlaku.

PENERBITAN DAN PEREDARAN BUKU INI

HANYA UNTUK KALANGAN INTERNAL PELINDO III

DISCLAIMER

Materi yang terkandung dalam buku ini dapat dipertanggungjawabkan dan dipergunakan sebagai bahan pembelajaran di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dan PT Pelindo Marine Service. Keseluruhan materi buku ini telah melewati proses verifikasi dan validasi dari para SME atau narasumber, yaitu:

• Eko Harijadi Budijanto

• Agus Pudjotomo

• Bondan Winarno

• Hapsoro Nugroho

AKTIVITAS

KAPAL TUNDA

dioperasikan oleh crew kapal PT Pelindo Marine Service

I

PELINDO III

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Kuasa yang tiada henti memberikan rahmat, karunia serta inspirasi hingga penulis dapat sampai pada tahap ini, khususnya dengan selesainya penulisan knowledge capture ini.

Dalam knowledge capture ini, penulis berusaha mendokumentasikan aktivitas kapal tunda yang dioperasikan para crew kapal PT Pelindo Marine Service dalam menanganani keadaan darurat terhadap kapal lain di laut. Selain sebagai saran bantu dan prasarana pemanduan kapal (SBPP), kapal tunda dalam realisasinya juga menjadi armada yang mampu merespon keadaan darurat terhadap kapal lain di laut yang mengalami keadaan darurat. Seperti yang sudah diketahui, keadaan darurat perlu direspon secara cepat dan tepat oleh pihak-pihak yang mampu merespon keadaan dimaksud. Dengan adanya proses pendokumentasian ini, penulis berharap hal tersebut dapat menjadi sebuah pembelajaran berharga serta membuka wawasan bagi para pembaca.

Terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Manajemen PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti pelatihan knowledge capture.

2. Bapak Eko Harijadi Budijanto, Direktur Utama PT Pelindo Marine Service selaku Subject Matter Expert (SME) yang telah dengan senang hati berbagi ilmu dan kebijaksanaannya kepada penulis tentang bisnis kemaritiman beserta risiko yang dihadapi selama prosesnya.

3. Bapak Agus Pudjotomo, Regional Manajer Pelayanan Kapal PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Regional Jawa Timur selaku Subject Matter Expert (SME) yang telah dengan senang hati berbagi ilmu dan wawasannya tentang bidang pelayanan kapal yang dijalaninya saat ini.

4. Bapak Bondan Winarno, Asisten Senior Manajer HSSE Kantor Pusat PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) selaku Subject Matter Expert (SME) yang telah berbagi pengetahuan berharga tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

5. Bapak Hapsoro Nugroho, Senior Manajer Operasi PT Pelindo Marine Service selaku Subject Matter Expert (SME) yang telah membagikan wawasan dan pengalamannya dalam menjadi seorang pelaut dan konsep dasar keselamatan di atas kapal.

Penulis yakin penulisan ini masih sangat jauh dari kata sempurna, sehingga masukan dan kritik yang bersifat membangun akan selalu penulis harapkan untuk memperbaiki hasil penulisan ini. Akhir kata, penulis mohon maaf sebesar-besarnya jika dalam proses penulisan ini terdapat kesalahan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa mengampuni kesalahan kita dan berkenan menunjukkan jalan yang benar. Amin Surabaya, 12 Maret 2020

Penulis : Dwi Yudha Saifullah

Prabawa Adhikara Sofi Riwianto

II

PELINDO III

(4)

Eko Harijadi Budijanto

CURRICULUM VITAE NAMA LENGKAP : JABATAN SAAT INI : PENDIDIKAN :

EKO HARIJADI BUDIJANTO

DIREKTUR UTAMA PT PELINDO MARINE SERVICE

• KANDIDAT DOKTORAL KELAUTAN- ITS (2017-SAAT INI)

• S2 PORT & SHIPPING - WORLD MARINE UNIVERSITY

Dalam penyusunan Knowledge Capture tentang Hubungan Industrial ini penulis mendapatkan informasi dari para SME, yakni sebagai berikut:

Subject Matter Expert (SME)

III

PELINDO III

(5)

Agus

Pudjotomo

CURRICULUM VITAE NAMA LENGKAP : JABATAN SAAT INI :

AGUS PUDJOTOMO

MANAGER REGIONAL OPERASI DAN KOMERSIAL REGIONAL JAWA TIMUR

SUBJECT MATTER EXPERT (SME)

PELINDO III

IV

(6)

Bondan Winarno

CURRICULUM VITAE NAMA LENGKAP : JABATAN SAAT INI : PENDIDIKAN :

BONDAN WINARNO

ASSISTEN SENIOR MANAGER HSSE

• INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER

• ENGINEER’S DEGREE, ENGINEERING PHYSICS (1995 - 2000)

• INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

• MASTER OF BUSINESS ADMINISTRATION - MBA, BUSINESS ADMINISTRATION ANDMANAGEMENT, GENERAL (2017 - 2019)

V

PELINDO III

(7)

Hapsoro Nugroho

CURRICULUM VITAE NAMA LENGKAP : JABATAN SAAT INI : PENDIDIKAN :

HAPSORO NUGROHO

SENIOR MANAJER OPERASI PT. PELINDO MARINE SERVICE

ANT (AHLI NAUTIKA TINGKAT) I – STIP JAKARTA (2010)

VI

PELINDO III

SUBJECT MATTER EXPERT (SME)

(8)

D AF TAR ISI 01

PERANAN KAPAL TUNDA DALAM PROSES PELAYARAN

II Kata Pengantar III Subject Matter

Expert (SME) VII Daftar Isi

Bab I

09

GAMBARAN UMUM DAN PROSES KERJA

Bab II

17

PEMBELAJARAN

Bab III

33

REKOMENDASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI

Bab IV

39

FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ)

Bab V

VII

PELINDO III

(9)

D AF TAR ISI 01

PERANAN KAPAL TUNDA DALAM PROSES PELAYARAN

II Kata Pengantar III Subject Matter

Expert (SME) VII Daftar Isi

Bab I

09

GAMBARAN UMUM DAN PROSES KERJA

Bab II

17

PEMBELAJARAN

Bab III

33

REKOMENDASI PENGEMBANGAN KOMPETENSI

Bab IV

39

FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ)

Bab V

VIII

DAFTAR ISI

PELINDO III

(10)

BAB I

PERANAN KAPAL TUNDA DALAM PROSES PELAYARAN

PELINDO III

1

(11)

BAB I

PELINDO III

2

(12)

Sebagai perusahaan yang menyediakan jasa kemaritiman, PT Pelindo Marine Service (PT PMS) memiliki peran penting dalam proses pelayanan kapal-kapal yang akan sandar di terminal pelabuhan. Diantara jasa yang diberikan adalah kapal tunda.

Dengan semakin pesatnya perkembangan zaman, pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat yang variatif, menuntut para pelaku usaha untuk terus berinovasi dalam memberikan pelayanan prima. Hal serupa juga terjadi di bisnis kapal tunda.

Menurut Agus Pudjotomo, Kapal Tunda memiliki beragam persepsi, mulai dari assist tug, towing hingga running cargo. Dalam hal ini, PT Pelindo Marine Service berada di ranah assist tug yang dimana kapal tunda memiliki fungsi untuk membantu untuk melakukan penyandaran kapal, sehingga kapal yang dibantu diharapkan dapat sandar dengan selamat dan baik.

Sebagai perusahaan penyedia layanan pemanduan dan penundaan, PT Pelindo Marine Service memiliki beragam jenis armada kapal yang digunakan pada segmen Assist Tug. Secara definisi, Kapal Tunda dijelaskan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM.93 Tahun 2014 tentang Sarana Bantu dan Prasarana Pemanduan Kapal, Kapal Tunda yang berfungsi sebagai sarana bantu pemanduan adalah kapal dengan karakteristik tertentu digunakan untuk kegiatan mendorong, menarik, menggandeng, mengawal dan membantu (assist) kapal yang berolah gerak di alur pelayaran, daerah labuh jangkar maupun kolam pelabuhan, baik untuk bertambat ke atau untuk melepas dari dermaga, jetty, pelampung, dolphin, kapal dan fasilitas tambat lainnya.

Menurut Hapsoro Nugroho, terdapat spesifikasi teknis serta perlengkapan alat- alat keselamatan yang dibutuhkan pada sebuah kapal tunda yang beroperasi di pelabuhan, yakni sebagai berikut:

3

PELINDO III

(13)

SISTEM PROPULSI Azimuth Stern Drive Sistem ini terdapat pada Kapal Tunda Jayanegara series, Bima series, Joyoboyo I, Subali series dan Jayengrono.

Fixed Propeller

Sistem ini terdapat pada Kapal Tunda Anggada X dan Anoman series.

Tenaga/Daya mesin sesuai kebutuhan kepelabuhanan

Bollard Pull, untuk mengetahui kapasitas tenaga/daya tarik kapal tunda

Alat-alat keselamatan life buoy, APAR (Alat Pemadam Api Ringan), Liferaft, instalasi pemadam kebakaran/fire fighting (FIFI) BAB I

4

PELINDO III

(14)

oleh teknisi yang ada di PT Pelindo Marine Service. Hal tersebut dilakukan guna memastikan kelengkapan tersebut berfungsi dengan baik agar pelayanan penundaan tidak terganggu serta persyaratan minimal keselamatan pada kapal tunda tetap terpenuhi.

Terkait jumlah armada yang dioperasikan, PT Pelindo Marine Service membagi armadanya mengikuti regional di bawah naungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang kawasannya merupakan area wajib pemanduan serta area di luar regional PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang wajib pandu. Berikut penjabarannya:

NO WILAYAH

JUMLAH ARMADA KAPAL

TUNDA KAPAL PANDU

1 Surabaya 16 9

2 Semarang 3 2

3 Tanjung Intan 3 1

4 Banjarmasin 2 3

5 Kotabaru 3 1

6 Batulicin 1 1

7 Sampit 1 1

8 Mekarputih 4 1

9 Kumai - 1

10 Bunati - 1

11 Kaltim Prima Coal (KPC) 2 -

12 Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore

(PHE-WMO) 1 -

(Data per: Januari 2020)

5

PELINDO III

(15)

Sebagai sebuah sarana yang bergerak di perairan, sebuah kapal tunda memiliki peranan yang cukup signifikan dalam proses bisnis kepelabuhanan. Adapun di dalam buku ini akan dijabarkan terkait contoh-contoh penanganan keadaan darurat di berbagai daerah yang melibatkan peran kapal tunda milik PT Pelindo Marine Service. Dengan adanya penjelasan terkait peranan kapal tunda khususnya dalam penanganan keadaan darurat, diharapkan buku ini dapat menjadi referensi kepada seluruh pekerja yang berada di lingkup kepelabuhanan tentang proses penanganan keadaan darurat yang penangannya melibatkan peran sebuah kapal tunda.

Mulai dari aspek penerapan sistem dan prosedur penanganan keadaan darurat hingga regulasi dan jaring komunikasi dengan berbagai pihak, merupakan kunci penting dalam memberikan penanganan keadaan darurat yang efektif. Sebagaimana diketahui, keadaan darurat harus segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat guna meminimalisir berbagai potensi kerugian yang mungkin muncul pasca kejadian dimaksud.

BAB I

6

PELINDO III

(16)

Berbicara tentang bahaya, pekerjaan di ranah laut juga memiliki potensi risiko yang cukup tinggi. Bahaya-bahaya tersebut tidak hanya merusak sebuah aset/benda mati namun juga dapat mengancam keselamatan para pekerja. Setiap potensi risiko pada dasarnya dapat dikendalikan dengan menerapkan manajemen risiko, khususnya saat berada di atas kapal. Hapsoro Nugroho menjelaskan bahwa penanganan keadaan di laut lebih kompleks jika dibandingkan dengan penanganan keadaan darurat di sisi darat. Contoh penanganan keadaan darurat yang pernah dilakukan oleh crew kapal tunda PT Pelindo Marine Service yakni pertolongan terhadap kebakaran pada kapal Tanto Ceria. Menurutnya, penanganan tersebut dibutuhkan kesiapan alat-alat keselamatan pada kapal tunda yang memadai serta kualitas sumber daya manusia yang cakap dalam merespon keadaan dimaksud.

Sebelum menjadi seorang crew kapal, seorang individu wajib memiliki beragam kompetensi terkait keselamatan, salah satunya adalah penanganan keadaan darurat dan harus dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat keahlian. Hal tersebut merupakan salah satu tindakan kecil untuk mengendalikan sebuah risiko. Menurut Hapsoro Nugroho, seorang crew kapal tunda harus memiliki ijazah Ahli Nautika Tingkat III (ANT-III), sedangkan untuk Kepala Kamar Mesin (KKM), harus memiliki ijazah Ahli Teknika Tingkat III (ATT-III). Terkait keahlian dalam bidang keselamatan, seluruh crew wajib memiliki sertifikat Basic Safety Training (BST) dengan ditunjang beberapa sertifikat-sertifikat dengan keahlian spesifik mengenai keselamatan.

Terdapat beragam jenis keadaan darurat yang ada di atas laut, mulai dari kebakaran, tubrukan kapal, kapal kandas, kapal tenggelam, orang jatuh ke laut dan pencemaran.

Dari jenis keadaan darurat di laut tersebut, penanganannya dapat dibantu oleh kapal tunda. Maka dari itu, kapal tunda juga harus memenuhi regulasi-regulasi tentang sarana keselamatan di kapal itu sendiri. Salah satu sarana keselamatan yang terlihat yakni instalasi Fire Fighting yang berfungsi saat terjadi kebakaran, lalu ada pula winch guna kebutuhan assist itu sendiri, baik saat keadaan darurat maupun melaksanakan pelayanan penundaan.

Dalam kaitannya dengan keselamatan, sebuah keadaan darurat harus mendapatkan penanganan. Menurut Bondan Winarno, terkait keadaan darurat dimanapun kejadiannya, keadaan tersebut harus direspon secara cepat dan tepat. Adapun berbagai jenis penanganan keadaan darurat, mengenai manusia berarti jiwa, yang berkaitan dengan injury sampai dengan kematian.

Kembali pada prinsip awal penanganan keadaan darurat, artinya tindakan harus dilakukan secara cepat. Saat proses penanganan berlangsung, terdapat istilah golden period atau jangka waktu yang harus dilakukan tindakan agar tidak terjadi efek yang fatal. Hal tersebut berlaku pada semua medan, mulai dari darat, laut hingga

7

PELINDO III

(17)

ketinggian. Selain terhadap manusia, penanganan keadaan darurat juga dapat dilihat dari sisi lingkungan dan properti. Sederhananya, jika terjadi kerusakan pada sebuah properti dan dibiarkan terlalu lama maka bisa jadi kerusakan tersebut makin parah jika tidak segera ditangani.

Merujuk kembali pada potensi bahaya, PT Pelindo Marine Service yang sudah bergerak selama 8 (delapan) tahun dalam industri kemaritiman, juga telah mengalami beragam tantangan selama menjalankan bisnisnya. Maka dari itu, dalam menjalankan bisnisnya, PT Pelindo Marine Service juga menerapkan konsep manajemen risiko. Seperti yang sudah ada sebelumnya, keadaan darurat yang mungkin terjadi di kapal selama berada di laut cukup beragam. Untuk itu PT Pelindo Marine Service mewajibkan seluruh crew kapalnya memiliki sertifikat keahlian dalam bidang keselamatan berlayar. Hal ini sebagai salah satu bentuk kecil manajemen risiko dengan mengurangi tingkat kemungkinan dan konsekuensi dari sebuah potensi keadaan darurat saat kapal berada di laut.

Jika ditinjau kembali, bisnis dalam bidang kemaritiman seperti yang dijalankan PT Pelindo Marine Service saat ini merupakan sektor bisnis yang memiliki risiko tinggi di dalamnya. Selain armada kapal yang dioperasikan PT Pelindo Marine Service, potensi risiko yang sama juga dihadapi oleh perusahaan pelayaran lainnya, mulai dari kebakaran kapal, pencemaran lingkungan hingga tabrakan kapal. Sebagai sebuah perusahaan yang mengoperasikan kapal tunda dan kapal pandu, PT Pelindo Marine Service telah melengkapi armadanya dengan perlengkapan keselamatan yang lengkap dan sesuai regulasi pemerintah. Hal tersebut bertujuan agar ketika terjadi sebuah insiden, baik yang menimpa armada milik PT Pelindo Marine Service maupun kapal milik perusahaan pelayaran lain, insiden tersebut dapat segera ditangani sehingga tidak menimbulkan kerugian lebih besar.

BAB I

8

PELINDO III

(18)

BAB V

FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ)

PELINDO III

39

(19)

PELINDO III

40

BAB V

(20)

SEARCH

1. Apa yang dimaksud dengan pemanduan?

Jawaban: Kegiatan pandu dalam membantu, memberikan saran dan informasi kepada Nakhoda tentang kondisi pelabuhan, perairan dan alur pelayaran setempat yang penting agar navigasi-pelayaran dapat dilaksanakan dengan selamat, tertib dan lancar demi keselamatan kapal dan lingkungan.

2. Apa yang dimaksud penundaan kapal?

Jawaban: bagian dari pemanduan yang meliputi kegiatan mendorong, menarik, menggandeng, mengawal (escort) dan membantu (assist) kapal yang berolah-gerak di alur pelayaran, daerah labuh jangkar maupun kolam pelabuhan, baik untuk bertambat ke atau untuk melepas dari dermaga, jetty, trestle, pier, pelampung, dolphin, kapal dan fasilitas tambat lainnya dengan mempergunakan kapal tunda sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan.

3. Apa yang dimaksud dengan kapal tunda?

Jawaban: Jenis kapal khusus yang digunakan untuk menarik atau mendorong kapal di pelabuhan, laut lepas atau melalui sungai. Kapal ini digunakan pula untuk menarik tongkang, kapal rusak dan peralatan lainnya dan memiliki tenaga yang besar bila dibandingkan dengan ukurannya.

4. Apakah yang dimaksud kapal pandu?

Jawaban: Sarana transportasi laut bagi petugas pandu untuk naik/turun ke/dari kapal yang dipandu dalam berolah-gerak di perairan wajib pandu, perairan pandu luar biasa dan perairan di luar perairan wajib pandu saat masuk/keluar pelabuhan atau sandar dan lepas ke/dari dermaga/tambatan.

5. Berapakah jumlah crew pada sebuah kapal tunda? Dan apa saja struktur di dalam sebuah kapal tunda?

Jawaban: Sebuah kapal tunda harus diawaki sekurang-kurangnya 9 (sembilan) orang dengan persyaratan ijazah minimal Ahli Nautika Tingkat III untuk

41

PELINDO III

(21)

SEARCH

Nakhoda dan Ahli Teknika Tingkat III untuk Kepala Kamar Mesin. Sedangkan struktur yang ada dalam sebuah kapal tunda yakni Nakhoda, Kepala Kamar Mesin, Masinis I, Masinis II, Juru Minyak, Mualim I, Mualim II, Juru Mudi, Koki.

6. Apa yang dimaksud dengan pelayanan penundaan?

Jawaban: Bagian dari pemanduan yang meliputi kegiatan mendorong, menarik, menggandeng, mengawal (escort) dan membantu (assist) kapal yang berolah-gerak di alur pelkayaran, daerah labuh jangkar maupun kolam pelabuhan, baik untuk bertambat ke atau untuk melepas dari dermaga, jetty, trestle, pier, pelampung, dolphin, kapal dan fasilitas tambat lainnya dengan mempergunakan kapal tunda sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan.

7. Apa yang dimaksud bollard pull?

Jawaban: Ukuran kekuatan daya tarik dari suatu kapal tunda yang menggunakan tali tunda yang dibuktikan dengan sertifikat pengujian (test sertifikat) dari klasifikasi yang diakui oleh Pemerintah.

8. Apa yang dimaksud dengan pelayanan pemanduan?

Jawaban: Kegiatan pandu dalam membantu, memberikan saran dan informasi kepada Nahkoda tentang kondisi pelabuhan, perairan dan alur pelayaran setempat yang penting agar navigasi-pelayaran dapat dilaksanakan dengan selamat, tertib dan lancar demi keselamatan kapal dan lingkungan.

9. Siapa saja pihak yang terlibat dalam proses pelayanan penundaan kapal?

Jawaban: Kantor Kesyahbandaran Utama Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Para crew kapal tunda, para petugas pandu, Departemen Operasi PT Pelindo Marine Service, Tim POCC PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), Operator kapal atau agen serta dinas-dinas terkait lainnya.

10. Tantangan apa yang sering muncul dalam pelayanan penundaan kapal?

Jawaban: Cuaca dan kondisi arus laut yang dapat berubah sewaktu-waktu, risiko operasional seperti tabrakan kapal, kecelakaan kerja terhadap crew kapal, kerusakan kapal, pencemaran lingkungan, kebakaran pada kapal dan lain sebagainya.

42

PELINDO III BAB V

(22)

11. Bagaimana tahapan atau proses pelayanan penundaan sebuah kapal?

Jawaban:

a. Pengguna Jasa melakukan pengentryan di aplikasi Anjungan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) melalui aplikasi Anjungan/IBS;

b. Petugas Port Operation Command Center (POCC) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) akan melakukan verifikasi terhadap data yang sudah dimasukkan ke dalam aplikasi Anjungan/IBS oleh pengguna jasa, untuk selanjutnya diproses oleh petugas POCC melalui aplikasi Vessel Administration System and Automation (VASA);

c. Setelah diverifikasi, maka permohonan dimaksud akan tampil pada aplikasi VASA bagian Pilot and Tug Dispatcher (PTD) milik petugas POCC;

d. Petugas POCC PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) akan menyampaikan informasi kepada bagian operator radio kepanduan apabila waktu pelayanan sudah dekat;

e. Operator radio Kepanduan akan memanggil salah satu Kapal Tunda untuk melakukan Penundaan kapal masuk/keluar.

12. Siapa sajakah yang diapat dijadikan SME (Subject Matter Expert)/Karyawan Ahli yang dapat dihubungi untuk belajar lebih jauh tentang pelayanan penundaan kapal?

Jawaban:

a. Direktur Utama PT Pelindo Marine Service;

b. Regional Manajer Pelayanan Kapal PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Regional Jawa Timur;

c. Asisten Senior Manajer Health, Safety, Security and Environment (HSSE) Kantor Pusat PT Pelabuhan Indonesia III (Persero);

d. Senior Manajer Operasi PT Pelindo Marine Service.

43

PELINDO III

Referensi

Dokumen terkait