Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work
non-commercially, as long as you credit the origin creator
and license it on your new creations under the identical
terms.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 3.1.1. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Syngenta Indonesia adalah perusahaan agrikultur dunia yang berkontribusi meningkatkan ketahanan pangan global untuk memungkinkan jutaan petani dapat menggunakan sumberdaya yang tersedia dengan lebih baik. Nama Syngenta berasal dari kata Syn dan Genta. Syn berasal dari kata Yunani dan memiliki arti sinergi. Sedangkan Genta berasal dari kata Latin yang memiliki arti berhubungan dengan manusia atau komunitas. Secara keseluruhan Syngenta berarti membawa sinergi melalui manusia.
Sumber : Peneliti
Gambar 3.1 Monumen PT Syngenta Indonesia
PT.Syngenta Indonesia hadir sejak tahun 1960an melalui perusahaan gabungan yaitu PT Zeneca Agri Products Indonesia dan PT Novartis Agro Indonesia dengan menawarkan berbagai solusi pertanian, mulai dari perlindungan tanaman hingga benih. Seiring pertumbuhan PT.Syngenta Indonesia, mulai membuka pabrik perlindungan tanaman yang berlokasi di Gunung Putri, Bogor. Pabrik ini didirikan pada tahun 1981. Pada tahun 2011, investasi baru senilai 27 juta dollar AS untuk pembangunan pabrik pemroresan benih di Pasuruan, Surabaya, dan Jawa Timur. Hingga kini, PT.Syngenta Indonesia memiliki 3 wilayah komersial di seluruh Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera, dan Indonesia Bagian Timur.
Berdasarkan ilmu pengetahuan kelas dunia yang dimiliki PT.Syngenta Indonesia selalu berusaha untuk memberikan solusi tanaman inovatif.
Dengan memiliki 28.000 karyawan di lebih dari 90 negara, PT.Syngenta bekerja untuk mentranformasi bagaimana cara membudidayakan tanaman yang baik. Dengan berkomitmen untuk menyelamatkan lahan dari degradasi, meningkatkan keanekaragaman hayati dan merevitalisasi masyarakat pedesaan. PT.Syngenta Indonesia memiliki fokus pada 3 kategori bisnis, yaitu benih tanaman, perlindungan tanaman, padang rumput, dan pertamanan. Setiap kategori yang dimiliki diawasi oleh tim khusus dan didukung oleh produk-produk yang dipasarkan melalui jaringan pemasaran yang luas dan memenuhi kebutuhan petani.
Saat ini PT Syngenta Indonesia sedang menjalankan 3 proyek besar pada divisi Marketing, yaitu :
1. ePartnerGrow
ePartnerGrow adalah program insentif yang memberikan beberapa bonus berupa uang senilai dengan seberapa bintang yang dikumpulkan dari pembelian produk PT.Syngena Indonesia.
Sumber : Slide Presentasi ePartnerGrow Gambar 3.2 Tampilan Buku ePartnerGrow
ePartnerGrow dilakukan PT Syngenta Indonesia untuk menarik permintaan dari retailer 1 dan retailer 2. Oleh sebab itu ePartnerGrow terbagi menjadi 2 objek berbeda. Pada tahun 2017, PT Syngenta Indonesia hanya melakukan proyek ePartnerGrow untuk retailer 1.
Lalu Pada tahun 2018, PT Syngenta Indonesia mengembangkan proyeknya dengan memunculkan proyek baru ePartnerGrow untuk
retailer 2. Untuk mendapatkan insentif ini para retailer harus membeli produk Syngenta beberapa karton sehingga mendapatkan bintang yang nantinya ditukar menjadi uang. Setiap karton produk Syngenta memiliki stiker masing-masing, sehingga para retailer dapat 3 pilihan dalam memasukan kode pada stiker tersebut. Pertama, kirimkan kode stiker atau melakukan pemindaian yang ada pada Mobile Apps. Kedua, kirimkan kode stiker yang ada secara online melalui website www.epartnergrow.co.id. Ketiga, kirim kode stiker yang ada dengan kirim pesan melalui sms ke nomor 0811 109 088.
Sumber : Peneliti
Gambar 3.3 Stiker Barcode Retailer 1 dan Stiker Barcode Retailer 1&2
Pada Gambar 3.3 dapat dilihat perbedaan yaitu adanya 1 barcode yang dapat di scan dan 2 barcode yang dapat di scan. Pada stiker lama barcode hanya dapat digunakan oleh retailer 1, karena adanya program ePartnerGrow yang memberikan juga insentif kepada retailer 2 maka stiker barcode dibuat menjadi 2 agar dapat di scan oleh kedua retailer.
Pada gambar 3.3 sebelah kanan menunjukan bahwa stiker bagian atas digunakan untuk scan retailer 1, sedangkan stiker bagian bawah digunakan oleh retailer 2.
2. Channel Partner System
Sumber : Slide Presentasi CPS
Gambar 3.4 Logo Proyek Channel Partner System
Channel Partner System adalah suatu proyek yang sedang dikembangkan oleh divisi Marketing PT Syngenta Indonesia untuk membantu hubungan dengan para distributor ataupun retailer. Tujuan adanya CPS ini adalah menyederhanakan manajemen persediaan dan membantu dalam melakukan forecasting, memudahkan dalam melihat status penjualan dan kepada siapa penjualan tersebut, memudahkan
mengakses program yang ada pada Syngenta dan menghilangkan pemindaian manual pada barcode oleh retailer, membantu dalam target permintaan dengan dukungan Syngenta, dan membantu dalam pengambilan keputusan yang baik dengan laporan CPS. CPS juga membantu dalam pembuatan invoice, purchase order, reports, dan lain- lain. CPS juga dibuat untuk membantu dalam meningkatkan permintaan dari para retailer dan juga para distributor.
Sumber : Slide Presentasi CPS
Gambar 3.5 Channel Partner System (CPS) Program
Pada gambar 3.5 dapat dilihat bahwa CPS digunakan untuk distributor dan juga retailer. Retailer menggunakan CPS untuk memudahkan dalam pembelian produk Syngenta. Kemudahan ini membantu dalam membangun loyalitas para retailer untuk membeli produk yang ditawarkan PT.Syngenta Indonesia. Selain membangun
loyalitas, CPS membantu retailer untuk pemindaian barcode pada program ePartnerGrow, sehingga para retailer tidak perlu lagi melakukan pemindaian secara manual
3.1.2. Gambaran Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis akan membantu para pemegang kekuasaan dalam menentukan proyek mana yang memiliki dampak lebih baik untuk tujuan perusahaan antara ePartnerGrow retailer 1, ePartnerGrow retailer 2, dan Channel Partner System. Terdapat lima kriteria yang diterapkan dalam melakukan pemilihan proyek mana yang berdampak baik (Vinodh & Swarnakar, 2015) :
1. Kelayakan operasional
a. Proses yang efisien, pesanan yang terorganisir secara efektif dengan inventaris yang minimum.
b. Durasi proyek, total waktu yang diambil oleh proyek dari awal hingga akhir untuk dapat menyelesaikan proyek tersebut.
c. Ketersediaan sumber daya dan ketersediaan informasi, hal ini meliputi pengetahuan dan pengalaman yang digunakan untuk mendukung keputusan tersebut.
d. Kemampuan teknologi, penilaian mengenai kemampuan kerja teknologi yang digunakan.
2. Dampak kepada pelanggan
a. Kepuasan pelanggan, pengukuran mengenai bagaimana produk dan layanan diproduksi untuk memenuhi permintaan pelanggan.
b. Keluhan pelanggan, pengaduan dalam informal yang diberikan secara langsung oleh pengguna kepada perusahaan untuk diselesaikan masalah atau layanan terkait produk.
c. Jalan bisnis baru, membuat suatu kemajuan ke arah memanfaatkan peluang bisnis baru.
3. Dampak financial
a. Pengurangan biaya proyek, proses untuk mengamati, mencari, dan menghapus pengeluaran yang tidak beralasan dari proyek untuk meningkatkan laba pada perusahaan.
b. Pengembalian investasi, investasi yang dilakukan menghasilkan manfaat bagi para investor atau pemberi dana.
4. Komitmen manajemen & keterlibatan karyawan
a. Komitmen manajemen puncak, partisipasi pejabat tingkat tertinggi di organisasi mereka untuk upaya peningkatan kualitas.
b. Semangat dan motivasi anggota tim, semangat dan antusiasme yang dimiliki oleh setiap anggota tim.
c. Peningkatan keikutsertaan karyawan, partisipasi reguler karyawan dalam kegiatan peningkatan kegiatan dalam organisasi.
5. Potensi berkembang dan pembelajaran
a. Pelatihan dan pendidikan berkelanjutan, pendekatan dalam pembelajaran bagi karyawan yang berguna meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan yang diberikan oleh para ahli.
b. Mempertahankan tingkat pelanggan, rasio jumlah pelanggan yang berisiko.
c. Berbagi informasi transparan, membagi kepada seluruh organisasi mengenai informasi yang ada sehingga transparan.
3.2. Desain Penelitian
Desain Penelitian adalah keseluruhan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan dalam penelitian (Nazir, 2015). Menurut Malhotra (2010), pembagian desain penelitian adalah sebagai berikut:
Sumber : Malhotra, 2010
Gambar 3.6 Basic Research Design
3.2.1. Data Penelitian
Terdapat dua kategori dalam data penelitian, yaitu data primer dan data sekunder (Maholtra, 2010). Menurut Sekaran & Bougie (2013:113), data primer merupakan informasi atau data yang diperoleh pertama kali oleh peneliti berkaitan dengan suatu variabel untuk tujuan penelitian. Contoh data primer adalah kuisioner, observasi, wawancara, dan lain-lain.
Data sekunder merupakan informasi yang didapatkan dari sumber- sumber yang sudah ada sebelumnya (Sekaran & Bougie, 2013). Contoh dari data sekunder adalah buku, internet, media sosial, data sensus, dan lain-lain.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan data primer berupa kuisioner dan observasi untuk mengetahui mengenai kriteria yang ada pada tiap proyek yang berjalan saat ini di PT Syngenta Indonesia. Sedangkan data sekunder yang digunakan peneliti adalah referensi berupa buku, internet, data sensus, dan lain-lain yang mendukung dalam pencarian data tambahan.
3.2.2. Jenis Penelitian
Menurut Malhotra (2010) terdapat 2 jenis penelitian, yaitu Exploratory Research Design dan Conclusive Research Design. Exploratory Research Design adalah jenis desain penelitian yang memberikan wawasan dan pemahaman situasi disuatu masalah yang dihadapi oleh si peneliti (Malhotra, 2010). Sedangkan Conclusive Research Design adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk pengambilan keputusan yang berguna dalam menentukan, mengevaluasi, dan memilih alternatif terbaik dalam memecahkan suatu masalah (Malhotra, 2010).
Conclusive Research Design dibagi kedalam 2 jenis, yaitu Descriptive Research dan Causal Research. Menurut Malhotra (2010), Descriptive Research adalah riset yang dilakukan untuk mendeskripsikan suatu hal berdasarkan fungsi karakteristik pasar. Sedangkan Causal Research adalah riset yang dilakukan untuk mengetahui suatu hubungan sebab-akibat dari variabel yang diteliti.
Penelitian ini menggunakan Descriptive Research yang dilakukan dalam 1 waktu tertentu dan hasil penelitian tersebut hanya mempresentasikan keadaan saat itu (Cross-Sectional Design). Dengan menggunakan kuisioner peneliti akan menggambarkan kriteria yang saat ini diperlukan dalam proyek dan bagaimana keadaan proyek yang saat ini ingin tetap dikembangkan atau ditinggalkan.
3.3. Ruang Lingkup Penelitian 3.3.1. Target Populasi
Menurut Malhotra (2010), target populasi adalah kumpulan dari beberapa elemen yang ditetapkan peneliti untuk menjadikannya objek penelitian. Populasi merupakan sebuah gabungan dari berbagai elemen yang memiliki kesamaan karakteristik dan digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, target populasi yang ditetapkan peneliti adalah pemegang kekuasaan pada proyek yang ada dan anggota karyawan yang menangani proyek itu sendiri.
3.3.2. Sampling Technique
Sampling Technique memiliki dua teknik yang dapat digunakan, yaitu Probability Sampling Techniques dan Nonprobability Sampling Techniques (Malhotra, 2010). Maka dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber : Malhotra, 2010 Gambar 3.7 Sampling Technique
Probability Sampling Techniques merupakan teknik sampling yang digunakan dalam melakukan proses seleksi sampel dimana semua orang memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel dari penelitian tersebut.
Sedangkan Nonprobability Sampling Technique adalah teknik sampling dimana tidak semua orang memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian tersebut.
Pada penelitian ini digunakan teknik Nonprobability Sampling Techniques dengan menggunakan pendekatan Judgemental Sampling.
Judgemental Sampling adalah suatu elemen populasi tertentu yang dipilih oleh peneliti berdasarkan pertimbangan peneliti (Malhotra, 2010). Teknik ini digunakan karena peneliti memerlukan informasi sesuai dengan pengetahuan populasi yang ada dan memiliki keahlian dibidang yang sedang diteliti.
3.3.3. Sampling Size
Menurut Arikunto (2013:104), jika populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah subyek yang diambil adalah keseluruhannya dengan menggunakan angket/kuesioner. Sehingga penelitian tersebut dapat dikatakan sebagai penelitian sensus.
Sedangkan menurut Utsman Ali (2014), sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen populasi diselidiki satu persatu.
Data yang diperoleh dari sensus adalah data yang sebenarnya (true value) atau sering disebut parameter.
Menurut Ruslan (2008:142), alasan penelitian menggunakan sensus adalah peneliti sebaiknya mempertimbangkan untuk meneliti keseluruhan elemen-elemen dalam populasi, jika elemen populasi relatif sedikit dan variabilitas setiap elemennya tinggi (heterogen) maka sensus layak dilakukan.
Pada penelitian ini populasi diambil sebanyak 5 orang dan menggunakan penelitian sensus sebagai ukurannya. Hal ini dikarenakan
pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan melibatkan 5 orang yang memiliki jabatan berbeda pada PT Syngenta Indonesia.
3.4. Teknik Analisa Data
3.4.1. Teknik Analytical Hierarchy Process (AHP)
Teknik Analytical Hierarchy Process adalah teknik yang digunakan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang kompleks ke dalam bentuk struktur hirarki yang terstruktur. Dengan melakukan pembobotan pada tiap variabel, AHP dapat membantu dalam pengambilan keputusan dalam beberapa permasalahan.
Tabel 3.1 Isi Kuesioner Penilaian Perbandingan Tiap Kriteria
Sumber : Data diolah peneliti
Kriteria Nilai Pembobotan
Kriteria More important than Equal Less important than
Kelayakan
Operasional 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Dampak Kepada Pelanggan Kelayakan
Operasional 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dampak Financial Kelayakan
Operasional 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Komitmen Manajemen
&
Keterlibatan Karyawan Kelayakan
Operasional 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Potensi Berkembang dan
Pembelajaran Dampak
Kepada Pelanggan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dampak Financial Dampak
Kepada Pelanggan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Komitmen Manajemen
&
Keterlibatan Karyawan Dampak
Kepada Pelanggan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Potensi Berkembang dan
Pembelajaran Dampak
Financial 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Komitmen Manajemen
&
Keterlibatan Karyawan Dampak
Financial 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Potensi Berkembang dan
Pembelajaran Komitmen
Manajemen
&
Keterlibatan Karyawan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Potensi Berkembang dan
Pembelajaran
Tabel penelitian pada 3.1 merupakan tabel penilaian perbandingan diisi berdasarkan pendapat dari para responden yang telah ditentukan menggunakan skala pengukuran menurut Thomas L. Saaty.
Tabel 3.2 Kuesioner Penilaian Perbandingan Alternatif
Sumber : Data diolah peniliti A1 = Alternatif proyek ePartnerGrow retailer 1 A2 = Alternatif proyek ePartnerGrow retailer 2 A3 = Alternatif proyek Channel Partner System
Pada tabel 3.2 dapat dilihat hirarki AHP untuk menemukan alternatif sebagai bagan hirarki pengambilan keputusan dalam pemilihan proyek pada suatu perusahaan. Pada tabel 3.2 kuesioner dibuat guna mengetaui pembobotan tiap alternatif dilihat dari kriteria dan sub kriteria yang ada.
Alternatif Nilai Pembobotan
Alternatif More important than Equal Less important than
A1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A2 A1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A3 A2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A3
Sumber : Data diolah peneliti
Gambar 3.8 Hierarchical Structure of Project Selection
Pada gambar 3.8 digambarkan secara langsung hirarki yang membantu dalam menguraikan sebuah permasalahan yang kompleks.
3.4.2. Penggunaan Perangkat Lunak Expert Choice
Expert Choice merupakan perangkat lunak (software) yang mendukung collaborative decision dan sistem perangkat keras (hardware) yang memfasilitasi grup pembuatan keputusan yang lebih efisien, analitis,
dan yang dapat dibenarkan. Pada dasarnya Expert Choice juga memungkinkan interaksi real time dari tim manajemen untuk mencapai konsensus dalam menentukan keputusan. Perangkat lunak Expert Choice merupakan aplikasi yang fleksibel sehingga dapat memungkinkan personal maupun departemen untuk dapat mengubah nilai dari kriteria-kriteria yang ada, bahkan dapat digunakan untuk banyak kriteria.
Expert Choice biasanya dilakukan pada : 1. Alokasi sumber daya
2. Vendor seleksi 3. Perencanaan strategis
4. Manajemen sumber daya alam 5. Tugas beresiko
6. Manajemen proyek
7. Manfaat atau biaya analisis
Pada dasarnya ada beberapa tahapan dalam penggunaan Expert Choice, yaitu:
1. Tahap pertama, menentukan tujuan, kriteria, sub kriteria, dan alternatif dalam permasalahan yang ada.
2. Tahap kedua, menentukan pembobotan dari masing-masing kriteria yang ada.
3. Tahap ketiga, penentuan alternatif berdasarkan penilaian kriteria pair- wire comparation.
4. Tahap keempat, pengujian sintesis dan penyajian analisa data penentuan alternatif.
Perangkat lunak Expert Choice pada dasarnya juga menyediakan struktur untuk seluruh proses pengambilan keputusan, sebuah alat yang memfasilitasi kerjasama antara beberapa pihak yang berkepentingan, analisis pengambilang keputusan, meningkatkan komunikasi, memberi keputusan yang lebih cepat, dokumentasi proses pengambilan keputusan, sebuah konsensus keputusan, dan juga keputuhan akhir yang lebih baik dan dapat dibenarkan.
3.5. Definisi Operasional Variabel
Dalam mengukur tiap kriteria yang ada dalam penelitian diperlukan sub kriteria yang sesuai untuk mengukur variabel yang ada secara akurat.
Definisi operasional pada penelitian ini disusun berdasarkan teori yang mendasari dengan indikator pertanyaan seperti tabel dibawah:
Tabel 3.3 Tabel Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional
Variabel
Dimensi Measurement Jurnal
Referensi Scalling
1 Operational Feasibility
Operational Feasibility adalah ukuran sebaik apa
solusi tersebut akan berkerja dalam organisasi
Proses yang efisien
Pesanan yang terorganisir secara efektif
dengan inventaris yang
minimum
S. Venodh
& Vikas Swarnakar
(2015)
1 - 9
(Whitten et al, 2004)
Durasi proyek
Total waktu yang diambil
oleh proyek dari awal hingga akhir
untuk dapat menyelesaikan proyek tersebut
1 – 9
Ketersediaan sumber daya
dan ketersediaan
informasi
Meliputi pengetahuan
dan pengalaman
yang digunakan
untuk mendukung
keputusan tersebut
1 - 9
Kemampuan teknologi
Penilaian mengenai kemampuan kerja teknologi
yang digunakan
1 - 9
2 Customer Impact
Customer Impact adalah tentang
melayani dan membangun hubungan jangka
panjang yang
Kepuasan pelanggan
Pengukuran mengenai bagaimana produk dan layanan diproduksi
S. Venodh
& Vikas Swarnakar
(2015)
1 - 9
bernilai tambah dan menguntungkan dengan pelanggan
atau klien, baik itu external maupun internal
(Varsha, 2011)
untuk memenuhi permintaan pelanggan
Keluhan pelanggan
Pengaduan dalam informal
yang diberikan secara langsung oleh
pengguna kepada perusahaan
untuk diselesaikan masalah atau layanan terkait
produk
1 – 9
Jalan bisnis baru
Membuat suatu kemajuan ke
arah memanfaatkan peluang bisnis
baru
1 – 9
3 Financial Impact
Pengeluaran atau penurunan pendapatan yang
timbul dari bencana, perubahan dalam
kondisi pasar,
Pengurangan biaya proyek
Proses untuk mengamati, mencari, dan
menghapus pengeluaran
yang tidak beralasan dari
S. Venodh
& Vikas Swarnakar
(2015)
1 – 9
kegagalan suatu produk, atau kejadian lain diluar kendali
manajemen (Bussines Dictionary, 2018)
proyek untuk meningkatkan
laba pada perusahaan
Pengembalia n investasi
Investasi yang dilakukan menghasilkan
manfaat bagi para investor atau pemberi
dana
1 – 9
4
Management Commitment
& Employee Involvement
Komitmen manajemen adalah inisiatif
secara sadar untuk strategi
organisasi (Ahmed &
Parasuraman, 1994), Employee
Involvement merupakan rasa
ketertarikan secara emosional
Komitmen manajemen
puncak
Partisipasi pejabat tingkat
tertinggi di organisasi mereka untuk
upaya peningkatan
kualitas S. Venodh
& Vikas Swarnakar
(2015)
1 – 9
Semangat dan motivasi
anggota tim
Semangat dan antusiasme yang dimiliki
oleh setiap anggota tim
1 – 9
Peningkatan keikutsertaan
karyawan
Partisipasi reguler karyawan dalam kegiatan
peningkatan
1 – 9
dengan pekerjaan (Macleod,2009)
kegiatan dalam organisasi.
5
Learning and Growth Potential
Learning adalah proses dimana
pengetahuan membuat transformasi pada
pengalaman (Kolb, 1984).
Growth Potential adalah kemungkinan matematis bahwa
bisnis akan menjadi lebih besar (Business Dictionary, 2018)
Pelatihan dan pendidikan berkelanjutan
Pendekatan dalam pembelajaran bagi karyawan
yang berguna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan yang diberikan
oleh para ahli.
S. Venodh
& Vikas Swarnakar
(2015)
1 - 9
Mempertaha nkan tingkat
pelanggan
Rasio jumlah pelanggan yang berisiko
1 – 9
Berbagi informasi transparan
Membagi kepada seluruh
organisasi mengenai informasi yang
ada sehingga transparan.
1 – 9
Sumber : Data diolah peneliti