• Tidak ada hasil yang ditemukan

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

         

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work

non-commercially, as long as you credit the origin creator

and license it on your new creations under the identical

terms.

(2)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 3.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT. Syngenta Indonesia adalah perusahaan agrikultur dunia yang berkontribusi meningkatkan ketahanan pangan global untuk memungkinkan jutaan petani dapat menggunakan sumberdaya yang tersedia dengan lebih baik. Nama Syngenta berasal dari kata Syn dan Genta. Syn berasal dari kata Yunani dan memiliki arti sinergi. Sedangkan Genta berasal dari kata Latin yang memiliki arti berhubungan dengan manusia atau komunitas. Secara keseluruhan Syngenta berarti membawa sinergi melalui manusia.

Sumber : Peneliti

Gambar 3.1 Monumen PT Syngenta Indonesia

(3)

PT.Syngenta Indonesia hadir sejak tahun 1960an melalui perusahaan gabungan yaitu PT Zeneca Agri Products Indonesia dan PT Novartis Agro Indonesia dengan menawarkan berbagai solusi pertanian, mulai dari perlindungan tanaman hingga benih. Seiring pertumbuhan PT.Syngenta Indonesia, mulai membuka pabrik perlindungan tanaman yang berlokasi di Gunung Putri, Bogor. Pabrik ini didirikan pada tahun 1981. Pada tahun 2011, investasi baru senilai 27 juta dollar AS untuk pembangunan pabrik pemroresan benih di Pasuruan, Surabaya, dan Jawa Timur. Hingga kini, PT.Syngenta Indonesia memiliki 3 wilayah komersial di seluruh Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera, dan Indonesia Bagian Timur.

Berdasarkan ilmu pengetahuan kelas dunia yang dimiliki PT.Syngenta Indonesia selalu berusaha untuk memberikan solusi tanaman inovatif.

Dengan memiliki 28.000 karyawan di lebih dari 90 negara, PT.Syngenta bekerja untuk mentranformasi bagaimana cara membudidayakan tanaman yang baik. Dengan berkomitmen untuk menyelamatkan lahan dari degradasi, meningkatkan keanekaragaman hayati dan merevitalisasi masyarakat pedesaan. PT.Syngenta Indonesia memiliki fokus pada 3 kategori bisnis, yaitu benih tanaman, perlindungan tanaman, padang rumput, dan pertamanan. Setiap kategori yang dimiliki diawasi oleh tim khusus dan didukung oleh produk-produk yang dipasarkan melalui jaringan pemasaran yang luas dan memenuhi kebutuhan petani.

Saat ini PT Syngenta Indonesia sedang menjalankan 3 proyek besar pada divisi Marketing, yaitu :

(4)

1. ePartnerGrow

ePartnerGrow adalah program insentif yang memberikan beberapa bonus berupa uang senilai dengan seberapa bintang yang dikumpulkan dari pembelian produk PT.Syngena Indonesia.

Sumber : Slide Presentasi ePartnerGrow Gambar 3.2 Tampilan Buku ePartnerGrow

ePartnerGrow dilakukan PT Syngenta Indonesia untuk menarik permintaan dari retailer 1 dan retailer 2. Oleh sebab itu ePartnerGrow terbagi menjadi 2 objek berbeda. Pada tahun 2017, PT Syngenta Indonesia hanya melakukan proyek ePartnerGrow untuk retailer 1.

Lalu Pada tahun 2018, PT Syngenta Indonesia mengembangkan proyeknya dengan memunculkan proyek baru ePartnerGrow untuk

(5)

retailer 2. Untuk mendapatkan insentif ini para retailer harus membeli produk Syngenta beberapa karton sehingga mendapatkan bintang yang nantinya ditukar menjadi uang. Setiap karton produk Syngenta memiliki stiker masing-masing, sehingga para retailer dapat 3 pilihan dalam memasukan kode pada stiker tersebut. Pertama, kirimkan kode stiker atau melakukan pemindaian yang ada pada Mobile Apps. Kedua, kirimkan kode stiker yang ada secara online melalui website www.epartnergrow.co.id. Ketiga, kirim kode stiker yang ada dengan kirim pesan melalui sms ke nomor 0811 109 088.

Sumber : Peneliti

Gambar 3.3 Stiker Barcode Retailer 1 dan Stiker Barcode Retailer 1&2

(6)

Pada Gambar 3.3 dapat dilihat perbedaan yaitu adanya 1 barcode yang dapat di scan dan 2 barcode yang dapat di scan. Pada stiker lama barcode hanya dapat digunakan oleh retailer 1, karena adanya program ePartnerGrow yang memberikan juga insentif kepada retailer 2 maka stiker barcode dibuat menjadi 2 agar dapat di scan oleh kedua retailer.

Pada gambar 3.3 sebelah kanan menunjukan bahwa stiker bagian atas digunakan untuk scan retailer 1, sedangkan stiker bagian bawah digunakan oleh retailer 2.

2. Channel Partner System

Sumber : Slide Presentasi CPS

Gambar 3.4 Logo Proyek Channel Partner System

Channel Partner System adalah suatu proyek yang sedang dikembangkan oleh divisi Marketing PT Syngenta Indonesia untuk membantu hubungan dengan para distributor ataupun retailer. Tujuan adanya CPS ini adalah menyederhanakan manajemen persediaan dan membantu dalam melakukan forecasting, memudahkan dalam melihat status penjualan dan kepada siapa penjualan tersebut, memudahkan

(7)

mengakses program yang ada pada Syngenta dan menghilangkan pemindaian manual pada barcode oleh retailer, membantu dalam target permintaan dengan dukungan Syngenta, dan membantu dalam pengambilan keputusan yang baik dengan laporan CPS. CPS juga membantu dalam pembuatan invoice, purchase order, reports, dan lain- lain. CPS juga dibuat untuk membantu dalam meningkatkan permintaan dari para retailer dan juga para distributor.

Sumber : Slide Presentasi CPS

Gambar 3.5 Channel Partner System (CPS) Program

Pada gambar 3.5 dapat dilihat bahwa CPS digunakan untuk distributor dan juga retailer. Retailer menggunakan CPS untuk memudahkan dalam pembelian produk Syngenta. Kemudahan ini membantu dalam membangun loyalitas para retailer untuk membeli produk yang ditawarkan PT.Syngenta Indonesia. Selain membangun

(8)

loyalitas, CPS membantu retailer untuk pemindaian barcode pada program ePartnerGrow, sehingga para retailer tidak perlu lagi melakukan pemindaian secara manual

3.1.2. Gambaran Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan membantu para pemegang kekuasaan dalam menentukan proyek mana yang memiliki dampak lebih baik untuk tujuan perusahaan antara ePartnerGrow retailer 1, ePartnerGrow retailer 2, dan Channel Partner System. Terdapat lima kriteria yang diterapkan dalam melakukan pemilihan proyek mana yang berdampak baik (Vinodh & Swarnakar, 2015) :

1. Kelayakan operasional

a. Proses yang efisien, pesanan yang terorganisir secara efektif dengan inventaris yang minimum.

b. Durasi proyek, total waktu yang diambil oleh proyek dari awal hingga akhir untuk dapat menyelesaikan proyek tersebut.

c. Ketersediaan sumber daya dan ketersediaan informasi, hal ini meliputi pengetahuan dan pengalaman yang digunakan untuk mendukung keputusan tersebut.

d. Kemampuan teknologi, penilaian mengenai kemampuan kerja teknologi yang digunakan.

2. Dampak kepada pelanggan

(9)

a. Kepuasan pelanggan, pengukuran mengenai bagaimana produk dan layanan diproduksi untuk memenuhi permintaan pelanggan.

b. Keluhan pelanggan, pengaduan dalam informal yang diberikan secara langsung oleh pengguna kepada perusahaan untuk diselesaikan masalah atau layanan terkait produk.

c. Jalan bisnis baru, membuat suatu kemajuan ke arah memanfaatkan peluang bisnis baru.

3. Dampak financial

a. Pengurangan biaya proyek, proses untuk mengamati, mencari, dan menghapus pengeluaran yang tidak beralasan dari proyek untuk meningkatkan laba pada perusahaan.

b. Pengembalian investasi, investasi yang dilakukan menghasilkan manfaat bagi para investor atau pemberi dana.

4. Komitmen manajemen & keterlibatan karyawan

a. Komitmen manajemen puncak, partisipasi pejabat tingkat tertinggi di organisasi mereka untuk upaya peningkatan kualitas.

b. Semangat dan motivasi anggota tim, semangat dan antusiasme yang dimiliki oleh setiap anggota tim.

c. Peningkatan keikutsertaan karyawan, partisipasi reguler karyawan dalam kegiatan peningkatan kegiatan dalam organisasi.

5. Potensi berkembang dan pembelajaran

a. Pelatihan dan pendidikan berkelanjutan, pendekatan dalam pembelajaran bagi karyawan yang berguna meningkatkan

(10)

pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan yang diberikan oleh para ahli.

b. Mempertahankan tingkat pelanggan, rasio jumlah pelanggan yang berisiko.

c. Berbagi informasi transparan, membagi kepada seluruh organisasi mengenai informasi yang ada sehingga transparan.

3.2. Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah keseluruhan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan dalam penelitian (Nazir, 2015). Menurut Malhotra (2010), pembagian desain penelitian adalah sebagai berikut:

Sumber : Malhotra, 2010

Gambar 3.6 Basic Research Design

(11)

3.2.1. Data Penelitian

Terdapat dua kategori dalam data penelitian, yaitu data primer dan data sekunder (Maholtra, 2010). Menurut Sekaran & Bougie (2013:113), data primer merupakan informasi atau data yang diperoleh pertama kali oleh peneliti berkaitan dengan suatu variabel untuk tujuan penelitian. Contoh data primer adalah kuisioner, observasi, wawancara, dan lain-lain.

Data sekunder merupakan informasi yang didapatkan dari sumber- sumber yang sudah ada sebelumnya (Sekaran & Bougie, 2013). Contoh dari data sekunder adalah buku, internet, media sosial, data sensus, dan lain-lain.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan data primer berupa kuisioner dan observasi untuk mengetahui mengenai kriteria yang ada pada tiap proyek yang berjalan saat ini di PT Syngenta Indonesia. Sedangkan data sekunder yang digunakan peneliti adalah referensi berupa buku, internet, data sensus, dan lain-lain yang mendukung dalam pencarian data tambahan.

3.2.2. Jenis Penelitian

Menurut Malhotra (2010) terdapat 2 jenis penelitian, yaitu Exploratory Research Design dan Conclusive Research Design. Exploratory Research Design adalah jenis desain penelitian yang memberikan wawasan dan pemahaman situasi disuatu masalah yang dihadapi oleh si peneliti (Malhotra, 2010). Sedangkan Conclusive Research Design adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk pengambilan keputusan yang berguna dalam menentukan, mengevaluasi, dan memilih alternatif terbaik dalam memecahkan suatu masalah (Malhotra, 2010).

(12)

Conclusive Research Design dibagi kedalam 2 jenis, yaitu Descriptive Research dan Causal Research. Menurut Malhotra (2010), Descriptive Research adalah riset yang dilakukan untuk mendeskripsikan suatu hal berdasarkan fungsi karakteristik pasar. Sedangkan Causal Research adalah riset yang dilakukan untuk mengetahui suatu hubungan sebab-akibat dari variabel yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan Descriptive Research yang dilakukan dalam 1 waktu tertentu dan hasil penelitian tersebut hanya mempresentasikan keadaan saat itu (Cross-Sectional Design). Dengan menggunakan kuisioner peneliti akan menggambarkan kriteria yang saat ini diperlukan dalam proyek dan bagaimana keadaan proyek yang saat ini ingin tetap dikembangkan atau ditinggalkan.

3.3. Ruang Lingkup Penelitian 3.3.1. Target Populasi

Menurut Malhotra (2010), target populasi adalah kumpulan dari beberapa elemen yang ditetapkan peneliti untuk menjadikannya objek penelitian. Populasi merupakan sebuah gabungan dari berbagai elemen yang memiliki kesamaan karakteristik dan digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam suatu penelitian. Pada penelitian ini, target populasi yang ditetapkan peneliti adalah pemegang kekuasaan pada proyek yang ada dan anggota karyawan yang menangani proyek itu sendiri.

(13)

3.3.2. Sampling Technique

Sampling Technique memiliki dua teknik yang dapat digunakan, yaitu Probability Sampling Techniques dan Nonprobability Sampling Techniques (Malhotra, 2010). Maka dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber : Malhotra, 2010 Gambar 3.7 Sampling Technique

Probability Sampling Techniques merupakan teknik sampling yang digunakan dalam melakukan proses seleksi sampel dimana semua orang memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel dari penelitian tersebut.

Sedangkan Nonprobability Sampling Technique adalah teknik sampling dimana tidak semua orang memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian tersebut.

(14)

Pada penelitian ini digunakan teknik Nonprobability Sampling Techniques dengan menggunakan pendekatan Judgemental Sampling.

Judgemental Sampling adalah suatu elemen populasi tertentu yang dipilih oleh peneliti berdasarkan pertimbangan peneliti (Malhotra, 2010). Teknik ini digunakan karena peneliti memerlukan informasi sesuai dengan pengetahuan populasi yang ada dan memiliki keahlian dibidang yang sedang diteliti.

3.3.3. Sampling Size

Menurut Arikunto (2013:104), jika populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah subyek yang diambil adalah keseluruhannya dengan menggunakan angket/kuesioner. Sehingga penelitian tersebut dapat dikatakan sebagai penelitian sensus.

Sedangkan menurut Utsman Ali (2014), sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen populasi diselidiki satu persatu.

Data yang diperoleh dari sensus adalah data yang sebenarnya (true value) atau sering disebut parameter.

Menurut Ruslan (2008:142), alasan penelitian menggunakan sensus adalah peneliti sebaiknya mempertimbangkan untuk meneliti keseluruhan elemen-elemen dalam populasi, jika elemen populasi relatif sedikit dan variabilitas setiap elemennya tinggi (heterogen) maka sensus layak dilakukan.

Pada penelitian ini populasi diambil sebanyak 5 orang dan menggunakan penelitian sensus sebagai ukurannya. Hal ini dikarenakan

(15)

pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan melibatkan 5 orang yang memiliki jabatan berbeda pada PT Syngenta Indonesia.

3.4. Teknik Analisa Data

3.4.1. Teknik Analytical Hierarchy Process (AHP)

Teknik Analytical Hierarchy Process adalah teknik yang digunakan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang kompleks ke dalam bentuk struktur hirarki yang terstruktur. Dengan melakukan pembobotan pada tiap variabel, AHP dapat membantu dalam pengambilan keputusan dalam beberapa permasalahan.

(16)

Tabel 3.1 Isi Kuesioner Penilaian Perbandingan Tiap Kriteria

Sumber : Data diolah peneliti

Kriteria Nilai Pembobotan

Kriteria More important than Equal Less important than

Kelayakan

Operasional 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Dampak Kepada Pelanggan Kelayakan

Operasional 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dampak Financial Kelayakan

Operasional 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Komitmen Manajemen

&

Keterlibatan Karyawan Kelayakan

Operasional 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Potensi Berkembang dan

Pembelajaran Dampak

Kepada Pelanggan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dampak Financial Dampak

Kepada Pelanggan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Komitmen Manajemen

&

Keterlibatan Karyawan Dampak

Kepada Pelanggan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Potensi Berkembang dan

Pembelajaran Dampak

Financial 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Komitmen Manajemen

&

Keterlibatan Karyawan Dampak

Financial 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Potensi Berkembang dan

Pembelajaran Komitmen

Manajemen

&

Keterlibatan Karyawan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Potensi Berkembang dan

Pembelajaran

(17)

Tabel penelitian pada 3.1 merupakan tabel penilaian perbandingan diisi berdasarkan pendapat dari para responden yang telah ditentukan menggunakan skala pengukuran menurut Thomas L. Saaty.

Tabel 3.2 Kuesioner Penilaian Perbandingan Alternatif

Sumber : Data diolah peniliti A1 = Alternatif proyek ePartnerGrow retailer 1 A2 = Alternatif proyek ePartnerGrow retailer 2 A3 = Alternatif proyek Channel Partner System

Pada tabel 3.2 dapat dilihat hirarki AHP untuk menemukan alternatif sebagai bagan hirarki pengambilan keputusan dalam pemilihan proyek pada suatu perusahaan. Pada tabel 3.2 kuesioner dibuat guna mengetaui pembobotan tiap alternatif dilihat dari kriteria dan sub kriteria yang ada.

Alternatif Nilai Pembobotan

Alternatif More important than Equal Less important than

A1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A2 A1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A3 A2 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A3

(18)

Sumber : Data diolah peneliti

Gambar 3.8 Hierarchical Structure of Project Selection

Pada gambar 3.8 digambarkan secara langsung hirarki yang membantu dalam menguraikan sebuah permasalahan yang kompleks.

3.4.2. Penggunaan Perangkat Lunak Expert Choice

Expert Choice merupakan perangkat lunak (software) yang mendukung collaborative decision dan sistem perangkat keras (hardware) yang memfasilitasi grup pembuatan keputusan yang lebih efisien, analitis,

(19)

dan yang dapat dibenarkan. Pada dasarnya Expert Choice juga memungkinkan interaksi real time dari tim manajemen untuk mencapai konsensus dalam menentukan keputusan. Perangkat lunak Expert Choice merupakan aplikasi yang fleksibel sehingga dapat memungkinkan personal maupun departemen untuk dapat mengubah nilai dari kriteria-kriteria yang ada, bahkan dapat digunakan untuk banyak kriteria.

Expert Choice biasanya dilakukan pada : 1. Alokasi sumber daya

2. Vendor seleksi 3. Perencanaan strategis

4. Manajemen sumber daya alam 5. Tugas beresiko

6. Manajemen proyek

7. Manfaat atau biaya analisis

Pada dasarnya ada beberapa tahapan dalam penggunaan Expert Choice, yaitu:

1. Tahap pertama, menentukan tujuan, kriteria, sub kriteria, dan alternatif dalam permasalahan yang ada.

2. Tahap kedua, menentukan pembobotan dari masing-masing kriteria yang ada.

3. Tahap ketiga, penentuan alternatif berdasarkan penilaian kriteria pair- wire comparation.

(20)

4. Tahap keempat, pengujian sintesis dan penyajian analisa data penentuan alternatif.

Perangkat lunak Expert Choice pada dasarnya juga menyediakan struktur untuk seluruh proses pengambilan keputusan, sebuah alat yang memfasilitasi kerjasama antara beberapa pihak yang berkepentingan, analisis pengambilang keputusan, meningkatkan komunikasi, memberi keputusan yang lebih cepat, dokumentasi proses pengambilan keputusan, sebuah konsensus keputusan, dan juga keputuhan akhir yang lebih baik dan dapat dibenarkan.

3.5. Definisi Operasional Variabel

Dalam mengukur tiap kriteria yang ada dalam penelitian diperlukan sub kriteria yang sesuai untuk mengukur variabel yang ada secara akurat.

Definisi operasional pada penelitian ini disusun berdasarkan teori yang mendasari dengan indikator pertanyaan seperti tabel dibawah:

Tabel 3.3 Tabel Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional

Variabel

Dimensi Measurement Jurnal

Referensi Scalling

1 Operational Feasibility

Operational Feasibility adalah ukuran sebaik apa

solusi tersebut akan berkerja dalam organisasi

Proses yang efisien

Pesanan yang terorganisir secara efektif

dengan inventaris yang

minimum

S. Venodh

& Vikas Swarnakar

(2015)

1 - 9

(21)

(Whitten et al, 2004)

Durasi proyek

Total waktu yang diambil

oleh proyek dari awal hingga akhir

untuk dapat menyelesaikan proyek tersebut

1 – 9

Ketersediaan sumber daya

dan ketersediaan

informasi

Meliputi pengetahuan

dan pengalaman

yang digunakan

untuk mendukung

keputusan tersebut

1 - 9

Kemampuan teknologi

Penilaian mengenai kemampuan kerja teknologi

yang digunakan

1 - 9

2 Customer Impact

Customer Impact adalah tentang

melayani dan membangun hubungan jangka

panjang yang

Kepuasan pelanggan

Pengukuran mengenai bagaimana produk dan layanan diproduksi

S. Venodh

& Vikas Swarnakar

(2015)

1 - 9

(22)

bernilai tambah dan menguntungkan dengan pelanggan

atau klien, baik itu external maupun internal

(Varsha, 2011)

untuk memenuhi permintaan pelanggan

Keluhan pelanggan

Pengaduan dalam informal

yang diberikan secara langsung oleh

pengguna kepada perusahaan

untuk diselesaikan masalah atau layanan terkait

produk

1 – 9

Jalan bisnis baru

Membuat suatu kemajuan ke

arah memanfaatkan peluang bisnis

baru

1 – 9

3 Financial Impact

Pengeluaran atau penurunan pendapatan yang

timbul dari bencana, perubahan dalam

kondisi pasar,

Pengurangan biaya proyek

Proses untuk mengamati, mencari, dan

menghapus pengeluaran

yang tidak beralasan dari

S. Venodh

& Vikas Swarnakar

(2015)

1 – 9

(23)

kegagalan suatu produk, atau kejadian lain diluar kendali

manajemen (Bussines Dictionary, 2018)

proyek untuk meningkatkan

laba pada perusahaan

Pengembalia n investasi

Investasi yang dilakukan menghasilkan

manfaat bagi para investor atau pemberi

dana

1 – 9

4

Management Commitment

& Employee Involvement

Komitmen manajemen adalah inisiatif

secara sadar untuk strategi

organisasi (Ahmed &

Parasuraman, 1994), Employee

Involvement merupakan rasa

ketertarikan secara emosional

Komitmen manajemen

puncak

Partisipasi pejabat tingkat

tertinggi di organisasi mereka untuk

upaya peningkatan

kualitas S. Venodh

& Vikas Swarnakar

(2015)

1 – 9

Semangat dan motivasi

anggota tim

Semangat dan antusiasme yang dimiliki

oleh setiap anggota tim

1 – 9

Peningkatan keikutsertaan

karyawan

Partisipasi reguler karyawan dalam kegiatan

peningkatan

1 – 9

(24)

dengan pekerjaan (Macleod,2009)

kegiatan dalam organisasi.

5

Learning and Growth Potential

Learning adalah proses dimana

pengetahuan membuat transformasi pada

pengalaman (Kolb, 1984).

Growth Potential adalah kemungkinan matematis bahwa

bisnis akan menjadi lebih besar (Business Dictionary, 2018)

Pelatihan dan pendidikan berkelanjutan

Pendekatan dalam pembelajaran bagi karyawan

yang berguna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan yang diberikan

oleh para ahli.

S. Venodh

& Vikas Swarnakar

(2015)

1 - 9

Mempertaha nkan tingkat

pelanggan

Rasio jumlah pelanggan yang berisiko

1 – 9

Berbagi informasi transparan

Membagi kepada seluruh

organisasi mengenai informasi yang

ada sehingga transparan.

1 – 9

Sumber : Data diolah peneliti

Referensi

Dokumen terkait

pengujian hipotesis daya tahan jantung paru (X 1 ) dan daya tahan otot tungkai (X 2 ) terhadap kemampuan tendangan sabit (Y) pada Atlet Putra Pencak Silat UKM Unsyiah

karakteristik manusia dan dalam bidang pendidikan merupakan hasil belajar. Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar dan memiliki peran penting. Keberhasilan

Kertas ini mengkaji corak kemeruapan harga saham sektor ekonomi di Bursa Malaysia, di samping mengenal pasti sektor yang meruap secara berkelangsungan bagi tempoh masa sebelum,

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa spesies burung rangkong (Bucerotidae) yang terdapat di pegunungan Gugop Kemukiman Pulo Breuh Selatan Kecamatan Pulo Aceh

1) Dalam Pelaksanaannya Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau sudah menjalankan kewenangannya, sebagaimana kewenanganya yang diatur dalam pasal 8 Undang-Undang

Bu nedenle kredi aynı tarihte (14/12/2014) kapatıldığında ilgili ayda tahakkuk eden peşin komisyon tutarı olan 1.268,81 TL ve geri kalan sekiz aya ilişkin itfa edilmemiş

dengan menawarkan sejumlah kemudahan. Ditambah dengan pembeli digital Indonesia diperkirakan mencapai 31,6 juta pembeli pada tahun 2018, angka ini meningkat dari

Pola pemeriksaan kehamilan di 5 puskesmas PONED berdasarkan data sekunder ditemukan bahwa kunjungan K1 pada dua tahun terakhir (2010-2011) menuju ke K4 malah menurun. Dengan