• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Bersyukurlah senantiasa Bersyukur itu kehendak Tuhan. Bersyukur bukan berarti pasif, malas, atau tidak mau bertindak apa-apa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "2. Bersyukurlah senantiasa Bersyukur itu kehendak Tuhan. Bersyukur bukan berarti pasif, malas, atau tidak mau bertindak apa-apa."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP

Kasih dan ucapan syukur atas anugerah Tuhan pada kita orang berdosa, dapat menolong kita mengatasi sikap bersungut-sungut dan tidak berterima kasih yang muncul karena kelaziman.

APLIKASI

Bagaimana supaya kita tidak menjadi orang yang bersungut-sungut dan tidak tahu berterima kasih:

1. Perhatikan hidup kita

• Lihatlah seluruh sisi hidup kita dan hitung berkat yang telah kita terima dari Tuhan, lewat orang-orang dan peristiwa.

2. Bersyukurlah senantiasa

• Bersyukur itu kehendak Tuhan.

• Bersyukur bukan berarti pasif, malas, atau tidak mau bertindak apa-apa.

3. Kasihilah mereka yang telah ada buat kita.

• Suami: kasihi istri dan jangan berlaku kasar.

• Istri: tunduk/hormatilah suamimu.

• Anak-anak: taatilah orang tuamu, itu indah di mata Tuhan.

• Orangtua: jangan sakiti hati anak hingga ia tawar hati.

• Orang-orang yang bekerja: kerjakan segala sesuatu untuk Tuhan, bukan semata-mata untuk membuat senang atasan atau klien atau pelanggan. Ingat Tuhan adalah majikan yang sejati.

• Para majikan: berlaku adil dan jujur pada bawahan, ingat bahwa kamu juga adalah hamba Tuhan.

• Mau berlaku baik, murah hati, mengampuni, dll, bukan karena ingin dapat kebaikan tapi karena telah menerima kebaikan dan anugerah dari Tuhan.

PERTANYAAN:

1. Ceritakan pengalaman merasakan sesuatu (contoh: barang, hobi, pekerjaan, dll) menjadi lazim. Mungkin awal mulanya kita senang sekali atau antusias dengan sesuatu itu, tapi lama-lama kita menjadi biasa hingga bosan bahkan tidak suka pada sesuatu itu.

(Pertanyaan ini bertujuan sebagai pembuka diskusi anggota Home.)

2. Pernahkah kita merasa sebagai berikut:

• “Saya berhak/layak mendapatkan yang lebih baik atau diperlakukan dengan lebih baik.”

• “Sebagai suami/istri/orang tua/ anak/dll, saya berhak untuk … “

• “Sebagai suami/istri/orang tua/ anak/dll, dia seharusnya … kepada saya “

• “Tuhan seharusnya memberikan … kepada saya “

• Atau sejenisnya?

Jika pernah, ceritakan pengalaman mengapa kita sampai merasa seperti itu?

Bagaimana Anda mengatasi perasaan seperti itu?

(Pertanyaan ini untuk menggali pengalaman anggota Home dengan sikap bersungut-sungut dan tidak berterima kasih)

3. Adakah cara-cara praktis lain yang bisa kita lakukan kepada Tuhan, pasangan, orang tua, anak, teman- teman, atasan, bawahan, dll untuk menunjukkan bahwa kita bersyukur atas mereka dan mengasihi mereka?

(Jawaban dari pertanyaan ini diharapkan dapat menginspirasi ide untuk saling menunjukkan kasih dan ucapan syukur kepada Tuhan dan kepada orang-orang yang ada di sekeliling kita)

RK20210214 Ariel Obadyah

“Lazim”

(2)

https://youtu.be/yhIMl3acuGQ

Ingatkah kita akan perasaan-perasaan menyenangkan dan luar biasa ketika kita:

- Mendapatkan barang sudah lama kita idam-idamkan? Setelah menabung sekian lama, akhirnya..

- Menerima perlakuan manis/ kebaikan/ perhatian/ cinta dari orang yang kita cintai.

- Mencapai target/ prestasi/ mimpi yang selama ini kita kejar.

Seiring waktu, perasaan luar biasa itu luntur, dan semua yang awalnya luar biasa menjadi

BIASA

, menjadi

LAZIM

: - Hal yang tadinya kita pikir istimewa/ spesial/ luar biasa, berubah menjadi murah bahkan tidak lagi berharga.

- Kebaikan yang awalnya kita ingin lakukan, karena menjadi lazim, sekarang menjadi suatu keharusan.

“Ya memang sudah seharusnya seperti itu.”

- Pemberian yang kita terima dengan hati bersyukur sekarang menjadi tuntutan.

“Memang dia selayaknya melakukan itu. Memang saya seharusnya menerima itu.”

- Barang yang dulu kita kagumi karena begitu memukau kini menjadi memuakkan karena menjadi beban (harus dipelihara/ dibersihkan), sampai kita tidak sabar ingin menyingkirkannya.

Orang yang dulu asyik dan menyenangkan, membuat kita tertarik untuk membangun hubungan dengannya, setelah sekian lama bersama dengannya menjadi menyebalkan. Atau yang dulu kelihatannya cool, tenang, sabar, sekarang di mata kita koq diam-diam saja, tidak ada kehidupannya, pasif, dan membosankan.

Hal ini dikenal sebagai familiarity breeds contempt (kelaziman melahirkan penghinaan), di mana saat kita begitu lazim dengan suatu, mengenalnya begitu dalam, tahu segala seluk-beluknya, lama-lama kita cenderung mengabaikannya, menganggapnya sebagai suatu yang jelek/ murahan, bahkan segala kebagusan yang tadinya kita kagumi menjadi luntur. (https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/familiarity-breeds-contempt).

Pengkotbah 2:1-11

1 Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun sia-sia."

2 Tentang tertawa aku berkata: "Itu bodoh!", dan mengenai kegirangan: "Apa gunanya?"

3 Aku menyelidiki diriku dengan menyegarkan tubuhku dengan anggur, --sedang akal budiku tetap memimpin dengan hikmat--,dan dengan memperoleh kebebalan, sampai aku mengetahui apa yang baik bagi anak-anak manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka yang pendek itu.

Raja Salomo dikatakan oleh Alkitab bahwa tidak ada raja sebelum dan sesudahnya yang sepertinya, ia adalah orang hebat. Ia menulis pengalamannya di dalam Pengkotbah. Apakah sebuah kesimpulan yang ceroboh atau berlebihan bila kesenangan, kegirangan, tertawa dianggap bodoh dan tidak ada gunanya? Salomo memperjelas maksudnya:

4 Aku melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, mendirikan bagiku rumah-rumah, menanami bagiku kebun-kebun anggur;

5 aku mengusahakan bagiku kebun-kebun dan taman-taman, dan menanaminya dengan rupa-rupa pohon buah-buahan;

6 aku menggali bagiku kolam-kolam untuk mengairi dari situ tanaman pohon-pohon muda.

7 Aku membeli budak-budak laki-laki dan perempuan, dan ada budak-budak yang lahir di rumahku; aku mempunyai juga banyak sapi dan kambing domba melebihi siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku.

8 Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan emas, harta benda raja-raja dan daerah-daerah. Aku mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita-biduanita, dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak gundik.

Salomo memiliki segalanya, mainan yang bisa dinikmati seumur hidupnya, hal-hal/ kesenangan yang orang cari dan kita pikir akan membuat happy, tidak akan membuat bosan. Tapi apa kesimpulan Salomo?

9 Dengan demikian aku menjadi besar, bahkan lebih besar dari pada siapapun yang pernah hidup di Yerusalem sebelum aku; dalam pada itu hikmatku tinggal tetap padaku.

10 Aku tidak merintangi mataku dari apapun yang dikehendakinya, dan aku tidak menahan hatiku dari sukacita apapun, sebab hatiku bersukacita karena segala jerih payahku. Itulah buah segala jerih payahku.

11 Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari.

Ternyata seseorang yang telah mendapatkan segala-galanya, ia tetap merasakan lazim, bosan, bahkan juga sia-sia.

(3)

Ternyata mendapatkan segala sesuatu bukan merupakan jawaban untuk kebahagiaan. Dan kabar buruknya,

kecenderungan dosa manusia memiliki kemampuan untuk mengubah kelaziman menjadi sungut- sungut dan sikap tidak tahu terima kasih

.

Saat kita merasakan kelaziman, bisa berbuah kepada sikap bersungut-sungut dan tidak tahu terima kasih yang bisa muncul dalam ekspresi kita sehari-hari, dan itu bukan suatu sikap yang baik:

- “Saya berhak/ layak mendapatkan yang lebih baik atau diperlakukan dengan lebih baik.” – ini sungut-sungut.

- “Sebagai suami/istri, orang tua/anak, bos/atasan/pegawai, dll:

o saya berhak untuk …”

o dia seharusnya … (cinta sama saya/ perhatian sama saya/ mengurus saya/ membahagiakan saya/ nurut apa kata saya).” – ini tuntutan.

- Dan yang paling seram saat orang-orang berkata, “Tuhan seharusnya memberikan … kepada saya. Kalau Tuhan baik maka seharusnya begini/ selayaknya begini. Saya berhak begini.”

Efesus 2:1-9

1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.

3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

(ayat 1) Paulus mengawali dengan kata mati, pelanggaran, dan dosa. Paulus mau mengingatkan jemaat Efesus

tentang siapa mereka sebelumnya, bahwa mereka adalah orang-orang jahat yang mengikuti hawa nafsu.

(ayat 3) Tapi bukan hanya jemaat Efesus, Paulus dan para Rasul (para pemimpin rohani) pun dulu seperti itu. Dan

akhir bagi orang-orang yang mengikuti kehendak daging, jahat, dan durhaka itu adalah harus dimurkai.

Sebagai manusia zaman sekarang, itu juga kondisi kita: kita semuanya seharusnya dimurkai oleh Tuhan.

4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,

5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan--

6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, 7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.

8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.

Kesimpulannya:

-

Sebagai manusia berdosa

, kalau kita membicarakan tentang layak/ tidak layak atau berhak/ tidak berhak, kita tidak berhak atas apa pun.

Yang layak kita dapatkan hanya hukuman dan murka Tuhan

. Di mata Tuhan kita semua orang berdosa.

-

Tapi Tuhan yang kaya akan rahmat itu memberikan kita anugerah lewat Kristus Yesus, sehingga kita bisa selamat bahkan menikmati kebaikan selama-lamanya

.

Bukan hanya selamat, kita juga memperoleh sukacita di muka bumi, bahkan Tuhan menjadikan kebaikan yang lebih lagi di kekekalan nanti. Jadi kebaikanNya belum selesai akan berjalan terus sampai selama-lamanya.

Kalau kita mengerti ini sebagai dasar, maka sebenarnya apa sih yang kita layak tuntut dari kehidupan ini, selain keadilan Tuhan yang berkata bahwa kita seharusnya dihukum?

Tapi kita bisa bersyukur dan berterima kasih akan betapa besarnya anugerah Tuhan. Paling tidak kalau kita mengerti hal ini, kita bisa mengubah cara pandang kita terhadap kelaziman.

(4)

Bagaimana agar kelaziman tidak berubah menjadi sikap bersungut-sungut dan tidak tahu berterima kasih?

1| Perhatikan hidup kita

-

Lihat ke kebelakang, ada begitu banyak kebaikan yang telah kita terima di masa lalu. Kita sampai di titik ini sekarang bukan semata-mata berkat diri kita sendiri

(bukan I’m a self made man).

Kita tidak bisa mengajar diri kita sendiri untuk makan dengan benar, berjalan, membaca, dan menulis. Kita berhutang kepada begitu banyak orang bahkan sampai hari ini.

-

Lihat ke samping, akan keberadaan siapa dan apa yang bersama kita saat ini. Kita memiliki lebih banyak dari yang kita butuhkan

.

Kadang kita bosan karena memiliki terlalu banyak. Sepatu dan jam tangan kita jauh lebih banyak daripada kaki dan tangan kita. Kalau kita menghitung, kita akan menyadari bahwa kita adalah orang yang kaya dan diberkati.

-

Lihat ke dalam, betapa kita bukan orang yang mudah. Kita sebenarnya tidak layak atas kebaikan yang telah kita terima.

Tetapi syukur ada orang-orang yang sabar terhadap kita, mau menanggapi kita, berbuat baik, membalas kebaikan kita, bahkan berbuat baik kepada kita sekalipun kita menyebalkan sekali di matanya. Saya yang begitu menyusahkan tapi ada orang-orang yang mau menerima saya.

-

Lihat ke atas, kepada anugerah dan kesabaran Tuhan akan keberdosaan kita. Kita telah berdosa dan memberontak, tapi Tuhan mau mengasihi kita dan kasihNya tidak berubah

.

Saat kita memperhatikan hidup kita, “ingat kasihNya, ingat kebaikanNya, dan anugrahNya selamatkanku” – seperti yang dikatakan sebuah lagu lama. Kita tidak melupakan kebaikan Tuhan, kita penuh ucapan syukur, hidup saya luar biasa, bahkan tidak ada yang lazim dalam hidup saya.

2 | Bersyukurlah senantiasa

Mengucap syukur adalah nasihat yang sangat lazim dan seringkali dikeluarkan di saat yang tidak tepat, yaitu ketika orang sedang down, “Bersyukur.. Masih mending.. Masih untung..” - sehingga membuat kesal yang mendengarnya karena itu lagi, itu lagi yang diomongin.

1 Tesalonika 5:18

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

-

Mengucap syukur dengan apa yang kita miliki hari ini, dalam segala hal.

Banyak orang ingin tahu apa kehendak Tuhan tetapi gagal melihat poin atau kehendak Tuhan yaitu mengucap syukur dalam segala hal.

Orang ingin punya mobil: yang warna biru atau merah ya? Mungkin kehendak Tuhan pertama-tama adalah kita bersyukur dengan mobil kuning yang kita sekarang miliki, mobil yang menurut kita menyebalkan, yang kita sudah bosan karena sudah ketinggalan zaman.

-

Bersyukur bukan pembenaran untuk tidak mengupayakan kemajuan atau bersikap malas

.

Banyak yang berkata, “Makanya bersyukur saja.” - hanya sebagai pembenaran untuk tidak berbuat apa-apa, hanya pasif.

-

Bersyukur justru menjadi perayaan pencapaian saat ini, menjadi kekuatan untuk terus maju, dan semangat dalam kegagalan

.

Kita sudah mencapai titik ini, belum ke mana-mana, bersyukurlah sudah mencapai titik ini.

Kalau kita mau maju terus, mau membuat perubahan-perubahan, mau mencapai sesuatu yang lebih tinggi lagi, bersyukur memberi kita kekuatan untuk berjalan terus.

Dan bersyukur menjadi semangat saat kita menghadapi kegagalan, bahwa pada akhirnya Tuhan itu baik, bahwa saya diberkati, bahwa saya dikelilingi oleh hal-hal yang tidak lazim yang baik bagi hidup saya.

(5)

3 | Kasihilah mereka yang telah ada bagi kita

Kita yang telah menerima kasih Tuhan, maka bagian kita adalah mengasihi orang lain seperti Yesus telah mengasihi kita. Khususnya bagi mereka yang telah lama dan tetap bersama kita, kasihi dan hormati mereka

.

Kita suka menganggap remeh mereka yang mungkin sudah berubah:

- Mungkin mereka tidak secantik/ selangsing dulu.

- Dulu dia rajin sekarang sudah mulai lamban.

- Dulu anak kita penurut, sekarang melawan terus.

- Dulu orang tua saya selalu ada waktu buat saya, sekarang kok susah; dulu kalau minta apa-apa gampang, sekarang kok jadi pelit.

Orang berubah, seperti kita juga berubah, maka kita perlu tetap mengasihi.

Kolose 3:12-17

12 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.

13 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Paulus berpesan kepada kita, orang-orang pilihan Tuhan, bahwa kita yang sudah menerima kasih karunia Tuhan, yang diselamatkan, dikuduskan, dan dikasihiNya; untuk mengenakan belas kasihan, kemurahan, dan ujungnya mengenakan kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Kasih kita bisa ekspresikan dengan banyak cara, salah satunya dengan mengampuni.

Orang-orang itu mungkin sudah berubah, tidak lagi perform sebaik dulu. Mereka mungkin berganti jadi orang yang menyebalkan bagi kita, ampunilah. Ampuni karena dia telah berbuat baik kepada kita, ya betul; tapi terlebih lagi, yang lebih tinggi, karena Tuhan telah mengampuni kita, orang yang selayaknya tidak mendapatkan apa-apa selain hukuman.

15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.

Dan bersyukurlah.

16 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.

17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.

Kata mengucap syukur diulang sampai dengan tiga kali dalam dalam bacaan tadi.

- (ayat 15) Orang yang bersungut dan tidak terima kasih, apakah mereka hidup dalam damai? Tidak. Kekayaan

pun tidak menjamin kedamaian. Pada akhirnya orang-orang yang happy adalah orang hidupnya yang memiliki damai sejahtera. Bahkan di dalam kondisi mereka yang buruk sekalipun, mereka memiliki damai.

Damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita.

- (ayat 16) Dan kita akan penuh mengucap syukur, bersyukur, dan bersyukur, dan bersyukur.

- (ayat 17) Dan pesan kuncinya adalah: apa pun yang kita lakukan, lakukanlah di dalam nama Tuhan Yesus.

Maksudnya: kita mengerjakannya dengan mata yang tertuju kepada Tuhan, seperti untuk Tuhan, dalam kehendak Tuhan, dalam koridor Firman Tuhan. Dengan demikian kita melakukan sesuatu yang menyenangkan Tuhan.

(6)

Banyak yang dapat kita lakukan untuk mengasihi keluarga kita dan orang lain. Untuk prakteknya, Paulus memberi teguran dan memberikan janji kepada orang-orang per kelompok:

Kolose 3:18-21

18 Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.

19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.

20 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.

21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

- [ISTRI] Suami kita mungkin bukan lagi orang yang layak dihormati. Dia mungkin sudah banyak melakukan kesalahan, mungkin segala kehebatannya sudah jadi biasa di mata kita, sudah ketinggalan, sudah tidak up to date. Mungkin dia jadi beban buat kita karena semakin tua semakin pikun, tidak tahu apa-apa, lupa taruh barang di mana dan dicari tidak ketemu. Tetapi tunduklah kepada suamimu, itu perintah Tuhan.

- [SUAMI] Istri kita mungkin tidak secantik dan selincah dulu, mudah capek. Hanya karena dia lebih lambat menyuguhkan makanan, bukan pembenaran bagi kita untuk berkata kasar menyakiti perasaannya. Tetap kasihi dia.

- [ANAK-ANAK] Orang tua suka mengingatkan kita, suka “begini-begitu” yang bagi kita menyebalkan, tapi kalau kita mentaati Firman Tuhan yaitu mentaati orang tua kita, kita sedang melakukan yang indah di mata Tuhan.

- [ORANG TUA] Jangan menyakiti hati anakmu bukan berarti kita tidak boleh menyinggung perasaannya karena sebagai orang tua, kita tidak bisa tidak, akan menegur dan mungkin menyakiti perasaan anak kita.

Firman Tuhan bukan berkata untuk menjagai hati anak kita supaya jangan tersinggung, tapi terkadang ada perkataan/ tindakan kita yang menyakitinya, yang membuatnya tawar hati, “Ah percuma aku jadi anak yang baik, perbuatanku tidak dihargai. Aku sepertinya tidak berhasil menyenangkan orang tuaku. Aku tidak mencapai apa-apa.” Jangan membuat anak kita tawar hati.

Kolose 3:22-25, 4:1-2

22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.

23 Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.

25 Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.

1 Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga.

2 Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.

Saat itu ada kemungkinan bahwa hamba-hamba serta tuan-tuan di jemaat Kolose sama-sama orang Kristen, sehingga mereka bisa saja datang ke tempat beribadah yang sama.

- [HAMBA-HAMBA] Mereka ini bukan pegawai atau karyawan, tetapi budak. Bukan seperti perbudakan orang kulit hitam, tetapi mereka ini orang-orang yang bekerja kepada orang untuk membayar hutang, sehingga suatu hari nanti akan dibebaskan. Paulus tidak mengajak hamba-hamba ini untuk memberontak kepada Tuan mereka, tetapi menasihati mereka untuk bekerja dengan tulus hati. Bukan asal Bapak senang tetapi kerjakanlah seperti untuk Tuhan. Dialah Bos kita yang paling besar, Tuan kita yang utama.

Demikian pula kita yang mungkin sebal dengan kondisi work from home, tapi kita sebenarnya sedang bekerja kepada Tuhan. Dan kalau kita memiliki mentalitas seperti itu, pekerjaan kita bukan pekerjaan yang lazim, tapi pekerjaan yang luar biasa, karena kita melayani Raja segala Raja.

- [TUAN-TUAN] Kepada para majikan Kristen, Paulus menasihati supaya jangan mereka mengira berada di puncak sehingga bebas memperlakukan orang seenak hati. Ingat bahwa mereka pun seorang hamba yang memiliki tanggung jawab kepada Tuan di surga.

Di bagian akhir Paulus menutup dengan kembali menekankan kepada kita untuk: mengucap syukur.

Saat kita mengasihi, kita menunjukkan bahwa kita tidak mau jatuh ke dalam kelaziman yang membawa kita kepada bersungut-sungut dan sikap tidak tahu terima kasih.

(7)

Penulis Ratapan melihat bangsa dan negaranya dijajah, dikalahkan bangsa asing, dan dibuang - tanah airnya hancur berantakan. Tetapi di dalam kondisi yang begitu menyedihkan, ia berkata:

Ratapan 3:21-23

21 Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap:

22 Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, 23 selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!

Di dalam Tuhan tidak ada berkat yang lazim atau berkat yang biasa-biasa saja. Sadarkah kita setiap pagi kita bangun, ada rahmat yang tersedia bagi kita?

Karena kita pasti akan berbuat dosa dan kesalahan lagi. Kalau rahmat Tuhan bisa habis, berhenti, atau expired, maka kalau hari ini kita selamat, besok belum tentu.

Tetapi Tuhan dengan penuh kesabaran dan kasihNya, menolong, membimbing, memberkati, dan melindungi kita - bahkan ketika kita sedang ceroboh-cerobohnya, Tuhan terus menjaga kita. Ketika kita berbuat dosa, saat kita minta Tuhan ampuni, maka Tuhan ampuni. Tuhan terus membentuk kita jadi makin serupa Kristus.

Ketika kita dengan rendah hati mengakui bahwa kita adalah manusia berdosa yang tidak layak mendapat atau menuntut apa-apa, namun telah dikasihi begitu rupa oleh Tuhan, maka kelaziman/

rasa biasa itu mungkin tetap akan terasa, yang adalah manusiawi,

tetapi

inilah yang menolong kita:

kasih dan ucapan syukur akan melampauinya

.

“Saya merasa lazim dengan segalanya, seperti mati rasa dengan istri/suami, anak/orang tua, pekerjaan/kondisi saya hari ini. Saya benar-benar seperti tidak merasakan apa-apa. Saya merasa semua tidak lagi ada harganya.”

Kalau sekarang kita merasakan itu, jangan biarkan hal itu menguasai kita. Kasihi dan cintai, terutama orang-orang yang ada di sekeliling kita, dan ucapkan syukur. Ingat bahwa telah begitu banyak kebaikan yang telah kita terima dan alami, sehingga kelaziman itu bisa kita lewati.

Setiap kali kita melihat sesuatu di sekeliling kita, mungkin kita bosan, tapi jangan bersungut-sungut atau mengeluh, segeralah ingat Tuhan Yesus. Ambil waktu untuk diam dan berdoa, “Tuhan aku mau ingat semua kebaikan yang telah membawaku sampai kepada hari ini.”

-oOo- DOA

Tuhan Yesus terima kasih,

kami orang-orang yang diberkati, kami diberkati bahkan lebih dari apa yang kami butuhkan.

Biarlah hari ini kami mengambil waktu untuk mengingat kebaikan Tuhan Di tahun-tahun yang lewat, hal berat maupun juga yang menyenangkan, Tuhan, Engkau ada di sana, Engkau menolong sampai kami sampai titik ini.

Tuhan terima kasih,

bukan hanya Engkau memberi kasih karuniaMu, Engkau juga tidak membiarkan kami sendirian.

Kami bersyukur buat orang tua, anak, pasangan, rekan sekerja, atasan/bawahan, teman-teman, siapa pun itu,

orang-orang yang ada bersama kami sampai hari ini, yang mungkin tidak semuanya kami suka atau senang berada dekatnya.

Terima kasih Tuhan telah memberikan mereka kepada kami, sehingga kami bisa merasakan begitu banyak sampai hari ini.

Kami tidak mau jatuh ke dalam kelaziman yang membawa kepada sungut-sungut dan tidak tahu terima kasih.

Tapi kamu mengucap syukur dan berterima kasih, dan mau mengasihi mereka seperti kasih yang telah kami terima dari Tuhan.

Biar dengan ini hidup kami tidak pernah merasa lazim karena memang kasih karuniaMu, Tuhan, tidak lazim, kasih karuniaMu selalu baru setiap pagi - terima kasih Yesus buat segala kebaikanMu.

Kami mau menjalani hari-hari kami dengan ucapan syukur karena kami percaya kami diberkati oleh Tuhan.

Amin -oOo-

SONG LIST

1 Yesus PadaMu Kuberseru (Symphony Worship) 2 Manis Kau Dengar (Welyar Kauntu)

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, teknik penyajian hasil analisis data dilakukan dengan memaparkan fakta-fakta berupa kutipan-kutipan dari data yang telah dianalisis sebelumnya, yaitu

Bagaimana saya tanpa salib itu HANYA AKAN MENGHADAPI SATU MASA DEPAN YAITU KEMATIAN DAN NERAKA KARENA UPAH DOSA ADALAH MAUT NAMUN PEMBERIAN ALLAH ADALAH HIDUP YANG KEKAL?. Tapi

Altia Classic Automotive Manufacturing dengan menggunakan metode Work Load Analysis (WLA) dapat di simpulkan bahwa rata-rata beban kerja karyawan pada bagian proses Extruder

Tujuan dari program pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan dan ketrampilan pada guru-guru MIM Tegalampel agar dapat mengidentifikasi jenis-jenis materi OSN

Amonia dapat dikombinasikan dengan asam organik alfa-keto membentuk asam amino baru yang dapat dipakai untuk mensintesis protein mikrobia dan amonia dapat diabsorbsi melalui

Makalah ini bertujuan untuk memberikan pandangan baru kepada masyarakat tentang pembangkit listrik tenaga nuklir yang modern, keuntungan pemanfaatan teknologi

(2008) menyatakan, perbedaan klon harapan kakao yang tahan dan yang rentan hama PBK dapat dilihat pada kontriksi basal buah, kontriksi apeks buah, keadaan permukaan buah, ke-

Time series method berupa analisis deret waktu yang terdiri dari cycle, random variation, dan trend seasonal. Time series method merupakan metode yang tepat dalam melakukan